Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

PENGAMATAN PRODUKSI BATUBARA PT INDONESIA MINERAL SINERGI

BANJARMASIN, KALIMANTAN SELATAN

OLEH:
MUHAMMAD FAISAL ALDI (1810813210019)
ZAEN AKBAR (1810813310002)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. iv
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................... I-1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................... I-1
1.2. Tujuan Kerja Praktek .............................................................................. I-2
1.3. Ruang Lingkup ....................................................................................... I-2
1.4. Metodologi Praktikum ............................................................................. I-3
1.5. Jadwal Kegiatan ..................................................................................... I-4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. II-5
2.1. Dasar Teori ............................................................................................ II-5
2.2. Parameter Kualitas Batubara ................................................................ II-6
2.3. Kegiatan Pengolahan Batubara ............................................................ II-8
BAB 3 PENUTUP ............................................................................................. III-10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Rencana Jadwal Kegiatan Kerja Praktek ........................................... 1-4

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Diagram Kegiatan Kerja Praktek .................................................... 1-3

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Batubara dikenal sebagai “Emas” hitam. Masyarakat mengenalnya
sebagai batu hitam yang bisa terbakar. Batubara terbentuk dari tumbuhan
pembentuk dan aliran sedimen yang melalui 2 (dua) tahap yaitu penggambutan
(peatifivation) dan dan tahap pembatubaraan (coalification). Kegiatan
pertambangan batubara dimulai dengan melakukan pengupasan tanah pucuk (top
soil removal) dilan!utkan dengan pengupasan tanah penutup (overburden) hingga
produksi batubara yang dilakukan secara sistematis.
Produksi dan kebutuhan pasar batubara di Indonesia akan terus
meningkat seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan akan energi.
Industri pertambangan batubara di Kalimantan Selatan berkembang dengan pesat
sejalan dengan bertambahnya permintaan pasar, baik untuk mengatasi kebutuhan
dalam negeri maupun untuk ekspor.
Lingkup pertambangan merupakan lingkup kedisliplinan ilmu yang sangat
kompleks. Semua kajian ilmu saling berhubungan untuk pencapaian target yang
diharapkan. Pada tambang batubara sering ditemukannya masasalah pada
operasional dan pengendalian kualitas dari batubara itu sendiri. Sehingga hal ini
memerlukan peninjauan agar kualitas dari dari batubara sesuai dengan apa yang
apa yang diinginkan oleh konsumen.
Tingginya permintaan pasar ini disebabkan karena batubara digunakan
sebagai salah satu bahan baku dalam suatu industri, namun agar dapat
dimanfaatkan tentunya harus memenuhi persyaratan yang diminta oleh konsumen
atau pasar. Salah satunya adalah ukuran butir batubara. Untuk itulah pada
umumnya batubara sebelum dimanfaatkan (hasil dari tambang) dilakukan
pengolahan terlebih dahulu.
Perusahaan yang ditunjuk untuk kegiatan praktek tersebut adalah
perusahaan yang bersedia membina dan mengarahkan serta bersedia
memberikan pengalaman ilmu praktek secara langsung di lapangan kepada
mahasiswa yang melaksanakan kerja praktek. Hal ini penting diperhatikan,
karena melalui kerja praktek diharapkan sumber daya manusia meningkat hingga
mendapatkan pengalaman kerja yang dapat berguna nantinya pada masa
mendatang serta dapat mempunyai pandangan umum mengenai aktivitas
kegiatan penambangan di sebuah perusahaan.

1-1
Adapun latar belakang dalam pemilihan judul ini adalah keinginan untuk
mendalami dan mendapatkan pengalaman serta mengetahui lebih lanjut tentang
kegiatan produksi batubara yang dilakukan di PT Indonesia Mineral Sinergi.

1.2. Tujuan Kerja Praktek


Adapun tujuan dilaksanakanya penelitian kerja praktek pada kali ini
sebagai berikut:
1. Mengetahui tipe batubara yang diproduksi oleh perusahaan.
2. Mengetahui kadar batubara di daerah penelitian.
3. Mempelajari proses kegiatan produksi batubara.

