Anda di halaman 1dari 48

REVIEW JURNAL

Untuk memenuhi Salah Satu Tugas Mid

Mata kuliah Pemodelan Bisnis

Dosen Pengampu

Muh. Husriadi, S.AB., M.AB

Disusun Oleh

Heni Safitri
(S1B1 18 092)

JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021
Review Jurnal 1

Judul Jurnal : Open Access Dan Unbundling Dalam Tata Kelola Gas

Bumi Indonesia Ditinjau Dari Perspektif Ekonomi

Kerakyatan

Tahun : 2016

Penulis  : Nuzul Rahmayani

Jurnal Publikasi : Jurnal Law and Justic

Diakses : 21 Mei 2021

Link jurnal :-

Volume dan Halaman : Vol. 1 No. 1, Hal. 30-40

Reviewer : Heni Safitri

Tanggal : 23 Mei 2021

1. REVIEW

I. Latar Belakang Penelitian:

Gas alam merupakan komoditas strategis yang menguasai hajat

hidup orang banyak, dan termasuk pada sumber daya alam yang tidak dapat

diperbaharui. Oleh sebab itu, tata kelola gas bumi harus sangat dilakukan

dengan hati-hati sesuai dengan amanat UUD 1945 khususnya Pasal 33 ayat
(2) dan (3). Namun, UU Nomor 22 Tahun 2001 tentang Migas dan

ketentuan dibawahnya terdapat inkonsistensi dalam mengatur tentang skema

pemanfaatan umum dalam tata kelola gas bumi. Inkonsistensi antar

peraturan perundangundangan ini tentu saja berimbas pada upaya

pemanfaatan sumber daya alam untuk tujuan “sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat”.

a. Tujuan:

Tujuan dari penelitian ini adalah memperpanjang mata rantai usaha pada

sektor hilir gas bumi dan berdampak pada tingginya harga jual gas bumi.

b. Identifikasi Pokok Masalah:

Bagaimanakah inkonsistensi pengaturan open access dan unbundling

dalam peraturan perundang-undangan terkait tata kelola gas bumi di

Indonesia. Bagaimanakah konsep open access dan unbundling dalam

tata kelola gas bumi ditinjau dari perspektif ekonomi kerakyatan.

II. Teori Utama yang Digunakan:

Open access dan Unbundling.

III. Metode Penelitian:

Penelitian ini menggunakan metode penelitian Kualitatif deskriptif.

a. Informan Penelitian:

Informan dalam penelitian tersebut yaitu tidak ada karena mengacu


kepada kaidah atau norma yang terdapat dalam peraturan perundang-

undangan.

b. Lokasi Penelitian:

Lokasi penelitian dilakukan di di Sumatera Barat.

IV. Pembahasan

a. Hasil yang Diperoleh:

Sebenarnya ketentuan mengenai Open Access dan Unbundling dalam

UU Migas sudah pernah di-judicial review-kan ke Mahkamah

Konstitusi, namun ketentuan tersebut dinilai tidak bertentangan dengan

konstitusi. Namun uniknya, dalam Putusan MK Nomor

001-021-022/PUU-I/2003 membatalkan sistem unbundling dalam UU

Ketenagalistrikan karena Unbundling dinilai mereduksi makna

“dikuasai oleh Negara untuk cabang cabang produksi yang penting yang

menguasai hajat hidup orang banyak” karena merupakan suatu

pembatasan dan penyempitan kewenangan atau kekuasaan Negara

dalam menguasai listrik sebagai cabang produksi penting Negara. Selain

itu, konsep unbundling ini diyakini hanyamemicu para pihak-pihak

swasta yang hanya ingin memanfaatkan usaha listrik di bidang tertentu

(Free Rider).

Di akhir putusannya dinyatakan secara gamblang bahwa konsep

unbundling yang menajadi jantung dalam UU Ketengalistrikan ini, UU


No 20 Tahun 2002, menjadi sebuah penyakit besar yang melawan

konstitusi dan oleh karena itu, dalam rangka penyelamatan,

perlindungan dan pengembangan lebih lanjut BUMN atau PLN sebagai

aset Negara dan bangsa agar lebih sehat yang selama ini telah berjasa

memberikan pelayanan kelistrikan, mahkamah memutuskan bahwa

konsep Unbundling bertentangan dengan dasar Negara yang tertulis

dalam pasal 33 UUD 1945.

Sedangkan terkait dengan judicial review UU Migas terkait

dengan Open Access dan Unbundling, yaitu dalam Putusan MK Nomor

002/PUU-I/2003 dan Putusan MK Nomor 36/ PUU-X/2012, MK

memutuskan hal yang sama dengan pertimbangan hukum sebagai

berikut.

Putusan MK yang tidak membatalkan ketentuan unbundling dari

awal mengkhawatirkan akan banyak trader-trader yang menjadi free

rider. Artinya, mereka melakukan trading, namun tidak mau

membangun infrastruktur. Betul saja, menurut penelitian Pusat Studi

Energi Universitas Gadjah Mada menemukan bahwa semenjak

diberlakukannya sistem unbundling di Indonesia, infrastuktur tidak

berkembang dengan baik. Selain itu, jika dilihat dari putusan MK

tersebut yang pada intinya akan memberika prioritas kepada BUMN

untuk tidak melaksanakan unbundling dan open access, namun


kenyataan di lapangan tidak ada prioritas itu kepada BUMN, sehingga

tetap dikenakan sistem unbundling.

Pemberlakuan unbundling ini bukan tanpa akibat. Unbundling

pada kegiatan komoditas strategis seperti gas bumi menyebabkan usaha

hilir gas bumi menjadi panjang mata rantainya, dan secara otomatis

biaya akan semakin tinggi, dan ujungnya harga jual akan semakin tinggi

V. Kesimpulan:

Telah terjadi inkonsistensi pengaturan Open Access dan Unbundling

dalam peraturan perundang-undangan terkait tata kelola gas bumi di

Indonesia. Hal ini terlihat dari pertentangan-pertentangan UU Migas dengan

peraturan pelaksana yang berada di bawahnya terkait penafsiran skema

pemanfaatan terbuka yang dianut oleh UU Migas, misalnya yang terdapat

dalam Permen Nomor 19 Tahun 2009. Konsep open access dan unbundling

dalam tata kelola gas alam bertentang dengan tujuan dari perekonomian

kerakyatan yang diusung dalam Pasal 33 ayat (2) dan (3) UUD 1945. Fakta

menunjukkan bahwa penerapan open access unbundling ternyata membuat

harga semakin naik, sehingga tidak mencerminkan tujuan dari amanat UUD

1945.

Referensi:

Darmodiharjo, Darji dan Shidarta, 2006, Pokok-Pokok Filsafat Hukum


Indonesia, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama
Djauhari, 2008, Politik Hukum Negara Kesejahteraan Indonesia (Studi tentang
Kebijakan Regulasi dana Institusionalisasi Gagasan Kesejahteraan
Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan di Jawa Tengah), Semarang,
Unissula Press
Erwin, Muhammad, 2012, Filsafat Hukum Refleksi Kritis terhadap Hukum,
Jakarta, Rawali Press Johnny Ibrahim, 2007, Teori dan Metode
Penelitian Hukum Normatif, Surabaya,
Bayumedia Irawan, Candra, 2013, Dasar-Dasar Pemikiran Hukum Ekonomi
Indonesia, Bandung, Mandar Maju Kansil, CST dan Christine ST.
Kansil, 2009, Seluk Beluk Perseroan Terbatas Menurut UndangUndang
No. 40 Tahun 2007, Jakarta, Rineka Cipta Mertokusumo,
Sudikno, 2001, Penelitian Hukum Suatu Pengantar, cet. II, Yogyakarta, Liberty
Mahfud, Moh. MD, 2000, Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia,
Jakarta, Rineka Cipta
Mulhadi, 2010, Hukum Perseroan dan Bentuk-Bentuk Badan Usaha Di
Indonesia, Bogor, Ghalia Indonesia.
Hanan Nugroho, “Deregulasi Setengah Hati: Tinjauan terhadap Restrukturisasi
Energi di Indonesia” (Makalah disampaikan pada seminar Akademik
Tahunan Ekonomi I, Pasca Sarjana Ekonomi Universitas Indonesia &
Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia, Jakarta, 8-9 Desember 2004)
Henry Yulius Winnes Hutagaol, 2012, Monopoli Pengusahaan Gas Bumi Melalui
Pipa dalam Perspektif Persaingan Usaha (Tesis) Jakarta, Fakultas
Hukum Universitas Indonesia

