b. Teori Nusantara
Menurut Teori Nusantara, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari wilayah
Indonesia, yaitu itu bangsa Melayu yang merupakan keturunan Homo soloensis dan
Homo wajakensis.Teori ini didukung oleh beberapa tokoh, contohnya seperti Moh.
Yamin (Mantan Menteri Pendidikan Nasional Indonesia) dan Dr. Gorys Keraf (ahli
bahasa ternama di Indonesia).
c. Teori Taiwan
Menurut Teori Taiwan atau Out of Thailand ini, nenek moyang kita berasal dari
Kepulauan Famosa yang terletak di Taiwan.Peter Bellwood selaku pencetus teori ini
menekankan bahwa bahasa Nusantara dikembangkan dari rumpun bahasa Austronesia
yang digunakan oleh leluhur bangsa kita di Kepulauan Famosa.Teori ini juga
didukung oleh Harry Truman Simanjuntak, seorang arkeolog asal Indonesia dan
profesor riset di Pusat Penelitian Arkeologi Nasional yang mendalami bidang
prasejarah.
d. Teori out of Africa
Seorang ahli genetika bernama Max Ingman mengemukakan bahwa berdasarkan bukti
genetik, manusia modern zaman sekarang, Home sapiens, berasal dari daratan Afrika.
Home sapiens memang berasal dari Afrika, lalu bergerak dan bermigrasi ke tempat
lainnya sekitar 200.000 hingga 100.000 tahun yang lalu.
(3) Pekerjaan yang diperlukan untuk menanam tanaman dagangan tidak boleh
melebihi pekerjaan yang diperlukan untuk menanam padi.
(4) Bagian tanah yang disediakan untuk menanam tanaman dagangan dibebaskan dari
pembayaran pajak tanah.
(5) Hasil dari tanah yang disediakan wajib diserahkan kepada pemerintah Hindia
Belanda. Jika nilai hasil tanaman dagangan yang ditaksir melebihi pajak tanah yang
harus dibayar rakyat, kelebihannya dikembalikan kepada rakyat.
(6) Kegagalan yang bukan disebabkan oleh petani menjadi tanggung jawab pemerintah
(7) Pelaksanaan Cultuurstelsel diserahkan kepada pemimpin pribumi. Sementara
pemerintah Belanda hanya jadi pengawas.
b. Kongres Pemuda 2
Terdapat tiga pertemuan dalam Kongres ini. Pertemuan pertama pada 27
Oktober 1928 pukul 19.30 sampai 23.30 dengan topik pembahasan mengenai Bahasa
Melayu yang dirasa sebagai bahasa politik untuk menciptakan persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia. Pertemuan kedua 28 Oktober 1928 dari pukul 08.00 sampai 12.00
di gedung Oost Java Bioscoop atau saat ini merupakan Jalan Medan Merdeka Utara.
Membahas topik mengenai pentingnya pendidikan nasional bagi seluruh anak
Indonesia. Pertemuan ketiga berlangsung di hari yang sama yaitu 28 Oktober 1928
pada pukul 17.30 sampai 23.30 di Gedung Indonesische Clubgebouw. Lima hal
dibahas dalam pertemuan ini meliputi arak-arakan pandu, penyampaian dari Ramelan
untuk kepanduan, penyampaian dari Pergerakan Pemuda Indonesia dan Pemuda di
Tanah Luaran oleh Soenario, pengambilan keputusan dan penutupan kongres.
Panitia Kongres Pemuda 2: dipimpin oleh Sugondo Joyopuspito dan R.M.
Joko Marsaid. Moh. Yamin sekretaris dan Amir Sjarifuddin bendahara. Panitia
Kongres Pemuda II adalah Joham Mohammad Tjaja (pembantu I), R Kaca Sungkana
(pembantu II), RCL Senduk (pembantu III), Johanes Leimena (pembantu IV), dan
Rochjani Soe`oed (pembantu V).
Hasil Kongres Pemuda II disebut dengan Sumpah Pemuda:
(1) Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah
Indonesia.
(2) Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa
Indonesia.
(3) Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia.
21. Tindakan pertama yang dilakukan jepang ketika menguasai indonesia adalah menjalin
kerja sama dengan tokoh nasionalis.
