Anda di halaman 1dari 15

ISSN: 1979-7842

JURNALILMIAH
JENDELA PENGETAHUAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN


MENGGUNAKAN TEKNIK MODELING DENGAN
PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA PESERTA DIDIK
KELAS VIII.A SMPN 1 SABBANGPARU
Oleh

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS


MASALAH (PROBLEM BASEDLEARNING) TERHADAP
HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS VII-2 SMP
NEGERI 14 AMBON
Oleh Mohammad Amin Lasaiba

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI


PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ATI (ATTITUDE
TREATMENT INTERACTION) SISWA KELAS VII SMP
NEGERI 3 SENGKANG KABUPATEN WAJO
Oleh Muhammad Arafah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TENIS MEJA


MELALUI PENDEKATAN METODE BAGIAN PADA
SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 19 AMBON
Oleh Jonas Solissa

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH


TERHADAP KINERJA GURU (Studi Pada SD Negeri 77
Ambon)
Oleh Geradin Rehatta

PENERAPAN NILAI-NILAI LOKAL PADA KEPEMIMPINAN


KEPALA SMA NEGERI SE-KABUPATEN WAJO
Oleh Sumarni

ANALISIS PENERAPAN TIPE PEMBELAJARAN TALKING


STICK DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR
SISWA KELAS X2 SMA NEGERI 1 LEIHITU PADA MATA
PELAJARAN EKONOMI
Oleh Stevie Sahusilawane

HUMANISME HUMANISTIK DAN HUMANISASI


PENDIDIKAN INDONESIA
Oleh Iwan Rumalean

Volume ke-11 Cetakan ke-25 17 Oktober 2018


PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
(PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI
PADA PESERTA DIDIK KELAS VII-2 SMP NEGERI 14 AMBON

