Anda di halaman 1dari 16

TUGAS AGAMA HINDU

Nama : Putu Eka Pratama


Absen : 32
Kelas : XII MM 1

SMK N 1 DENPASAR
Tahun Ajaran 2021/2022
SOAL
1. Bagaimana cara melestarikan warisan budaya leluhur yang ada di tempat
tingggal kalian agar tetap terjaga eksistensinya dan tidak punah tergerus oleh
zaman? Berikan pandangan kalian!
2. Seberapa pentingnya mempelajari sejarah kebudayaan hindu menurut
pandangan kalian?
3. Buatlah rangkuman dari masing-masing sub Bab yang terdapat pada Kd 3.2
Sejarah perkembangan kebudayaan hindu di dunia

JAWAB

1. Cara melestarikan warisan budaya leluhur agar tetap terjaga eksitensinya dan
tidak punah ialah dengan cara rajin menjaga dan merawatnya dengan baik
dan juga memperkenalkan budaya tersebut kepada generasi penerus agar
tidak punah.
2. Mempelajari sejarah kebudayaan hindu sangatlah penting dikarenakan
dengan kita mempelajaringa ini juga dapat menambah wawasan kita
mengenai sejarah kebudayaan hindu.
3. Kebudayaan Prasejarah dan Sejarah Agama Hindu

Zaman prasejarah adalah zaman dimana belum dikenalnya tulisan. Salah


satu contoh yaitu bangsa Mesir sekitar tahun 4000 SM masyarakatnya sudah
mengenal tulisan, sehingga pada saat itu, bangsa Mesir sudah memasuki
zaman sejarah. Zaman prasejarah di Indonesia diperkirakan berakhir pada
masa berdirinya Kerajaan Kutai, sekitar abad ke5; dibuktikan dengan adanya
prasasti yang berbentuk yupa yang ditemukan di tepi Sungai Mahakam,
Kalimantan Timur baru memasuki era sejarah. . Adapun pembagian
kebudayaan zaman pra-sejarah sebagai berikut :
1. Zaman batu tua (Paleolitikum), Disebut demikian sebab alat-alat

batu buatan manusia masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau
dipolis (masa berburu dan meramu makanan tingkat sederhana).
Pendukung kebudayaan ini adalah Homo Erectus .
2. Zaman batu tengah (Mesolitikum) Pada Zaman batu tengah

(mesolitikum), alat-alat batu zaman ini sebagian sudah dihaluskan


terutama bagian yang dipergunakan. Tembikar juga sudah dikenal.
Periode ini juga disebut masa berburu dan meramu makanan tingkat
lanjut. Pendukung kebudayaan ini adalah homo sapiens (manusia
sekarang), yaitu ras Austromelanosoid (mayoritas) dan Mongoloid
(minoritas).
3. Zaman batu baru (Neolitikum) Alat-alat batu buatan manusia

Zaman batu baru (Neolitikum) sudah diasah atau dipolis sehingga halus
dan indah. Di samping tembikartenun dan batik juga sudah dikenal.
Periode ini disebut masa bercocok tanam. Pendukung kebudayaan ini
adalah homo sapiens dengan ras Mongoloide
(mayoritas) dan ras Austromelanosoide (minoritas)

4. Zaman logam Pada zaman Logam orang sudah dapat membuat alat-

alat dari logam di samping alat- alat dari batu. Teknik pembuatan alat
logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu yang disebut bivalve
dan dengan cetakan tanah liat dan lilin yang disebut acire perdue. Periode
ini juga disebut masa perundagian karena dalam masyarakat timbul
golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan.
5. Zaman batu besar (Megalithikum) Zaman ini disebut juga sebagai

zaman megalithikum. Hasil kebudayaan Megalithikum, antara lain:


• Menhir: tugu batu yang dibangun untuk pemujaan terhadap arwah-

arwah nenek moyang.


• Dolmen: meja batu tempat meletakkan sesaji untuk upacara

pemujaan roh nenek moyang Sarchopagus/keranda atau peti mati


(berbentuk lesung bertutup)
• Punden berundak: tempat pemujaan bertingkat Kubur batu: peti

mati yang terbuat dari batu besar yang dapat dibuka-tutup


• Arca/patung batu: simbol untuk mengungkapkan kepercayaan

mereka
Sejarah Agama Hindu

Agama Hindu sebenarnya lahir tumbuh, dan berkembang dari tradisi atau
alam pikiran ajaran kitab weda. Penganutnya ajaran weda ini adalah suku
bangsa Arya. Sekitar tahun 1500 SM suku bangsa Arya memasuki wilayah
IndiaDiperkirakan mereka memasuki India melalui Celah Kaiber secara
bergelombang. Sejarah Agama Hindu pertama-tama dimulai kali suku arya
mendiami Lembah Indus dan mendesak suku bangsa Dravida. Daro dan
Harappa. Harappa mengalami kemunduran. Bangsa Arya kemudian
menyebar ke berbagai wilayah, misalnya ke Lembah Sungai Gangga dan
Yamuna.