Peraturan Perundang-Undangan Indonesia, Undang Undang Nomor 22 Tahun


2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (LN Tahun 2001 Nomor 136; TLN
Nomor 4152), Pasal 3 huruf a dan huruf b
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 36/PUU-X/2012
Putusan Mahkamah Konstitusi 36/PUU-X/2012
Anonim, Gas Alam, diakses melalui
http://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/komoditas/
gas-alam/item184,pada tanggal 6 Februari 2016, pukul 23.11 WIB.
Anonim, Cadangan Gas Indonesia, Terbesar Ke-14 di Dunia, diakses melalui
http://katadata.co.id/ infografik/2014/07/02/cadangan-gas-indonesia-
terbesar-ke-14-dunia#sthash.Q8gOyf67. dpbs, pada tanggal 6 Februari
2016, pukul 6.04 WIB.
Materi Seminar Nasional “Menilai Keselarasan Antara Penerapan Open Access
dan Unbundling Dalam Pengelolaan Gas Bumi Dengan Kebijakan
Energi Nasional” oleh Pusat Studi Energi Universitas Gadjah Mada,
pada tanggal 25 Agustus 2014, dengan tema “Pemanfaatan Gas Alam
Menuju Kedaulatan Energi Indonesia: Tinjauan Multidisiplin dari Aspek
Industri, Aspek Hukum, dan Aspek Ekonomi”. Diakses dari
http://pse.ugm.ac.id/?page_id=904 pada tanggal 7 Februari 2016, pukul
12.48 WIB.
Anonim, Open Access dan Unbundling Bentuk Liberalisasi Bisnis Gas, diakses
melalui http:// www.gatra.com/ekonomi-1/47894-open-access-dan-
unbundling-bentuk-liberalisasi-bisnisgas.html pada tanggal 6 Februari
2016 pukul 8.09 WIB

Ronald Mawuntu, Konsep Penguasaan Negara berdasarkan Pasal 33 UUD 1945


dan Putusan Mahkamah Konstitusi, Jurnal Unstrad, Vol. XX/No.3/April-
Juni/2012,diakses melalui
http://repo.unsrat.ac.id/273/1/KONSEP_PENGUASAAN_NEGARA_BE
RDASARKAN__
PASAL_33_UUD_1945__DAN_PUTUSAN_MAHKAMAH_KONSTIT
USI.pdf, pada tanggal 7 Februari 2016, pukul 8.00 WIB.

2. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

a. Kelebihan: 

 Judul yang di ambil cukup Jelas dengan isi penelitian.

 Teori yang di gunakan sangat sesuai terhadap penelitian.

 Saran yang diberikan penulis sangat bagus dan sesuai dengan apa yang

dibahas.

 Daftar pustaka yang tertata antara referensi dari buku, jurnal, undang-

undang, dan juga internet.

b. Kekurangan:

 Pada bagian Abstrak tidak memuat keseluruhan jurnal.

3. CRITICAL REVIEW JURNAL:

Penelitian yang dilakukan oleh Nuzul Rahmayani dari Fakultas Hukum

Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, hasil analisa saya melihat latar

belakang peneliti, tentunya peneliti memiliki kualifikasi yang cukup dibidang

yang ia teliti, judul yang di ambil oleh peneliti sangat sesuai dengan

pembahasan pada jurnal penelitian dan juga teori-teori yang di cantumkan


sangat membantu bagi pembaca.

Namun dari penilaian saya, mungkin akan lebih baik jika ada satu

contoh perusahaan gas bumi asal indonesia yang dijadikan acuan sebagai

penelitian, mungkin judul penelitian ini akan berubah tetapi saya rasa lebih

bagus seperti itu dari pada hanya membahas dampaknya secara umum tanpa

memberikan contoh nyata sama sekali.


Review Jurnal 2

Judul Jurnal : Model Development for Bundle Pricing In Dual


Channel Supply Chain

Tahun : 2015

Penulis  : Nur Layli Rachmawati and Erwin Widodo

Jurnal Publikasi : Jurnal TML

Diakses : 21 Mei 2021

Link jurnal :-

Volume dan Halaman : Vol. 9 No. 2, hal. 15-26

Reviewer : Heni Safitri

Tanggal : 23 Mei 2021

1. REVIEW

I. Latar Belakang Penelitian:

Bundling menjadi strategi populer sejak persaingan pasar

meningkat.Bundling merupakan salah satu strategi pemasaran dengan

menjual beberapa produk dalam satu paket dengan harga tertentu

(Stremersch & Tellis, 2002).Strategi ini memberikan dampak yang baik


bagi pelanggan dan produsen.Karena strategi bundling pelanggan dapat

meminimalkan biaya konsumsi, tergantung pada jumlah bundel produk,

nilai produk dan derajat varian.Dan untuk bundling pabrikan dapat

menghemat biaya logistik, biaya administrasi dan keuntungan yang paling

berharga adalah meningkatkan profitabilitas mereka.

Strategi bundling dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu

tanpa bundling, bundling murni, bundling campuran dan bundling yang

disesuaikan (Yang & Ng., 2010).Tidak ada bundling berarti produk

ditawarkan sebagai individu.Bundling murni berarti produk hanya

ditawarkan dalam satu bundel.Bundel murni juga disebut bundel

penuh.Bundling campuran berlaku baik individu maupun bundling murni

secara bersamaan. Sedangkan custom bundling memberikan kebebasan

kepada pelanggan untuk memilih berapa banyak produk yang akan dibundel

dalam n produk yang berbeda

Di Indonesia, bundling sudah diterapkan di beberapa perusahaan,

seperti restoran cepat saji (McDonalds, KFC, Hoka Hoka Bento dan lain-

lain). Mereka menawarkan beberapa menu dalam satu paket.Contoh bagus

lainnya adalah perusahaan penyedia seluler (Telkomsel, XL axiata dan

Indosat).Mereka menawarkan kartu sim dan ponsel pintar sebagai bundel,

seperti bundel Simpati dan iphone6, XL 4G LTE dan LG G3 atau LG

G2.Pertumbuhan teknologi telah mengubah perilaku konsumen.Dahulu


aktivitas perdagangan terjadi di pengecer atau toko.Namun saat ini aktivitas

tersebut terjadi dengan menggunakan internet.Fenomena itu disebut Dual

Channel Supply Chain (DCSC).Ide DCSC menawarkan produk tunggal

melalui online (saluran langsung) dan toko tradisional (toko offline) secara

bersamaan (Hua, Wang, & Cheng, 2010).

a. Tujuan:

Penelitian ini bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan dan variabel

keputusan adalah harga optimal untuk setiap produk di setiap saluran.

b. Identifikasi Pokok Masalah:

Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah mencoba untuk menguji

3 asumsi yaitu, Retur penjualan tidak diperbolehkan. Produknya

berkualitas dan tidak ada keluhan dari customer,Holding cost tidak

diperhitungkan, diasumsikan bahwa produk segera didistribusikan

sehingga tidak perlu ditahan dan biaya transportasi dari pedagang grosir

ke pengecer telah dipertimbangkan saat menentukan HPP

II. Teori Utama yang Digunakan:

DCSC, Bundling Campuran, NashGame, Produk Komplementer

III. Metode Penelitian:

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif.
a. Informan Penelitian:

Informan penelitian ini merupakan data sekunder

b. Lokasi Penelitian:

Lokasi penelitian dilakukan di Surabaya.

