Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MATA KULIAH KEBIJAKAN LINGKUNGAN DAN KESEHATAN

“PENENTUAN AGENDA”

OLEH :

KELOMPOK 4

ANDIKA AGUS IRYANTO (25000220410015)

ANNISA ZOLANDA (25000220410013)

RIYANA HUSNA (25000220410014)

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH

Dr. Dra. Nur Endah. W.MS


CHAPTER 4

PENENTUAN AGENDA

1. PENGERTIAN
 PENENTUAN AGENDA
Proses di mana pokok-pokok persoalan tertentu, dari sekian banyak pokok
persoalan yang potensial untuk menjadi perhatian para pembuat kebijakan,
masuk dalam agenda kebijakan.
 KELAYAKAN
Karakteristik pokok persoalan yang memiliki pemecahan praktis.
 KEABSAHAN
Karakteristik pokok persoalan yang oleh para pembuat kebijakan dianggap
layak untuk ditindaklanjuti oleh pemerintah.
 AGENDA KEBIJAKAN
Daftar pokok persoalan yang diberi perhatian serius oleh suatu organisasi pada
suatu waktu tertentu dengan maksud untuk mengambil tindakan yang
diperlukan.

2. AGENDA KEBIJAKAN
Kata [agenda] dapat digunakan dalam sejumlah cara yang berbeda, contohnya,
untuk mendeskripsikan urutan urusan yang harus dilakukan dalam suatu pertemuan
komite.
Istilah agenda berarti daftar pokok permasalahan yang pada waktu tertentu
diberi perhatian serius oleh para pejabat pemerintah dan orang-orang di luar
pemerintahan yang terkait erat dengan para pejabat tersebut. Di luar semua pokok
permasalahan yang terpikirkan dan yang diperhatikan, faktanya para pejabat
menganggap beberapa permasalahan lebih penting daripada yang lain. (Kingdon,
1984).
Ada sejumlah model teoritis penentuan agenda. Dua yang paling menonjol dan
paling sering digunakan akan dijelaskan di bawah ini :
a. MODEL HALL: KEABSAHAN, KELAYAKAN DAN DUKUNGAN
Pendekatan ini menyatakan bahwa sebuah pokok persoalan dan kemungkinan
responnya akan masuk dalam agenda pemerintah hanya ketika pokok persoalan
beserta respons tersebut memiliki keabsahan, kelayakan dan dukungan yang
tinggi. Hall dan koleganya memberikan sebuah model yang sederhana dan mudah
diterapkan untuk menganalisis pokokͲpokok persoalan mana yang mungkin akan
diperhatikan oleh pemerintah (Hall et al., 1975).
 KEABSAHAN merupakan karakteristik pokok persoalan yang dipercayai
pemerintah sebagai sesuatu yang harus mereka pedulikan dan sesuatu di mana
mereka berhak atau bahkan berkewajiban untuk campur tangan. Pada satu titik
tertentu, sebagian besar anggota masyarakat, baik dulu maupun sekarang
berharap bahwa pemerintah akan terus menegakkan hukum tata tertib dan
mempertahankan negara dari segala bentuk serangan.
 KELAYAKAN mengacu pada kemungkinan untuk menerapkan kebijakan.
Kelayakan didefinisikan sebagai pengetahuan teknis dan teoritis umum,
sumber daya, ketersediaan staf ahli, kemampuan administrasi dan keberadaan
infrastruktur pemerintah. Mungkin akan ada keterbatasan teknologi, keuangan
atau tenaga kerja yang menyebabkan suatu kebijakan tertentu tidak bisa
diterapkan, tidak peduli bagaimanapun layaknya kebijakan tersebut.
 DUKUNGAN , mengacu pada pokok persoalan yang menyangkut dukungan
masyarakat terhadap pemerintah yang sulit dipahami namun penting,
setidaknya menyangkut pokok persoalan yang sedang dibicarakan.

