Pembimbing :
dr. Warnadi
Disusun oleh:
dr. Jatniko Fadhilah
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat-Nya, dapat menyelesaikan penyusunan hasil laporan “ Evaluasi
Pelaksanaan Program Pelayanan Kesehatan Hipertensi Sesuai Standar”.
Evaluasi program ini dibuat guna meningkatkan capaian program Penyakit
Tidak Menular: Pelayanan Kesehatan Hipertensi Sesuai Standar. Dalam usaha
penyelesaian evaluasi program ini, penulis banyak memperoleh bimbingan dan
dorongan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak. Untuk itu,
dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. dr. Warnadi, selaku dokter pembimbing Puskesmas Anjatan
2. Semua staff dan teman-teman Puskesmas Anjatan
3. Semua teman teman dokter internsip Puskesmas Anjatan
Penulis menyadari bahwa di dalam penulisan ini masih banyak kekurangan oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima semua saran dan
kritikan yang membangun guna penyempurnaan evaluasi program ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................
1.1. Latar Belakang.............................................................................................5
1.2. Tujuan Evaluasi Program.............................................................................7
1.21. Tujuan Umum....................................................................................7
1.2.2. Tujuan Khusus...................................................................................7
1.3. Manfaat Evaluasi Program...........................................................................7
1.3.1. Manfaat bagi penulis..........................................................................7
1.3.2. Manfaat bagi puskesmas....................................................................8
1.3.3. Manfaat bagi masyarkat.....................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................
2.1 Hipertensi...................................................................................................................
2.1.1 Definisi Hipertensi..............................................................................9
2.1.2 Epidemiologi Hipertensi.....................................................................9
2.1.3 Etiologi Hipertensi............................................................................10
2.1.4 Faktor risiko Hipertensi....................................................................10
2.1.5 Klasifikasi Hipertensi.......................................................................10
2.1.6 Tatalaksana Hipertensi......................................................................10
2.2 Kebijakan Pemerintah...............................................................................................
2.2.1 Kebijakan Penyakit Tidak Menular..................................................14
2.2.2 Kebijakan Pelayanan Kesehatan Sesuai Standar...............................15
BAB III METODE............................................................................................................
3.1 Alur Pemecahan Masalah...........................................................................18
3.1.1 Identifikasi Cakupan Program..........................................................19
3.1.2 Penentuan Prioritas Masalah Program Berdasarkan Hanlon
Kuantitatif.......................................................................................................19
3.1.3 Kerangka Pikir Masalah...................................................................20
3.1.4 Penentuan Prioritas Masalah............................................................20
3.1.5 Konfirmasi Kemungkinan Penyebab Masalah.................................21
3.1.6 Konfirmasi kemungkinan Pemecahan Masalah...............................21
3.1.7 Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah.......................................21
3
3.1.8 Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah.........................................21
BAB IV EVALUASI PROGRAM...................................................................................
4.1 Profil Puskesmas Anjatan...........................................................................22
4.2 Data Pencapaian Program Puskesmas Anjatan..........................................25
4.3 Penentuan Prioritas Masalah......................................................................26
4.4 Penentuan Penyebab Masalah....................................................................29
4.5 Penentuan Prioritas Penyebab Masalah......................................................31
4.6 Alternatif Pemecahan Masalah...................................................................32
4.7 Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah....................................................33
4.8 Rekomendasi Intervensi.............................................................................35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................
5.1 Kesimpulan.................................................................................................38
5.2 Saran...........................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................40
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada tahun 2016, sekitar 71 persen penyebab kematian di dunia
adalah penyakit tidak menular (PTM) yang membunuh 36 juta jiwa per
tahun. Sekitar 80% kematian tersebut terjadi di negara berpenghasilan
menengah dan rendah. Sekitar 73% kematian saat ini disebabkan oleh
penyakit tidak menular, 35% diantaranya karena penyakit jantung dan
pembuluh darah, 12% oleh penyakit kanker, 6% oleh penyakit pernapasan
kronis, 6% karena diabetes, dan 15% disebabkan oleh PTM lainnya.
Riskesdas tahun 2018 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
pada indikator kunci PTM yang tercantum dalam RPJMN 2018-2019
yaitu prevalensi hipertensi pada penduduk usia > 18 tahun meningkat dari
25,8% menjadi 34,1%, prevalensi obesitas usia > 18 tahun meningkat dari
14,8% menjadi 21,8% dan prevalensi merokok penduduk usia < 18 tahun
meningkat dari 7,2% menjadi 9,1%.
