Anda di halaman 1dari 3

Ass.. Saya Wanda Hamida absen 34 dari XI MIPA.

Di video kali ini saya akan


menjelaskan tentang tanggapan saya terhadap beberapa peristiwa yang terlampir di
UKBM sebagai tugas Pendidikan agama islam.
Peristiwa 1
Tawuran antarpelajar marak terjadi sekarang ini. Mereka terlibat langsung akan menjadi
korban, baik korban fisik maupun non fisik. Beberapa dari mereka bahkan ada yang harus
masuk tahanan polisi, atau dikeluarkan dari sekolah. Nah, sebelumnya, apa sih tawuran itu?
Tawuran adalah perkelahian yang melibatkan sejumlah besar orang dalam satu kelompok
dengan kelompok lain, sebab solidaritas sempit untuk membela satu golongan, maupun
kelompok. Banyak dampak yang ditimbulkan dari tawuran yang bisa mengancam masa depan
mereka. Baik itu dampak yang ditimbulkan untuk diri sendiri maupun lingkungan sekitar.
Dampak yang ditimbulkan untuk diri sendiri diantaranya
 Yang pertama adalah Dampak Psikologis.
Dampak psikologis meliputi frustrasi dan stres. Frustrasi dapat dialami oleh para korban
tawuran karena mereka tidak dapat mencapai tujuan yang mereka inginkan yang disebabkan
karena rasa takut akibat aksi tawuran. Sedangkan stres yang terlalu berat dapat mengganggu
kondisi mental pelaku tawuran sehingga mereka tidak mampu menjalani aktifitasnya seperti
biasa. Hal ini terjadi karena ada perasaan terancam yang terus mengintai kehidupan mereka.
 Yang kedua adalah dampak terhadap kondisi fisik.
Tawuran yang terjadi kemungkinan menuai banyak korban. Sehingga menimbulkan baik itu
cedera ringan, cedera berat, bahkan sampai kematiaan.
 Dampak yang lain yaitu :
Menurunnya moralitas remaja, hilangnya perasaan peka, toleransi, tenggang rasa, dan saling
menghargai, terganggunya proses belajar mengajar, tingkat konsentrasi menurun sehingga
mampu menghambat masa depan.
Sedangkan dampak terhadap lingkungan sekitarnya, yaitu :
 Rusaknya fasilitas umum
 Menganggu keamanan masyarakat disekitarnya.
 Mencoreng nama baik keluarga dan membuat malu orang tua.
Dari sudut pandang ajaran Islam, tawuran hukumnya haram, karena bisa melukai orang
lain hingga saling bunuh membunuh. Islam merupakan agama yang damai dan melindungi
semua mahluk hidup. Dalam ajaran Islam disebutkan Nabi Muhammad SAW telah
memberikan contoh untuk menjaga bersosialisasi dan berkomunikasi efektif dengan umat
manusia sesuai harkat dan martabatnya.
Allah Ta’ala berfirman: “Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mu’min, lelaki atau
perempuan, tanpa adanya sesuatu yang mereka lakukan, maka orang-orang yang menyakiti
itu menanggung kebohongan dan dosa yang nyata.” (al-Ahzab: 58).
Itulah mengapa, sikap toleransi perlu ditingkatkan. Hal tersebut dapat dimulai dengan
menyikapi dan menerima perbedaan.
Dari sudut pandang sosial budaya, tawuran termasuk dalam penyimpangan sosial yang
berupa perkelahian. Tawuran di kalangan masyarakat dikarenakan kondisi masyarakat
seperti ini masih menganut sebuah solidaritas mekanik. Di mana rasa solidaritas mereka
sangat tinggi dalam masalah kekeluargaan. Sayangnya solidaritas ini rentan bila tereduksi
dengan sebuah konflik. Karena tanpa klarifikasi yang jelas, seorang, anggota kelompok tadi
bisa mengangkat senjata demi nama baik kelompok.
Padahal dalam kehidupan sosial, tawuran dirasa sangat merugikan. Oleh karena itu, sikap
toleransi patut dijadikan budaya dalam kehidupan sosial masyarakat. Sikap toleran dimulai
dengan membangun kebersamaan, keharmoniasan dan menjalin persatuan. Dengan begitu,
kehidupan sosial dapat membina persuadaran dan terhindar dari perpecahan serta
perselisihan.
Peristiwa 2
Pengrusakan tempat tempat ibadah, tawuran antarwarga, demonstrasi mahasiswa, dan
berbagai macam tindakan kekerasan lainnya telah menggambarkan secara jelas pudarnya
persatuan dan rasa toleransi.
Dalam perpektif Islam, kekerasan merupakan perbuatan yang dilarang, baik kepada sesama
Muslim atau sesama manusia yang berbeda agama dan keyakinan. Tindak kekerasan dapat
diartikan sebagai tindakan penganiayaan atau perbuatan dzalim kepada orang lain.
Dijelaskan dalam sebuah hadits di dalam kitab Shahih Al-Bukhary, riwayat Abu Hurairah r.a,
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang di sisinya ada sesuatu dari hasil penganiayaan untuk
saudaranya, baik yang mengenai keperwiraan atau kehormatan saudaranya itu atau pun
sesuatu yang lain, maka hendaklah meminta kehalalannya pada hari ini – semasih di dunia,
sebelum tidak lakunya dinar dan dirham.
Karena itu, setiap muslim diwajibkan untuk saling menjalin hubungan baik, saling
menghormati dan menjaga tempat peribadatan agama apapun yang diperuntukkan untuk
menyembah Tuhan, baik itu masjid, gereja, wihara dan tempat ibadah lainnya. Dan karena itu
pula segala usaha untuk mencegah dan menghalang-halangi para penganut agama lain untuk
menyembah Tuhan menurut keyakinannya sangat dilarang dan bahkan dikutuk oleh al-Quran
sebagai sebuah kezaliman, bahkan dianggap sebagai bentuk kezaliman yang paling besar.
Untuk itu, kita perlu mengamalkan ajaran Islam seperti toleransi beragama, sikap saling
menghargai pendapat dan saling membantu tanpa memandang perbedaan yang ada.
Dari sudut pandang sosial dan budaya
Kekerasan secara umum dipahami sebagai tindakan, perilaku, atau keadaan sosial yang
mengakibatkan orang atau kelompok lain menderita, sengsara, terluka, bahkan meninggal
dunia. Kekerasan selalu dipandang sebagai tindakan atau perbuatan tidak bermoral, tidak
manusiawi, dan merusak basis kehidupan manusia. Kekerasan dapat mengancam kehidupan
sosial dan kemasyarakatan.
Faktor penyebab kekerasan bisa jadi disebabkan kurangnya kesadaran dalam menyikapi
perbedaan. Entah itu perbedaan kondisi sosial, budaya, agama, suku yang memicu timbulnya
rasa ingin memberontak. Untuk itu, kita sebagai manusia perlu menanamkan sikap tolernasi
dalam menerima perbedaan. Penting di dalam suatu masyarakat tercipta rasa kekeluargaan
dan saling menghargai. Dengan begitu, tidak ada peluang timbulnya konflik yang menuai
perpecahan dan kekerasan. Sehingga rasa persatuan semakin terbentuk.