Agama Hindu Di Indonesia

Masuknya agama Hindu ke Indonesia terjadi pada awal tahun Masehi,


ini dapat diketahui dengan adanya bukti tertulis atau benda-benda purbakala
pada abad ke 4
Masehi dengan diketemukannya tujuh buah Yupa peningalan kerajaan Kutai
di Kalimantan Timur.
Mulai abad ke-5 dengan diketemukannya tujuh buah prasasti, yakni
prasasti Ciaruteun, Kebonkopi, Jambu, Pasir Awi, Muara Cianten, Tugu dan
Lebak. Semua prasasti tersebut berbahasa Sansekerta dan memakai huruf
Pallawa.Dari prasasti - prasasti itu didapatkan keterangan yang menyebutkan
bahwa “Raja Purnawarman adalah Raja Tarumanegara beragama Hindu,
Beliau adalah raja yang gagah berani dan lukisan tapak kakinya disamakan
dengan tapak kaki Dewa Wisnu”.
Selanjutnya, agama Hindu berkembang pula di Jawa Tengah, yang
dibuktikan adanya prasasti Tukmas di lereng gunung Merbabu. Prasasti ini
yang menggunakan atribut Dewa Tri Murti, yaitu Trisula, Kendi, Cakra,
Kapak dan Bunga Teratai Mekar, diperkirakan berasal dari tahun 650
Masehi.
Pernyataan lain juga disebutkan dalam prasasti Canggal, yang
berbahasa sansekerta dan memakai huduf Pallawa. Prasasti Canggal
dikeluarkan oleh Raja Sanjaya pada tahun 654 Caka (576 Masehi), dengan
Candra Sengkala berbunyi: “Sruti indriya rasa”, Isinya memuat tentang
pemujaan terhadap Dewa Siwa, Dewa Wisnu dan Dewa Brahma sebagai Tri
Murti. Adanya kelompok Candi Arjuna dan Candi Srikandi di dataran tinggi
Dieng dekat Wonosobo dari abad ke-8 Masehi dan Candi Prambanan yang
dihiasi dengan Arca Tri Murti yang didirikan pada tahun 856 Masehi,
merupakan bukti pula adanya perkembangan Agama Hindu di Jawa Tengah.
Disamping itu, agama Hindu berkembang juga di Jawa Timur, yang
dibuktikan dengan ditemukannya prasasti Dinaya (Dinoyo) dekat Kota
Malang berbahasa sansekerta dan memakai huruf Jawa Kuno. Dea Simha
adalah salah satu raja dari kerajaan Kanjuruan. Candi Badut adalah
bangunan suci yang terdapat di daerah Malang sebagai peninggalan tertua
kerajaan Hindu di Jawa Timur.
Selanjutnya agama Hindu berkembang pula di Bali. Kedatangan
agama Hindu di Bali diperkirakan pada abad ke-8. Hal ini disamping dapat
dibuktikan dengan adanya prasasti- prasasti, juga adanya Arca Siwa dan
Pura Putra Bhatara Desa Bedahulu, Gianyar. Arca ini bertipe sama dengan
Arca Siwa di Dieng Jawa Timur, yang berasal dari abad ke-8.

Teori-teori Masuknya Agama Hindu ke Indonesia 1. Teori Brahmana

Teori Brahmana di kemukakan oleh Van Leur. Van Leur berpendapat


bahwa Agama Hindu di bawa oleh para Brahmana atau para pendeta ke
Indonesia ia berpendapat seperti itu karena para Brahmana lah yang
mengetahui kitab weda.
2. Teori Ksatria

Teori ksatria ini dikemukan oleh F.D.K Bosch dan C.C. Berg. Mereka
mengatakan bahwa Agama Hindu di bawa oleh para prajurit India yang
ingin menaklukan Indonesia lalu menyebarkan agama hindu.
3. Teori Waisya

Teori Waisya di kemukakan oleh Krom . Menurut Krom, Agama Hindu


masuk ke Indonesia di bawa oleh para pedagang atau golongan waisya,
Buktinya banyak pedagang dari India yang berdagang di indonesia lalu
mereka menyebarkan agama hindu di Indonesia.
4. Teori Sudra

Teori lainnya mengatakan bahwa Agama Hindu di bawa oleh para budak
atau golongan sudra, mereka menyebarkan agama hindu karena ingin
merubah nasib mereka.
5. Teori Arus Balik

Teori arus balik ini menyatakan bahwa bangsa di Nusantara belajar


agama hindu di India lalu menyebarkan kembali di Indonesia. Teori ini
kuat, tetapi menurut catatan sejarah, orang-orang di nusantara baru
belajar Agama Hindu ke India (pusat Agama Hindu) setelah beberapa
kerajaan di Nusantara menganut Agama Hindu.