Hal tersebut menjadi perhatian lebih terhadap peningkatan
prevalensi PTM telah mendorong lahirnya kesepakatan tentang strategi
global dalam pencegahan dan pengendalian PTM, khususnya di negara
berkembang. PTM telah menjadi isu strategis dalam agenda SDGs 2030
sehingga harus menjadi prioritas pembangunan di setiap negara
Penyakit tidak menular merupakan penyakit yang tidak bisa
ditularkan dari orang ke orang, yang perkembangannya berjalan perlahan
dalam jangka waktu yang panjang (kronis) dan hipertensi masuk ke dalam
kategori penyakit tersebut. Hipertensi merupakan salah satu penyebab
utama mortalitas dan morbiditas di Indonesia.
Hipertensi merupakan urutan pertama penyakit tersering di
Puskesmas Anjatan. Hal ini menunjukan tingginya angka kasus
hipertensi Puskesmas Anjatan, banyak hal yang mempengaruhi tingginya
kejadian hipertensi di wilayah Anjatan. Salah satunya masih banyak
pasien hipertensi yang belum terdiagnosis dikarenakan kebanyakan
penderita hipertensi yang tidak memiliki keluhan. Sehingga hal ini
5
mempengaruhi untuk tindak lanjut langkah berikutnya setelah pasien
terdiagnosis yaitu penatalaksanaan pasien hipertensi yang sesuai standar.
Pelayanan kesehatan pada penderita hipertensi meliputi pengukuran
tekanan darah edukasi perubahan gaya hidup dan/atau kepatuhan minum
obat hipertensi, dan melakukan rujukan jika diperlukan.
Berdasarkan data laporan capaian pelayanan hipertensi sesuai
standar dari Puskesmas Anjatan didapatkan capaian sebesar 26,50% dari
bulan Januari sampai September 2020 (Triwulan 3). Target capaian
sebesar 100%, maka dengan demikian terdapat kesenjangan sebesar
73.50%. Hal tersebut mendorong penulis untuk melakukan evaluasi
program terhadap program Pelayanan Hipertensi Sesuai Standar di
Puskesmas Anjatan guna meningkatkan capaian program tersebut.
1.
6
1.2. Tujuan Evaluasi Program
1.2.1. Tujuan Umum
Evaluasi program ini bertujuan sebagai upaya pencegahan
dan pengendalian hipertensi di Puskesmas Anjatan sehingga dapat
menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat
hipertensi di Indonesia.
7
1.3.2. Manfaat bagi puskesmas
1. Puskesmas dapat mengidentifikasi, menganalisis masalah,
mencari penyebab, serta hambatan yang ada pada pelayanan
kesehatan hipertensi di wilayah kerja puskesmas.
2. Membantu puskesmas dalam memberikan alternatif
penyelesaian masalah untuk pelayanan kesehatan hipertensi di
wilayah kerja.
4.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi
2.1.1 Definisi
Hipertensi merupakan salah satu penyebab utama mortalitas dan morbiditas di
Indonesia. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana TDS
≥140 mmHg atau TDD ≥90 mmHg, pada pemeriksaan yang berulang.
2.1.2 Epidemiologi
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan jumlah penderita hipertensi akan
terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang bertambah pada 2025
mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia terkena hipertensi. WHO
menyebutkan negara ekonomi berkembang memiliki penderita hipertensi sebesar
40% sedangkan negara maju hanya 35%. Kawasan Asia penyakit ini telah
membunuh 1,5 juta orang setiap tahunnya. Hal ini menandakan satu dari tiga orang
menderita hipertensi. Sedangkan di Indonesia cukup tinggi, yakni mencapai 32%
dari total jumlah penduduk.
Berdasarakan hasil Riskesdas 2018, angka prevalensi hipertensi pada penduduk
>18 thaun mencapai 34.11% dan di Nusa Tenggara Barat mencapai 27.8%. Angka
prevalensi tersebut diperoleh dengan pengukuran tekanan darah pada responden
Riskesdas dengan kriteria JNC VII yaitu bila tekanan tekanan darah sistolik > 140
mmHg atau tekanan darah diastolik > 90 mmHg. Prevalensi hipertensi pada tahun
2018 lebih tinggi jika dibandingkan dengan prevalensi pada tahun 2013 yaitu
25,8%. Di seluruh wilayah provinsi terjadi peningkatan prevalensi hipertensi pada
tahun 2018 dengan peningkatan tertinggi terdapat pada provinsi DKI Jakarta
sebesar 13.4%, Kalimantan Selatan sebesar 13.3%, dan Sulawesi Barat sebesar
12.3%.
