Anda di halaman 1dari 25

KISI- KISI SEJARAH INDONESIA

1. Konsep berpikir diakronik dan sinkronik


a. Sinkronik
berarti konsep mempelajari sejarah yang sangat luas dengan ruang, tetapi memiliki
keterbatasan dalam hal waktu.
Ciri-ciri :
• Bersifat horizontal.
• Tidak terdapat konsep perbandingan.
• Cakupan kajian yang lebih sempit.
• Kajiannya lebih terstruktur.
• Cenderung lebih sulit dan serius.
Contoh :
• Pembacaan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 di Jakarta.
• Keadaan ekonomi Indonesia pada 1998 (Krisis moneter).
• Suasana Persitiwa Penculikan dalam G30/S PKI.
b. Diakronik
berarti konsep mempelajari sejarah berdasarkan urutan waktu kejadian sejarah
tersebut atau sesuai urutan kronologi peristiwa itu terjadi.
Ciri-ciri :
• Sifatnya vertikal.
• Mengkaji masa yang satu dan yang lain.
• Memiliki sifat historis/komparatif.
• Dijumpai konsep pembadingan.
• Cakupan kajian jauh lebih luas.
Contoh :
• Pertempuran Ambarawa (20 Okober - 15 Desember 1945).
• Pertempuran Surabaya (27 Oktober 20 November 1945).
• Pertempuran 5 hari di Semarang (15 Oktobber - 19 Oktober 1945).
2. Jenis Manusia Purba
a. Meganthropus Paleojavanicus merupakan manusia purba tertua di Indonesia.
ditemukan di lembah sungai Bengawan Solo oleh G.H.R. von Koenigswald,
seorang paleoantropologi dari Belanda pada tahun 1941.
b. Pithecanthropus Mojokertensis dapat diartikan sebagai manusia kera dari
Mojokerto. ditemukan oleh von Koenigswald pada tahun 1936 di Perning,
Mojokerto, Jawa Timur.
c. Pithecanthropus Erectus ditemukan di desa Trinil, Ngawi, Jawa Timur pada tahun
1891 oleh Eugene Dubois.memiliki volume otak sebesar 900 cc. Fragmen yang
ditemukan adalah rahang pendek dan sebagian geraham manusia.
d. Homo Wajakensis ditemukan pertama kali oleh B.D. van Rietschoten pada tahun
1889 di Desa Wajak, Tulungagung, Jawa Timur pada 1889. Fosil yang ditemukan
yaitu tengkorak, fragmen rahang bawah, dan beberapa ruas tulang leher.
e. Homo Soloensis merupakan manusia purba yang paling maju dibandingkan
dengan manusia purba yang lain. Homo Soloensis ditemukan oleh Oppenorth, von
Koenigswald dan ter Haar pada tahun 1931 hingga 1933 di Ngandong, Bengawan
Solo dan Sambungmacan, Sragen.
f. Homo Floresiensis ditemukan oleh Peter Brown dan Mike J. Morwood bersama
tim Pusat Penelitian Arkeologi Nasional pada September 2003 di Gua Liang Bua,
Flore.
Penemuan fosil pada penelitian ini adalah tengkorak manusia berukuran mungil.

3. Asal usul nenek moyang bangsa Indonesia


Asal usul nenek moyang bangsa Indonesia adalah bangsa dari daratan Yunan di China
Selatan. Nenek moyang bangsa Indonesia dan nenek moyang bangsa lainnya di asia
selatan berasal dari satu sumber yaitu bangsa Austronesia. Kedatangan nenek moyang
bangsa Indonesia dari daratan Yuan terbagi menjadi 2 gelombang, yaitu gelombang
pertama atau proto Melayu yang datang pada zaman batu tua (Neolitikum) dan
gelombang kedua atau Deutro Melayu yang datang pada zaman perunggu.Terdapat
beberapa kelompok manusia yang sudah menempati wilayah Indonesia jauh sebelum
kedatangan bangsa Austronesia. Beberapa bangsa tersebut antara lain Manusia Pleistosin,
Suku Wedoid, dan Suku Negroid. Ketiga suku tersebut juga merupakan bagian dari asal
usul nenek moyang bangsa Indonesia yang tak bisa disisihkan.
a. Teori Yunan
Teori Yunan ternyata menggunakan setidaknya dua jalur migrasi. Yang pertama jalur
barat (Malaysia dan sekitarnya) dan timur (Filipina), di mana kelompok Proto Melayu
atau yang disebut sebagai Melayu Tua bermigrasi. Sedangkan untuk jalur barat, ada
kelompok Deutero Melayu (Melayu Muda) yang bergerak pindah ke Nusantara.

b. Teori Nusantara
Menurut Teori Nusantara, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari wilayah
Indonesia, yaitu itu bangsa Melayu yang merupakan keturunan Homo soloensis dan
Homo wajakensis.Teori ini didukung oleh beberapa tokoh, contohnya seperti Moh.
Yamin (Mantan Menteri Pendidikan Nasional Indonesia) dan Dr. Gorys Keraf (ahli
bahasa ternama di Indonesia).
c. Teori Taiwan
Menurut Teori Taiwan atau Out of Thailand ini, nenek moyang kita berasal dari
Kepulauan Famosa yang terletak di Taiwan.Peter Bellwood selaku pencetus teori ini
menekankan bahwa bahasa Nusantara dikembangkan dari rumpun bahasa Austronesia
yang digunakan oleh leluhur bangsa kita di Kepulauan Famosa.Teori ini juga
didukung oleh Harry Truman Simanjuntak, seorang arkeolog asal Indonesia dan
profesor riset di Pusat Penelitian Arkeologi Nasional yang mendalami bidang
prasejarah.
d. Teori out of Africa
Seorang ahli genetika bernama Max Ingman mengemukakan bahwa berdasarkan bukti
genetik, manusia modern zaman sekarang, Home sapiens, berasal dari daratan Afrika.
Home sapiens memang berasal dari Afrika, lalu bergerak dan bermigrasi ke tempat
lainnya sekitar 200.000 hingga 100.000 tahun yang lalu.

4. Kehidupan Manusia Zaman Praaksara


a. Zaman Paleolitikum
Zaman batu tua berlangsung pada 50.000-10.000 SM. Zaman praaksara ini
disebut sebagai zaman batu tua karena pada saat itu manusia menggunakan alat-alat
batu yang masih dibuat secara kasar dan sederhana. Pada zaman praaksara ini
manusia hidup secara nomaden atau berpindah-pindah dalam kelompok kecil (10-15
orang) untuk mencari makanan. Pada zaman ini manusia hanya mengenal berburu
(hewan) dan mengumpulkan makanan (buah dan umbi-umbian), mereka belum mulai
memasak atau bercocok tanam.
b. Zaman Mesolitikum
Merupakan peralihan zaman paleolitikum dan neolitikum. Manusia
pendukungnya yaitu bangsa Papua-Melanosoid. Manusia mulai hidup semi menetap
di gua-gua yang disebut Abris Sous Roche. Pada saman praaksara mesolitikum,
lakilaki berburu dan perempuan tinggal di gua untuk menjaga anak dan memasak.
c. Zaman Neolitikum
Kehidupan manusia pada zaman praaksara ini sudah mulai menetap, tidak
berpindah-pindah. Mereka juga sudah mengenal bercocok tanam, tetapi masih
melakukan perburuan. Mereka juga sudah dapat menghasilkan bahan makanan
sendiri (food producing).
d. Zaman Megalitikum
Manusia sudah dapat membuat dan meningkatkan kebudayaan menghasilkan
bangunan-bangunan dari batu besar. Mereka telah membuat berbagai macam
bangunan batu untuk kepentingan upacara keagamaan dan mengubur jenazah.
Manusia pendukung pada zaman praaksara ini didominasi oleh Homo Sapiens.