24. Proklamasi kemerdekaan dilakukan di sebuah rumah yang berlokasi di Jalan Pegangsaan
Timur No. 56, Jakarta Timur pada pukul 10.00 WIB. Saat itu ia mengetahui pembacaan
Proklamasi ternyata akan diikrarkan di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56
Jakarta. Teks Proklamasi diketik di Ruang Pengetikan Teks Proklamasi oleh Sayuti
Melik. Teks Proklamasi segera dibawa kembali ke ruang pengesahan atau
penandatanganan naskah Proklamasi. Di ruang ini, naskah Proklamasi ditandatangani
oleh Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia.
a. Makna proklamasi
(1) Puncak perjuangan (revolusi) sebagai negara yang merdeka
(2) Tonggak sejarah bangsa Indonesia
(3) Pernyataan de facto bagi pihak dalam negeri jika luar negeri
25. Disintegrasi adalah keadaan tidak bersatu padu yang menghilangnya keutuhan, atau
persatuan serta menyebabkan perpecahan.
26. DI/TII Jawa Barat
a. Latar belakang :
• Ketidakpuasan kemerdekaan RI
• Karena adanya perundingan renville
• Kartosuwiryo ingin mendirikan negara Islam di Indonesia
b. Tokoh : Kartosuwiryo, Oni Syahroni
c. Penumpasan :
• Mengirimkan pasukan bharatayuda -> gagal
• Taktik pagar betis -> tokoh berhasil ditangkap di Gunung Geber, Majalaya
28. PKI
a. Tujuan PKI : ingin mengganti ideologi Pancasila menjadi komunis.
Pemberontakan PKI 1948 Latar belakang:
(1) Jatuhnya kabinet Amir S ditandatangani perjanjian renville.
(2) Propaganda kekecewaan pada Hatta akibat programnya untuk mengembalikan
100.000 tentara menjadi rakyat biasa dengan alasan penghematan biaya.
• Tujuan pemberontakan
(1) Membentuk negara RIS
(2) Mengganti dasar Pancasila dengan ideologi komunisme.
• Cara mengatasi :
(1) Soekarno memperlihatkan pengaruhnya dengan meminta rakyat memilih
Soekarno - Hatta / Muso - Amir.
(2) Sudirman memerintahkan operasi penumpasan dibantu santri.
• Dalang : Muso dan Amir Syarifuddin
Pemberontakan PKI 1965
• Latar belakang
> Pemberontakan PKI 1965 dilakukan oleh D.N. Aidit dengan tujuan untuk membuat
Angkatan Kelima yang terlepas dari ABRI. Tetapi petinggi Angkatan Darat tidak setuju dan
hal ini lebih menimbulkan nuansa saling mencurigai antara PKI dan militer. Saat ini pula Ir.
Soekarno terpengaruh PKI dengan membentuk NASAKOM (Nasionalis, Agama Komunis)
yang sebenarnya komunis tidak akan bisa pernah bersatu dengan Agama karena komunis
tidak percaya Tuhan.
• Tujuan pemberontakan
- Pencarian korban g30s lubang buaya 4 Oktober para korban mulai diangkat dari lubang
buaya
=1)Ir.Soekarno
Setelah dipilih dan diangkat menjadi Presiden RI, Soekarno segera menyatakan langkah
bersama para tokoh Indonesia lainnya. Presiden Soekarno juga menggerakkan rakyat untuk
mempertahankan kemerdekaan. Presiden Soekarno tampil memberikan pidato singkat di
Lapangan Ikada pada Tanggal 19 September 1945 menggelorakan semangat untuk
mempertahankan kemerdekaan. Pada saat terjadi agresi militer Belanda II, Presiden Soekarno
sempat memimpin sidang darurat sebelum ditangkap Belanda. Soekarno diasingkan Belanda
ke Parapat dan dipindahlan ke Bangka dan masih sempat mengirim perintah melalui
radiogram kepada Syrarifudin Prawiranegara yang ada di Bukittinggi, Sumatera Barat.
