Anda di halaman 1dari 8

Februari, 2021, Volume 3 Nomor 1

E-ISSN 2656-1026

JEJAK NANSARUNAI DAN TANTANGAN GLOBALISASI

Effrata
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas PGRI Palangka Raya
(email: effrata1970@gmail.com)

Abstrak

Nansarunai disebut dalam sebuah nyanyian (wadian) dari masyarakat asli,


yaitu masyarakat dayak maanyan. Menurut Sutopo Ukip Bae, dkk. (2000: tanpa
halaman) nansarunai yang terdiri dari masyarakat maanyan sudah mendiami DAS
Barito jauh sebelum muncul kerajaan Dipa, sebagai hasil penaklukan Majapahit.
Wilayah kekuasaan nansarunai diyakini berada diwilayah sekitar sungai tabalong.
Nansarunai adalah sebuah kerajaan yang makmur pada masanya, banyak pendapat
dan temuan-temuan yang memperlihatkan hasil yang berbeda tentang nansarunai,
akan tetapi suku dayak maanyan tetap percaya pada cerita turun-temurun yang
diwariskan oleh nenek moyang utus nansarunai. Oleh sebab itu tulisan ini akan
membahas tentang bagaimana cara generasi dayak maanyan mempertahankan
eksistensi dan sejarah nansarunai di tengah tantangan globalisasi.
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriftif karena data yang
dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan berupa angka. Metode penelitian
deskriptif yaitu mengupayakan suatu penelitian dengan cara menggambarkan secara
sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dari suatu peristiwa serta sifat-sifat dari
individu dan keadaan masyarakat. Pendekatan penelitian yang digunakan ialah
pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Guba, metode penelitian kualitatif adalah
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Orang-orang nansarunai zaman dahulu menyimpan sesuatu lewat bunyi dan
gambar, sehingga yang sampai pada generasi-generasi selanjutnya adalah berupa
perkataan dan pemahaman yang hanya dipahami oleh orang-orang dayak maanyan
karna memang mereka telah diajarkan dari turun temurun. Sebagai contoh pada saat
upacara-upacara yang mengunakan bahasa-bahasa yang hanya mereka yang paham.
Semula semuanya didengarkan dihapalkan, baru kemudian dituliskan dalam bentuk
aksara. Budaya nansarunai adalah tahap awal dari peradaban bunyi dan gambar,
belum menuju aksara. Di tengah tantangan globalisasi cara menjaga eksistensi budaya
nansarunai adalah dengan memperkaya pengetahuan tiap individu untuk mempelajari
dan melestarikian budaya agar tidak punah.

Kata kunci : Tanyangan Globalisasi

Jurnal Sociopolitico
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
26
Februari, 2021, Volume 3 Nomor 1
E-ISSN 2656-1026

