MENURUT THOMAS R DYE Thomas R. Dye, mendefinisikan kebijakan publik sebagai “is whatever governments choose to do or not to do”. Kebijakan publik adalah apa saja yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau untuk tidak dilakukan. Definisi ini menekankan bahwa kebijakan publik adalah mengenai perwujudan “tindakan” dan bukan merupakan pernyataan keinginan pemerintah atau pejabat publik semata. Disamping itu pilihan pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu juga merupakan kebijakan publik karena mempunyai pengaruh ( dampak yang sama dengan pilihan pemerintah untuk melakukan sesuatu). Studi kebijakan publik meurut Thomas R Dye, sebagaimana dikutip Sholicin Abdul Wahab (Suharno: 2010: 14) sebagai berikut: “Studi kebijakan publik mencakup menggambarkan upaya kebijakan publik, penilaian mengenai dampak dari kekuatan-kekuatan yang berasal dari lingkungan terhadap isi kebijakan publik, analisis mengenai akibat berbagai berbagai pernyataan kelembagaan dan proses-proses politik terhadap kebijakan publik: penelitian mendalam mengenai akibat-akibat dari berbagai kebijakan politik pada masyarakat, baik berupa dampak kebijakan publik pada masyarakat, baik berupa dampak yang diharapkan (direncanakan) maupun dampak yang tidak diharapkan.” Sholichin Abdul Wahab sebagaimana dikutip Suharno (2010: 16-19) dengan mengikuti pendapat dari Anderson(1978) dan Dye (1978) menyebutkan beberapa alasan mengapa kebijakan publik penting atau urgen untuk dipelajari, yaitu: a.) Alasan Ilmiah Kebijakan publik dipelajari dengan maksud untuk memperoleh pengetahuan yang luas tentang asal-mulanya, proses perkembangannya, dan konsekuensi-konsekuensinya bagi masyarakat. Dalam hal ini kebijakan dapat dipandang sebagai variable terikat (dependent variable) maupun sebagai variabel independen (independent Variable). Kebijakan dipandang sebagai variabel terikat, maka perhatian akan tertuju pada faktor-faktor politik dan lingkungan yang membantu menentukan substansi kebijakan atau diduga mempengaruhi isi kebijakan publik. Kebijakan dipandang sebagai variabel independen jika vokus perhatian tertuju pada dampak kebijakan tertuju pada sistem politik dan lingkungan yang berpengaruh terhadap kebijakan publik. b.) Alasan Professional Studi kebijakan publik dimaksudkan sebagai upaya untuk menetapkan pengetahuan ilmiah dibidang kebijakan publik guna memecahkan masalah-masalah sosial sehari- hari. c.) Alasan politik Mempelajari kebijakan publik pada dasarnya dimaksudkan agar pemerintah dapat menempuh kebijakan yang tepat guna mencapai tujuan yang tepat pula.
PUBLIC MANAGEMENT (MANAJEMEN PUBLIK)
MENURUT J.S OTT, A.C HYDE, DAN J.M SHAFRITZ Ott, Hyde, dan Shafritz (1990) · Manajemen publik memfokuskan pada administrasi publik sebagai sebuah profesi dan memfokuskan pada manajer publik sebagai praktisi dari profesi tersebut. · Manajemen publik lebih mencurahkan perhatian pada operasi-operasi atau pelaksanaan internal organisasi pemerintah atau organisasi non-profit ketimbang pada hubungannya dan interaksinya dengan legislatif, peradilan atau organisasi sektor publik lainnya. Secara spesifik, mereka juga memfokuskan manajemen publik pada bagaimana organisasi publik mengimplementasikan kebijakan publik sekaligus perencanaan, pengorganisasian, dan pengontrolan merupakan perangkat utama yang dilakukan oleh manajer publik dalam rangka menyelenggarakan pelayanan pemerintah/publik. J. Steven Ott, Albert C. Hyde, dan Jay M.Shafritz berpendapat bahwa dalam tahun 1990-an, manajemen publik mengalami masa transisi dengan beberapa isu terpenting yang akan sangat menantang, yaitu: 1. Privatisasi sebagai suatu alternatif bagi pemerintah dalam memberikan pelayanan publik. 2. Rasionalitas dan akuntabilitas 3. Perencanaan dan kontrol 4. Keuangan dan penganggaran, dan 5. Produktivitas sumber daya manusia. Ott, Hyde, dan Shafritz (1991: xi) mengemukakan bahwa manajemen publik dan kebijakan publik merupakan dua bidang pemerintahan yang tumpang tindih. Tapi, untuk membedaka keduanya, dapat dikemukakan bahwa kebijakan publik merefleksikan “sistem , otak, dan syarat” sementara manajemen publik mempresentasikan “sistem jantung dan sirkulasi” dalam tubuh manusia serta manajemen publik sebagai proses menggerakkan SDM dan non-manusia sesuai perintah kebijakan publik. Pengembangan manajemen publik di masa mendatang, menurut The National Commission on Public Service di Amerika Serikat (Ott, Hyde, dan Shafritz) perlu memperhatikan beberapa hal yaitu: 1. Perlu mengidentivikasi secara jelas peran para pelayan public dalam proses yang demokratis, sekaligus standard etika dan kinerja yang tinggi dari pejabat kunci. 2. Perlu fleksibilitas dalam menata organisasi , termasuk kebebasan mempekerjakan dan memecat pegawai yang harus diberikan kepada para pejabat departemen dan pimpinan instansi. 3. Pengangkatan atau penunjukan pejabat oleh presiden harus dikurangi, dan lebih diberikan ruang untuk pengembangan karier profesional, dan 4. Pemerintah harus melakukan investasi lebih besar dibanding pendidikan dan pelatihan eksekutif dan manajemen. Pada tahun 1991 mereka memfokuskan manajemen publik pada alat-alat manajerial, tehnik-tehnik, imu pengetahuan, dan keahlian yang dapat digunakan untuk menerapkan ide-ide dalam kebijakan kedalam program-program tindakan. Contohnya: perencanaan dan manajemen strategi, sistem klasifikasi jabatan, prosedur seleksi dan perekrutan pegawai, analisis dan formulasi anggaran, keahlian supervisi, evaluasi organisasi dan program, manajemen program/proyek, manajemen kinerja dan sebagainya.