5. Peninggalan Hindu Buddha masa dikenalnya tulisan


a. Prasasti
b. kitab

6. Sumber Sejarah Kerajaan Tarumanegara


a. Naskah Wangsakerta
Salah satu sumber tertulis sejarah kerajaan Tarumanegara dari dalam negeri
adalah naskah Wangsakerta. Dalam naskah ini dijelaskan bahwa Kerajaan
Tarumanegara didirikan pada tahun 358 M oleh seorang tokoh bernama
Rajadirajaguru Jayasingawarman. Ia kemudian digantikan oleh putranya yang
bernama Dharmayawarman yang memerintah dari tahun 382 hingga 395 Masehi.
Naskah raja-raja Tarumanegara versi Wangsakerta antara lain:
• Jayasingawarman, tahun 358 sampai 382 Masehi.
• Dharmayawarman, tahun 382 sampai 395 Masehi.
• Purnawarman, tahun 395 sampai 434.
• Wisnuwarman, tahun 434 sampai 455.
• Indrawarman, tahun 455 sampai 515.
b. Berita Fa Hien
Salah satu dari 3 sumber sejarah pemerintahan Tarumanegara dari luar negeri
adalah berita Fa Hien. Kabar ini datang dari China (China), dalam bukunya yang
berjudul Fa Kao Chi pada tahun 414 Masehi, dia menceritakan bahwa di daerah
bernama Ye-Po-Ti hanya ada beberapa orang saja yang beragama Budha. Sebagian
besar masyarakat beragama Hindu. Distrik Yo Po Ti dianggap sebagai nama Fa Hien
untuk provinsi Jawadwipa.
c. Berita dari Dinasti Sui
Dalam berita ini disebutkan bahwa seorang utusan datang dari To Lo Mo
(Taruma) pada tahun 528 dan 538 Masehi. Wilayah To Lo Mo sendiri terletak di
selatan.
d. Berita dari Dinasti Tang
Dalam berita ini juga dijelaskan bahwa utusan dari To Lo Mo telah datang,
tepatnya pada tahun 666 dan 669 Masehi.
e. Prasasti
• Prasasti Tugu : Prasasti ini ditemukan di daerah Tugu, Cilincing, Jakarta Utara.
Isi prasasti ini berkaitan dengan penggalian sungai Gomati yang dilakukan pada
masa pemerintahan raja Purnawarman. Prasasti ini berisi gambar kaki gajah,
ditemukan di desa Muara Hilir, Bogor.
• Prasasti Pasir Awi : Prasasti ini ditemukan di Banten, tepatnya di tepi Sungai
Cindahiang. Isinya berupa gambar sepasang kaki, dahan pohon dan buah.
• Prasasti Ciaruteun : Disebut juga Prasasti Ciampea. Prasasti ini ditemukan di tepi
Sungai Ciaruteun, Bogor. Isinya menyebutkan nama Tarumanegara dan nama raja
Purnawarman. Selain itu, juga terdapat sepasang kaki yang diyakini para ahli
sebagai milik Raja Purnawarman.
• Prasasti Muara Cianten : Isi prasasti ini berupa ukiran-ukiran beralur dan terdapat
huruf-huruf keriting yang sulit dipahami. Prasasti Muara Cianten ditemukan di
tepi Sungai Cisadane, Bogor.
• Prasasti Lebak : Disebut juga Prasasti Cidanghiyang, isinya berkaitan dengan
keberanian Raja Purnawarman. Prasasti ini ditemukan di Kabupaten Pandeglang,
Banten.
• Prasasti Jambu : Prasasti ini juga berisi tentang raja Purnawarman. Ditemukan di
perkebunan Jambu seperti namanya. Lokasi kebun jambu biji ini berjarak kurang
lebih 30 km dari kota Bogor.

7. Dinansti yang berkuasa pada mataram hindu/mataram kuno


Pendiri Kerajaan Mataram Kuno adalah Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya, yang
berkuasa antara 732-760 Masehi. Dalam sejarahnya, Kerajaan Mataram Kuno ini
diperintah oleh dua dinasti, yaitu Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu dan Dinasti
Syailendra yang beragama Budha. Kedua dinasti cenderung saling bersaing
memperebutkan kekuasaan, namun ada masa saat mereka pernah memerintah bersama.
Dalam pemerintahan dinasti Sanjaya ada beberapa pemimpin antara lain Rakai
Mataram Sang Ratu Sanjaya, Sri Maharaja Rakai Pangkaran, Sri Maharaja Rakai
Pikatan, dan Sri Maharaja Watukura Dyah Balitung. Sedangkan masa pemerintahan
dinasti Syailendra pertama kali yaitu Bhanu kemudian dilanjutkan oleh Raja Wisnu yang
mampu menegakan kewibawaannya sehingga dinasti Sanjaya menjadi bawahannya, serta
Samaratungga merupakan raja terbesar dan terakhir dari Sailendra.

8. Kerajaan Kediri bidang budaya


Dibidang kebudayaan, khususnya sastra, masa Kahuripan dan Kediri berkembang pesat,
antara lain sebagai berikut
• Pada masa Dharmawangsa berhasil disadur kitab Mahabarata ke dalam bahasa Jawa
Kuno yang disebut kitab Wirataparwa. Selain itu juga disusun kitab hukum yang
bernama Siwasasana.
• Dizaman Airlangga disusun kitab Arjuna Wiwaha karya Empu Kanwa.
• Masa Jayabaya berhasil digubah kitab Bharatayudha oleh Empu Sedah dan Empu
Panuluh. Disamping itu, Empu Panuluh juga menulis kitab Hariwangsa dan
Gatotkacasraya.
• Masa Kameswara berhasil ditulis kitab Smaradahana oleh Empu Dharmaja. Kitab
Lubdaka dan Wertasancaya oleh Empu Tan Akung