Oleh Mohammad Amin Lasaiba

Dosen Program Studi Pendidikan Geografi


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura

Abstrak: Guru SMP Negeri 14 Ambon PENDAHULUAN


menggunakan model ceramah dan Pendidikan merupakan aspek
tanya jawab dalam proses penting bagi pengembangan
pembelajaran. Sebagian besar peserta sumberdaya manusia. Pendidikan
didik belum mencapai kriteria merupakan salah satu instrument yang
ketuntasan minimal (KKM). Model dapat digunakan membebaskan
pembelajaran yang mengaktifkan manusia dari keterbelakangan, dan
peserta didik adalah model kebodohan serta kemiskinan.
pembelajaran berbasis masalah Pendidikan juga diyakini mampu
(Problem based learning). Metode yang menanamkan kapasitas baru bagi
digunakan dalam penelitian ini adalah semua orang untuk memelajari
penelitian tindakan kelas. Teknik pengetahuan dan keterampilan
pengumpulan data (1) dokumentasi; (2) sehingga dapat diperoleh manusia
tes (evaluasi setelah tindakan); nontes yang produktif (Hamalik, 2001: 13).
(evaluasi berdasarkan lembar Berdasarkan observasi yang
observasi peserta didik). Prosedur dilakukan di SMP Negeri 14 Ambon
penelitian terdiri atas perencanaan, ditemukan sebagian besar peserta
tindakan, pengamatan tindakan dan didik belum mampu mencapai potensi
refleksi terhadap tindakan. Hasil individual yang diperlukan untuk
penelitian menunjukan bahwa model mengikuti pelajaran lanjutan. Sebagian
pembelajaran berbasis masalah besar peserta didik belum sampai pada
meningkatkan hasil belajar peserta tingkat pemahaman, peserta didik
didik pada materi pelapukan mata hanya mampu menghafal fakta,
pelajaran geografi di kelas VII-2 SMP konsep, prinsip, hukum, teori dan
Negeri 14 Ambon Kecamatan Sirimau gagasan. Inovasi lainnya pada tingkat
Kota Ambon. Hal tersebut ditandai ingatan mereka belum dapat digunakan
ketercapaian indikator keberhasilan dan diterapkan secara efektif dalam
siklus II sebesar 94,57%. Pencapaian pemecahan masalah yang kontekstual.
ketuntasan belajar individual, siklus I Hal itu karena guru belum melibatkan
sebesar 54,24% dan siklus II sebesar peserta didik dalam proses
100%. pembelajaran. Guru hanya
menggunakan pembelajaran yang
Kata-kata kunci: Model pembelajaran berjalan satu arah, akibatya peserta
berbasis masalah, Hasil belajar. didik bosan mengikuti proses
pembelajaran yang pada akhirnya hasil
belajar yang dicapai tidak sesuai hasil pengalaman individu dalam
dengan standar yang diharapkan atau interaksi dengan lingkungannya yang
belum memenuhi kriteria ketuntasan menyangkut kognitif, afektif, dan
minimum (KKM). Hal itu dapat terlihat psikomotorik.
pada hasil belajar geografi pada kelas Perubahan yang terjadi dalam
VII-2 SMP Negeri 14 Ambon di mana diri seseorang banyak sekali baik sifat
nilai ulangan harian maupun semester maupun jenisnya. Karena itu sudah
nilai rata-rata peserta didik hanya 65 tentu tidak setiap perubahan dalam arti
atau belum memuaskan dengan tidak belajar. Seorang yang telah belajar
mencapai standar kriteria minimal akan menunjukan ciri perubahan
(KKM) yaitu 78. tingkah laku sebagai berikut (1)
Berdasarkan latar belakang yang perubahan dalam belajar kontinu dan
dikemukakan di atas, yang menjadi fungsional, (2) perubahan yang terjadi
masalah dalam penelitian ini adalah secara sadar (3), perubahan dalam
“Bagaimana Penggunaan Model belajar bersifat positif dan aktif, (4)
Pembelajaran Berbasis Masalah perubahan belajar bersifat sementara,
(Problem Based Learning) Dapat (5) perubahan dalam belajar bertujuan
Meningkatkan Hasil Belajar Geografi Di atau berarah, dan (6) perubahan
SMP Negeri 14 Ambon?” mencakup seluruh aspek tingkah laku.
Penelitian ini bertujuan untuk Slameto (2003:27), belajar
mengetahui penggunaan model adalah suatu proses usaha yang
pembelajaran berbasis masalah dilakukan seseorang untuk memeroleh
terhadap pencapaian hasil belajar suatu perubahan tingkah laku yang
geografi pad SMP Negeri 14 Ambon. baru secara keseluruhan sebagai hasil
Manfaat penelitian ini adalah (1) pengalamannya sendiri dengan
secara teoretis, mengetahui lingkungannya. Dari beberapa uraian
penggunaan model pembelajaran belajar, pada hakikatnya dapat dijumpai
berbasis masalah terhadap hasil bahwa belajar adalah perubahan
belajar. (2) secara praktis, sebagai tingkahlaku yang menyangkut ranah
masukan untuk mengembangkan SMP kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Negeri 14 Ambon sehingga mutu/
kualitas lebih baik. Pembelajaran Efektif
Menurut Hamalik (2002:57),
KAJIAN TEORI pembelajaran adalah suatu kombinasi
Belajar adalah proses dan yang tersusun meliputi unsur-unsur
merupakan unsur yang sangat yang manusiawi (peserta didik dan
fundamental dalam penyelenggaraan guru), material (buku, papan tulis,
pendidkan. Hal itu berarti keberhasilan kapur dan alat belajar), fasilitas (ruang
atau kgagalan pencapaian tujuan itu kelas, audio visual), dan proses yang
bergantung pada proses belajar yang saling memengaruhi mencapai tujuan
dialami peserta didik, baik ketika pembelajaran. Dapat disimpulkan
berada di sekolah, di rumah atau di bahwa secara umum pembelajaran
keluarga (Muhibbin, 2006:63). adalah suatu kegiatan yang dilakukan
Djamara (2000:13) menjelaskan oleh guru sedemikian rupa, sehingga
bahwa belajar adalah serangkaian tingkah laku peserta didik mengarah
kegiatan jiwa raga untuk memeroleh kearah yang lebih baik.
suatu perubahan tingkah laku sebagai
Menurut Zamroni (2000:74), pengetahuan, sikap, maupun
kualitas Pendidikan ditentukan oleh keterampilan yang menetap.
proses belajar mengajar yang Menurut Gagne dalam
berlangsung diruang-ruang kelas. Ratumanan (2004:78-79) bahwa hasil
Dalam proses belajar mengajar guru belajar merupakan kemampuan internal
memegang peran penting. Guru adalah yang meliputi (1) keterampilan
creator proses belajar mengajar. Guru intelektual, yaitu kemampuan yang
adalah orang yang mengembangkan membuat seseorang menjadi kompeten
suasana bagi peserta didik untuk terhadap suatu objek sehingga dia
mengaji apa yang menarik minatnya, mampu mengklasifikasikan,
mengekspresikan ide-ide, dan mengidentifikasikan, mendemonstrasi,
kreatifitas peserta didik dalam batasan- dan menggenaralisasikan suatu objek;
batasan norma yang ditetapkan secara (2) strategi kognitif yaitu kemampuan
konsisten. seseorang untuk mengontrol aktivitas
