Anda di halaman 1dari 14

Lembar Kerja Mahasiswa

Tanggal Praktik : 2024

Waktu : 14 : 30

Kelompok :3

Kasus (Diagnosis Medis) : HIV/AIDS

Ketua Kelompok : Tsania Wanda Pratiwi

1. Siti Nasuha

2. Sondang Sianturi

3. Sukroni

4. Tegar Anggi D.

Kasus 3: HIV/AIDS
0
Seorang perempuan berusia 47 tahun masuk ke rumah sakit dengan keluhan utama demam hingga 39 C, batuk dan dispnea non-produktif yang telah

berkembang selama satu minggu terakhir sebelum masuk RS. Pasien pernah diperiksa HIV-positif 5 tahun yang lalu. Pada saat itu jumlah limfosit

CD4-nya adalah 583. Pasien lalu mendapatkan obat Zidovudin, tetapi dia berhenti mengambilnya setelah satu bulan terpai dan tidak kembali lagi ke

dokter untuk tindak lanjut.

Pasien lalu mengalami anoreksia dan kehilangan 30 kg selama 3 bulan terakhir.

Pasien diketahui memiliki riwayat menggunakan heroin dan kokain secara intravena selama periode enam bulan 6 tahun lalu. Pasien tidak merokok

atau minum, tidak memiliki Penyakit Menular Seksual di masa lalu dan tidak aktif secara seksual. Dia tidak memiliki alergi obat yang diketahui.

0
Pemeriksaan fisik: pasien pucat, diaforetik dan dalam gangguan pernapasan akut. Suhu tubuh 38,4 C, frekuensi nadi 96 x/mnt, frekuensi pernafasan

30 x/mnt, Tekanan darah 110/70 mmHg. Terlihat adanya lesi di bagian oral hadir. Pemeriksaan paru-paru mengungkapkan upaya inspirasi yang

buruk dan terdengar suara nafas tambahan. Pasien juga menunjukkan takikardia tetapi tidak ada murmur. Perutnya tidak lembut, dan tidak ada

pembesaran hati atau limpa. Pemeriksaan panggul adalah normal kecuali untuk kandidiasis vagina. Pemeriksaan neurologis normal.

Evaluasi Laboratorium:

Hb: 10.8 g/dl

Leukosit: 17.500/mm3

SGOT: 43 dan SGPT: 41

Trombosit 248 sel/mm3

AGD: 7.48 (pH)/32 (PCO2)/51 (PO2)/23 (HCO3)

CD4 = 235 sel/mm3; CD4% = 11

Level RNA HIV: 234.000 kopi/ml

Sputum yang diinduksi: fluoresensi langsung positif untuk pneumocystis carinii.


Pasien kemudian diberikan terapi trimethoprim/sulfamethoxazole intravena (20 mg/kg/hr trimethoprim dan 100 mg/kg/hr sulfametoxazole) ditambah

prednison 40 mg dua kali sehari. Dua hari kemudian dosis ditingkatkan: laju frekuensi pernapasan turun menjadi 18/menit, saturasi O2 adalah 98%

dengan FiO2 sebesar 21%. Terapi trimethoprim sulfamethoxazole diubah menjadi oral. Pada hari ke 5, ia mengalami demam, ruam morbilliform dan

peningkatan AST, ALT dan alkali fosfatase.

Deskripsikan:

Tujuan Pembelajaran:

1. Mampu menganalisis kasus pasien dengan penyakit HIV/AIDS

2. Memahami lebih dalam mengenai penyakit HIV/AIDS

3. Mengetahui data tambahan apa yang perlu dikaji pada pasienHIV/AIDS

Identifikasi Data Fokus Pengkajian Berdasarkan Kasus

Identifikasi Data penunjang (Laboratorium dan Radiologi) yang sesuai kasus dan interpretasikan hasilnya !

Nama pemeriksaan penunjang yang tertera dalam kasus :


- Hb: 10.8 g/dl

- Leukosit: 17.500/mm3

- SGOT: 43 dan SGPT: 41

- Trombosit 248 sel/mm3

- AGD: 7.48 (pH) / 32 (PCO2) / 51 (PO2) / 23 (HCO3)

- CD4 = 235 sel/mm3; CD4% = 11

- Level RNA HIV: 234.000 kopi/ml

- Sputum yang diinduksi: fluoresensi langsung positif untuk pneumocystis carinii.


