Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
JURNALILMIAH
JENDELA PENGETAHUAN
19
J
MIA 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 6 6 60
Perolehan hasil belajar geografi
RFA 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 6 6 60 melalui model pembelajaran berbasis
20
21 ALS 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 8 80 masalah 22,86% peserta didik berada
22
L
SA 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 6 6 60 pada kategori baik sekali, 11,43% baik,
23 DCP 1
1
1
1
0 1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
6
9
6
9
60 20% cukup, 17,14% kurang, dan
24 RFP 90
U
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 9
28,57% sangat kurang.
25 FR 90
26 MAS 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 6 6 60 Nilai rata-rata hasil belajar
LP
27 NK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 9 90 geografi siklus 1 melalui model
28 SAP
A
1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 8 80
pembelajaran berbasis masalah
29 RF
FA
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
6
1
6
1
60
100
sebesar 77,71% didapat dari jumlah
30
31 RR 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1
0
8
0
8 80
nilai keseluruhan dibagi jumlah peserta
32 AHS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0
1
0
100 didik (2720:35=77,71%). Dengan
33 S
SA
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
0
1
1
0
1
0
6
5
6
5
60
50
demikian, ketuntasan individu baru
34
35 R 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 5 5 50 mencapai 54,28% didapat dari jumlah
Sumber : Hasil Penelitian SMP Negeri 14 peserta didik yang mendapat baik
Ambon, Oktober 2014 sekali (8 orang), baik (4 orang), dan
cukup (7 orang) dibagi jumlah peserta diketahuinya, dan refleksi tidak
didik 8+4+7 x100=54,28%. terlaksana.
Potret pembelajaran geografi
tersebut belum mencapai tujuan yang Perencanaan Tindakan Siklus II
diharapkan guru atau penelitian yang Perencanaan siklus II
tertuang dalam indikator kinerja 100% merupakan lanjutan dari siklus I yang
dari jumlah peserta didik dalam kelas. dilihat dari hasil refleksi pada siklus I.
Dari hasil yang diperoleh belum Maka yang menjadi permasalahan
mencapai ketuntasan belajar individual pada siklus I akan diperbaiki pada
dapat dilihat pada lembaran observasi, siklus ke II. Beberapa perencanaan
sehingga perlu dilaksanakan siklus yang masih sama dengan siklus I yaitu
berikutnya. sebagai berikut.
Perencanaan tindakan pada
Kelebihan dan kekurangan siklus 1 siklus II penelitian dan guru mata
Kelebihan bagi peserta didik pelajaran bersama menyusun
pada siklus pertama, model perangkat pembelajaran dengan model
pembelajaran berbasis masalah dapat berbasis masalah. Peneliti mulai
membantu peserta didik memiliki melakukan pembelajaran dengan
keterampilan penyelidikan dan terjadi mempersiapkan bahan ajar seperti
interaksi yang dinamis di antara guru silabus, rencana pelaksanaan
dengan peserta didik, peserta didik pembelajaran (RPP) materi
dengan guru, dan peserta didik dengan pembelajaran dengan standar
peserta didik. Hal tersebut ditandai kompetensi memahami bentuk-bentuk
dengan peningkatan nilai rata-rata muka bumi. Kompetensi dasar,
peserta didik dari 65% saat observasi mengidentifikasi tenaga eksogen yang
menjadi 77,71% pada sikluspertama. menyebabkan terjadinya muka bumi
Bagi guru, model pembelajaran dengan indikator tenaga eksogen,
berbasis masalah telah membantu guru pelapukan, dan proses pelapukan
untuk lebih mendorong peserta didik mekanik, kimiawi, dan biologis yang
lebih aktif dalam mengikuti proses diambil dari buku KTSP pada sistem
belajar. Menempatkan peserta didik semerter (DNSP) badan standar
sebagai pemeran penyelesaian nasional penelitian tahun 2006 serta
masalah. menyiapkan sumber belajar (LKS,
Kelemahan silus 1, peserta didik bahan ajar, soal tes akhir siklus), serta
menjadi jenuh karena harus instrumen penelitian untuk guru dan
berhadapan langsung dengan masalah. peserta didik berupa lembar observasi.
Bagi guru kesulitan dalam membagi Untuk pemberian materi pembelajaran
sejumlah kegiatan pembelajaran dalam kepada peserta didik adalah guru dan
waktu singkat. Sehingga PBl peneliti sebagai pengamat atau
membutuhkan waktu yang relatif lama. observator di dalam kelas.