Sekolah merupakan bagian dari intelektual dan menghadapi masalah
sistem pendidikan formal yang baru yang dihadapi; (3) informasi
memunyai aturan yang jelas atau lebih verbal, yaitu kemampuan seseorang
dikenal dengan GBPP (garis-garis untuk menggunakan bahasa lisan
besar program pembelajaran). maupun tulisan untuk mengungkapkan
Sebagain acuan proses pembelajaran suatu masalah; (4) keterampilan
dan guru sebagai fasislitator yang motorik, yaitu kemampuan seseorang
berperan dalam keberhasilan peserta untuk mengkoordinasi gerakan otot
didik, sehingga guru harus secara tepat secara teratur dan lancer dalam
memilih metode pembelajaran yang keadaan sadar; (5) siap, yaitu
akan digunakan. cenderung menerima dan menolak
suatu objek.
Hasil Belajar Hasil belajar dalam penelitian
Hasil belajar yaitu perubahan adalah kemampuan pada ranah
perilaku yang diperoleh pembelajaran kognitif, afektif, dan psikomotorik yang
setelah mengalami aktivitas belajar telah diperoleh peserta didik setelah
(Nana Sujana, 2002:4). Gagne dan mengikuti proses pembelajaran atau
Brings dalam Nana Sujana, (2002:21) kegiatan belajar mengajar (KBM) yang
mengatakan suatu hasil belajar menggunakan model pembelajaran
memerlukan kondisi belajar eksternal berbasis masalah pada SMP Negeri 14
yang berbeda. Sejalan dengan Ambon.
tersebut, suatu metode pembelajaran
sering kali hanya cocok untuk belajar Pengertian Problem Based Learning
tipe isi yang lain di bawa kondisi yang Menurut Sanjaya (2006:212)
lain, diperlukan metode pembelajaran model Pembelajaran berbasis masalah
yang berbeda. (MPBM) diartikan sebagai rangkaian
Arikunto (1980:30) pembelajaran aktivitas pembelajaran
mengemukakan bahwa belajar adalah yang menekankan pada proses
suatu proses yang terjadi karena penyelesaian masalah yang dihadapi
adanya usaha mengadakan perubahan secara ilmiah.
terhadap diri manusia yang belajar Terdapat tiga ciri utama dari
serta melaksanakan untuk memeroleh MPBM. Pertama, MPBM merupakan
perubahan dalam dirinya baik berupa rangkaian aktivitas pembelajaran,
artinya dalam implementasi MPBM ada rangka menumbuhkan sikap ilmiah
sejumlah kegiatan yang harus (Sanjaya, 2006:214).
dilakukan oleh peserta didik. MPBM Kriteria pemilihan bahan
tidak mengharapkan peserta didik pembelajaran dalam MPBM, yaitu (1)
hanya mendengarkan, mencatat bahan pelajaran harus mengandung isu
kemudian menghafal materi pelajaran, yang mengandung konflik (conflik
akan tetapi melalui MPBM peserta didik issue) yang bisa bersumber dari berita,
aktif berpikir, berkomunikasi, mencari rekaman video dll, (2) bahan yang
dan mengolah data, dan akhirnya dipilih adalah bahan yang bersifat
menyimpulkan. Kedua, aktivitas familiar dengan peserta didik, sehingga
pembelajaran diarahkan untuk setiap peserta didik dapat mengikutinya
menyelesaikan masalah. MPBM dengan baik, (3) bahan yang dipilih
menempatkan masalah sebagai kata merupakan bahan yang berkaitan
kunci dalam proses pembelajaran. dengan kepentingan orang banyak
Artinya tanpa masalah maka tidak (universal), sehingga terasa
mungkin ada proses pembelajaran. bermanfaat, (4) bahan yang dipilih
Ketiga, pemecahan masalah dilakukan mengandung tujuan atau kompetensi
dengan menggunakan pendekatan yang harus dimiliki oleh peserta didik
berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan sesuai dengan kurikulum yang berlaku,
menggunakan metode ilmiah adalah (5) bahan yang dipilih sesuai dengan
proses berpikir deduktif dan induktif. minat peserta didik sehingga setiap
Belajar berdasarkan masalah peserta didik merasa perlu untuk
atau problem based learning (PBL) memelajari (Sanjaya, 2006:214).
adalah suatu proses pembelajaran John Dewey seorang ahli
yang diawali dari masalah yang Pendidikan berkebangsaan Amerika
ditemukan dalam lingkungan pekerjaan menjelaskan langkah MPBM yang
(Pusdiklat:20014). Pendapat lain kemudian dia namakan metode
mengemukakan bahwa Problem Based pemecahan masalah (problem solving),
Learning (PBL) adalah lingkungan yaitu (1) merumuskan masalah, yaitu
belajar yang di dalamnya langkah peserta didik yang
menggunakan masalah untuk belajar. menentukan masalah yang akan
Pembelajaran dengan model problem dipecahkan, (2) menganalisis masalah,
based learnig adalah pendekatan yaitu langkah peserta didik meninjau
pembelajaran yang memberikan masalah secara kritis dan berbagai
tantangan bagi peserta didik untuk sudut pandang, (3) merumuskan
mencari solusi dari permasalahan hipotesis, yaitu langkah peserta didik
dunia nyata (terbuka) secara individu merumuskan berbagai kemungkinan
maupun kelompok (http: //www. pemecahan sesuai dengan
slideshare. net/model-pembelajaran- pengetahuan yang dimiliki, (4)
problem-solving, 2014). mengumpulkan data, yaitu langkah
Tujuan yang ingin dicapai oleh peserta didik mencari dan
MPBM adalah kemampuan peserta menggambarkan informasi yang
didik untuk berpikir kritis, analitis, diperlukan untuk pemecahan masalah,
sistematis dan logis untuk menemukan (5) pengujian hipotesis, yaitu langkah
alternatif pemecahan masalah melalui peserta didik mengambil atau
eksplorasi dan secara empiris dalam merumuskan kesimpulan sesuai
dengan melakukan penerimaan dan
penolakan hipotesis yang diajukan, (6) di konsultasi dengan tabel kriteria dan
merumuskan rekomendasi pemecahan deskriptif presentasi yang
masalah, yaitu langkah peserta dikelompokkan dalam lima kategori
didikmenggambarkan rekomendasi yaitu baik sekali, baik< cukup, kurang,
yang dapat dilakukan sesuai rumusan dan sanggat kurang. Pengatagorian
hasil pengujian hipotesisi dan rumusan hasil belajar peserta didik digunakan
kesimpulan (Sanjaya, 2006:215). interval untuk mengukur tingkat
kompetensi peserta didik dengan
METODE PENELITIAN berpatokan pada penelitian yang
Tipe penelitian yang digunakan mengacu pada kriteria penelitian
dalam penelitian ini adalah tipe minimal yang ditetapkan di sekolah
penelitian tindakan kelas (PTK). Setting yaitu 68 khususnya untuk mata
dalam penelitian tindakan kelas ini pelajaran geografi. Pengategorian
adalah. tersebut dapat dilihat pada tabel
(a) Lokasi atau tempat penelitian dibawah ini.
Penelitian ini berlokasi pada SMP
Tabel 1
Negeri 14 Ambon Tingkat Penguasaan Kompetensi
(b) Waktu Peneltian Peserta Didik
Penelitian ini dilaksanakan pada Tingkat
penguasaan
Kualifikasi Huruf/nilai Keterangan