IV. Pembahasan

a. Hasil yang Diperoleh:

1. Permintaan untuk setiap produk pelengkap (produk 1 dan 2)

bergantung pada basis pasar, harga sendiri, dan harga pelengkap.

Mereka mengasumsikan permintaan linier berkaitan dengan

sensitivitas harga diri dan silang. diasumsikan antara 0 ≤ ≤ 1 dan

harga diri produk sensitivitas harus lebih besar dari sensitivitas

harga lintas saluran (Gupta & Loulou dalam Yan &

Bandyopadhyay, 2011).

2. Permintaan bundel produk bergantung pada basis pasar, harganya

sendiri, dan efektivitas kebijakan bundling. Semakin besar nilai,

semakin banyak kebijakan bundling yang berkontribusi pada

permintaan. Diasumsikan seperti itu . Model dasar lainnya

mengacu pada Huang, et al. (2011) untuk permintaan dalam

struktur DCSC. Model dikembangkan untuk produk tunggal di

DCSC. Asumsi lainnya adalah hubungan antara harga dan

permintaan diketahui dan determini.


3. Fungsi permintaan untuk setiap saluran menggunakan strategi

unbundling bergantung pada rasio penerimaan pelanggan untuk

produk online dibandingkan dengan produk offline, basis pasar,

harga satuan produknya, harga lintas saluran, derajat non-

komplementer, dan harga pelengkap. Kemudian kami juga

memodifikasi fungsi permintaan untuk strategi bundling campuran.

Bedanya dengan yang sebelumnya adalah kami

mempertimbangkan harga bundling untuk setiap permintaan

individu.

4. Ketika produk ditawarkan secara individual, itu disebut strategi

unbundling. Permainan dikategorikan sebagai permainan Nash

ketika toko dan saluran online memiliki kekuatan keputusan yang

sama. Untuk memaksimalkan keuntungan mereka, mereka

menentukan strategi mereka secara mandiri dan simultan. Solusi

dari permainan ini disebut kesetimbangan Nash.

V. Kesimpulan:

Jumlah produk ada dua. Saat mengembangkan model kami, kami

mempertimbangkan saluran dan tingkat non-komplementaritas. Ini adalah

kontribusi teoretis kami. Berdasarkan eksperimen numerik terlihat jelas

bahwa mixed bundling memberikan total profit yang lebih baik baik di

setiap channel maupun supply chain secara keseluruhan. Kami


meninggalkan pertimbangan lebih lanjut sebagai karya masa depan.

Skenario yang lebih komprehensif seperti strategi bundling di bawah

simulasi Bertrand (sekaligus) layak untuk diteliti. Selain itu, perataan detail

pada hubungan komplementer juga mungkin untuk dipertimbangkan. Selain

itu, lebih banyak parameter harus dicermati dalam analisis sensitivitas dalam

memberikan implikasi manajerial yang lebih untuk pekerjaan ini.

Referensi:

Chakravarty, A., Mild, A., & Taudes, A. (2013).Bundling decision in supply


chains.European Journal of Operational Research, 231, 617-630.
Girju, M., Prasad, A., & Ratchford, B. T. (2013). Pure Components versus Pure Bundling
in aMarketing Channel. Journal of Retailing, 89, 423-437.
Hua, G., Wang, S., & Cheng, T. (2010). Price and lead time decision in dual-channel
supplychains. European Journal of Operation Research, 205(1), 113-126.
Huang, S., Yang, C., & Zhang, X. (2011). Pricing and Production Decisions in Dual-
ChannelSupply Chain Demand Distruptions. Computers & Industrial
Engineering, 62, 70-83.
Mayer, S., Klein, R., & Seiermann, S. (2013). A Simulation-Based Approach to
PriceOptimisation of The Mixed Bundling Problem with Capacity
Constraint. InternationalJournal Production Economics, 145, 584-598.
Prasad, A., Venkatesh, R., & Mahajan, V. (2014). Product Bundling or Reserved
ProductPricing? Price Discrimination with Myopic and Strategic
Consumers.International Journalof Research in Marketing.
Stremersch, S., & Tellis, G. J. (2002). Strategis Bundling of Products and Prices: A
newsynthesis for marketing. Journal of Marketing, 66, 55-72.

Yan, R., & Bandyopadhyay, S. (2011). The Profit Benefit of Bundle Pricing of
ComplementaryProducts. Journal of Retailing and Consumer Services, 18, 355-
361.

Yan, R., & Bandyopadhyay, S. (2011). The Profit Benefits of Bundle Pricing of
ComplementaryProducts. Journal of Retailing and Consumers Service, 18,
355-361.
Yan, R., Myers, C., Wang, J., & Ghose, S. (2014). Bundling products to success: The
influencen of complementary and advertising. Journal of Retailing and
Consumer Services, 21, 48-53.

Yang, B., &Ng., C. (2010). Pricing Problem in Wireless Telecommunication Product


andService Bundling. European Journal of Operation Research, 207, 473-480.

2. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

a. Kelebihan: 

 Judul yang di ambil cukup Jelas dengan isi penelitian.

 Perhitungan yang ditulis sangat jelas.

b. Kekurangan:

 Pada bagian abstrak belum lengkap.

 Tidak adanya diterakan metode penelitian yang digunakan

 Tidak ada sampel penelitiannya.

 Tidak ada link diterakan dalam jurnal.


3. CRITICAL REVIEW JURNAL:

Penelitian ini dilakukan oleh Nur Layli Rachmawati and Erwin

WidodoDepartment of Industrial Engineering, Sepuluh Nopember Institute of

Technology (ITS),Surabaya 60111, Indonesia. Hasil analisis ini saya melihat

judul yang di ambil oleh peneliti sangat sesuai dengan pembahasan pada jurnal

penelitian dan juga teori-teori yang di cantumkan sangat membantu bagi

pembaca.Namun saran dari saya untuk memperhatikan Metode penelitiannya,

harap menuliskan metode yang digunakan agar jika pembaca diberikan tugas

untuk mereview dapat dimengerti dengan jelas.


Review Jurnal 3

Judul Jurnal : Pengaruh Dynamic Pricing And Dynamic Bundling


Terhadap Persepsi Ketidakadilan Harga Dan
Kepuasan Konsumen

Tahun : 2021
Penulis  : Purwanto

Jurnal Publikasi : Journal of Applied Business Administration

Diakses : 21 Mei 2021

Link jurnal : https://jurnal.polibatam.ac.id

Volume dan Halaman : Hal 55-66

Reviewer : Heni Safitri

Tanggal : 23 Mei 2021

1. REVIEW

I. Latar Belakang Penelitian:

Banyak konsumen rasional yang merasa bahwa barang atau jasa

yang dibelinya merupakan hasil dari penawaran harga yang paling

baik/paling murah menurut mereka. Tetapi ketika mereka mendapatkan

informasi dari pembeli yang mengatakan bahwa barang atau jasa yang sama

dibeli dengan penawaran harga yang jauh lebih murah, maka konsumen
tersebut merasa kecewa dan tertipu. Dengan demikian konsumen merasa