Prevalensi hipertensi menurut Riskesdas tahun 2018 diukur dengan wawancara
dan pengukuran. Melalui wawancara responden akan ditanyakan apakah pernah
didiagnosis menderita hipertensi. Selain itu, juga ditanyakan mengenai kebutuhan
9
minum obat hipertensi. Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan angka prevalensi
tertinggi pada penduduk >18 tahun berdasarkan pengukuran secara nasional sebesar
34,11%. Hasil Riskesdas tahun 2018 juga, menunjukkan bahwa tingkat hipertensi
penduduk meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Dan hipertensi
berdasarkan tingkat pendidikan, yang beresiko tinggi adalah yang tidak bekerja/
belum sekolah dengan prevalensi 51,6%.
10
2.1.4 Faktor risiko
Faktor risiko hipertensi dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor risiko yang tidak
dapat dimodifikasi dan yang dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak dapat
dimodifikasi yaitu umur, jenis kelamin, dan genetik atau adanya Riwayat hipertensi
dan penyakit kardiovaskular dalam keluarga. Faktor risiko yang tidak dapat
dimodifikasi yaitu Riwayat pola makan seperti konsumsi garam berlebihan,
kebiasaan merokok, konsumsi alkohol berlebihan, aktivitas fisik yang kurang,
adanya obesitas, dislipidemia, diabetes melitus, dan psikososial serta stress.6
Menurut data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan bahwa Kelompok perempuan
memiliki proporsi hipertensi yang lebih besar dibandingkan laki-laki. Selain itu
kejadian hipertensi meningkat seiring dengan peningkatan usia seseorang. Menurut
tingkat pendidikannya, proporsi hipertensi memiliki kecenderungan menurun
seiring dengan meningkatnya tingkat pendidikan dan menurut pekerjaan kejadian
hipertensi lebih tinggi pada Kelompok orang yang tidak bekerja. Perilaku yang
paling berisiko untuk terjadinya penyakit tidak menular (PTM) yaitu kurangnya
konsumsi buah dan sayur, kurangnya aktivitas fisik, konsumsi makanan asin, dan
merokok. Didapatkan seluruh perilaku tersebut meningkat pada tahun 2018 dari
tahun 2013.3
11
Gambar 3. Proporsi hipertensi menurut Kelompok umur pada Riskesdas 2018
12
2.1.6 Tatalaksana Hipertensi
Non medikamentosa
Tatalaksana hipertensi di masyarakat terbatas pada modifikasi faktor
risiko, dengan menggunakan media konunikasi-informasi-edukasi (KIE) yang
telah disediakan. KIE merupakan upaya promosi kesehatan yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan penyakit.
Pola hidup sehat yang dianjurkan untuk mencegah dan mengontrol hipertensi
adalah :
- Gizi seimbang dan pembatasan gula, garam dan lemak
- Mempertahankan berat badan dan lingkar pinggang ideal
- Gaya hidup aktif/olahraga teratur
- Stop merokok
- Membatasi konsumsi alkohol
13
2.2 Kebijakan Pemerintah
2.2.1 Kebijakan Penyakit Tidak Menular
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2015 tentang
penanggulangan PTM, penyakit tidak menular (PTM) adalah penyakit yang tidak
bisa ditularkan dari orang ke orang, yang perkembangannya berjalan perlahan
dalam jangka waktu yang panjang (kronis). Penanggulangan PTM merupakan
upaya kesehatan yang mengutamakan aspek promotif dan preventif tanpa
mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif serta paliatif yang ditujukan untuk
menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian yang dilaksanakan secara
komprehensif, efektif, efisien, dan berkelanjutan. Pelaksanaan UKBM dilakukan
dengan pembentukan dan pengembangan pos pembinaan terpadu PTM (Posbindu
PTM).
Kegiatan penanggulangan PTM dilaksanakan dengan upaya pencegahan dan
pengendalian faktor risiko PTM yang dapat diubah. Faktor risiko perilaku yang
dapat diubah meliputi merokok, kurang aktifitas fisik, diet yang tidak sehat,
konsumsi minuman beralkohol, dan lingkungan yang tidak sehat.
a. Pencegahan dilakukan dengan kegiatan promosi kesehatan, deteksi dini
faktor risiko dan perlindungan khusus.
b. Pengendalian dilaksanakan dengan kegiatan penemuan dini kasus dan
tatalaksana dini.