Dari seluruh teori tersebut, teori Brahmana adalah teori yang paling dapat
diterima karena:
• Agama hindu dalam kehidupan di masyarakat segala upaacra

keagamaan cenderung dimonopoli oleh kaum Brahmana sehingga


hanyalah Brahmana yang mungkin menyebarkan agama Hindu.
• Prasasti yang ditemukan di Indonesia berbahasa Sansekerta yang

merupakan bahasa kitab suci dan upacara keagamaan, bukan


bahasa sehari-hari sehingga hanya dimengerti oleh Kaum
Brahmana.

Bukti-bukti Monumental Peninggalan Prasejarah dan Sejarah


Perkembangan Agama Hindu di Indonesia

1. Kapak Genggam

Kapak genggam diperkirakan merupakan alat yang digunakan oleh


manusia jenis Pithecanthropus untuk berburu. Kapak ini digunakan
dengan cara digenggam.
2. Alat Serpih

Alat ini digunakan oleh manusia purba untuk menusuk, memotong dan
melubangi kulit binatang. Alat ini terbuat dari batu. Diperkirakan, alat ini
merupakan serpihan dari batu yang dibuat sebagai kapak genggam.
3. Kapak Persegi

Kapak persegi merupakan alat yang terbuat dari batu dan digunakan oleh
manusia untuk mencangkul, memahat, dan berburu.
4. Kapak Lonjong

Kapak lonjong merupakan kapak yang bentuknya lonjong. Pangkal kapak


tersebut lebar dan tajam, sedang ujungnya runcing dan diikatkan pada
gagang. Alat ini terbuat dari batu yang telah diasah hingga halus.
5. Menhir

Menhir merupakan tugu batu yang tinggi. Diperkirakan menhir


digunakan sebagai tempat pemujaan oleh manusia prasejarah.
6. Dolmen

Dolmen adalah meja yang terbuat dari batu, diperkirakan digunakan


sebagai tempat menyimpan sesaji untuk sesembahan manusia prasejarah.
7. Sarkofagus

Sarkofagus adalah peti mati yang terbuat dari batu.

8. Arca

Arca adalah batu yang dibentuk hingga menyerupai makhluk hidup


tertentu.
9. Bejana Perunggu

Bejana perunggu adalah benda yang terbuat dari perunggu. Bentuknya


mirip dengan gitar spanyol tanpa gagang.
10. Kapak Corong

Kapak corong adalah kapak yang terbuat dari perunggu dan bentuk
bagian atas mirip dengan corong.

Perkembangan Agama Hindu Di India

Perkembangan agama Hindu di India bermula dari kedatangan bangsa


Arya ke India sejak 1500 SM melalui Celah Kaiber di Afghanistan yang
kemudian menetap di Aryawarta yakni daerah yang berada di Lembah Indus,
Lembah Gangga dan Lembah Yamuna di Dataran Tinggi Dekhan.

Fase Perkembangan Agama Hindu Di India 1. Zaman Weda (1500 SM)

Zaman ini dimulai ketika bangsa Arya berada di Punjab, lembah Sungai
Sindhu, sekitar 2500-1500 SM, setelah mendesak bangsa Dravida ke
sebelah Selatan sampai ke Dataran Tinggi Dekkan. Bangsa Arya telah
memiliki peradaban tinggi. Mereka menyembah dewa-dewa seperti Agni,
Varuna, Vayu, Indra, dan Siwa. Pada zaman ini dikenal juga kitab suci
seperti Weda dan pembagian caturwarna,
2. Zaman Brahmana (1000-750 SM)

Pada zaman ini, kekuasaan kaum Brahmana amat besar dalam kehidupan
keagamaan. Merekalah yang mengantarkan persembahan umat kepada
dewa. Pada zaman ini pula, mulai disusun tata cara upacara keagamaan
yang teratur.
3. Zaman Upanisad (750-500 SM)

Pada zaman ini yang dipentingkan tidak hanya upacara dan sesaji saja,
tetapi lebih daripada itu, yaitu pengetahuan batin yang lebih tinggi.
Zaman ini adalah zaman pengembangan dan penyusunan falsafah agama.
4. Zaman Buddha (500 SM-300 M)

Zaman ini dimulai ketika putra Raja Suddhodana yang bernama


Siddharta menafsirkan Weda dari sudut logika dan mengembangkan
sistem yoga dan semadhi sebagai jalan untuk mendekatkan diri dengan
Tuhan.

