Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha


Esa, yang telah memberikan rahmat dan pertolongan sehingga
saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah “Senam
Lantai” dengan baik.
Penyusunan makalah ini didasari oleh keingintahuan saya
mengenai cabang olahraga senam khususnya senam artistik,
dan semakin berkembangnya ilmu senam dari tahun ke tahun
mendorong saya untuk membuat sabuah makalah senam lantai
dengan dari berbagai sumber terbaru yang nantinya berguna
bagi para pembaca, mahasiswa maupun masyarakat yang
ingin mempelajari olahraga khususnya di cabang olahraga
senam sehingga nantinya dapat memahami gerakan dasar
senam lantai, dan cara melatihkan dan mampu menolong anak
dalam proses latihan, diharapkan tulisan pada makalah ini
dapat memperkaya wawasan bagi pembaca mengenai dasar
gerak senam lantai, cara melatih, dan juga cara menolong atlet
dalam melakukan sebuah gerakan senam lantai. Tersusunnya
buku ini tidak lepas dari sumbang saran berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu tersusunnya buku ini. Semoga
Allah Swt. memberikan balasan yang terbaik atas bantuannya.

Banda Aceh 03 Maret 2022


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................
DAFTAR ISI .....................................................................................
BAB I MENGENAI SENAM
A. Pendahuluan ......................................................................
B. Sejarah Senam ....................................................................
C. Perkembangan Senam di Indonesia ..................................
BAB II SENAM DASAR
A. Pendahuluan ......................................................................
B. Gerak Dominan dalam Senam ..........................................
C. Posisi Umum Tubuh dalam Senam ...................................
D. Posisi Berdiri dan Keseimbangan ......................................
E. Movement (Gerakan) .........................................................
F. Cara Melompat, Mendarat, dan Jatuh ...........................
BAB IV SENAM LANTAI
A. Pendahuluan .....................................................................
B. Gerakan Lokomotor .........................................................
C. Gerakan Binatang .............................................................
D. Gerakan Statis ...................................................................
E. Melompat dan Mendarat ..................................................
F. Rotasi ................................................................................
BAB V SPOTTING
A. Pendahuluan .....................................................................
B. Tujuan Spotting? ................................................................
C. Macam Bantuan ................................................................
D. Syarat Pemberian Bantuan ................................................
E. Hierarcy of Body Part ........................................................
F. Membantu Gerakan Dasar ...............................................
KESIMPULAN
BAB I MENGENAI SENAM

A. PENDAHULUAN
Senam merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah dikenal
banyak orang sejak dulu. Jika melihat sejarah perkembangan senam ternyata
belum diketahui sejak kapan senam itu berada namun sebagai patokan
menurut Hidayat dalam Atmaja (2008:17) mengatakan “senam dalam arti
yang sebenarnya baru berkembang pada abad ke-18, akan tetapi unsur-
unsur senam dalam bentuk latihan akrobatik, latihan pernapasan dan latihan
penyembuhan sudah ada sejak zaman kebudayaan kuno”. Dengan
pernyataan ini jelas sudah senam ini memang sudah dikenal sejak lama
diperkirakan sejak abad ke-18 atau bahkan lebih awal lagi.
Di era modern sekarang, cabang olahraga ini sudah menjadi salah
satu bagian penting dalam dunia pendidikan, pembelajaran senam sudah
diberikan dari mulai sekolah tingkat dasar sampai tingkat perguruan tinggi, ini
membuktikan bahwa senam merupakan salah satu cabang olahraga yang
baik untuk menunjang kebugaran anak didik dan dunia pendidikan. Senam
adalah salah satu cabang olahraga yang di dalamnya terdapat berbagai
aktivitas gerakan fisik yang ditampilkan mulai dari gerakan yang sederhana
hingga gerakan kompleks, serta disusun dan dipilih dengan sedemikian rupa
sehingga membentuk gerakan yang artistik dan indah untuk ditonton.
Dalam cabang olahraga senam khususnya senam artistik terdapat
beragam gerakan mulai dari gerakan yang ringan hingga gerakan yang
sangat sulit seperti salto, double salto dan banyak lagi gerakan-gerakan sulit
lainnya tentunya dengan kompleksitas yang tinggi dan resiko mencederai
atletnya juga tinggi. Diveroll merupakan salah satu gerakan pada senam
artistik dengan kompleksitas tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah.
Gerakan ini merupakan tahapan latihan untuk persiapan menuju gerakan
salto ke depan dan kadang diveroll juga sebagai gerakan lanjutan dari
beberapa rangkaian seperti rangkaian guling ke depan diveroll-twist-sikap
layang dan masih banyak lagi rangkaian gerakan yang di dalamnya
memerlukan gerakan diveroll.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan peserta didik tidak mampu
menguasai gerakan ini dengan baik, salah satunya bisa faktor mental, peserta
didik merasa takut dan tidak percaya diri untuk mampu melakukan gerakan
tersebut sehingga tidak bisa melakukan gerakan tersebut. Hidayat (1996:69)
mengatakan ada tujuh sebab anak tidak berhasil dalam melakukan gerakan
senam yaitu: “1) Tidak cukup pengalaman gerak, 2) gerakan masih asing, 3)
murid merasa takut, 4) tidak mengenal alat, 5) keadaan fisik, 6) umur, 7)
bakat”.
Diantara ketujuh faktor penyebab anak tidak berhasil dalam
melakukan gerakan pada senam, tidak cukup pengalaman ini memberikan
arti bahwa tuntutan pada kemampuan anak dalam mengamati dan
mempelajari gerakan-gerakan baru sangatlah penting untuk kesuksesan anak
dalam menampilkan gerakan baru pada olahraga senam. Setiap anak dengan
beragam kemampuan yang dimilikinya pasti berbeda pula kemampuan untuk
mempelajari gerakan baru meskipun pada dasarnya manusia sebagai
makhluk yang diciptakan untuk mampu melakukan berbagai gerakan
sederhana tentunya sudah memiliki kemampuan dasar untuk bergerak dalam
kesehariannya. Kemampuan dasar gerakan itu ternyata dapat dikembangkan
menjadi sebuah kemampuan gerak yang lebih kompleks. Untuk
mengembangkan kemampuan-kemampuan dasar tersebut diperlukan
kemampuan mempelajari gerakan atau yang disebut motor educability.