9. Teori masuknya Islam di Indonesia


a. Teori India (Gujarat)
Teori ini dicetuskan oleh GWJ. Drewes dan di kembangkan oleh Snouck
Hurgronje dan kawan-kawan, selain itu teori india atau teori Gujarat ini juga di yakini
oleh sejarawan Indonesia Sucipto Wirjosuprato yang meyakini awal mula sejarah
masuknya islam di Indonesia adalah melalu india (Gujarat). Teori india atau teori
Gujarat adalah teori yang menyebutkan bahwa agama islam masuk ke Indonesia
melalui para pedagang dari india muslim (Gujarat) yang berdagang di nusantara pada
abad ke-13. Para saudagar dari Gujarat yang datang dari Malaka kemudian menjalin
relasi dengan orang-orang di wilayah barat di Indonesia kemudian setelah itu
terbentuklah sebuah kerajaan Islam yang bernama kerajaan Samudra Pasai. Banyak
bukti yang menguatkan teori Gujarat ini, salah satunya adalah makam Malik AsSaleh
yang merupakan salah satu pendiri kerajaan Samudra Pasai. Corak dari batu nisan
Malik As-Saleh sangat mirip dengan batu nisan yang ada di Gujarat. Bahkan makam
salah satu walisongo yakni makam Maulana Malik Ibrahim juga memiliki batu nisan
khas Gujarat seperti makam Malik As-Saleh.
b. Teori Arab (Mekah)
Kemudian selanjutnya ada teori Arab (Mekah) yang merupakan teori Islam
yang menyebutkan bahwa Islam masuk ke Indonesia langsung dari Arab (Mekah)
pada masa kekhalifahan. Teori ini didukung oleh J.C. van Leur hingga Buya Hamka
atau Abdul Malik Karim Amrullah. Pada bukunya yang berjudul sejarah umat islam
yang terbit pada tahun 1997, Buya Hamka menjelaskan bukti-bukti masuknya agama
Islam di Indonesia. Bukti yang dimaksud Buya Hamka ini adalah berupa sumber dari
naskah kuno Cina yang menyebutkan bahwa sekelompok Bangsa Arab yang
bermukim di pesisir barat Pulau Sumatera pada tahun 625 Masehi. Selain itu, di
kawasan tersebut yang pada saat itu merupakan kekuasaan Kerajaan Sriwijaya juga
ditemukan batu nisan yang bertuliskan nama Syekh Rukunuddin yang wafat pada
tahun 672 Masehi. Teori ini juga didukung oleh TW. Arnold yang menyatakan bahwa
pada masa itu Bangsa Arab merupakan bangsa yang dominan dalam perdagangan di
nusantara. Kemudian mereka menikah dengan warga pribumi dan berdakwah di
nusantara
c. Teori Persia (iran)
Teori yang menyatakan bahwa asal mula sejarah masuknya agama islam ke
Indonesia dari Negara Persia (yang sekarang bernama Negara Iran) adalah teori yang
didukung oleh Husen Djadjadiningrat dan Umar Amir Husen. Djajadiningrat
berpendapat jika teori Persia ini selarasdengan asal mula masuknya Islam ke
Indonesia. Hal ini dikarenakan menurut Djajadiningrat kebudayaan Islam di
nusantara memiliki banyak kesamaan dengan kebudayaan Islam di Persia. Salah satu
contoh kebudayaan Islam di nusantara yang mirip dengan kebudayaan Islam di Persia
adalah kaligrafi-kaligrafi yang ada di makam batu nisan di nusantara. Ada pula
beberapa ritual keagamaan seperti tabot di daerah Bengkulu dan Tabuik di daerah
Sumatera Barat yang hampir sama persis dengan ritual keagamaan di Persia yang
diadakan setiap tanggal 10 bulan Muharam.
d. Teori Cina
Teori cina merupakan teori yang menyebutkan bahwa asal mula sejarah
masuknya agama islam ke Indonesia berasal dari Cina, agama Islam sendiri
berkembang di Cina pada masa Dinasti Tang (618-905 Masehi). Islam masuk ke Cina
sendiri dibawa oleh panglima Muslim yang bernama Saad bin Waqash yang berasal
dari Madinah pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan. Bahkan salah satu kota di
Cina pada masa itu yakni kota Kanton pernah menjadi pusat dakwah muslim di Cina.
Bukti lain dari teori cina ini adalah banyaknya pendakwah yang berasal dari
keturunan Cina yang mempunyai pengaruh besar pada masa kerajaan Demak. Seperti
kita ketahui, kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di pulau Jawa.
Adapun buku sejarah yang ditulis oleh Nana Supriatna yang menyebutkan bahwa
kesultanan Demak didirikan oleh Raden Patah yang merupakan putra dari Majapahit
Islam ini.

10. Akulturasi budaya Islam dengan budaya sebelumnya


a. Masjid dan Menara
Akulturasi antara kebudayaan Islam dan kebudayaan Indonesia tampak dalam
seni bangunan/ arsitektur masjid kuno. Arsitektur masjid kuno di Indonesia
menunjukan ciri-ciri khusus yang berbeda dengan arsitektur masjid di negeri lainnya,
karena menonjolkan gaya arsitektur yang masih memperlihatkan pengaruh
HinduBudha. Beberapa contoh masjid beratap bertingkat satu, misalnya Masjid
Agung Cirebon, Masjid Katangka di Sulawesi Selatan, Masjid Angke, Masjid
Tambora, dan Masjid Marunda di Jakarta. Masjid beratap bertingkat tiga diantaranya
Masjid Agung Demak, Masjid Baiturahman Aceh, Masjid Jepara, Masjid-masjid di
Ternate. Adapun bangunan masjid beratap bertingkat lima dalah Masjid Agung
Banten.
b. Makam
Makam-makam yang lokasinya di dataran dekat masjid agung, bekas kota
pusat kesultanan adalah makam sultan-sultan Demak di samping Masjid Agung
Demak, makam raja-raja Mataram-Islam Kota Gede (D.I. Yogyakarta). Contohnya
makam Sunan Bonang di Tuban, makam Sunan Derajat (Lamongan), makam Sunan
Kalijaga di Kadilangu (Demak), makam Sunan Kudus di Kudus, makam Maulana
Malik Ibrahim dan makam Leran di Gresik (Jawa Timur)

c. Aksara dan seni sastra


Bentuk akulturasi seni sastra budaya Islam dengan budaya pra-Islam antara
lain: Hikayat, Babat, Syair, dan Suluk. Akulturasi budaya lokal dengan budaya Islam
dalam seni aksara tercermin pada tulisan Arab-Melayu atau Arab Gundul dan seni
kaligrafi.
d. Kalender
Bukti akulturasi budaya Islam di sistem penanggalan (kalender) yang paling
nyata adalah sistem kalender yang diciptakan oleh Sultan Agung. Ia melakukan
perubahan nama-nama bulan pada tahun Saka. Bulan Muharam diganti dengan Sura
dan Ramadhan diganti dengan Pasa.
e. Tradisi dan Upacara
• Tradisi ziarah : adalah kebiasaan masyarakat Islam untuk mengunjungi
tempattempat keramat berupa makam raja atau orang-orang penting pada hari-
hari tertentu yang dimakamkan di halaman masjid.
• Upacara : Upacara-upacara keagamaan sebagai wujud akulturasi dengan agama
Islam yang sampai saat ini masih terus dilaksanakan adalah peringatan Maulid
Nabi, Isra Mikraj, Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha.
11.
12. Kedatangan bangsa barat ke dunia timur
a. Bangsa Eropa berkeinginan untuk mendapatkan rempah-rempah dari daerah.
Dengan demikian diharapkan akan memperoleh harga lebih murah dan
keuntungan besar.
b. Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi misalnya, dengan
penemuan kompas dapat memperlancar kegiatan penjelajahan samudra.
c. Jatuhnya kota konstantinopel tahun 1453.
d. Kenginan untuk melanjutkan perang salib dan menyebarkan agama Kristen ke
daerah-daerah yang dikunjungi.
e. Adanya keinginan untuk membuktikan pendapat bahwa bentuk bumi itu bulat
seperti yang dikemukakan oleh Copernius (1473 - 1543) seorang ahli matematika
dan astronomi dari Polandia. Pendapat copernicus diperkuat oleh Galileo Galilei
(1564 - 1630) dari Italia.