KUTAI

• Terletak di kalimantan timur

• Abad ke-4 berdiri kerajaan dg raja Aswawarman putra Kudungga

• Ditemukan 7 prasasti berbentuk yupa (huruf pallawa dg bhs sanskerta

berbentuk syair)
• Menceritakan keagungan raja Aswawarman dan putranya bernama

mulawarman tlh melakukan yajna= ekor sapi kpd para brahmana di


lapangan suci Waprakeswara.
• Yupa = tiang batu/tugu peringatan utk melaksanakan upacara kurban

• Waprakeswara = lapangan suci memuja dewa siwa

KALIMANTAN SELATAN

• Abad ke 5-6 M berdiri kerajaan Tanjung Puri sbg pusat kolonisasi


orang-2 melayu yg berasal dari kerajaan sriwijayaMrpkn kerajaan
tertua di kalsel
• Didirikan oleh saudagar asal melayu yg akhirnya membentuk koloni
di kaki pegunungan Meratus di tepi sebuah sungai besar.
• Ada pula kerajaan Nagara Dipa yg didirikan oleh orang-2 dari kediri
utara (jawa)  Abad ke-14 M berdiri kerajaan Nagara Daha dg corak
jawa.
• Dlm susastra jawa, Kerajaan Nagara Dipa disebut Tanah Seberang.
Disebut juga Nagara Tan Dipah (bhs ngaju berarti Negara di seberang
situ).
• Daerah ini menganut agama Budha dan Siwa.

JAWA BARAT

• Kerajaan Tarumanegara (400-500 m)

• Rajanya Purnawarman

• Prasastinya : ciaruteun, kebon kopi, tugu & muara cianten) = tulisan


pallawa, bhs sanskerta
• P. ciaruteun (trdpt lukisan dua telapak kaki sang Purnawarman yg
disamakan dg telapak kaki wisnu)
• P. kebon kopi (trdpt gambar telapak kaki gajah Airawata (gajahnya
Indra)

• P. tugu trdpt di jakarta, bertulis bhw raja Purnawarman dlm th


pemerintahannya yg 22 berhasil menggali sungai (s. gomati).
Panjangnya 6122 busur / 12 km dlm waktu 21 hari. Stlh selesai
diadakan upacara kurban sedekah 1000 ekor lembu kpd para
Brahmana.
JAWA TENGAH

• Prasasti tukmas : huruf pallawa, b. sansekerta  Tipe tulisan berasal


dr th 650 M.
• P. tukmas memuat lukisan-2 atribut dewa tri murti (trisula=siwa,
kendi=brahma, cakra=wisnu)
• Sumber berita dari cina (masa dinasti tang th 618-696 M)

• Dijawa tengah dinyatakan berdiri kerajaan KALING

• Th. 674 diperintah oleh RATU SIMA dg sistem pemerintahan yg


jujur.

• Ratu sengaja menaruh kantong emas dijalan. Dlm waktu 3 th di sentuh


oleh kaki putranya
• Putranya mau dihukum mati, tapi diberi hukuman potong kaki

JAWA TIMUR

• Diketahui dari KERAJAAN KANJURUAN

• Prasasti Dinoyo (760 M) : huruf pallawa, B. sanskerta

• Dikisahkan raja kanjuruan abad ke-8 “Dewa Simha”

• Berputra Limwa

• Dewa simha putra dr Raja Gajayana

• Gajayana mendirikan sebuah tempat pemujaan kpd Maharsi Agastya


yg pd mulanya terbuat dr kayu cendana kemudian diganti dg arca batu
hitam.
• Peresmian arca Agastya pd th. 760 M dipimpin oleh pendeta ahli weda
• Raja gajayana menghadiahkan tanah, lembu dan bangunan pd para
Brahman & para tamu (contoh : Candi Badut).
• Jg dikisahkan ttg perjalan Maharsi Agastya dr india menuju indonesia
menyebarkan Agama Hindu