tanggal 8 Agustus sampai selesai. kompetensi


94 - 100% Sangat baik A Mencapai KKM
(c) Subjek Penelitian 86 - 93%
78 - 85%
Baik
Cukup
B
C
Mencapai KKM
Mencapai KKM

Subjek yang dimaksud dalam 70 - 77%


<70- 0%
Kurang
Sangat Kurang
D
E
Belum
mencapai KKM
Belum
penelitian ini adalah peserta didik Sumber: dokumen SMP Negeri 14 Ambon
mencapai KKM

kelas VII-2 SMP Negeri 14 Ambon


dengan jumlah peserta didik 35 Pendeskripsikan hasil belajar
orang. peserta didik setelah diterapkan
pembelajaran dengan menggunakan
Instrument Penelitian
model pembelajaran berbasis masalah
Adapun instrument penelitian (problem based leraning), untuk
yang digunakan dalam penelitian ini
mengetahui tingkat penguasaan
adalah dengan menggunakan teknik (a)
peserta didik digunakan rumus.
teknik tes, dan (b) teknik non tes,
berupa lembar observasi dan Lembar
kerja peserta didik (LKS).

Teknik Pengumpulan Data


Teknik prngumpulan data yaitu Awalludin, dkk, 2009:47
observasi dan tes. Dan untuk menghitung rata-rata nilai
kelas digunakan rumus:
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah
menggunakan analisis kuantitatif dan (Muslich, 2009:61).
kualitatif terhadap hasil belajar peserta
didik (Supardi 2006:131). Data tersebut PEMBAHASAN
dianalisis mulai dari siklus I dan siklus II Perencanaan Tindakan Siklus I
untuk dibandingkan dengan teknik Peneliti mengadakan pertemuan
deskriptif prentasi. Hasil penghitungan dengan guru mata pelajaran geografi,
wakasek kurikulum dan kepala sekolah. dan peneliti. Guru melakukan apersepsi
Maksud pertemuan tersebut untuk serta memberikan motivasi untuk
bekerja sama dan memberikan menstimulus peserta didik dalam
informasi tentang jadwal kegiatan menyampaikan tujuan pembelajaran
penelitian. serta indikator yang akan dicapai oleh
Perencanaan tindakan kelas peserta didik, Langka-langka
pada siklus 1 peneliti dan guru mata pembelajara, dan garis-garis besar
pelajaran bersama-sama menyusun materi pelapukan.
perangkat pembelajaran dengan model Setelah itu guru mengarahkan
berbasis masalah. Peneliti mulai peserta didik untuk duduk pada
melakukan persiapan dengan tempatnya masing-masing. Peserta
mempersiapkan bahan ajar seperti didik membentuk beberapa kelompok
silabus, rencana pelaksanaan dan memanggil masing-masing ketua
pembelajaran (RPP), materi kelompok untuk memberikan
pembelajaran dengan standar permasalahan materi pada tiap ketua
kompetensi memahami tenaga kelompok. Masing-masing ketua
eksogen yang menyebabkan terjadinya kelompok kembali ke kelompok yang
muka bumi dengan indikator pelapukan sudah dibagi dan dibentuk oleh guru.
yang di ambil dari buku KTSP pada Kemudian menjelaskan pokok
sistem semester (BNSP) Badan permasalahan materi yang sudah
standar Nasional Penelitian Tahun disampaikan oleh guru kepada
2006 serta menyiapkan sumber- temannya. Selanjutnya, masing-masing
sumber belajar (LKS, bahan ajar, soal peserta didik mengamati dan
tes siklus) serta instrumen penelitian memperhatikan permasalahan apa
untuk guru dan peserta didik berupa yang ada pada materi yang dijelaskan
lembar observasi. Untuk pemberian oleh ketua kelompok. Guru menyuruh
materi pembelajaran kepada peserta peserta didik untuk merumuskan
didik adalah guru dan peneliti sebagai pemecahan masalah dan menganalisis
pengamat atau observator di dalam maslah-masalah dengan menelaah
kelas. Silabus, RPP, soal tes persiklus sumber materi yang ada. Selanjutnya,
terlampir. Setelah selesai melakukan setiap kelompok memberikan
kegiatan pembelajaran guru dan pertanyaan tentang dan permasalahan
peneliti melakukan tes kepada 35 yang ia terima dan kelompok lain
orang peserta didik kelas VII-2 SMP mendapat kesempatan untuk menguji
Negeri 14 Ambon. dan merekomendasikan pemecahan
masalah pada materi berdasarkan
Tindakan sumber yang didapat.
Tahap penelitian dilaksanakan Guru berjalan sambil mengelilingi
sesuai dengan tahap perencanaan setiap kelompok, bila terdapat hal-hal
awal siklus 1 yang dilaksanakan dalam yang kurang dipahami oleh peserta
satu kali pertemuan. Kemudian didik, guru memberikan motivasi dan
dilaksanakan tes akhir kepada peserta penguatan-penguatan kepada peserta
didik kelas VII-2 sebanyak 35 orang didik dalam tiap kelompok yang masi
peserta didik. ada kekurangan atau jawaban yang
Sebagai awal pertemuan pertama diberikan kurang sesuai dengan
sebelum pembelajaran dimulai peserta pernyataan atau permasalahan yang
didik memberikan salam kepada guru diberikan. Guru memberikan
kesempatan kepada peserta didik yang merekomendasikan pertanyaan yang
lain untuk bertanya atau sudah ditentukan oleh masing-masing
merekomendasikan pemecahan kelompok atau harus tampil di depan
masalah kelompok lain. Bila penerima kelas walaupun masi malu-malu.
pertanyaan atau permasalahan Perilaku lain yang menunjukan
tersebut tidak mampu untuk menjawab peningkatan yaitu dalam hal ketetapan.
maka kelompok lain diberikan Tugas yang diberikan kepada peserta
kesempatan untuk ikut didik dapat diselesaikan dengan baik
merekomendasikan penyelasaian walaupun semuanya belum dapat
masalah tersebut. Setelah waktu yang diselesaikan tepat waktu. Hal lain yang
diberikan selesai masing-masing meningkat kemampuan peserta didik
peserta didik kembali ketempat dan dalam menjawab pertanyaan sesuai
selanjutnya siklus I yang dikerjakan dengan materi yang dipelajari. Peserta
peserta didik secara pribadi (individu). didik belum dapat menyelesaikan tugas
lebih awal dari waktu yang ditentukan.
Observasi Hal tersebut lantaran peserta didik
Peneliti mengamati secara menyelesaikan tugas lebih cepat.
setiap kegiatan guru dalam Namun kemampuan untuk menjawab
pembelajaran apakah sesuai dengan pertanyaan ada peningkatan.
rencana pelaksanaan (RPP) atau Kemampuan mengajar guru
tidak?, dan peserta didik yang mulai ada meningkat walaupun belum
mengikuti kegiatan belajar mengajar siginifikan. Guru mulai mengelolah
dengan menggunakan lembar ruang, fasilitas, strategi, interaksi
observasi serta dokumentasi beberapa dengan peserta didik, dan evaluasi
foto ataupun gambar. Untuk data dengan baik. Namun untuk
observasi peneliti menggunakan dua pengelolaan waktu masih belum dapat
lembar observasi yaitu untuk guru dan terlaksana dengan efektif, karena
peserta didik. kesan umum guru dalam mengajar
Hasil observasi siklus 1 masih sedikit kaku, kurang lugas dan
diperoleh hasil bahwa tentang sikap belum terlalu peka terhadap kondisi
dan prilaku peserta didik perihal peserta didik.
kesungguhan peserta didik. Perhatian
peserta didik mulai terpusat pada Refleksi
pelajaran walaupun belum maksimal. Pada tahap ini peneliti dan guru
Semangat peserta didik dalam melakukan refleksi terhadap
mengikuti pelajaran geografi mulai keberhasilan dan kegagalan pada
meningkat. siklus pertama. Berdasarkan hasil
Kemajuan peserta didik juga tindakan proses pembelajaran peneliti
dimulai terlihat dalam hal keberanian mengadakan refleksi untuk
ketika mengemukakah pendapat. Hal menetapakan tema yang berkaitan
tersebut terlihat dari keaktifan peserta dengan upaya peningkatan hasil
didik bertanya tentang materi yang belajar geografi di kelas VII-2 SMP
belum dimengerti atau dipahami dan Negeri 14 Ambon. Hasil pemahaman
tidak malu lagi dalam menjawab peserta didik dengan penerapan
pertanyaan. Keberanian peserta didik pembelajaran berbasis masalah belum
mulai terlihat ketika harus tampil di memuaskan. Selanjutnya dapat dilihat
depan kelas. Berani tampil
pada lembaran observasi pembelajaran
perlu siklus ke II.

Paparan Pembelajaran Hasil Siklus I


Berdasarkan data hasil
penelitian hasil siklus I diperoleh nilai Keterangan:
tertinggi adalah 100, nilai terendah sekor untuk tiap soal = 1
sebesar 50, dan nilai rata-rata adalah Tingkat Penguasaan
sebesar 77,71. Distribusi frekuensi
tabel 7 berikut ini.
Di transfer kedalam sistem nilai 10-100.
Tabel 2
Deskripsi Frekuensi Penggologan Hasil Tes Deskripsi frekuensi bergolongan hasil
Belajar Geografi Siklus I Interfal Ferekuensi Presentase belajar pada tabel 7 dirinci sebagai
Kategori.
berikut.
N Na Bentuk Soal Tes J T N
o ma u o I
Pe PG m t L TABEL 3
ser l a A Deskripsi Frekuensi Bergolongan Belajar Siklus I
ta 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 a l i
Didik 0 h Interval Frekuensi Persentase Kategori
1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 8 (%)
1 NF L 80
94-100% 8 22,86 Baik sekali
2 NSH 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100
0 0 86-93% 4 11,43 Baik
3 NRS 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 6 6 60 78-85% 7 20,00 Cukup
b 70-77% 6 17,14 Kurang
4 SNA 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 9 90 <70,0 10 28,57 Sangat kurang
KRT 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 7 7 70 Jumlah 3 1
5
5 0
Sumber: Hasil Penelitian SMP Negeri 14 Ambon, Oktober 2014
6 MS 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 7 7 70 0
7 DW 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 7 7 70 ,
H Tabel 4 0
8 NAS 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8 8 80
Jumlah Peserta Didik yang Nilai Baik0 Sekali,
8 NAS 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8 8 80 %
1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 7 7
Baik, Cukup, Kurang, dan Sangat Kurang
9 ARH 70
M Pada Siklus I
10 YAF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100 No. Rentang Nilai Jumlah % Ket.
N 0 0
peserta Keberhasilan
12 N 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100 1 94-100 8 22,86 Baik sekali
0 0
13 AS 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 8 80 2 6-93 4 11,43 baik
MRD 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8 8 80 3 8-85 7 20,00 Cukup
14
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 70-77 6 17,14 kurang
15 ZKR 100
0 0 5 <70-0 10 28,57 Sangat kurang
16 FIB 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100 Jumlah 35 35
U 0 0 Sumber: Hasil Penelitian SMP Negeri 14 Ambon, Oktober 2014
17 UL 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 7 7 70
18 ZAA 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 7 7 70

19
J
MIA 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 6 6 60
Perolehan hasil belajar geografi
RFA 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 6 6 60 melalui model pembelajaran berbasis
20
21 ALS 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 8 80 masalah 22,86% peserta didik berada
22
L
SA 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 6 6 60 pada kategori baik sekali, 11,43% baik,
23 DCP 1
1
1
1
0 1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
6
9
6
9
60 20% cukup, 17,14% kurang, dan
24 RFP 90
U
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 9
28,57% sangat kurang.
25 FR 90
26 MAS 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 6 6 60 Nilai rata-rata hasil belajar
LP
27 NK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 9 90 geografi siklus 1 melalui model
28 SAP
A
1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 8 80
pembelajaran berbasis masalah
29 RF
FA
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
6
1
6
1
60
100
sebesar 77,71% didapat dari jumlah
30
31 RR 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1
0
8
0
8 80
nilai keseluruhan dibagi jumlah peserta
32 AHS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0
1
0
100 didik (2720:35=77,71%). Dengan
33 S
SA
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
0
1
1
0
1
0
6
5
6
5
60
50
demikian, ketuntasan individu baru
34
35 R 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 5 5 50 mencapai 54,28% didapat dari jumlah
Sumber : Hasil Penelitian SMP Negeri 14 peserta didik yang mendapat baik
Ambon, Oktober 2014 sekali (8 orang), baik (4 orang), dan
cukup (7 orang) dibagi jumlah peserta diketahuinya, dan refleksi tidak
didik 8+4+7 x100=54,28%. terlaksana.
Potret pembelajaran geografi
tersebut belum mencapai tujuan yang Perencanaan Tindakan Siklus II
diharapkan guru atau penelitian yang Perencanaan siklus II
tertuang dalam indikator kinerja 100% merupakan lanjutan dari siklus I yang
dari jumlah peserta didik dalam kelas. dilihat dari hasil refleksi pada siklus I.
Dari hasil yang diperoleh belum Maka yang menjadi permasalahan
mencapai ketuntasan belajar individual pada siklus I akan diperbaiki pada
dapat dilihat pada lembaran observasi, siklus ke II. Beberapa perencanaan
sehingga perlu dilaksanakan siklus yang masih sama dengan siklus I yaitu
berikutnya. sebagai berikut.
Perencanaan tindakan pada
Kelebihan dan kekurangan siklus 1 siklus II penelitian dan guru mata
Kelebihan bagi peserta didik pelajaran bersama menyusun
pada siklus pertama, model perangkat pembelajaran dengan model
pembelajaran berbasis masalah dapat berbasis masalah. Peneliti mulai
membantu peserta didik memiliki melakukan pembelajaran dengan
keterampilan penyelidikan dan terjadi mempersiapkan bahan ajar seperti
interaksi yang dinamis di antara guru silabus, rencana pelaksanaan
dengan peserta didik, peserta didik pembelajaran (RPP) materi
dengan guru, dan peserta didik dengan pembelajaran dengan standar
peserta didik. Hal tersebut ditandai kompetensi memahami bentuk-bentuk
dengan peningkatan nilai rata-rata muka bumi. Kompetensi dasar,
peserta didik dari 65% saat observasi mengidentifikasi tenaga eksogen yang
menjadi 77,71% pada sikluspertama. menyebabkan terjadinya muka bumi
Bagi guru, model pembelajaran dengan indikator tenaga eksogen,
berbasis masalah telah membantu guru pelapukan, dan proses pelapukan
untuk lebih mendorong peserta didik mekanik, kimiawi, dan biologis yang
lebih aktif dalam mengikuti proses diambil dari buku KTSP pada sistem
belajar. Menempatkan peserta didik semerter (DNSP) badan standar
sebagai pemeran penyelesaian nasional penelitian tahun 2006 serta
masalah. menyiapkan sumber belajar (LKS,
Kelemahan silus 1, peserta didik bahan ajar, soal tes akhir siklus), serta
menjadi jenuh karena harus instrumen penelitian untuk guru dan
berhadapan langsung dengan masalah. peserta didik berupa lembar observasi.
Bagi guru kesulitan dalam membagi Untuk pemberian materi pembelajaran
sejumlah kegiatan pembelajaran dalam kepada peserta didik adalah guru dan
waktu singkat. Sehingga PBl peneliti sebagai pengamat atau
membutuhkan waktu yang relatif lama. observator di dalam kelas.
Hal tersebut terlihat pada siklus Silabus, RPP, soal tes bersiklus
pertama terdapat kegiatan yang tidak terlampir. Setelah selesai melakukan
terlaksana seperti pembentukan kegiatan pembelajaran guru dan
kelompok didasarkan keberagaman peneliti melakukan tes kepada 35
peserta didik, mengarahkan peserta orang peserta didik kelas VII-2 SMP
didik pada aspek yang tidak Negeri 14 Ambon.
Tindakan mendapatkan kesempatan untuk
Pelaksanaan tindakan pada menguji dan merekomendasikan
siklus II sudah mengolah dengan baik pemecahan masalah pada materi
jika dibandingkan dengan siklus berdasarkan sumber yang didapat.
sebelumnya. Pada tahap siklus 2 di Guru mengelilingi setiap
laksanakan 1 kali pertemuan. kelompok. Bila terdapat hal-hal yang
Selanjutnya dilanjutkan dengan tes kurang dipahami oleh peserta didik,
akhir siklus secara individu. guru memberikan motivasi dan
Sebelum mengawali penguatan kepada peserta didik
pembelajaran peserta didik selama proses pembelajaran dalam
memberikan salam pada guru dan diskusi berjalan dalam menerapkan
peneliti masuk dalam ruangan. Peneliti pembelajaran model berbasisi
langsung mengambil tempat di bagian masalah.
belakang pserta didik. Guru Hasil presentasi peserta didik
menyampaikan langka-langka dalam tiap kelompok masih ada
pembelajaran sesuai dengan kekurangan atau jawaban yang
pembelajaran berbasis masalah, dan diberikan kurang sesuai dengan