Nama pemeriksaan penunjang tambahan yang tepat sesuai rujukan :
- EIA (enzym immunoassay), sebelumnya disebut sebagai ELISA (enzym-linkd immunosorbent assay)
- Western blot
- Viral load
- P24 antigen
Indikasi pemeriksaan:
- EIA (enzym immunoassay), untuk mengidentifikasi antibodi yang ditujukan khusus untuk melawan HIV.
- Western blot, digunakan untuk mengkonfirmasi seropositif kuat ketika EIA positif.
- Viral load, metode amplifikasi target mengukur tingkat RNA atau DNA HV dalam plasma dan telah menggantikan tes penangkapan antigen p24.
- P24 antigen, tes darah untuk mengukur vital protein inti, akurasi tes terbatas karena antibodi p24 berikatan dengan antigen dan membuatnya tidak
terdeteksi.
Nilai Normal Hasil pemeriksaan :
- Hb: 12 – 15 g/dl
- Leukosit: 4.500 – 11.000/mm
- SGOT: 5 – 40 dan SGPT: 7 – 56
- Trombosit: 157.000 – 371.000 sel/mm3
- CD4: 410 - 1590
- AGD: 7,38 – 7,42 (pH) / 38 – 42 (PCO2) / 75 – 100 (PO2) / 22 – 28 (HCO3)
- Level RNA HIV:
Kaitkan dengan kasus pemicu apakah hasil mengarah pada abnormalitas atau tidak?
- Hb: 10.8 g/dl (abnormal)

- Leukosit: 17.500/mm3 (abnormal)

- SGOT: 43 (abnormal) dan SGPT: 41 (normal)

- Trombosit 248 sel/mm3 (normal)

- AGD: 7.48 (pH) (abnormal) /32 (PCO2) (abnormal) /51 (PO2) (abnormal) /23 (HCO3) (normal)

- CD4 = 235 sel/mm3; CD4% = 11 (abnormal)

- Level RNA HIV: 234.000 kopi/ml

Sputum yang diinduksi: fluoresensi langsung positif untuk pneumocystis carinii. (abnormal)

Data Pertanyaan Wawancara :

Keluhan Utama

0
Demam hingga 39 C, batuk dan dispnea non-produktif

- Apa yang pasien rasakan sekarang?


- Apakah pasien merasakan demam?
- Apakah pasien batuk?
- Apakah pasien merasa sesak?
- Apakah pasien merasakan keringat yang berlebih?
- Apakah pasien mengalami kelemahan atau kelelahan?
RPS

Pasien mengalami demam, ruam morbilliform dan peningkatan AST, ALT dan alkali fosfatase.

- Sudah berapa lama pasien merasakan demam?


- Sudah berapa lama pasien mengalami ruam?
- Terdapat ruam di bagian mana saja?
- Data Q: Bagaimana sesak yang dirasakan apakah seperti terhimpit? Apakah yang
membuat sesak membaik/memburuk? Apakah batuknya disertai dahak?
- Data T: Kapan sesak itu muncul? Berapa lama sesak yang dirasakan?

RPD

Pasien diketahui memiliki riwayat menggunakan heroin dan kokain secara intravena selama periode enam bulan 6 tahun lalu
- Apakah sebelumnya pasien pernah dirawat di RS?
- Apakah imunisasi pasien lengkap?
- Apakah pasien memiliki alergi pada makanan atau obat-obatan tertentu?
- Apakah mengkonsumsi obat – obatan yang dijual bebas, jika iya apa dan kapan terakhir memakainya?
- Apakah mengkonsumsi obat – obatan herbal, jika iya apa dan kapan terakhir memakainya?
- Apakah pasien memiliki masalah kesehatan lainnya?
- Apakah pernah mengonsumsi obat – obatan terlarang? Jika iya apa yang dipakai ? dan kapan terakhir mengonsumsi
RPK

- Apakah keluarga pasien mempunyai riwayat penyakit dengan hipertensi, diabetes, stroke, kejang?
- Apakah keluarga pasien memiliki riwayat penyalah gunaan zat atau masalah kejiwaan?
- Apakah keluarga pasien ada yang mengalami keluhan yang sama seperti yang pasien alami?
Psikologis
- Bagaimana pasien memandang dirinya sendiri sebelum sakit ini? Dan bagaimana pasien memandang dirinya sekarang?
- Apakah pasien mengalami gangguan kecemasan saat terdiagnosa penyakit ini?
- Bagaimana pasien mengatasi masalah kecemasan atau stress nya?
Sosial
- Apakah pasien terganggu berinteraksi dengan orang lain?
- Apakah pasien merasa terkucilkan?
- Bagaimana dukungan tetangga terdahap pasien?
Spiritual
- Apakah ibadah pasien terganggu ketika terdiagnosa penyakit ini?
- Apakah kepercayaan pasien punya cara penyembuhan sendiri?
- Apakah kepercayaan pasien mengganggu proses penyembuhan pasien?

Data Fokus pemeriksaan Fisik ( Persistem) sesuai data kasus dan buku rujukan

Keadaan Umum : Pasien pucat


Tanda Vital
Suhu : 38,40C
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 96 x/mnt
Respirasi : 30x/ mnt

Pemeriksaan Fisik
Rambut dan kulit kepala : Rambutnya tumbuh merata, rambut dan kulit kepala nya bersih
tidak ada kotoran seperti ketombe, kutu,dll. Tidak ada lesi
● Mata : Lensa korektif, reaktif dengan cahaya dan akomodasi, tidak ada retinopati
● Hidung :
● Mulut dan Faring : Mukosa bibirnya pucat , terdapat lesi di oral hadir
● Telinga : Kedua telinga simetris, kedua lubang telinga simetris, tidak ada kotoran
dan serumen, telinganya mendenging dan indra pendengarannya berkurang
● Kulit dan otot wajah : Sensasi kulit wajah normal, kekuatan otot masseter dan otot
wajah normal,kemampuan berbicara normal
● Leher dan bahu : Tidak ada benjolan pada leher, tidak ada peningkatan JVP, tidak
adanya nyeri ketika menelan, tidak adanya nyeri tekan, pergerakan leher dan otot
sternokleidomastoid normal
● Dada : upaya inspirasi yang buruk dan terdengar suara nafas tambahan. Pasien juga
menunjukkan takikardia tetapi tidak ada murmur
● Abdomen : tidak lembut, tidak ada pembesaran hati
● Punggung : Punggung simetris, tulang punggung simetris tidak bengkok, tidak ada
nyeri tekan
● Ekstremitas atas :
● Ekstremitas bawah :
● Genitalia : kandidiasis vagina

Dalam buku brunner


Sistem pernapasan
• Perubahan frekuensi pernapasan
• Batuk (kering atau produktif)
• Bunyi paru tidak normal (mengi, ronki, ronki)
• Rinitis: peradangan selaput hidung
• Hiperventilasi: nafas cepat
• Bronkospasme: saluran udara menyempit
Sistem kardiovaskular
• Hipotensi: tekanan darah rendah
• Takikardia: denyut jantung cepat
• Disritmia: gangguan irama jantung
• Vaskulitis: radang pembuluh darah
• Anemia: kurang darah
Sistem Pencernaan
• Hepatosplenomegali: pembengkakan hati atau limpa
• Kolitis: radang usus besar
• Muntah
• Diare
Sistem Genitourinari
• Frekuensi dan rasa terbakar saat buang air kecil
• Hematuria: kencing berdarah
• Discharge
Kulit
• Ruam
• Lesi
• Dermatitis: ruam/bengkak/kemerahan pada kulit
• Hematoma atau purpura: darah mrembes dan terkumpul dibawah kulit
• Edema atau urtikaria
• Peradangan
• Discharge
Sistem Neurosensori
• Disfungsi kognitif
• Gangguan pendengaran
• Perubahan visual
• Sakit kepala dan migrain
• Ataksia: gangguan koordinasi gerak
• Tetani: kram otot, kejang atau tremor.