Peristiwa 3
Saat lebaran tiba, semua muslim bersahaja bergembira menyambut idul fitri. saling
bersilaturahmi dan saling memaafkan menjadi kebiasaan baik di setiap lebaran. yang tua
memaafkan yang muda, yang muda meminta maaf. sungguh pemandangan yang perlu
dilestarikan. Pertanyaannya, bagaimana tanggapan anda apabila suasana tersebut berlangsung
setiap saat? Tanggapan saya, apabila suasana tersebut berlangsung setiap saat dapat menjalin
silaturahmi setiap harinya. Sehingga, tercipta rasa saling menghargai satu sama lain.
Dari sudut pandang agama hal tersebut akan mengajarkan kepada setiap umat manusia agar
memiliki sifat saling memaafkan satu sama lain sebagai mana sifat yang dimiliki Allah swt.
Islam selalu mengajarkan umatnya untuk saling memaafkan. Tentunya dengan memaafkan
ukhuwah islamiyah akan tetap terwujud. Hal ini tertuang dalam sebuah hadist dan surat-surat
di dalam Al-Qur'an.
Dari sudut pandang sosial dan budaya, sikap saling memaafkan sudah menjadi budaya di
Indoensia, terutama pada saat hari raya idul fitri. Selain itu, sikap saling memaafkan harus
diterapkan tanpa memandang perbedaan budaya dan kondisi sosial. Karena sebenarnya,
perbedaan yang membuat kita memahami arti persatuan. Dengan perbedaan dan saling
memaafkan sesama manusia, akan memperkuat toleransi beragama dan berbudaya. Jika
saling memaafkan lebih sering diterapkan setiap harinya, manusia antara satu dengan yang
lain dapat menguatkan interaksi sosial dan menjalin kekeluargaan.

Anda mungkin juga menyukai