Askep Jiwa Distress Spiritual Bismillah
Askep Jiwa Distress Spiritual Bismillah
Disusun oleh :
1. Alimatul Misbah Almuniroh (201701162)
2. Titik Zumaroh (201701132)
3. Nabila Desy Ananda (201701173)
4. Khuzaimatul Abidah (201701147)
5. Nur Kholifah (201701174)
6. Rivaldo Imam Saputra (201701170)
7. Dhiaulhaq Helmi Indra Muzakki (201701172)
S1 KEPERAWATAN
STIKES BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO TAHUN PELAJARAN
2019/2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan, kalimat, maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritikan dari pembaca
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang DISTRES SPIRITUAL ini
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.2 Tujuan..................................................................................................2
2.1 Definisi.................................................................................................3
2.3 Etiologi.................................................................................................4
2.4 Patofisiologi.........................................................................................5
2.5.1 Pengkajian......................................................................................6
2.5.4 Intervensi......................................................................................11
iii
3.4 Peran & Fungsi Perawat.....................................................................16
3.5.1 Pengkajian....................................................................................18
3.5.3 Diagnosa.......................................................................................24
3.5.5 Intervensi......................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................35
iv
BAB I
PENDAHULUAN
diberkahi dengan akal dan fikiran yang bisa membuat manusia tampil sebagai
khalifah dimuka bumi ini. Akal dan fikiran ini lah yang membuat manusia bisa
berubah dari waktu ke waktu.Dalam kehidupan manusia sulit sekali dipredeksi sifat
dan kelakuannya bisa berubah sewaktu-waktu. Kadang dia baik,dan tidak bisa bisa
dipungkiri juga banyak manusia yang jahat dan dengki pada sesame manusia dan
Setiap manusia kepercayaan akan sesuatu yang dia anggap angung atau
maha.kepercyaan inilah yang disebut sebagai spriritual. Spiritual ini sebagai kontrol
manusia dalam bertindak, jadi spiritual juga bisa disebut sebagai norma yang
kata : makna, harapan, kerukunan, dan sistem kepercayaan. Dyson mengamati bahwa
dirinya sendiri, orang lain, dan dengan Tuhan. Menurut Reed (1992) spiritual
diartikan sebagai inti dari manusia yang memasuki dan mempengaruhi kehidupannya
1
dan dimanifestasikan dalam pemikiran dan prilaku serta dalam hubungannya dengan
diri sendiri, orang lain, alam, dan Tuhan (Dossey & Guzzetta, 2000).
1.2 Tujuan
2
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
2.1 Definisi
Distres spiritual adalah gangguan pada keyakinan atau sistem nilai berupa
kesulitan merasakan makna dan tujuan hidup melalui hubungan dengan diri, orang
Distres spiritual adalah gangguan dalam prinsip hidup yang meliputi seluruh
kehidupan seseorang dan terintegrasi serta melebihi sifat alamiah biologis dan
Mayor :
Subjektif
Objektif
3
Minor :
Subjektif
3. Merasa bersalah
4. Merasa terasing
Objektif
musik, menulis)
2.3 Etiologi
Menjelang ajal
Kesepian
Pengasingan diri
Pengasingan sosial
4
Gangguan sosio-kultural
2.4 Patofisiologi
Patofisiologi distress spiritual tidak bisa dilepaskan dari stress dan struktur
Stress adalah realitas kehidupan manusia sehari-hari. Setiap orang tidak dapat
terhadap perubahan akibat stress. Ketika kita mengalami stress, otak kita akan
berespon untuk terjadi. Konsep ini sesuai dengan yang disampikan oleh Cannon,
W.B. dalam Davis M, dan kawan-kawan (1988) yang menguraikan respon “melawan
atau melarikan diri” sebagai suatu rangkaian perubahan biokimia didalam otak yang
melakukan perubahan. Sinyal dari hipotalamus ini kemudian ditangkap oleh sistem
limbik dimana salah satu bagian pentingnya adalah amigdala yang bertangung jawab
5
Kegagalan otak untuk melakukan fungsi kompensasi terhadap stresor akan
dengan munculnya gangguan pada perilaku sehari-hari baik secara fisik, psikologis,
patofisiologi terjadinya depresi. Namun ada beberapa faktor yang berperan terhadap
dalam memenuhi kebutuhan spiritualnya sehingga terjadi distres spritiual karena pada
2.5.1 Pengkajian
Identitas pasien
1. Nama
2. Usia
3. Jenis kelamin
4. Tanggal pengkajian
6
Salah satu instrumen yang dapat digunakan adalah Puchalski’s FICA Spritiual
memikirkan diri saudara menjadi sesorang yang spritual ata religius? Apa
hidup?