1.3. Ruang Lingkup


Pada pembahasan di dalam proposal ini terfokus pada bagaimana
produksi batubara di PT Indonesia Mineral Sinergi Banjarmasin, Kalimantan
Selatan. Aspek yang ditinjau adalah penentuan parameter kualitas batubara dari
analisis kimia yang dilakukan. Analisis yang dilakukan yaitu mengetahui kadar air
bebas, analisi proksimat, nilai kalori dan kandungan sulfur dari sampel batubara
tersebut. Mengetahui kegiatan proses pengolahan batubara

1-2
1.4. Metodologi Praktikum
Metode praktikum yang dilakukan adalah dengan dengan cara metode
cara metode pengamatan langsung pada saat pengambilan data dilapangan dan
metode tidak langsung dengan membaca beberapa literature baik buku maupun
jurnal yang berkaitan dengan judul penelitian yang akan dilakukan. Serta beberapa
informasi tambahan berupa pengalaman dari ahli praktisi di lapangan.

DIAGRAM ALIR PENELITIAN

Start

Studi Literatur

Observasi Lapangan
• Parameter kualitas batubara
• Prinsip dan Mekanisme Kerja alat
pengolahan batubara

Data primer: Data sekunder:


• Analisis proksimat • Peta dasar daerah
• Proses pengolahan pengamatan
batubara • Kondisi daerah
• Parameter yang pengamatan
diperlukan pada alat • Waktu kerja terencana
pengolahan • Target produksi

Pengolahan Data:
• Menentukan jumlah air, zat terbang, karbon padat
dan kadar abu
• Produktivitas alat (pengumpanan, crusher, belt
conveyor dan output)

Analisa Data:
• Kualitas batubara dari parameter yang ada
• Sinkronisasi alat
• Ketercapaian target produksi

Hasil:
• Persamaan dasar pelaporan analisis kualitas batubara
• Produktivitas alat

Rangkuman:
Penentuan kualitas batubara akan dilakukan dengan analisis
kimia pada batubara diantaranya berupa analisis proksimat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi alat-alat pengolahan
batubara dan cara perawatanya.

Finish

Gambar 1. 1 Diagram Kegiatan Kerja Praktek

1-3
1.5. Jadwal Kegiatan
Kegiatan kerja praktik dilaksanakan selama bulan 2 bulan. Rencana
jadwal kegiatan dapat diliat pada Tabel 1.1

Tabel 1. 1 Rencana Jadwal Kegiatan Kerja Praktek

Minggu Ke-
No Uraian Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 … Selesai
1 Orientasi Lapangan
2 Pengambilan Data

3 Pengolahan dan
Analisis Data
4 Penyusunan Laporan
5 Bimbingan
6 Presentasi

1-4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Dasar Teori


Batubara sudah mulai terbentuk jauh sebelum manusia lahir di bumi.
Diperkirakan pada awal sejarah planet bumi. Beberapa juta tahun yang lalu
sebagian besar permukaan bumi tertutup air. Daratan pada umumnyaa rendah
dan ditutupi rawa-rawa.Rawa-rawa tersebut ditumbuhi oleh tumbuhan sejenis
paku-pakuan besar, ganggang dan varietas pohon-pohon besar yang sudah
punah saat ini. Batubara dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis mulai dari
grade yang paling rendah yaitu peat, lignit, subbituminus, bituminus dan sampai
grade paling tinggi yaitu antrasit.
Kualitas batubara adalah sifat fisika dan kimia dari batubara yang
mempengaruhi potensi kegunaannya. kualitas batubara ditentukan oleh maseral
dan mineral matter penyusunnya, serta oleh derajat coalification (rank). Umumnya,
untuk menentukan kualitas batubara dilakukan analisa kimia pada batubara yang
diantaranya berupa analisis proksimat dan analisis ultimat. analisis proksimat
dilakukan untuk menentukanj!umlah air (moisture), zat terbang (volatile matter),
karbon padat (fixed carbon), dan kadar abu (ash), sedangkan analisis ultimat
dilakukan untuk menentukan kandungan unsur kimia pada batubara seperti :
karbon, hydrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, unsur tambahan dan juga unsur
jarang (Muchidin, 2006)
Secara umum, urutan peringkat batubara dari yang paling rendah sampai
dengan yang tertinggi adalah sebagai berikut: lignit, sub-bituminous, bituminous,
semi-antrasit, dan antrasit. Semakin tinggi peringkat batubara, maka kandungan
air, zat terbang, hidrogen dan oksigen semakin rendah, sedangkan kandungan
karbon, reflektansi vitrinit dan nilai kalori akan semakin tinggi. Sebagian Batubara
digunakan sebagai sumber energi untuk pembangkit listrik, produksi baja dan
semen atau dapat diolah lebih lanjut menjadi batubara cair atau liquifaction dan
menjadi produk gas atau gasifikasi.
Beberapa jenis batubara memerlukan pengolahan atau peningkatan nilai
tambah terlebih dahulu sebelum dapat dipasarkan atau dikirim ke konsumen.
Salah satu cara peningkatan nilai tambah yang dapat dilakukan adalah dengan
mengolah batubara bongkahan hasil penambangan menjadi bentuk lain yang
memiliki kualitas yang lebih sesuai dengan kebutuhan pasar atau industri.