Pendahuluan sejarah nansarunai agar tidak diobrak abrik


keontentikan jejaknya.
Nansarunai disebut dalam sebuah
nyanyian (wadian) dari masyarakat asli, Metode Penelitian
yaitu masyarakat dayak maanyan. Menurut
Sutopo Ukip Bae, dkk. (2000: tanpa Penelitian ini termasuk dalam jenis
halaman) nansarunai yang terdiri dari penelitian deskriftif karena data yang
masyarakat maanyan sudah mendiami dikumpulkan berupa kata-kata, gambar
DAS Barito jauh sebelum muncul kerajaan dan bukan berupa angka. Metode
Dipa, sebagai hasil penaklukan Majapahit. penelitian deskriptif yaitu mengupayakan
Wilayah kekuasaan nansarunai diyakini suatu penelitian dengan cara
berada diwilayah sekitar sungai tabalong. menggambarkan secara sistematis, faktual,
Pusat kekuasaan nansarunai tersebut dan akurat mengenai fakta dari suatu
menunjuk pada wilayah candi agung (di peristiwa serta sifat-sifat dari individu dan
seberang sungai). Pendapat lainnya keadaan masyarakat. Pendekatan
menyebutkan bahwa keberadaan penelitian yang digunakan ialah
nansarunai diperkirakan berada disekitar pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan
magasari. Sekarang masuk dalam wilayah dan Guba, metode penelitian kualitatif
kecamatan candi laras. Orang nansarunai adalah prosedur penelitian yang
sangat percaya dengan petanda alam. Apa menghasilkan data deskriptif berupa kata-
saja telah mereka rekam dan ajarkan kata tertulis atau lisan dari orang-orang
selama turun temurun, dilekatkan pada dan perilaku yang diamati.
syair-syair dan lukisan pada tubuh mereka.
Ada yang tak biasa dari suatu Hasil dan Pembahasan
peradabannya. Mereka tidak memiliki Jejak Nansarunai
aksara untuk ditulis, mereka hanya Nansarunai adalah kerajaan yang
memiliki syair untuk dihapalkan, dari mempersatukan suku Maanyan antara
generasi ke generasi atau lukisan di tubuh 1309 –1389 . Dengan kata lain Nansarunai
dan dinding. Mereka menyimpan merupakan sebuah Kerajaan yang berpusat
pengetahuan mereka lewat bunyi dan di Amuntai dan terletak Di Pasar Arba
gambar yang hanya generasi mereka yang atau Banua Lawas. Penghuni pertama di
paham. Salah satu jejak arkeolog yang bumi Kalimantan Selatan bukanlah suku
digunakan untuk melacak keberadaan Banjar, melainkan suku Dayak. Bisa
nansarunai adalah ditemukannya bangunan dikatakan, migrasi manusia ke Kalimantan
candi kuno di amuntai. Candi ini dikenal terbagi menjadi 2 gelombang, yaitu
dengan nama candi agung, yang dipercaya gelombang pertama yang kita kenal
menjadi salah satu simbol eksisnya dengan suku Dayak (Proto Melayu) yang
peradaban orang-orang dayak maanyan di pada gelombang pertama mendiami daerah
masa silam.tulisan ini mencoba pedalaman. Ada anggapan bahwa
menjelaskan tentang jejak nansarunai dari sebenarnya suku Dayak tidaklah migrasi
berbagai sumber lisan dan tulisan serta ke daerah pedalaman, melainkan karena
tantangan globalisasi yang akan dihadapi berakhirnya zaman interglasial, mereka
oleh generasi nansarunai. tantangan untuk yang awalnya di pesisir menjadi berada di
mempertahankan eksistensi budaya dan daerah pedalaman seiring dengan surutnya

Jurnal Sociopolitico
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
27
Februari, 2021, Volume 3 Nomor 1
E-ISSN 2656-1026