tujuan pembelajaran serta menjelaskan pertanyaan atau permasalahan yang
materi pembelajaran pelapukan. diberikan. Guru memberikan
Setelah itu guru mengarahkan penjelasan dan penguatan materi.
peserta didik untuk duduk pada Selanjutnya diberikan kesempatan
tempatnya masing-masing, peserta kepada peserta didik untuk bertanya
didik membentuk dalam 6 kelompok bila materi yang diajarkan belum
yang terdiri dari 5-6 orang peserta didik dipahami.
dalam satu kelompok dan memanggil Guru memberikan hadiah
masing-masing ketua kelompok untuk berupa pujian kepada kelompok yang
memberikan permasalahan materi hasil kerjanya baikserta memberikan
pada tiap-tiap ketua kelompok. Masing- motivasi kepada peserta didik dan
masing ketua kelompok kembali kelompok yang masih terdapat
sekelompoknya yang sudah dibagi dan kekurangan dalam diskusi
bentuk oleh guru. Kemudian memecahkan masalah. Selanjutnya
menjelaskan pokok permasalahan guru membimbing peserta didik untuk
materi yang sudah di sampaikan oleh merangkup materi, dan mengadakan
guru kepada temannya. Selanjutnya tes akhir siklus dua yang dikerjakan
masing-masing peserta didik oleh peserta didik secara pribadi.
mengamati dan memperhatikan
permasalahan apa yang ada pada Observasi
materi yang dijelaskan oleh ketua Guru mulai menerapkan model
kelompok. pembelajaran secara baik. Peserta
Guru menyuruh peserta didik didik duduk dengan tenang sambil
untuk merumuskan pemecahan memperhatikan materi yang di
masalah dan menganalisis masalah- bawakan oleh guru. Namun beberapa
masalah dan menelaah sumber- peserta didik masih asik menganggu
sumber materi yang ada. Selanjutnya temanya.
setiap kelompok meberikan pertanyaan Hasil observasi siklus II
tentang materi dan permasalahan yang menunjukan peningkatan signifikan
ia terima dan kelompok lain kesungguhan peserta didik dalam
mengukuti pelajaran geografi lebih sebelumnya. Guru lebih tenang dapat
meningkat, dilihat dari nilai rata-rata menguasai suasana pembelajaran
pada siklus I 77,71% dan siklus II yang efektif terkesan luwes, dan dapat
94,5%. Perhatian peserta didik secara menguasai kelas, mengelolah ruangan,
penuh tertujuh pada materi geografi. menggunakans model pembelajaran
Semangat peserta didik lebih dan strategi lebih kreatif lebih bergairah
meningkat. Semua peserta didik mengajar, membawa suasana kelas
mengikuti pelajaran dengan penuh menjadi segar. Dengan suasana kelas
semangat tidak ada masalah atau yang demikian ternyata peserta didik
kurang bersemangat dalam mengikuti lebih mudah memahami materi
pelajaran geografi. pembelajaran. Hasil belajar peserta
Keberanian peserta didik didik meningkat dan kualitas guru
menemukan pendapat juga semakin dalam mengajar juga meningkat.
meningkat, peserta didik sudah Sehingga tidak aneh lagi jika antara
mengungkapkan pendapat, guru dan peserta didik terjalin
mengomentari suatu hal atau hubungan yang dinamis, harmonis, dan
mengungkapkan ide-idenya. Peserta menyenangkan.
didik berlombah untuk memperoleh
pertanyaan dan menjawabnya. Refleksi
Peningkatan terlihat juga pada Setelah tahap perencanaan,
kemanpuan peserta didik untuk tampil tindakan, dan observasi selesai di
di kelas. Masing-masing peserta didik laksanakan. Guru dan peneliti
berusaha tampil dengan sebaik- melakukan refleksi tentang hasil dari
baiknya. kelebihan dan kekurangan dari siklus II.
Perubahan yang cukup Berdasarkan hasil tindakan
signifikan juga terlihat pada aspek proses pembelajaran model berbasis
ketepatan. Rata-rata peserta didik masalah peneliti mengadakan refleksi
dikelas mampu menjawab pertanyaan untuk menetapkan temuan-temuan
dengan tepat. Mampu menyelesaikan yang berkaitan dengan upaya
tugas tepat waktu. Selain itu, peserta peningkatan hasil belajar geografi kelas
didik juga mampu membuat pertanyaan VII-2 SMPNegri 14 ambon.
yang baik, dan mudah di pahami serta Dilihat dari hasil pemahaman
sesuai dengan materi. peserta didik dengan penerapan
Aspek kecepatan peserta didik pembelajaran dengan menggunakan
juga mengalami peningkatan. Peserta pembelajaran berbasis masalah
didik dpat menyelesaikan tugas lebih dengan peningkatan aspek, selanjutnya
awal. Kecepatan juga terlihat pada saat dapat di lihat pada lembaran observasi
peserta didik menjawab pertanyaan sehingga kegiatan penelitian tindakan
dengan cepat dan tepat. Sehingga kelas ini tidak perlu dilanjutkan pada
pelajaran dapat berlangsung dengan siklus III.
lancar, aktif bermakna, dan
menyenangkan. Paparan Hasil Belajar Siklus II
Perubahan yang cukup
signifikan juga terjadi pada guru Tabel 5
Deskripsi Frekuensi Pergolongan Hasil Tes
sebagai fasilitator pembelajaran. Belajar Geografi Siklus II Interfal Frekuensi
Kualitas guru dalam mengajar lebih Presentase Katagori
meningkat dibandingkan dengan siklus N
o
Na
ma
Bentuk Soal Tes J
u
T
o
N
. PG m t i
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 l a l Sumber: hasil penelitian SMP Negeri 14 ambon, Oktober 2014
0 a l
h a
i
1 NF
L
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
0
1
0
Berdasarkan data hasil penelitin
2 NS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
0
1
siklus II mengenai hasil belajar geografi
H 0 0
0
materi pelapukan melalui model
3 NR
Sb
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 9 9
0
pembelajaran berbasis masalah
4 SN
A
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
0
1
0
diperoleh data untuk nilai tertinggi yang
5 KR 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 9
0
9
diperoleh responden adalah 100. Nilai
6
T
MS 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 9
0 terendah sebesar 80. Selengkapnya
9