2-5
Batubara jenis sub-bituminous termasuk kualitas rendah sehingga memiliki harga
yang relatif rendah juga. Untuk meningkatkan harga batubara seperti ini dapat
dilakukan usaha peningkatan nilai tambah.
(Ardra, 2018)

2.2. Parameter Kualitas Batubara


Untuk mengetahui kualitas dari batubara maka dapat diketahui
dengan menggunakan parameter-parameter dari batubara. parameter'parameter
dari batubara adalah sebagai berikut.
1. Kadar air bebas ( Free Moisture )
Kadar air bebas adalah banyaknya air yang terkandung dalam batubara
baik yang terikat serta akibat pengaruh kondisi luar (kadar air bebas). kadar air
bebas sangat dipengaruhi oleh faktor keadaan seperti ukuran butir dan faktor
iklim. kandungan air dalam batubara secara umum ada dua yaitu air permukaan
atau air bebas (free moisture) dan kadar air sisa (residual moisture). kadar air sisa
dapat diketahui setelah batubara dilakukan pengu!ian di dalam oven.
Kandungan air bebas secara mekanis terdapat dalam permukaan dan
retakan'-retakan serta kapiler-kapiler besar (makro kapiler) batubara dan
mempunyai tekanan gas normal. jumlah kadar air bebas secara prinsip tergantung
dari kondisi yaitu dari lembab sampai kering. hal tersebut juga tergantung dari
penambangan, benefisiasi, transportasi, penanganan, dan penyimpanan juga
distribusi ukuran butirnya. Kadar air bawaan berada pada mikro pori, yang
mempunyai tekanan lebih rendah dari tekanan uap normal. Kadar air bawaan ini
penting diketahui, karena dapat digunakan untuk mengindikasi peringkat
batubara. Batubara makin tinggi kadar air bawannnya, peringkatnya makin
rendah.
2. Analisis proksimat (Proxymate Analysis)
Analisis proksimat merupakan suatu analisis untuk menentukan
kualitas batubara yang meliputi : kadar air bawaan, kadar abu, zat terbang dan
karbon tertambat. Adapun analisis proksimat tersebut yaitu sebagai berikut.
a. Kadar air bawaan (Inherent Moisture)
Kadar air bawaan adalah air yang terikat pada struktur kimia batubara itu
sendiri. Kadar air bawaan berhubungan erat dengan nilai kalori, dimana bila kadar
air bawaan berkurang maka nilai kalori meningkat.