Hal tersebut terlihat pada siklus Silabus, RPP, soal tes bersiklus
pertama terdapat kegiatan yang tidak terlampir. Setelah selesai melakukan
terlaksana seperti pembentukan kegiatan pembelajaran guru dan
kelompok didasarkan keberagaman peneliti melakukan tes kepada 35
peserta didik, mengarahkan peserta orang peserta didik kelas VII-2 SMP
didik pada aspek yang tidak Negeri 14 Ambon.
Tindakan mendapatkan kesempatan untuk
Pelaksanaan tindakan pada menguji dan merekomendasikan
siklus II sudah mengolah dengan baik pemecahan masalah pada materi
jika dibandingkan dengan siklus berdasarkan sumber yang didapat.
sebelumnya. Pada tahap siklus 2 di Guru mengelilingi setiap
laksanakan 1 kali pertemuan. kelompok. Bila terdapat hal-hal yang
Selanjutnya dilanjutkan dengan tes kurang dipahami oleh peserta didik,
akhir siklus secara individu. guru memberikan motivasi dan
Sebelum mengawali penguatan kepada peserta didik
pembelajaran peserta didik selama proses pembelajaran dalam
memberikan salam pada guru dan diskusi berjalan dalam menerapkan
peneliti masuk dalam ruangan. Peneliti pembelajaran model berbasisi
langsung mengambil tempat di bagian masalah.
belakang pserta didik. Guru Hasil presentasi peserta didik
menyampaikan langka-langka dalam tiap kelompok masih ada
pembelajaran sesuai dengan kekurangan atau jawaban yang
pembelajaran berbasis masalah, dan diberikan kurang sesuai dengan
tujuan pembelajaran serta menjelaskan pertanyaan atau permasalahan yang
materi pembelajaran pelapukan. diberikan. Guru memberikan
Setelah itu guru mengarahkan penjelasan dan penguatan materi.
peserta didik untuk duduk pada Selanjutnya diberikan kesempatan
tempatnya masing-masing, peserta kepada peserta didik untuk bertanya
didik membentuk dalam 6 kelompok bila materi yang diajarkan belum
yang terdiri dari 5-6 orang peserta didik dipahami.
dalam satu kelompok dan memanggil Guru memberikan hadiah
masing-masing ketua kelompok untuk berupa pujian kepada kelompok yang
memberikan permasalahan materi hasil kerjanya baikserta memberikan
pada tiap-tiap ketua kelompok. Masing- motivasi kepada peserta didik dan
masing ketua kelompok kembali kelompok yang masih terdapat
sekelompoknya yang sudah dibagi dan kekurangan dalam diskusi
bentuk oleh guru. Kemudian memecahkan masalah. Selanjutnya
menjelaskan pokok permasalahan guru membimbing peserta didik untuk
materi yang sudah di sampaikan oleh merangkup materi, dan mengadakan
guru kepada temannya. Selanjutnya tes akhir siklus dua yang dikerjakan
masing-masing peserta didik oleh peserta didik secara pribadi.
mengamati dan memperhatikan
permasalahan apa yang ada pada Observasi
materi yang dijelaskan oleh ketua Guru mulai menerapkan model
kelompok. pembelajaran secara baik. Peserta
Guru menyuruh peserta didik didik duduk dengan tenang sambil
untuk merumuskan pemecahan memperhatikan materi yang di
masalah dan menganalisis masalah- bawakan oleh guru. Namun beberapa
masalah dan menelaah sumber- peserta didik masih asik menganggu
sumber materi yang ada. Selanjutnya temanya.
setiap kelompok meberikan pertanyaan Hasil observasi siklus II
tentang materi dan permasalahan yang menunjukan peningkatan signifikan
ia terima dan kelompok lain kesungguhan peserta didik dalam
mengukuti pelajaran geografi lebih sebelumnya. Guru lebih tenang dapat
meningkat, dilihat dari nilai rata-rata menguasai suasana pembelajaran
pada siklus I 77,71% dan siklus II yang efektif terkesan luwes, dan dapat
94,5%. Perhatian peserta didik secara menguasai kelas, mengelolah ruangan,
penuh tertujuh pada materi geografi. menggunakans model pembelajaran
Semangat peserta didik lebih dan strategi lebih kreatif lebih bergairah
meningkat. Semua peserta didik mengajar, membawa suasana kelas
mengikuti pelajaran dengan penuh menjadi segar. Dengan suasana kelas
semangat tidak ada masalah atau yang demikian ternyata peserta didik
kurang bersemangat dalam mengikuti lebih mudah memahami materi
pelajaran geografi. pembelajaran. Hasil belajar peserta
Keberanian peserta didik didik meningkat dan kualitas guru
menemukan pendapat juga semakin dalam mengajar juga meningkat.