7
d. Pertanyaan tentang makna hidup dan hal-hal penting dalam kehidupan
e. Perasaan hampa.
Faktor Predisposisi :
Faktor Precipitasi :
Kejadian Stresful
baik dengan diri sendiri, orang lain, lingkungan dan zat yang maha
tinggi.
Ketegangan Hidup
8
keagamaan, perbedaan keyakinan dan ketidakmampuan menjalankan
Respon Kognitif
Respon Afektif
Respon Fisiologis
Respon Sosial
Respon Perilaku
Sumber Koping :
spiritual.
spiritualnya.
9
Dukungan network menyediakan dukungan kelompok untuk berbagai
PSIKOFARMAKA :
1. Distres Spiritual
Batasan karakteristik:
1) Ansietas
2) Insomnia
3) Letih
4) Menangis
5) Menyakan identitas
8) Takut.
10
2.5.3 Pohon Masalah
Distres Spiritual
2.5.4 Intervensi
11
kondisi spiritual. keperawatan.
4) Keterbatasan yang
berhubungan dengan
proses penyakit atau
aturan tindakan.
5) Pemisahan dari artikel
kitab suci, atau
lingkungan spiritual
bermakna.
6) Rasa takut menentang
atau rasa malu.
12
BAB III
TINJAUAN KASUS
laki-laki yang mempunyai pengaruh buruk untuk Ny D, ia jadi sering pulang malam,
bahkan Ny D yang dulunya memakai jilbab sekarang sering melepas jilbabnya ketika
bahkan hingga diancam diusir jika mengulangi perbuatannya dan tidak memutuskan
kamarnya dan semalaman tidak bisa tidur karena memikirkan perkataan orang tuanya.
Keesokan harinya Ny D tidak mau keluar kamar karena cemas dan takut saat
diperbuatnya salah, tapi ia tidak berani keluar kamar karena merasa hidupnya
13
kembali mengikuti pengajian yang ada di kampungnya, ingin kembali solat
Tuhan YME.
a) Faktor predisposisi
b) Faktor precipitasi
14
kehidupan dengan yang baru. Seperti dikasus yang sudah mulai
d) Koping
Proses terapeutik
15
Hubungan antara terapis dank lien yang penuh rasa percaya
situasi terapi.
Pencegahan Primer
untuk klien.
b. Health Education
Peran dan fungsi perawat pada health education ini yakni pemberian
16
Dengan perawat memberikan dukungan sosial, diharapkan tingkat
Pencegahan Sekunder
Dengan tujuan agar ansietas yang dialami oleh klien dapat berkurang
Pencegahan Tersier
kembali.
17
3.5 Proses Keperawatan
3.5.1 Pengkajian
I. Identitas pasien
1) Nama : Ny. D
2) Usia : 19 tahun
Kesadaran : Composmentis
TTV :
TD : 130/90 mmHg
Nadi : 80x/mnt
RR : 20x/mnt
Suhu : 36oC
Berat Badan : 50 kg
18
IV. Psikososial
Genogram
jiwa
Konsep Diri
a) Gambaran diri
b) Identitas diri
c) Peran
d) Ideal diri
sebelumnya.
e) Harga diri
19
Masalah keperawatan : harga diri rendah situasi
Hubungan Sosial
Spiritual
o Kegiatan ibadah
V. Status Mental
1. Penampilan
Penampilan klien cukup rapi, klien memakai pakaian dengan
sesuai.
2. Pembicaraan
Klien bicara dengan suara lambat, halus tapi jelas, inisiatif untuk
memulai pembicaraan kurang namun sudah sesuai dengan topik
pembicaraan.
