OLEH:
MUHAMMAD FAISAL ALDI (1810813210019)
ZAEN AKBAR (1810813310002)
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. iv
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................... I-1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................... I-1
1.2. Tujuan Kerja Praktek .............................................................................. I-2
1.3. Ruang Lingkup ....................................................................................... I-2
1.4. Metodologi Praktikum ............................................................................. I-3
1.5. Jadwal Kegiatan ..................................................................................... I-4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. II-5
2.1. Dasar Teori ............................................................................................ II-5
2.2. Parameter Kualitas Batubara ................................................................ II-6
2.3. Kegiatan Pengolahan Batubara ............................................................ II-8
BAB 3 PENUTUP ............................................................................................. III-10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1-1
Adapun latar belakang dalam pemilihan judul ini adalah keinginan untuk
mendalami dan mendapatkan pengalaman serta mengetahui lebih lanjut tentang
kegiatan produksi batubara yang dilakukan di PT Indonesia Mineral Sinergi.
1-2
1.4. Metodologi Praktikum
Metode praktikum yang dilakukan adalah dengan dengan cara metode
cara metode pengamatan langsung pada saat pengambilan data dilapangan dan
metode tidak langsung dengan membaca beberapa literature baik buku maupun
jurnal yang berkaitan dengan judul penelitian yang akan dilakukan. Serta beberapa
informasi tambahan berupa pengalaman dari ahli praktisi di lapangan.
Start
Studi Literatur
Observasi Lapangan
• Parameter kualitas batubara
• Prinsip dan Mekanisme Kerja alat
pengolahan batubara
Pengolahan Data:
• Menentukan jumlah air, zat terbang, karbon padat
dan kadar abu
• Produktivitas alat (pengumpanan, crusher, belt
conveyor dan output)
Analisa Data:
• Kualitas batubara dari parameter yang ada
• Sinkronisasi alat
• Ketercapaian target produksi
Hasil:
• Persamaan dasar pelaporan analisis kualitas batubara
• Produktivitas alat
Rangkuman:
Penentuan kualitas batubara akan dilakukan dengan analisis
kimia pada batubara diantaranya berupa analisis proksimat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi alat-alat pengolahan
batubara dan cara perawatanya.
Finish
1-3
1.5. Jadwal Kegiatan
Kegiatan kerja praktik dilaksanakan selama bulan 2 bulan. Rencana
jadwal kegiatan dapat diliat pada Tabel 1.1
Minggu Ke-
No Uraian Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 … Selesai
1 Orientasi Lapangan
2 Pengambilan Data
3 Pengolahan dan
Analisis Data
4 Penyusunan Laporan
5 Bimbingan
6 Presentasi
1-4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2-5
Batubara jenis sub-bituminous termasuk kualitas rendah sehingga memiliki harga
yang relatif rendah juga. Untuk meningkatkan harga batubara seperti ini dapat
dilakukan usaha peningkatan nilai tambah.
(Ardra, 2018)
2-6
b. Kadar abu (ash content)
Seperti telah diketahui bahwa kadar batubara terdiri : air, material batu
bara (coal matter) dan material bukan batu bara (mineral matter). Mineral matter
terdiri atas 2 macam yaitu mineral matter bawaan (inherent mineral matter) serta
material mineral dari luar batubara (extraneous mineral matter). Inherent mineral
matter berhubungan dengan tumbuh'tumbuhan yang hidup di rawa-rawa dan sulit
dipisahkan dari batubara. Extraneous mineral matter terjadi saat terambil waktu
penambangan (parting), yang terbawa waktu ter!adi banjir ke lapisan batubara
pada waktu pembentukannya. Extraneous mineral matter dapat dipisahkan dari
batubara dengan proses pencucian. jika batubara dipanaskan maka mineral
matter tersebut akan mengalami perubahan secara kimia menjadi abu.
c. Zat terbang (Dolatile Matter)
Zat terbang merupakan zat aktif yang menghasilkan energi atau panas
apabila batubara tersebut dibakar. Zat terbang ini umumnya terdiri dari gas-gas
yang mudah terbakar seperti hidrogen (H), karbon monoksida dan methan (CH4).