BALI

• Kedatangan agama Hindu ke Bali bersamaan dg agama Buddha


(sinkritisme Siwa-Buddha)
• Masyarakat prahindu telah mengenal sistem kepercayaan & pemujaan
sprt : 1) gunung sbg tempat suci, 2) penguburan menggunakan
sarkopagus, 3) alam sekala & niskala, 4)Punarbhawa, 5) roh nenek
moyang memberikan perlindungan, petunjuk, sinar & tuntunan rohani
kpd generasinya
• MAHARSI MARKANDEYA, Mengajarkan pemujaan thd Ida Sang
Hyang
Widhi, dg persembahan ; bunga, api, air & buah. Melakukan nyurya
sewana 3 kali sehari. Mendahulukan bebali = agama bebali.
• MPU SANGKUL PUTIH (pamongmong pura besakih), Mengajarkan
wong bali aga menjadi : pemangku, jro gede, & jro kebayan. Tapa,
brata, yoga Samadhi
• MPU KUTURAN, Mengajarkan pembangunan bangunan suci yg lain
sprt
a. Sanggah kemulan, taksu & tugu (setiap rumah tangga satu
pekarangan)
b. Sanggah pemerajan yg terdiri dr : surya, meru, gedong,
kemulan, taksu, pengayatan sad kahyangan, paibon (pekarangan
lebih dr satu kepala keluarga)
c. Pura dadya, pemaksan, panti dll (lebih dr satu
paibon/pemerajan)
d. Kahyangan tiga

• DANG HYANG DWIJENDRA / DANGHYANG NIRARTHA,


Mengajarkan :
a. Ilmu pemerintahan
b. Ilmu ttg peperangan (Dharma yuda)
c. Pengetahuan ttg smaragama (cumbwana karma) ajaran ttg
pertemuan smara laki dan perempuan
d. Ajaran ttg pelaksanaan pelaksanaan mamukur, maligia dan
mahasraddha

NTB

• Danghyang nirartha (Pangeran Sangupati) dharma yatra ke ntb

• Masyarakat sumbawa menyebut nama tuan semeru

• Prasasti bendosari (1272 caka) menyebut “Bhairawa, Sora dan

Buddha”

SETELAH ABAD XV SEBELUM PROKLAMASI

1. Bidang masyarakat, hindu mengajar bhakti kpd guru tiga (tri kang
sinangguh guru) ; guru wisesa (penuntuntun bidang kesejahteraan
material), guru pengajian (penuntun spiritual), guru rupaka (kerumah
tanggaan).
2. Jaman penjajahan diadakan beberapa revisi : catur agama dg pasuara
residen bali lombok tahun 1927, dharma sastra sbg kitab hukum di
intrudusir dg nama hukum adat, kreta selaku pengadilan dirubah menjadi
Raad Van Kerta.
3. Ada desa adat & desa dinas
4. 1938 pemerintah belanda mengubah tata pemerintahan di Bali,
akibatnya masyarakat terpecah menjadi 2 yaitu :
• Kaula Swapraja = berlaku hukum adat dg raja sbg kepala
pemerintahan, Raad Van Kerta sbg badan pengadilan yg berwenang
mengadilinya.
• Kaula Gupermen, terdiri dr umat kita yg menjadi pegawai guvermen
belanda.

Tdk berlaku hukum adat, landra adlh lembaga peradilan yg berwenang.

SETELAH PROKLAMASI

1. Berdasar atas UUD 1945 pasal 29 ayat 1&2, maka tgl 21 s/d 22
pebruari diadakan
“pesamuan agung hindu bali” di gedung fakultas sastra UNUD denpasar.

2. Diputuskan membentuk lembaga tertinggi umat hindu “Parisada


Hindu Dharma Bali” yg beranggotakan 11 orang anggota perumah
sulinggih dan 22 orang anggota peruman welaka. Kemudian menjadi
“Parisada Hindu Dharma
Indonesia”.
3. 4 juli 1959 Yayasan Dwijendra didirikanlah Sekolah Pendidikan Guru
Agama Hindu Atas Bali, kemudian di negerikan menjadi Pendidikan Guru
Agama Hindu Negeri Denpasar th 1968.
4. 1968 didirikan PGA di singaraja, penatahan, karangasem, negara,
tabanan,, mataram, blitar.
5. 6 juli 1960 pemerintah menetapkan Nyepi, Galungan, Kuningan,
Saraswati & pagerwesi sbg hari libur di bali.
6. 3 oktober 1963, sbg realisasi Piagam Campuan Ubud didirikan Maha
Widya Bhawana Institut Hindu Dharma skr UNHI.
Bali dipercaya sbg tempat pertemuan perkumpulan Hindu sedunia yg dsbt
World Hindu Federation Meeting for Peace and Humanity yg
diselenggarakan pd tgl 3 s/d 5 september 1992 di Denpasar.

Anda mungkin juga menyukai