7 DW 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 9
0 dapat dibaca pada distribusi frekuensi
9
H 0 tergolong sesuai dengan kategori hasil
8 NA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1
S 0 0 belajar geografi sebagai berikut.
0
9 AR 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 9 9
HM 0
1
0
YA
FN
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
0
1 Keterangan: skor untuk tiap soal = 1
0
0

Jumlah skor yag diperoleh


1 WM 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1
1 RR 0 0

1 N 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
0
1 Tingkat penguasaan=
2 0 0
0 Jumlah seluruh skor
1
3
AS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
0
1
0 Ditransfer ke dalam sistem nilai 10-100.
0
1 MR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1
4 D 0 0
0
Berdasarkan tabel tersebut
1
5
ZK
R
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
0
1
0
deskripsi frekuensi bergolongan hasil
1 FI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
0
1
belajar pada halaman sebelumnya
6 BU 0 0
0
dapat dirinci sebagai berikut.
1 UL 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 9 9
7 0
1 ZA 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 9 9 Tabel 6
8 AJ 0
1 MI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 9
Deskripsi Frekuensi
9
9 A 0 Bergolongan Belajar Siklus II
2 RF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 9 9
0 A 0 INTERVAL FREKUENSI PERSENTASE KATEGORI
2 AL 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 (%)
1 SL 0 0 94-100 % 19 54,29 Baik sekali
0 86-93 % 13 37,14 baik
2 SA 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 9 9
2 78-85 % 3 8,57 cukup
0
2 DC 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 9 9 70-77 % - - kurang
3 P 0 <70-0 - - Sangat
2 RF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 kurang
4 PU 0 0 Jumlah 35 100.00 %
0
2 FR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 Sumber:hasil penelitian SMP Negeri 14 ambon, Oktober
5 0 0
0
2 MA 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 9 9 Tabel 7
6 SL
P
0 Jumlah Peserta Didik yang Nilai Baik Sekali,
2
7
NK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
0
1 Baik, Cukup, Kurang, dan Sangat Kurang Pada
0
0 Siklus I
2 SA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 No Rentang Jumlah Persentase Keberhasilan
8 PA 0 0 Nilai peserta didik (%)
0 1 94-100 9 54,29 Baik sekali
2 RF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 9 9
9
2 86-93 3 37,14 Baik
0 3 78-85 3 8,57 Cukup
3 FA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1
0 0 4 70-77 - - Kurang
0 5 <70-0 - - Sangat Kurang
0
Jumlah 35 100,00%
3 RR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1
1 0 0 Sumber:hasil penelitian SMP Negeri 14 Ambon
0
3 AH 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1
2 S 0 0 Tabel di atas menunjukan bahwa
0
3
3
S 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8 8 8 perolehan hasil belajar geografi melalui
0
3
4
SA 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8 8 8 model pembelajaran berbasis masalah,
0
3
5
R 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 8 8 54,29% peserta didik berada pada
0
kategori baik sekali 37,14%, baik Bagi guru lebih mendorong
8,57%, cukup 0%, dan kurang 0%. peserta didik lebih aktif dalam
Adapun nilai rata-rata hasil belajar mengikuti proses belajar,
geografi siklus II melalui model menempatkan peserta didik sebagai
pembelajaran berbasis masalah pemeran penyelesaian masalah.
sebesar 94,57% di dapat dari jumlah
nilai seluruh di bagi jumlah peserta
didik (33310:35 = 94,57%) dan
ketuntasan individu mencapai 100% Kelemahan
didapat dari jumlah peserta didik yang Peserta didik kesulitan dalam
mendapat baik sekali (19 orang), baik memroses sejumlah data dan informasi
(13.orang), dan cukup (3 orang) di bagi dalam waktu singkat. Sehingga PBL
jumlah peserta didik 19+13+3x100= 100%. membutuhkan waktu yang relatif lama.
Potret pembelajaran geografi Kesulitan bagi guru dalam membagi
tersebut sudah mencapai tujuan yang jumlah kegiatan pembelajaran dalam
di harapkan guru atau peneliti yang waktu singkat. Sehingga PBL ini
tertuang dalam indikator kinerja dan membutuhkan waktu yang relatif lama.
pada jumlah peserta didik dalam kelas Berdasarkan hasil penelitian
telah mencapai ketuntasan minimal, diketahui bahwa terdapat peningkatan
berhasil dan tidak tidak perlu hasil belajar geografi materi bentuk-
mengadakan pada siklus berikutnya bentuk muka bumi. Hal tersebut dapat
atau siklus ke tiga. diindikasikan dari perolehan rata-rata
Berdasarkan hasil tersebut, siklus I (77,71%) dan siklus II (95,57%).
dapat di tarik kesimpulan bahwa Sedangkan pencapaian ketuntasan
hipotesis tindakan penelitian yang belajar individu pada siklus I (54,24%)
menyatakan bahwa “dengan dan siklus II sebesar (100%) sehingga
menerapkan model pembelajaran indikator kinerja penelitian tindakan
berbasis masalah (problem based kelas ini selesai pada siklus II.
learning) meningkatkan hasil belajar Terjadinya hipotesis tindakan
geografi materi bentuk-bentuk muka dalam penelitian ini membuktikan
bumi pada peserta didik kelas VII-2 bahwa penerapan model pembelajaran
SMP Negeri 14 Ambon. berbasis masalah (problem based
learning) dapat dikatakan hasil belajar
Kelebihan Dan Kekurangan Siklus II peserta didik. Disamping aspek kognitif
Kelebihan bagi peserta didik peserta didik, penerapan model
memiliki yaitu keterampilan tersebut juga mampu meningkatkan
penyelidikan dan terjadi interaksi yang aspek afektif dan pisikomotor. Aspek
dinamis di antara guru dan peserta afektif yang tampak yakni
didik, peseta didik dengan guru, dan kesungguhan, keberanian, sementara
peserta didik dengan peserta didik. aspek pisikomotor dapat dilihat dari
Pada siklus II peserta didik menjadi kecepatan dan ketepatan peserta didik
pembelajar yang mandiri dan menyelesaikan serangkaian tugas. Hal
independen. Hal tersebut ditandai tersebut sesuai dengan pendapat Nana
dengan peningkatan nilai rata-rata Sudjana (2002:22) bahwa dalam
peserta didik dari 77,71% siklus pembelajaran terdapat tiga ranah yang
pertama meningkat menjadi 94,57% menjadi fokus peningkatan kualitas
pada siklus kedua. pembelajaran yakni ranah kognitif,
ranah afektif dan ranah psikomotorik. Djamarah, Saiful B., 2000. Psikologi
Dengan demikian hasil penelitian Belajar. Jakarta: Rinneka Cipta.
tindakan kelas ini dapat dijadikan Hamalik, 2001. Pendekatan Baru
sebagai bahan rujukan dalam Strategi Belajar Mengajar
menelaah dan menindak kritisi sebagai Bedasarkas CBSA. Bandung:
fenomena aktual pendidikan khususnya Sinar Baru Alsindo.
dalam hal inovasi pembelajaran. Mansur, Muslich. 2009. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
SIMPULAN Aksara.
Model pembelajaran berbasis Muhaibbin, Syah. 2006. Psikologi
masalah (problem based learning) Belajar. Jakarta: Raja Grafindo
meningkatkan hasil belajar geografi. Persada.
Hal tersebut ditandai dari ketercapaian Nana, Sudjana. 2002. Penelitian Hasil
indikator keberhasilan penelitian Belajar Mengajar. Bandung:
tindakan kelas dan adanya peningkatan Remaja Rosda Karya.
rata-rata hasil belajar geografi dari saat Ratumanan, T. G., 2002. Belajar dan
observasi sebesar 65% meningkat Pembelajaran. Unessa:
menjadi 77,71% pada siklus I dan University Press.
pada siklus II meningkat sebesar Sanjaya, W,. 2006. Strategi
94,24% . sedangkan untuk pencapaian Pembelajaran Berorientasi
ketuntasan belajar individual, siklus I Standar Proses Pendidikan.
sebesar 54,24% dan siklus II sebesar Jakarta: Kencana.
100%. Dengan demikian penelitian Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-
tindakan kelas dengan menggunakan Faktro yang Mempengaruhinya.
model pembelajaran berbasis masalah Jakarta: Rinneka Cipta.
materi bentuk-bentuk muka bumi Zamroni. 2000. Paradigma Pendidikan
berhasil dengan nilai rata-rata 94,57% Masa Depan. Jakarta: Bumi
telah mencapai KKM yang ditetapkan Aksa.
SMP Negeri 14 Ambon untuk kelas VII http://www.slideshare.net/ikkarikayah/m
sebesar 78. odel-pembelajaran-problem solving,
Aktivitas peserta didik dalam diakses 20/02/14.
mengikuti pembelajaran juga
meningkat dari rata-rata sedang
menjadi baik bahkan baik sekali.
Dengan demikian, aktivitas guru
semakin meningkat yakni mampu
mengelola proses pembelajaran
geografi lebih aktif, inovaktif, kreatif,
afektif, dan menyenangkan disiklus II.

DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. 1989. Manajemen
Pengajaran. Jakarta: Rinneka
Cipta.
Awaluddin, dkk,. 2009. Statistiks
Pendidikan. Jakarta: Direktorat
Pendidikan Tinggi.

Anda mungkin juga menyukai