mendapatkan ketidakadilan harga yang deterima, sehingga menurunkan

tingkat kepercayaan terhadap penjual (Garbarino & Lee, 2003; Grewal et

al., 2004; Haws & Bearden, 2006). Saat penyedia layanan telivisi kabel

menawarkan harga yang berbeda-beda pada pelanggan, dengan manfaat

yang sama maka saat itu juga ramai-ramai konsumen mengeluh kepada

penyedia layanan tersebut, dan langsung direspon oleh penyedia layanan

dengan memberikan berbagai fasilitas yang lebih baik atau menurunkan

harga yang sama dengan konsumen lain. Masih dalam ingatan kita peristiwa

para pelanggan Apple yang marah-marah karena merasa mendapatkan

ketidakadilan harga, sehingga Apple meminta maaf dan menawarkan kredit

senilai $ 100 untuk produk Apple (Mohammed, 2012). Kasus lain seperti

Netflix memaksa menaikkan harga tanpa memperdulikan kemarahan para

pelanggannya, akhirnya harga sahamnya anjlok lebih dari dua pertiga dalam

waktu tiga bulan setelah keputusan tersebut (Mohammed, 2012). Penetapan

strategi harga merupakan variabel penting dalam menawarkan produk/jasa

kepada konsumen. Jangan sampai penetapan harga dinamis menjadi faktor

blunder yang pada akhirnya dapat menjauhkan pelanggan karena merasakan

ketidakadilan harga yang diterimanya. Kemudian pertanyaannya adalah

bagimana produsen menggunakan strategi pentepan harga yang dapat

meraup keuntungan dari surplus konsumen dan seklaigus tidak


menimbulkan ketidakadilan harga melalui strategi harga dinamis dimata

konsumen? Hal ini merupakan trade of antara meraup surplus konsumen

versus terjadinya ketidakadilan harga dimata konsumen. Banyak penjual

saat ini menetapkan strateginya melaui dynamic bundling, yaitu

menggabungkan dynamic pricing dengan bundling (Li et al, 2018). Lebih

lanjut Li et al. (2018) menyatakan bahwa dynamic bundling, adalah sebagai

strategi penetapan harga, dimana harga suatu produk berubah saat produk

fokus di bundling dengan produk tambahan. Bundling didefinisikan sebagai

penjualan dua atau lebih produk yang berbeda dalam satu paket (Stremersch

&Tellis, 2002). Bundling bisa dilakukan dengan bundling produk atau

bundling harga. Pada bundling produk, menggabungkan beberapa produk

yang berbeda atau dilengkapi dengan nilai tambah bagi kosumen

(Stremersch &Tellis, 2002). Sebagai contoh, penjual makanan cepat saji

dengan menggabungkan minuman dengan merk berbeda dalam satu paket,

dari pada harus dijual sendiri-sendiri. Untuk bundling harga, adalah satu

harga disajikan untuk beberapa produk yang tidak terintegrasi (Soman &

Gourville, 2001; Stremersch &Tellis, 2002).

a. Tujuan:

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh antara

dynamic pricing dan dynamic bundling terhadap persepsi ketidakadilan

harga yang akhirnya menentukan tingkat kepuasan umum dalam membeli


sebuah produk/jasa.

b. Identifikasi Pokok Masalah:

Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah Harga dinamis

berpengaruh signifikan terhadap persepsi ketidakadilan harga. Kedua

dynamic bundling berpengarauh tidak signifikan terhadap persepsi

ketidakadilan harga. Ketiga persepsi ketidakadilan harga yang

disebabkan oleh dynamic pricing berpengaruh tidak signifikan terhadap

kepuasan. Terakhir persepsi ketidakadilan harga yang disebabkan oleh

dynamic bundling berpengaruh signifikan terhadap kepuasann.

II. Teori Utama yang Digunakan:

Dynamic pricing, dynamic budling.

III. Metode Penelitian:

Penelitian ini menggunakan metode penelitian Kualitatif.

a. Informan Penelitian:

Informan dalam penelitian tersebut yaitu 340 responden.

b. Lokasi Penelitian:

IV. Pembahasan

a. Hasil yang Diperoleh:

Pertama, hasil menunjukkan bahwa dynamic pricing

berpengaruh signifikan terhadap ketidakadilan harga dimata konsumen.


Dengan demikian, hipotesis 1 diterima. Kedua, hasil menunjukkan

bahwa dynamic bundling tidak berpengaruh signifikan terhadap

ketidakadlan harga, sehingga hipotesis ditolak.Ketiga persepsi

ketidakadilan harga yang disebabkan oleh dynamic pricing tidak

berpengaruh terhadap loyalitas sehingga hipotesis ditolak.

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis

pengaruh hubungan dynamic prcicing dan dynamic bundling terhadap

ketidakadilan harga dan kepuasan. Hasil dari SEM menunjukkan

beberap temuan berikut ini. Pertama, penelitian ini menguatkan bahwa

dynamic pricing berpengaruh signifikan terhadap persepsi ketidakadilan

harga. Kedua, dynamic bundling berpengaruh tidak signifikan terhadap

persepsi ketidakadilan. Ketiga persepsi ketidakadilan yang disebabkan

oleh dynamic pricing berpengaruh tidak signifikan terhadap kepuasan.

Terakhir persepsi ketidakadilan yang disebabkan oleh dynamic bundling

berpengaruh signifikan terhadap kepuasan. Secara umum, hasil

penelitian ini sesuai dengan literatur yang ada. Pertama literatur

menemukan bahwa persepsi ketidakadilan terjadi karena penjual

memberlakukan harga yang berda dengan produk atau jasa dan manfaat

yang sama dengan berbagai kondisi. Hal ini memicu konsumen kecewa

mengingat mereka beranggapan bahwa dengan produk/jasa yang sama

dibebani dengan harga yang berbeda. Temuan ini memperkuat hasil


penelitian yang dilakukan oleh Petro (2015). Kedua dengan menerapkan

strategi dynamic bundling, dapat mengurangi resiko ketidakadilan harga

dimata konsumen. Hal ini terjadi penjual berinovasi dengan

mengkombinasikan berbagai produk/jasa yang saling melengkapi

sehingga memberikan manfaat baru dengan harga dalam satu paket.

Kecerdasan para produsen membentuk berbagai kombinasi yang unik

membuat pembeli enggan untuk membanding produk/jasa kepada

pembeli lain. Kenapa ini bisa terjadi karena konsumen secara tidak

terhipnotis atau di aduk-aduk emosinya oleh sajian yang baru dengan

berbagai item produk yang bermacam-macam dengan harga paket.

Banyak pelanggan merasa harga produk ini murah dengan manfaat yang

luar biasa. Berdasarkan teori perbandingan sosial konsumen tidak akan

termotivasi membandingkan ketika mereka terpenuhi dengan layanan

yang memuaskan. Dengan demikian konsumen akan menerima dan

mempersepsikan bahwa harga yang dibebankan merasa adil. Adil ini

artinya relatif, karena merasa adil atau tidak sangat dipengaruhi oleh

adanya motivasi konsumen membandingkan dengan konsumen lain

pada transaksi yang sama. Temuan ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Li et al. (2018).

V. Kesimpulan:

- Dynamic pricing berpengaruh signifikan terhadap persepsi


ketidakadilan harga.

- Dynamic bundling berpengaruh tidak signifikan terhadap persepsi

ketidakadilan.

- Persepsi ketidakadilan yang disebabkan oleh dynamic pricing

berpengaruh tidak signifikan terhadap kepuasan.

- Persepsi ketidakadilan yang disebabkan oleh dynamic bundling

berpengaruh signifikan terhadap kepuasan.

- Dynamic bundling meningkatkan persepsi ketidaksamaan antar

transaksi yang membuat konsumen kurang mungkin untuk melakukan

perbandingan. Pada akhirnya, berkurangnya niat membandingkan dan

mengurangi kemungkinan imbulnya persepsi ketidakadilan.