air laut. Hal ini dilihat dari struktur tanah musik. Tak ada catatan yang menunjukkan
berpasir dan bukit-bukit yang seperti teluk. kapan kerajaan Nan Sarunai di dirikan
Apapun itu, suku Dayak adalah penghuni kecuali melalui nyanyian atau wadiah
pertama di Provinsi terkecil di yang kemudian ditransformasikan kepada
Kalimantan. Penduduk yang datang generasi berikutnya. Melalui riwayat lisan,
menyusul berikutnya adalah Suku Banjar Suku Maanyan pada tahun 1309, yang
(Deutro Melayu). Suku Dayak Maanyan, kemudian mendapatkan dua kali serangan
pendiri Kerajaan Nan Sarunai, adalah sehingga menghancurkan kerajaan Nan
salah satu sub Suku Dayak tertua di Sarunai. Usak Jawa merupakan istlah yang
Borneo. Suku Dayak Maanyan termasuk gunakan oleh suku Maanyan untuk
dalam rumpun Ot Danum yang juga menggambarkan serangan Majapahit
dikenal dengan nama Dayak Ngaju. Pada kedaerah tersebut. Hal ini mendorong
awalnya, orang-orang Suku Dayak terjadinya eksodus besar-besaran dari dari
Maanyan menetap di tepi Sungai Barito suku Maanyan yang kemudian menyebar
bagian timur (sekarang menjadi ke Kalimanan Selatan, Kalimantan Timur
Kabupaten Barito Timur, Kalimantan dan Kalimantan Tengah. Adapun Raja-raja
Tengah). Oleh karena itu, orang-orang dari Kerajaan Nansarunai : Raja Pertama
Suku Dayak Maanyan mendapat sebutan (Raden Japutra Layar) Pendiri, Raja
Kelompok Barito Timur. Nama Sarunai Kedua (Raden Neno), Raja Terakhir
sendiri dimaknai dengan arti “sangat (Raden Anyan) yang merupakan Putra dari
termasyhur”. Penamaan ini bisa jadi Raden Neno dan menjadi Raja Terakhir.
mengacu pada kemasyhuran Suku Dayak Disamping itu pula ada pendapat lisan dari
Maanyan di masa silam, di mana mereka utus dayak maanyan yang mengatakan
terkenal sebagai kaum pelaut yang bahwa tidak benar bahwa kerajaan
tangguh, bahkan mampu berlayar hingga Majapahit menaklukan Nansarunai, yang
ke Madagaskar di Afrika dan ada ada malah sebaliknya pasukan Majapahit
persamaan bahasa antara bahasa orang takluk ditangan Panglima yang dikenal
Madagaskar dengan Maanyan. Secara dengan nama Panglima Datu, yang
Khusus kata Sarunai diambil dari kata sekarang namanya diabadikan menjadi
“serunai” yakni alat musik sejenis seruling nama Kabupaten. Salah satunya adalah
yang mempunyai tujuh buah lubang. Kabupaten Hulu Sungai Tabalong, diambil
Alat musik ini sering dimainkan dari nama Panglima Datu Tabalong,
orang-orang Suku Dayak Maanyan untuk diceritakan pula bahwa Panglima Datu
mengiringi tari-tarian dan nyanyi- Tabalong berhasil membuat Panglima
nyanyian. Konon, Raja dan rakyat Nala atau Panglima Majapahit kabur tanpa
Kerajaan Nan Sarunai sangat gemar pakaian. Masyarakat dayak percaya bahwa
menari dan menyanyi. Sebenarnya istilah sejarah nansarunai tidak hanya yang
lengkapnya adalah Nan Sarunai. Kata berlaku diatas kertas akan tetapi dari tutur
“nan” diduga berasal dari bahasa Melayu secara turun temurun yang diwariskan oleh
yang kemudian dalam lidah orang nenek moyang nansarunai.
Maanyan dilafalkan hanya dengan ucapan
Sarunai saja. Dengan demikian, nama Bukti-Bukti Peninggalan Nansarunai
“Nan Sarunai” berarti sebuah kerajaan di Berikut bukti-bukti peninggalan
mana raja dan rakyatnya gemar bermain sejarah Kerajaan Nansarunai (Dayak

Jurnal Sociopolitico
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
28
Februari, 2021, Volume 3 Nomor 1
E-ISSN 2656-1026