13. Masa Pemerintahan Raffle


Pada tahun 1811 pimpinan Inggris di India yaitu Lord Muito memerintahkan Thomas
Stamford Raffles yang berkedudukan di Penang (Malaysia) untuk menguasai pulau Jawa.
Dengan mengerahkan 60 kapal, Inggris berhasil menduduki Batavia pada tanggal 26
Agustus 1811 dan pada tanggal 18 September 18 11 Belanda menyerah melalui
Kapitulasi Tuntang. Isi kapitulasi Tuntang adalah :
• Pulau Jawa dan sekitarnya dikuasai Inggris.
• Semua tentara Belanda menjadi tawanan Inggris.
• Orang Belanda dapat menjadi pegawai Inggris.
Kebijakan Raffles
a. Bidang politik
 Pulau Jawa dibagi menjadi 16 karesidenan
 Membawa sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh penguasa pribumi
menjadi sistem pemerintahan kolonial yang bercorak barat.
 Penguasa pribumi dilepaskan kedudukannya yang diperoleh turun-temurun.
b. Bidang ekonomi
 Penghapusan pajak hasil bumi (contingenten) dan sistem penyerahan wajib
(verplichte leverentle) ajak VOC yang dianggap memberatkan rakyat
 Menetapkan sistem sewa tanah (landerant system)
 Pajak dibayarkan kepada kolektor yang dibantu oleh kepala desa tanpa melalui
bupati.
c. Bidang social
 Penghapusan kerja rodi (kerja paksa)
 Penghapusan perbudakan
 Peniadaan pynbak, yaitu hukuman kejam dengan melawan harimau.
d. Bidang politik
Meniadakan pengadilan yang dilaksanakan oleh para bupati, karena akan
menimbulkan dualisme dalam hukum
e. Bidang ilmu pengetahuan
 Ditulisnya buku berjudul "History of Java"
 Mendukung bataviaach Genootschap
 ditemukannya bunga Rafflesia Arnoldi.

14. Tanam Paksa


Tanam Paksa adalah sebuah kebijakan yang diterapkan oleh Pemerintahan Kolonial
Belanda di mana rakyat Hindia Belanda harus menyerahkan seperlima hasil tanaman
ekspor mereka sejak tahun 1830. Pencetus sistem tanam paksa atau cultuurstelsel adalah
Gubernur Johannes van den Bosch. Johannes van den Bosch adalah orang berkebangsaan
Belanda yang menjabat sebagai Gubernur-Jenderal Hindia Belanda yang ke-43 pada
tahun 1830-1834.
a. Hal yang melatarbelakangi tanam paksa.
(1) Belanda kehabisan dana saat bergabung peperangan di masa kejayaan Napoleon
Bonaparte di Eropa.
(2) Terjadinya Perang Kemerdekaan Belgia dan berakhir dengan berpisahnya Belgia
dari Belanda pada 1830.
(3) Belanda mengeluarkan dana sekitar 20 juta gulden untuk menghadapi Perang
Diponegoro (1825-1830).
(4) Kas negara Belanda yang kosong dan utang yang ditanggung Belanda cukup
banyak.
(5) Pemasukan uang dari penanaman kopi tidak begitu menghasilkan.
(6) Belanda gagal menerapkan gagasan liberal (1816-1830), yakni
dalam mengeksploitasi tanah jajahan agar memberikan keuntungan yang besar
bagi negeri induk (Belanda).
b. Ketentuan dalam tanam paksa meliputi:
(1) Persetujuan akan diadakan dengan penduduk supaya mereka menyediakan
sebagian tanahnya untuk penanaman tanaman yang dapat dijual di pasar Eropa.
(2) Bagian tanah pertanian yang disediakan penduduk untuk tujuan ekspor tidak boleh
melebihi seperlima dari tanah pertanian yang dimiliki penduduk desa.

(3) Pekerjaan yang diperlukan untuk menanam tanaman dagangan tidak boleh
melebihi pekerjaan yang diperlukan untuk menanam padi.
(4) Bagian tanah yang disediakan untuk menanam tanaman dagangan dibebaskan dari
pembayaran pajak tanah.
(5) Hasil dari tanah yang disediakan wajib diserahkan kepada pemerintah Hindia
Belanda. Jika nilai hasil tanaman dagangan yang ditaksir melebihi pajak tanah yang
harus dibayar rakyat, kelebihannya dikembalikan kepada rakyat.
(6) Kegagalan yang bukan disebabkan oleh petani menjadi tanggung jawab pemerintah
(7) Pelaksanaan Cultuurstelsel diserahkan kepada pemimpin pribumi. Sementara
pemerintah Belanda hanya jadi pengawas.

15. Dampak/Akibat Munculnya Kolonialisme di Indonesia


a. Bidang Politik
• Adanya penerapan pemerintah tidak langsung, dimana kekuasaan dipimpin oleh
bupati atau gubernur atas nama kolonial.
• Munculnya berbagai perlawanan rakyat Indonesia atas kebijakan pemerintah
kolonial yang tidak adil.
• Kekuasaan kerajaan diambil alih dan bergantung pada pemerintahan kolonial.
Oleh sebab itu, rakyat banyak melakukan pemberontakan dan terpecah belah.
• Jawa menjadi pusat pemerintahan dan dibagi atas beberapa wilayah perfektuf.
• Hukum adat diubah menjadi hukum modern oleh bangsa barat.
b. Dalam Bidang Ekonomi
(1) Terjadi monopoli perdagangan oleh penjajah terhadap rakyat Indonesia.
(2) Bidang pertanian sebagai sumber ekonomi utama rakyat bergeser pada bidang
industri perkebunan
(3) Praktik monopoli perdagangan oleh VOC membuat perdagangan di nusantara
mengalami kemunduran di kancah internasional.
(4) Adanya sistem pajak bumi dan penyerahan hasil bumi kepada pemerintah
kolonial.
(5) Penerapan sistem tanam paksa yang membuat rakyat mengalami kerugian dan
penderitaan.
(6) Munculnya uang sebagai alat pembayaran baru pada masa pemerintahan
colonial
c. Dalam Bidang Sosial
 Terjadi perubahan lapisan sosial di masyarakat.
 Banyaknya mobilitas sosial yang terjadi akibat pemerintahan kolonial yang
membutuhkan tenaga di wilayah lain.
 Munculnya golongan buruh yang terdiri dari pribumi dan golongan majikan
yaitu para kolonial.
 Munculnya elit terdidik atas tuntutan pemerintah kolonial untuk memenuhi
kebutuhan pemerintahan.
 Pembentukan status sosial yang cenderung menjatuhkan pribumi.
 Adanya tindakan kekerasan dan pemerasan yang kejam terhadap rakyat
Indonesia.
 Daerah Indonesia yang terisolasi dan membuat rakyatnya mengalami
ketertinggalan.
d. Dalam Bidang Budaya
(1) Terdapat banyak bahasa serapan berasal dari bangsa kolonial yang dipakai oleh
rakyat Indonesia sampai sekarang.
(2) Masuknya bangsa kolonial membuat bertambahnya wawasan terhadap alat
musik serta tarian internasional.
(3) Terdapat bangunan peninggalan dengan ciri khas kolonial serta arsitektur barat
di Indonesia.
(4) Terdapat benda-benda bersejarah peninggalan kolonial yang dapat menjadi bukti
atas kondisi di masa lalu.
e. Dalam Bidang Pendidikan
• Munculnya golongan-golongan terpelajar yang memiliki wawasan tinggi di
Indonesia.
• Semakin banyak rakyat Indonesia yang bisa membaca dan menulis untuk
dipekerjakan pada pemerintahan kolonial. Namun menjadi nilai yang berharga
pada kemerdekaan Indonesia kelak.
• Rakyat indonesia menjadi memiliki pengetahuan serta terbuka terhadap
perkembangan dunia luar.
• Rakyat Indonesia menjadi termotivasi untuk meraih kemerdekaan negaranya
setelah mendapatkan wawasan serta pendidikan.
• Rakyat Indonesia pada akhirnya mengetahui mana yang benar dan salah pada
kondisi yang terjadi waktu itu.

