Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

LAPORAN SISTEM VENTILASI TAMBANG BAWAH


TANAH PT MERDEKA COPPER GOLD,
BANYUWANGI, JAWA TIMUR

DOSEN PENGAJAR:
NENY FIDAYANTI S.T.,M.T

OLEH :
KELOMPOK 3
Andreansah eko prastyo 193010504002
Odorikus Geraldo Michel 193020504018
Elisa Alemina Br Ginting 193020504030
Yunitae Kristianie 193010504006
Wahana Wisnu Indria 193030504046
Mikhel Glentino 193030504047

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS PALANGKARAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN/PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
PALANGKA RAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,


atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “LAPORAN SISTEM VENTILASI TAMBANG BAWAH TANAH PT
MERDEKA COPPER GOLD, BANYUWANGI, JAWA TIMUR”

Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Ventilasi Tambang Bawah Tanah. Makalah ini dimulai dengan membahas
mengenai sistem ventilasi, pengaruh dari jenis bahan galian pada sistem ventilasi
di PT Merdeka Copper Gold dan peralatan ventilasi yang digunakan di PT
Merdeka Copper Gold.

Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan


baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan
demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Terima kasih.

Palangka Raya, 21 Februari 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUATAKA
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Sistem Ventilasi..........................................................................................8
3.2 Pengaruh Metode Penambangan dengan Sistem Ventilasi.........................9
3.3 Peralatan Sistem Ventilasi..........................................................................12
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan................................................................................................15
4.2 Saran..........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Ventilasi Buatan ..............................................................................5
Gambar 2.2 Forcing System ...............................................................................5
Gambar 2.3 Exhausting System...........................................................................5
Gambar 2.4 Overlap System ...............................................................................6
Gambar 3.1 Metode Penambangan Block Caving...............................................10
Gambar 3.2 Mine Fan..........................................................................................12
Gambar 3.3 Anemometer.....................................................................................13
Gambar 3.4 PVC Reinforced Spiral Ventilation Mining Duct............................13
Gambar 3.5 Booster Fan......................................................................................14

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


PT Merdeka Copper Gold Tbk (Merdeka) merupakan perusahaan
induk yang mana anak perusahaannya diketahui bergerak dalam kegiatan
usaha pertambangan, meliputi eksplorasi dan produksi emas, perak,
tembaga, serta mineral terkait lainnya serta layanan pertambangan. Anak-
anak perusahaan dari PT Merdeka Copper Gold (Tbk) adalah PT Bumi
Suksesindo (BSI) sebagai pemegang izin usaha pertambangan operasi
produksi untuk Tambang Tujuh Bukit, PT Damai Suksesindo (DSI) sebagai
pemegang izin eksplorasi yang berdekatan, PT Batutua Tembaga Raya
(BTR) sebagai pemegang izin usaha pertambangan operasi produksi khusus
untuk pengolahan dan pemurnian, PT Batutua Kharisma Permai (BKP)
sebagai pemegang izin usaha pertambangan operasi produksi untuk
Tambang Tembaga Wetar, PT Merdeka Mining Servis (MMS) sebagai
pemegang izin usaha jasa pertambangan, PT Pani Bersama Tambang (PBT)
sebagai pemegang izin usaha pertambangan operasi produksi khusus untuk
pengolahan dan pemurnian, dan PT Puncak Emas Tani Sejahtera (PETS)
sebagai pemegang izin usaha pertambangan operasi produksi untuk Proyek
Emas Pani.
Aset utama Perusahaan tersebut adalah Tambang Tujuh Bukit yang
sering disebut sebagai Proyek Heap Leach Tujuh Bukit, Tambang Tembaga
Wetar, Proyek Emas Pani yang dalam pengembangan, dan deposit emas dan
tembaga Tujuh Bukit yang dalam pengembangan.
Penambangan emas, tembaga, dan porfiri bawah tanah di PT Merdeka
Copper Gold diambil alih oleh PT Bumi Suksesindo. Untuk mengetahui
lebih lanjut mengenai sistem ventilasi, sistem penambangan dan peralatan
yang digunakan dalam penambangan bawah tanah di PT Bumi Suksesindo