B. SEJARAH SENAM

Senam pertama kali diperkenalkan pada zaman Yunani kuno. Senam


berasal dari kata Gymnastics, Gymnas berarti telanjang, sebab pada waktu
itu orang-orang berlatih tanpa memakai pakaian. Sedangkan Gymnasium
adalah suatu tempat yang dipergunakan untuk mengadakan latihan senam.
Pada zaman itu Gymnastik dilakukan dalam rangka upacara-upacara
kepercayaan yaitu guna menyembah dewa Zeus.Pada awal permulaaan abad
ke-20, senam telah menjadi rencana pendidikan di sekolah-sekolah Amerika.
Hal ini berkat usaha dari Dr.J.F.Williams, Dr.Dubly sorgen dan Thomas
D.Wood.

Frederik Jahn adalah bapak Gymnastik, dia memkombinasikan latihan-


latihan gimnastik dengan pertunjukan-pertunjukan patriotik. Dia juga
menemukan beberapa perelatan senam, diantaranya adalah palang
horizontal, palang sejajar, kuda-kuda melintang, dan bak lompat.Senam di
Negara Indonesia sudah dikenal sejak zaman penjajahan Belanda. Pada
waktu itu namanya “Gymnastiek”, zaman jepang dinamakan “Taiso”.
Pemakaian istilah “senam” sendiri kemungkinkan bersamaan dengan
pemakaian kata olahraga sebagai pengganti kata sport.

Suatu bentuk senam yang sederhana sudah dikenal sejak 3000 tahun
yang lalu oleh orang China dan Mesir, namun istilah gymnastics baru dikenal
sejak era Yunani dan Romawi, pada zaman ini para orang yang ingin
melakuakn kegiatan senam akan melepas pakaian mereka dan tampil secara
telanjang, dikarenakan pada waktu itu pakaian yang mereka gunakan masih
berat sehingga tidak bisa menunjang pada saat berlatih senam dengan
aktivitas yang sangat tinggi.