16. Pendidikan pada masa penjajahan Belanda


 Rakyat pada zaman Kolonial Belanda hanya diberikan pengajaran membaca, menulis,
dan berhitung seperlunya. Orang-orang pribumi pun diberikan kelonggaran
mengenyam pendidikan tetapi terikat pada satu tujuan yang nantinya orang-orang
pribumi teresbut akan menjadi pembantu usaha dagang Kolonial Belanda.
 Pendidikan yang dikembangkan pada masa kolonial Belanda memiliki beberapa ciri
seperti ciri gradualisme. Maksud ciri dari gradualisme adalah pemerintah kolonial
Belanda berusaha memperlambat proses pendidikan yang berkembang di Indonesia.
 Tujuan pendidikan pada masa penjajahan Belanda lebih dititikberatkan kepada
memenuhi kebutuhan pemerintah Belanda, yaitu tersedianya tenaga kerja murah untuk
hegemoni penjajah dan untuk menyebarluaskan kebudayaan Barat.
 Perhatian pemerintah kolonial Belanda terhadap pendidikan dikarenakan untuk
memenuhi kebutuhan tenaga kerja di sektor-sektor swasta dan pemerintahan. Tetapi,
sekolah-sekolah yang didirikan pemerintah menganut sistem pendidikan barat dan
hanya bisa dimasuki oleh kalangan bangsawan. Usaha–usaha yang dilakukan oleh
kolonial Belanda dalam bidang pendidikan tidak lain adalah untuk keuntungan
pemerintahan Belanda, yaitu menghasilkan pegawai administrasi Belanda yang
murah, terampil, dan terdidik. Selain itu Pemerintah Belanda menyusun kurikulum
pendidikannya sendiri, akibatnya perkembangan pendidikan dan pengajaran di
Indonesia sampai abad ke–19 menunjukkan kecenderungan Politik dan kebudayaan.
 Tidak semua masyarakat mendapatkan pendidikan, masyarakat yang mempunyai
jabatanlah yang dapat merasakan pendidikan, seperti keturunan raja, keturunan
bangsawan, pengusaha kaya, dan yang lainnya.
 Dampak penjajahan bangsa Barat di bidang pendidikan, antara lain:
(1) Munculnya golongan-golongan terpelajar di Indonesia.
(2) Bangsa Indonesia bisa membaca dan menulis sehingga dapat menjadi tenaga–
tenaga kerja di perusahaan Belanda.
(3) Bangsa Indonesia menjadi tahu perkembangan yang terjadi di dunia luar.

17. Ciri-ciri Perjuangan yang Dilakukan oleh Bangsa Indonesia


a. Perjuangan bangsa Indonesia sebelum 1908
Perjuangan bangsa Indonesia sebelum 1908 masih bersifat kedaerahan, rakyat
dan para tokoh berjuang untuk kepentingan daerahnya masing-masing. Mereka hanya
memikirkan cara untuk mengusir penjajah dari daerahnya, bukan untuk berjuang aga
rIndonesia merdeka. Akibatnya rakyat dan para tokoh mudah diadu domba oleh
penjajah. Cara berjuang masih mengutamakan kekuatan fisik dan persenjataan seperti
bambu runcing, golok dan persenjataan tradisional lainya. Belum menggunakan
perjuangan melalui pendidikan dan diplomasi.

b. Perjuangan Bangsa Indonesia Sesudah 1908


Tahun 1908 ditandai dengan lahirnya organisasi Budi Utomo yang dikenal
dengan Hari Kebangkitan Nasional. Perjuangan sudah bersatu, para tokoh dan rakyat
sudah tidak mementingkan daerah masing-masing tetapi sudah memikirkan
bagaimana caranya mengusir penjajah dari Indonesia, cara perjuangannya sudah
maju yaitu dengan melalui selebaran, diskusi pelajar baik dalam ingkungan
pendidikan maupun dimedia dan sudah berorganisasi yang dipimpin oleh para
pelajar yang bersekolah di Stovia

18. Organisasi Budi Utomo


• Budi Utomo adalah sebuah organisasi pada awal dari pergerakan yang terjadi di
Indonesia. Budi Utomo adalah organisasi modern pertama yang berdiri di Indonesia.
Pendiri organisasi Budi Utomo didirikan oleh pelajar dari STOVIA atau School tot
Opleiding van Inlandsche Artsen.
• Organisasi Budi Utomo ini menjadi sebuah wadah dalam perjuangan. Tujuannya
untuk membebaskan rakyat dari kesengsaraan yang ada. Organisasi ini didirikan
oleh 9 tokoh. Ke-9 tokoh tersebut antara lain adalah Soetomo, Mochammad Saleh,
Mohammad Soelaiman, Goenawan Mangoenkoesoemo, Gondo Soewarno, R. Angka
Prodjosoedirdjo, Mas Goembrek, Soewarno dan Soeradji Tirtonegoro.
• Tujuan Organisasi Budi Utomo
Organisasi Budi Utomo menggelar kongres pertama pada Oktober 1908, di
Yogyakarta. Tujuan didirikannya organisasi Budi Utomo ini tercetus di dalam
kongres pertama ini untuk menjadi kehidupan sebagai bangsa yang terhormat.
Fokus dari pergerakan organisasi ini dalam bidang pengajaran, pendidikan, dan
kebudayaan.

19. Partai Nasional Indonesia


 Partai Nasional Indonesia adalah partai politik nasionalis di Indonesia yang didirikan
pada 4 Juli tahun 1927. PNI didirikan oleh Presiden Pertama RI Soekarno sebelum
kemerdekaan. Setelah kemerdekaan PNI baru memasok sejumlah perdana menteri,
dan berpartisipasi dalam sebagian besar kabinet pada 1950-an dan 1960-an.
 Tujuan Partai Nasional Indonesia adalah mencapai Indonesia merdeka dengan
menggunakan tiga asas yaitu self help (berjuang dengan usaha sendiri) dan non
mendicancy, sikapnya terhadap pemerintah juga antipati dan nonkooperasi.
 Tokoh : (1) Dr. Tjipto Mangunkusumo, (2) Mr. Sartono, (3) Mr Iskaq
Tjokrohadisuryo, (4) Mr Sunaryo, (5) Ir. Soekarno, (6) Moh. Hatta, (7) Gatot
Mangkoepradja, (8) Soepriadinata.