v
maka dibuatlah Laporan yang berjudul “Laporan Sistem Ventilasi
Tambang Bawah Tanah PT Merdeka Copper Gold, Banyuwangi, Jawa
Timur”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan dengan latar belakang di atas, maka rumusan masalah
dari laporan ini adalah sebagai berikut.
1.2.1 Apa sistem ventilasi yang digunakan di PT Merdeka Copper Gold?
1.2.2 Apa pengaruh dari jenis bahan galian pada sistem ventilasi di PT
Merdeka Copper Gold?
1.2.3 Apa saja peralatan ventilasi yang digunakan di PT Merdeka Copper
Gold?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan dengan rumusan masalah laporan di atas, maka tujuan
dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui:
1.3.1 sistem ventilasi yang digunakan di PT Merdeka Copper Gold;
1.3.2 pengaruh jenis bahan galian pada sistem ventilasi di PT Merdeka
Copper Gold; dan
1.3.3 peralatan ventilasi yang digunakan di PT Merdeka Copper Gold.

vi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Salah satu unit operation yang sangat dibutuhkan baik untuk pekerja
maupun alat mekanis pada kegiatan penambangan tambang bawah tanah adalah
sistem ventilasi. Sistem ventilasi berperan penting dalam perpindahan udara
disekitar tambang untuk mengeluarkan udara kotor dan menyediakan udara bersih
yang diperlukan sesuai dengan kualitas dan kuantitasnya, sehingga dapat
memberikan keamanan dan kenyamanan di tempat kerja.
Sistem ventilasi tambang ini memiliki 3 fungsi secara umum yang sesuai
dengan prinsip-prinsip fluida, yaitu:
1. Sebagai pengontrol kualitas udara (Quality Control) pada tambang bawah.
Hal ini dilakukan dengan cara mengatur konsentrasi gas-gas beracun di
dalam tambang. Maka dari itu, ketika tambang bawah tanah melakukan
produksi, konsentrasi dari gas-gas beracun dapat di kontrol konsentrasinya
sehingga tidak membahayakan para penambang yang sedang bekerja.
2. Sebagai pengontrol kuantitas udara (Quantity Control). Kontrol kuantitas
udara yang dimaksud disini adalah pengaturan jumlah volume (debit) dan
arah aliran udara dari debit tersebut. Pengontrolan ini tidak hanya dilakukan
pada suplai udara bersih di lubang bukaan dan saluran pipa udara ventilasi,
tetapi dilakukan juga pada tempat pembuangan gas-gas beracun.
3. Sebagai pengatur temperatur dan kelembapan udara. Pengaturan yang
dilakukan adalah pengaturan pendinginan, pemanasan, kelembapan, dan
penghilangan kelembapan uadara. Pada tambang bawah tanah sering kali
kondisi temperatur udara tidak sesuai dengan temperatur optimal kerja,
seperti udara yang terlalu panas dan kelembapan udara yang tinggi. Maka
dari itu, dengan adanya pengaturan, kebutuhan udara pekerja dan alat akan
mendapatkan kondisi udara yang optimal untuk bekerja.
Dalam tambang bijih bawah tanah, sistem ventilasi dirancang untuk
memenuhi pasokan kebutuhan udara bersih untuk pekerja tambang dan peralatan
tambang. Dikarenakan bentuk tubuh bijih bervariasi, maka ventilasi harus

vii
fleksibel untuk menyuplai udara ke front kerja. Jaringan ventilasi pada area face
harus terjaga, agar gas beracun hasil peledakan dapat dibersihkan dengan cepat
dan efisien. Sistem ventilasi berdasarkan sumber udara terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Sistem Ventilasi Alami
Sistem ini terbentuk secara alami seiring dengan terbentuknya lubang
bukaan atau penggalian tunnel pada tambang bawah tanah. Sistem ventilasi
alami udara akan mengalir secara alami ke dalam tambang karena adanya
perbedaan tekanan dan temperatur di kedua ujung lubang yang elevasinya
berbeda. Dengan adanya lubang bukaan, secara otomatis udara akan
mengalir melalui lubang bukaan tersebut.
2. Sistem Ventilasi Buatan
Sistem ventilasi ini dibangkitkan dengan bantuan  listrik. Sebagai
alat supply udaranya digunakan fan. Fan pada sistem ini bertugas sebagai
pengatur sirkulasi udara sehingga setiap front kerja pada tambang tersebut
akan tersuplai udara cukup. Untuk itu, sistem ventilasi yang umum
digunakan pada tambang bawah tanah adalah artificial ventilation
system. Artificial ventilation system ini adalah sistem ventilasi buatan
dengan memberikan intake udara bersih yang dihasilkan dari fan blower dan
mengeluarkan udara kotor melalui sistem exhaust fan. Sistem jaringan
buatan inilah yang dipergunakan di dalam tambang bawah tanah untuk
membuat sirkulasi udara lancar. Sistem ventilasi sangat tergantung dari
ketersediaan dan karakteristik fan blower dan exhaust. Pada sistem ventilasi
buatan udara akan mengalir karena perbedaan tekanan yang dihasilkan oleh
kipas angin bertugas sebagai pengatur sirkulasi udara sehingga setiap face
pada tambang tersebut terpenuhi kebutuhan udaranya.