3. Aktivitas Motorik
20
Tingkat motorik klien glisah karena klien cemas dengan masalah
yang dihadapinya.
Masalah keperawatan : defisit aktivitas deversional.
4. Alam Perasaan
Klien mengatakan sedih dan bersalah ketika memikirkan perkataan
orang tuanya.
5. Afek
Klien mengalami kesepian karena merasa tidak ada yang
menyanginya dan tidak mempedulikannya.
Masalah keperawatan : ansietas
6. Interaksi selama wawancara
Selama wawancara respon klien mau menceritakan masalahnya
kepada perawat, dan klien merasa nyaman saat bercerita serta
menyadari kesalahannya.
7. Persepsi halusinasi
Halusinasi saat pengkajian tidak ditemukan.
8. Proses pikir
Klien mampu bercerita masalahnya dengan benar.
9. Tingkat Kesadaran
Kesadaran klien composmentis, pasien menyadari bahwa dirinya
ada di Rumah, klien mengetauhi hari, klien mengenal nama orang
tuanya.
10. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien sangat berkonsentrasi saat selama dilakukannya wawancara.
11. Kemampuan Penilaian
Klien mengalami gangguan ringan pada kemampuan penilaian
karena klien bisa mengambil keputusan untuk berubah kembali
seperti dulu setelah berkonsultasi kepada perawat.
21
12. Daya titik diri
Klien tidak mengingkari bahwa dirinya bersalah dan mengakuinya.
3) Mandi
4) Berpakaian
5) Istirahat tidur
kelakuannya
masalahnya.
22
Masalah dengan dukungan sosial, spesifiknya setelah klien mengenal
23
3.5.3 Diagnosa
1) Distres Spiritual
couse
3.5.5 Intervensi
24
Mengekspresikan penyebab dan
penurunan penunjang, bila
perasaan bersalah mungkin.
dan ansietas. Pembatasan
Mengekspresikan dimungkinkan
kepuasan dengan oleh rumah sakit
kondisi spiritual. atau lingkungan
keperawatan.
Keterbatasan yang
berhubungan
dengan proses
penyakit atau
aturan tindakan.
Pemisahan dari
artikel kitab suci,
atau lingkungan
spiritual
bermakna.
Rasa takut
menentang atau
rasa malu.
25
3.5.6 Implementasi dan Evaluasi
untuk berubah.
P : Menganjurkan klien
bersama.
lingkungan
26
keperawatan. menerima kesalahannya.
A : Klien mampu
mepertahankan ibadahnya.
P : Menganjurkan klien
lebih istiqomah.
27
BAB IV
SP 1
Pertemuan ke : Pertama
A. Proses Keperawatan
Kondisi Klien
28
memasuki kamarnya dan semalaman tidak bisa tidur karena
Diagnosa Keperawatan
Distress Spiritual
Tujuan Khusus
Tindakan Keperawatan
29
B. Strategi Komunikasi Orientasi
Salam Terapeutik
Evaluasi Validasi
depan?
1. Bagaimana keadaan mbak saat ini ? Apakah ada masalah ? Jika iya,
D. Terminasi
ibadah yang mbak lakukan serta belajar cara ibadah yang lain.
30
SP 2
Pertemuan ke : Kedua
A. Proses Keperawatan
Kondisi Klien
Diagnosa Keperawatan
Distress Spiritual
Tujuan Khusus
Tindakan Keperawatan
lingkungan keperawatan.
31
B. Strategi Komunikasi Orientasi
Salam Terapeutik
Evaluasi Validasi
kepada mbak
ngobrol dimana ?
maupun diri kita ? dalam sehari berapakah solat wajib yang harus
dilakukan ?
D. Terminasi
32
SP 3
Pertemuan ke : Ketiga
A. Proses Keperawatan
Kondisi Klien
Diagnosa Keperawatan
Distress Spiritual
Tujuan Khusus
teratasi.
Tindakan Keperawatan
bermakna.
33
B. Strategi Komunikasi Orientasi
Salam Terapeutik
Evaluasi Validasi
kepada mbak
musholah?
D. Terminasi
34
DAFTAR PUSTAKA
Kim, M. J., McFarland, G. K. & Mclane, A. M., 1995. Diagnosa Keperawatan. 5 ed.