Maanyan) : pusaka kerajaan Nansarunai, sesudah


1. Di kota Banjarmasin terdapat dapat dirampas kembali dari Tanjung
peninggalan purbakala orang Ma'anyan : Negara, atau Banjarmasin pada tahun
1) Sebuah tonggak kayu yang 1362.
dinamakan "Hujung Panti", 5. Di kota Martapura terdapat Balontang
gunanya ialah tempat orang dan sumur kuno yang dinamakan
Ma'anyan kuno memandikan anak sumur pahit, peninggalan orang
untuk pertama kalinya disungai Ma'anyan hingga abad ke-14. Sewaktu
yang disebut Mubur Walenon. penggalian saluran pengairan dari
Tonggak kayu itu dipakai hingga waduk Riam Kanan ke arah Banjar
abad ke-14, terletak disebelah barat Baru terdapat kuburan kuno orang
laut kota Banjarmasin. Ma'anyan yang dipakai hingga abad
2) Di km 3, masuk sejauh 800 m ke-16.
kekiri jalan arah ke kota 6. Disuatu tempat didaerah Burung-
Martapura, terdapat sebuah tempat Lapas; di km 24 dari Martapura ke
dinamakan Pangambangan. Pada arah Rantau, 150 m kanan jalan antara
daerah seluas 1 ha, terdapat Martapura dan Binuang terdapat
permukaan tanah yang bersih, sebuah gua dan tanah yang sedikit
karena tidak terdapat satupun ditumbuhi pepohonan. Diduga tempat
pepohonan yang bisa tumbuh. itu adalah bekas pemukiman yang
Diduga disitulah disebut Nansarunai hingga abad ke-13,
tempatpemukiman orang Ma'anyan dan belum mengenal pemerintahan
yang pertama yang dipercaya oleh raja. Sesudah Nansarunai dipindahkan
mereka, sebagai bekas bangunan ke Banua Lawas baru timbul
Balai-Adat hingga abad ke-16. pemerintahan dalam bentuk kerajaan
serta lahirnya hukum adat yang dipakai
2. Kebun buah-buahan yang dinamakan oleh orang Ma'anyan hingga sekarang.
Pulau Banyar Kayutangi, tempat 7. Daerah yang dinamakan pulau Kadap,
pemukiman orang Ma'anyan hingga yaitu tempat pemusatan prajurit-
awal abad ke-16. Disini masih terdapat prajurit Nansarunai, sebelum perang
tiang-tiang bekas rumah kuno, terbuat Nansarunai kedua tahun 1362.
dari kayu besi yang masih tersisa 8. Di daerah Margasari, terdapat candai
sampai sekarang, terletak 24 km dari Laras tempat pemujaan agama Hindu
kota Banjarmasin ke arah lapangan Syiwa, dari kerajaan Daha dari abad
terbang Syamsuddin Noor. ke-14, hingga abad ke-16. Disini
3. Tempat ditemukan Balontang dan terdapat juga sebuah patung batu,
makam kuno dari kayu besi terletak di berupa ujud kepala babi sebagai
Liang Anggang. Balontang dalam adat prasasti yang dibuat oleh orang
orang Ma'anyan adalah sebagai Ma'anyan tahun 1362.
simbolis arwah orang sudah meninggal 9. Kota Negara, adalah tempat
yang diadakan pesta adat secara pemukiman bekas prajurit-prajurit
sempurna. Majapahit, terdiri dari orang Majaphit
4. Gunung Paramaton atau gunung sendiri, orang Madura, orang Bugis
Madu_manyan, tempat penyimpanan dan orang-orang Nansarunai, setelah

Jurnal Sociopolitico
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
29
Februari, 2021, Volume 3 Nomor 1
E-ISSN 2656-1026