viii
Gambar 2.1 Ventilasi Buatan

Sistem ventilasi tambang, terbagi menjadi 3 yaitu: Forcing System (Sistem


Hembus), Exhausting System (Sistem Hisap), dan Overlap System.

Gambar 2.2 Forcing System

Gambar 2.3 Exhausting System

ix
Gambar 2.4 Overlap System

Untuk menghasilkan sistem ventilasi yang mampu bersikulasi, ada beberapa


parameter yang perlu diperhatikan yaitu :
a. Kebutuhan udara pada front tambang bawah tanah sebesar 3 m3/menit
untuk setiap hp mesin dan 1 m3/menit untuk setiap pekerja. Tekanan udara
akan berbanding terbalik terhadap luas permukaan saluran tersebut, yang
dinyatakan dengan rumus :

b. Head loss, yaitu kehilangan debit udara yang menyebabkan penurunan


efisiensi yang terjadi karena dari sistem ventilasi tersebut. Head loss terjadi
karena adanya aliran udara akibat kecepatan (Hv), gesekan (Hf), dan
tikungan saluran / perubahan ukuran saluran (Hx). Head loss terbesar terjadi
apabila ada arus yang dibelokkan dengan sudut tajam. Grafik di bawah ini
menunjukkan penurunan efisiensi (head loss) debit ventilasi karena
tikungan 90 derajat (dipengaruhi oleh diameter flexible / rigid faktor  duct)
dan sudut tikungan.

x
Terdapat peraturan yang mengatur perencanaan ventilasi tambang dan
pengaturan jam kerja di dalam tambang bawah tanah. Perencanaan ventilasi
tambang dalam mengatur kebutuhan kualitas dan kuantitas udara tambang bawah
tanah diatur oleh Keputusan Menteri ESDM Nomor 1827K/30/MEM/2018 dan
Keputusan Dirjen Minerba Nomor 185/2019. Sedangkan peraturan yang mengatur
jam kerja di dalam tambang diatur oleh PermenKes RI Nomor 70 Tahun 2016.
Berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 1827 Tahun 2018,
parameter pengaturan kualitas udara tambang bawah tanah diperhitungkan pada
keberadaan konsentrasi gas pengotor, suhu (temperatur cembung basah dan
cembung kering), dan kelembapan relatif.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2016
menjelaskan standar dan persyaratan kesehatan lingkungan kerja yang mengatur
nilai ambang batas lingkungan kerja industri. Nilai Ambang Batas (NAB) iklim
lingkungan kerja merupakan batas iklim lingkungan kerja (heat stress) yang tidak
boleh dilampaui selama delapan jam kerja per hari. NAB iklim lingkungan kerja
dinyatakan dalam derajat celcius Indeks Suhu Basah dan Bola (°C ISBB), dikenal
juga dengan istilah WBGT (Wet Bulb Globe Temperature) yang merupakan
indikator iklim lingkungan kerja.