2-6
b. Kadar abu (ash content)
Seperti telah diketahui bahwa kadar batubara terdiri : air, material batu
bara (coal matter) dan material bukan batu bara (mineral matter). Mineral matter
terdiri atas 2 macam yaitu mineral matter bawaan (inherent mineral matter) serta
material mineral dari luar batubara (extraneous mineral matter). Inherent mineral
matter berhubungan dengan tumbuh'tumbuhan yang hidup di rawa-rawa dan sulit
dipisahkan dari batubara. Extraneous mineral matter terjadi saat terambil waktu
penambangan (parting), yang terbawa waktu ter!adi banjir ke lapisan batubara
pada waktu pembentukannya. Extraneous mineral matter dapat dipisahkan dari
batubara dengan proses pencucian. jika batubara dipanaskan maka mineral
matter tersebut akan mengalami perubahan secara kimia menjadi abu.
c. Zat terbang (Dolatile Matter)
Zat terbang merupakan zat aktif yang menghasilkan energi atau panas
apabila batubara tersebut dibakar. Zat terbang ini umumnya terdiri dari gas-gas
yang mudah terbakar seperti hidrogen (H), karbon monoksida dan methan (CH4).
Dalam pembakaran batubara dengan sat terbang tinggi akan mempercepat
pembakaran karbon padatnya, sebaliknya Zat terbang rendah akan mempersulit
proses pembakaran. Zat terbang terdiri dari combustible gasses (gas-gas yang
mudah terbakar) seperti gas hydrogen, CO, CH2 serta gas-gas yang dapat
dikondensasikan seperti tar dengan sejumlah kecil gas-gas yang tidak terbakar
seperti CO2 dan air yang terbentuk karena hasil dehidrasi dan kalsinasi. Zat
terbang juga dapat digunakan sebagai ukuran untuk menentukan peringkat
batubara. Pengaruhnya dalam preparasi batubara adalah jika kandungan Zat
terbang tinggi (24> %) maka batubara akan mudah terbakar. Untuk mengatasi hal
tersebut sebaiknya batubara tidak dilakukan penggerusan terlalu halus, karena
sangat berpotensi untuk mudah meledak.
d. Karbon tetap (Fixed Carbon)
Merupakan karbon yang tertinggal sesudah kadar air dan Zat terbangnya
hilang. Dengan adanya pengeluaran kadar air dan Zat terbang maka karbon
tertambat secara otomatis akan naik,sehingga makin tinggi kandungan karbonnya
kelas batubara makin baik Analisis proksimat dihitung dengan menggunakan
alat Leco TGA yang menganalisis berat sampel setelah dipanaskan .
3. Nilai kalori (Calorific value)
Nilai kalori yaitu besarnya panas yang dihasilkan dari pembakaran
batubara, yang dinyatakan dalam Kkal,kg, BTU/lb, MJ/kg. Dalam penentuan nilai

2-7
kalori batubara digunakan alat Calorymeter system dengan mengukur kapasitas
panas dan kenaikan temperatur dari 1 gr sampel yang dimasukkan ke calorymeter
system.
Dalam penentuan nilai kalori batubara ada bermacam basis analisis
dan pengujian dilakukan untuk menunjukkan parameter kualitas batubara. Data
hasil analisis nilai kalori batubara dapat dilaporkan dalam beberapa macam dasar
pelaporan sesuai keperluan analisis tersebut.
4. Kandungan Sulfur
Sulfur merupakan zat pencemar, maka adanya sulfur yang tinggi sangat
tidak dikehendaki. ada 3 macam bentuk sulfur yaitu:
a. Pyritic Sulfur (FeS2) biasanya berjumlah 20- 80 %dari total sulfur dan
berasosiasi dengan abu batubara.
b. Organic sulfur biasanya berjumlah relatif dan bervariasi antara 20- 80 % dari
total sulfur. Sulfur organik terikat secara kimia dengan substansi atau zat- zat
lain.
c. Sulphate sebagaian besar terdiri dari kalsium sulfat dan besi sulfat.
(Saleh, 2016)

2.3. Kegiatan Pengolahan Batubara


Kegiatan pengolahan bahan galian termasuk pengolahan batubara pada
umumnya dilakukan dengan melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Preparasi
Preparasi pada batubara merupakan operasi persiapan yang dilakukan
untuk mereduksi ukuran butir dengan tujuan untuk memenuhi ukuran sesuai
dengan penggunaannya. Reduksi ukuran butir biasanya dilakukan dengan alat
peremuk yang antara lain alat crusher atau grinder. Proses peremukan atau
crushing biasanya dikerjakan dalam tiga tahapan, yakni:
a. Primary crushing, suatu tahapan untuk meremuk umpan dengan ukuran 2 inch
– 90 inch dan umpan ini biasanya berasal dari hasil tambang. Alat yang
digunakan berupa jaw crusher dan gyratory crusher.
b. Secondary crushing, umpan yang dimasukkan sebesar 1 inch sampai 3 inch
yang biasanya berasal dari primary crushing. Alat yang digunakan ialah stamp
mill, roller dan cone crusher.
c. Grinding atau fine crushing, umpan yang dimasukkan sebesar ¼ inch sampai
3/8 inch. Alat yang digunakan adalah ball mill, tube mill atau pebble mill, rod
mill.