meningkat, peserta didik sudah Sehingga tidak aneh lagi jika antara
mengungkapkan pendapat, guru dan peserta didik terjalin
mengomentari suatu hal atau hubungan yang dinamis, harmonis, dan
mengungkapkan ide-idenya. Peserta menyenangkan.
didik berlombah untuk memperoleh
pertanyaan dan menjawabnya. Refleksi
Peningkatan terlihat juga pada Setelah tahap perencanaan,
kemanpuan peserta didik untuk tampil tindakan, dan observasi selesai di
di kelas. Masing-masing peserta didik laksanakan. Guru dan peneliti
berusaha tampil dengan sebaik- melakukan refleksi tentang hasil dari
baiknya. kelebihan dan kekurangan dari siklus II.
Perubahan yang cukup Berdasarkan hasil tindakan
signifikan juga terlihat pada aspek proses pembelajaran model berbasis
ketepatan. Rata-rata peserta didik masalah peneliti mengadakan refleksi
dikelas mampu menjawab pertanyaan untuk menetapkan temuan-temuan
dengan tepat. Mampu menyelesaikan yang berkaitan dengan upaya
tugas tepat waktu. Selain itu, peserta peningkatan hasil belajar geografi kelas
didik juga mampu membuat pertanyaan VII-2 SMPNegri 14 ambon.
yang baik, dan mudah di pahami serta Dilihat dari hasil pemahaman
sesuai dengan materi. peserta didik dengan penerapan
Aspek kecepatan peserta didik pembelajaran dengan menggunakan
juga mengalami peningkatan. Peserta pembelajaran berbasis masalah
didik dpat menyelesaikan tugas lebih dengan peningkatan aspek, selanjutnya
awal. Kecepatan juga terlihat pada saat dapat di lihat pada lembaran observasi
peserta didik menjawab pertanyaan sehingga kegiatan penelitian tindakan
dengan cepat dan tepat. Sehingga kelas ini tidak perlu dilanjutkan pada
pelajaran dapat berlangsung dengan siklus III.
lancar, aktif bermakna, dan
menyenangkan. Paparan Hasil Belajar Siklus II
Perubahan yang cukup
signifikan juga terjadi pada guru Tabel 5
Deskripsi Frekuensi Pergolongan Hasil Tes
sebagai fasilitator pembelajaran. Belajar Geografi Siklus II Interfal Frekuensi
Kualitas guru dalam mengajar lebih Presentase Katagori
meningkat dibandingkan dengan siklus N
o
Na
ma
Bentuk Soal Tes J
u
T
o
N
. PG m t i
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 l a l Sumber: hasil penelitian SMP Negeri 14 ambon, Oktober 2014
0 a l
h a
i
1 NF
L
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
0
1
0
Berdasarkan data hasil penelitin
2 NS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
0
1
siklus II mengenai hasil belajar geografi
H 0 0
0
materi pelapukan melalui model
3 NR
Sb
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 9 9
0
pembelajaran berbasis masalah
4 SN
A
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
0
1
0
diperoleh data untuk nilai tertinggi yang
5 KR 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 9
0
9
diperoleh responden adalah 100. Nilai
6
T
MS 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 9
0 terendah sebesar 80. Selengkapnya
9
7 DW 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 9
0 dapat dibaca pada distribusi frekuensi
9
H 0 tergolong sesuai dengan kategori hasil
8 NA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1
S 0 0 belajar geografi sebagai berikut.
0
9 AR 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 9 9
HM 0
1
0
YA
FN
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
0
1 Keterangan: skor untuk tiap soal = 1
0
0
1 N 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
0
1 Tingkat penguasaan=
2 0 0
0 Jumlah seluruh skor
1
3
AS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
0
1
0 Ditransfer ke dalam sistem nilai 10-100.
0
1 MR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1
4 D 0 0
0
Berdasarkan tabel tersebut
1
5
ZK
R
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
0
1
0
deskripsi frekuensi bergolongan hasil
1 FI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
0
1
belajar pada halaman sebelumnya
6 BU 0 0
0
dapat dirinci sebagai berikut.