- Dynamic pricing, dynamic bundling tidak hanya menghasilkan persepsi

keadilan yang lebih tinggi, tetapi juga menghasilkan persepsi

ketidakadilan terhadap penetapan harga tetap.

Referensi:

Cania Adams, J.S. 1965. Inequity in social exchange. In: Berkowitz, L. (Ed.),
Advances in Experimental Social Psychology 2. Academic Press, New
York, NY. 267– 299.
Adams, W.J. & Yellen, J.L. 1976. Commodity bundling and the burden of
monopoly. Quality Journal Economic,90, 475–498.
Ahmetoglu, G., Furnham, A., & Fagan, P. 2014. Pricing practices: a critical review
of their effects on consumer perceptions and behavior. Journal Retailing
Consumer Services, 21(5), 696–707.
Andrews, M.L., Benedicktus, R.L.& Brady, M.K. 2010. The effect of incentives on
customer evaluations of service bundles. Journal Business Researsch,
63(1),71–76.
Angwin, J.& Mattioli, D. 2012. Coming soon: toilet paper priced like airline tickets.
Wall Street journal /SB100008723963904449149045776173
33130724846〉.
Arora, R. 2008. Price bundling and framing strategies for complementary products.
Journal Product Brand Management, 17(7), 475–484.
Arora, R. 2011. Bundling or unbundling frequently purchased products: a mixed
method approach, Journal of Consumer Marketing, 28(1) 67-75.
Bolton, L.E., Warlop, L. & Alba J.W. 2003. Consumer perceptions of price
(un)fairness. Journal Consumer Research, 29, 474–491.
Browne, M.W., & Cudeck, R. 1993. Alternative ways of assessing model fit. In:
Bollen, K.A., Long, J.S. (Eds.), Testing structural equation models.
Sage, Newbury Park, CA. 136– 162.
Campbell, M.C. 1999. Perceptions of price unfairness: antecedents and
consequences. Journal Marketing Research, 47(5), 187–199.
Corcoran, K., Crusius, J. & Mussweiler, T. 2011. Social Comparison: Motives,
Standards, and Mechanisms in Theories in Social Psychology. Wiley-
BlackWell, Oxford, UK. 119–139.
Dominique-Ferreira, S., Vasconcelos, H. & Proença, J.F. (2016). Determinants of
customer price sensitivity: an empirical analysis. Journal Service
Marketing, 30(3),327–340.
Dominique-Ferreira, S. 2017. How important is the strategic order of product
attribute presentation in the non-life insurance market? Journal Retailing
Consumer Services, 34,138–144.
Fernandes, T., & Calamote, A. 2016. Unfairness in consumer services: outcomes of
differential treatment of new and existing clients. Journal Retailing
Consumer Service,28, 36–44.
Festinger, L. 1954. A theory of social comparison processes. Humaniora Relation, 7
(2),117– 140.
Fornell, C, & Larker, D.F. 1981. Evaluating structural equation models with
unobservable variables and measurement error. Journal Marketing
Research, (18), 39–50 [February].
Garbarino, E., & Lee, O.F. 2003. Dynamic pricing in internet retail: effects on
consumer trust. Psychollgy Marketing, 20(6),495–513.
Grewal, D., Hardesty, D.M., & Iyer, G.K.R. 2004. The effects of buyer
identification and purchase timing on consumers' perceptions of trust,
price fairness, and repurchase intentions. Journal Interactive Marketing,
18, 87–100.
Grégoire, Y., & Fisher, R.J. 2008. Customer betrayal and retaliation: when your
best customers become your worst enemies. Journal Academic
Marketing Science, 36(2),247–261.
Guiltinan, J.P. 1987. The price bundling of services: a normative framework.
Journal Marketing, 51, 74–85.
Hair, J.F., Anderson, R.E., Tatham, R.L. & Black, W.C. 2010. Multivariate
DataAnalysis. Pearson Education, Delhi: 119 - 20.
Haws, K.L., & Bearden, W.O. 2006. Dynamic pricing and consumer fairness
perceptions. Journal Consumer Research, 33, 304–311.
Hayes, B. 1987. Competition and two-part tariffs. Journal Business, 60(1),41–54.
Johnson, M.D., Herrmann, A.& Bauer, H.H. 1999. The effects of price bundling on
consumer evaluations of product offerings. International Journal
Research Marketing, 16(2),129–142.
Janiszewski, C. & Cunha, M. 2004. The influence of price discount framing on
the.evaluation of a product bundle. Journal Consumer Research, 30,534–
546.
Kannan, P.K. & Kopalle, P.K. 2001. Dynamic pricing on the internet: importance
and implications for consumer behavior. International Journal Electronic
Communication, 5, 63–83.
Koschat, M.A. & Putsis Jr., W.P. 2002. Audience characteristics and bundling: a
hedonic analysis of magazine advertising rates. Journal Marketing
Research, 39(2),262– 273.
Li, W., Hardesty, D.M., & Craig, A.W. 2018. The impact of dynamic bundling on
price fairness perceptions. Journal of Retailing and Consumer Services,
40 204– 212.
Min, S., & Mentzer, J.T. 2004. Developing and measuring supply chain
management concepts. Journal of Business Logistics, 25 (1), 63–99.
Mohammed, R. 2012. Why online retailers' new pricing strategy will backfire.
Harvard Business Review. Available at 〈https://hbr.org/2012/12/why-
onlineretailers-new-prici〉.
Mussweiler, T. 2003. Everything is relative: comparison processes in social
judgment. Euro Journal Social Psychology, 33(6),719–733.
Monroe, K.B. 2003. Pricing: Making Profitable Decisions. McGraw-Hill/Irwin,
Burr Ridge, IL.
Oliver, R.L. & Swan, J.E. 1989. Consumer perceptions of interpersonal equity and
satisfaction in transaction: a field survey approach. Journal Marketing
53,21–35.
Petro, G. 2015. Dynamic pricing: which customers are worth the most? Amazon,
Delta Airlines and Staples weigh in. Forbes. April. Available at
〈http://www.forbes.com/sites/gregpetr o/2017/11/17/dynamic-pricing-
whichcustomers-are-worth-the-most- amazondelta-airlines-and-staples-
weigh-in/〉.
Segars, A. & Grover, V. 1993. Re-Examining Perceived Ease of Use and
Usefulness A Confirmatory Factor Analysis. MIS Quarterly, 17, 517-
525.
Stremersch, S., & Tellis, G.J. 2002. Strategic bundling of products and prices: a
new synthesis for marketing. Journal Marketing, 66, 55–72.
Soman, D., & Gourville, J. 2001. Transaction decoupling: how price bundling
affects the decision to consume. Journal Marketing Research, 38(1),30–
44.
Sheng, S. & Pan, Y. 2009. Bundling as a new product introduction strategy: the role
of brand image and bundle features. Journal Retailing Consumer
Service,16,367–376.
Trope, Y. 1983. Self-assessment in achievement behavior. In: Suls, J., Greenwald,
A. (Eds.), Psychological Perspectives on the Self 2. Erlbaum, Hillsdale,
NJ, pp. 93–121.
Trope, Y. 1986. Self-enhancement and self assessment in achievement behavior. In:
Sorrentino, R., Higgins, E.T. (Eds.), Handbook of Motivation and
Cognition 2. Guilford, New York, NY, pp. 350–378.
Wang, T., Venkatesh, R., & Chatterjee, R. 2007. Reservation price as a range: an
incentive compatible measurement approach. Journal Marketing
Research, 44,200–213.
Xia, L., Monroe, K.B. & Cox, J.L. 2004. The price is unfair! A conceptual
framework of price fairness perceptions. Journal Marketing, 68,1–15.

