Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 2

M A N A J E M E N L I K U I D I TA S

DOSEN : MEISKE WENNO, SE, M.M


Anna Am Khasana Rahayu
Hamza Al-athsari Manuji
Riska
Syaid Ali Ridho Al Mahdaly
Fitri Namsa
Ayu Rahayu Latukau
Ummi Nurlela Minangkabau
Ashil Wahyu Rumalutur
Livia Dwi Safitri
Dinan Safina Putri Hukul
Definisi Likuiditas

Kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban hutang hutangnya,


dapat membayar kembali semua deposannya, serta dapat
memenuhi permintaan kredit yang diajukan oleh debitur tanpa terjadi
penangguhan.

Bank dikatakan likuid jika:

Dafenisi  Memiliki sejumlah likuiditas dari sumber-sumber likuidnya seperti


kas ataupun rekening pada bank sentral atau bank lainnya
sebesar kebutuhan yang akan digunakan untuk memenuhi
Likuiditas likuiditasnya.

Bank  Memiliki cash assets secukupnya.

 Memiliki surat-surat berharga yang dapat dengan mudah


dialihkan menjadi kas tanpa mengurangi kerugian ketika
mencairkannya baik sebelum maupun sesudah jatuh tempo.

 Memiliki kemampuan untuk memperoleh likuiditas dengan cara


menciptakan uang. Contohnya penggunaan fasilitas diskonto, call
money, atau penjualan surat berharga dengan repurchase
agreement.
 Menjaga posisi likuiditas bank agar selalu berada pada

posisi yang ditentukan oleh bank sentral.

Tujuan  Mengelola alat-alat likuid agar selalu dapat memenuhi

Manajemen semua kebutuhan arus kas, termasuk kebutuhan yang tidak

Likuiditas diperkirakan., misalnya penarikan yang tiba-tiba terhadap

sejumlah giro ataupun deposito berjangka yang belum jatuh


Bank
tempo.

 Meminimalisasi adanya idle fund atau dana menganggur.


Commersial Loan Theory [Teori pinjaman Komersial]

Asset Shiftability Theory [Teori Pengalihan Pasar]

Teori Shiftability To The Market Theory [Teori Pengalihan pasar]

Likuiditas
Bank Anticipated income Theory

[Teori Antisipasi Pendapatan]

The Liability Management Theory

[teori Manajemen Kewajiban


Pengukuran Likuiditas
Bank

Giro Loan to
Current
Wajib Deposit
Ratio
Minimum Ratio

Basic Rasio
Cash Flow Liquidity
Surplus Likuiditas
Method Index
Method Proyeksi
A. Giro Wajib Minimum (GWM)

Rumus perhitungan presentase dalam GWM Utama :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑙𝑑𝑜 𝑟𝑒𝑘𝑒𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑔𝑖𝑟𝑜 𝑏𝑎𝑛𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑐𝑎𝑡𝑎𝑡 𝑑𝑖 𝐵𝑎𝑛𝑘 𝐼𝑛𝑑𝑜𝑛𝑒𝑠𝑖𝑎
𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑙𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑛
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐷𝑃𝐾 𝑏𝑎𝑛𝑘 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑙𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑛 X100%
𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑚𝑎𝑠𝑎 2 𝑙𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚𝑛𝑦𝑎

Rumus perhitungan GWM sekunder rupiah :

𝑆𝐵𝐼+𝑆𝑈𝑁+𝑆𝐵𝑆𝑁+𝐸𝑥𝑐𝑒𝑠𝑠 𝑅𝑒𝑠𝑒𝑣𝑒
𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐷𝑃𝐾 𝑏𝑎𝑛𝑘 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑙𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑛 X100%
𝑝𝑎𝑑𝑎 2 𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑙𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚𝑛𝑦𝑎

Rumus perhitungan presentase dalam GWM Utama dalam valuta


asing :

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑙𝑑𝑜 𝑟𝑒𝑘𝑒𝑛𝑖𝑛𝑛𝑔 𝑔𝑖𝑟𝑜 𝑏𝑎𝑛𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑐𝑎𝑡𝑎𝑡 𝑑𝑖 𝐵𝐼


𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑙𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑛
𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐷𝑃𝐾 𝑏𝑎𝑛𝑘 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑙𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑛 X100%
𝑝𝑎𝑑𝑎 2 𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑙𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚𝑛𝑦𝑎
B. Currant Ratio

𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
Current Ratio = X100%
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

C. Loan to Deposit Ratio

Rasio ini mengukur likuiditas dari perbandingan antara kredit yang


diberikan dengan dana yang diterima.

𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛


Rumus LDR = X 100%
𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎

Rasio LDR Predikat Likuiditas (LDR)


Kurang dari 93.75% Sehat
93.75% - 97.5% Cukup sehat
97.5% - 101.25% Kurang sehat
101.25% atau lebih Tidak sehat
D. Cash Flow Method

Laporan arus kas atau cas flow adalah laporan keuangan yang berisi tentang
informasi penerimaan dan pengeluaran dalam sebuah perusahaan pada periode waktu
tertentu.

No Keterangan Jumlah Total


I Kenaikan Kas dan Giro BI:
a. Setiap kenaikan pasiva bank Rp
b. Setiap penurunan aktiva bank selain kas dan giro BI Rp
Cash in flow +Rp

II Penurunan Kas dan Giro BI:


a. Setiap penurunan pasiva bank Rp
b. Setiap kenaikan aktiva bank selain kas dan giro BI Rp
Cash Out Flow -Rp
Net Cash Flow Rp
E. Basic Surplus Method

Basic surplus = aktiva lancar – pasiva lancar

Kriteria basic surplus method:


1. Basuc surplus positif (+), penempatan pada aktiva jangka panjang
pendek dibiayai oleh sumber dana jangka panjang, sehingga bank
memiliki likuiditas ekstra.