Dalam pembakaran batubara dengan sat terbang tinggi akan mempercepat
pembakaran karbon padatnya, sebaliknya Zat terbang rendah akan mempersulit
proses pembakaran. Zat terbang terdiri dari combustible gasses (gas-gas yang
mudah terbakar) seperti gas hydrogen, CO, CH2 serta gas-gas yang dapat
dikondensasikan seperti tar dengan sejumlah kecil gas-gas yang tidak terbakar
seperti CO2 dan air yang terbentuk karena hasil dehidrasi dan kalsinasi. Zat
terbang juga dapat digunakan sebagai ukuran untuk menentukan peringkat
batubara. Pengaruhnya dalam preparasi batubara adalah jika kandungan Zat
terbang tinggi (24> %) maka batubara akan mudah terbakar. Untuk mengatasi hal
tersebut sebaiknya batubara tidak dilakukan penggerusan terlalu halus, karena
sangat berpotensi untuk mudah meledak.
d. Karbon tetap (Fixed Carbon)
Merupakan karbon yang tertinggal sesudah kadar air dan Zat terbangnya
hilang. Dengan adanya pengeluaran kadar air dan Zat terbang maka karbon
tertambat secara otomatis akan naik,sehingga makin tinggi kandungan karbonnya
kelas batubara makin baik Analisis proksimat dihitung dengan menggunakan
alat Leco TGA yang menganalisis berat sampel setelah dipanaskan .
3. Nilai kalori (Calorific value)
Nilai kalori yaitu besarnya panas yang dihasilkan dari pembakaran
batubara, yang dinyatakan dalam Kkal,kg, BTU/lb, MJ/kg. Dalam penentuan nilai
2-7
kalori batubara digunakan alat Calorymeter system dengan mengukur kapasitas
panas dan kenaikan temperatur dari 1 gr sampel yang dimasukkan ke calorymeter
system.
Dalam penentuan nilai kalori batubara ada bermacam basis analisis
dan pengujian dilakukan untuk menunjukkan parameter kualitas batubara. Data
hasil analisis nilai kalori batubara dapat dilaporkan dalam beberapa macam dasar
pelaporan sesuai keperluan analisis tersebut.
4. Kandungan Sulfur
Sulfur merupakan zat pencemar, maka adanya sulfur yang tinggi sangat
tidak dikehendaki. ada 3 macam bentuk sulfur yaitu:
a. Pyritic Sulfur (FeS2) biasanya berjumlah 20- 80 %dari total sulfur dan
berasosiasi dengan abu batubara.
b. Organic sulfur biasanya berjumlah relatif dan bervariasi antara 20- 80 % dari
total sulfur. Sulfur organik terikat secara kimia dengan substansi atau zat- zat
lain.
c. Sulphate sebagaian besar terdiri dari kalsium sulfat dan besi sulfat.
(Saleh, 2016)
2-8
Untuk mencegah adanya re-crushing dan over grinding, serta untuk
menambah produktivitas, maka digunakan alat pembantu berupa ayakan (screen)
atau bisa juga classifier. Screen dan classifier berfungsi untuk mengelompokkan
material hasil crushing atau grinding.
2. Konsentrasi
Konsentrasi pada batubara adalah suatu operasi pemisahan antara
batubara dengan pengotornya. Konsentrasi ini diantaranya bisa berdasarkan
warna atau kilap dan juga berdasarkan specific gravity (SG). Pada specific gravity
cara konsentrasinya disebut gravity concentration yang meliputi:
a. Flowing film concentration, proses konsentrasi mendasarkan atas SG pada
aliran tipis.
b. Jigging, proses konsentrasi yang mendasarkan kecepatan mengendap antara
pengotor dengan batubara.
c. Sifat permukaan mineral, proses konsentrasi yang mendasarkan pada senang
atau tidaknya mineral terhadap gelembung udara. Cara konsentrasi ini disebut
Flotasi.
3. Dewatering
Merupakan operasi pemisahan antara cairan dengan padatan dan
biasanya dilakukan setelah proses konsentrasi. Dewatering ini dikelompokkan
dalam tiga tahapan, yaitu:
a. Thickening: merupakan tahapan pertama pemisahan padatan dengan cairan
yang mendasarkan atas kecepatan mengendap batubara dalam suatu pulp,
sehingga solid faktornya = 1 (% solid = 50%).
b. Filtrasi: merupakan operasi pemisahan padatan dengan cairan dengan cara
menyaring, sehingga didapat solid factor = 4 (persen solid = 80%).
c. Drying: adalah operasi penghilangan air dengan jalan pemanasan sehingga
padatan ini bebas dari cairan (%solid = 100%).
(Nursanto, Sudaryanto, & Untung Sukamto, 2015)
2-9
BAB 3
PENUTUP
3-10
DAFTAR PUSTAKA
Ardra. (2018, Agustus 9). WordPress. Retrieved from Tahap Metoda Pengolahan
Batubara: https://ardra.biz/sain-teknologi/mineral/pengolahan-
mineral/pengolahan-batubara.com
Ikhwan, Yuliadi, H., Usman, & Nasrudin, D. (2015). Universitas Islam Bandung
Repository. Pengunaan Elektronik Detonator Dyno Nobel Guna Mereduksi
Biaya Pembongkaran Over Burden Batubara pad Area Penambangan PT
Adaro Indonesia Kota Tanjung Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan
Selatan.