 Hal-hal yang mendorong berdirinya organisasi :


(1) Pergerakan yang ada mulai melemah sehingga kurang berpotensi menggerakkan
massa.
(2) PKI sebagai partai massa waktu itu telah dilarang.
(3) PNI bersifat radikal revolusioner, meskipun para pemimpinnya berasal dari
kalangan intelektual.
 Ahkir PNI
Para pimpinan PNI dituduh melakukan perbuatan mengganggu umum atau
menentang kekuasaan pemerintah yang pada dasarnya dikategorikan melakukan
kejahatan. Oleh karena itu para pengikut PNI dinyatakan dalam keadaan bahaya
Dengan pertimbangan itulah maka PNI dibubarkan pada tahun 1931.

20. Kongres Pemuda


a. Kongres Pemuda 1
Kongres Pemuda I dilaksanakan pada tanggal 30 April hingga 2 Mei 1926 di
Lapangan Banteng, Jakarta. Dalam pertemuan tersebut dibahas beberapa hal, mulai
dari susunan badan pusat, gagasan persatuan, peran perempuan, peran agama, hingga
peran bahasa dalam mencapai kemerdekaan Indonesia. Terdapat tiga pertemuan
dalam pelaksanaan Kongres Pemuda I. Pada pertemuan pertama dibuka dengan
pidato ketua kongres yaitu Mohammad Tabrani. Beliau meminta kepada seluruh
pihak yang hadir di dalam kongres untuk turut serta menjadi pilar bagi perjuangan
kemerdekaan. Pertemuan pertama berlangsung pada 30 April 1926 di gedung
Vrijmetselaarsloge atau gedung Bappenas. Pertemuan kedua pada 1 Mei 1926
membahas topik berkaitan dengan kedudukan perempuan. Pada pertemuan ketiga
tanggal 2 Mei 1926 Moh. Yamin membahas tentang penggunaan Bahasa Melayu.
Pinontoan juga turut serta menjadi pembicara membahas pentingnya umat Islam dan
Kristen untuk bersatu dan melepaskan kefanatikan satu dengan yang lainnya
Hasil Kongres Pemuda 1:
(1) Cita-cita Indonesia merdeka menjadi cita-cita seluruh pemuda Indonesia
(2) Seluruh perkumpulan pemuda berupaya untuk menggalang persatuan
organisasi pemuda dalam suatu wadah
(3) Mengakui dan menerima cita-cita persatuan Indonesia

b. Kongres Pemuda 2
Terdapat tiga pertemuan dalam Kongres ini. Pertemuan pertama pada 27
Oktober 1928 pukul 19.30 sampai 23.30 dengan topik pembahasan mengenai Bahasa
Melayu yang dirasa sebagai bahasa politik untuk menciptakan persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia. Pertemuan kedua 28 Oktober 1928 dari pukul 08.00 sampai 12.00
di gedung Oost Java Bioscoop atau saat ini merupakan Jalan Medan Merdeka Utara.
Membahas topik mengenai pentingnya pendidikan nasional bagi seluruh anak
Indonesia. Pertemuan ketiga berlangsung di hari yang sama yaitu 28 Oktober 1928
pada pukul 17.30 sampai 23.30 di Gedung Indonesische Clubgebouw. Lima hal
dibahas dalam pertemuan ini meliputi arak-arakan pandu, penyampaian dari Ramelan
untuk kepanduan, penyampaian dari Pergerakan Pemuda Indonesia dan Pemuda di
Tanah Luaran oleh Soenario, pengambilan keputusan dan penutupan kongres.
Panitia Kongres Pemuda 2: dipimpin oleh Sugondo Joyopuspito dan R.M.
Joko Marsaid. Moh. Yamin sekretaris dan Amir Sjarifuddin bendahara. Panitia
Kongres Pemuda II adalah Joham Mohammad Tjaja (pembantu I), R Kaca Sungkana
(pembantu II), RCL Senduk (pembantu III), Johanes Leimena (pembantu IV), dan
Rochjani Soe`oed (pembantu V).
Hasil Kongres Pemuda II disebut dengan Sumpah Pemuda:
(1) Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah
Indonesia.
(2) Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa
Indonesia.
(3) Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia.
21. Tindakan pertama yang dilakukan jepang ketika menguasai indonesia adalah menjalin
kerja sama dengan tokoh nasionalis.

22. Dampak Pendudukan Jepang


a. Bidang politik
• Adanya suatu perombakan struktur pemerintahan berdasarkan kaidah di Jepang.
Daerah keresidenan berganti menjadi Syu, kabupaten berganti menjadi Ken, kota
praja berganti menjadi Syi, kawedanan berganti menjadi Gun, kecamatan berganti
menjadi So, dan desa berganti menjadi Ku.
• Kewajiban untuk melakukan seikerei pada kaisar Tenno Heika saat melakukan
upacara bendera.
• Kewajiban untuk memakai bahasa Jepang dan menghapus bahasa Belanda.
• Pembentukan suatu angkatan laut dan angkatan darat di berbagai wilayah di
Indonesia seperti di Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan Irian
yang pusat kemiliterannya berada di bawah panglima Jepang yang berada di
Dalat, Vietnam.
• Pembentukan suatu organisasi berbasis propaganda yang bertujuan untuk menarik
hati rakyat. Organisasi tersebut adalah Peta, Gerakan 3A yang justru
meningkatkan suatu gerakan kemerdekaan pada kaum nasionalis
b. Bidang Sosial-Budaya dan Ekonomi
• Jepang memberikan suatu gelar kepahlawanan bagi pekerja yang meninggal dunia
akibat kekejaman romusa. Gelar tersebut bernama “pahlawan pekerja” atau
“prajurit ekonomi”.
• Ekonomi merosot turun akibat masyarakat tidak dapat mendapatkan bahan
makanan dan muncullah berbagai penyakit seperti diare dan kudis.
• Adanya pasar gelap yang menyebabkan kenaikan inflasi secara drastis.
• Bahan makanan dan obat-obatan sulit di dapatkan.
• Perkebunan tebu dan pabrik gula ditutup oleh Jepang sehingga masyarakat tidak
mempunyai penghasilan.
• Masyarakat dipaksa dan dikerahkan untuk membangun dan memperbaiki jalan,
menanam tanaman jarak di sepanjang jalan dan membangun saluran air.
• Adanya kesulitan komunikasi karena Jepang sebagai pengendali utama secara
sengaja melakukan hal tersebut terjadi.
• Adanya penggantian nama pada beberapa kota di Indonesia. Awalnya, kota
tersebut merupakan serapan dari Bahasa Belanda dan diganti dengan asli nama
Indonesia. (contoh : Buitenzorg menjadi Bogor, Batavia menjadi Jakarta).
• Adanya pembangunan suatu Gedung kebudayaan di Jakarta dan diberi nama
Keimun Bunda Shidosho pada 1 April 1943.
c. Bidang Pendidikan
• Adanya suatu aturan untuk belajar wajib hanya selama 6 tahun dan mewajibkan
Bahasa Jepang sebagai materi pelajaran yang wajib dikuasai.
• Budaya dan adat istiadat Jepang diperkenalkan dan Bahasa Indonesia menjadi
Bahasa pengantar wajib di seluruh sekolah di Indonesia.
• Pada tahun 1943 adanya proses penutupan pada perguruan tinggi.
d. Bidang Birokrasi dan Militer
• Jepang telah mengeluarkan UU no.27 tentang Aturan Pemerintah Daerah dan UU
No.28 tentang Aturan Pemerintah Syu dan Tokubetshu Syi. Dampak yang
ditimbulkan oleh peraturan baru tersebut adalah terhentinya kegiatan
pemerintahan sementara dan mendatangkan suatu tenaga sipil dari Jepang ke
daerah Jawa.
• Pulau Jawa menjadi pusat suatu peralatan dan segala perbekalan yang diperlukan
saat perang.
• Berdasarkan Undang-undang no.27 dan UU no. 28 tersebut, seluruh kota yang
berada di daerah persebaran Jawa maupun Madura terbagi menjadi struktur yang
dianut oleh Jepang (syu, syi, ken, gun, son, dank u), terkecuali untuk daerah
Yogyakarta dan Solo.
• Rakyat Indonesia mendapatkan manfaat pengalaman dan bidang ketentaraan,
bidang pertahanan, dan keamanan. Terdapat kekuatan inti Badan Keamanan
Rakyat (BKR) yang berganti nama menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR)
dan sekarang berganti nama menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).