xi
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Sistem Ventilasi


Ventilasi tambang berfungsi untuk mengatur aliran udara bersih dari
permukaan tambang ke dalam tambang bawah tanah. Dalam pengaturannya,
udara akan mengalir dari suhu rendah ke tinggi, dari tekanan tinggi ke
rendah dan udara akan lebih banyak mengalir pada jalur ventilasi dengan
resistensi yang lebih kecil dibandingkan dengan jalur yang memiliki
resistansi besar. Ada dua tujuan dari ventilasi tambang. Pertama, ventilasi
utama harus mengalirkan udara melalui saluran ventilasi ke front kerja
sehingga kebutuhan udara segar terpenuhi. Kemudian udara kotor hasil
aktivitas penambangan bawah tanah dihisap ke permukaan. Kedua, sistem
ventilasi harus dirancang agar menghilangkan debu dan gas-gas berbahaya.
Tanpa adanya sistem ventilasi yang baik, siklus produksi menjadi tidak
efektif dan efisien.
Sistem ventilasi tambang PT Bumi Suksesindo menggunakan sistem
overlap, pada sistem ini fan dipasang untuk menarik keluar udara dari dalam
terowongan, sehingga tekanan udara menjadi lebih kecil dibanding tekanan
surface. Sistem ini memaksa tekanan negatif dari terowongan untuk
mengeluarkan gas beracun lebih mudah, sehingga tidak terakumulasi di
dalam tambang. Distribusi udara bersih mengandalkan 2 fan axial double
stage, yang dipasang seri dengan diameter casing fan 1400 mm, serta
memiliki daya hisap udara sebesar 40,23 m3/s.

xii
3.2 Pengaruh Metode Penambangan dengan Sistem Ventilasi
PT Bumi Suksesindo berencana mengoperasikan tambang emas
bawah tanah dengan menggunakan metode penambangan Block Caving,
yang diperoleh sesuai dengan karakteristik dari tipe endapan porfiri. Dalam
setiap operasi penambangan bawah tanah, terdapat dua fase kegiatan
penambangan, yaitu fase development mining dan fase production mining.
Dengan total luas wilayah Izin Usaha Pertambangan sebesar 4998 Ha, saat
ini tambang bawah tanah PT Bumi Suksesindo sedang dalam fase
development mining, dengan panjang terowongan decline ketika penelitian
berlangsung mencapai 1490 m, pada elevasi 160 mdpl. Bahan galian yang
berada di PT Bumi Suksesindo masuk dalam tipe endapan porfiri, dengan
bentuk endapan berupa veinlets serta stockwork. Endapan porfiri adalah
salah satu endapan dari sistem hipogen dan terbentuk pada busur vulkanik
yang jauh dari permukaan. Endapan porfiri merupakan endapan primer yang
berukuran massive dengan kadar rendah sampai medium, yang terdapat
pada batuan beku plutonik. penambangan bawah tanah dengan metode
Block Caving, terdapat parameter-parameter yang harus dipertimbangkan,
antara lain: kekuatan dinding batuan, bentuk endapan bahan galian, ukuran
dan kemiringan endapan bahan galian, kadar bijih, keseragaman bijih dan
kedalaman yang memungkinkan untuk digunakan metode tersebut.

xiii
Gambar 3.1 Metode Penambangan Block Caving

PT Bumi Suksesindo berencana menerapkan teknologi tambang


bawah tanah metode Block Caving. Mengingat adanya tumpang tindih
dengan kawasan hutan lindung Tujuh Bukit serta kawasan pariwisata Pulau
Merah, maka guna meminimalisir pembukaan lahan hutan lindung,
berdasarkan prinsip keselamatan, efisiensi, ekonomi, kondisi geologi dan
topografi, rencana penambangan yang akan dilakukan adalah dengan
metode Block Caving. Block Caving adalah teknik penambangan dengan
memotong bagian bawah dari blok bijih, sehingga blok bijih tersebut

xiv
mengalami keruntuhan. Berdasarkan situasi dan kondisi lokasi penelitian,
perlu dilakukan analisa pada setiap drill cuddy dan face decline, supaya
dapat diketahui kebutuhan udara minimum semua area kerja, apakah sudah
terpenuhi atau belum. Kemudian diperlukan pengamatan dan simulasi
sistem ventilasi, agar didapatkan rekomendasi sistem ventilasi tambang
yang sesuai dengan regulasi, demi menciptakan lingkungan kerja aman dan
nyaman.
Upaya tindakan peningkatan sistem ventilasi tambang di PT Bumi
Suksesindo, adalah dengan melakukan pengaturan sistem bukaan mulut vent
duct sebesar 50% pada percabangan drill cuddy pertama, agar dapat
meningkatkan tekanan aliran udara, serta penambahan satu buah booster fan
Clemcorp 55 KW, yang terletak di stockpile 7. Penambahan booster fan ini,
dapat meningkatkan debit udara pada drill cuddy 3 sebesar 45,29% dan face
decline sebesar 32,93% dari kondisi sebelumnya
Pemilihan metode penambangan Block Caving berpengaruh pada
pemilihan sistem ventilasi yang digunakan pada PT. Bumi Suksesindo
sehingga dibutuhkan alat-alat yang sesuai dengan kondisi tambang bawah
tanah yang menggunakan metode Block Caving yang memiliki sistem
penambangan yang lebih mudah dari sistem penambangan lain agar
rancangan sistem ventilasi akan lebih mudah dan kompleks agar keamanan
dan keselamatan pekerja lebih terjamin.
Pengaruh komoditas Emas terhadap sistem ventilasi terdapat pada
hasil peledakan yang menghasilkan beberapa gas-gas yang berbahaya
seperti Karbondioksida (C02), Metana (CH4) dan Karbon Monoksida (CO).
sehingga sistem ventilasi perlu dirancang dengan sebaik-baiknya agar
menjamin keselamatan dan keamanan pekerja.