selesai perang Desember 1362, disini sejarahnya. Tempat ia menjala


terdapat : ikan tersebut yaitu sebuah
1) Para pandai besi yang ahli danau yang dinamakan Telaga
dalam pembuatan kapal-kapal Silaba, di selatan Kabupaten
serta peralatan rumah tangga Hulu Sungai Utara.
lainnya. 12. Di Pasar Arba atau Banua Lawas,
2) Para ahli pembuat tembikar, adalah tempat kerajaan Nansarunai
kenong, gamelan dan gelang dari tahun 1309-1358, disini terdapat
untuk tarian wadian Bawo dan peninggalan kuno antara lain :
wadian Dadas. Khusus untuk 1) Makam raja Raden Anyan atau
gamelan mereka buat memakai terkenal dalam sejarah tulisan
lima nada, yaitu do, re, mi sol orang Maanyan mereka sebut
dan la ialah nada-nada yang Am'mah Jarang. Terletak
dipakai oleh orang Ma'anyan dibelakang masjid tua Banua
dalam musik. Lawas. Sumur Tua tempat
3) Terdapat sebuah sumur kuno Raden Anyan gugur ditumbak
yang airnya berwarna merah, oleh Laksamana Nala tertutup
sebagai prasasti peristiwa lantai mesjid.
perang Desember 1362. 2) Pohon Kamboja besar-besar,
10. Di kota Amuntai, terdapat candi sebanyak tujuh pohon, terletak
Agung yaitu tempat pemujaan agama di belakang mesjid tua tersebut,
Hindu Syiwa pada abad ke-14 hingga sebagai peringatan moksanya
abad ke-16 dan Tambak Wasi, yaitu tujuh orang putera Raden
tempat pembakaran mayat para prajurit Anyan yaitu; Jarang, Idong,
korban perang Nansarunai pertama Pan'ning, Engko, Engkai, Liban
tahun 1358. Dan di duga lebih tua dari dan Bangkas.
yang ada peninggalan di Kutai, yaitu 3) Terdapat sebuah sumur tua
kira kira abad kedua . sekitar 1 km arah barat kota
11. Bertempat di Banyu Hirang, diselatan kecamatan Banua Lawas yang
kecamatan Danau Panggang terdapat : disebut Sumur Am'mah Jarang,
1) Beberapa kuburan massal yang nama kecil Raja Raden
dinamakan Tambak yaitu Anyan,digunakan khusus bagi
tempat penguburan para anggota keluarga kerajaan
prajurit Nansarunai dan Nansarunai.
Majapahit korban perang 4) Kain Sindai yang terdapat
Desember 1362. didalam mesjid tua itu juga
2) Pada tahun 1953, pernah berasal dari tenunan India yang
ditemukan oleh penjala ikan dibeli ketika perdagangan
yang bernama Abdullah Wahab masih berlangsung dari
sebuah tiang kapal tertimbun Kalimantan Selatan hingga
lumpur sedalam sekitar 1 m pulau Madagaskar dilepas
dari permukaan air. Jalannya pantai timur benua Afrika.
tersangkut pada tiang kapal 5) Benda kuno lainnya seperti
yang belum dia ketahui piring celedon, gong, kenong,

Jurnal Sociopolitico
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
30
Februari, 2021, Volume 3 Nomor 1
E-ISSN 2656-1026