1 UL 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 9 9
7 0
1 ZA 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 9 9 Tabel 6
8 AJ 0
1 MI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 9
Deskripsi Frekuensi
9
9 A 0 Bergolongan Belajar Siklus II
2 RF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 9 9
0 A 0 INTERVAL FREKUENSI PERSENTASE KATEGORI
2 AL 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 (%)
1 SL 0 0 94-100 % 19 54,29 Baik sekali
0 86-93 % 13 37,14 baik
2 SA 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 9 9
2 78-85 % 3 8,57 cukup
0
2 DC 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 9 9 70-77 % - - kurang
3 P 0 <70-0 - - Sangat
2 RF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 kurang
4 PU 0 0 Jumlah 35 100.00 %
0
2 FR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 Sumber:hasil penelitian SMP Negeri 14 ambon, Oktober
5 0 0
0
2 MA 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 9 9 Tabel 7
6 SL
P
0 Jumlah Peserta Didik yang Nilai Baik Sekali,
2
7
NK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
0
1 Baik, Cukup, Kurang, dan Sangat Kurang Pada
0
0 Siklus I
2 SA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 No Rentang Jumlah Persentase Keberhasilan
8 PA 0 0 Nilai peserta didik (%)
0 1 94-100 9 54,29 Baik sekali
2 RF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 9 9
9
2 86-93 3 37,14 Baik
0 3 78-85 3 8,57 Cukup
3 FA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1
0 0 4 70-77 - - Kurang
0 5 <70-0 - - Sangat Kurang
0
Jumlah 35 100,00%
3 RR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1
1 0 0 Sumber:hasil penelitian SMP Negeri 14 Ambon
0
3 AH 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1
2 S 0 0 Tabel di atas menunjukan bahwa
0
3
3
S 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8 8 8 perolehan hasil belajar geografi melalui
0
3
4
SA 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8 8 8 model pembelajaran berbasis masalah,
0
3
5
R 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 8 8 54,29% peserta didik berada pada
0
kategori baik sekali 37,14%, baik Bagi guru lebih mendorong
8,57%, cukup 0%, dan kurang 0%. peserta didik lebih aktif dalam
Adapun nilai rata-rata hasil belajar mengikuti proses belajar,
geografi siklus II melalui model menempatkan peserta didik sebagai
pembelajaran berbasis masalah pemeran penyelesaian masalah.
sebesar 94,57% di dapat dari jumlah
nilai seluruh di bagi jumlah peserta
didik (33310:35 = 94,57%) dan
ketuntasan individu mencapai 100% Kelemahan
didapat dari jumlah peserta didik yang Peserta didik kesulitan dalam
mendapat baik sekali (19 orang), baik memroses sejumlah data dan informasi
(13.orang), dan cukup (3 orang) di bagi dalam waktu singkat. Sehingga PBL
jumlah peserta didik 19+13+3x100= 100%. membutuhkan waktu yang relatif lama.
Potret pembelajaran geografi Kesulitan bagi guru dalam membagi
tersebut sudah mencapai tujuan yang jumlah kegiatan pembelajaran dalam
di harapkan guru atau peneliti yang waktu singkat. Sehingga PBL ini
tertuang dalam indikator kinerja dan membutuhkan waktu yang relatif lama.
pada jumlah peserta didik dalam kelas Berdasarkan hasil penelitian
telah mencapai ketuntasan minimal, diketahui bahwa terdapat peningkatan
berhasil dan tidak tidak perlu hasil belajar geografi materi bentuk-
mengadakan pada siklus berikutnya bentuk muka bumi. Hal tersebut dapat
atau siklus ke tiga. diindikasikan dari perolehan rata-rata
Berdasarkan hasil tersebut, siklus I (77,71%) dan siklus II (95,57%).
dapat di tarik kesimpulan bahwa Sedangkan pencapaian ketuntasan
hipotesis tindakan penelitian yang belajar individu pada siklus I (54,24%)
menyatakan bahwa “dengan dan siklus II sebesar (100%) sehingga
menerapkan model pembelajaran indikator kinerja penelitian tindakan
berbasis masalah (problem based kelas ini selesai pada siklus II.