Deteksi dini dilakukan dengan cara wawancara, pengukuran, dan pemeriksaan
yang dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas UKBM (dibawah
pembinaan puskesmas). Jika positif berisiko maka harus ditindaklanjuti dengan
pengendalian khusus. Indikator penanggulangan PTM dilakukan terhadap upaya:
a. Pencegahan: Penemuan faktor risiko PTM
b. Pengendalian: Tidak ada penambahan kasus baru
c. Penanganan: Mengurangi angka kecacatan atau kematian akibat penyakit
14
Surveilans PTM merupakan kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus
menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian faktor risiko dan PTM serta
kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatannya untuk memperoleh dan
memberikan informasi guna mengarahkan tindakan penanggulangan secara
efektif dan efisien. Surveilans dilakukan melalui kegiatan pengumpulan data,
pengolahan, dan analisis data, intepretasi data, serta diseminasi informasi terhadap
faktor risiko, penyakit, dan penyebab kematian. Survelians PTM dilakukan
melalui kegiatan surveilans faktor risiko yang dilakukan dengan upaya kesehatan
berbasis masyarakat (UKBM), registri penyakit, dan surveilans kematian.
Promosi kesehatan bertujuan untuk mewujudkan PHBS dengan
mengimplementasi perilaku CERDIK masyarakat yaitu cek kesehatan secara
berkala, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet sehat dan gizi seimbang,
istirahat yang cukup, dan kelola stress. Promosi kesehatan dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi di bidan promosi kesehatan dan/atau PTM
dengan strategi advokasi, pemberdayaan masyarakat, dan kemitraan. Promosi
kesehatan dapat mendayagunakan kader kesehatan.
2.2.2 Kebijakan pelayanan kesehatan penderita hipertensi
Menurut peraturan Menteri kesehatan nomor 4 tahun 2019, pelayanan
kesehatan penderita hipertensi dilakukan dengan standar yaitu:
1. Standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa
Tabel 2. Standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa
No Barang Jumlah Fungsi
.
1. Pedoman pengendalian Minimal 2 per Panduan dalam
hipertensi dan media puskesmas melakukan
KIE penatalaksanaan dan
edukasi sesuai standar
2. Tensimeter Sesuai Mengukur tekanan
kebutuhan darah
3. Formulir pencatatan Sesuai Pencatatan dan
15
dan pelaporan aplikasi kebutuhan pelaporan
sistem informasi PTM
16
wilayah kerjanya berdasarkan angka prevalensi kabupaten/kota dalam
kurun waktu satu tahun yang sama (Estimasi penderita hipertensi
kabupaten/kota berdasarkan prevalesni data Riskesdas terbaru.)
17
BAB III
METODE
1.Identifikasi
masalah
2.Penentuan
8.Monitoring
prioritas
dan evaluasi
Masalah
7.Penentuan 3.Penentuan
Rencana Penyebab
Penerapan Masalah
6.Penetapan 4.Memilih
Pemecahan Penyebab paling
Masalah Mungkin
5.Menentukan
alternatif pemecahan
masalah
18
3.1.1 Identifikasi Masalah
Menetapkan keadaan spesifik yang diharapkan dan yang ingin dicapai,
kemudian menetapkan indikator tertentu sebagai dasar pengukuran kinerja.
Untuk hal ini digunakan format atau blanko SPM. Setelah itu adalah
membandingkan antara hasil kegiatan pelaksanaan pelayanan kesehatan dengan
sasaran dan target yang sudah ditentukan.
19
- Cukup menyebar/meluas 3
- Sulit menyebar/meluas 2
- Tidak menyebar/meluas 1
d. Sumber daya yang dimiliki untuk mengatasi permasalahan (potency)
dinilai sebagai berikut :
- Sangat banyak 5
- Banyak 4
- Cukup banyak 3
- Kurang banyak 2
- Tidak banyak 1
20
dinilai yang terdiri dari aspek prevalence, rate of increase, degree of
unmeet need, social benefit, public concern, dan political climate.
b. Technical feasibility : menunjukan apakah secara teknis masalah tersebut
dapat diselesaikan atau mampu laksana untuk diselesaikan
c. Resources availability : tersedia sumberdaya atau tidak
21
Ada dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan penerapan pemecahan
masalah yang sedang dilaksanakan sudah diterapkan dengan baik dan
menyangkut masalah itu sendiri, apakah permasalahan sudah dapat dipecahkan.