2-8
Untuk mencegah adanya re-crushing dan over grinding, serta untuk
menambah produktivitas, maka digunakan alat pembantu berupa ayakan (screen)
atau bisa juga classifier. Screen dan classifier berfungsi untuk mengelompokkan
material hasil crushing atau grinding.
2. Konsentrasi
Konsentrasi pada batubara adalah suatu operasi pemisahan antara
batubara dengan pengotornya. Konsentrasi ini diantaranya bisa berdasarkan
warna atau kilap dan juga berdasarkan specific gravity (SG). Pada specific gravity
cara konsentrasinya disebut gravity concentration yang meliputi:
a. Flowing film concentration, proses konsentrasi mendasarkan atas SG pada
aliran tipis.
b. Jigging, proses konsentrasi yang mendasarkan kecepatan mengendap antara
pengotor dengan batubara.
c. Sifat permukaan mineral, proses konsentrasi yang mendasarkan pada senang
atau tidaknya mineral terhadap gelembung udara. Cara konsentrasi ini disebut
Flotasi.
3. Dewatering
Merupakan operasi pemisahan antara cairan dengan padatan dan
biasanya dilakukan setelah proses konsentrasi. Dewatering ini dikelompokkan
dalam tiga tahapan, yaitu:
a. Thickening: merupakan tahapan pertama pemisahan padatan dengan cairan
yang mendasarkan atas kecepatan mengendap batubara dalam suatu pulp,
sehingga solid faktornya = 1 (% solid = 50%).
b. Filtrasi: merupakan operasi pemisahan padatan dengan cairan dengan cara
menyaring, sehingga didapat solid factor = 4 (persen solid = 80%).
c. Drying: adalah operasi penghilangan air dengan jalan pemanasan sehingga
padatan ini bebas dari cairan (%solid = 100%).
(Nursanto, Sudaryanto, & Untung Sukamto, 2015)

2-9
BAB 3
PENUTUP

Demikian proposal permohonan kerja praktek ini sebagai salah satu


pertimbangan bagi pihak perusahaan PT Indonesia Mineral Sinergi. Besar
harapan agar kiranya proposal ini disambut dengan senang hati, kesempatan yang
diberikan oleh pihak perusahaan tentunya akan dimanfaatkan semaksimal
mungkin.

3-10
DAFTAR PUSTAKA

Ardra. (2018, Agustus 9). WordPress. Retrieved from Tahap Metoda Pengolahan
Batubara: https://ardra.biz/sain-teknologi/mineral/pengolahan-
mineral/pengolahan-batubara.com

Ikhwan, Yuliadi, H., Usman, & Nasrudin, D. (2015). Universitas Islam Bandung
Repository. Pengunaan Elektronik Detonator Dyno Nobel Guna Mereduksi
Biaya Pembongkaran Over Burden Batubara pad Area Penambangan PT
Adaro Indonesia Kota Tanjung Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan
Selatan.

Muchidin. (2006). Pengendalian Mutu dalam Industri Batubara. Bandung: Institut


Teknologi Bandung.

Nursanto, E., Sudaryanto, & Untung Sukamto. (2015). Pengembangan Teknologi


Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia. Pengolahan
Batubara dan Pemanfaatannya untuk Energi, 1-2.

Saleh, S. I. (2016). Studi Karakteristik Dan Bentuk Persebaran Endapan Batubara


Pada PT Adaro Energi Tbk Kabupaten Tabalong Povinsi Kalimantan
Selatan. Gowa: Departemen Teknik Pertambangan Fakultas Teknik,
Universitas Gowa.
LAMPIRAN

Kartu Tanda Mahasiswa

Anda mungkin juga menyukai