Yan, R., Myers, C., Wang, J., & Ghose, S. 2014. Bundling products to success: the
influence of complementarity and advertising. Journal Retailing
Consumer Services, 21, 48–5.
2. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

a. Kelebihan: 

 Judul yang di ambil cukup Jelas dengan isi penelitian.

 Pada bagian abstrak sudah mewakili keseluruhan isi jurnal.

 Saran yang diberikan penulis sangat bagus dan sesuai dengan apa yang

dibahas.

 Sudah memberikan kelemahan pada penelitian yang dibuatnya.

b. Kekurangan:

 Tidak memberikan persepsi pada kategori produk dan jasa.

 Tidak tertera dengan jelas lokasi dari penelitian ini

3. CRITICAL REVIEW JURNAL:

Penelitian yang dilakukan oleh Purwanto dari Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas WR. Supratman, Surabaya, dkk, hasil analisa saya melihat

latar belakang peneliti, tentunya peneliti memiliki kualifikasi yang cukup

dibidang yang ia teliti, judul yang di ambil oleh peneliti sangat sesuai dengan

pembahasan pada jurnal penelitian dan juga teori-teori yang di cantumkan

sangat membantu bagi pembaca.

Dari penilaian saya, Penelitian ini mencoba untuk menganalisis

pengaruh antara dynamic pricing dan dynamic bundling terhdap persepsi


ketidakadilan harga dan kepuasan dalam konteks pembelian secara umum.

Oleh karena spesifikasi kategori produk/jasa yang dikonsumsi oleh konsumen

tidak ditentukan. Namun demikian, ekspektasi konsumen terhadap semua

harga produk/jasa yang ditawarkan harus adil dimata konsumen. Untuk

mengurangi persepsi ketidakadilan konsumen harus diberikan stimulus variasi

produk/jasa dengan manfaat baru serta harga yang lebih pantas dalam satu

paket. Oleh karena itu penelitian yang akan datang dapat meneliti tetang

strategi kombinasi produk atau jasa yang lebih menarik dan unik, seperti dalam

konsep disruption marketing. Sehingga industri sudah tidak lagi membuat

batasan-batasan jenis produk dan manfaatnya secara terpisah, tetapi harus

meramu kombinasi yang dapat meningkatkan manfaat yang diterima

konsumen. Seperti konsumen akan bepergian ke tempat wisata untuk

pembeliaan tiket pesawat, hotel,transportasi di tempat wisata, hiburan dan

lainlain dibeli dalam satu paket.


Review Jurnal 4

Judul Jurnal : Empat Model Bisnis Yang Sustainable Pada Industri

Telekomunikasi Selular di Masa Sekarang dan

Mendatang - Sebuah Pengembangan Strategis

Telekomunikasi Melalui BCG Matriks

Tahun : 2018

Penulis  : Leonard Tiopan Panjaitan

Jurnal Publikasi : Kepaniteraan dan Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi

Republik Indonesia

Diakses : 21 Mei 2021

Link jurnal :Casualties,Survivors,Additions”,EnergyLaw

Journal,Volume22,Nomor1,http://ebanet.org/sites/default/files/elj/Energy

20Journals/Vol22_No1_2001_Art_Regulatory%20Concepts,.pdf, diunduh 21 Januari

2018.

Volume dan Halaman : Vol. 2 No. 2

Reviewer : Heni Safitri

Tanggal : 23 Mei 2021


1. REVIEW

I. Latar Belakang Penelitian:

Tak bisa dipungkiri bahwa industri selular telah berkembang dengan

begitu pesatnya di Indonesia. Perkembangan industri selular yang pesat

tersebut sangat menggembirakan mengingat Indonesia adalah negara

kepulauan (archipelagic state). Hal ini didasari bahwa tantangan pada

infrastruktur telekomunikasi tentunya lebih besar pada negara yang

bercirikan kepulauan daripada negara yang bersifat kontinental.

Perkembangan dan dinamika sektor telekomunikasi di negara-negara seperti

AS, Eropa dan Amerika Latin tentu tidak bisa dibandingkan secara head to

head dengan Indonesia dimana terdiri dari pulau-pulau yang tersebar di

seluruh pelosok negeri. Dapat kita membayangkan bahwa ketika era 1960-

an hingga 1980-an dimana populasi Indonesia belum berkembang secara

pesat, ketersediaan jaringan telepon pada masa-masa itu sangat rendah

sekali. Namun kini di era tahun 2000-an hingga tahun 2010 ketika jumlah

penduduk mencapai 236,7 Juta (Sensus Penduduk BPS;2010) maka

teledensitas semakin bertambah pula.

a. Tujuan:

Penelitian ini bertujuan untuk mengelola bisnis seluler dengan

mengedepankan pada bisnis layanan paket data secara prima. Model

bisnis ini membutuhkan investasi puluhan hingga ratusan juta dollar AS


sehingga hanya operator yang memiliki modal besar dan corporate

strategy yang kreatif dan handal saja yang akan mampu bertahan.

b. Identifikasi Pokok Masalah:

Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah Masuk ke era 90-an,

sekitar tahun 1993 PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) muncul

sebagai operator GSM pertama di Indonesia. Pada periode ini, teknologi

NMT dan AMPS mulai ditinggalkan, ditandai dengan tren melonjaknya

jumlah pelanggan GSM di Indonesia. Beberapa faktor penyebab lonjakan

tersebut antara lain, karena GSM menggunakan SIM card yang

memungkinkan pelanggan untuk berganti handset tanpa mengganti

nomor. Selain itu, ukuran handset tidak lagi besar tetapi sudah jauh

mengecil. Menginjak tahun 1997, Setelah GSM berkembang dengan

frekuensi GSM 1800 MHz Telkomsel memperkenalkan SimPATI sebagai

produk prabayar pertama. Lalu disusul Pro-XL yang diluncurkan oleh PT

Excelcom dengan roaming-nya sebagai servis unggulan di tahun 1998.

Seolah tidak mau ketinggalan dengan kompetitornya, Satelindo lalu

membuat produk Mentari dengan keunggulan perhitungan tarif per detik.

II. Teori Utama yang Digunakan:

Model bisnis, pelanggan, transaksi, bisnis data, cloud computing, cashless

society, e-money

III. Metode Penelitian:


Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kualitatif.

a. Informan Penelitian:

b. Lokasi Penelitian:

Lokasi penelitian dilakukan di Universitas Mercu Buana, Jakarta

IV. Pembahasan

a. Hasil yang Diperoleh:

Model bisnis telekemonukasi di Indonesia sangat tergantung dari

strategi bisnis yang dipakai maupun alokasi spektrum frekuensi yang

diperoleh oleh operator telekomunikasi. Dunia telekomunikasi perlu

membuat terobosan bisnis mengingat jumlah pelanggan yang cukup

masif dan cepatnya pelanggan berpindah operator. Keberadaan

pelanggan memerlukan pengelolaan yang cerdas, kreatif dan integratif

terutama dalam memenuhi kebutuhan pelanggan di era digital saat ini.

Transaksi belanja melalui e-money dalam mendukung cashless society

perlu mendapatkan perhatian operator sebagai suatu peluang bisnis

besar. Selain itu, bisnis data, cloud computing serta managed services

menjadi segmen pasar yang potensial dalam menunjang efektivitas dan

efisiensi telekomunikasi.

V. Kesimpulan:
negara atas listrik adalah suatu keniscayaan mengingat listrik

adalah energi yang penting dan menyangkut hajat hidup orang banyak

sebagaimana amanat Pasal 33 UUD 1945. Putusan Mahkamah Konstitusi

Nomor 111/PUU-XIII/2015, bertanggal 14 Desember 2016, telah

menegaskan kembali mengenai inkonstitusionalitas penerapan sistem

unbundling dalam usaha penyediaan listrik untuk kepentingan umum.