xv
3.3 Peralatan Sistem Ventilasi
a. Mine Fan
Mine fan digunakan untuk menyuplai udara dari luar tambang
bawah tanah ke dalam tambang bawah tanah dengan kecepatan
tertentu serta debit udara tertentu sesuai dari kecepatan udara yang
disuplai serta besar duct yang digunakan nantinya. Mine
fan mempunyai dua fungsi, yaitu dapat berfungsi sebagai menyuplai
udara masuk atau dapat disebut bagian fan blower dan dapat berfungsi
menghisap udara keluar (seperti gas-gas beracun dan berbahaya) yang
disebut bagian exhaust fan).

Gambar 3.2 Mine Fan

b. Anemometer
Anemometer digunakan untuk menghitung kecepatan angin
yang dihasilkan mine fan pada jalur mine duct. Semakin cepat aliran
udara yang dihasilkan maka akan semakin besar debit udara yang akan
tersuplai pada lokasi tambang bawah tanah tersebut.

xvi
Gambar 3.3 Anemometer

c. PVC Reinforced Spiral Ventilation Mining Duct


PVC  reinforced spiral ventilation mining duct digunakan
sebagai penghantar supply udara dari mine fan ke bagian dalam
tambang bawah tanah, dengan panjang tertentu sesuai dengan
penggunaannya pada lokasi yang dilakukannya penambangan.
Semakin panjang mine duct, maka mine fan yang dipakai juga harus
disesuaikan agar mendapatkan kecepatan udara yang optimal dan
debit udara yang besar nantinya.

Gambar 3.4 PVC Reinforced Spiral Ventilation Mining Duct

xvii
d. Booster Fan
Booster fan adalah perangkat ventilasi bawah tanah dipasang
secara seri dengan kipas permukaan utama dan digunakan untuk
meningkatkan tekanan aliran udara yang melewati. Ukuran dan
pemasangan yang benar dapat digunakan untuk menciptakan kondisi
kerja yang aman dan memungkinkan ekstraksi mineral dari pada
kedalaman yang tinggi.

Gambar 3.5 Booster Fan

xviii
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Bersadarkan pembahasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan dari
laporan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Ventilasi tambang berfungsi untuk mengatur aliran udara bersih dari
permukaan tambang ke dalam tambang bawah tanah. Dalam
pengaturannya, udara akan mengalir dari suhu rendah ke tinggi, dari
tekanan tinggi ke rendah dan udara akan lebih banyak mengalir pada
jalur ventilasi dengan resistensi yang lebih kecil dibandingkan dengan
jalur yang memiliki resistansi besar.
2. Endapan porfiri merupakan endapan primer yang berukuran massive
dengan kadar rendah sampai medium, yang terdapat pada batuan beku
plutonik. penambangan bawah tanah dengan metode Block Caving,
terdapat parameter-parameter yang harus dipertimbangkan, antara
lain: kekuatan dinding batuan, bentuk endapan bahan galian, ukuran
dan kemiringan endapan bahan galian, kadar bijih, keseragaman bijih
dan kedalaman yang memungkinkan untuk digunakan metode
tersebut.
a. Peralatan yang digunakan dalam sistem ventilasi yaitu : Mine Fan,
Anemometer, PVC reionforced spiral ventilation mining duct, dan
booster fan

4.2 Saran
Diharapkan laporan ini dapat berguna bagi pembaca maupun
mahasiswa-mahasiswi Universitas Palangka Raya terkhususnya Jurusan
Teknik Pertambangan. Dan dapat memberikan pengetahuan secara umum
mengenai sistem ventilasi tambang bawah tanah.

xix

Anda mungkin juga menyukai