learning) meningkatkan hasil belajar Terjadinya hipotesis tindakan
geografi materi bentuk-bentuk muka dalam penelitian ini membuktikan
bumi pada peserta didik kelas VII-2 bahwa penerapan model pembelajaran
SMP Negeri 14 Ambon. berbasis masalah (problem based
learning) dapat dikatakan hasil belajar
Kelebihan Dan Kekurangan Siklus II peserta didik. Disamping aspek kognitif
Kelebihan bagi peserta didik peserta didik, penerapan model
memiliki yaitu keterampilan tersebut juga mampu meningkatkan
penyelidikan dan terjadi interaksi yang aspek afektif dan pisikomotor. Aspek
dinamis di antara guru dan peserta afektif yang tampak yakni
didik, peseta didik dengan guru, dan kesungguhan, keberanian, sementara
peserta didik dengan peserta didik. aspek pisikomotor dapat dilihat dari
Pada siklus II peserta didik menjadi kecepatan dan ketepatan peserta didik
pembelajar yang mandiri dan menyelesaikan serangkaian tugas. Hal
independen. Hal tersebut ditandai tersebut sesuai dengan pendapat Nana
dengan peningkatan nilai rata-rata Sudjana (2002:22) bahwa dalam
peserta didik dari 77,71% siklus pembelajaran terdapat tiga ranah yang
pertama meningkat menjadi 94,57% menjadi fokus peningkatan kualitas
pada siklus kedua. pembelajaran yakni ranah kognitif,
ranah afektif dan ranah psikomotorik. Djamarah, Saiful B., 2000. Psikologi
Dengan demikian hasil penelitian Belajar. Jakarta: Rinneka Cipta.
tindakan kelas ini dapat dijadikan Hamalik, 2001. Pendekatan Baru
sebagai bahan rujukan dalam Strategi Belajar Mengajar
menelaah dan menindak kritisi sebagai Bedasarkas CBSA. Bandung:
fenomena aktual pendidikan khususnya Sinar Baru Alsindo.
dalam hal inovasi pembelajaran. Mansur, Muslich. 2009. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
SIMPULAN Aksara.
Model pembelajaran berbasis Muhaibbin, Syah. 2006. Psikologi
masalah (problem based learning) Belajar. Jakarta: Raja Grafindo
meningkatkan hasil belajar geografi. Persada.
Hal tersebut ditandai dari ketercapaian Nana, Sudjana. 2002. Penelitian Hasil
indikator keberhasilan penelitian Belajar Mengajar. Bandung:
tindakan kelas dan adanya peningkatan Remaja Rosda Karya.
rata-rata hasil belajar geografi dari saat Ratumanan, T. G., 2002. Belajar dan
observasi sebesar 65% meningkat Pembelajaran. Unessa:
menjadi 77,71% pada siklus I dan University Press.
pada siklus II meningkat sebesar Sanjaya, W,. 2006. Strategi
94,24% . sedangkan untuk pencapaian Pembelajaran Berorientasi
ketuntasan belajar individual, siklus I Standar Proses Pendidikan.
sebesar 54,24% dan siklus II sebesar Jakarta: Kencana.
100%. Dengan demikian penelitian Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-
tindakan kelas dengan menggunakan Faktro yang Mempengaruhinya.
model pembelajaran berbasis masalah Jakarta: Rinneka Cipta.
materi bentuk-bentuk muka bumi Zamroni. 2000. Paradigma Pendidikan
berhasil dengan nilai rata-rata 94,57% Masa Depan. Jakarta: Bumi
telah mencapai KKM yang ditetapkan Aksa.
SMP Negeri 14 Ambon untuk kelas VII http://www.slideshare.net/ikkarikayah/m
sebesar 78. odel-pembelajaran-problem solving,
Aktivitas peserta didik dalam diakses 20/02/14.
mengikuti pembelajaran juga
meningkat dari rata-rata sedang
menjadi baik bahkan baik sekali.
Dengan demikian, aktivitas guru
semakin meningkat yakni mampu
mengelola proses pembelajaran
geografi lebih aktif, inovaktif, kreatif,
afektif, dan menyenangkan disiklus II.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. 1989. Manajemen
Pengajaran. Jakarta: Rinneka
Cipta.
Awaluddin, dkk,. 2009. Statistiks
Pendidikan. Jakarta: Direktorat
Pendidikan Tinggi.