Buat tofisiologis penyakit (Gambarkan dalam bentuk WOC)


Faktor predisposisi: heroin dan kokain

secara intravena
Wasting sindrom

Terinfeksi HIV
Anoreksia
HIV masuk Ke dalam tubuh

Menyerang Kelenjar limfe, limfa dan sum-


Hilang 30 kg daam 3 bulan
sum tulang belakang
terakhir
Infeksi sel T, Makrofag dan sel dendritic
Invasi Mikroorganisme

kejantung
Defisit Nutrisi

Melekat pada Membran CD4 sel T4 pembantu

Menempel dikatub pericardium

RNA virus masuk ke Sel

Reaksi inflamasi

Imunits tubuh menurun

Stimulasi chemoreseptor

hipotalamus
Resiko infeksi Tubuh rentan mengalami infeksi

Infeksi sistem pernafasan Reaksi peningkatan panas tubuh

PCO2 menurun, PO2 menurun, pH meningkat Demam 38,4ºC

Alkalosis respiratori
Hipertermia

Gangguan pertukaran O2 dan CO2

Gangguan Pertukaran Gas

Diagnosis keperawatan yang diambil (3 diagnosis) (Buat dalam Bentuk Tabel Analisa Data):

No Analisa Data Etiologi Masalah Keperawatan

1. DS : Terinfeksi HIV Gangguan Pertukaran Gas


- Batuk
(D.0003)
- Dipsnea non - produktif selama seminggu
terakhir
HIV masuk ke dalam tubuh
DO :
- PCO2 menurun
- PO2 merunun
Menyerang Kelenjar limfe, limfa dan
- Takikardia
- pH arteri meningkat
sum-sum tulang belakang

- Bunyi nafas tambahan


- Pasien pucat, diaforetik dan dalam gangguan
pernapasan akut. Infeksi sel T, Makrofag dan sel dendritic
- Pola napas abnormal (cepat : 30x/menit)

Melekat pada Membran CD4 sel T4

pembantu

RNA virus masuk ke Sel

Imunits tubuh menurun

Tubuh rentan mengalami infeksi

Infeksi sistem pernafasan

PCO2 menurun, PO2 menurun, pH


meningkat

Alkalosis respiratori

Gangguan pertukaran O2 dan CO2

Gangguan Pertukaran Gas

2. DS : - Terinfeksi HIV Defisit Nutrisi

DO : (D.0019)

Wasting sindrom
- Anoreksia

- Hilang 30 kg dalam 3 bulan terakhir


Anoreksia

- Terlihat adanya lesi di bagiam oral hadir.

Hilang 30 kg daam 3 bulan terakhir

Defisit Nutrisi
3. DS : Infeksi sel T, Makrofag dan sel dendritic Hipertermia

- Pasien mengeluh demam (D.0130)

Invasi Mikroorganisme kejantung


DO :

- Suhu tubuh 38,4ºC Menempel dikatub pericardium

Reaksi inflamasi

Stimulasi chemoreseptor hipotalamus

Reaksi peningkatan panas tubuh

Demam 38,4ºC

Hipertermia

4. DS : - Terinfeksi HIV Resiko Infeksi

DO : (D.0142)

- Terdapat kandidiasis pada vagina.


Tubuh rentan mengalami infeksi
Resiko infeksi

Tujuan, Kriteria Hasil dan Intervensi yang dirumuskan (Buat Dalam Bentuk Tabel Rencana Keperawatan)

No Diagnosis Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (SIKI) Aktifitas (SIKI)
(SLKI)

1. Gangguan pertukaran gas b.d Setelah dilakukan intervensi Pemantauan Respirasi Observasi
ketidakseimbangan ventilasi – perfusi d.d keperawatan selama 3 x 24 - Monitor frekuensi, irama,
Ds : jam maka pertukaran gas kedalaman dan upaya napas
- Batuk meningkat dengan kriteria - Monitor pola naapas (seperti
- Dipsnea non - produktif selama seminggu hasil : bradipnea, takipnea,
terakhir - Dipsnea menurun hiperventilasi, Kussmeul,
Do : - Bunyi nafas tambahan Cheyne-Stokes, Biot, ataksik)
- PCO2 menurun menurun - Monitor kemampuan batuk
- PO2 merunun - Takikardi menurun efektif
- Takikardia - PCO2 membaik - Monitor adanya produksi
- pH arteri meningkat - PO2 membaik sputum
- Bunyi nafas tambahan - Ph arteri membaik - Monitor adanya sumbatan
- Pasien pucat, diaforetik dan dalam jalan napas
gangguan pernapasan akut. - Palpasi kesimetrisan
- Pola napas abnormal (cepat : 30x/menit) ekspansi paru
- Auskultasi bunyi napas
- Monitor saturasi olsigen
- Monitor nilai AGD
- Monitor hasil x-ray toraks

Terapeutik
- Atur interval pemantpauan
respirasi sesuai kondisi pasien
- Dokementasikan hasil
pemantauan

Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur
pemanntauan
- Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu

2. Deficit nutrisi b.d factor psikologis d.d Setelah dilakukan intervensi Manajemen Observasi
Ds: - keperawatan selama 2 x 24 Nutrisi - Identfikasi status nutrisi
Do : jam maka status nutrisi - Identifikasi alergi dan
- Berat badan menurun 10% di bawah membaik dengan kriteria intoleransi makanan
rentang ideal hasil : - Identifikasi makanan
- Anoreksia - Berat badan membaik yang disukai
- Terlihat adanya lesi di bagiam oral hadir. - Frekuensi makan - Identifikasi kebutuhan
membaik kalori dan jenis nutrien
- Nafsu makan - Identifikasi perlunya
membaik penggunaan selang
nasogastrik
- Monitor asupan
makanan
- Monitor berat badan
- Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
- Lakukan oral hygiene
sebelum makan
- Fasilitasi menntukan
pedoman diet
- Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
- Berikan makanan tinggi
serat untuk mencgah
konstipasi
- Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
- Berikan suplemen
makanan
Edukasi
- Anjurkan posisi duduk
- Anjurkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan
- Kolaborasi dengan ahli
giz untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrin yang dibutuhkan.

3. Hipertermia b.d proses penyakit d.d Setelah dilakukan intervensi Manajemen Observasi
Ds : keperawatan selama 3 x 24 Hipertermia -Identifikasi penyebab
- Pasien mengeluh demam jam maka termogulasi hipertermia (mis. dehidrasi,
membak dengan kriteria terpapar lingkungan panas,
Do : hasil: peenggunaan inkubator)
- Suhu tubuh diatas normal 38,4ºC - Takikardia menurun - Monitor suhu tubuh
- Anoreksia - Pucat menurun - Monitor kadar efektrolit
- Suhu tubuh membaik -Monitor haluaran urine
-Monitor komplikasi akibat
hipertermia
Terapeutik
- Sediakan lingkungan yang
dingin
- Loggarkan atau lepaskan
pakai an
- Basahi dan kipasi permukaan
tubuh
- Berikan cairan oral
- Ganti linen setiap hari atau
lebih sering jika mengalami
hiperhidrosis (keringat
berlebih)
-Lakukan pendinginan
oksternal (mis. selimut
hipotermia atau kompres
dingin pada dahi, leher, dada,
abdomen, aksila)
-Hindari pemberian antipiretik
atau aspirin
-Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan
dan elektrolit intravena, jika
perlu.

4. Risiko infeksi b.d penyakit kronis d.d Setelah dilakukan intervensi Pencegahan Observasi
DS : - keperawatan selama 2 x 24 Infeksi - Monitor tandah dan
DO : jam maka tingkat infeksi gejala infeksi lokal dan
- Terdapat kandidiasis pada vagina. menurun dengan kriteria sistemik
hasil Terapeutik
- Demam menurun - Batasi jumlah
- Kemerahan menurun pengunjung
- Kadar sel darah putih - Berikan perawatan kulit
membaik pada area edema
- Kultur darah - Cuci tangan sebelum
membaik dan sesudah kontak
- Nafsu makan dengan pasien dan
membaik lingkungan pasien
- Pertahankan teknik
aseptik pada pasien
berisiko tinggi
Edukasi
- Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci
tangan dngan benar
- Ajarkan etka batuk
- Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka atau luka
operasi
- Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan
asupan caran
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
imunisasi.

Kesimpulan yang didapatkan :

Pada kasus diatas, kelompok kami menarik kesimpulan bahwa HIV yang pasien dapatkan akibat riwayat penggunaan heroin dan kokain secara intravena.
Pasien juga sudah mencapai AIDS ditandai dengan CD4: 235 sel/mm3 : CD4%: 11. Oleh karena itu kelompok kami mengambil 4 diagnosa keperawatan
yaitu :

1. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi – perfusi

2. Defsit nutrisi b.d factor psikologis

3. Hipertermia b.d proses penyakit

4. Resiko infeksi b.d penyakit kronis

Anda mungkin juga menyukai