23. Naskah Proklamasi


a. Perbedaan Isi Naskah Proklamasi Asli dan Autentik
(1) Kata “Proklamasi” diubah menjadi “P R O K L A M A S I”
(2) Kata “Hal2” diubah menjadi “Hal-hal”
(3) Kata “tempoh” diubah menjadi “tempo”
(4) Kata “Djakarta, 17 – 8 – ‘05” diubah menjadi “Djakarta, hari 17 boelan 9 tahoen
05”, dengan ’05 diambil dari tahun penanggalan Jepang 2605
(5) Kata”Wakil2 bangsa Indonesia” diubah menjadi “Atas nama bangsa Indonesia”
(6) Isi naskah Proklamasi Klad adalah asli tulisan tangan oleh Ir. Soekarno sebagai
pencatatan, didiktekan Drs. Mohammad Hatta, dan dirumuskan oleh Moh. Hatta
bersama Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo
(7) Isi naskah Proklamasi Otentik merupakan hasil ketikan oleh Mohamad Ibnu
Sayuti Melik, seorang tokoh pemuda yang ikut andil dalam persiapan
Proklamasi
(8) Naskah Proklamasi Klad atau tulisan asli Soekarno tidak ditandatangani,
sedangkan pada naskah Proklamasi Otentik ditandatangani Ir. Soekarno dan
Drs.
Mohammad Hatta.
b. Perumus : Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Ahmad Soebardjo

24. Proklamasi kemerdekaan dilakukan di sebuah rumah yang berlokasi di Jalan Pegangsaan
Timur No. 56, Jakarta Timur pada pukul 10.00 WIB. Saat itu ia mengetahui pembacaan
Proklamasi ternyata akan diikrarkan di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56
Jakarta. Teks Proklamasi diketik di Ruang Pengetikan Teks Proklamasi oleh Sayuti
Melik. Teks Proklamasi segera dibawa kembali ke ruang pengesahan atau
penandatanganan naskah Proklamasi. Di ruang ini, naskah Proklamasi ditandatangani
oleh Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia.
a. Makna proklamasi
(1) Puncak perjuangan (revolusi) sebagai negara yang merdeka
(2) Tonggak sejarah bangsa Indonesia
(3) Pernyataan de facto bagi pihak dalam negeri jika luar negeri

25. Disintegrasi adalah keadaan tidak bersatu padu yang menghilangnya keutuhan, atau
persatuan serta menyebabkan perpecahan.
26. DI/TII Jawa Barat
a. Latar belakang :
• Ketidakpuasan kemerdekaan RI
• Karena adanya perundingan renville
• Kartosuwiryo ingin mendirikan negara Islam di Indonesia
b. Tokoh : Kartosuwiryo, Oni Syahroni
c. Penumpasan :
• Mengirimkan pasukan bharatayuda -> gagal
• Taktik pagar betis -> tokoh berhasil ditangkap di Gunung Geber, Majalaya

27. Andi Aziz (April 1950)


a. Latar belakang : menolak kedatangan habis dari Jakarta Makassar
b. Tujuan : mempertahankan negara Indonesia Timur (NIT)
c. Penumpasan : Memberikan ultimatum kepada Andi Azis untuk mengoper ke Jakarta
dengan batas waktu 4 kali 24 jam dan mengirimkan pasukan ekspedisi di bawah
pimpinan kolonel A.E Kawilarang.

28. PKI
a. Tujuan PKI : ingin mengganti ideologi Pancasila menjadi komunis.
Pemberontakan PKI 1948  Latar belakang:
(1) Jatuhnya kabinet Amir S ditandatangani perjanjian renville.
(2) Propaganda kekecewaan pada Hatta akibat programnya untuk mengembalikan
100.000 tentara menjadi rakyat biasa dengan alasan penghematan biaya.
• Tujuan pemberontakan
(1) Membentuk negara RIS
(2) Mengganti dasar Pancasila dengan ideologi komunisme.
• Cara mengatasi :
(1) Soekarno memperlihatkan pengaruhnya dengan meminta rakyat memilih
Soekarno - Hatta / Muso - Amir.
(2) Sudirman memerintahkan operasi penumpasan dibantu santri.
• Dalang : Muso dan Amir Syarifuddin
Pemberontakan PKI 1965

• Latar belakang

> Pemberontakan PKI 1965 dilakukan oleh D.N. Aidit dengan tujuan untuk membuat
Angkatan Kelima yang terlepas dari ABRI. Tetapi petinggi Angkatan Darat tidak setuju dan
hal ini lebih menimbulkan nuansa saling mencurigai antara PKI dan militer. Saat ini pula Ir.
Soekarno terpengaruh PKI dengan membentuk NASAKOM (Nasionalis, Agama Komunis)
yang sebenarnya komunis tidak akan bisa pernah bersatu dengan Agama karena komunis
tidak percaya Tuhan.

• Tujuan pemberontakan

> Menghancurkan NKRI menjadi negara komunis.

> Menyingkirkan TNI AD dan merebut kekuasaan pemerintahan.

> Ideologi pancasila menjadi ideologi komunis

• Menumpas PKI 1965

- Mengkoordinasikan angkatan yang ada kecuali AU

- Merebut Bandara Halim

- Pencarian korban g30s lubang buaya 4 Oktober para korban mulai diangkat dari lubang
buaya

• Dalang : Aidit dan Untung

29.Peran salah satu tokoh di Indonesia dalam mempertahankan Indonesia

=1)Ir.Soekarno

Setelah dipilih dan diangkat menjadi Presiden RI, Soekarno segera menyatakan langkah
bersama para tokoh Indonesia lainnya. Presiden Soekarno juga menggerakkan rakyat untuk
mempertahankan kemerdekaan. Presiden Soekarno tampil memberikan pidato singkat di
Lapangan Ikada pada Tanggal 19 September 1945 menggelorakan semangat untuk
mempertahankan kemerdekaan. Pada saat terjadi agresi militer Belanda II, Presiden Soekarno
sempat memimpin sidang darurat sebelum ditangkap Belanda. Soekarno diasingkan Belanda
ke Parapat dan dipindahlan ke Bangka dan masih sempat mengirim perintah melalui
radiogram kepada Syrarifudin Prawiranegara yang ada di Bukittinggi, Sumatera Barat.
Soekarno memerintahkan Syarifudin untuk mendirikan Pemerintahan Darurat RI di
Sumatera. Pesan yang sama juga dikirimkan kepada L.N. Palar yang sedang berada di Luar
Negeri dalam tugas diplomasi. Meski sedang dalam pengasingan, Soekarno tetap tegas
menolak berunding dengan Belanda sebelum dibebaskan. Dilansir dari buku Naskah Sumber
Arsip Presiden RI: Sukarno (2009) dijelaskan, atas desakan Dewan Keamanan Perserikatan
Banga Bangsa (PBB) yang mengurusi Indonesia, Soekarno kemudian dibebaskan dan
kembali ke
Yogyakarta pada tanggal 6 Juli 1949. Soekarno kemudian terpilih sebagai Presiden Republik
Indonesia Serikat pada tanggal 16 Desember 1949 dan kembali ke Jakarta. Pada Tahun 1950
Indonesia kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan Soekarno kembali
menjadi Presiden RI dengan Hatta sebagai wakil Presiden.

2) Drs. Moh hatta

Di dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan, Drs. Mohammad Hatta selalu


mendampingi Presiden Soekarno. Bung Hatta dikenal sebagai pemikir ulung. Pada tahun
1948, bung Hatta ditunjuk sebagai perdana menteri menggantikan Amir Syarifuddin. Bung
Hatta menyatakan kekuatan rakyat dan tentara untuk menumpas pemberontakan PKI di
Madiun pada tahun 1948. Dengan sikap tegasnya, pemberontakan PKI di Madiun dapat
ditumpas. Pada waktu diadakan Konferensi Meja Bundar di den Haag, Belanda, Bung Hatta
memimpin delegasi Indonesia. Bung Hatta juga mewakili pemerintah Indonesia untuk
menerima pengakuan kedaulatan dari Belanda

3) SHB IX

Nama kecil Sri Sultan Hamengkubuwono IX adalah Gusti Raden Mas Dorodjatun. Beliau
lahir pada tanggal 12 April 1912. Sejak kecil Sri Sultan Hamengkubowono IX hidup di
lingkungan Keraton. Beliau juga pernah menuntut ilmu di negeri Belanda. Pada waktu
Indonesia merdeka, Sri Sultan Hamengkubuwono IX spontan mengakui kedaulatan RI. Sri
Sultan Hamengkubuwono IX juga menyatakan bahwa Yogyakarta sebagai bagian RI.Pada
waktu terjadi agresi militer Belanda II, Sri Sultan Hamengkubuwono IX benar-benar menjadi
benteng terakhir Indonesia. Sri Sultan Hamengkubuwono IX berkali-kali dibujuk untuk
bekerja sama dengan Belanda, tetapi selalu ditolak. Sri Sultan Hamengkubuwono IX tetap
tegas mempertahankan kelangsungan negara republik Indonesia. Beliau juga mewakili
Indonesia untuk menerima pengakuan kedaulatan dari Belanda di Jakarta.
4) Jendral Sudirman

Jendral Sudirman lahir di Rembang, Purbalingga pada tanggal 24 Januari 1916. Sudirman
sebelum mengikuti pendidikan Tentara Pembela Tanah Air (PETA) adalah seorang guru.
Ketika perang kemerdekaan berkobar, latihan militer yang diperoleh di tentara PETA sangat
berguna bagi Sudirman dalam membangun pertahanan dan membuat taktik penyerangan.
Sudirman pernah menjadi panglima V/Divisi Banyumas dengan pangkat Kolonel. Nama
Kolonel Sudirman makin menonjol pada waktu memimpin pasukan dalam perang di
Ambarawa. Ketika diadakan konferensi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Yogyakarta,
Kolonel Sudirman terpilih sebagai pemimpin tertinggi TKR. Pangkatnya pun naik menjadi
Jenderal. Pada saat terjadi agresi militer Belanda II, Jenderal Sudirman memimpin langsung
pasukannya bergerilya melawan Belanda. Selama hampir tujuh bulan, Jenderal Sudirman
memimpin perang gerilya. Bahkan ketika kondisi kesehatannya menurun, beliau tetap tegar
memimpin pasukan untuk terus semangat berjuang mempertahankan kemerdekaan.

5) Bung Tomo

Bung Tomo lahir di Surabaya pada tahun 1920 dan mempunyai nama asli Sutomo. Gerak
perjuangan Bung Tomo lebih banyak dihabiskan di Surabaya. Pada masa penjajahan Jepang,
Bung Tomo aktif sebagai wartawan domei di Surabaya. Bahkan, Bung Tomo mendirikan
kantor berita Indonesia yang kemudian dilebur menjadi kantor berita Antara Cabang
Surabaya. Pada masa perang kemerdekaan, Bung Tomo mendirikan Barisan Pemberontakan
Rakyat Indonesia (BPRI). Bung Tomo dalam pertempuran Surabaya pada tanggal 10
November 1945 sangat berperan penting terutama dalam menggelorakan semangat juang
rakyat Surabaya.

Pengalamannya dalam masa penjajahan Jepang, memudahkan Bung Tomo dalam


memompakan semangat perjuangan melalui radio. Pekik "Allahu Akbar" dalam menentang
penjajah sekutu sangat terkenal dan sangat membakar semangat juang arek-arek Suroboyo
(warga Surabaya).

30.Masa Demokrasi Liberal (PEMILU)

Pemilu I Tahun 1955


Pemilihan Umum (Pemilu) sudah direncanakan oleh pemerintah, tetapi program ini tidak
segera terwujud. Karena usia kabinet pada waktu itu relatif singkat, persiapan-persiapan
secara intensif untuk program tersebut tidak dapat dilaksanakan. Pemilu merupakan wujud
nyata pelaksanaan demokrasi. Pemilu I di Indonesia akhirnya dilaksanakan pada masa
kabinet Burhanudin Harahap. Pemilu I yang diselenggarakan pada tahun 1955 dilaksanakan
dua kali, yaitu:
\Tanggal 29 September 1955 untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat atau
Parlemen.

\Tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota Dewan Konstituante (Dewan Pembentuk
Undang-Undang Dasar).

Secara serentak dan tertib seluruh warga negara yang mempunyai hak memilih mendatangi
tempat pemungutan suara untuk menentukan pilihannya. Pemilu berjalan lancar dan tertib
dan melahirkan Empat partai yang muncul sebagai pemenang dalam Pemilu 1955 secara
berurut: Partai Nasional Indonesia (PNI), Masyumi, Nahdlatul Ulama (NU), dan Partai
Komunis Indonesia (PKI).

Anda mungkin juga menyukai