b. MODEL KINGDON: JENDELA POLITIK DAN TIGA ALUR PROSES


POLITIK
Pendekatan John Kingdon (1984) berfokus pada peran para pembuat kebijakan
di dalam dan di luar pemerintahan dengan mengambil keuntungan dari
kesempatan-kesempatan penentuan agenda U yang disebut jendela kebijakan U
untuk memasukkan hal-hal tertentu ke dalam agenda formal pemerintah. Kingdon
menggambarkan pemunculan kebijakan melalui tiga [alur] atau proses yang
terpisah yaitu alur masalah, alur politik, dan alur kebijakan. Kebijakan hanya akan
dianggap serius oleh pemerintah ketika ketiga alur tersebut berjalan bersamaan.
1. Tiga alur proses politik:
 Alur masalah mengacu pada persepsi yang menganggap masalah sebagai
urusan publik yang memerlukan tindakan pemerintah dan dipengaruhi
oleh usaha-usaha yang sebelumnya telah dilakukan oleh pemerintah untuk
menanggapi masalah tersebut.
 Alur kebijakan terdiri dari analisis yang berkesinambungan terhadap
masalah dan solusi-solusi yang ditawarkan bersama-sama dengan
perdebatan yang mengelilingi masalah tersebut dan kemungkinan
tanggapan terhadapnya.
 Alur politik berjalan secara cukup terpisah dari kedua alur yang lain dan
terdiri dari kejadian-kejadian seperti perubahan suasana hati nasional,
perubahan dalam pemerintahan dan kampanye-kampanye yang dilakukan
oleh kelompok-kelompok kepentingan tertentu.

2. Jendela Politik
Ketiga alur tersebut di atas bekerja di sepanjang alur yang berbeda dan
tidak saling terkait sampai saat tertentu yang merupakan jendela kebijakan,
ketika mereka mengalir bersamaan atau saling berpotongan. Hal ini terjadi
ketika pokok persoalan baru masuk dalam agenda dan kebijakan
kemungkinan besar akan berubah.
3. SIAPA YANG MENENTUKAN AGENDA???
a. PEMERINTAH SEBAGAI PENENTU AGENDA
Pemerintah khususnya pada Negara-negara besar dan makmur dapat sangat
berpengaruh dalam penentuan agenda kebiakan internasional. Di dalam negeri
sendiri, pemerintah bahkan terang-terangan sebagai penentu agenda yang penting
karena mereka yang mengendalikan legislative dan sering memulai perubahan
kebijakan. Pada tahun 1990-an merupakan hal biasa bagi partai politik untuk
menentukan agenda selama masa kekuasaan mereka jauh sebelumnya yaitu
dengan cara mempublikasikan manifesto pemilu yang relative terperinci dan
berjanji untuk menerapkan perubahan-perubahan yang dinyatakan dalam
manifesto tersebut jika mereka terpilih.
b. MEDIA MASSA SEBAGAI PENENTU AGENDA
Di masa lalu, peran media dalam pembuatan kebijakan cenderung diremehkan.
Selama bertahun-tahun media masaa telah memiliki pengaruh yang kuat terhadap
agenda kebijakan pemerintah melalui kemampuan mereka untuk memunculkan
dan membentuk, bisa juga dikatakan menentukan. Media merupakan sumber
informasi sebagai mekanisme propaganda, agen sosialisasi, dan sebagai agen
keabsahan yang menciptakan kepercayaan massal, dan juga juga penerima,
terhadap pandangan politik dan ekonomi seperti demokrasi dan kapitalisasi. Media
juga bisa mengkritik jalannya pemerintah dan kondisi masyarakat dan
memperkenalkan perspektif-perspektif baru pada masyarakat.
Di banyak negara, banyak surat kabar dan stasiun televise dimilik oleh negara
dan melakukan sensor terhadap diri mereka sendiri karena khawatir akan tindakan
yang akan dilakukan pemerintah apabila mereka meliputi pokok persoalan yang
tidak sesuai dengan pemerintahan. Dan di negara lain, media bebas berkreasi dan
mengeluarkan ide-ide, namun editor dan jurnalisnya diintimidasi, dipenjara, diusir
atau dikenai hal-hal lain yang lebih buruk/. Meskipin dikendalikan ketat oleh
negara dan kepentingan komersial kuat lainnya, kadang media dapat memasukkan
suatu pokok persoalan yang sedang diusahakan untuk dipromosikan oleh para
peneliti dan kelompok tertentu yang tidak berhubungan dengan negara dan bisnis
ke dalam agenda kebijakan.
Pengaruh media yterhadap pembuat kebijakan masih dipertanyakan. Pertama,
para pembuat keputusan memiliki banyak sumber informasiyang berbeda-beda
dan dapat menggunakan media itu sendiri untuk megarahkan perhatian kepada
pokok persoalan tertentu. Kedua, sulit untuk memilah-milah berbagai pengaruh
terhadap apa yang akan masuk dalam agenda. Ketiga, kecil kemungkinan para
pembuat kebijakan akan tergerak untk bertindak hanya karena laporan suatu
media.

Anda mungkin juga menyukai