Atlet yang tidak mengenakan pakaian ini disebut gymnast, kata


tersebut diambil dari bahasa Yunani, gymnos. Pada periode ini istilah
gymnast menggambarkan seorang atlet yang berpartisipasi dalam kegiatan
seperti gulat, melempar, berlari dan seterusnya. Kemudian istilah gymnastics
digunakan untuk olahraga yang dilakukan di dalam gymnasium. Saat orang
Romawi menaklukan Yunani, mereka mengembangkan olahraga ini menjadi
kegiatan yang lebih formal, dan mereka menggunakan gymnasium untuk
mempersiapkan tentara mereka secara fisik untuk peperangan.
C. PERKEMBANGAN SENAM DI INDONESIA
Senam mulai dikenal di Indonesia pada tahun 1912, ketika senam
pertama kali masuk ke Indonesia pada jaman penjajahan Belanda. Masuknya
olahraga senam ini bersamaan dengan ditetapkannya pendidikan jasmani
sebagai pelajaran wajib di sekolah-sekolah. Dengan sendirinya senam
sebagai bagian dari penjaskes juga diajarkan di sekolah. Senam yang
diperkenalkan pertama kali pada waktu itu adalah senam sistem Jerman.
Sistem ini menekankan pada kemungkinan-kemungkinan gerak yang kaya
sebagai alat pendidikan. Lalu pada tahun 1916 sistem itu digantikan oleh
sistem Swedia (yang menekankan pada manfaat gerak), sebuah sistem yang
dibawa dan diperkenalkan oleh seorang perwira kesehatan dari angkatan laut
kerajaan Belanda, bernama Dr. H. F. Minkema.
Lewat Minkema inilah senam di Indonesia mulai tersebar, terutama
ketika ia pada 1918 membuka kursus senam swedia di kota Malang untuk
tentara dan guru. Namun demikian, cikal bakal penyebaran olahraga senam
dianggap berawal dari Bandung. Alasannya, sekolah pertama yang
berhubungan dengan senam didirikan di Bandung, ketika pada thun 1922 di
buka MGSS (Militaire Gymnastiek en Sporschool). Mereka yang lulus dari
sekolah tersebut selanjutnya menjadi instruktur senam Swedia di sekolah-
sekolah. Melihat perkembangannya yang baik, MGSS kemudian membuka
cabangcabangnya antara lain di Bogor, Malang, Surakarta, Medan dan
Probolinggo. Masuknya Jepang ke Indonesia pada tahun 1942 merupakan
akhir dari kegiatan senam yang berbau barat di Indonesia.
Jepang melarang semua bentuk senam di sekolah dan di lingkungan
masyarakat, digantikan oleh “Taiso”. Taiso adalah sejenis senam pagi
(berbentuk kalestenik) yang harus dilaksanakan di sekolah-sekolah sebelum
pelajaran dimulai, dengan iringan radio yang disiarkan secara serentak.
Sebelum dan sesudahnya, murid-murid diharuskan memberi hormat kepada
kaisar Jepang, Caranya, dengan aba-aba yang dikumandangkan yang
berbunyi “sei kei rei,” semua murid harus membungkuk dalam-dalam
menghadap utara (Tokyo) di mana kaisar Tenno Heika bersemayam. Jaman
Taiso tidak berlangsung lama.
Pada jaman kemerdekaan senam yang diwajibkan Jepang ditentang di
mana-mana. Dengan penolakan ini, semua warisan pemerintah Belanda
akhirnya dipakai kembali di sekolahsekolah. Peristiwa penting dalam olahraga
senam di jaman kemerdekaan terjadi pada tahun 60-an. Peristiwa penting
pertama adalah didirikannya induk organisasi senam Indonesia pada 14 Juli
1963. Induk organisasi tersebut disebut PERSANI, yang merupakan
singkatan dari Persatuan Senam Indonesia. Ketua PB Persani pertama
adalah Bapak R. Suhadi.
Peristiwa penting kedua terjadi pada tahun 1964, di mana cabang
senam menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan dalam
GANEFO (Games of the New Emerging Forces) yang bisa diartikan sebagai
pekan olahraga negara-negara yang baru muncul. Sebagai mana diketahui,
Ganefo adalah produk pemikiran politik Soekarno (Presiden pertama RI)
untuk menggalang kekuatan negara-negara baru di percaturan international,
erta sekaligus sebagai balasan atas tindakan IOC yang memecat Indonesia
dari keanggotaannya.
Negara yang berpartisipasi pada cabang senam tersebut adalah Cina,
Rusia, Korea, Mesir, dan tuan rumah Indonesia. Adapun cabang senam yang
dipertandingkan adalah senam artistik. Itulah tonggak awal perkembangan
senam di Indonesia hingga sekarang. Dari peristiwa Ganefo itulah senam
artistik mulai dikenal luas di Indonesia, sehingga pada tahun 1969, senam
dipertandingkan untuk pertama kalinya di PON VII di Surabaya. Namun
demikian, karena kekhususan alat serta minimnya sumber daya manusia
yang terlibat, perkembangan cabang olahraga senam di Indonesia seolah
berjalan lamban.
Ini bisa dilihat dari prestasi pesenam Indonesia yang tidak pernah
mampu berbicara di tingkat dunia, paling-paling hanya di tingkat SEA Games.
Dilihat dari penyebarannya di tingkat nasional senam juga terbilang lamban,
karena hingga saat ini (1999), hanya 18 daerah tingkat I yang sudah memiliki
Pengurus Daerah (Pegda), itupun dengan catatan hanya 10 Pengda yang
tercatat aktif.

BAB II SENAM DASAR


A. PENDAHULUAN

Anda mungkin juga menyukai