BAB IV
EVALUASI PROGRAM
22
Luas wilayah Kecamatan Anjatan 3.770 Km yang terbagi dalam 6
Desa.
Puskesmas Anjatan berbatasan dengan beberapa Puskesmas yang ada
di wilayah Kecamatan Anjatan
23
• 2 orang dokter umum
• 1 orang dokter gigi
• 8 orang perawat umum
• 1 orang perawat gigi
• 4 orang bidan
• 2 orang tenaga kefarmasian
• 1 orang apoteker
• 1 orang kesling
• 1 orang gizi
• 3 orang administrasi
• 1 orang petugas kebersihan
UKM
• UKM esensial (promkes, kesling, KIA-KB, Upaya peningkatan gizi,
Pencegahan penyakitmenular)
• UKM pengembangan (Kesehatan jiwa, kesehatan lansia, UKS, Batra,
KPLDH, Pikumbang, Kesehatan gigi dan mulut sekolah &masyarakat)
UKP
• Poli umum
• Poli gigi
• Poli kesehatan ibu dan anak
• Poli KB
• Poli gizi
• Poli MTBS
• Apotek
d. Visi dan Misi Puskesmas Anjatan
Visi Puskesmas Anjatan :
"Menjadikan Puskesmas Anjatan sebagai pusat pembangunan kesehatan
yang bermutu"
Misi Puskesmas Anjatan :
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang prima dan profesional
24
2. Memberdayakan potensi keluarga dan masyarakat dalam
mewujudkan keluarga sehat dan mandiri
3. Meningkatkan kerja sama lintas program dan sectoral
e. Kependudukan
Jumlah penduduk yang terdata di Puskesmas Anjatan yang terdiri atas:
Warga Negara Indonesia (WNI) : 41.489 jiwa
Jumlah Kepala Keluarga (KK) : 13.446 KK
Capaian Capaian
Program indikator Target Capaian
Triwulan Triwulan
Triwulan
I III
II
Promosi
Jumlah kelompok yang dilakukan penyuluhan 384 kelompok 72% 56.66% 63%
Kesehat
kesehatan
an dan
PPSM
Ibu mendapatkan pelayanan sesuai standar 100% 25% 50% 75%
Kesehatan Ibu Ibu bersalin mendapatkan pelayanan sesuai standar 100% 26.90% 50% 7
5
.
4
0
%
Ibu nifas mendapatkan pelayanan nifas sesuai 100% 25.60% 50% 7
standar 4
.
1
0
%
Presentase bayi baru lahir mendapatkan pelayanan 100% 26.40% 51.90% 7
sesuai standar 5
.
8
0
%
Kesehatan Presentase bayi mendapatkan pelayanan sesuai 100% 22% 29% 5
anak standar 9
.
25
8
0
%
Presentase anak usia 0-59 bulan mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar 100% 18.30% 19.90% 3
7
.
2
5
%
Lansia Pelayanan kesehatan sesuai standar pada warga 100% 11.86% 14.61% 2
berusia 60 tahun atau lebih 8
.
0
3
%
Pasangan usia subur yang menggunakan KB pasca
Keluarga 50% 6.10% 13.20% 31%
salin pada masa bersalin dan nifas
Berencana
Presentase kelurahan Universal Child Immunization 95% 22% 29% 59.80%
6 Imunisasi (UCI) 95% 18.30% 19.90% 37.25%
Presentase cakupan imunisasi lanjutan pada anak
usia 12-23 bulan
100% 47.70% 53.21% 59.41%
TB Capaian terduga TB
7 100% 31.50% 45.30% 55.08%
Capaian kasus
Hepatitis Cakupan deteksi dini hepatitis B bagi ibu hamil 60% 18.80% 40.00% 2
8
.