2. Basic surplus negative (-), aktiva kurang lancar dibiayai oleh sember
dana janngka pendek sehingga bank memiliki likuiditas yang ketat.

3. Basic surplus nol , terjadi matched fundinng, yaitu penempatan aktiva


jangka pendek dibiayai juga dengan sumber dana jangka pendek
sehingga likuiditas dalam keadaan optimal.
F. Rasio Likuiditas Proyeksi

𝑃𝑟𝑜𝑦𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 − 𝑝𝑟𝑜𝑦𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑠𝑠𝑖𝑣𝑎


𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢 𝑑𝑖 𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑔 ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑑𝑖𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑖

G. Liquidity Index

Metode ini digunakan untuk mengukur likuiditas berjangka waktu panjang panjang
pada suatu saat tertentu.

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑃𝑎𝑠𝑠𝑖𝑣𝑎


Rumus Likuiditas Index = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎

Kriteria Liquidity Index:


• Indeks < 1, maka menunjukan bank secara keseluruhan membiayai aktivanya
dengan sumber dana berjangka waktu lebih panjang (struktur likuiditasnya
agresif).
• Indeks > 1, maka secara keseluruhan aktiva dibiayai dengan sumber dana
berjangka waktu lebih panjang (struktur likuiditasnya konservatif).
• Likuiditas dikatakan optimal bila indeks = 1atau disebut Roughtly Mathed Book
Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) adalah skema
bantuan (pinjaman) yang diberikan Bank Indonesia
kepada bank-bank yang mengalami masalah likuiditas
pada saat terjadinya krisis moneter 1998 di Indonesia.
Bantuan
Skema ini dilakukan berdasarkan perjanjian Indonesia
Likuiditas dengan IMF dalam mengatasi masalah krisis. Pada

Bank bulan Desember 1998, BI telah menyalurkan BLBI


sebesar Rp 147,7 triliun kepada 48 bank.
Indonesia
Audit BPK terhadap penggunaan dana BLBI oleh ke-48
bank tersebut menyimpulkan telah terjadi indikasi
penyimpangan sebesar Rp 138 triliun.
Penerima dana BLBI antara lain:
Bank Putera
11 Marimutu Sinivasan
No Nama Penerima Nama Bank Multikarsa
1 Agus Anwar Bank Pelita Bank Metropolitan
12 Santosa Sumali
Bank Papan Bank Bahari
Hashim Sejahtera 13 Fadel Muhammad Bank Intan
2
Djojohadikusumo Bank Pelita
Baringin MH Bank Namura
Istimarat 14
Panggabean Internusa
3 Samadikun Hartono Bank Modern
Bank Namura
Bank Umum 15 Joseph Januardy
4 Kaharuddin Ongko Internusa
Nasional
Bank Lautan Bank Putera Surya
5 Ulung Bursa 16 Trijono Gondokusumo
Berlian Perkasa
Bank Indonesia 17 Hengky Wijaya Bank Tata
6 Atang Latief
Raya 18 Tony Tanjung Bank Tata
7 Lidia Muchtar Bank Tamara 19 I Gde Dermawan Bank Aken
8 Omar Putihrai Bank Tamara 20 Made Sudiarta Bank Aken
Adisaputra Bank Namura Bank Umum
9 21 Tarunojo Nusa Wijaya
Januardy Yasonta Servitia
Bank Namura Bank Umum
10 James Januardy 22 David Nusa Wijaya
Yasonta Servitia
Kasus Korupsi BLBI dan penanganannya

Dana BLBI banyak yang diselewengkan oleh penerimanya. Proses penyalurannya pun banyak
yang melalui penyimpangan-penyimpangan. Beberapa mantan direktur BI telah menjadi
terpidana kasus penyelewengan dana BLBI, antara lain Paul Sutopo Tjokronegoro, Hendro
Budiyanto, dan Heru Supratomo.

• Bank Ficorinvest : mantan presdir Ficorinvest, Supari Dhirdjoprawiro dan S. Soemeri divonis
hukuman 1,5 tahun penjara oleh PN Jakarta Selatan pada tanggal 13 Agustus 2003. Saat
ini masih bebas karena mengajukan kasasi.

• Bank Umum Servitia: dirut Servitia, David Nusa Wijaya divonis 8 tahun penjara oleh MA
pada tanggal 23 Juli 2003, sempat melarikan diri ke AS namun tertangkap di sana.

• Bank Harapan Sentosa: Hendra Rahardja dihukum seumur hidup, tetapi melarikan diri ke
Australia dan meninggal di sana, Eko Adi Putranto dan Sherly Konjogian, divonis 20 tahun,
tetapi juga melarikan diri ke Australia.

• Bank Surya: Bambang Sutrisno dan Adrian Kiki Ariawan, dihukum seumur hidup, tetapi
melarikan diri ke Singapura. Pada Januari 2014, Adrian Kiki akhirnya diekstradisi dari
Australia.

• Bank Modern: Samadikun Hartono, divonis 4 tahun, melarikan diri. Pada April 2016,
Samadikun tertangkap oleh intelijen Tiongkok dan kemudian diekstradisi ke Indonesia[

• Bank Asia Pacific (Aspac): Hendrawan Haryono, mantan wakil dirut Aspac divonis 1 tahun
penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
TERIMAKASIH

TERIMAKASIH

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai