Anda di halaman 1dari 140

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................. 1


MATERI 1 : MENGENAL ALLAH ............................................................... 4
MATERI 2 : MUSLIMAH PRESTATIF ....................................................... 12
MATERI 3 : AGAR IMPIAN MULUKMU TERGAPAI ................................. 18
MATERI 4 : KEAJAIBAN AIR MATA ........................................................ 24
MATERI 5 : MENGENAL RASUL ............................................................. 30
MATERI 6 : GAUL BOLEH NGGA SIH? .................................................... 42
MATERI 7 : WAKTU UNTUK APA ........................................................... 50
MATERI 8 : ZIKIR DAN DOA MAMPU MENGHALAU STRESS ................. 60
MATERI 9 : CINTA AL QUR’AN .............................................................. 66
MATERI 10 : BERHIAS ALA MUSLIMAH ................................................. 80
MATERI 11 : AYO BANGUN ................................................................... 88
MATERI 12 : MANFAAT BERSYUKUR .................................................... 96
MATERI 13 : ARTI SYAHADAT.............................................................. 102
MATERI 14 : TELADAN KHADIJAH RA.................................................. 114
MATERI 15 : CERDAS BERKATA ........................................................... 120
MATERI 16 : TIDUR ALA RASULULLAH SAW ....................................... 130

1.
2.
3.
MATERI 1 : MENGENAL ALLAH
Tema : Materi Keislaman
Tujuan :
1. Siswa memahami pentingnya mengenal Allah SWT
2. Siswa memahami bentuk-bentuk dari iman kepada Allah SWT
3. Siswa termotivasi untuk semakin mengenal Allah SWT dalam rangka
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan

Peta Konsep

4.
Sobat, Allah SWT adalah Dzat yang menciptakan dan mengatur alam
semesta. Kekuasaan-Nya tidak terbatas. kekuatan-Nya tidak dapat diukur,
keluasan ilmu-Nya tidak dapat diketahui, kebesaran-Nya tidak dapat
ditandingi oleh siapapun. Karena itu keagungan dan kebesaran hanyalah milik
Allah SWT Sedangkan manusia, betapapun hebat dan unggulnya, ia hanyalah
salah satu makhluk dari sekian banyak makhluk Allah SWT yang sangat
membutuhkan pertolongan dan perlindungan dari-Nya.

Mengenal tentu berbeda dengan mengetahui, kenal sudah pasti tahu,


tetapi tahu belum tentu kenal. Sebagai makhluk ciptaan Ilah SWT tentu kita
dituntu untuk lebih mengenal-Nya. Lalu seberapa pentingkah mengenal Allah
SWT? Apa kaitannya dengan Iman?

Apabila manusia menyadari hakikat tersebut maka ia pasti akan beriman


tunduk dan patuh kepada Allah swt Merendah dihadapan-Nya dan menerima
kebenaran dengan tulus dari siapapun juga. Sebab hakikatnya kebenaran
datangnya dari Allah SWT, Allah SWT berfirman:

"Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu
termasuk orang-orang yang ragu.” (QS. AI-Baqarah 2:147)

Oleh karena itu semakin orang mengenal Allah SWT, maka akan semakin
kuat imannya dan semakin takut kepada-Nya.

Untuk Menumbuhkan keimanan yang sempurna kepada Allah SWT maka


kita harus berusaha, tanpa berusaha tidak mungkin keimanan itu datang
dengan tiba-tiba. Untuk mendatangkan keimanan yang sempurna kita perlu
mengenal siapa Allah SWT Mengenal dan mengetahui betul siapa Allah SWT
Yang perlu ditekankan, mengenal Allah SWT bukan Iewat dzat-Nya melainkan
mengenal Allah SWT lewat tanda-tanda kebesaran dan keagungan-Nya.

Urgensi Mengenal Allah SWT

Fren, Orang yang mengenal Allah SWT dengan sebenar-benar pengenalan,


akan menyadari bahwa Allah SWT yang Maha Kuasa, Maha Kaya, Maha
Perkasa dan Maha Bijaksana, tidak membutuhkan sesuatupun dari manusia.
Karenanya bila mendapatkan kebaikan maka akan memuji Allah SWT dan
bersyukur kepada-Nya, tidak menyombongkan diri atau lupa diri, sebab ia

5.
tidak akan mampu berbuat apapun tanpa bantuan dan pertolongan-Nya dan
bila mendapatkan keburukan maka segera melakukan instropeksi.

Orang yang telah mengenal Allah SWT akan menyadari tugas yang harus
ia emban dalam kehidupan di dunia ini yaitu beribadah kepada-Nya untuk
mencari keridhaanNya. Sebaliknya orang yang tidak mengenal Allah SWT,
akan menyombongkan diri di dunia ini, dan manusia yang menyombongkan
diri sama saja menantang Allah SWT dan menjadikan dirinya sebagai saingan
bagi-Nya. Orang yang menyombongkan diri adalah orang yang tidak
mengenai gencipta dan pengatur jagad raya ini yaitu Allah SWT

Dengan mengenal Allah SWT maka kita dapat mengetahui Hengan pasti
apa tujuan hidup kita. Allah swt berfirman:

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
beribadah-Ku." (QS. Adz-Dzariat 51:56)

Dengan mengenal Allah, kita tidak mudah tempa oleh gemerlapnya dunia,
kita akan merasakan kehidupan yang lapang walau bagaimanapun keadaan
dan seberat apapun masalah yang dihadapi. Karena kita yakin Allah SWT Pasu
memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya dan akan menuntun orang-orang
yang mengenalnya dari kegelapan dan kebodohan menuju cahaya yang
terang. Allah swt berfirman

"Dan Apakah orang yang sudah mati kemudian Dia Kami hidupkan dan Kami
berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu Dia dapat berjalan
di tengah-tengah manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam
gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami
jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan."
(QS. Al-An'aam 6:122)

Maka sungguh beruntung, apabila seseorang itu kenal dengan Allah SWT
sehingga dicintai dan ditolong oleh Allah SWT, dia akan mendapatkan segaIa-
galanya, bahagia, sukses selama-lamanya di surga.

6.
Iman Kepada Allah SWT

Guys, Apabila kita mengenal Allah SWT, maka kita pasti akan beriman
kepada Allah SWT, semakin mengenal Allah swt maka semakin meningkat
pula iman kita. Lalu apa yang harus kita imani?

Pertama: iman kepada adanya Allah SWT Keberadaan Allah SWT

Ini telah dibuktikan oleh fitrah, akal, syariat dan indera. Fitrah yang telah
Allah SWT berikan kepada seluruh manusia menunjukkan adanya Allah SWT
Sang Maha Pencipta, karena segala makhluk telah diciptakan untuk beriman
kepada penciptanya tanpa harus diajari sebelumnyaJ'idak ada makhluk yang
berpaling dari fltrah itu kecuali hatinya telah termasuki oleh oleh sesuatu yang
dapat memalingkannya dari fitrah itu. Hal lni telah disabdakan oleh Nabi saw.:
”Tiada seorang pun yang terlahir melainkan ia dilahirkan di atas (dalam keadaan)
fitrah. Maka kedua orang tuanyalah yang akan menjadikannya sebagai orang
yahudi, nasrani, atau majusi. ” (HR Muslim)

Akal juga menyatakan keberadaan Allah SWT karena seluruh makhluk


yang ada ini, termasuk yang sudah berlalu maupun yang akan datang
kemudian, sudah tentu ada pencipta yang menciptakannya. Tidak mungkin
makhluk itu mengadakan dirinya sendiri atau ada begitu saja dengan
sendirinya. Allah SWT berfirman:

”Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang


menciptakan (diri mereka sendiri)?" (QS. Ath-Thuur 52:35)

Sobat, ada baiknya jika kita mengambil satu contoh untuk lebih
memperjelas hal itu. Jika seseorang menceritakaan kepadamu tentang sebuah
istana yang megah, yang dikelilingi oleh berbagai tanaman, ada sungai-sungai
yang mengalir di antara bangunan-bangunan istana itu, dipenuhi dengan
berbagai permadani, dipercantik dengan berbagai jenis perhiasan pada
bangunan-bangunannya, lalu ia berkata kepadamu: ”Sesungguhnya istana ini
ada dengan sendirinya, tercipta oleh dirinya sendiri tanpa ada yang
menciptakanya". Maka anda tentu langsung membantah hal itu serta
mendustakanya dan pasti anda akan mengira dia itu orang gila.

7.
Petunjuk Syari'at juga menyatakan bahwa Allah SWT itu ada, sebab
semua kitab-kitab samawi (Taurat, Zabur, Injil & Al Qur‘an) seluruhnya
menyatakan demikian. Apa saja yang dibawa oleh kitab-kitab samawi itu
berupa hukum-hukurm yang menjamin kemaslahatan makhluk merupakan
bukti bahwa itu datang dari Dzat Yang Maha Bijaksana dan Maha Tahu yang
terbaik bagi makhluk-Nya.

Petunjuk indera mengenai keberadaan Allah SWT dapat dilihat dengan


mendengar dan menyaksikan dikabulkannya permohonan orang-orang yang
berdoa dan ditolongnya orang-orang yang kesusahan, yang semuanya itu
menunjukan adanya Allah SWT

Allah SWT berfirman: "Dan (ingatlah kisah) Nuh, sebelum itu ketika dia berdoa,
dan K ami memperkenankan doanya, lalu Kami selamatkan dia beserta keluarganya
dari bencana yang besar.” (QS. AI-Anbiyaa' 21:76)

Allah SWT berfirman: ”(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada


Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: 'Sesungguhnya Aku (Allah) akan
mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu Malaikat yang datang
berturut-'turut.” (QS. AI-Anfaal 8:9)

Dalam Shahih Bukhari disebutkan hadist dari Anas bin Mafik ra. bahwa
orang Badui masuk (ke dalam masjid) pada hari Jum'at. Sementara Nabi saw.
sedang berkhutbah. Orang itu lantas berkata: ”Ya Rasulullah saw. harta kami
musnah dan keluarga kami kelaparan. Maka berdoalah kepada Allah SWT buat
kami,” Akhirnya beliau mengangkat kedua tangan dan berdoa. Tak lama kemudian,
awan sebesar gunung pun tiba, sementara beliau masih di atas mimbar, sehingga
aku lihat air hujan bercucuran pada jenggot beliau. Pada hari Jum'at kedua
(berikutnya), si Arab Badui itu, atau lainnya, berdiri lantas berkata: Ya Rasulullah,
bangunan rumah kami roboh dan harta kami tenggelam. Maka berdoalah kepada
Allah SWT untuk kami.” Akhirnya beliau pun mengangkat kedua tanganya seraya
berdoa: "Ya Allah, turunkanlah hujan di sekeliling kami dan jangan Engkau turunkan
sebagai bencana bagi kami." Akhirnya, tidaklah beliau menunjuk pada suatu arah
(tempat) melainkan menjadi terang (tanpa hujan).

Selain itu juga dengan ayat-ayat (tanda-tanda) para Nabi saw. yang
dinamakan mukjizat.

8.
Kedua: Iman kepada Rububiyah-Nya (artinya bahwa Aliah SWT adalah satu-
satunya Rabb yang tak mempunyai sekutu maupun penolong).

Rabb adalah Dzat yang berwenang mencipta, memiliki dan memerintah.


Tiada pencipta selain Ailah, tiada yang memiliki kecuali Allah SWT serta tiada
yang berhak memerintah kecuali Allah SWT (QS. Al-A'raf 7:54 dan surat Fathir
35:13)

Ketiga: Iman kepada Uluhiyah-Nya (artinya bahwa Allah SWT adalah satu-
satunya Tuhan yang Haq, tiada sekutu baginya).

Kata Tuhan di sini bermakna ma’bud yang berarti yang disembah atau
diibadahi atas landasan kecintaan dan pengagungan.

Keempat: lman kepada nama-nama-Nya.

Artinya menetapkan apa saja yang telah ditetap bagi diri-Nya yang
tersebut dalam kitab-Nya atau sunnah RasuI-Nya tentang nama-nama dan
sifat-sifat sesuai dengan yang layak bagi-Nya.

9.
10.
11.
MATERI 2 : MUSLIMAH PRESTATIF
Tema : Materi Kemuslimahan
Tujuan :
1. Siswa memahami pentingnya menjadi muslimah prestatif
2. Siswa memahami bagaimana menjadi muslimah prestatif
3. Siswa termotivasi untuk menjadi muslimah prestatif

Peta Konsep

12.
Menjadi Muslimah Prestatif
Dikutip dari : The Perfect Muslimah, Ahmad Rifa’i Rif’an, PT. Elex Media
Komputindo : 2012
“Di dalam mengarungi kehidupan banyak ombak dan mungkin badai yang
akan dihadapi, tapi itulah seni kehidupan. Teruslah kembangkan layar dan
nikmati perjalanan kita hingga sampai ke tujuan. Bekerja dengan sungguh-
sungguh. Berdoa dengan sungguh-sungguh.”
Kebetulan, beberapa saat yang lalu saya berdiskusi dengan seorang
pengusaha muda yang namanya sudah tak asing lagi di Indonesia, yakni
Hendy Setiono, pemilik Kebab Turki Baba Rafi. Di usia yang masih 20-an,
Hendy sudah memiliki ribuan karyawan serta sekitar seribu outlet kebab,
baik di Indonesia maupun di mancanegara.
Hendy Setiono merupakan salah satu anak muda Indonesia yang punya
prestasi membanggakan, khususnya dalam bidang entrepreneurship.
Banyak sekali prestasi yang telah diraih, di antaranya pernah meraih,
“Asia's Best Entrepreneur Under 25 Years" oleh BusinessWeek, “10 People
Of The Year 2006” oleh majalah Tempo, Winner of “The Hottest
Entrepreneur in 2006” oleh SWA-Magazine, dan banyak lagi yang lain.
Terang-terangan dia mengatakan bahwa salah satu rahasia kesuksesannya
tak lepas dari beberapa hal yang diyakini dan dilakukannya.
Hendy mengungkapkan bahwa kelemahan dan keterbatasan merupakan
peluang yang sangat hebat untuk meraih keberhasiian. Mungkin banyak
yang protes ataupun bingung, kok bisa keterbatasan malah bikin peluang
prestasi makin lebar? Jawabannya ternyata terkait dengan penyikapan
yang positif. Kalau keterbatasan disikapi dengan positif, dampaknya
sangat luar biasa.
Hendy mencontohkan, dulu waktu masih kuliah di ITS Surabaya,
tepatnya di jurusan Teknik Informatika, Hendy ternyata hanya mampu
meraih Indeks Prestasi yang sangat rendah, IPnya hanya sekitaran 2, dari
skala 4. Hendy lantas mikir, dengan IP serendah itu ia tak akan bisa

13.
diterima di perusahaan. Karena saat itu perusahaan kebanyakan sudah
mensyaratkan IP minimat 2,75. Itu minimal. Hendy pun berpikir untuk
tidak lagi melanjutkan kuliahnya. la harus pindah jalur.
Maka sebelum di-DO, Hendy memutuskan untuk men-DO-kan diri
duluan. Sebelum drop eut, dia mutusin untuk cut duluan. Singkat cerita,
jadilah Hendy seperti yang sekarang ini. Usahanya jalan, yang punya jalan-
jalan. Nyenengin banget kan harinya? Tapi jangan lihat enaknya doang.
Perjuangan untuk meraihnya itu Juga kudu diteladani.
Lalu bagamana kiat untuk bisa menjadi anak muda yang penuh prestasi?
1. Keberanian untuk mencoba hal yang hebat dan baru
Kita banyak menjumpai anak muda yang belum-belum sudah minder
duluan. Saat ada peluang dan momentum untuk berbuat sesuatu yang
hebat, saat ada momentum untuk berprestasi, saat ada peluang untuk
tampil, mereka malah rame-rame angkat tangan, nyerah sebelum
bertanding. Mereka tak punya kepercayaan diri yang baik. Belum-belum
sudah takut duluan. Padahal nyoba aja belum, sudah bilang nggak bisa.
Anak-anak muda yang masa mudanya dipenuhi oleh prestasi adalah
mereka yang selalu punya ketertarikan untuk mencoba peluang hebat
yang hadir di depannya. Ia selalu memanfaatkan peluang sekecil apa pun
untuk melejitkan prestasinya. Ada lomba ini, dia ngikut. Ada peluang
tampil, ia ambil. Ada kesempatan belajar hal baru, ia semangat
menyambutnya.
Nah, kalau sudah ada keberanian untuk selalu mencoba hal-hal baru
yang kita temui, biasanya akan muncul dan hadir momentum yang bakal
melejitkan prestasinya.
2. Jangan gengsi ngerjain hal yang baik.
Aneh memang, berprestasi kok gengsi? Ada banyak banget anak muda
yang gengsinya justru hadir pada hal-hal yang tak tepat. Ada seorang
mahasiswa ang di sela-sela kuliahnya ia sambil jualan kopi keliling kampus,

14.
Liat ada mahasiswa kayak gini bagaimana respons teman-temannya?
Kebanyakan merasa kasihan, Kebanyakan mahasiswa lain justru gengsi
ngerjain hal kayak gini. Padahal mahasiswa penjual kopi ini justru yang
keren. la mampu mermanfaatkan peluang dengan baik. Sambil kuliah, ia
belajar bisnis, belajar percaya diri, belajar ngilangin rasa malu yang nggak
beralasan, belajar bekerja keras, belajar hidup mandiri, Hebatnya, penjual
kopi ini benar-benar mampu membagi Waktunya dengan hebat. Usahanya
jalan, kuliahnya juga jalan, dapet duit tambahan, nilai kuliahnya pun cukup
membanggakan.
3. Targetkan mimpi yang muluk
Tentang Impian muluk ini saya sudah berulang kali membahasnya, baik di
buku maupun di artikel-artikel yang saya tulis sebelumnya. Saya berulang
kali berpesan, jangan mau menjadi anak muda yang biasa-biasa saja.
Jangan mau jadi anak muda rata-rata, Yang prestasinya rata-rata, nilainya
rata-rata, kontribusinya rata-rata, Imunya rata-rata, di organisasi perannya
rata-rata, penampilannya rata-rata, kreativitasnya rata-rata. Innnya, jadi
orang rata-rata itu nggak enak. Beneran. Jarang dikenal. Jarang
diperhatkan. Jarang membanggakan. Nggak bisa jadi inspirasi Susah
diteladani.
Jadilah orang yang berbeda. Kalau nggak bisa jadi orang yang ebih hebat,
jadilah yang unik, yang berbeda, dengan keunikannya yang cerdas
Bukannya tampil beda dengan tamp tan fisik yang serba heboh dan tak
menunjukkan kehebatan karakter. Tampilkan keunikan yang patut untuk
diapresiasi.
4. Miliki keingintahuan yang tinggi padahal yang mendekatkan pada
impian kita.
Pengin jadi insinyur hebat, jangan merasa cukup dengan materi kuliah di
kelas. Tapi temukan hal yang lebih di lapangan. Pelajari buku yang melebihi
apa yang diajarkan. Pengin jadi apa pun, miliki keimgintahuan yang lebih.
Karena dengan itu kita bisa menikmati proses pembelajaran dengan lebih
baik.

15.
5. Cerdaslah dalam bergaul
Prinsipnya, bertemanlah dengan siapapun, tapi pilih-pilihlah terhadap
teman pergaulan. Intensnya pertemuan dan komunikasi bisa sangat
memengaruhi karakter waktunya dan aktivitas kita. Berkawanlah dengan
orang-orang hebat yang sangat cerdas mengatur waktunya, yang menjadi
penyemangat kita untuk terus berprestasi, yang selalu menjadf penasihat
kala kita salah, yang menjadi pendamping saat masalah menimpa, yang
jadi guru sekaligus kawan belajar yang baik.
Nah, cerita sudah, kini tinggal praktiknya.

Jika terpaksa kita harus membenci sebuah kata, saran saya, bencilah kata
“rata-rata”. Jadi orang yang rezekinya rata-rata, prestasinya rata-rata, nilainya
rata-rata, kontribusinya ratarata, idenya rata-rata, tampangnya rata-rata,
jabatannya rata-rata, kerjanya rata-rata, gginya rata-rata, amalnya rata-rata,
perjuangannya rata-rata.
Padahal karunia Tuhan pada manusia adalah sesempurna-sempurnanya.
Harusnya prestasinya juga melejit, rezekinya melangit, kala gagal segera
bangkit. Sekali hidup harusnya rezekinya hebat, prestasinya mantap,
kontribusinya dahsyat.

16.
17.
MATERI 3 : AGAR IMPIAN MULUKMU TERGAPAI
Tema : Materi Manajemen Diri
Tujuan :
1. Siswa memahami mengapa harus bermimpi besar
2. Siswa memahami bagaimana agar impian tercapai
3. Siswa termotivasi untuk bermimpi besar dan mengejar impiannya

Peta Konsep

18.
Agar Impian Mulukmu Tergapai.
Dikutip dari : The Perfect Muslimah, Ahmad Rifa’i Rif’an, PT. Elex Media
Komputindo : 2012
“Saudariku, bermimpilah yang hebat, jangan mau mimpi yang biasa-biasa.
Karena Kuasa Tuhan kita luar biasa. Jangan punya mimpi yang rendah, karena
itu berarti keyakinan kita pada kuasa Tuhan juga rendah.” -Ahmad Rifa'i Rifan
Aku hanya seorang wanita. Buat apa mimpi yang muluk-muluk?
Bukankah wanita ujung-ujungnya hanya akan menjadi ibu rumah tangga
yang kebanyakan tinggal di rumah. Buat apa menyimpan impian tinggi
kalau ujung-ujung nya mimpi itu akan berakhir di dapur, sumur, kasur?”
Rasanya keluhan tersebut cocok untuk disampaikan di zaman purba.
Oleh karena, saat ini kita sudah banyak menyaksikan wanita-wanita hebat
yang namanya nangkring di lembaran emas sejarah. Ya, jangan lagi
mengaitkan impian hebat dengan gender. Masing-masing kita punya
kelebihan, juga punya kelemahan. Optimalkan kelebihan yang
dikaruniakan oleh Tuhan dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai kita terus
mengumbar kelemahan sehingga tak tersadari, bahwa dalam diri kita
ternyata tersimpan kelebihan yang berpotensi mendahsyatkan hidup kita.
Ada banyak manusia yang dikaruniai keterbatasan tetapi dengan pede-
nya menyimpan mimpi yang melambung tinegi. Baginya, keterbatasan
yang ia miliki tak sedikit pun menjadi penghalang baginya untuk berubah.
Baginya, Tuhan menetapkan nasib manusia berdasarkan harapan dan
upaya yang dimilikinya. .
Hidup bukan untuk disesali, tapi untuk diperjuangkan. Baginya, hidup
bukan untuk diratapi tapi untuk dijawab dengan tindakan. Hidup bukan
hanya untuk ditangisi, tapi untuk dipecahkan dengan tindakan nyata.
Lalu, adakah cara agar impian muluk yang sudah terlanjur tertanam
dalam jiwa bisa menemukan jalan perwujudannya? Paling tidak ada lima
cara agar segala hajat dikabulkan Tuhan. Apa saja itu?

19.
1. Menyelaraskan Impian
Ketika impian hanya dimiliki oleh satu orang, maka gelombang « yang
dipancarkan pun akan kecil. Karena ia hanya memancar dari satu diri.
Tetapi jika impian telah djamakkan dan diselaraskan dengan orang lain,
maka pelombang yang terpancar pun akan lebih besar.
Selaraskan impian yang kita miliki dengan impian sebanyak mungkin
manusia. Karena semakin banyak yang terhbat dalam satu mimpi, semakin
besar pula dampak yang bakal had.
Misalkan kita punya mimpi agar Indonesia menjadi negeri yang punya
disiplin tinggi. Kalau impian itu hanya Kita yang punya, maka sangat sulit
untuk mengubah Indonesia. Tapi jika impian itu dimiliki oleh ratusan juta
rakyat Indonesia, rasanya tak akan lama untuk mendisiplinkan negeri ini.
Tularkan dan selaraskan impian yang kita mliki dengan impian,sebanyak
mungkin orang. Makin banyak yang punya impian yang sama, maka
impian semuluk apa pun, pasti akan tercapai.
2. Hadirkan manusia-manusia keramat
Di dunia ini sebenarnya kita telah dikarunia jalan pengabulan hajat yang
ekspres. Jauh lebih cepat dibanding jalur yang diikuti oleh umum. Jalur ini
hampir bebas harnbatan. Bahkan bal nya sangat tokcer. Yakni dengan
menghadirkan manuSiam nusa keramat. Siapa saja manusia keramat itu?
Kedua orangtua, anak yatim, fakir miskin, orang yang terzalimi, ulama gan
orang saleh. Mereka adalah manusia keramat yang kehadirannya sangat
dimuliakan oleh Allah.
Ridha Tuhan senantiasa bersama ridha kedua orangtua. Kelak di surga
kedekatan Rasul dengan anak yatim ibarat dua jari yang saling berjejer.
Santunan pada fakir miskin bisa melejitkan potensi pengabulan hajat. Doa
orang yang terzalimi dikabulkan Tuhan. Dan ulama serta orang saleh
sangat dekat dengan Allah, Sehingga ketika mereka meminta pada Allah,
hampir dapat dpastikan pengabulannya secepat kilat. Mengapa? karena

20.
tabir antara mereka dan Tuhan sangat tipis, bahkan mungkin tak ada.
Tabir itu adalah dosa yang dikerjakan oleh manusia.
3. Action
Tuhan tak akan mengubah nasib siapa pun orang yang tak berkenan
mengubahnya. Jangankan kita yang manusia biasa, bahkan orang sesuci
Nabi pun diperintah untuk mengupayakan impiannya dengan segenap
tenaga. Mereka bekerja keras untuk menghidupi anak dan keluarganya.
Kalau kita pikir-pikir, bukankah para nabi itu manusia suci? Bukankah
Rasulullah dekat banget dengan Tuhan, kenapa mereka tidak lantas
meminta saja pada Tuhan untuk mengabulkan segala keinginannya?
Mereka berupaya sekeras mungkin dalam bekerja, dalam berdakwah,
dalam berjihad. Mereka mempertaruhkan harta, tenaga, bahkan nyawa
demi terwujudnya impian mereka yang sudi.
Kerasnya upaya yang kita lakukan adalah pembuktian diri kita bahwa kita
serius ingin mewujudkan impian hebat kita. Kita seolah ingin menampilkan
pada Tuhan bahwa kita benar-benar ingin agar impian itu terwujud.
Melihat orang yang serius, apakah Tuhan akan diam saja? Melihat ada
manusia yang begitu keras berikhtiar agar impian baiknya terwujud,
apakah Tuhan akan diam saja tanpa turun tangan menghadirkan
keajaibankeajaiban? Yakin deh, Tuhan Maha Pengasih, Tuhan Maha
Penyayang. Beliau tak akan tega melihat hamba-hamba yang sapat keras
berikhtiar tapi dibiarkan begitu saja.
4. Gratitude
Ini yang mungkin jarang gunakan, yakni kekuatan gratitude (rasa syukur).
Anjuran syukur telah tersampai ratusan tahun silam. Siapa yang syukur,
hidupnya makin makmur. Siapa yang kufur, nasibnya bakal hancur. Kini,
ada banyak penelitian yang dilakukan oleh itmuwan modern untuk
membuktikan kedahsyatan syukur. Ketika mengimpikan segala hal,
bayangkan seolah kita sudah memperolehnya. Lalu syukuri itu. Insya Allah
tak lama lagi apa yang kita impikan akan menemukan jalan pengabulan

21.
5. Pray
Ini tak bisa ditinggalkan. Saya biasa menyebutkan cara meraih sukses
dengan perantara langit. Apa saja perantara langit yang bisa mempercepat
hajat? Rutinkan tahajud, berdoa di waktu dan tempat istimewa
(mustajab), doa orangtua, puasa sunah, perbanyak tobat, seringlah
menangis dan mengadukan hajat Kita pada-Nya di sepertiga malam yang
akhir. Lalu nantikan, impian yang dulunya muluk, harapan yang tadinya
melangit, Cita-cita yang dulunya melambung tinggi, kini seolah menjadi
impian yang biasa-biasa saja, membumi, dan mudah tergapai, karena
Tuhan memberi jalan pengabulan dari arah dan cara yang sebelumnya tak
terduga. Itulah keajaiban.
Kawanku, jangan pemah ragu dengan impian muluk yang kita miliki, tak
ada yang tidak mungkin karena Tuhan yang Maha memungkinkan segala.
Tak ada yang mustahil, karena Tuhan yang Maha menghapus segala
kemustahilan. Tuhan Mahatahu, sedangkan kita sering kali sok tahu. Kalau
Tuhan sudah berkata, “Berdoalah, pasti akan Ku kabulkan,” itu artinya
Tuhan meminta kita meminta, berharap, bercita-cita, bermimpi. Tak
dibatasi mau doa seperti apa. Itu pertanda bahwa Tuhan tak membatasi
doa kita, tak membatasi impian kita, tak membatasi harapan, Cita-cita,
impian kita. Kalau Tuhan saja tak membatasi, kenapa pikiran kita yang
justru membatas-batasi?
Bermimpilah yang hebat, jangan mau mimpi yang biasa-biasa. Karena
Kuasa Tuhan kita luar biasa. Jangan punya mimpi yang ' tanggung, karena
kuasa Tuhan kita tak tangung-tanggung. Jangan punya mimpi yang
rendah, karena itu berarti keyakinan kita pada kuasa Tuhan juga rendah.
Saudariku, selamat bermimpi. Selamat berkontribusi. Selamat
berprestasi.

22.
23.
MATERI 4 : KEAJAIBAN AIR MATA
Tema : Materi Kesehatan

Tujuan :

1. Siswa memahami di balik makna/hikmah perasaan sedih yang


membuat air mata menetes

2. Siswa memahami keajaiban air mata bagi kesehatan tubuh

Peta Konsep

24.
Keajaiban Air Mata
Dikutip dari : Ayat-ayat Sehat, Yuga Pramita, Pro-U Media : 2013
“Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul
(Muhammad) kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan
kebenaran (Al Quran) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka
sendiri), seraya berkata : “Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah
kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Quran dan
kenabian Muhammad).” (QS. Al Maidah : 83)
Sebagaimana senyuman, air mata sejatinya merupakan bahasa
manusia yang “abadi” dan universal. Meski secara riil hanya berupa lelehan
air bening yang merembes dari sudut mata, ia mampu menyentuh lubuk
hati terdalam dan membangunkan perasaan haru. Inilah kondisi psikologis
umumnya manusia yang masih dianugrahi kepekaan rasa dan kelembutan
jiwa.
Keharuan memang merupakan perasaan dasar manusia. Karena itu,
mereka akan selalu terdorong untuk menyukai tontonan atau karya seni
yang menyentuh kalbu, menghanyutkan perasaan.
Sayangnya, boleh jadi lantaran ada bahwa sentimental dengan
mendayu-dayu dan cenderung ngepop, terutama kepada kaum pria, yang
dituntut selalu tegar, siap menghadapi tantangan kehidupan. Orang-orang
dulu banyak mengajarkan untuk tidak gampang meneteskan air mata saat
kalah atau gagal. “Air mata tidak akan mengubah kekalahan menjadi
kemenangan, dan kegagalan menjadi kesuksesan,” begitu orang tua dulu
sering menasehati.
Akan tetapi, hasil hasil penelitian belakangan seperti membalik semua
itu. Para ahli kini banyak mengetahui keajaiban air mata bagi kesehatan
manusia. Beberapa diantaranya:
1. Pelumas yang hebat

25.
Air mata yang dikeluarkan oleh kelenjar lakrimalis ternyata bisa
berfungsi sebagai pelumas bola mata dan kelopak mata mencegah
dehidrasi pada membran mukosa, sehingga akan membuat mata menjadi
lebih segar dibandingkan sebelumnya.
2. Pembunuh bakteri
Air mata rupanya juga mengandung lisosim suatu zat pembunuh
kuman yang terbukti efektif membunuh 90-95% bakteri hanya dalam
tempo 5-10 menit saja.
3. Penyingkir racun
Hasil telaahan biokimiawan sekaligus penulis Crying The Mystery Of
Tears, William Frey, setelah membandingkan komposisi yang terdapat
dalam air mata orang yang dilanda stres dan yang terkena debu atau
iritasi, mendapati bahwa air mata yang menetes dari orang yang tengah
dirundung persoalan ternyata lebih banyak mengandung racun dibanding
air mata yang berasal dari yang terkena debu atau iritasi.
Ini menunjukkan, bahwa air mata sanggup meminimalkan beragam
dampak buruk yang dicetuskan oleh stres dengan cara membuang racun
yang ditimbulkannya keluar tubuh.
4. Ampuh mengurangi kesedihan
Selain ada yang menyebut bahwa menangis mampu membuat
perasaan orang menjadi lebih baik, hasil sebuah studi menunjukkan pola
sebanyak 85% wanita dan 73% pria mengaku bahwa menguras airmata
mampu memangkas suasana marah dan kesedihan mereka sebelumnya.
5. Membuat performa lebih baik
Para peneliti dari Indiana University di Amerika mengungkapkan,
seorang atlet yang membiarkan dirinya menangis, meluruhkan air mata
Setelah dinyatakan kalah dalam pertandingan, bisa menunjukkan
performa yang lebih baik dalam jangka waktu ke depan.

26.
Menurut para ilmuwan, mereka yang mencucurkan air mata saat kalah
biasanya adalah orang-orang yang memiliki Ambisi dan kepercayaan diri
yang tinggi sehingga mereka sangat sedih ketika menghadapi kekalahan.
Sifat positif inilah yang bisa menjadi modal seseorang untuk bangkit
menunjukkan performa yang lebih baik lagi di kesempatan selanjutnya.
Maka menangislah... saat Anda berdoa, saat Anda mengingat dosa,
saat anda gagal melewati suatu ujian, saat Anda kalah, sambil tetap
berharap kasih sayang atau limpahan kesabaran dariNya. Jangan ragu dan
tak perlu malu karena selain akan membuat Anda bertambah hebat,
menangis itu dapat membuat anda semakin sehat.

27.
28.
29.
MATERI 5 : MENGENAL RASUL
Tema : Ma’rifatur Rasul
Tujuan :
1. Siswa memahami definisi Rasul dan dapat menjelaskan fungsinya
secara umum
2. Siswa mengenal tanda-tanda kerasulan dan mengimaninya.
3. Siswa mampu menjelaskan kewajiban pribadi mukmin terhadap
Rasulullah sebagai konsekuensi persaksiannya, serta menyadari
perannya sebagai kader dakwah pelanjut risalah Rasulullah SAW.

Peta Konsep

30.
Kenapa Kita Butuh Rasul?
1. Untuk mengetahui dan mengenal Allah SWT sebagai Al Khalik (Maha
Pencipta terhadap segala sesuatu)
2. Untuk mengetahui tata cara beribadah kepada Allah SWT.
Misalnya Allah SWT menyuruh kita shalat. Gimana sih cara shalat itu?
Nah, kita lihat shalatnya Rasul.
3. Mewujudkan “konsep kehidupan” yang kita butuhkan dalam menata
kehidupan.
Maksudnya, bagaimana cara merealisasikan aturan dari Allah SWT
dalam kehidupan sehari-hari kita.

Rasul adalah seorang lelaki yang terpilih dan yang diutus oleh Allah
dengan risalah kepada manusia. Definisi Rasul ini menggambarkan kepada
kita bagaimana manusia sebagai Rasul yang terbaik di antara manusia
lainnya. Sehingga apa yang dibawa, dikatakan dan dilakukan adalah
sesuatu yang terpilih dan mulia dibandingkan dengan manusia lainnya.
Rasul sebagai pembawa risalah yang Allah berikan kepadanya dan juga
Rasul sebagai contoh serta teladan bagi aplikasi Islam di dalam kehidupan
sehari-hari. Untuk lebih jelasnya bagaimana mengenal Rasul yang
menjalankan peranan pembawa risalah dan sebagai teladan, maka kita
perlu mengenal apakah ciri-ciri Rasul tersebut. Ciri-ciri Rasul adalah
mempunyai sifat-sifat dasar, mempunyai mukjizat, sebagai pembawa
berita gembira, ada berita kenabian dan memiliki ciri kenabian, juga
nampak hasil perbuatannya.
Definisi Rasul
Rasul adalah lelaki yang dipilih dan diutus Allah menyampaikan risalah
Islam kepada manusia. Rasul adalah manusia pilihan yang kehidupannya
semenjak kecil termasuk ibu bapaknya sudah dipersiapkan untuk
menghasilkan ciri-ciri kerasulannya yang terpilih dan mulia. Mengenal
Rasul harus mengetahui apakah peranan dan fungsi yang dibawanya.
Terdapat dua peranan Rasul yaitu membawa risalah dan sebagai teladan.

31.
Rasul merupakan manusia biasa yang diberikan amanah untuk
menyampaikan risalah kepada manusia.
QS. Al Kahfi (18): 110, Rasul sebagai manusia biasa seperti kamu.
“Katakanlah: Sesungguhnya aku Ini manusia biasa seperti kamu, yang
diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan
yang Esa". Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka
hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan
seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya".”
QS. Al An’aam (6): 9, Rasul dalam bentuk Rajul (laki-laki) bukan Malaikat.
“Dan kalau kami jadikan Rasul itu malaikat, tentulah kami jadikan dia
seorang laki-laki dan (kalau kami jadikan ia seorang laki-laki), tentulah kami
meragukan atas mereka apa yang mereka ragukan atas diri mereka sendiri1.”
QS. Al Ahzab (33): 40.
Muhammad SAW sebagai Rasul Allah.
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara
kamu2., tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup Nabi-Nabi. Dan adalah Allah
Maha mengetahui segala sesuatu.”
Fungsi Rasul
1. Membawa Risalah dari Allah (Hammilu Risalah).
Rasul sebagai pembawa risalah kepada manusia, banyak disampaikan
di dalam ayat Al-Qur’an. Tugas menyampaikan wahyu dan risalah ini
adalah tugas dan amanah wajib bagi setiap Rasul. Apa saja yang Rasul
terima dari Allah maka disampaikan kepada manusia.
“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu.
dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak
menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia.
Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”
(QS. Al Ma’idaah (5): 67)

1
Maksudnya: kalau Allah mengutus seorang malaikat sebagai Rasul, tentu Allah mengutusnya dalam
bentuk seorang manusia, karena manusia tidak dapat melihat malaikat, dan tentu juga mereka akan
berkata: Ini bukan malaikat, hanya manusia seperti kami juga, jadi mereka akan tetap ragu-ragu.
2
Nabi Muhammad s.a.w. bukanlah ayah dari salah seorang sahabat, karena itu janda Zaid dapat
dikawini oleh Rasulullah s.a.w.

32.
Rasul dan orang yang menyampaikan risalah Islam tidak akan takut
dengan segala bentuk ancaman karena ia yakin bahwa yang dibawa dan
disampaikannya adalah milik Allah yang memiliki alam semesta dan
seisinya. Dengan demikian apabila kita menyampaikan pesan sang
pencipta maka pencipta (Allah) akan melindungi dan menolongnya.
“(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka
takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain
kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan.” (QS. Al
Ahzab (33): 39)
Risalah yang disampaikan meliputi : mengenalkan Pencipta (QS. Al
A’raaf (7): 175), menjelaskan tatacara ibadah (QS. Al Kahfi (18): 110),
menjelaskan pedoman hidup (QS. Asy Syura’ (42): 13), mendidik dengan
arahan dan nasihat (QS. Al Baqarah (2): 151)
2. Teladan dalam menerapkan risalah (Qudwatu fi Tatbiq Risalah)
Dalam menjalankan dan mengamalkan Islam, tidak akan mungkin
seorang manusia dapat memahami langsung apa-apa yang ada di dalam
Al-Qur’an kecuali apabila mendapat petunjuk dan contoh dari Nabi.
Muhammad SAW dan para Rasul lainnya mempunyai peranan dalam
menjembatani pesan-pesan Allah agar dapat diaplikasikan oleh manusia.
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al Ahzab (33): 21)
Nabi Ibrahim AS sebagai contoh dalam menghindarkan diri dari
menyembah berhala. Walaupun demikian, sebagai umat Nabi Muhammad
SAW, yang wajib diikuti hanyalah risalah dan syariat yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW sebagai penutup para Nabi dan yang sesuai
dengan pendekatan bagi kondisi manusia saat ini.
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan
orang-orang yang bersama dengan Dia; ketika mereka berkata kepada kaum
mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dari apa yang kamu
sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami
dan kamu permusuhan dan kebencian untuk selama-lamanya sampai kamu

33.
beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya3:
"Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan Aku tiada
dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah". (Ibrahim berkata): "Ya
Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakal dan hanya kepada
Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali."” (QS.
Al Mumtahanah (60): 4)
Ciri-ciri Rasul (‘Alamatu Risalah)
Agar memahami peranan Rasul lebih mendalam maka kita perlu
mengetahui apakah ciri-ciri Rasul sebenarnya. Rasul yang membawa
peranan dan amanah yang cukup berat dalam menjalankan tugasnya
mempunyai beberapa keistimewaan yang dijelaskan dalam ciri-ciri Rasul
itu sendiri, sifat asas, mukjizat, basyirah, nubuwah dan tsamarah.
1. Memiliki Sifat-sifat asasi (Sifatul Asasiyah)
Sifat asas Rasul adalah akhlaq mulia yang terdiri dari shiddiq, tabligh,
amanah dan fathanah. Sifat asas dan utama ini harus dipunyai oleh setiap
Rasul dan orang yang beriman. Tanpa sifat ini maka seorang mukmin
kurang mengikuti Islam yang sebenarnya bahkan dapat menggugurkan
keislamannya. Misalnya sifat dasar shiddiq, Rasulullah menekankan bahwa
kejujuran sebagai akhlaq yang utama, tanpa shiddiq maka akan gugur
keislamannya. Dengan kejujuran yang dimiliki walaupun ia berbuat dosa
seperti mencuri, masih dapat dimaafkan apabila ia masih mempunyai sifat
shiddiq. Dengan sifat asas ini maka manusia dijamin hidupnya di dunia dan
di akhirat akan bahagia. Sifat asas yang universal ini sangat strategis bagi
setiap mukmin dalam menjalankan Islam dan memelihara dirinya dari
segala cobaan.
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. Al
Qalam (68): 4)
2. Mendapat mukjizat.
Banyak mukjizat yang dibawa oleh para Rasul. Setiap Rasul membawa
mukjizat yang berbeda-beda, seperti Nabi Ibrahim yang tidak terbakar,
Nabi Musa yang membelah lautan, Nabi Sulaiman dapat bercakap dengan

3
Nabi Ibrahim pernah memintakan ampunan bagi bapaknya yang musyrik kepada Allah : Ini tidak
boleh ditiru, karena Allah tidak membenarkan orang mukmin memintakan ampunan untuk orang-
orang kafir (lihat surat An Nisa : 48).

34.
segala makhluk, Nabi Daud yang mempunyai kekuasaan dan lainnya. Nabi
Muhammad sendiri memiliki banyak mukjizat yang Allah SWT berikan,
misalnya membelah bulan ketika disiksa oleh orang kafir, Al-Qur’an yang
merupakan pemberitahuan awal terhadap segala peristiwa yang berlaku
dan sebagainya.
Dengan mukjizat ini, maka manusia semakin yakin dengan apa yang
disampaikan oleh para Rasul kepada manusia.
Rasul membelah bulan
“Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan” QS. Al Qamar (54):
1.
Al-Qur’an yang dipelihara oleh Allah.
“Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-
gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.” QS. Al
Hijr (15): 9.
3. Berita kedatangan (Al Mubasyarat).
Berita akan datangnya seorang nabi atau rasul beserta tanda-tanda
kenabian sudah diberitakan kepada manusia-manusia sebelumnya dan
diwariskan turun-temurun. Kabar tentang Nabi Muhammad SAW sudah
ada sejak zaman Nabi Isa as, bahwa akan datang seorang Rasul yang
bernama Ahmad (terpuji).
QS. Ash Shaff (61): 6, Berita gembira yang menyatakan kedatangan Nabi
Muhammad SAW.
“Dan (Ingatlah) ketika Isa ibn Maryam berkata: "Hai Bani Israil,
Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab
sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan (datangnya)
seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad
(Muhammad)." Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan
membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang
nyata."”
4. An Nubuwah.
Ciri-ciri Rasul lainnya adalah adanya berita kenabian seperti membawa
perintah dari Allah untuk seluruh manusia seperti perintah haji (pada
zaman Nabi Ibrahim) dan perintah-perintah Allah di dalam Al-Qur’an (pada
zaman Nabi Muhammad).

35.
Nabi Ibrahim disuruh oleh Allah untuk memberitahukan kepada
manusia agar berhaji.
“Dan (ingatlah), ketika kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat
Baitullah (dengan mengatakan): "Janganlah kamu menyekutukan sesuatu pun
dengan Aku dan sucikanlah rumah-Ku Ini bagi orang-orang yang thawaf, orang-
orang yang beribadah dan orang-orang yang ruku' dan sujud. Dan berserulah
kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang
kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang
datang dari segenap penjuru yang jauh,” QS. Al Hajj (22): 26-27.
Al-Qur’an adalah wahyu kepada Rasul dan sebagai berita kenabiannya.
“Katakanlah: "Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?" Katakanlah:
"Allah". Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Dan Al Qur’an ini diwahyukan
kepadaku supaya dengan Dia aku memberi peringatan kepadamu dan kepada
orang-orang yang sampai Al-Qur’an (kepadanya). Apakah sesungguhnya kamu
mengakui bahwa ada Tuhan-Tuhan lain di samping Allah?" Katakanlah: "Aku
tidak mengakui." Katakanlah: "Sesungguhnya Dia adalah Tuhan yang Maha Esa
dan sesungguhnya Aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan (dengan
Allah)"” QS. Al An’aam (6): 19.
Rasul mengajak umatnya kepada Al-Qur’an tetapi mereka
meninggalkannya.
“Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al
Qur’an itu sesuatu yang tidak diacuhkan"” QS. Al Furqaan (25): 30
5. Hasil (Ats-tsamarat)
Kader Nabi yaitu para sahabat adalah bukti nyata perubahan-perubahan
di jazirah Arab dan seluruh dunia.
Hasil tarbiyah dan dakwah Rasul adalah kader-kader yang tangguh.
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama
dengan dia, adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang
sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan
keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas
sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka
dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya. Maka tunas itu
menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas
pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah

36.
hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang
mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang
besar.” QS. Al Fath (48): 29
Kewajiban seorang mukmin kepada Rasulullah SAW
Seperti yang sudah dibahas pada materi “Arti Syahadatain”, Syahadat
Risalah mengandung beberapa pengertian yaitu :
(1) membenarkan setiap apa yang beliau kabarkan (QS. 53:3-4)
(2) menaati apa yang diperintahkan (QS. 4:59)
(3) menjauhi apa yang beliau larang (QS. 59:7)
(4) beribadah menurut syari'atnya.
Dari pengertian Syahadat Risalah tersebut, kita memiliki beberapa
kewajiban kepada Rasulullah SAW yaitu sebagai berikut.
1. Mengimani
Kewajiban kita terhadap Nabi adalah mengimaninya. Dengan cara ini
kita akan terhindar dari api neraka dan azab yang pedih. “Hai orang-orang
yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat
menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah
dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang
lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui.” (QS. Ash Shaff (61) : 10-11)
2. Mencintai.
Iman seseorang dianggap sempurna bila ia telah mencintai Allah dan
Rasul-Nya lebih besar dibandingkan cintanya kepada yang lain. Bahkan
kepada dirinya sendiri.
3. Mengagungkan.
Jasa dan pengorbanan Rasulullah SAW untuk umat ini berikut sifat-
sifat kesempurnaan yang Allah berikan kepadanya membuat Rasulullah
SAW layak untuk diagungkan. Namun pengagungan ini tidak boleh
melampaui batas karena Islam melarang pengkultusan.
“Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi. Dan adalah Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al Fath (48) : 7)

37.
4. Membelanya.
“Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah
telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Makkah)
mengeluarkannya (dari Makkah) sedang dia salah seorang dari dua orang
ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya:
"Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita." Maka Allah
menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan
tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Qur’an menjadikan orang-orang
kafir Itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana4.” (QS. At Taubah (9) : 40)
“Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah
sebagaimana Isa ibn Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang
setia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan
agama) Allah?" Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: "Kamilah penolong-
penolong agama Allah", lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan
lain kafir. Maka kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman
terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang
menang.” (QS. Ash Shaff (61) : 14)
5. Mencintai para pencintanya.
Mereka cinta karena Allah dan Rasul-Nya, mereka bertemu dan
berpisah karena dorongan cinta tersebut. Mereka bagaikan tubuh yang
satu, bila ada yang sakit, semua merasakan deman dan tidak bisa tidur.
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama
dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang
sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan
keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas
sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka
dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya Maka tunas itu
menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas
pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah
hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang

4
Maksudnya: orang-orang kafir telah sepakat hendak membunuh Nabi saw, maka Allah swt
memberitahukan maksud jahat orang-orang kafir itu kepada Nabi saw. Karena itu maka beliau keluar
dengan ditemani oleh Abu bakar dari Makkah dalam perjalanannya ke Madinah beliau bersembunyi
di suatu gua di bukit Tsur.

38.
mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang
besar.” (QS. Al Fath (48) : 29)
6. Menghidupkan sunnahnya.
Bukan hanya sunnah dalam beribadah khusus, bahkan termasuk
aktivitas sehari-hari yang kecil dan sederhana juga harus kita sesuaikan
dengan sunnah. Bila aktivitas tersebut dimaksudkan untuk ittiba’ Rasul,
maka pasti bernilai ibadah.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan
berlipat ganda dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan.” (QS. Ali Imron (3) : 130)
7. Memperbanyak shalawat.
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi5.
Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan
ucapkanlah salam penghormatan kepadanya6.” (QS. Al Ahzab (33): 56)
8. Mengikutinya.
Mengikuti segala sistem Islam yang beliau ajarkan dimana sistem
tersebut mengatur segala aspek kehidupan manusia.
“Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku,
niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imron (3) : 31)

5
Bershalawat artinya: kalau dari Allah berarti memberi rahmat, dari malaikat berarti memintakan
ampunan dan kalau dari orang-orang mukmin berarti berdo’a supaya diberi rahmat seperti dengan
perkataan: Allahuma shalli ala Muhammad.
6
dengan mengucapkan perkataan seperti: Assalamu'alaika ayyuhan Nabi artinya: semoga
keselamatan tercurah kepadamu Hai Nabi.

39.
40.
41.
MATERI 6 : GAUL BOLEH NGGA SIH?
Tema : Materi Kemuslimahan
Tujuan :
1. Siswa memahami syarat dan adab pergaulan yang diatur dalam Islam
2. Siswa termotivasi untuk menjaga adab-adab pergaulan dalam
kehidupan sehari-hari

Peta Konsep

42.
Gaul Boleh Ngga Sih?
Dikutip dari : Buku Pintar Mentoring, Tim SatuAsa, Yayasan Tunas Bangsa
Indonesia : 2016
Syari'at Islam merupakan syari'at yang sempurna, hal tersebut dapat
dilihat dari cakupan syari'at Islam meliputi seluruh aspek kehidupan, baik
itu pendidikan, ekonomi, sosial, politik dan sebagamya. Firman Allah swt,
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku
cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku ridhai Islam menjadi agamamu. "
(QS. Al-Maidah 5:3).
Termasuk dalam masalah pergaulan laki-laki dan perempuan, Islam
mengatur dengan lengkap mulai dari cara berpakaian, cara bergaul,
tempat pertemuannya dan hal-hal muncul dari pertemuan atau interaksi
Iaki-Iaki dan perempuan misalnya perkawinan, thalaq, hadlanah
(mengasuh anak), dan seterusnya.
Allah swt. menciptakan manusia berbeda bentuk yang tak ada yang
serupa sekalipun saudara kembar. Berbeda jenis kelamin merupakan
wujud dari kesempurnaan penciptaanNya. Sebagai wujud dari kesadaran
sebagai manusia yang mengerti tujuan dari kehidupan ini maka segala
aturan dan ketentuan yang telah sampai padanya, sudah seharusnya ia
terapkan atau laksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
Secara umum syari'at Islam mengatar pertemuan atau interaksi Iaki-Iaki
dan perempuan serta haI-hal yang muncul sebagai aklbat dari pertemuan
atau interaksi tersebut atas dasar keberadaan mereka sebagai laki-laki dan
perempuan yang berlainan jenis yang masing-masing mempunyai naluri
seks. Aturan ini tidaklah menjadikan pemisah laki-Iaki dan perempuan
didasarkan atas munculnya naluri seksual ketika mereka bertemu atau
berinteraksi dan aturan ini juga tidaklah mengekang atau mematikan,
tetapi mengatur pemenuhannya dengan cara yang proporsional dan wajar
agar menghasilkan ketenangan dan ketentraman.

43.
Pertemuan antara laki-laki dan perempuan adalah sesuatu yang tidak
bisa dihindari selama mereka hidup bermasyarakat. Islam telah menjadikan
kerjasama antara laki-laki dan perempuan dalam aspek kehidupan dan
interaksi antara lakilaki dan perempuan sebagai sesuatu yang pasti dalam
seluruh muamalah (interaksi sosial), karena semuanya adalah hamba Allah
swt., yang secara keseluruhan menjamin tercapainya kebaikan, ketaqwaan
terhadap Allah swt. dan beribadah kepada-Nya. Ayat-ayat Al-Qur'an telah
menyeru manusia kepada dakwah Islam tanpa memandang apakah
mereka itu laki-laki atau perempuan. Firman Allah swt.:
”Katakanlah: Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah
kepadamu semua"(QS. Al-A'raf 7:158)
”Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Rabb-mu” (QS. An-Nisa 4:1)
Beberapa Syarat dalam Bergaul
1. Islam memerintahkan kepada laki-laki dan perempuan untuk
menutup auratnya di hadapan orang yang bukan mahramnya dan
memerintahkan pula agar menundukkan pandangan.
Firman Allah swt.: "Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: Hendaklah
mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang demikian
itu adalah yang lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah mengetahui apa
yang mereka perbuat" (QS. An-Nuur 29:30)
2. Islam melarang khalwat (berdua-duaan) antara laki-laki dan
perempuan kecuali disertai mahramnya.
Sabda Rasulullah saw.: ”Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir,
maka jangan sekali kali dia bersunyi-sunyi dengan seorang perempuan yang
tidak bersama mahramnya, karena yang ketiganya adalah syaitan” (HR. Imam
Ahmad)
3. Islam melarang seorang wanita melakukan perjalanan dari suatu
tempat yang Iain selama sehari semalam, kecuali bila disertai
mahramnya.

44.
Sabda Rasulullah saw.: ”Tiada dihalalkan bagi seorang wanita yang
percaya kepada Allah dan hari kemudian bepergian perjalanan sehari semalam
kecuali bersama mahramnya" (Bukhari Muslim)
4. Islam mengupayakan adanya hubungan kerjasama antara laki-laki
dan wanita dengan hubungan yang bersifat umum dalam urusan
muamalah bukan hubungan yang bersifat khusus seperti saling
mengunjungi antara laki-Iaki yang bukan mahram dengan seorang
wanita atau bertamasya bersama-sama.
Lingkungan Berpengaruh dalam Pergaulan
Kalo ada orang yang bergaul dengan pande besi, maka jangan heran
kalo dia ngedapet percikan api atau minimal bau yang tak sedap. Begitu
pula dengan orang yang kesehariannya bergaul dengan penjual parfum
maka ia akan tertular wanginya juga. Sama halnya dengan pergaulanjika
kita berada di dalam lingkungan yang kondusif terhadap kemaksiatan
jangan heran kalau akan mengalami de Islamisasi. Sebaliknya pula dengan
pergaulan yang mendorong untuk tetap berpegang teguh pada agama
Allah swt. tak ayal kalau terjadi hijrah di sana.
Adab Pergaulan dalam Islam
1. Pergaulan hendaknya diniatkan untuk meningkatkan ketakwaan
kepada Allah swt.
"Hai sekalian manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kalian dari
laki-laki dan perempuan dan Kami jadikan kalian berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku agar kalian saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di
antara kalian di sisi Allah adalah yang paling taqwa di antara kalian.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (QS. Al-Hujurat
49:13)
2. Hendaklah menundukkan pandangan dari apa yang diharamkan
oleh Allah swt.

45.
Karena pandangan dapat membangkitkan nafsu birahi dan merangsang
pelakunya untuk terjerumus ke dalam dosa dan maksiat. Oleh karena itu
AI-Qur'an memberikan peringatan keras terhadap pandangan liar.
”Katakanlah kepada orang-orang mukmin: "Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan memelihara kemaluannya; dan demikian itu adalah lebih
suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka
perbuat.” (QS. An-Nur 24:30)
Sabda Rasulullah saw.: "Pandangan itu merupakan salah satu anak panah
iblis.”
“Dua mata itu berzina dan zinanya mata ialah melihat " (HR. Imam
Bukhari)
Salah satu keringanan Islam adalah Dia membolehkan melihat yang
sifatnya mendadak pada bahagian yang seharusnya tidak boleh.
”Dari Jarir bin Abdullah, ia berkata: Saya bertanya kepada Rasulullah
tentang melihat dengan mendadak. Maka jawab Nabi: Palingkanlah
pandanganmu itu!” (HR. Imam Muslim)
”Hai Ali! Jangan sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan lainnya.
Kamu hanya boleh pada pandangan pertama, adapun yang berikutnya tidak
boleh. " (HR. Imam Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi)
Perempuan melihat laki-laki tidak pada auratnya, hukumnya mubah
(boleh), selama tidak diikuti dengan syahwat atau tidak dikuatirkan akan
menimbulkan fitnah.
Sebagian ulama yang extrimis nganggep, kalau perempuan sama sekali
ngga boleh melihat anggota tubuh Iaki-Iaki yang manapun. Mereka
membawa dalil hadis yang diriwayatkan oleh Nabhan bekas hamba Ummu
Saiamah, bahwa Rasulullah saw. pernah berkata kepada Ummu Salamah
dan Maimunah yang waktu itu ibnu Ummi Maktum masuk ke rumahnya.

46.
Nabi bersabda: ”Pakailah tabir". Kemudian kedua isteri Nabi itu berkata:
"Dia (ibnu Ummi Maktum) itu buta!" Maka jawab Nabi: "Apakah kalau dia
buta, kamu juga buta? Bukankah kemu berdua melihatnya?"
Tetapi dari kalangan ahli tahqiq (orang-orang yang ahli dalam
penyelidikanya terhadap suatu hadits atau pendapat) mengatakan: Hadis
ini tidak sah menurut ahii-ahii Hadis, karena Nabhan yang meriwayatkan
Hadis ini salah seorang ,eng omongannya tidak dapat diterima.
Kalau ditakdirkan hadis ini shahih, adalah suatu sikap kemsnya nabi
Muhammad saw. kepada isteri-isterinya karena kemuiiaan mereka,
sebagaimana beliau bersikap keras dalam persoalan hijab.
3. Laki-Iaki tidak memegang perempuan dan demikian sebaliknya.
Rasulullah saw. bersabda: "Sungguh kepala salah seorang di antara kamu
ditusuk dengan jarum dari besi, lebih baik daripada dia menyentuh seorang
perempuan yang tidak halal baginya." (HR. Thabarani dan Al-Baihaqi, rawinya
terpercaya).
Jauhi saja perempuan atau laki-Iaki yang tidak menjaga Adab ini.
4. Laki-iaki dan perempuan harus menjaga jarak; sebaiknya sebatas di
mana mereka tidak mencium wewangian dari lawan jenisnya.
”Siapa saja perempuan yang memakai wangi-wangian kemudian melewati
suatu kaum supaya mereka itu mencium baunya, maka perempuan tersebut
dianggap berzina; dan tiap-ti'ap mata ada zinanya." (HR. Nasa'i, lbnu
Khuzaimah dan ibnu Hibban).
5. Tidak 'berdua-duaan" baik dalam zhahir maupun batin.
Sebaiknya jika hendak melakukan pertemuan yang cukup lama, Iaki-laki
membawa teman Iaki-Iakinya dan perempuan pun membawa teman
perempuannya. Teman di sini ditujukan agar dapat mengingatkan jika dia
bergaul melewati batas.

47.
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali
dia bersendirian dengan seorang perempuan yang tidak bersama mahramnya,
karena yang ketiganya ialah syaitan.” (HR Imam Ahmad)
6. Segala bentuk pergaulan jika membangkitkan nafsu syahwat, maka
itu adalah haram.
Mahram
Laki-laki hanya boleh melihat muka dan kedua telapak tangan
perempuan yang memang ada rukhsah (keriganan) untuk dinampakkan.
Bagi perempuan ada batasan pergaulan terhadap laki-Iaki keculi dia itu
mahramnya, mahram itu sebanyak 12 orang:
1. Suami.
2. Ayah, baik dari pihak ayah ataupun ibu.
3. Ayah mertua.
4. Anak-anak Iaki-Iakinya. Termasuk juga cucu, baik dari anak Iaki-laki
ataupun dan' anak perempuan.
5. Anak-anaknya suami.
6. Saudara Iaki-Iaki, baik sekandung, sebapak atau seibu.
7. Keponakan.
8. Sesama perempuan yang seagama baik yang ada kaitannya dengan
nasab ataupun orang lain.
9. Hamba sahaya.
10. Keponakan dari saudara perempuan.
11. Orang-orang yang ikut serumah yang tidak ada rasa bersyahwat.
12. Anak-anak kecil yang tidak mungkin bersyahwat ketika melihat aurat
perempuan.

48.
49.
MATERI 7 : WAKTU UNTUK APA
Tema : Materi Manajemen Diri
Tujuan :
1. Siswa memahami urgensi mengatur waktu yang diberikan Allah SWT
kepadanya
2. Siswa mampu untuk menyibukkan diri dalam kebaikan
3. Siswa menjadi pribadi yang pandai memanfaatkan waktu dan tidak
membuang waktu sia-sia

Peta Konsep

50.
Pilihan Bijak Untuk Mengisi Hidupmu
Suatu hari, seorang ahli “Manajemen Waktu” berbicara di depan
sekelompok mahasiswa dan ia menggunakan ilustrasi yang tidak akan
dengan mudah dilupakan para mahasiswa. Dia mengeluarkan toples
berukuran satu galon yang bermulut lebar dan meletakkannya di atas
meja. Dia keluarkan sekitar selusin batu berukuran segenggam tangan,
kemudian dia letakkan dengan hati-hati batu-batu tersebut ke dalam
toples.
Ketika batu itu sudah memenuhi sehingga tidak ada batu lagi yang
muat untuk masuk kedalamnya, dia bertanya, “Apakah toples ini sudah
penuh?”
Semua mahasiswa serentak menjawab, “Sudah.”
Dia kembali bertanya, “Benarkah?”
Dari bawah meja dia raih sekeranjang kerikil, Lalu dimasukkan kerikil-
kerikil tersebut ke dalam toples sambil sedikit diguncang-guncangkan
hingga mendapat tempat di antara celah batu-batu itu. Kembali ia
bertanya pada para mahasiswanya, “Apakah toples ini sudah penuh?”
Kali ini para mahasiswa hanya tertegun, “Mungkin belum,” Salah
seorang mahasiswa menjawab.
“Bagus!” jawabnya.
Kembali dia meraih ke bawah meja dan mengeluarkan sekeranjang
pasir. Dia masukkan pasir itu ke dalam toples dan pasir itu dengan mudah
memenuhi ruang-ruang kosong di antara kerikil dan batu. Sekali lagi dia
bertanya, “Apakah toples ini sudah penuh?”
“Belum,” Serentak para mahasiswa menjawab.
Selanjutnya dia mengambil sebotol air dan menyiramkannya ke dalam
toples hingga toples terisi penuh. Sang ahli Manajemen Waktu
memandang kepada mahasiswa dan bertanya, “Apakah maksud dari
ilustrasi ini?”
51.
Salah seorang mahasiswa yang menjawab, “Maksudnya, betapapun
penuhnya jadwalmu, jika kamu berusaha kamu masih dapat menyisipkan
jadwal lain ke dalamnya”.
“Bukan”, jawab si ahli, “Bukan itu maksudnya.”
Sebenarnya ilustrasi ini mengajarkan pada kita bahwa jika kita tidak
meletakkan batu besar itu sebagai yang pertama, kita tidak akan pernah
bisa memasukkannya ke dalam toples sama sekali. Apakah batu-batu
besar dalam hidupmu? Mungkin orang tuamu, orang-orang yang kamu
sayangi, persahabatanmu, kesehatanmu, mimpi-mimpimu, hal-hal yang
kamu anggap paling berharga dalam hidupmu. Ingatlah untuk selalu
meletakkan batu-batu besar tersebut sebagai yang pertama atau kamu
tidak akan pernah punya waktu untuk memperhatikannya.
Jika kamu mendahulukan hal-hal kecil (kerikil dan pasir) dalam
waktumu maka kamu hanya memenuhi hidupmu dengan hal-hal kecil.
Kamu tidak akan memiliki waktu berharga yang kamu butuhkan untuk
melakukan hal-hal besar dan penting (batu-batu besar) dalam hidup.

Waktu Untuk Apa ?


Dikutip dari : Blessing in Disguise, Dr. Khalid Umar Al Disuqi

Waktu lebih berharga dari kekayaan dunia. Anda tidak akan bisa
membelinya dengan emas maupun perak, tidak pula mendapatkannya
dengan menjual atau memberikannya. Kalau begitu, mengapa anda
gampang menyia-nyiakannya? Mengapa bisa mudah hilang percuma?
Waktu lebih berharga
Dari segala yang engkau jaga
Dan menurutku
Paling mudah hilang darimu
52.
Maka isilah waktu luang anda dengan berkarya. Perbarui semangat
anda dengan bercita-cita. Jangan pernah merasa senang terhadap
berakhirnya hari, karena berarti kehidupan anda akan berakhir juga. Jangan
bersuka cita atas pergantian tahun, karena itu menandakan kepergian
anda.
Orang bahagia atas kepergian malam
Padahal kepergian itu kepergiannya juga
Dengarkan seruan nafas dan peringatan hati anda.
Degup jantung seseorang berkata
Hidup ini tidak seberapa lama
Setelah mati kuingatkan anda
Karena bagi manusia ingatan umur kedua
Berbuatlah sebelum waktu berlalu, sebelum anda menjadi lupa,
sebelum kehilangan surga yang berisikan berbagai macam buah-buahan:
kurma dan delima, berbagai kebaikan dan dua mata air mengalir. Itukah
yang lebih baik bagi anda, atau kobaran api yang menjilat-jilat?
Jika Engkau Tidak Sibukkan Nafsu dengan Kebenaran, Ia akan
Disibukkan dengan Kebatilan
Begitulah karakter nafsu. Jika dibuat sibuk dan waktu luangnya diisi,
berarti anda telah membentenginya dari kesibukan yang tidak benar.
Kekosongan tidak akan selalu dibiarkan kosong. Ketika anda
mengosongkan botol dari air, maka udara akan segera mengisi
kekosongan itu. Hati juga demikian, jika tidak diisi hal-hal yang
bermanfaat, maka berbagai cacat dan penyakit akan memenuhinya. Kalau
begitu, hati akan menjadi lahan yang baik bagi tumbuh berkembangnya
makhluk berbahaya. Juga ladang subur bagi sifat-sifat yang
membinasakan, seperti khianat, dengki, dendam, takut, cemas, putus asa,
lemah semangat dan was was.

53.
Sesungguhnya masa muda, kekosongan, dan harta yang melimpah
Sangat kuat memicu kerusakan pada manusia
Karena itu, Imam Al Ghazali berkata, “Setiap yang duduk di rumahnya,
bagaimanapun juga di zaman ini tidak bisa lepas dari kemungkaran.”
Rasulullah saw menganggap waktu luang sebagai anugrah yang luar
biasa. Beliau bersabda, “Banyak orang tertipu oleh dua kenikmatan :
kesehatan dan waktu luang.” (HR. al Bukhari)
Dengan hadits itu, Rasulullah saw menyentil perhatian kita bahwa
kenikmatan tersebut harus benar-benar dijaga dan dimanfaatkan untuk
kepentingan dunia dan akhirat.
Tidak banyak orang yang mendapatkan nikmat kesehatan, juga
kebutuhan yang tercukupi tanpa harus membanting tulang dan memeras
keringat. Karena itu, ia wajib menggunakannya untuk hal-hal yang baik
dan bermanfaat. Jika tidak ia akan dimintai pertanggungjawabannya.
Dalam sebuah hadits disebutkan, “Kedua kaki seseorang tidak akan
tergelincir sampai ia ditanya empat hal,” antara lain, “tentang usia untuk
apa dihabiskan.” (HR. al Tirmidzi)
Tidak tertutup kemungkinan kenikmatan yang tiada tara itu
menyebabkan ia sengsara dan menderita di dunia dan akhirat.
Selama hidup di dunia, waktu luang bisa memicu seseorang untuk
melakukan dosa besar dan hal-hal yang diharamkan. Sekelompok orang
yang mencari-cari kemaksiatan seperti mencari harta bendanya yang
hilang? Mengapa hal semacam itu bisa terjadi? Kita akan menemukan
bahwa kesehatan, waktu luang, dan kekayaannyalah penyebabnya.
Padahal, para sahabat Rasulullah saw, tidak pernah membiarkan waktu
terbuang percuma tanpa melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi
kehidupan dunia dan akhirat, baik untuk diri mereka sendiri maupun orang
lain. Sebagai contoh, di usia senja, Abu al Darda masih menyempatkan diri
menanam jawz (jenis buah kenari). Ada orang yang berkata, “Engkau

54.
mungkin tidak akan sempat menikmati buahnya,” Dia menyahut,
“Salahkah jika aku mendapatkan pahalanya, dan orang lain yang
menikmati buahnya?”
Nenek Moyang Kita Tidak Pernah Menyia-nyiakan Waktu
Imam Salim ibn Ayyub al Razi merenungkan nafas. Karena itu, ia tidak
menyia-nyiakan waktu berlalu tanpa faedah. Jika berkunjung ke sana, kita
akan mendapatinya sedang bertilawah Al Qur’an atau mengajar atau
menyalin kitab. Pernah suatu hari murid-muridnya ditinggalkan pulang.
Sekembalinya dari rumah ia berkata pada mereka, “Aku telah membaca
satu juz dalam perjalanan.”
Al Khalil ibn Ahmad al Farahidi berkata, “Saat-saat paling
memberatkanku adalah waktu makan.”
Salah seorang imam meminta agar roti dihaluskan. Ketika ditanya akan
hal itu, ia menjawab, “Karena antara dihaluskan terlebih dahulu dengan
mengunyahnya terpaut waktu seukuran membaca lima puluh ayat.”
Karena itulah ia memilih roti dihaluskan terlebih dahulu, supaya tidak
kehilangan waktu dengan sia-sia.
Seorang imam yang lain, ketika masuk ke kamar mandi, anaknya
diminta membacakan kitab di depan pintu kamar mandi, sementara ia
buang hajat sambil mendengarkannya. Begitulah cara dia supaya waktu
tidak berlalu tanpa makna.
Ibnu Uqayl berkata, “Tidak halal bagiku kehilangan waktu sesaat dalam
hidupku. Saat lidahku tak mampu membaca, dan ketika mataku tak
mampu melihat, kuperkerjakan otakku di kala istirahat. Ketika bangkit,
aku sudah tahu apa yang mesti kulakukan.”
Utsman al Baqilawi berkata, “Ketika makan, aku merasa ruhku keluar
dari badanku. Sebab, aku sibuk dengan makanan dan melupakan zikir.”
Beberapa ulama berpesan kepada sahabatnya, “Jika kalian keluar
meninggalkanku, lalu berpisah, semoga salah satu diantara kalian

55.
membaca Al Qur’an di perjalanan.
Seseorang berjumpa dengan Ibnu al Jawzi di tengah jalan. Orang itu
berkata, “Berhenti, aku ingin bicara denganmu.” Ibnu al Jawzi menjawab,
“Hentikan matahari terlebih dahulu, aku akan berhenti.”
Umar ibn al Khattab ra berkata, “Kapan aku sebaiknya tidur? Jika tidur
siang hari, aku menghilangkan kepemimpinanku. Namun jika tidur di
malam hari, aku menghilangkan diriku.”
Imam al Nawawi meninggal dunia di usia empat puluh tahun. Dalam
waktu itu, ia telah menulis ratusan buku. Ibunya selalu menyiapkan makan
dan berkata, “Makan malam, anakku.”
“Masih sibuk, Ibu.” Jawab Imam al Nawawi.
Maka sang ibu duduk di samping Imam al Nawawi sembari
menyuapkan makanan, sementara ia tetap sibuk menulis sampai terbit
fajar. Kemudian ia berkata, “Makan malam, Ibu.”
“Aku sudah menyuapimu, anakku,” jawab sang ibu. “Demi Allah, aku
tidak merasakannya,” kata Imam Al Nawawi
Al Muhasibi berkata, “Andaikata waktu bisa dibeli dengan uang, akan
kubeli banyak waktu untuk berkhidmat pada Islam.” Orang-orang
bertanya keheraanan. “Memangnya engkau mau beli darimana?”
“Dari waktu orang-orang yang menganggur.” jawab al Muhsibi.
Al Hasan al Bashri berkata, “Wahai bani Adam, kalian terdiri dari
bilangan nafas dan hari. Jika nafas dan harimu pergi, berarti bagian-
bagianmu juga pergi. Jika satu persatu pergi, berarti semuannya akan
hilang.” Ia juga berkata, “Setiap hari memanggil, ‘Wahai keturunan Adam,
akulah hari yang baru. Aku menjadi saksi atas perbuatanmu. Karena itu,
pergunakanlah aku, karena aku tiada akan pernah kembali lagi sampai hari
kiamat.”
Bagaimana Mengisi Waktu Luang?

56.
Janganlah bermalas-malasan saudaraku. Mulailah dari sekarang! Jika
memang sama sekali tidak punya kegiatan, isilah hari-harimu dengan
kegiatan berikut.
1. Bangunlah sesaat sebelum terbit fajar, lalu berwudhu dan shalatlah,
kemudian bacalah tasbih, istighfar, dan zikir. Setelah itu laksanakan
shalat fajar di masjid
2. Duduklah sejenak di masjid untuk membaca zikir pagi. Khatamkan
satu juz Al Qur’an atau menghafal beberapa ayat.
3. Laksanakanlah shalat Dhuha di mushalah, supaya kamu mendapatkan
pahala seperti pahala haju
4. Lakukanlah beberapa gerakan olahraga
5. Dirikanlah shalat lima waktu di masjid berikut shalat sunnah qabliyah
dan ba’diyah
6. Jenguklah orang sakit
7. Bantulah orang-orang yang membutuhkan
8. Tidaklah mengapa membantu ibu menyelesaikan pekerjaan rumah
9. Bantulah ayah menyelesaikan pekerjaan dan penuhilah
permintaannya
10. Bacalah buku-buku yang bermanfaat paling tidak dua jam
11. Ikutilah terus perkembangan berita umat Islam
12. Ajarkan sesuatu yang bermanfaat pada orang lain termasuk adik yang
masih kecil sekalipun
13. Tontonlah acara-acara televisi yang bermanfaat
14. Berkhalwat (menyendiri) dan berpikirlah tentang ciptaan Tuhan.
Biarkan akalmu terbang lepas memikirkan ayat-ayat Allah di
bentangan semesta. Biarkan pula hatimu menikmati bertambahnya
keimanan.
57.
15. Duduklah sejenak bersama keluarga, ikutlah berbahagia bersama
mereka, juga ikutlah mencari jalan keluar berbagai masalah yang
sedang mereka hadapi.
Jika semua sudah dilakukan, masihkan ada waktu untuk bersedih,
murung, bosan, putus asa, dan cemas?
Maka marilah berbuat, saudaraku. Dengan melakukan sesuatu kita
akan merasa bahagia, kendati masih ada orang yang menganggap hanya
tidurlah yang bisa membahagiakan.
Alangkah indahnya perkataan Al Qaradhawi.
Mereka bilang dalam diam ada bahagia
Dalam stagnan, dalam kebekuan
Dalam hidup di antara keluarga
Tidak seperti kehidupan tamu dan buronan
Dalam perjalanan di belakang rombongan
Dalam ketenangan dan dalam langkah lamban

Kukatakan hidup adalah gerak


Bukan diam dan bukan pula tak beraktivitas
Itulah jihad
Adakah berjihad orang yang berpangku tangan?
Itulah bersenang-senang dengan kesusahan
Bukan bersenang-senang dengan tidur
Itulah hidup sebagai khalifah di bumi
Begitulah seharusnya engkau.

58.
59.
MATERI 8 : ZIKIR DAN DOA MAMPU MENGHALAU STRESS
Tema : Materi Kesehatan
Tujuan :
1. Siswa memahami dampak stress bagi kesehatan tubuh
2. Siswa memahami bahwa zikir dan doa mampu menjadi obat di saat
stress hadir
3. Siswa termotivasi untuk meningkatkan zikir dan doa

Peta Konsep

60.
Zikir dan Doa Mampu Menghalau Stress
Dikutip dari : Ayat-ayat Sehat, Yuga Pramita, Pro-U Media : 2013
Dalam mengarungi kehidupan acap kali kita berternu dengan rupa-rupa
persoalan. Adakalanya, lantaran bobotnya kecil, persoalan-persoalan
tersebut dapat diselesaikan dengan cepat. Meski demikian, tak dipungkiri
ada pula yang sebaliknya, membuat orang merasa kewalahan,
memunculkan stres berkepanjangan.
Stres itu umumnya destruktif. Selain dapat meningkatkan kadar hormon
stres, kortisol yang bisa membuat masalah di pre frontal cortex-bagian dari
otak yang proses analisis kognitif dan pemikiran abstraknya berlangsung-
hingga kerja memori menjadi terganggu, situasi ini juga dapat memicu
pembentukan molekul “liar”, radikal bebas.
Banyaknya radikal bebas selanjutnya akan berdampak pada melemahnya
sisteln pertahanan tubuh, memancing munculnya beragam penyakit, tidak
hanya yang ringan tapi juga berat. Mungkin kenyataan ini bisa
menjelaskan, mengapa serangan jantung kadang terjadi pada orang yang
belum pernah mengalami gejala penyakit jantung dan tidak mempunyai
faktor-faktor risiko ko' toner utama, seperti merokok, kadar kolesterol
tinggi, hipertensi, atau kegemukan, tetapi kerap stres.
Efek lainnya, khususnya bagi kaum pria, stres merupakan penyebab
psikologis yang sering menimbulkan keadaan disfungsi seksual,
khususnya disfungsi ereksi. Disfungi ereksi dapat diarf tikan
ketidakmampuan pria untuk berereksi sehingga kepuasan seksual sulit
dicapai.
Sementara pada ibu hamil, “kondisi menyebalkan” ini bisa menaikkan
risiko melahirkan bayi autis. Simpulan tersebut didapat setelah para ahli
dari Ohio State University menganalisis hasil survei yang dilakukan pada
188 orangtua yang anaknya autis, 92 orangtua dari anak penderita
Sindrom Down, dan 122 orangtua yang melahirkan anak sehat.

61.
Jurus “Cespleng”
Agar dampak buruk yang diakibatkannya bisa dihindari, salah satu solusi
yang ditawarkan Islam, yakni dengan rajin berzikir yang bermakna
mengingat akan ke-Mahabesar-an Sang Penguasa Jagat dan berdoa-pada
hakikatnya ritual ini merupakan zikir jugayang memiliki arti permohonan
seorang hamba kepada Khaliknya. Masyarakat Barat pun berhasil
membuktikannya.
Menurut Shane Sharp, pakar dari University of Wisconsim Madison,
berdoa akan membantu memahami proses batin yang kemudian dapat
menenangkan dan memperkuat diri.
Studi epidemiologi yang dilakukan Lindenthal pada tahun 1970 dan Star
pada tahun 1971, sebagaimana diungkap Guru Besar Tetap FK-Ul, Prof. Dr.
dr. H. Dadang Hawari, bisa dijadikan salah satu buktinya. Disebutkan
olehnya bahwa penduduk yang religius, rajin beribadah, rajin berzikir, dan
senantiasa berdoa, risiko mengalami stres, cemas, dan depresi jauh lebih
kecil dari. pada mereka yang tidak religius dalam kehidupan sehari-hari.
Demikian halnya dengan hasil serangkaian studi yang dilakukan para
pakar dari Ohio University, Amerika Serikat. Mereka mendapati bahwa
upaya ini terbukti efektif meredakan kemarahan, sekaligus membebaskan
orang dari beragam akibat buruk yang bakal ditimbulkannya.
Masalahnya, seringkali kita merasa zikir dan doa yang kita panjatkan
seolah hanya melayang di awang-awang dan tak berbalas hingga sering
membuat jenuh, capek, dan putus asa. Dari sekian banyak penyebab,
boleh jadi itu tetjadi lantaran kekurangoptimisan kita akan terkabulnya
doa tersebut.
Rasul yang mulia menasihati, “Jika kamu berdoa kepada Allah 'Azza wa
Jalla, wahai manusia mohonlah ke hadirat-NYa dengan penuh keyakinan bahwa
doamu akan dikabulkan, karena Allah tidak akan mengabulkan doa dari hati
yang lalai.” (HJ. Ahmad).

62.
Ya, andai dilakukan dengan kesungguhan hati, kegigihan dalam
berusaha, disertai keyakinan akan keterwujudannya, dan senantiasa
menggelorakan rasa optimis efek dari ibadah zikir dan doa tersebut
ternyata tak bisa dipandang sebelah mata.

63.
64.
65.
MATERI 9 : CINTA AL QUR’AN
Tema : Materi Keislaman
Tujuan :
1. Siswa memahami definisi Al-Qur'an dan dapat menunjukkan
keutamaan-keutamaannya berdasarkan definisi tersebut.
2. Siswa termotivasi untuk senantiasa membaca Al-Qur'an dalam rangka
beribadah kepada Allah

Peta Konsep

66.
Kaum Kafir Quraisy pun Bingung untuk Menolak Kebenaran Al Qur’an
Salim A Fillah, dalam bukunya Saksikan bahwa Aku Seorang Muslim,
menceritakan secara gamblang kebingungan kaum kafir Quraisy untuk
menjelek-jelekkan Rasulullah saw, sang penyeru Al Qur’an. Ditambah lagi,
makin buruknya dan tidak masuk akalnya opini-opini orang-orang kafir
setelahnya dalam mendefinisikan Al Qur’an.
Hari itu, sejumlah pemuka Quraisy berkumpul di Daarun Nadwah. Al Walid
ibn Al Mughirah yang dituakan membuka pembicaraan dengan nada meninggi.
“Ayyuhal Quraisy!”, katanya, “Sesungguhnya pekan raya ini telah tiba. Utusan-
utusan bangsa Arab akan datang kepada kalian, dan mereka telah mendengan
tentang urusan kawan kalian itu – Muhammad. Karena itu, satukanlah
pendapat kalian! Jangan sampai kalian berbeda pendapat lantas sebagian
mendustakan sebagian yang lain, yang satu menyangkal yang lain!”
Setelah hiruk pikuk sejenak, seseorang bicara, “Lantas, bagaimana
pendapatmu sendiri wahai ayah ‘Abdu Syams? Katakanlah satu pendapat untuk
kami, sehingga kami akan satu suara mengikutinya.” Sambil melangkah pendek
dan mengibaskan jubahnya dengan elegan, Al Walid menjawab, “Tidak! Tidak...
Kalian saja yang berpendapat, aku akan mendengarkan!”
“Kita katakan saja bahwa dia itu tukang tenung!”
“Tidak, demi Allah!”, kata Al Walid, “Dia bukan tukang tenung! Kita sudah
mengenal tukang-tukang tenung, tetapi apa yang dikatakan Muhammad
bukanlah suara tukang tenung, dan bukan pula mantranya!”
“Kalau begitu, katakan saja bahwa Muhammad telah gila!”
“Tidak, demi Allah! Dia tidak gila! Kita sudah tahu bagaimana pertingkah
orang gila, dan betapa Muhammad yang kita kenal tidak seperti itu! Dia tidak
dicekik syaithan, tidak dikacaukan, dan tidak dibisikinya!”
Katakan saja bahwa dia penyair!”
“Hmm, dia bukan penyair. Kita sudah mengenal syair, baik rajaz maupun
hajaz-nya, bacaannya, yang dipanjangkan maupun dipendekkan. Karena itu,

67.
apa yang dikatakannya bukanlah syair!”
“Katakan saja bahwa dia adalah tukang sihir!”
“Tidak.. Tidak.. Dia bukan tukang sihir. Kita sudah mengetahui tukang sihir
dan sihir-sihir mereka. Apa yang dikatakannya itu bukan tipuan dan buhulan
tukang sihir!”
Mereka, dalam kebingungannya berkata, “Kalau demikian, apa yang
seharusnya kita katakan tentang Muhammad, wahai ayah ‘Abdu Syams?”
“Demi Allah, sungguh kata-katanya manis, kuat batangnya, banyak dahan,
cabang, dan ranting-ranting, serta buahnya yang ranum. Tidak ada satu
kalimatpun yang kalian katakan tentang Al Qur’an, melainkan pasti akan
terlihat perkataan kalian itu bathil. Oleh itulah, tampaknya yang paling
mendekati adalah jika kita katakan bahwa dia mempelajari sihir yang
memisahkan seseorang dari ayahnya, saudaranya, istrinya, dan keluarganya,
hingga jadilah mereka tercerai berai!”
Begitulah kegemparan para pemuka Quraisy menyikapi Al Qur’an,
sebagaimana dibahas oleh Ibnu Ishaq. Saya teringiang-ngiang akan kekata Al
Walid ibn Al Mughirah, “Tidak ada satu kalimatpun yang kalian katakan
tentang Al Qur’an, melainkan pasti akan terlihat perkataan kalian itu bathil.”
Yah, saya terngiang-ngiang kalimat itu saat membaca bahwa Nashr Hamid
Abu Zayd menyebut Al Qur’an sebagai produk budaya (Muntaj Ats Tsaqafi), dan
rasanya ingin tertawa. Tergelak-gelak. Sungguh para musyrikin Quraisy itu jauh
lebih cerdas daripada Abu Zayd ketika dengan empirik mengatakan tentang Al
Qur’an, “Memisahkan seseorang dari ayahnya, saudaranya, istrinya, dan
keluarganya, hingga jadilah mereka tercerai berai!” kalimat ini jauh lebih cerdas
jika akan digunakan untuk menentang kebenaran wahyu. Dan itu pun gagal!
Produk budaya seperti kata Abu Zayd. Atau puncak kesusastraan Arab
seperti kata Arkoun. Atau membaginya buta menjadi yang universal dan
kasuistik untuk menolak syari’ah seperti Fazlur Rahman dan Ashghar Ali
Engineer. Atau sebutlah rekayasa politik Utsman ibn Affan seperti diyakini
beberapa orientalis termasuk yang berwajah oriental. Ha ha... Katakanlah itu

68.
pada Abu Walid ibn Al Mughirah maka sebelum selesai kalimatnya, ia pasti
sudah berkata membawa-bawa nama Tuhan yang tak disembahnya, “Tidak,
demi Allah... Bukan!”7
Cukuplah menjadi bukti keindahan bahasa Al-Qur'an, manakala
diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dari Imam Zuhri (Abu Syahbah, 1996; I/312):
Bahwa suatu ketika, Abu Jahal, Abu Lahab dan Akhnas bin Syariq,
yang secara sembunyi-sembunyi mendatangi rumah Rasulullah saw pada
malam hari untuk mendengarkan lantunan ayat-ayat Al-Qur'an yang
dibaca oleh Rasulullah saw dalam shalatnya. Mereka bertiga memiliki
posisi yang tersendiri, yang tidak diketahui oleh yang lainnya. Hingga
ketika Rasulullah saw usai melaksanakan shalat, mereka bertiga
memergoki satu sama lainnya di jalan. Mereka bertiga saling mencela, dan
membuat kesepakatan untuk tidak kembali mendatangi rumah Rasulullah
saw. Namun pada malam berikutnya, ternyata mereka bertiga tidak kuasa
menahan gejolak jiwanya untuk mendengarkan lantunan ayat-ayat
tersebut. Mereka bertiga mengira bahwa yang lainnya tidak akan datang
ke rumah Rasulullah saw, dan mereka pun menempati posisi mereka
masing-masing. Ketika Rasulullah saw usai melaksanakan shalat, mereka
pun memergoki yang lainnya di jalan. Dan terjadilah saling celaan
sebagaimana yang kemarin mereka ucapkan. Kemudian pada malam
berikutnya, gejolak jiwa mereka benar-benar tidak dapat dibendung lagi
untuk mendengarkan Al-Qur'an, dan merekapun menempati posisi
sebagaimana hari sebelumnya. Dana manakala Rasulullah saw usai
melaksanakan shalat, mereka bertiga kembali memergoki yang lainnya.
Akhirnya mereka bertiga membuat mu'ahadah (perjanjian) untuk sama-
sama tidak kembali ke rumah Rasulullah saw guna mendengarkan Al-
Qur'an.
Masing-masing mereka mengakui keindahan Al-Qur'an, namun hawa
nafsu mereka memungkiri kenabian Muhammad saw Selain contoh di atas
terdapat juga ayat yang mengungkapkan keindahan Al-Qur'an. Allah

7 Salim A Fillah, Saksikan bahwa Aku Seorang Muslim, hal 121-123

69.
mengatakan,
“Kalau sekiranya Kami menurunkan Al Qur'an ini kepada sebuah gunung,
pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada
Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya
mereka berfikir.” (Al-Hasyr: 21)
Arti Al Qur’an
Dari segi bahasa, Al-Qur'an berasal dari qara'a, yang berarti
menghimpun dan menyatukan. Sedangkan Qira'ah berarti menghimpun
huruf-huruf dan kata-kata yang satu dengan yang lainnya dengan susunan
yang rapih. (Al-Qattan, 1995 : 20) Mengenai hal ini, Allah berfirman,
"Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu)
dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai
membacakannya maka ikutilah bacaannya itu." (Qs. Al-Qiyamah: 17-18).
Al-Qur'an juga dapat berarti bacaan, sebagai masdar dari kata qara'a.
Dalam arti seperti ini, Allah SWT mengatakan,
"Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab,
untuk kaum yang mengetahui." (QS. Fushshilat (41): 3)
Adapun dari segi istilahnya, Al-Qur'an adalah Kalamullah yang
merupakan mu'jizat yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw,
yang disampaikan kepada kita secara mutawatir dan dijadikan
membacanya sebagai ibadah.
Rangkuman dari pengertian Al Qur’an dijelaskan sebagai berikut.
1. Kalamullah (Firman Allah)
Bahwa Al-Qur'an merupakan firman Allah yang Allah ucapkan kepada
Rasulullah saw. melalui perantaraan malaikat Jibril. Firman Allah
merupakan kalam (perkataan), yang tentu saja tetap berbeda dengan
kalam manusia, kalam hewan ataupun kalam para malaikat. Allah
berfirman,

70.
“Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).”
(QS. An Najm (53) : 4)
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya
Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al Hijr (15): 9)
2. Mukjizat.
Kemukjizatan Al-Qur'an merupakan suatu hal yang sudah terbukti dari
semejak zaman Rasulullah saw hingga zaman kita dan hingga akhir zaman
kelak. Berikut merupakan beberapa mukjizat Al Qur’an
a. Bahasa Al Qur’an
Dari segi susunan bahasanya, sejak dahulu hingga kini, Al-Qur'an
dijadikan rujukan oleh para pakar-pakar bahasa.
b. Kandungan Al Qur’an
Dari segi isi kandungannya, Al-Qur'an juga sudah menunjukkan
mukjizat, mencakup bidang ilmu alam, matematika, astronomi bahkan
juga ‘prediksi' (sebagaimana yang terdapat dalam surat Al-Rum mengenai
bangsa Romawi yang mendapatkan kemenangan setelah kekalahan), dsb.
Harun Yahya dalam Manusia dan Alam Semesta memberikan contoh
mukjizat Al Qur’an dalam ilmu pengetahuan salah satunya tentang Orbit
dan Alam Semesta yang Berotasi.
Salah satu sebab utama yang menghasilkan keseimbangan di alam
semesta, tidak diragukan lagi, adalah beredarnya benda-benda angkasa
sesuai dengan orbit atau lintasan tertentu. Walaupun baru diketahui akhir-
akhir ini, orbit ini telah ada di dalam Al Quran:
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan.
Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (QS. Al
Anbiyaa’ (21) : 33)
Bintang, planet, dan bulan berputar pada sumbunya dan dalam
sistemnya, dan alam semesta yang lebih besar bekerja secara teratur

71.
seperti pada roda gigi suatu mesin. Tata surya dan galaksi kita juga
bergerak mengitari pusatnya masing-masing. Setiap tahun bumi dan tata
surya bergerak 500 juta kilometer menjauhi posisi sebelumnya. Setelah
dihitung, diketahui bahwa bila suatu benda langit menyimpang sedikit saja
dari orbitnya, hal ini akan menyebabkan hancurnya sistem tersebut.
Misalnya, marilah kita lihat apa yang akan terjadi bila orbit bumi
menyimpang 3 mm lebih besar atau lebih kecil dari yang seharusnya.
Selagi berotasi mengitari matahari, bumi mengikuti orbit yang berdeviasi
sebesar 2,8 mm dari lintasannya yang benar setiap 29 km. Orbit yang
diikuti bumi tidak pernah berubah karena penyimpangan sebesar 3 mm
akan menyebabkan kehancuran yang hebat. Andaikan penyimpangan orbit
adalah 2,5 mm, dan bukan 2,8 mm, orbit bumi akan menjadi sangat luas
dan kita semua akan membeku. Andaikan penyimpangan orbit adalah 3,1
mm, kita akan hangus dan mati. (Bilim ve Teknik, Juli 1983)
c. Tantangan Al Qur’an
Salah satu bukti bahwa Al-Qur'an itu merupakan mukjizat adalah
bahwa Al-Qur'an sejak diturunkan senantiasa memberikan tantangan
kepada umat manusia untuk membuat semisal ‘Al-Qur'an tandingan', jika
mereka memiliki keraguan bahwa Al-Qur'an merupakan kalamullah. Allah
SWT berfirman,
“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur'an yang Kami
wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang
semisal Al Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu
orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuat (nya) dan pasti
kamu tidak akan dapat membuat (nya), peliharalah dirimu dari neraka yang
bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir."
(QS. Al-Baqarah (2) : 23 - 24)
Bahkan dalam ayat lainnya, Allah menantang mereka-mereka yang
ingkar terhadap Al-Qur'an untuk membuat semisal Al-Qur'an, meskipun
mereka mengumpulkan seluruh umat manusia dan seluruh bangsa jin
sekaligus.

72.
"Katakanlah, ‘Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk
membuat yang serupa Al Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat
yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi
sebagian yang lain." (QS. Al-Isra’ (17): 88)
3. Diturunkan ke dalam hati Nabi Muhammad saw.
Keberadaannya sebagai wahyu yang diturunkan ke hati memberikan
pengertian bahwa ia bukan sekedar dibaca atau dihafal dengan lisan. Al
Qur’an akan efektif memberi manfaat kalau interaksi dengannya
merupakan interaksi qalbiyah (hati). Interaksi inilah yang akan
menggerakkan hingga menciptakan perubahan.
"Dan sesungguhnya Al-Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan
semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu
(Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang
memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas." (QS. As-Syu’ara’ (26):
192 - 195)
4. Diriwayatkan secara mutawatir (diriwayatkan oleh orang banyak).
Mutawatir adalah riwayat yang disampaikan oleh tiga orang atau lebih
yang memiliki kuaditlifikasi terbaik sebagai orang-orang yang adil
(kredibilitas moral), sempurna hafalannya (kapabilitas), dan tidak mungkin
sepakat berbohong.
Setelah Rasulullah saw. mendapatkan wahyu dari Allah SWT, beliau
langsung menyampaikan wahyu tersebut kepada para sahabatnya.
Diantara mereka terdapat beberapa orang sahabat yang secara khusus
mendapatkan tugas dari Rasulullah saw. untuk menuliskan wahyu.
Terkadang Al-Qur'an ditulis di pelepah korma, di tulang-tulang, kulit
hewan, dan sebagainya. Diantara yang terkenal sebagai penulis Al-Qur'an
adalah: Ali bin Abi Thalib, Mu'awiyah, Ubai ibn Ka'b dan Zaid bin Tsabit.
Demikianlah, para sahabat yang lain pun banyak yang menulis Al-Qur'an
meskipun tidak mendapatkan instruksi secara langsung dari Rasulullah
saw. Namun pada masa Rasulullah saw. ini, Al-Qur'an belum terkumpulkan

73.
dalam satu mushaf sebagaimana yang ada pada saat ini.
Pengumpulan Al-Qur'an pertama kali dilakukan pada masa Khalifah Abu
Bakar Al-Shidiq, atas usulan Umar bin Khatab yang khawatir akan
hilangnya Al-Qur'an, karena banyak para sahabat dan qari' yang gugur
dalam peperangan Yamamah. Tercatat dalam peperangan ini, terdapat
tiga puluh sahabat yang syahid. Mulanya Abu Bakar menolak, namun
setelah mendapat penjelasan dari Umar, beliaupun mau melaksanakannya.
Mereka berdua menunjuk Zaid bin Tsabit, karena Zaid merupakan orang
terakhir kali membacakan Al-Qur'an di hadapan Rasulullah saw. sebelum
beliau wafat. Pada mulanya pun Zaid menolak, namun setelah
mendapatkan penjelasan dari Abu Bakar dan Umar, Allah pun
membukakan pintu hatinya. Setelah ditulis, Mushaf ini dipegang oleh Abu
Bakar, kemudian pindah ke Umar, lalu pindah lagi ke tangan Hafshah binti
Umar. Kemudian pada masa Utsman bin Affan ra, beliau memintanya dari
tangan Hafsah. (Al-Qatthan, 1995 : 125 - 126).
Kemudian pada Utsman bin Affan, para sahabat banyak yang berselisih
pendapat mengenai bacaan (baca; qiraat) dalam Al-Qur'an. Apalagi pada
masa beliau kekuasan kaum muslimin telah menyebar sedemikian luasnya.
Sementara para sahabat terpencar-pencar di berbagai daerah, yang
masing-masing memiliki bacaan/ qiraat yang berbeda dengan qiraat
sahabat lainnya. (Qiraat sab'ah). Kondisi seperti ini membuat suasana
kehidupan kaum muslimin menjadi sarat dengan perselisihan, yang
dikhawatirkan mengarah pada perpecahan. Pada saat itulah, Hudzifah bin
al-Yaman melaporkan ke Utsman bin Affan, dan disepakati oleh para
sahabat untuk mrnyslin mushaf Abu Bakar dengan bacaan/ qiraat yang
tetap pada satu huruf. Utsman memerintahkan kepada (1) Zaid bin Tsabit,
(2) Abdullah bin Zubair, (3) Sa'd bin ‘Ash, (4) Abdul Rahman bin Harits bin
Hisyam untuk menyalin dan memperbanyak mushaf. Dan jika terjadi
perbedaan diantara mereka, maka hendaknya Al-Qur'an ditulis dengan
logat Quraisy. Karena dengan logat Quraisylah Al-Qur'an diturunkan.
Setelah usai penulisan Al-Qur'an dalam beberapa mushaf, Utsman
mengirimkan ke setiap daerah satu mushaf, serta beliau memerintahkan

74.
untuk membakar mushaf atau lembaran yang lain. Sedangkan satu
mushaf tetap di simpan di Madinah, yang akhirnya dikenal dengan
sebutan mushaf imam. Kemudian mushaf asli yang dipinta dari Hafsah,
dikembalikan pada beliau. Sehingga jadilah Al-Qur'an dituliskan pada masa
Utsman dengan satu huruf, yang sampai pada tangan kita. (Al-Qatthan,
1995 : 128 - 131)
5. Membacanya sebagai ibadah.
Dalam setiap huruf Al-Qur'an yang kita baca, memiliki nilai ibadah yang
tiada terhingga besarnya. Dan inilah keistimewaan Al-Qur'an, yang tidak
dimiliki oleh apapun yang ada di muka bumi ini. Allah berfirman,
"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan
mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami
anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka
itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. Agar Allah
menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada
mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Mensyukuri." (QS. Fathir (35) : 29 - 30)
Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw. juga pernah mengatakan,
“Barang siapa yang membaca satu huruf dari kitabullah (Al-Qur'an), maka
ia akan mendapatkan satu kebaikan. Dan satu kebaikan itu dengan sepuluh kali
lipatnya. Aku tidak mengatakan bahwa Alif Lam Mim sebagai satu haruf.
Namun Alif merupakan satu huruf, Lam satu huruf dan Mim juga satu huruf."
(HR. Tirmidzi)
Konsekuensi Iman Kepada Al Qur’an
Iman kepada Al Qur’an menuntut beberapa hal yang harus dipenuhi orang
yang telah menyatakan beriman kepadanya. Keimanan itu tidak sempurna
apabila belum memenuhi tuntutan tersebut. Diantaranya adalah :
1. Akrab dengannya
Seseorang dikatakan akrab dengan Al Qur’an apabila ia melakukan

75.
interaksi yang intens dengannya. Hal itu dilakukan dengan cara
mempelajari dan mengajarkan kepada orang lain. Apa yang perlu
dipelajari dan diajarkan ke orang lain meliputi :
a. Membacanya
Membaca Al Qur’an yang baik sesuai dengan makhraj-tajwidnya
merupakan indikasi keimanan seseorang. Untuk itu seorang mukmin
harus mempelajari dan mengajarkannya kepada orang lain dengan baik.
“Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka
membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya.
Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang
yang rugi.” (QS. Al Baqarah (2) : 121)
b. Memahaminya
Hal ini dilakukan dengan mempelajari dan mengajarkan maknanya
secara baik, karena sebagian ayat-ayatnya harus dipahami secara
kontekstual. Pemahaman kontekstual harus didasarkan apa yang
dipahami para salafurshalih (orang shalih terdahulu) melalui riwayat-
riwayat yang shahih. Pemahaman kontekstual dapat juga dengan
penalaran akal, asal tidak menyimpang dari riwayat, karena Nabi saw dan
para sahabat tentu lebih memahaminya.
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan
berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat
pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” (QS. Shaad (38): 29)

c. Melaksanakannya
Apa yang telah dipahami hendaknya diterapkan dalam kehidupan dan
mengajak orang lain melakukan hal yang serupa.
“Dan Al Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar
kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami
menurunkannya bagian demi bagian.” (QS. Al Israa’ (17): 106)
76.
d. Menghafal dan memeliharanya
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Al Qur’an Al Karim ini membutuhkan
penjagaan (muraja’ah) dan banyak membaca, karena Al Qur’an itu lebih cepat
terlepas melebihi unta dari ikatannya.” (HR Al Bukhari)
2. Mentarbiyah diri dengan Al Qur’an
Yaitu berusaha mendidik diri supaya sifat-sifat dan karakter sesuai
dengan Al Qur’an sehingga men-shibghah (mencelupkan diri) secara utuh
dengan Al Qur’an.
“Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al
Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah
kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." Akan tetapi
(dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu
selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.” (QS.
Ali Imran (3): 79)
3. Menerima dan tunduk kepada hukum-hukumnya
Tunduk dengan cara mematuhi hukum-hukum yang ada di dalam Al
Qur’an dengan lapang dada sebagai bukti ketundukkannya kepada Allah.
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi
perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu
ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.
Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah
sesat, sesat yang nyata.” (QS. Al Ahzab (33) : 36)
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga
mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan,
kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap
putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS.
An Nisa (4): 65)
4. Menyeru orang kepadanya
Yaitu mengajak orang lain untuk mengikuti segala petunjuk Al Qur’an
77.
dengan cinta, kepedulian, dan rasa tanggungjawab sesama muslim.
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-
Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
(QS. An Nahl (16) : 125)
5. Menegakkannya di muka bumi
Yaitu menegakkan Al Qur’an dalam dirinya sebagai individu, dalam
kehidupan sosial politik, dan kehidupan sehari-hari.
“Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah
diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu
dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu:
Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat
berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya.
Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi
petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).” (QS. Asy
Syuraa (42): 13)

78.
79.
MATERI 10 : BERHIAS ALA MUSLIMAH
Tema : Materi Kemuslimahan
Tujuan :
1. Siswa memahami hukum berhias dalam Islam
2. Siswa memahami makna tabarruj dan hukumnya dalam Islam
3. Siswa termotivasi untuk berhias sesuai dengan hukum Islam dan
menjauhi tabarruj

Peta Konsep

80.
Berhias Ala Muslimah
Dikutip dari : https://muslimah.or.id/3779-boleh-berhias-tapi-etika-berhias-
wanita-muslimah.html
Berhias, satu kata ini biasanya amatlah identik dengan wanita.
Bagaimana tidak, wanita identik dengan kata cantik. Guna mendapatkan
predikat cantik inilah, seorang wanita pun berhias. Namun tahukah
engkau wahai saudariku muslimah, bahwa Islam telah mengajarkan pada
kita bagaimana cara berhias yang syar’i bagi seorang wanita? Sungguh
Islam adalah agama yang sempurna. Islam tidak sepenuhnya melarang
seorang wanita ‘tuk berhias, justru ia mengajarkan cara berhias yang baik
tanpa harus merugikan, apalagi merendahkan martabat wanita itu sendiri.
Saudariku muslimah yang dirahmati Allah, sesungguhnya Allah ta‘ala
berfirman :
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah setiap (memasuki) masjid.
Makan dan minumlah, tapi janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan” (QS. Al-A‘raaf, 7: 31).
Dari ayat di atas, tampaklah bahwa kebolehan untuk berhias ada pada
laki-laki dan wanita. Namun ketahuilah saudariku, ada sisi perbedaan pada
hukum sesuatu yang digunakan untuk berhias dan keadaan berhias antara
kedua kaum tersebut. Dalam bahasan ini, kita hanya mendiskusikan
tentang kaidah berhias bagi wanita.
Larangan Tabarruj
Adapun kaidah pertama yang harus diperhatikan bagi wanita yang
hendak berhias adalah hendaknya ia menghindari perbuatan tabarruj.
Tabarruj secara bahasa diambil dari kata al-burj (bintang, sesuatu yang
terang, dan tampak). Di antara maknanya adalah berlebihan dalam
menampakkan perhiasan dan kecantikan, seperti: kepala, wajah, leher,
dada, lengan, betis, dan anggota tubuh lainnya, atau menampakkan
perhiasan tambahan. Imam asy-Syaukani berkata, “At-Tabarruj adalah
dengan seorang wanita menampakkan sebagian dari perhiasan dan

81.
kecantikannya yang (seharusnya) wajib untuk ditutupinya, yang mana dapat
memancing syahwat (hasrat) laki-laki” (Fathul Qadiir karya asy- Syaukani).
Allah ta‘ala berfirman (yang artinya), “Dan hendaklah kamu tetap di
rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang
jahiliyah yang dahulu …” (QS. Al-Ahzaab, 33: 33).
Syaikh ‘Abdur Rahman as-Sa‘di ketika menafsirkan ayat di atas, beliau
berkata, “Arti ayat ini: janganlah kalian (wahai para wanita) sering keluar
rumah dengan berhias atau memakai wewangian, sebagaimana kebiasaan
wanita-wanita jahiliyah yang dahulu, mereka tidak memiliki pengetahuan
(agama) dan iman. Semua ini dalam rangka mencegah keburukan (bagi kaum
wanita) dan sebab-sebabnya” (Taisiirul Kariimir Rahmaan karya Syaikh
‘Abdur Rahman as-Sa‘di).
Memperhatikan Masalah Aurat
Kaidah kedua yang hendaknya engkau perhatikan wahai saudariku,
seorang wanita yang berhias hendaknya ia paham mana anggota
tubuhnya yang termasuk aurat dan mana yang bukan. Aurat sendiri adalah
celah dan cela pada sesuatu, atau setiap hal yang butuh ditutup, atau
setiap apa yang dirasa memalukan apabila nampak, atau apa yang ditutupi
oleh manusia karena malu, atau ia juga berarti kemaluan itu sendiri (al-
Mu‘jamul Wasith).
Lalu, mana saja anggota tubuh wanita yang termasuk aurat? Pada
asalnya secara umum wanita itu adalah aurat, sebagaimana disebutkan
dalam sebuah hadits yang artinya,
“Wanita itu aurat, apabila ia keluar (dari rumahnya) setan senantiasa
mengintainya” (HR Tirmidzi, dinilai shahih oleh al-Albani).
Namun terdapat perincian terkait aurat wanita ketika ia di hadapan laki-
laki yang bukan mahramnya, di hadapan wanita lain, atau di hadapan
mahramnya.

82.
Adapun aurat wanita di hadapan laki-laki yang bukan mahram adalah
seluruh tubuhnya. Hal ini sudah merupakan ijma’ (kesepakatan) para
ulama. Hanya saja terdapat perbedaan pendapat diantara ulama terkait
apakah wajah dan kedua telapak tangan termasuk aurat jika di hadapan
laki-laki non mahram.
Sedangkan aurat wanita di hadapan wanita lain adalah anggota-anggota
tubuh yang biasa diberi perhiasan. Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam
pernah bersabda, “Tidak boleh seorang pria melihat aurat pria lainnya, dan
tidak boleh seorang wanita melihat aurat wanita lainnya” (Hadits shahih
Riwayat Muslim, dari Abu Sa‘id al-Khudriy radhiyallaahu ‘anhu).
Syaikh al-Albani mengatakan, “Sedangkan perempuan muslimah di hadapan
sesama perempuan muslimah maka perempuan adalah aurat kecuali bagian
tubuhnya yang biasa diberi perhiasan. Yaitu kepala, telinga, leher, bagian atas
dada yang biasa diberi kalung, hasta dengan sedikit lengan atas yang biasa
diberi hiasan lengan, telapak kaki, dan bagian bawah betis yang biasa diberi
gelang kaki. Sedangkan bagian tubuh yang lain adalah aurat, tidak boleh bagi
seorang muslimah demikian pula mahram dari seorang perempuan untuk
melihat bagian-bagian tubuh di atas dan tidak boleh bagi perempuan tersebut
untuk menampakkannya.”
Adapun tentang batasan aurat seorang wanita di hadapan mahramnya,
secara garis besar ada dua pendapat ulama yang masyhur (populer)
tentang batasan ini.
Pertama, pendapat yang mengatakan bahwa aurat wanita di hadapan
laki-laki mahramnya adalah antara pusar hingga lutut. Sedangkan
pendapat kedua mengatakan, bahwa aurat wanita di hadapan laki-laki
mahramnya adalah sama dengan aurat wanita di hadapan wanita lain,
yakni semua bagian tubuh kecuali yang biasa diberi perhiasan.
Penulis mencukupkan diri dengan pendapat yang lebih rajih (kuat) dari
Syaikh al-Albani bahwa aurat wanita di hadapan laki-laki mahramnya
adalah sama sebagaimana aurat wanita di hadapan wanita lain, yakni
seluruh tubuhnya kecuali bagian-bagian yang biasa diberi perhiasan.

83.
Dalilnya adalah firman Allah ta‘ala yang artinya, “Katakanlah kepada
wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya dan
menjaga kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya
kecuali yang biasa nampak padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain
kudung ke dadanya, dan janganlah mereka menampakka perhiasannya, kecuali
kepada suami mereka atau ayah mereka atau ayah suami mereka atau putra-
putra mereka atau putra-putra suami mereka atau saudara-saudara lelaki
mereka atau putra-putra saudara perempuan mereka,atau wanita-wanita
mereka, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki
yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang
belum mengerti tentang aurat wanita.’” (QS. An-Nuur, 24: 31).
Allahu a‘lam.
Adapun untuk aurat wanita (istri) di hadapan suaminya, maka ulama
sepakat bahwa tidak ada aurat antara seorang istri dan suami. Dalilnya
adalah firman Allah ta‘ala
“Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri
mereka atau budak-budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka
dalam hal ini tidak tercela.” (QS. Al-Ma‘aarij, 70: 29-30)
Ayat tersebut menunjukkan bahwa seorang suami dihalalkan untuk
melakukan sesuatu yang lebih dari sekedar memandangi perhiasan
istrinya, yaitu menyentuh dan mendatangi istrinya. Jika seorang suami
dihalalkan untuk menikmati perhiasan dan keindahan istrinya, maka
apalagi hanya sekedar melihat dan menyentuh tubuh istrinya.
Memperhatikan Cara Berhias yang Dilarang
Maka jika sudah tak ada lagi aurat antara suami dan istri, hendaknya
seorang wanita (istri) berhias semenarik mungkin di hadapan suaminya.
Seorang istri hendaknya berhias untuk suaminya dalam batasan-batasan
yang disyari‘atkan. Karena setiap kali si istri berhias untuk tampil indah di
hadapan suaminya, jelas hal itu akan lebih mengundang kecintaan

84.
suaminya kepadanya dan akan lebih merekatkan hubungan antara
keduanya.
Hal ini termasuk diantara tujuan syari‘at. Bukankah salah satu ciri istri
yang baik adalah yang menyenangkan ketika dipandang, wahai saudariku?
Adapun bentuk-bentuk berhiasnya bisa dengan bermacam-macam. Mulai
dari menjaga kebersihan badan, menyisir rambut, mengenakan
wewangian, mengenakan baju yang menarik, mencukur bulu kemaluan,
dll.
Namun yang hendaknya dicamkan seorang istri adalah hendaknya ia
berhias dengan sesuatu yang hukumnya mubah (bukan dari bahan yang
haram) dan tidak memudharatkan. Tidak diperbolehkan pula untuk berhias
dengan cara yang dilarang oleh Islam, yaitu:
1. Menyambung rambut (al-washl)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah melaknat penyambung
rambut dan orang yang minta disambung rambutnya.” (Riwayat Bukhari dan
Muslim)
2. Menato tubuh (al-wasim), mencukur alis (an-namsh), dan mengikir
gigi (at-taflij)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah melaknat orang
yang menato dan wanita yang minta ditato, wanita yang menyambung
rambutnya (dengan rambut palsu), yang mencukur alis dan yang minta dicukur,
serta wanita yang meregangkan (mengikir) giginya untuk kecantikan, yang
merubah ciptaan Allah.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
3. Mengenakan wewangian bukan untuk suaminya (ketika keluar
rumah)
Baginda nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap wanita yang
menggunakan wewangian, kemudian ia keluar dan melewati sekelompok
manusia agar mereka dapat mencium bau harumnya, maka ia adalah seorang

85.
pezina, dan setiap mata itu adalah pezina.” (Riwayat Ahmad, an-Nasa’i, dan
al-Hakim dari jalan Abu Musa al-Asy‘ari radhiyallahu ‘anhu)
4. Memanjangkan kuku
Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Yang termasuk fitrah
manusia itu ada lima (yaitu): khitan, mencukur bulu kemaluan, mencukur kumis,
memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
5. Berhias menyerupai kaum lelaki
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang
menyerupakan diri seperti wanita dan melaknat wanita yang menyerupakan diri
seperti laki-laki.” (Riwayat Bukhari). Hadits ini dinilai shahih oleh at-Tirmidzi.
Wahai Saudariku, sungguh Allah ta‘ala yang mensyari‘atkan hukum-
hukum dalam Islam lebih mengetahui segala sesuatu yang mendatangkan
kebaikan bagi para hamba-Nya dan Dia-lah yang mensyari‘atkan bagi
mereka hukum-hukum agama yang sangat sesuai dengan kondisi mereka
di setiap zaman dan tempat. Maka, sudah sepantasnya bagi kita wanita
muslimah untuk taat lagi tunduk kepada syari‘at Allah, termasuk di
dalamnya aturan untuk berhias.
Artikel Buletin Zuhairah
Penulis: Nurul Dwi Sabtia S.IP
Murajaah: Ustadz Adika Minaoki

Maraji’:
- Al-Albani, Syaikh Muhammad Nashiruddin. Adaab az-Zifaaf [Terj]. Media
Hidayah.
- Majmu‘ah Minal ‘Ulama. Fatwa-Fatwa Tentang Wanita. Darul Haq.
- Syabir, Dr. Muhammad Utsman. Fiqh Kecantikan. Pustaka at-Tibyan.

86.
- Razzaq, Abu Hafsh Usamah bin Kamal bin ‘Abdir. Panduan Lengkap Nikah
dari “A” Sampai “Z”. Pustaka Ibnu Katsir.
- Al-‘Utsaimin,Syaikh Muhammad. Shahih Fikih Wanita. Akbar Media

87.
MATERI 11 : AYO BANGUN
Tema : Materi Manajemen Diri
Tujuan :
1. Siswa memahami pentingnya mendisiplinkan diri dalam menjalankan
kewajiban sebagai muslim, yaitu sholat pada waktu dan
ketepatannya.
2. Siswa termotivasi untuk selalu menjalankan sholat wajib dan tepat
pada waktunya

Peta Konsep

88.
Ayo Bangun
Dikutip dari : Let’s Go! Muslim Muda Berani Beda, Fadlan Al Ikhwani, Book Magz
Pro-U Media : 2009
Dulu, sewaktu kecil kita masih ingat, ketika sholat belum tertib -Yang
udah gede belum tertib sholatnya kayaknya juga banyak deh! HAYOO
NGAKU? supaya bisa tertib sholatnya ternyata harus melalui paksaan.
Bapak atau ibu guru agama di sekolah bertanya, "kamu sholat apa tidak?”.
Guru ngaji di kampung pun bertanya Kalau tidak mengerjakan ada sanksi
serta konsekuensinya.
Nilai pelajaran agama akan anjlok bin jeblok alias nyungseb. Guru ngaji
akan memberikan hukuman. Menjadi cleaning service partime atau
mengisi bak kamar mandi. serta membersihkan WC. Kuacian deh tu.. He.
.he...
Namun, sekarang kenyataan sungguh berbeda. Yang sudah gede banyak
yang tidak sholat tapi tidak ada hukuman. Sewaktu masih duduk di
bangku SMP nyampe di Perguruan Tinggi sepertinya memang tidak ada
pertanyaan. kamu sholat apa tidak. Dan sanksi pun tidak diberikan bagi
yang meninggalkannya.
Padahal pertanyaan tersebut nanti dan insyaAllah pasti akan ditanyakan
ketika kita memasuki Universitas Masa Depan. Dan jangan khawatir
insyaAllah peserta ujian SPMB pasti akan diluluskan semua sehingga dapat
memasuki Universitas ini. Kemudian dua dosen akan bertanya tentang apa
saja yang kita lakukan sewaktu di dunia. Termasuk di dalamnya, sholat
yang kita lakukan. ltulah alam barzakh. Dua dosen tersebut adalah
malaikat Munkar dan Nakir. Dia akan berwajah garang. menakutkan dan
menyeramkan jikalau mendapati mahasiswanya yang rusak serta buruk
perangainya waktu di dunia. Namun dia dapat pula menjadi sosok yang
rupawan dan mengagumkan jika mahasiswa yang dihadapinya membawa
setumpuk.…amat kebajikan (bukan setumpuk uang lho?)

89.
Dan insyaallah tanpa uang suap pun kita bisa masuk di universitas ini.
Berani nggak?. Sebetulnya, bukan berani atau tidaknya kita memasukinya.
namun bagaimana kesiapan kita untuk menghadapinya. Dikatakan oleh
Iqbal, seorang penyair Pakistan, “Yang dikatakan mukmin adalah orang yang
jika maut datang, bibirnya tersenyum". Itu artinya bahwa seorang mukmin
tidak boleh takut menghadapi kematian, namun demikian tidak boleh
terlalu berani dengan kematian. Bagaimanapun takutnya kita pada
kematian, jika ia datang hendak mengambil nyawa kita, niscaya tiada satu
kekuatan pun yang mampu mencegahnya. Sebaliknya bagaimanapun
beramnya kita menghadapi kematian, jika belum saatnya, kematian itupun
tidak akan tiba. “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan
kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An-
Nisa: 78)
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari
kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka
dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan
dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali
Imran: 185)
“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang
apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang
kamu kerjakan.” (QS. AI-Munafiquun: 11)
“Carilah kematian, niscaya kalian akan diberi kehidupan” (Abu BakarAsh-
Shiddiq)
Awalnya Karena Terpaksa
Kita tentu masih ingat bagi yang mengalaminya… ketika sedang asyik di
depan televisi, padahal adzan maghrib sudah memanggiI-manggil, maka
bokap and nyokap segera mengambil tindakan. Televisi dimatikan dan kita
diusir dari rumah. GO GO GO !!

90.
ALE ALE ALE! -disuruh ke masjid maksudnya-. Kalau tidak, rotan ataupun
smackdown yang bicara. He. .he.. Alhamdulillah, paksaan itupun lama-Iama
menjadi sebuah kebiasaan baik yang akhirnya menjadi tidak terpaksa lagi
ketika kita beranjak dewasa. Walaupun tidak semuanya bisa seperti itu.
Iya nggak?
Buktinya, banyak yang dulunya rajin sholat dan mengaji waktu kecil,
namun begitu beranjak dewasa melalaikan. Banyak yang waktu kecil nurut
sama orang tua, begitu besar malah jadi fotocopy nya si Malin Kundang
dan Abu Jahal. Lho! Bersyukurlah jika kita masih diberikan kesempatan
oleh Allah untuk senantiasa menjaga sholat serta amalan lain yang kita
lakukan sampai saat ini. Sehingga ada hukuman ataupun tidak kita
berusaha untuk istiqamah menjalankannya. Karena sanksi yang
sesungguhnya bukanlah di dunia, tapi di yaumil akhir nanti.
“Hayya alas shalaah. . . ..! Hayya alal falaah.. .. . …!"
Di dalam Al-Qur'an dijelaskan, penduduk neraka ketika ditanya, ”Apakah
yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?. Mereka menjawab: "Karni
dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat" (QS. Al
Mudatsir: 42-43)
”Tahukah kamu apakah (neraka) Saqar itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan
tidak membiarkan. (Neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia. Dan di
atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga)” (QS. Al Mudatsir: 27-31)
Dalam penjelasannya disebutkan, maksud dari tidak meninggalkan dan
tidak membiarkan ialah bahwa apa yang dilemparkan ke dalam neraka itu
diazabnya sampai binasa kemudian dikembalikannya sebagai semula
untuk diazab kembali. Naudzubillah
”Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan
peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS: Al-Baqarah. 201)
Rasulullah saw bersabda, ”Suruhlah anak-anakmu untuk. mengerjakan
sholat ketika mereka berusia tujuh tahun. Dan pukullah mereka (apabila

91.
meninggalkannya) ketika mereka berumur sepuluh tahun dan pisahkanlah
tempat tidur mereka." (HR. Abu Dawud)
Ada nggak ya, yang berani mengamalkan hadits di atas? Pernah tidak,
menjumpai orang tua di zaman sekarang yang memukul atau meng-
smackdown anaknya ketika ketahuan meninggalkan sholat?.
Rasanya langka deh! Sebetulnya ada, tapi bisa diitung dengan jari.
Mengapa bisa seperti itu?.
Ada dua faktor yang mungkin dapat menjadi penyebabnya. Pertama,
merasa kuacian melihat anaknya yang begitu lucu dan imut-imut (imut-
imut apa amit-amit he..he..). Masak anak begitu manisnya harus dipukul.
Kedua, karena mereka sendiri kagak mengerjakannya (Sst...jangan
keraskeras ya?)
Bagaimana mo nyuruh ngerjain kalo dirinya sendiri nggak ngerjain. Iya
nggak?.
Yap. kato anaknya justru nanya. “Lho bapak dan ibu sendiri tidak ngerjain.
Kok aku nggak ngerjain malah dipukul?” Mau jawab apa hayo.
Oleh karena itu. nitip pesen buat para orang tua ataupun calon orang
tua, kalau ingin anaknya sholatnya baik maka orang tuanya harus
diperbaiki teriebih dulu shalatnya. Karena ada yang bilang bahwa buah
apel jatuhnya tidak akan jauh dari pohonnya. Itu artinya, seorang anak
biasanya merupakan copy paste dari kedua orang tuanya. iya nggak coy?
Eit…eiL. Jangan marah ya?
Memang Harus Dipaksa
Kembali ke bahasan awal ya?. Sesuatu yang baik adakalanya memang
harus diawali dengan paksaan. Dan ternyata imbasnya, lama-kelamaan
keterpaksaan itupun berangsur-angsur lenyap, berubah menjadi kesadaran
akankewajiban Kita pun ingin dan berharap suatu saat nanti, sholat
maupun ibadah lain yang kita lakukan tidak hanya sekedar gugur
kewajiban. Apalagi harus dengan paksaan. Namun sudah mengarah

92.
kepada kebutuhan. Bahkan seandainya bisa, kita juga ingin seperti para
Nabi dan para Rasul yang menganggapnya sebagai rasa syukur.
Subhanallah! Sehingga kalau kita baca dalam sejarah, Rasuiuuah saw
sampai bengkak kakinya karena qiyamuiiail yang dilakukan. Ketika ditanya,
jawabannya cukup simple. ”abdan syakuraa”. Beliau ingin menyandang
predikat sebagai hamba yang pandai bersyukur. Nabi Dawud pun rela
sehari makan sehari shaum hanya karena kecintaan serta rasa syukurnya
atas nikmat ibadah yang diperintahkan oleh Rabb-nya.
Ayo Bangun!
Ayo bangun! Masak nyampe dua kali harus ngebangunin. Yuk, cepat
bangun! Yap! kita memang harus segera bangun. Kita akan mencoba
membuka tiga ikatan setan yang membelenggu ini. Rasulullah saw
bersabda, “Pada waktu seseorang sedang tidur, setan membuat tiga buah
simpul di kepalanya. Untuk setiap simpul ia mengatakan, “tidurlah engkau
sepanjang malam”. Ketika dia terbangun, lalu dia menyebut nama Allah, maka
lepaslah satu simpul. Jika dia berwudhu, lepas pulalah satu simpul. Dan jika dia
sholat, terbukalah seluruh simpul. Maka waktu bangun pagi ia akan merasa
penuh semangat dengan badan yang segar bugar. Jika tidak, dia akan bangun
pagi dengan perasaan serba tak enak dan malas.” (HR. Bukhari)
Dengan bangun akan terbuka satu simpul. Berwudlu akan melepas
simpul kedua Ketika berdiri untuk sholat. maka genaplah lepas 3 simpul di
kepala kita. Bangun...bangun...

93.
94.
95.
MATERI 12 : MANFAAT BERSYUKUR
Tema : Materi Kesehatan
Tujuan :
1. Siswa memahami makna bersyukur dan bagaimana manfaatnya bagi
kesehatan tubuh
2. Siswa termotivasi untuk menjadi pribadi yang pandai bersyukur

Peta Konsep

96.
Manfaat Bersyukur
Saluran pernapasan terdiri atas nares anterior, rongga hidung, tekak
atau pharinx, tenggorok atau lan'nx, dan organ lain seperti paru-paru.
Apabila suatu ketika “serombongan” kotoran dan kuman mencoba
menerobos melewatinya, dinding rongga hidung akan mengirim berita ke
otak bahwa sejumlah "pengacau” sedang dalam perjalanan menuju paru-
paru sehingga harus segera disingkirkan
Otak akan merespons laporan tersebut. Layaknya komandan pasukan
tempur, otak lalu memerintahkan tubuh untuk mengusir keluar “para
penyusup” itu. Karena talc memiliki AK47 alias Kalashnikov yang konon
merupakan senjata terbaik sepanjang masa, agar “gerombolan perusuh”
tersebut segera angkat kaki, tubuh lalu menggebrak dengan jurus
andalannya, “Haaaattsii ! ! ! " Orang pun bersin.
Tentu saja itu hanya ilustrasi belaka, sebab sejatinya bersin adalah
tindakan refleks-dalam dunia kesehatan disebut “sternutatory reflex",
yang kurang lebih artinya refleks mengeluarkan benda/cairan/bahan-bahan
yang menyebabkan bersin -yakni tindakan tubuh melakukan sesuatu
secara otomatis dan seringkah tak dapat dikontrol.
Lantaran kekuatannya begitu besar, Dr. Albert M. Hutapea. MPH-Guru
Besar di Universitas Advent Indonesia, Bandung mencatat bahwa udara
yang keluar sewaktu bersin bisa mencapai kecepatan 950 kilometer per
jam; ribuan kuman dan kotoran selanjutnya akan terusir, yang tentunya
dapat berdampak pada bersihnya saluran pernapasan.
Mungkin karena bersin merupakan sebuah kenikmatan, atau karena
kemampuannya mengusir ribuan kuman, maka Islam kemudian
menganjurkan umatnya untuk bersyukur, mengucapkan alhamdulillah
(segala puji bagi Allah). Rasulullah Saw bersabda,
“Apabila salah seorang kamu bersin, hendaknya ia mengucapkan:
'alhamdulillah'.” (HR. al-Bukhari).

97.
Yang menarik, berkait dengan syukur, janji Allah Swt sebagaimana
difirmankan-Nya dalam Al-Qur’an surat Ibrahim (14): 7 seolah
memerintahkan hambaNya untuk senantiasa bersyukur, tidak hanya di
kala bersin.
Membuat lebih bahagia dan sehat
Robert A. Emmons, Ph.D. dari University of California melakukan riset
dengan meminta para respondennya untuk mengisi buku harian, berisi
lima hal yang mereka syukuri yang terjadi pada minggu sebelumnya,
selama 10 minggu. Hasilnya para responden terbukti memiliki tingkat
kebahagiaan 25% lebih tinggi dibanding hariohari yang telah dilaluinya.
Situasi lain yang berhasil diintipnya berkait dengan keuna rungan secara
sosial. Disebutkannya, mereka yang rajin bersyukur akan lebih mudah
membantu, murah hati, dan penuh kasih pada orang lain, di samping juga
lebih kecil kemungkinannya untuk menderita kesepian atau merasa
terisolasi.
Hebatnya, efek bersyukur ternyata tidak hanya itu saja, tetapi juga
berhubungan dengan kesehatan. Hasil analisis beberapa ahli
menunjukkan, aksi berterima kasih atau bersyukur dapat berdampak pada
terlepasnya bermacamvmacam zat kimia dalam tubuh termasuk hormon-
hormon bermanfaat seperti dopamin, serotonin dan oksitosin.
Diungkapkan Dr. P Murali Doraiswamy dari Duke University, beragam
hormon tersebut merupakan “obat” yang dapat membuat tiap sistem
organ utama manusia senantiasa sehat. Dopamin dan serotonin, di
samping bisa membuat tenang, bahagia, dan membantu meningkatkan
daya tahan tubuh, juga dapat membuat proses metabolisme berjalan
normal.
Salah satu organ tubuh yang dapat merasakan dampaknya adalah
jantung serta sistem peredaran darah. Organ ini akan memperlihatkan
aksinya melalui pendistribusian darah ke seluruh tubuh termasuk kulit

98.
dengan lancar. Akibat sederhana yang biasa terlihat adalah kulit menjadi
berseri-seri dan nampak bersinar, serta pipi akan merona alami.
Adapun manfaat oksitosin, di antaranya adalah: mempererat hubungan,
baik di antara keluarga maupun sesama manusia, meringankan stres.
memperkuat ingatan, memperlancar proses melahirkan, pemicu gairah
seksual, mengurangi ketagihan narkotika, meningkatkan social skills,
menumbuhkan insting me. lindungi, serta membantu tidur nyenyak.
Memperhatikan ini semua, tidak salah rasanya jika bersyukur hendaknya
dilakukan pada setiap kesempatan. Tidak hanya di kala bersin, tetapi juga
di setiap helaan napas, selama kehidupan berlangsung.

99.
100.
101.
MATERI 13 : ARTI SYAHADAT
Tema : Materi Keislaman
Tujuan :
1. Siswa menyadari bahwa syahadah merupakan pernyataan, sumpah,
dan janji setia kepada Allah SWT
2. Siswa menyadari bahwa syahadah merupakan pernyataan ikrar
tentang keimanan yang diucapkan dengan lisan, dibenarkan dalam
hati, dan dibuktikan dengan perbuatan
3. Siswa mampu mengamalkan ajaran islam sebagai konsekuensi dari
syahadatain

Peta Konsep

102.
Urgensi Syahadat
1. Pintu gerbang masuk Islam
Islam adalah suatu sistem hidup yang menyeluruh yang bisa
diibaratkan seperti bangunan atau rumah, dan Allah memerintahkan
setiap muslim untuk masuk ke dalamnya secara kaaffah. Untuk
memasukinya akan melalui sebuah pintu gerbang, yaitu syahadatain.
Artinya, pemahaman Islam yang benar dimulai dari pemahaman kalimat
itu. Pemahaman yang benar atas kedua kalimat ini mengantarkan manusia
ke pemahaman akan hakikat ketuhanan yang benar juga. Firman Allah:
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam
dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya
berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau
Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari
kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah
orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)" (QS. Al A’raf (7): 172)
2. Intisari ajaran Islam
Intisari dari ajaran Islam adalah Syahadatain. Syahadatain berarti dua
kalimat syahadat, yaitu syahadat uluhiyah dan syahadat risalah.
Syahadat Uluhiyah
Syahadat uluhiyah terdiri dari kalimat Laa Ilaaha Illallah. Secara bahasa
kata Laa berfungsi sebagai Kalimatun Nafii (kata yang menolak), kata Ilaaha
berfungsi sebagai Al-Munafii (yang ditolak), kata Illa berfungsi sebagai
Kalimatul Itsbatu (kata yang mengukuhkan), dan Dan kata Allah berfungsi
sebagai Al-Mutsbitu (yang dikukuhkan). Jadi syahadat uluhiyah (Laa Ilaaha
Illallah) merupakan penolakan terhadap segala bentuk ilah yang diikuti
dengan mengukuhkan Allah saja sebagai satu-satunya Ilah. Allah
berfirman:

103.
"Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan
Kami wahyukan kepadanya: Bahwasanya Tidak ada Tuhan melainkan Aku,
maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku." (QS. Al Anbiyaa’ (21): 25)
Tauhid uluhiyah juga mengandung pengertian bahwa Allah sebagai
Ma'bud (yang disembah) dan Allah sebagai Ghayah (tujuan). Allah
berfirman: "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembah-Ku." (QS. Adz Dzariyat (51): 56)
Dengan demikian Laa Ilaha Illallah juga berarti Laa Ma'buda Illallah.
Kalimat ini juga berarti Laa Ghayatu Illallah (tidak ada tujuan melainkan
Allah). Allah berfirman: "Dan hanya kepada Allah-lah hendaknya kamu
berharap (menempatkan tujuan)" (QS. Alam Nasyrah (94): 8)
Allah sebagai satu-satunya sesembahan adalah konsekuensi tertinggi
dari syahadat tauhid uluhiyah. Seseorang yang telah bersyahadat tauhid
berarti telah memproklamirkan dan berjanji untuk mengabdikan dirinya
kepada Allah semata.
Syahadat Risalah
Sedang syahadat kedua, syahadah risalah, yaitu pengakuan terhadap
Rasulullah sebagai utusan Allah bagi alam semesta dan kesiapan
menjadikan beliau sebagai uswah/contoh dalam setiap aspek kehidupan
(QS. 21:107, 33:21, 68:4).
Dengan demikian syahadat risalah juga mengandung pengertian:
(1) membenarkan setiap apa yang beliau kabarkan (QS. 53:3-4)
(2) menaati apa yang diperintahkan (QS. 4:59)
(3) menjauhi apa yang beliau larang (QS. 59:7)
(4) beribadah menurut syari'atnya.
3. Konsep dasar reformasi total
Reformasi total yang dimaksud adalah perubahan mendasar dalam
kehidupan manusia, yaitu minazzuluumati ilannuur, perubahan dari
104.
kegelapan (jahiliyah) menuju cahaya (Islam), mencakup aspek keyakinan,
pemikiran, dan hidupnya secara keseluruhan, baik secara individu maupun
masyarakat.
Secara individu, dari ahli maksiat berubah menjadi ahli ibadah yang
taqwa; dari kufur menjadi beriman, dst. Secara masyarakat, di bidang
ibadah, mengubah penyembahan komunal berbagai berhala menjadi
menyembah kepada Allah saja. Dalam bidang ekonomi, mengubah
perekonomian riba menjadi sistem Islam tanpa riba, dan begitu seterusnya
di semua bidang. Syahadatain mampu mengubah manusia, sebagaimana ia
telah mengubah masyarakat di masa Rasulullah dan para shahabat
terdahulu. Diawali dengan memahami syahadatain dengan benar dan
mengajak manusia meninggalkan kejahiliyahan dalam semua aspek
kepada nilai-nilai Islam yang utuh. Allah berfirman :
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran,
di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. Ar
Ra’d (13): 11)
4. Hakikat da'wah para Rasul
Para nabi, sejak Adam AS sampai Muhammad SAW, berda’wah dengan
misi yang sama, mengajak manusia pada doktrin dan ajaran yang sama
yaitu untuk beribadah kepada Allah saja dan meninggalkan thoghut.
Seperti difirmankan Allah SWT: Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul
pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja) dan jauhi
thoghut itu” (QS An Nahl (16): 36)
5. Keutamaan yang besar
Kalimat syahadatain, jika diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,
menjanjikan keutamaan yang besar. Keutamaan itu dapat berupa moral

105.
maupun material, kebahagiaan di dunia juga di akhirat, mendapatkan
jaminan surga, serta dihindarkan dari panasnya neraka.
Makna Syahadatain
Kata asyhadu yang terdapat dalam syahadatain memiliki beberapa arti,
antara lain:
1) Ikrar (iqrar)
Ikrar adalah suatu pernyataan seorang muslim tentang keyakinannya.
Konsekuensi dari ikrar adalah kewajiban menegakkan dan
memperjuangkan yang telah diikrarkan. Allah berfirman :
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang
berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang
yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan
Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS.
Ali Imron (3):18)
2) Sumpah (qasm)
Sumpah adalah pernyataan kesediaan menerima akibat dan risiko
apapun dalam mengamalkan syahadat. Muslim yang bersyahadat berarti
siap dan bertanggung jawab dalam menegakkan Islam. Allah berfirman :
“Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami
mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah." Dan Allah
mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah
mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang
pendusta. Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka
menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang
telah mereka kerjakan.” (QS. Al Munafiqun (63): 1-2)
3) Perjanjian yang teguh (mitsaq)
Perjanjian yang teguh adalah janji setia untuk mendengar dan taat
dalam segala keadaan terhadap semua perintah Allah yang terkandung
dalam Kitabullah dan Sunnah Rasul. Allah berfirman:
106.
“Dan ingatlah karunia Allah kepadamu dan perjanjian-Nya yang telah diikat-
Nya dengan kamu, ketika kamu mengatakan: "Kami dengar dan kami taati."
Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Mengetahui isi hati(mu).”
(QS. Al Maidah (5): 7)
Syahadat yang diikrarkan seorang muslim penuh kesadaran sebagai
sumpah dan janji setia merupakan ruh iman dalam wujud:
1. Ucapan (qaul) yang senantiasa sesuai dengan hatinya yang suci
2. Membenarkan (tashdiq) dengan hati tanpa keraguan.
3. Perbuatan (amal) yang termotivasi dari hati yang ikhlas dan paham
akan maksud syariat Allah.
Keimanan seorang muslim yang mencakup tiga unsur itu harus selalu
dipelihara dan dijaga dengan sikap istiqomah. Istiqomah adalah konsisten,
tetap, dan teguh. Tetap pada pendirian, tidak berubah, dan tahan uji.
Penjagaan iman yang istiqomah akan melahirkan tiga hal yang merupakan
ciri orang dengan iman sempurna, yaitu :
1. Keberanian (Syaja’ah) yang muncul karena yakin sebagai hamba yang
selalu dibela dan didukung Allah. (QS. Fushshilat (41): 30-32, Al
Maidah (5): 52)
2. Ketenangan (Ithmi’nan) yang muncul dari keyakinan pada
perlindungan Allah yang memelihara orang mukmin secara lahir dan
batin (QS. Fushshilat (41): 30-32, Ali Imron (3): 173, Ar-Ra’d (13): 28)
3. Optimis (Tafa’ul) yang muncul karena yakin bahwa masa depan adalah
milik orang beriman (QS. Fushshilat (41): 30-32, Al Ahzab (33): 22-23)
Ketiga hasil dari istiqomah akan membuahkan kebahagiaan bagi orang
yang memilikinya. Hanya Islam dengan syahadatnya yang dapat
memberikan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Allah berfirman:
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari
kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka
dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan
107.
dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali
Imron (3): 185)

108.
Tahapan Interaksi dengan Syahadat
1. Cinta
Interaksi dengan Syahadat diawali oleh cinta. Cinta yang tumbuh
karena Islam disampaikan dengan pendekatan persuasif tanpa tekanan
dan paksaan, juga dengan dalil serta bukti yang tidak terbantahkan, maka
orang menerima agama ini dengan penuh kesadaran dan cinta.
“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-
tandingan selain Allah. Mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai
Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada AIIah."
(QS. AI-Baqarah: 165)
2. Ridha
a. Kepada Allah SWT sebagai Rabb (QS. 2:207, 92:20 -21 , 94:8 )
b. Kepada Islam sebagai agama (QS. 3:19, 85 )
c. Kepada Muhammad sebagai Rasul (QS.33:21)
3. Membentuk Shibghah (celupan) Allah
Dengan sikap cinta dan ridha pada Islam, maka akan mempengaruhi
penerimaan syahadatain sehingga membentuk shibghah (celupan) Allah
pada dirinya, yaitu meliputi :
a. Dalam hati - keyakinan - niat (QS. 26:89 )
b. Dalam akal - pola pikir – manhaj/pedoman (QS. 3:190 -191 , 30:20-
24 )
c. Dalam jasad - amal - pelaksanaan (QS. 2:251 , 28:26 )

109.
110.
111.
112.
113.
MATERI 14 : TELADAN KHADIJAH RA
Tema : Materi Kemuslimahan
Tujuan :
1. Siswa mengenal sosok Ummul Mukminin Khadijah RA
2. Siswa termotivasi untuk meneladani Khadijah RA

Peta Konsep

114.
Teladan Khadijah RA

Dikutip dari : Buku Pintar Mentoring, Tim SatuAsa, Yayasan Tunas Bangsa
Indonesia : 2016
Khadijah adalah seorang wanita bangsawan dan juga seorang
konglomerat pada zamannya, namun kekayaannya itu ga membuat dia
sombong malahan dia adalah wanita yang dikenal berakhlak mulia dan
terhormat sehingga Khadijah dijuluki Ath-Thahirah, yang artinya wanita
yang suci, di antara para wanita di Mekah pada masanya. Subhanallah.
wanita yang sudah mah kaya, terhormat dan baik lagi, TOP BGT,
pokoknya.
Khadijah adalah istri pertama Rasulullah saw. yang punya beberapa
keistimewaan yang ga ada bandingannya deh dengan wanita manapun.
Dia telah ngedampingin Rasulullah saw., manusia termulia di seantero
dunia, kekasih Allah saw. ini, selama seperempat abad lamanya dan Allah
saw. telah ngeanugerahin keduanya, putra dan putri yang namanya N-
Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayyah, Ummi Kultsum dan Fathimah. Dan
cuman dengan Khadijahlah, Rasulullah saw. memiliki anak yang hidup
sampai dewasa.
Khadijah adalah istri yang bijaksana, setia dan nentremin, sehingga
Rasul selalu ngerasa nyaman, tenang dan tentrem kalau berada di dekat
Khadijah. Contohnya, waktu Rasulullah saw. baru pertama kalinya
ngedapetin wahyu dari Malaikat Jibril di gua Hira', Khadijah lah yang
menjadi penentram hati, penenang jiwa. Ketika itu, Rasul dalam keadaan
sangat kaget, sangat takut, penuh kekhawatiran dan tubuhnya menggigil,
tentu aja Rasui seperti itu wong dalam perjalanan pulang dari Gua Hira',
Jibril masih aja nampakkan diri. Jibril keliatan di antara langit dan bumi
walaupun Rasul ngelihat ke kanan dan kiri, tetep aja wajah Jibril keliatan.
Sampe-sampe, Rasul berhenti, ga bergerak, ga maju juga ga mundur.
Sesudahnya, Jibril ga nampakkin diri, Rasul pulang dengan diselimutin
ketakutan. Waktu Khadijah ngelihat sang kekasih hatinya seperti itu, dia
ga langsung bicara, namun nunggu dulu Rasul kelihatan Iebih tenang,

115.
barulah Khadijah bertanya perihal apa gerangan yang terjadi. Rasulullah
saw. berkata pada Khadijah; ”Selimuti aku... selimuti aku. Ketika aku
menyendiri, sering kudengar suara seruan. Demi Allah, aku khawatir
sekiranya hal ini benar-benar merupakan urusan yang serius.” Kemudian
Khadijah menjawab dengan bijaksana: "Aku berlindung kepada Allah swt.
bahwa Allah swt. tidak akan melakukan yang demikian itu terhadap
dirimu. Demi Allah, karena engkau orang yang amanah, suka menyambung
silaturrahmi dan jujur dalam perkataan. " Sesudah ngedengerin ucapan
Khadijah itu, maka menjadi tentremlah hati Rasulullah saw. (Subhanallah,
nah nanti kalau jadi istri harus nentremin ya!!)
Khadijah juga seorang wanita yang sabar (Subhanallah, pa' tut
dicontoh). Rasul ga pernah ngeliat haI-hal yang nyedihin dari dirinya,
Khadijah ga pernah menyangkal (ngelawan), ga pernah dusta, ga pernah
ngerendahin dan ga pernah lari dari sisi Rasul. Khadijah adalah orang yang
pertama kali beriman kepada Allah swt. dan Rasul-Nya danjuga orang yang
pertama kali masuk Islam dari kalangan muslimah. Dia selalu ngemotivasi
dan ngeneguhin pendirian Rasulullah saw., ngehiburnya dan
membenarkan ajaran Islam yang dibawanya. Khadijahjuga ikut serta
ngedakwahin Islam di samping suaminya. Dia kerahkan seluruh harta dan
jiwanya demi tegaknya dan tersebarnya Islam. Khadijah trus menerus
ngalamin banyak musibah dan cobaan dalam dakwah, namun dia tetep
ngadepinnya dengan penuh kesabaran. Sehingga, makin berat ujian maka
makin nambah kesabaran dan kekuatan imannya (qta juga harus seperti
itu ok, jangan kebalikannya) .
Sewaktu kaum musyrikin Quraisy ngeboikot umat lslam secara
ekonomi dan politik, Khadijah ikut gabung dengan Rasulullah saw. dalam
ngadepin beratnya pemboikotan yang serba susah, kelaparan melanda,
selama 3 tahun lamanya berakhir, di mana slalu Khadijah hadepin dengan
iman, tulus dan tekad baja tak kenal lelah. Ternyata saat-saat itu adalah
saat-saat terakhir hidupnya. Khadijah meninggal dunia sewaktu berusia 65
tahun.

116.
Sepeninggalnya Khadijah, maka meningkatlah musibah clan cobaan
yang Rasulullah saw. hadapin dalam berdakwah, karena bagi Rasul,
Khadijah adalah teman yang tulus dalam Memperjuangkan Islam.
Rasulullah saw. pernah sering Menyebut-nyebut Khadijah dengan berkata:
”Aku diberi anugerah untuk mencintainya." (HR. Imam Muslim)
Karena itulah, Khadijah berhak ngedapetin salam dari RabbNya dan
ngedapetin kabar gembira dengan rumah di surga yang terbuat dari
mutiara. Abu Hurairah meriwayatkan: Jibril mendatangi Nabi saw. seraya
berkata, "Wahai Rasulullah, itu Khadijah datang kepadamu sambil
membawa bejana yang di dalamnya ada lauk pauk, makanan dan
minuman. Jika dia telah menemuimu, maka sampaikanlah salam
kepadanya dari RabbNya dan juga dariku, sampaikanlah kabar gembira
kepadanya tentang sebuah rumah di surga, yang terbuat dari bambu
(yang diatur dengan mutiara dan yaqut), yang di dalamnya tidak ada suara
gaduh dan keletihan." (HR. Imam AI-Bukhari).
Semoga Allah swt. meridhai Ibunda kita, Ibunda orang-orang beriman,
Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwailid ra.

117.
118.
119.
MATERI 15 : CERDAS BERKATA
Tema : Materi Manajemen Diri
Tujuan :
1. Siswa memahami bahwa salah satu akhlak terpuji terhadap orang
lain adalah dengan menjaga ucapannya agar tidak menyakiti
2. Siswa mampu menjadi pribadi yang cerdas dalam berkata
3. Siswa mampu menjadi pribadi yang tangguh dalam menerima
kritikan pedas

120.
Berikut ini ada kisah menarik tentang kecermatan memilih kata sehingga
tidak menimbulkan permasalahan, simak!
Cermatlah Memilih Kata, Satu Tiket ke Surga, Zabrina A. Bakar
Dengan mulut manis lagi ramah, kau bisa menyeret seekor gajah dengan
sehelai rambutnya. Peribahasa Iran
Alkisah ada seorang guru taman kanak-kanak yang bertanggungjawab
mengajar kelas yang penuh anak-anak yang hiperaktif-brilian, kreatif, ceria,
dan cerewet sehingga kelasnya jadi kelas paling ribut di sekolah itu.
Pada suatu hari, selagi ibu Jane mengawasi anak-anak bermain waktu
istirahat pagi, dia melihat dua muridnya berkelahi sementara yang lainnya
bersorak sorai.
Lekas ia berlari untuk melerai perkelahian dan membawa kedua murid
itu ke kantor kepala sekolah.
“Coba ceritakan ada apa,” ujar sang kepala sekolah.
“Dia menonjok saya” jawab si bocah laki-laki berambut pirang.
“Mengapa kau tonjok dia?” tanya sang kepala sekolah.
“Dia bilang saya gendut dan lamban dan katanya saya ini kuda nil,”
kata si anak laki-laki yang berambut hitam dengan mata berlinang.
Keesokan harinya, kelas lebih tenang. Anak-anak jelas masih
terpengaruh oleh perkelahian itu, maka Bu Jane membuat rencana.
Bu Jane memanggil salah seorang anak perempuan ke depan kelas.
“Anak-anak, hari ini kita akan melakukan eksperimen. Ibu punya sebutir
telur. Jojo akan membantu Ibu memecahkan telur itu. Nanti, setelah Jojo
memecahkan telur, ibu ingin kalian semua mengamati apa yang terjadi
pada telur itu.
“Oke, Jojo, telur itu boleh kau pecahkan sekarang.”

121.
Sewaktu Jojo memecahkan telur, Ibu Jane bertanya, “Ada yang bisa
memberitahu Ibu apa yang kalian lihat?”
Tangan-tangan kecil teracung penuh semangat.
“Ya, James,” Bu Jane menunjuk seorang anak laki-laki.
“Telurnya terbelah jadi dua, dan aku bisa melihat putih dan kuning
telurnya semua tumpah ke dalam mangkuk,” kata James.
“Bagus sekali! Nah, kalian siap? Kalau kalian tahu jawabannya, tunjuk
tangan. Untuk satu minggu tanpa pekerjaan rumah, siapa yang bisa
mengatakan kepada Ibu bagaimana Ibu bisa mengembalikan isi telur ke
dalam cangkangnya?”
Seluruh kelas jadi hening. Tidak ada tangan yang terangkat, hanya
wajah-wajah bingung di segenap penjuru.
Sang guru tersenyum dan menggoda anak-anak itu. “Ayo, Ibu
menunggu jawaban kalian…”
“Bu Jane, kita tidak bisa mengembalikan isi telur itu, kan?” tanya
seorang anak yang penasaran.
“Menurutmu bagaimana?” Ibu Jane balik bertanya.
“Tidak bisa, Bu Jane, kurasa tidak bisa.” Jawab anak itu hati-hati.
“Bagus, kau benar! Kita tidak bisa membuat telur itu utuh lagi. Dan
kalian tahu sebabnya? Sekali sebutir telur itu pecah, dia akan tetap
pecah,” tutur Ibu Jane sambil menoleh pada dua anak laki-laki yang
berkelahi. “Begitu pula dengan kata-kata. Setiap kali sepatah kata keluar
dari mulur, kata itu tidak akan pernah bisa kembali. Itulah sebabnya kita
harus berhati-hati dengan apa yang kita katakan kepada orang lain. Kata-
kata bisa menyakitkan, persis seperti memecahkan sebutir telur.”
Si bocah berambut pirang berdiri, berjalan menghampiri temannya, dan
berkata, “Aku minta maaf sudah menyebutmu gendut.”

122.
“Aku minta maaf sudah menonjokmu,” jawab temannya yang
berambut gelap.
Bu Jane tersenyum. Tak lama kemudian kelasnya sudah gaduh lagi.
Kata - kata yang tidak ingin kau tulis dan tanda tangani, jangan kau
ucapkan. Earl Wilson.
Cerdas Berkata
Dari Abi Hurairah r.a., sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda:
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, maka hendaklah
ia berkata yang baik-baik atau hendaklah ia diam; dan barangsiapa yang
percaya kepada Allah dan hari kemudian, maka hendaklah menghormati
tetangganya, dan barangsiapa yang percaya kepada Allah dan hari kemudian,
maka hendaklah menghormati tamunya." (H.R. Bukhari-Muslim).
Seperti ular berbisa, lisan pun sangat berbahaya. Bila kita tidak
menjaganya, bahkan mungkin sakit yang diakibatkannya melebihi sakitnya
gigitan ular berbisa. Siapa pun tidak akan selamat dari kejahatan lidah,
kecuali bia dia bisa mengendalikan dengan tidak berbicara kecuali yang
bermanfaat di dunia dan akhirat. Mau tahu bahayanya lisan?
Sudah pada tahu Ummul Mu'minin 'Aisyah? Nah beliau pun pernah
difitnah orang-orang yang dengki kepadanya. Kisahnya diabadikan dalam
QS. An Nuur (24): 11,
"Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari
golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi
kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka
mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka
yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu
baginya azab yang besar."
Berita bohong apa sih yang bikin heboh itu, sampai-sampai Allah
memasukkannya ke dalam Al-Qur'an? Nah… berita bohong ini mengenai
istri Rasulullah, Ummul Mu'minin 'Aisyah r.a. sehabis perang dengan Bani

123.
Mushthaliq bulan Sya'ban 5 H. Peperangan ini diikuti oleh kaum munafik,
dan turut pula 'Aisyah dengan Nabi berdasarkan giliran yang telah
disepakati di antara istri-istri Nabi.
Dalam perjalanan mereka kembali dari peperangan, mereka berhenti
pada suatu tempat. 'Aisyah keluar dari sekedupnya (tandu yang tertutup)
untuk suatu keperluan, kemudian kembali. Tiba-tiba beliau merasa
kalungnya hilang, lalu dia pergi mencarinya. Sementara itu, rombongan
berangkat dengan persangkaan bahwa 'Aisyah masih ada di dalam tandu.
Setelah 'Aisyah mengetahui tandunya sudah berangkat, dia duduk di
tempatnya dan mengharapkan tandu dan rombongan itu akan kembali
menjemputnya. Kebetulan lewat di tempat itu seorang sahabat Nabi,
Shafwan ibnu Mu'aththal. Diketemukannya seseorang sedang tidur
sendirian dan dia terkejut seraya mengatakan, "Inna lillahi wa inna ilaihi
raji'un, istri Rasulullah."
'Aisyah terbangun. Lalu dia dipersilahkan oleh Shafwan mengendarai
untanya. Shafwan berjalan berjalan menuntun unta sampai mereka tiba di
Madinah. Orang-orang yang melihat mereka membicarakannya menurut
pendapatnya masing-masing. Mulailah timbul desas-desus. Kemudian
kaum munafik membesar-besarkannya, maka fitnah atas 'Aisyah ra. itupun
bertambah luas, sehingga menimbulkan kegoncangan di kalangan kaum
muslimin.
Ternyata fatal juga ya akibatnya, hanya karena seseorang mengatakan
berita bohong bisa menggoncangkan stabilitas sebuah negara.
Ngomongnya sih ringan, bahkan mungkin kita tidak ingat apa yang baru
saja kita ucapkan, padahal dia pada sisi Allah adalah besar (QS. An Nuur
(24): 15). Contoh di atas adalah kisah tentang bahayanya memfitnah
orang. Nah… sekarang bagaimana halnya dengan ghibah alias ngomongin
orang.
Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah pernah bersabda, "Tahukah kamu
apakah Ghibah itu?", para sahabat menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih
tahu!". Lalu beliau melanjutkan, "Yang kamu menceritakan saudaramu

124.
tentang hal yang tidak disukainya." Lalu seseorang bertanya, "Bagaimana
pendapatmu bila apa yang aku katakan ada pada diri saudaraku yang aku
ceritakan?" Beliau menjawab, "Bila apa yang kamu ceritakan itu ada pada diri
saudaramu, maka kamu telah melakukan ghibah terhadanya. Dan bila apa yang
kamu katakan itu tidak ada pada diri saudaramu, berarti kamu telah mengada-
ngada tentangnya." (H.R. Muslim)
Bahkan Allah mengibaratkan orang yang suka ghibah itu seperti halnya
dia memakan daging bangkai saudaranya yang telah mati pada QS. Al
Hujuraat (49) : 12.
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka
(kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah
mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.
Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang.”
Cara Menjadi Orang yang Cerdas dalam Berkata
Supaya kita menjadi pribadi yang cerdas dalam berkata, maka masuk
keluarnya sesuatu dari mulut itu harus benar-benar dijaga, sebab letak
keselamatan manusia, dunia dan akhiratnya itu terletak pada
kemampuannya untuk menjaga hal tersebut di atas.
Bagaimana menjaga sesuatu yang masuk dan keluar dari mulut? Yups,
cukup dengan dua cara ini :
1. Menjaga mulut agar tidak kemasukan barang haram.
2. Menjaga mulut agar tidak mengeluarkan kata-kata yang tidak
seharusnya dikatakan.
Salah satu teladan yang bisa kita contoh dalam menjaga mulut adalah
sahabat Rasulullah SAW yang digelari As Shiddiq. Yap, benar! Abu Bakar
ash-Shiddiq. Khalifah pertama pengganti Rasulullah SAW ini pernah

125.
meletakkan tongkat di mulutnya untuk menjaga ucapannya. Lalu ia
menunjuk lisannya seraya berkata: "Inilah yang dapat mengeluarkanku dari
tempat tempat keluar (maksudnya: keluar dari batas-batas kebenaran)."
Sebagai khalifah, Abu Bakar dikenal orang yang paling hemat dalam
berbicara. Ketika ditunjuk menjadi khalifah, ia hanya berpidato sebentar.
Meskipun pidatonya sebentar, tapi kata-katanya dihafal oleh para sahabat,
juga kaum muslimin hingga sekarang. Singkat tapi padat. Penuh arti dan
konsisten. Apa yang dikatakan, itulah yang ada di dalam pikiran dan
perasaannya. Antara ucapan dan tindakannya tidak terdapat perbedaan.
Antara ucapannya hari ini dan besok tidak saling bertentangan.
Meskipun Abu Bakar memerintah kaum muslimin dalam tempo yang
amat singkat, tapi banyak hal yang bisa diselesaikan. Ancaman disintegrasi
(pemurtadan), kerusuhan rasial antar suku dan golongan, dan berbagai
gejolak dalam negeri segera dapat diatasi, bukan dengan kata-kata, tapi
tindakan. Bukan dengan lelucon, humor, apalagi gaya ketoprakan.
Cara Mudah Menghadapi Kritikan Pedas
Sang Pencipta dan Pemberi rezeki Yang Maha Mulia, acapkali
mendapat cacian dan cercaan dari orang-orang pandir yang tak berakal.
Maka, apalagi kita sebagai manusia yang selalu terpeleset dan salah.
Benar, kan?
Dalam hidup ini, terutama jika kita adalah seseorang yang selalu
memberi, memperbaiki, mempengaruhi dan berusaha membangun, maka
kita akan selalu menjumpai kritikan-kritikan yang pedas dan pahit.
Mungkin pula, sesekali kita akan mendapat cemoohan dan hinaan dari
orang lain.
Dan mereka, tidak akan pernah diam mengkritik kita sebelum kita
masuk ke dalam liang bumi, menaiki tangga ke langit, dan berpisah
dengan mereka. Adapun bila kita masih berada di tengah-tengah mereka,
maka akan selalu ada perbuatan mereka yang membuat Kkta bersedih dan
meneteskan air mata, atau membuat tempat tidur kita selalu terasa gerah.

126.
Perlu diingat, orang yang duduk di atas tanah tak akan pernah jatuh,
dan manusia tidak akan pernah menendang anjing yang sudah mati.
Adapun mereka, marah dan kesal kepada Kita adalah karena mungkin Kita
mengungguli mereka dalam hal kebaikan, keilmuan, tindak tanduk, atau
harta. Jelasnya, kita di mata mereka adalah orang berdosa yang tak
terampuni sampai kita melepaskan semua karunia dan nikmat Allah yang
pada diri kita, atau sampai kita meninggalkan semua sifat terpuji dan nilai-
nilai luhur yang selama ini kita pegang teguh. Dan menjadi orang yang
bodoh, pandir dan tolol adalah yang mereka inginkan dari diri kita.
Oleh sebab itu, waspadalah terhadap apa yang mereka katakan.
Kuatkan jiwa untuk mendengar kritikan, cemoohan dan hinaan mereka.
Bersikaplah laksana batu cadas; tetap kokoh berdiri meski diterpa
butiranbutiran salju yang menderanya setiap saat, dan ia justru semakin
kokoh karenanya. Artinya, jika kita merasa terusik dan terpengaruh oleh
kritikan atau cemoohan mereka, berarti Kita telah meluluskan keinginan
mereka untuk mengotori dan mencemarkan kehidupan Kita. Padahal, yang
terbaik adalah menjawab atau merespon kritikan mereka dengan
menunjukkan akhlak yang baik. Acuhkan saja mereka, dan jangan pernah
merasa tertekan oleh setiap upadaya mereka untuk menjatuhkan Kita.
Sebab, kritikan mereka yang menyakitkan itu pada hakekatnya merupakan
ungkapan penghormatan untuk Kita. Yakni, semakin tinggi derajat dan
posisi yang kita duduki, maka akan semakin pedas pula kritikan itu.
Betapapun, kita akan kesulitan membungkam mulut mereka dan
menahan gerakan lidah mereka. Yang kita mampu adalah hanya mengubur
dalam-dalam setiap kritikan mereka, mengabaikan perbuatan mereka pada
kita, dan cukup mengomentari setiap perkataan mereka sebagaimana
yang diperintahkan Allah,
Katakanlah (kepada mereka): "Matilah kamu karena kemarahanmu itu."
(QS. Ali 'Imran: 119)
Bahkan, kita juga dapat 'menyumpal' mulut mereka dengan 'potongan-
potongan daging' agar diam seribu bahasa dengan cara memperbanyak

127.
keutamaan, memperbaiki akhlak, dan meluruskan setiap kesalahan kita.
Dan bila kita ingin diterima oleh semua pihak, dicintai semua orang, dan
terhindar dari cela, berarti kita telah menginginkan sesuatu yang mustahii
terjadi dan mengangankan sesuatu yang terlalu jauh untuk diwujudkan.
Dari Mu'adz bin Jabal telah berkata: Aku telah berkata: "Ya Rasulullah!
Beritahulah aku suatu amal yang dapat memasukkan aku ke dalam syurga dan
menjauhkan aku dari neraka." Nabi menjawab : "Engkau telah bertanya tentang
perkara yang besar, dan sesungguhnya itu adalah ringan bagi orang yang
digampangkan oleh Allah ta'ala atasnya. Engkau menyembah Allah dan jangan
menyekutukan sesuatu dengan-Nya, dan mengerjakan shalat, mengeluarkan
zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan mengerjakan ibadah haji ke
Baitullah." Kemudian beliau berkata : "Inginkah engkau kuberi petunjuk padamu
akan pintu-pintu kebaikan? Puasa itu adalah perisai dan sedekah itu
menghapuskan kesalahan, sebagaimana air memadamkan api dan shalat
seseorang di tengah malam." Kemudian beliau membaca QS. As-Sajadah : 16-
17. Kemudian beliau bersabda, "Maukah bila aku beritahukan padamu pokok
amal dan tiang-tiangnya, serta puncak-puncaknya?" Aku menjawab, "Ya hai
Rasulullah." Rasulullah bersabda, "Pokok amal adalah Islam dan tiang-tiangnya
adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad." Kemudian beliau bersabda,
"Maukah kuberitahu padamu tentang kuncinya perkara itu semua?" Jawab, "Ya
hai Rasulullah." Maka ia memegang lidahnya dan bersabda : "Jagalah ini." Aku
berkata, "Hai Rasulullah apakah kami dituntut (disiksa) karena apa yang kami
katakan?" Maka beliau bersabda : "Semoga selamat engkau! Adakah yang
menjerumuskan orang atas mukanya (atau sabdanya, ke atas batas hidungnya)
ke dalam neraka, selain buah ucapan lidah mereka? (H.R. Tirmidzi)

128.
129.
MATERI 16 : TIDUR ALA RASULULLAH SAW
Tema : Materi Keislaman
Tujuan :
1. Siswa memahami adab tidur sesuai dengan sunnah Rasulullah saw
2. Siswa termotivasi untuk meneladani Rasulullah saw dalam
beraktivitas sehari-hari

Peta Konsep

130.
Abu Abdillah Al-Alsari dalam majalah majalah Al Furqon 05/III hal 38 -
41, mengutip kitab "Kitabul Adab" karya Syaikh Fu'ad bin Abdul Aziz As-
Syalhub tentang adab tidur sesuai tuntunan Rasulullah saw. Berikut
rangkumannya yang bisa kita ambil hikmahnya.
TANDA KEKUASAAN ALLAH PADA TIDUR
Allah berfirman : “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu
diwaktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-
Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi kaum
yang mendengarkan.” (QS. Ar-Ruum (30): 23).
Allah juga berfirman : “Dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat.” (QS.
An-Naba': 9).
Imam Ibnu Katsir berkata: "Yaitu termasuk tanda-tanda kekuasaan-Nya
Allah menjadikan sifat tidur bagi kalian diwaktu malam dan siang, dengan tidur,
ketenangan dan rasa lapang dapat tercapai dan rasa lelah serta kepenatan
dapat hilang". (Tafsir Ibnu Katsir 3/402.)
Agus N. Cahyo dalam bukunya “Dulang Pahala di Saat-saat Tak Biasa”
juga menjelaskan bahwa ayat tersebut menegaskan bahwa tidur
merupakan aktivitas keseharian manusia yang mesti dilakukan. Karena
sudah menjadi keharusan dan kebiasaan, maka manusia susah untuk
mengelak. Mereka bahkan menganggap tidur merupakan aktivitas biasa
yang sudah menjadi tuntutan tubuh untuk mengistirahatkan semua lelah
dan letih setelah aktivitas harian. Karena dianggap biasa dan sepele, maka
banyak kaum muslimin yang tidak melakukan apa-apa untuk
menjadikannya bermuatan ibadah. Padahal waktu menjelang tidur dan
ketika tidur dapat menjadi pahala apabila tahu amalan dan sunnah yang
dicontohkan Rasulullah saw.
ADAB TIDUR SEHINGGA TIDUR BERNILAI IBADAH
1. Anjuran Qoyluulah (Istirahat Siang Hari)

131.
Berkata Ibnu Katsir: "Qoyluulah adalah istirahat di pertengahan siang
walaupun tidak tidur". (Nihayah Fi Ghoribil Hadits 4/133.)
Berdasarkan hadits: Dari Sahl Bin Sa'd dia berkata: "Tdaklah kami
qoyluulah dan makan siang kecuali setelah shalat jum'at". (HR. Bukhari 939
dan Muslim 859)
Juga Rasulullah bersabda: "Qoyluulah kalian sesungguhnya syaithon tidak
qoyluulah". (HR. Abu Nu'aim dalam At-Thib: 12/1, Thabrani dalam Al-
Ausath: 2725, dihasankan oleh Al Albani dalam As-Shahihah: 1647).
Al-Ha zh Ibnu Hajar berkata: "Hadits diatas menunjukkan bahwa qoyluulah
termasuk kebiasaan para sahabat Nabi setiap harinya". (Fatliul Bari: 11/ 83.)
2. Tidur di awal malam
Rasulullah adalah teladan bagi setiap muslim, maka barang siapa yang
memperhatikan tidurnya, niscaya dia akan mendapati bahwa tidumya
beliau paling sempurna dan paling bermanfaat bagi tubuh. Beliau tidur
diawal malam dan bangun diawal sepertiga malam.
Sahabat mulia Ibnu Abbas pernah bertutur: "Suatu ketika aku pernah
bermalam dirumah bibiku Muimunah untuk melihat bagaimana shalatnya
Rusulullah, beliau berbincang sejenak bersama istrinya, kemudian tidur". (HR.
Muslim: 763)
3. Dibencinya tidur sebelum lsya’ dan ngobrol setelahnya
Dari Abu Barzah bahwasanya Rasulullah membenci tidur sebelum isya'
dan bercakap-cakap setelahnya. (HR. Bukhari 568 dan Muslim: 647)
Al-Ha zh lbnu Hajar berkata: "Dibencinya tidur sebelum Isya' karena dapat
melalaikan pelakunya dari shalat isya' hingga keluar waktunya, adapun
bercakapcakap setelahnya yang tidak ada manfaatnya, dapat meyebabkan
tidur hingga shalat shubuh dan luput dari shalat malam". (Fathul Bari 1/278).
Kemudian Al-Ha zh menegaskan bahwa larangan bercakap-cakap
setetah Isya' dikhususkan pada percakapan yang tidak ada manfaat dan
kebaikan didalamnya. (Fathul Bari 1/278).
132.
Adapun percakapan yang bermanfaat maka tidaklah termasuk dalam
larangan ini,sebagaimana diterangkan dalam sebuah riwayat bahwasanya
Nabi bersama Abu Bakar pernah bercakap-cakap hingga larut malam
karena urusan kaum muslimin. (HR. Tirmidzi 169, Ahmad 1115,
dishahihkan oleh AI-Albani dalam As-Shahihah, 2781)
4. Memperhatikan Keadaan Rumah
Maksudnya adalah mengontrol kembali keadaan rumah atau tempat
tidur. Sebab kadang kala ada sesuatu yang bisa membahayakan jika
ditinggal tidur nanti. Yaitu dengan melakukan pengecekan lampu, pintu-
pintu, makanan, minuman yang biasa kita makan. Sebagaimana yang
disampaikan Rasulullah saw.
Dari Jabir Bin Abdullah bahwasanya Rasulullah bersabda: "Matikanlah
lampu-lampu diwaktu malam jika kalian hendak tidur, dan tutuplah pintu-pintu,
bejana serta makanan dan minuman kalian.” (HR. Bukhari 6296 dan Muslim
2012)
Juga berdasarkan hadits: Dari Ibnu Umar bahwasanya Rasulullah
bersabda: "Janganlah kalian meningalkan api yang menyala ketika kalian
tidur". (HR. Bukhari 6293)
Imam Al-Qurthubi berkata: "Berdasarkan hadits ini apabila seseorang tidur
sendirian sedangkan api masih menyala di dalam rumahnya hendaklah ia
mematikan terlebih dahulu sebelum tidur, demikian pula apabila di dalam
rumah terdapat beberapa orang hendaklah orang yang terakhir yang
melakukannya, maka barang siapa yang meremehkan hal ini sungguh dia telah
menyelisihi sunnah!". (Fathul Bari 11/103)
Ibnu Daqiq Al-`Ied berkata: "Perintah menutup pintu sebelum tidur, di
dalamnya terdapat kebaikan duniawi dan ukhrowi yaitu menjaga diri dan
harta dari orang-orang yang hendak berbuat jahat, terlebih lagi dari
syaithon". (Fathul Bari 11/104.)
Perhatian: Perintah mematikan api dan lampu sebelum tidur merupakan
tindakan preventif sebelum terjadt kebakaran, apabila aman dan

133.
kebakaran -seperti keadaan lampu-lampu masa kini, maka tidaklah
mengapa menghidupkannya. (Lihat Syarah Shahih Muslim 13/163.)
5. Berwudhu Sebelum Tidur
Dari Baro' Bin 'Azib bahwasanya Rasulullah bersabda: "Apabila kalian
hendak mendatangi tempat tidur, maka berwudhulah seperti wudhu kalian
untuk shalat" (HR. Bukhari 247 dan Muslim 2710)
Imam Nawawi berkata: "Hadits ini berisi anjuran berwudhu ketika
hendak tidur, apabila seseorang telah mempunyai wudhu maka hal itu
telah mencukupinya, karena maksud dari itu semua adalah tidur dalam
keadaan suci khawatir maut menjemput-nya seketika itu, maksud yang
lain dengan berwudhu dapat menjauhkan diri dari gangguan syaithon dan
perasaan takut ketika tidur" (Syarah Shahih Muslim 17/197.)
6. Membersihkan tempat tidur
Ketika sudah berada di tempat tidur, kita disunnahkan untuk
membersihkan atau mengibaskan tempat tidur tersebut. Hal ini
merupakan antisipasi jika di atas tempat tidur ada hal-hal yang dapat
membahayakan. Sebagaimana hadits yang disampaikan dari Abu Hurairah
bahwasanya Rasulullah bersabda: "Apabila salah seorang diantara kalian
hendak tidur maka kebutilah tempat tidurnya dengan ujung sarungnya, karena
sesungguhnya dia tidak tahu apa yang akan menimpa padanya". (HR. Bukhari
6320 dan Muslim 2714.)
Adab yang terkandung dari hadits di atas :
1) Sunnahnya mengebuti tempat tidur sebelum tidur. (Syarah Shahih
Muslim 18/201.)
2) Hendaklah mengebutinya tiga kali. (Fathul Bari 1 I/ /52.)
3) Membaca 'Bismillah' ketika mengebutinya sebagaimana hadits riwayat
Muslim no. 2714.
4) Bagi orang yang bangun dari tempat tidurnya kemudian kembali lagi,
maka dianjurkan untuk mengebutinya kembali. (sebagaimana hadits
134.
riwayat Tirmidzi. 3410, dishahihkan oleh AI-Albani dalam; Kalim
Thoyyib: 3410.)
5) Larangan tidur satu selimut (sesama jenis kelamin)
Berdasarkan hadits: Dari Abu Said Al-Khudri dari bapaknya
bahwasanya Rasulullah bersabda: "Janganlah pria melihat aurat pria yang lain
dan janganlah seorang wanita melihat aurat wanita yang lain, dan janganlah
pria berkumpul dengan pria lain dalam satu selimut, dan janganlah wanita
berkumpul dengan wanita lain dalam satu selimut". (HR. Muslim 339 dan
Tirmidzi 2793.)
8. Berbaring Ke sisi Kanan
Imam Ibnul Qoyyim berkata: "Adalah Nabi tidur dengan berbaring
kekanan dan beliau meletakkan tangannya yang kanan dibawah pipinya yang
kanan". (Zaadul Ma'ad 1/150.)
Rasulullah bersabda: “Apabila kalian hendak mendatangi tempat tidur,
maka berwudhulah seperti wudhu kalian untuk shalat kemudian berbaringlah
kesisi kanan!” (HR. Bukhari 247 dan Muslim 2710.)
Sahabat Mulia Hudzaifah berkata: "Adalah Nabi apablla tidur beliau
meletakkan tangannya di bawah pipinya". (HR. Bukhari: 6314, Ahmad 3/5,
Abu Dawud: 5045.)
Imam Ibnul Jauzy berkata: "Keadaan tidur seperti ini sebagaimana
ditegaskan oleh pakar kedokteran merupakan keadaan yang paling baik
bagi tubuh". (Farhul Bari 11/132.)
9. Membaca Ayat AI-Qur’an
Dianjurkan bagi setiap orang yang hendak tidur untuk membaca ayat-
ayat AI-Qur'an terlebih dahulu, diantaranya:
1) Membaca Ayat kursi
Berdasarkan hadits tentang kisah Abu Hurairah yang diajari oleh
Rasulullah saw ayat kursi kemudian Rasulullah saw berkata : "Jika engkau

135.
membacanya, maka Allah senantiasa akan menjagamu dan syaithon tidak akan
mendekatimu hingga pagi." (HR. Bukhari 2311.)
2) Membaca surat Al-lkhlas, AI-Falaq, An-Naas,
Berdasarkan hadits A'isyah dia berkata: "Adalah Rasulullah apabila
hendak tidur beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya lalu meniupnya
seraya membaca surat Al-lkhlas, Al-Falaq, An-Naas, kemudian beliau
mengusapkan kedua telapak tangan-nya kebagian tubuh yang bisa diusap,
dirnulai dari kepala, wajah dan bagian tubuh lainnya sebanyak tiga kali ". (HR.
Bukhari 5017, Abu Dawud 5056 dan Tirmidzi 3406.)
3) Membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah,
Dari Abu Mas'ud Al Badriyyi bahwasanya Rasulullah bersabda: "Dua
ayat terakhir dari surat Al-Baqarah barang siapa yang membacanya di waktu
malam maka akan mencukupinya". (HR. Bukhari 4008 dan Muslim 807.)
10. Membaca Do’a
Banyak sekali do'a sebelum tidur yang telah diajarkan Nabi
dtantaranya:

"Yaa Allah dengan menyebut nama-Mu aku mati dan hidup". (HR. Bukhari
6312, Abu Dawud 5049, Tirmidzi 3417 dan Ibnu Majah 3880.)

136.
"Yaa Allah... aku berserah diri kepada-Mu, aku serahkan segala urusanku
kepada-Mu, aku sandarkan punggungku kepada-Mu karena mengharap dan
takut kepada-Mu, tidak ada tempat bersandar dan tempat menyelamatkan
kecuali kepada-Mu, Yaa Allah... aku beriman kepada kitabMu yang telah engkau
turunkan dan kepada NabiMu yang telah engkau utus", Maka jika engkau
meninggal pada malam harinya sungguh engkau meniggal dalam keadaan
fithrah dan jadikanlah do'a tersebut akhir yang engkau ucapkan. (HR.
Bukhari 247 dan Muslim 2710.)
11. Apa yang harus dilakukan jika bermimpi?
Dari Abdullah Bin Abu Qotadah bahwasanya Rasulullah bersabda:
"Mimpi yang baik adalah dari Allah, sedamgkam mimpi yang buruk dari
syaithon, maka apabila salah seoratg diantara kalian mimpi buruk hendak-lah ia
meludah kearah kiri dan mohonlah perlindumgan kepada Allah dari
kejelekannya, sesungguhnya hal itu tidak akan memadhorotinya". (HR. Bukhari
3292 dan Muslim 2261.)

137.
Faedah hadits:
1) Mimpi ada dua macam: baik dan buruk, mimpi yang baik adalah dari
Allah sedangkan mimpi yang buruk dari syaithon. (Syarah Shahih
Muslim 15/420).
2) Apabila bermimpi baik hendaklah ia memuji Allah dan
menceritakannya kepada orang yang menyukai. (Fathul Bari 12/463)
3) Sebalknya apabi Ia bermimpi buruk maka hendaklah in memohon
perlindungan kepada Allah, kemudian meludah kearah kiri sebanyak
tiga kali, bepindah tempat, shalat dua rakaat dan janganlah ia
menceritakan kepada seorangpun. (Lihat Fathul Bari I2/463, Syarah
Shahih Muslim 15/421.)
12. Dibencinya tidur telungkup
Dari Tikhfah Al-Ghifari dia berkata: Suatu ketika tatkala aku tidur
didalam mesjid, tiba-tiba ada seorang yang menghampiriku, sedangkan
aku dalam keadaan tidur terlungkup, lalu dia membangunkanku dengan
kakinya seraya berkala: “Bangunlah! Ini adalah bentuk tidur yang dibenci
Allah, maka akupum mengangkat kepalaku ternyata beliau adalah Nabi.” (HR.
Bukhari dalam Adab Mufrod 1187, Tirmidzi 2768, Ibnu Majah 3723,
dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Adab Mufrod 905, lihat Al-
Misykah 4719)
Berkata Syaroful Haq 'Azhim Abadi : "Berdasarkan hadits inI, bahwa tidur
telungkup diatas perut adalah dilarang, dan itu adalah bentuk tidurnya
syaithon." ('Aunul Ma'bud 13/261)
13. Dibencinya tidur di atas rumah tanpa penutup
Berdasarkan hadits: Dari Ali Bin Syaiban bahwasanya Rasulullah:
bersabda: “Barang siapa yang tidur diatas rumah tanpa penutup/penghalang
maka sungguh telah terlepas darinya penjagaan." (HR. Bukhari dalam Adab
Mufrod 1192, Abu Dawud 5041. Ahmad 5/79, dishahihkan oleh Al-Albani
dalam As-Shahihah 828. lihat pula Shahih adab Mufrod 908.)

138.
14. Do’a ketika bangun tidur
Ketika bangun dari tidur hendaklah kita berdo'a: "Segala puji bagi Allah
yang telah menghidupkan kami setetah sebelumnya mematikan kami dan hanya
kepadaNya kami akan dibangkitkan." (HR. Bukhari 6312, Abu Dawud 5049,
Tirmidzi 3417, Ibnu Majah 3880.)

139.
140.

Anda mungkin juga menyukai