6
0
%
ISPA Cakupan penemuan pneumonia balita 90% 86.60% 63% 52%
26
0
%
27
Pembinaan Posyandu 100% 83.30% 16.70% 2 1 2 5
Lansia
4. Keluarga Presentase PUS 50% 31% 19% 2 1 3 6
Berencana (Pasangan Usia Subur)
(KB) yang menggunakan
KB Pasca persalinan
pada masa bersalin
dan nifas
5. Imunisasi Presentase Kelurahan 95% 59.80% 35.20% 2 1 2 5
Universal Child
Immunization (UCI)
Presentase cakupan 95% 37.25% 57.75% 4 1 2 7
imunisasi lanjutan
pada anak usia 12-13
bulan
6. Penyakit Capaian Terduga TB 100% 59.41% 40.59% 3 3 3 9
Menular Capaian Kasus TB 100% 55.08% 44.92% 3 3 3 9
Cakupan deteksi dini 60% 28.60% 31.40% 3 4 2 9
Hepatitis B bagi ibu
hamil
Cakupan penemuan 90% 52% 38% 3 3 3 9
pneumonia balita
7. Penyakit Tidak Presentase penduduk 100% 7.28% 92.72% 4 5 2 11
Menular usia 15-59 tahun yang
dilakukan skrining
factor risiko Penyakit
Tidak Menular (PTM)
28
Presentase penduduk 100% 26.50% 73.50% 5 5 2 12
penderita hipertensi
yang mendapatkan
pelayanan kesehatan
sesuai standar
Presentase penduduk 100% 36.20% 63.80% 4 5 2 11
penderitaDiabetes
Melitus yang
mendapatkan
pelayanan Kesehatan
sesuai standar
29
Ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan kesenjangan antara target
yang ditetapkan dengan hasil yang dicapai. Untuk memudahkan menentukan
kemungkinan penyebab masalah dapat digunakan diagram fishbone yang
berdasarkan pada kerangka pendekatan sistem meliputi input, proses, output,
outcome dan environtment sehingga dapat ditemukan hal-hal yang dapat
menyebabkan munculnya suatu masalah.
30
INPUT Tidak ada masalah
MONEY
Kurangnya jumlah tenaga dalam Skrining faktor risiko hipertensi masih rendah
program PTM Tidak semua pasien memeriksakan tekanan darah
Belum ada kartu kontrol untuk hipertensi
kerja kader kurang maksimal selama MAN METHOD
pandemi Sosialisasi pemeriksaan tekanan darah di masa
pandemic yang kurang
OUTPUT
Rendahnya capaian
pelayanan hipertensi
Tidak ada masalah sesuai standar
P1 P2
Terhentinya kegiatan pemeriksaan
tekanan darah dan POSBINDU
selama masa pandemik
LINGKUNGAN
PANDEMI COVID-19
Tidak ada masalah P3
PROSES
Gambar 7. Fishbone Diagram Penyebab Rendahnya Capaian Pelayanan Hipertensi Sesuai Standar
31
4.5 Penentuan Prioritas Penyebab Masalah
Atas permasalahan yang sudah dipaparkan diatas, maka untuk menentukan prioritas
penyebab masalah capaian program pelayanan hipertensi sesuai standar di Puskesmas
Anjatan sebagai berikut dengan menggunakan rumus I x T x R :
32
Technical Feasibility ( T ), diberikan skor 4 dengan upaya untuk mengadakan kembali
pemeriksaan tekanan darah sesuai protokol kesehatan mampu dilaksanakan dengan
sumber daya yang tersedia berkerja sama dengan para kader dan biaya yang diperlukan
cukup sedikit.
Resources Availability ( R ), diberikan skor 4 dengan pertimbangan upaya yang
dilakukan dengan perancangan yang relatif mudah dan sumber daya manusia yang
dibutuhkan relative tidak banyak.
33
Skrining faktor risiko Pembuatan form online untuk
hipertensi masih rendah skrining dan kotak skrining
untuk melakukan skrining
faktor resiko hipertensi
Masyarakat belum Penyebaran informasi
mengetahui bisa pemeriksaan tekanan darah
melakukan pemeriksaan dan edukasi melalui
tekanan darah kembali di broadcasting dan group WA
puskesmas para kader dan di kotak
skrining
Belum ada kartu kontrol Pembuatan kartu kontrol
untuk memonitor tekanan hipertensi dan kepatuhan
darah pasien berobat untuk monitoring
yang dibawa oleh pasien
Melakukan pendekatan, 5 4 4 1 80 II
berkerja sama dengan para
kader untuk melakukan
penyuluhan, edukasi via WA
34
dan zoom.