guci tempat pengawetan daging Giwa pada tahun 1358. Di desa ini
cara tradisional Maanyan yang terdapat banyak Balontang yang
disebut Wadi, gendang panjang menandakan bahwa di desa ini dahulu
yang dinamakan katammu'ng pernah menjadi pemukiman orang
sudah diamankan oleh pihak Maanyan yang disebut dengan
kebudayaan setempat. Maanyan Jangkung.
6) Di halaman masjid tua tersebut 17. Dahulu dikampung Bentot, yang
terdapat dua buah tempayan dahulu dinamakan Kayunringan
kuno yang dipakai untuk terdapat sebuah perahu kuno yang
keperluan menyimpan air dinamakan oleh penduduk setempat
wudhu. adalah perahu Nahkoda Jamuhala.
7) Terdapat sebuah Lewu Hiyang Jamuhala adalah nahkoda kapal
disebelah kanan serambi depan dagang Nansarunai yang gugur dalam
masjid. Lewu Hiyang tempat perang Nansarunai pertama tahun
menaruh sesajen kepada roh 1358. Perahu tersebut diduga dapat
para leluhur sewaktu pesta adat meloloskan diri dari peperangan
bontang. hingga terdampar dihulu sungai
13. Di danau Maunna'n adalah tempat Patangkep.
penyimpanan pusaka kerajaan 18. Di desa Ja'ar terdapat beberapa buah
Nansarunai, berupa tiang sokoguru peninggalan kuno antara lain :
balai adat yang terbuat dari emas, 1) Sebuah perahu kuno yang
patung emas berbentuk anak laki-laki terletak dihutan Mabeje, sekitar
dan perempuan yang sedang menari 4 km arah timur laut desa Ja'ar.
yang masing-masing bernama amas Perahu kuno tersebut oleh
Bakukanrik amas Bakukanrau serta penduduk Ja'ar dikatakan
sebuah lesung emas. Terdapat pula adalah kepunyaan saudagar
sebuah prasasti dari kayu besi sebagai Keling dari Majapahit yang
tanda atau peringatan penggabungan menjual piring celedon,
agama Hindu Syiwa dan kepercayaan mangkok, boli-boli, dapur dari
terhadap roh nenek moyang orang tembikar, tempat menanak nasi
Maanyan. dari tembikar yang dinamakan
14. Di sungai Banyu Landas dekat Pasar oleh penduduk Kabali dan
Panas, terdapat sebuah perahu kuno tempat menanak sayur, juga
yang belum jelas siapa pemiliknya, dari tembikar yang dinamakan
apakah kepunyaan orang Nansarunai Janga. Perahu itu kandas ketika
atau kepunyaan orang Majapahit. terjadi gempa tektonik pada
15. Di desa Bagok atau yang dahulu tahun 1379, yaitu 21 tahun
disebut Hadiwalang terdapat barang- sesudah perang Nansarunai
barang kuno dari bahan pecah belah pertama, tahun 1358.
dibawa oleh pangeran Panni'ngatau 2) Terdapat sebuah batu besi yang
Patih Raja Muda ketika selesai perang dinamakan oleh penduduk
Nansarunai. Sangar-Jatang, kemungkinan
16. Di desa Jangkung terdapat barang adalah dupikat Wato-sekelika
kuno yang dibawa oleh Uria Pulang dari Madagaskar.

Jurnal Sociopolitico
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
31
Februari, 2021, Volume 3 Nomor 1
E-ISSN 2656-1026

3) Terdapat makam Puteri ketika menuju ke Nansarunai pada


Mayang Sari yang abad ke-14.
dikeramatkan oleh penduduk 24. Dahulu sungai Toto atau Tabalong
karena puteri tersebut adalah Kiwa terdapat sebuah perahu kuno
puteri tunggal Sultan disuatu tempat yang disebut penduduk
Suriansyah atau raja Mata setempat Man. Tempat itu adalah
Habang atau Panembahan Batu persembunyian Pangeran Jarang dan
Habang yang ditugaskan oleh Idong sewaktu perang 1358.
sultan untuk menjadi penguasa
didaerah orang Maanyan. Tantangan Globalisasi
19. Pada tahun 1987, di desa Haringen 3 Tantangan globalisasi tidak dapat
km utara Tamianglayang, telah dihindari seiring perkembangan zaman
ditemukan barang-barang kuno berupa dan mau tidak mau harus dihadapi.
tembikar dan barang pecah belah Sekarang ini ada sekitar 250.000 jiwa yang
lainnya yang merupakan warisan dari masih mengaku sebagai dayak maanyan
kerajaan Nansarunai yang dibawa oleh yang tersebar diseluruh indonesia. Setelah
Patih Raja Panantang. indonesia merdeka, dan orang maanyan
20. Di sungai Murutowo, terdapat sebuah turut bergabung didalamnya, wilayah
perahu kuno yang dikatakan oleh pemukiman orang maanyan menjadi
penduduk setempat perahu Nahkoda terbuka lebar kepada para pendatang,
Jamuhala. masyarakat non-maanyan. Mereka pun
21. Di desa Dayu terdapat sebuah gong berbaur dengan para pendatang itu
besar yang dikatakan oleh penduduk sehingga perubahan pada sifat-sifat dan
setempat adalah peninggalan Puteri tingkah laku mereka tidak terelakan.
Junjung Buih ketika puteri tersebut Banyak yang sudah masuk islam, ada yang
datang untuk memberi petuah tentang masuk kristen, katolik, hindu, budha. Ada
adat untuk duka cita dan adat untuk yang pergi merantau dan menikah dengan
suka cita pada masyarakat Kampung orang non-maanyan. Ternyata orang
Sepuluh, dan Banua Lima pada maanyan cocok dan dapat bergaul dengan
pertengahan abad ke-16. Menurut mudah dengan hampir semua macam
legenda asal Puteri Junjung Buih corak budaya indonesia. Namun demikian
timbul dari pusaran air di Tanjung ciri-ciri budaya maanyan yang digariskan
Marabahan berupa anak perempuan dan diturunkan oleh utus nansarunai masih
kecil didalam perut dua gong yang melekat sampai sekarang yaitu dapat
ditangkupkan. dilihat dari persaudaraan antar sesama
22. Dahulu sungai Ayuh terdapat tempat maanyan yang masih kuat dimanapun
penyimpanan batangan emas berada. Sifat-sifat senang menolong, jujur,
kepunyaan kerajaan Nansarunai. dan rajin bekerja. Di tengah tantangan
23. Di sungai Mukut dekat desa Jangkang globalisasi tentu membutuhkan peran serta
6 km arah timur Muarateweh terdapat semua pihak. Maka peran serta yang telah
sebuah perahu kuno terbuat dari dilakukan yaitu :
tembaga lebar 40 cm dan panjang 100 1. Berlatih dan menguasai budaya,
m. Perahu tersebut kepunyaan misalnya budaya nansarunai adalah
pedagang cina yang salah masuk