Referensi:

Key Management Models: The 60+ Models Every Manager Needs to Know

(Financial Times Series), 2009. [2] Laporan Sistem Pembayaran dan

Pengedaran Uang, Bank Indonesia, 2010. [3] Paper mengenai e-Money,

Bank Indonesia, 2006.. [4] Peraturan Bank Indonesia No.11/12/2009

tentang e-money. [5] Iwan Krisnadi, Catatan Kuliah Pengembangan

Strategis Telekomunikasi,

Dody Susanto, 2012, Wiyata Negara Pancasila, Jakarta: Yayasan Permata

Bangsa.Friedmann, Wolfgang, 1971, The State and the Rule of Law in a

Mixed Economy, London: Steven and Son. Muhaimin, 2015, “Islam dan

Welfare State (Sebuah Analisis Perbandingan)”, AtTaradhi Jurnal Studi

Ekonomi, Volume 6,

Nomor1,http://jurnal.uinantasari.ac.id/index.php/taradhi/article/view/

711/pdf_33, diunduh 21 Januari 2018. Nanik Trihastuti, 2013, Hukum

Kontrak Karya Pola Kerjasama Pengusahaan Pertambangan di Indonesia,


Malang: Setara Press. Nickel, James W., 1996, Hak Asasi Manusia:

Refleksi Filosofis atas Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama. Soeprapto, 2013, Pancasila, Jakarta: Konstitusi

Press. Suteki, 2013, Hukum dan Alih Teknologi Sebuah Pergulatan

Sosiologis, Yogyakarta: Thafa Media. Jurnal Jones, Douglas N., 2001,

“Regulatory Concepts, Propositions, and Doctrines: Casualties,

Survivors, Additions”, Energy Law Journal, Volume 22, Nomor 1,

http://eba-net.org/sites/default/files/elj/Energy%20Journals/Vol22_No1_2

001_Art_Regulatory%20Concepts,.pdf, diunduh 21 Januari 2018.

Joskow, Paul L., 2003, “The Difficult Transition to Competitive

Electricity Markets in the U.S.”, Center for Energy and Environmental

Policy

Research.,https://pdfs.semanticscholar.org/aea1/49593349144e8a338d07

7e5af6092391a341.pdf, diunduh 21 Januari 2018. Kroes, Neelie, 2007,

“Improving Competition in European Energy Markets Through Effective

Unbundling”, Fordham International Law Journal, Volume 31:1387.


2. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

a. Kelebihan: 

 Judul yang di ambil sudah bagus.

 Kajian pustaka sudah tersusun dengan baik.

 Hasil dari penelitian ini sangat bagus dan sesuai harapan penelitian.

b. Kekurangan:

 Pada bagian abstrak belum lengkap.

 Tidak di tampilkan informan penelitian dengan jelas.

 Tidak memasukkan teori - teori bisnis khususnya unbulding.

3. CRITICAL REVIEW JURNAL:

Penelitian yang dilakukan oleh Leonard Tiopan Panjaitan dari

Kepaniteraan dan Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi Republik

Indonesia, hasil analisa saya melihat judul yang di ambil oleh peneliti sangat

sesuai dengan pembahasan pada jurnal penelitian dan juga teori-teori yang di

cantumkan sangat membantu bagi pembaca.

Namun dari penilaian saya, peran operator selular dapat menjadi

jembatan penghubung antara pelanggan dengan masyarakat non tunai yang

sama-sama berada pada jalur kebutuhan transaksi elektronik. Inilah uniknya


model bisnis ini dalam era masyarakat telematika.

Review Jurnal 5

Judul Jurnal : Analisis Model Bisnis Ud Logam Jaya Dengan

Pendekatan Business Model Canvas (Bmc)

Tahun : 2019

Penulis  : Ahmad Ahsanul Amal

Jurnal Publikasi : Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB

Diakses : 21 Mei 2021

Link jurnal : https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/

Volume dan Halaman : Vol. 7 No. 2

Reviewer : Heni Safitri

Tanggal : 23 Mei 2021

1. REVIEW

I. Latar Belakang Penelitian:

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mempunyai peran

penting dan strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Selain

berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja,


UMKM juga berperan dalam mendistribusikan hasil-hasil pembangunan.

UMKM juga telah terbukti tidak terpengaruh terhadap krisis. Ketika krisis

menerpa pada periode tahun 1997 – 1998, hanya UMKM yang mampu tetap

berdiri kokoh (Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia, 2015).

Peranan UMKM (Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah) di perekonomian

nasional terhitung cukup besar.Jumlah tersebut mencapai 99,9% dan

penyerapan tenaga kerja mencapai 97% (merdeka.com, 2018). Presiden

Joko Widodo mengatakan bahwa saat ini UMKM menyumbang tehadap

PDB hingga 60,34%. Selain itu Presiden juga menyampaikan bahwa

UMKM harus naik kelas dan tidak boleh bertahan di usaha kecil saja,

levelnya harus naik seperti di sejumlah Negara tetangga (Liputan6.com,

2018.

a. Tujuan:

Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan analisis model bisnis bagi

perusahaan “UD Logam Jaya” dengan pendekatan Business Model

Canvas (BMC) dan pola bisnis Un-Bundling. Analisis ini dilakukan

dengan menggunakan sembilan blok yang ada pada Business Model

Canvas (BMC) dan pola bisnis Un-Bundling yang terdiri atas tiga jenis

inti bisnis.

b. Identifikasi Pokok Masalah:

Dalam penelitian ini, digunakan teknik triangulasi untuk menguji


kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada

sumber yang sama tetapi dengan teknik yang berbeda. Tiga metode yang

berbeda yaitu meliputi wawancara yang dilakukan secara langsung dan

tidak langsung, kemudian dengan melakukan observasi ke lapangan, dan

yang terakhir yaitu dokumentasi.

II. Teori Utama yang Digunakan:

Business Model Canvas (BMC), Pola Bisnis UnBundling.

III. Metode Penelitian:

Penelitian ini menggunakan metode penelitian Kualitatif deskriptif.

a. Informan Penelitian:

Informan dalam penelitian tersebut yaitu wawancara dan pengamatan

terhadap karyawan UD Logam Jaya.

b. Lokasi Penelitian:

Lokasi penelitian dilakukan di UD Logam Jaya.

IV. Pembahasan

a. Hasil yang Diperoleh:

UD Logam Jaya merupakan sebuah UMKM yang bergerak pada

bidang manufaktur yang core bisnisnya adalah pembuatan alat dapur

yaitu wajan. UD Logam Jaya tergabung dalam kelompok Sentra Industri

peralatan dapur yang berada di Kabupaten Jombang, Jawa Timur. UD

Logam Jaya sudah berdiri semenjak tahun 1992 dan merupakan salah
satu pioneer terbentuknya sentra industri peralatan dapur. Hasil yang

didapatkan dari melakukan wawancara dan pengamatan terhadap UD

Logam Jaya memberikan gambaran dan kondisi perusahaan dengan

menggunakan pendekatan Business Model Canvas (BMC). Hasil

wawancara dijabarkan dalam kesembilan blok yang meliputi customer

Segment (Segmen Pelanggan), Value Proposition (Proposisi Nilai),

Channels (Saluran), Customer Relationship (Hubungan Pelanggan),

Revenue Streams (Alur Pendapatan), Key Resources (Sumberdaya

Utama), Key Activities (Aktivitas Kunci), Key Partnership (Kemitraan

Utama), Cost Structure (Struktur Biaya).

Analisis selanjutnya yang dilakukan pada UD Logam Jaya

menggunakan teori Model Bisnis Un-bundling. Teori yang

dikemukakan oleh John Hagel dan Marc Singer ini membagi jenis bisnis

secara fundamental menjadi tiga. Yaitu bisnis Hubungan Pelanggan,

Inovasi Produk, dan Infrastruktur.