risiko PTM
Penyebaran informasi
pemeriksaan tekanan darah dan
edukasi melalui broadcasting 3 4 4 1 48 V
dan group WA para kader dan di
kotak skrining
Pemeriksaan tekanan darah
keliling rumah secara bergiliran 3 2 2 1 12 VII
sesuai jadwal
35
4.8 Rekomendasi Intervensi
Tabel 9. Rekomendasi Intervensi
Judul Kenali Tekanan Darah Mu, Kendalikan Hipertensi Mu
Rumusan Masalah Rendahnya capaian pelayanan hipertensi sesuai standar di
Puskesmas Anjatan
Rumusan Penyebab - Selama masa pandemic terhentinya kegiatan
pemeriksaan tekanan darah dan Posbindu
36
melalui via WA dan zoom
- Pengadaan pojok tensi dan kotak skrining di
puskesmas
- Pembuatan kartu kontrol untuk penderita hipertensi
- Pendataan pasien skrining yang memiliki faktor
risiko dan yang telah terdiagnosis hipertensi untuk
selanjutnya dihubungi untuk pemeriksaan dan
kontrol ke puskesmas
Tempat - Puskesmas Anjatan
Waktu Evaluasi - Evaluasi per 3 bulan
Target Seluruh Kader PTM dan pasien hipertensi kerja
Puskesmas Anjatan
37
melalui group WA para kader dan penyebaran informasi mengenai pemeriksaan
tekanan darah di puskesmas via broadcasting WA.
Lalu langkah berikutnya berkerja sama dengan para dokter untuk melakukan
pengisian form faktor risiko PTM dan pemeriksaan tekanan darah di pojok temsi
dan kotak skrining saat menunggu poli. Setelah dilakukan skrining bagi pasien
yang memiliki tekanan darah tinggi maka akan diberikan kartu kontrol hipertensi
untuk membantu pasien memonitoring tekanan darahnya sekaligus dilakukan
edukasi saat di skrining, dan dianjurkan untuk berobat ke poli umum.
Langkah berikutnya hasil dari skrining akan dikumpulkan, yang memiliki
faktor risiko dan riwayat keluarga hipertensi akan didata untuk diberikan ke para
kader perwakilan RW untuk dihubungi dan dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan dan skrining di puskesmas.
Setelah dilakukan intervensi selama kurang lebih 1 bulan di harapkan terjadi
peningkatan pencapaian program sesuai target
38
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi program Pelayanan Hipertensi Sesuai Standar
disimpulkan bahwa terdapat kesenjangan antara capaian dan target program,
penyebab utama rendahnya capaian pelayanan hipertensi sesuai standar di
Puskesmas Anjatan adalah dikarenakan kondisi dalam masa pandemic sehingga
kegiatan pemeriksaan tekanan darah dan posbindu terhenti dan hal itu membuat
memonitor tekanan darah serta jadwal pengobatan hipertensi terganggu sehingga
alokasi pemeriksaan dipindahkan ke puskesmas dalam masa pandemic ini.
Sehingga Intervensi yang di rencanakan adalah berkerja sama dengan para
petugas kesehatan puskesmas untuk pengadaan pojok tensi (untuk pemeriksaan
tekanan darah) dan kotak skrining (untuk skrining faktor risiko hipertensi).
Melakukan pendekatan, berkerja sama dengan para kader untuk rancangan program,
melakukan penyuluhan, edukasi via WA dan zoom, pembuatan kartu kontrol
hipertensi dengan edukasi dan catatan monitoring tekanan darah. Penyebaran
informasi tentang pemeriksaan tekanan darah di puskesmas dan edukasi melalui
broadcasting dan group whatsapp.
39
5.2 Saran
Kegiatan rangcangan intervensi dalam alternatif pemecahan masalah ini masih
mengalami beberapa kendala, oleh karena itu penulis menyarankan untuk
sosialisasi alur untuk melakukan skrining sebelum ke poli pengobatan sehingga
tidak ada pasien yang terlewat, kerjasama dengan para kader untuk kunjungan
pengadaan pemeriksaan tekanan darah ke setiap rumah sebagai pengganti dari
POSBINDU. Serta untuk proses pendataan masih belum lengkap dikarenakan
banyak masyarakat yang tidak mengetahui nomor teleponnya sehingga terdapat
kendala proses pendataan.
Melakukan evaluasi tiap triwulan untuk capaian, apabila dalam evaluasi
selanjutnya tidak terdapat kenaikan, maka dapat dipertimbangkan alternatif solusi
lainnya.
40
DAFTAR PUSTAKA
41