Jurnal Sociopolitico
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
32
Februari, 2021, Volume 3 Nomor 1
E-ISSN 2656-1026

berupa tarian, maka diharapkan kita


bisa mempelajarinya agar tetap lestari
2. Membuat kelompok atau wadah Referensi
pelestarian budaya
3. Berperan dalam penulisan buku, Sunarningsih. 2015. DAS Barito Dan Jejak
jurnal, artikel tentang nansarunai, Kehidupan Masyarakat Masa Proto
sejarah, dan budaya dayak maanyan Sejarah. Banjarbaru: Balai
lainnya Arkeologi Banjarmasin
Wasita. 2004. Penelitian Perbedaan Ritual
Kesimpulan Kematian Pada Tiga Kelompok
Budaya Di Masyarakat
Nansarunai adalah kerajaan purba Maanyan Di Barito Timur.laporan
yang didirikan dan dikelola oleh orang- penelitian arkeologi banjarbaru.
orang suku dayak maanyan. Terlepas dari Balai arkeologi banjarmasin
berbagai versi dan pengertian tentang
kerajaan nansarunai bahkan ada yang
mengatakan kerajaan fiktif akan tetapi di
dalam pikiran dan hati orang maanyan
telah tertanam dan mendarah daging
bahwasannya nansarunai adalah asalnya
dan nenek moyangnya. Orang-orang
nansarunai zaman dahulu menyimpan
sesuatu lewat bunyi dan gambar, sehingga
yang sampai pada generasi-generasi
selanjutnya adalah berupa perkataan dan
pemahaman yang hanya dipahami oleh
orang-orang dayak maanyan karna
memang mereka telah diajarkan dari turun
temurun. Sebagai contoh pada saat
upacara-upacara yang mengunakan
bahasa-bahasa yang hanya mereka yang
paham. Semula semuanya didengarkan
dihapalkan, baru kemudian dituliskan
dalam bentuk aksara. Budaya nansarunai
adalah tahap awal dari peradaban bunyi
dan gambar, belum menuju aksara. Di
tengah tantangan globalisasi cara menjaga
eksistensi budaya nansarunai adalah
dengan memperkaya pengetahuan tiap
individu untuk mempelajari dan
melestarikian budaya agar tidak punah.

Jurnal Sociopolitico
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
33

Anda mungkin juga menyukai