Dalam penelitian ini UD Logam Jaya difokuskan untuk memilih

salah satu jenis bisnis dari tiga jenis bisnis yang ada. Sehingga bisnis

akan berjalan lebih efektif dan efisien. Dalam menentukan jenis bisnis

yang dijalankan oleh UD Logam Jaya, didasarkan pada hasil dari blok-

blok pada Business ModelCanvas UD Logam Jaya yang telah dianalisis


sebelumnya.

Faktor ekternal merupakan salah faktor yang memiliki pengaruh

besar terhadap suatu industri. Hal ini juga berlaku bagi UD Logam Jaya,

dimana berdasarkan hasil wawancara dan kondisi laporan keuangan

menunjukkan trend yang positif. Hal ini dikarenakan segmentasi yang

dituju oleh UD Logam Jaya adalah konsumen menengah keatas dan

menengah kebawah serta segmen Home Industry yang memerlukan

produk alat dapur wajan. Selain itu UD Logam Jaya juga menganggap

bahwa wajan merupakan sebuah kebutuhan primer bagi ibu rumah

tangga, maka permintaannya juga memiliki trend yang positif. Dari

faktor pesaing sementara ini masih menerapkan cara kerja dan teknologi

yang masih tergolong tradisional. Maka hal ini dapat ditangkap oleh UD

Logam Jaya sebagai peluang untuk melakukan pembaruan teknologi

dan inovasi untuk menambah daya saing dengan kompetitornya yang

ada dalam sentra industri dan competitor secara luas juga sekaligus

meningkatkan efisiensi perusahaan.

Dari uraian tersebut, maka jenis bisnis yang tepat untuk UD

Logam Jaya adalah jenis bisnis Infrastuktur. Karena melihat dari hasil

analisis yang telah dilakukan, perusahaan telah memiliki pangsa pasar

dan segmentasi yang jelas serta didukung dengan jaringan distribusi


yang luas dengan kepastian yang baik.

Selain itu melihat dari kondisi dimana pasokan produk kepada

saluran ditribusi yang besar dan dengan didasarkan kondisi ekternal

dimana permintaan memiliki peluang untuk terus bertambah. Maka jenis

Bisnis Infrastruktur dinilai tepat untuk menjadi fokus UD Logam Jaya

dimana industri ini membutuhkan platform untuk produksi yang

berulang dengan volume yang besar. Sehingga apabila jenis bisnis

infrastruktur dijalankan akan menciptakan kondisi perusahaan yang

efektif dan efisien yang meningkatkan daya saing perusahaan UD

Logam Jaya

V. Kesimpulan:

Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian pada UD Logam Jaya

memiliki kondisi sebagai berikut:

2. Analisis Business Model Canvas yang dilakukan pada UD Logam

Jaya memiliki sinergi dan daya dukung yang baik dimulai dari

Segmen Pelanggan (Customer Segment), Proposisi Nilai (Value

Proposition), Hubungan Pelanggan (Customer Relationship),

Saluran (Channels), Arus Pendapatan (Revenue Streams),

Sumberdaya Utama (Key Resource), Aktivitas Utama (Key

Activities), Mitra Utama (Key Partnership), hingga Struktur Biaya


(Cost Structure).

3. Berdasarkan kondisi eksternal yang dialami UD Logam Jaya, maka

jenis bisnis yang cocokuntuk dijalankan oleh UD Logam Jaya

adalah jenis bisnis Infrastruktur. Dimana perusahaan berupaya

untuk menciptakan platform yang baik sehingga sebuah proses

produksi mampu menghasilkan output berulang dengan volume

yang besar serta dilakukan dengan cara yang efektif dan efisien

untuk menambah daya saing perusahaan.

Referensi:

Adi, Rianto. 2010. Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum. Granit.


Bungin, Burhan. 2009. Penelitian Kualitatif:Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana
David, Fred R. 2016. Manajemen Strategis: Konsep. (edisi 15). Jakarta: Salemba
Empat.
David, Fred R. & Fred R. Forest. 2016. Manajemen Strategik: Konsep (Suatu
Pendekatan Keunggulan Bersaing), edisi 15. Jakarta: Salemba Empat.
Ghony, M. Djunaidi & Fauzan Almanshur. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Herdiansyah, Haris. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial.
Jakarta: Salemba Humanika.
Indriarto, Nur & Bambang Supomo. 2014. Metode Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi & Manajemen edisi pertama. Cetakan ke-12. Yogyakarta:
BPFE
Indraprasena, Kukuh. 2017. Business Model Canvas, yukbisnis.com. 10 April 2017,
diakses 22 Januari 2019, https://www.youtube.com/wa tch?
v=6zN6DXeY2Do&t=78 7s
Jonker Jan, Bartjan, J.W. Pennink & Sari Wahyuni. 2011. Metodologi Penelitian
Panduan untuk Master dan
Ph. D dibidang Manajemen. Jakarta: Salemba Empat
Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia. 2015. Profil Bisnis Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah. Jakarta: Kerjasama LPPI dan Bank Indonesia.
Moleong, Lexy J. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Osterwalder, Alexander & Yves Pigneur. 2014. Business Model Generation.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Pearce, John A. & Richard B. Robinson. 2013. Manajemen Strategis (Formulasi,
Implementasi, dan Pengendalian), Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat.
Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/12/PBI/2015 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/22/PBI/2012 Tentang Pemberian
Kredit Atau Pembiayaan Oleh Bank Umum Dan Bantuan Teknis Dalam
Rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah
Putra, Dwi Aditya. 2018. Pemerintah Ungkap Hambatan Bagi UMKM
Kembangkan Diri, merdeka.com, 6 Juli 2018, diakses 20 Januari 2019,
https://www.merdeka.com/ua ng/pemerintah-ungkaphambatan-bagi-
umkmkembangkan-diri.html
Putra, Dwi Aditya. 2018. UMKM Sumbang 60 Persen ke Perekonomian Nasional. 6
Juli 2018, diakses 20 Januari 2019, https://www.liputan6.com/bis
nis/read/3581067/umkmsumbang-60-persen-kepertumbuhan-
ekonominasional
Silalahi, Ulber. 2010. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kualitatf. Bandung: Alfabeta.
2. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

a. Kelebihan: 

 Judul yang di ambil cukup Jelas dengan isi penelitian.

 Bagian abstrak yang lengkap dan mewakili seluruh isi Jurnal

 Saran yang diberikan penulis sangat bagus dan sesuai dengan apa yang

dibahas.

b. Kekurangan:

 Peneliti hanya berfokus pada satu sumber saja.

 Tidak adanya data lebih lanjut yang dilampirkan.

 Hasil yang dipaparkan masih kurang lengkap karena tidak dilampirkannya

data dan bukti sehingga kurang memuaskan.

3. CRITICAL REVIEW JURNAL:

Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Ahsanul Amal dari Fakultas

Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Malang, hasil analisa saya melihat

latar belakang peneliti, tentunya peneliti memiliki kualifikasi yang cukup

dibidang yang ia teliti, judul yang di ambil oleh peneliti sangat sesuai dengan

pembahasan pada jurnal penelitian dan juga teori-teori yang di cantumkan


sangat membantu bagi pembaca.

Namun dari penilaian saya, meskipun menggunakan tiga metode yang

berbeda, tetapi peneliti hanya melakukannya kepada satu sumber sehingga

hasilnya mungkin akan berbeda apabila ada sumber - sumber lain yang ia

lakukan pengujian. Data - data yang digunakannyapun tidak dicanntumkan

atau mungkin bahkan tidak ada sehingga penelitian ini masih menjadi

tandatanya bagi saya.

Kendari, 23 Mei 2021


Mahasiswa

Heni Safitri
S1B1 18 092

Anda mungkin juga menyukai