Soekarno memerintahkan Syarifudin untuk mendirikan Pemerintahan Darurat RI di
Sumatera. Pesan yang sama juga dikirimkan kepada L.N. Palar yang sedang berada di Luar
Negeri dalam tugas diplomasi. Meski sedang dalam pengasingan, Soekarno tetap tegas
menolak berunding dengan Belanda sebelum dibebaskan. Dilansir dari buku Naskah Sumber
Arsip Presiden RI: Sukarno (2009) dijelaskan, atas desakan Dewan Keamanan Perserikatan
Banga Bangsa (PBB) yang mengurusi Indonesia, Soekarno kemudian dibebaskan dan
kembali ke
Yogyakarta pada tanggal 6 Juli 1949. Soekarno kemudian terpilih sebagai Presiden Republik
Indonesia Serikat pada tanggal 16 Desember 1949 dan kembali ke Jakarta. Pada Tahun 1950
Indonesia kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan Soekarno kembali
menjadi Presiden RI dengan Hatta sebagai wakil Presiden.
3) SHB IX
Nama kecil Sri Sultan Hamengkubuwono IX adalah Gusti Raden Mas Dorodjatun. Beliau
lahir pada tanggal 12 April 1912. Sejak kecil Sri Sultan Hamengkubowono IX hidup di
lingkungan Keraton. Beliau juga pernah menuntut ilmu di negeri Belanda. Pada waktu
Indonesia merdeka, Sri Sultan Hamengkubuwono IX spontan mengakui kedaulatan RI. Sri
Sultan Hamengkubuwono IX juga menyatakan bahwa Yogyakarta sebagai bagian RI.Pada
waktu terjadi agresi militer Belanda II, Sri Sultan Hamengkubuwono IX benar-benar menjadi
benteng terakhir Indonesia. Sri Sultan Hamengkubuwono IX berkali-kali dibujuk untuk
bekerja sama dengan Belanda, tetapi selalu ditolak. Sri Sultan Hamengkubuwono IX tetap
tegas mempertahankan kelangsungan negara republik Indonesia. Beliau juga mewakili
Indonesia untuk menerima pengakuan kedaulatan dari Belanda di Jakarta.
4) Jendral Sudirman
Jendral Sudirman lahir di Rembang, Purbalingga pada tanggal 24 Januari 1916. Sudirman
sebelum mengikuti pendidikan Tentara Pembela Tanah Air (PETA) adalah seorang guru.
Ketika perang kemerdekaan berkobar, latihan militer yang diperoleh di tentara PETA sangat
berguna bagi Sudirman dalam membangun pertahanan dan membuat taktik penyerangan.
Sudirman pernah menjadi panglima V/Divisi Banyumas dengan pangkat Kolonel. Nama
Kolonel Sudirman makin menonjol pada waktu memimpin pasukan dalam perang di
Ambarawa. Ketika diadakan konferensi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Yogyakarta,
Kolonel Sudirman terpilih sebagai pemimpin tertinggi TKR. Pangkatnya pun naik menjadi
Jenderal. Pada saat terjadi agresi militer Belanda II, Jenderal Sudirman memimpin langsung
pasukannya bergerilya melawan Belanda. Selama hampir tujuh bulan, Jenderal Sudirman
memimpin perang gerilya. Bahkan ketika kondisi kesehatannya menurun, beliau tetap tegar
memimpin pasukan untuk terus semangat berjuang mempertahankan kemerdekaan.
5) Bung Tomo
Bung Tomo lahir di Surabaya pada tahun 1920 dan mempunyai nama asli Sutomo. Gerak
perjuangan Bung Tomo lebih banyak dihabiskan di Surabaya. Pada masa penjajahan Jepang,
Bung Tomo aktif sebagai wartawan domei di Surabaya. Bahkan, Bung Tomo mendirikan
kantor berita Indonesia yang kemudian dilebur menjadi kantor berita Antara Cabang
Surabaya. Pada masa perang kemerdekaan, Bung Tomo mendirikan Barisan Pemberontakan
Rakyat Indonesia (BPRI). Bung Tomo dalam pertempuran Surabaya pada tanggal 10
November 1945 sangat berperan penting terutama dalam menggelorakan semangat juang
rakyat Surabaya.
\Tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota Dewan Konstituante (Dewan Pembentuk
Undang-Undang Dasar).
Secara serentak dan tertib seluruh warga negara yang mempunyai hak memilih mendatangi
tempat pemungutan suara untuk menentukan pilihannya. Pemilu berjalan lancar dan tertib
dan melahirkan Empat partai yang muncul sebagai pemenang dalam Pemilu 1955 secara
berurut: Partai Nasional Indonesia (PNI), Masyumi, Nahdlatul Ulama (NU), dan Partai
Komunis Indonesia (PKI).