SENAM LANTAI
PENJAS 1A
Disusun oleh :
Alfan Riki Hasbalah
2185201081
Syukur alhamdulillah kami panjatkan kepada ALLAH SWT atas limpahan rahmat dan
taufikNya kepada kami hingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang
direncanakan sebagai salah satu syarat dalam pembelajaran pada pelajaran penjaskes. Makalah
ini dapat terselesaikan dengan kerjasama yang baik yang telah tercipta dalam kelompok kami.
Oleh karena itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa sebagai manusia, kami memiliki keterbatasan kemampuan.oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini, yang senantiasa kami terima dengan senang hati.
Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak
khususnya bagi kelompok kami sendiri, dengan diiringi doa mudah-mudahan kita semua
senantiasa diberi berkah dan hidayah oleh ALLAH SWT
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan.......................................................................................................1
1.3 Metode penulisan .....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Senam .....................................................................................................2
2.2 Pengertian Senam .....................................................................................................2
2.3 Pengertian Senam Lantai...........................................................................................3
2.4Macam-Macam Bentuk Senam Lantai.......................................................................4
2.5 Peraturan senam .....................................................................................................8
2.6 Cara Menilai Senam .................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
penguasaan yang kurang baik, dibantu orang lain, jatuh dari alat atau melampaui batas waktu.
Selain itu dinilai pula faktor kesulitan gerak dan penampilan estetikanya. Besar pengurangan
nilai adalah persepuluhan. Peraturan penilaian direvisi setiap 2 (dua) tahun. Semua gerakan
mempunyai faktor kesulitan yaitu : A, B dan yang tersukar adalah C. Rangkaian latihan biasaya
terdiri atas sikap-sikap statis yang memerlukan tenaga yang besar disambung dengan gerakan-
gerakan berirama y agn sesuai. Sementara sejumlah berntuk gerak memerlukan kekuatan yang
lain memerlukan mobilitas atau keterampilan.
Kesalahan
dalam guling depan (roll depan)
a. Kedua tangan yang bertumpu tidak tepat (dibuka terlalu lebar atau terlalu sempit,
b. terlalu jauh atau terlalu dekat)
c. Tumpuan. salah satu atau kedua tangan kurang kuat, sehingga keseimbangan badan kurang
sempurna dan akibatnya badan jatuh ke samping.
Bahu tidak diletakkan di atas matras saat tangan dibengkokkan
d. Saat gerakan berguling ke depan kedua tangan tidak ikut menolak.
Cara memberi bantuan guling ke depan(roll depan)
a. Pegang kepala bagian belakang (membantu menekukkan) pelaku.
b. Membantu mendorong punggung pelaku saat akan duduk.
c. Membantu mengangkat panggul dengan menempatkan tangan di sisi kedua paha.
d. Membantu menekukkan kepala pelaku dan menempatkannya di lantai antara
kedua tangan.
3
2. Guling ke Belakang (Back roll)
Berdiri dengan kepala adalah sikap tegak dengan bertumpu pada kepala dan
ditopang oleh kedua tangan.
a. Sikap permulaan membungkuk bertumpu pada dahi dan tangan. Dahi dan
tangan membentuk segitiga sama sisi.
b. Angkat tungkai ke atas satu per satu bersamaan. Untuk menjaga agar badan
tidak mengguling ke depan, panggul ke depan, dan punggung membusur.
c. Berakhir pada sikap badan tegak, dan tungkai rapat lurus ke atas.
4
Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan saat melakukan headstand yaitu:
a. Penempatan kedua tangan dan kepala tidak membentuk titik-titik segitiga sama
b. sisi.
c. Kekakuan pada leher, sendi bahu, perut, pinggang, dan paha.
d. Otot-otot leher, sendi bahu, perut, pinggang, dan paha kurang kuat.
e. Akibat dari poin b dan c diatas menyebabkan kurangnya koordinasi dan
f. keseimbangan
g. Alas dasar/lantai tempat kepala bertumpu terlalu keras sehingga menimbulkan rasa sakit.
Terlalu cepat/kuat pada saat menolakSikap tangan yang salah, yaitu jari tangan tidak
menghadap kedepan
5. Kayang
Kayang adalah suatu bentuk atau sikap badan telentang yang membusur bertumpu pada
kedua tangan dan kedua kaki dengan lutut. Gerakan kayang adakn mudah dilakukan apabila :
a. memiliki kekuatan otot perut, punggung dan paha.
b. Memiliki kelentukan persendian bahu, ruas-ruas tulang belakang, dan persendian panggul
c. Memiliki kekuatan lengan dan bahu untuk menopang
Sikap kayang dapat dilakukan dari sikap tidur dan berdiri :
a. Kayang dari sikap tidur
1) Sikap awal :
a) tidur telentang
b) kedua lutut ditekuk, kedua tumit rapat pada pinggul,
c) kedua siku ditekuk dan telapak tangan melekat pada matras/lantai, ibu jari
disamping telinga
2) Gerakan ;
a) Badan diangkat keatas, kedua tangan dan kaki lurus
b) Masukkan kepala diantara 2 tangan
5
Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan saat melakukan kayang yaitu :
a. Jarak kedua tangan dan kaki terlalu jauh
b. Siku-siku bengkok disebabkan kekakuan persendian siku dan bahu
c. Badan kurang melengkung (membusur), disebabkan kurang lemas/lentuknya
bagian punggung dan kekakuan pada otot perut
d. Sikap kepala yang terlalu menengadah
e. Kurang keseimbangan
Cara memberi bantuan dalam gerakan kayang :
a. Posisi penolong disamping anak yang melakukan garakan kayang
b. Membantu mengangkat dan agak membawa punggung/bahu pelaku
c. Membantu menopang punggung/bahu pelaku dan membawanya perlahan kebawah.
6. Loncat Harimau (Tiger Sprong)
Secara prinsip teknik gerakan loncat harimau tidak jauh berbeda dengan teknik gerakan
roll ke depan.
Loncat harimau adalah sikap loncatan membusur dengan kedua tangan lurus ke depan
pada saat melayang dan diteruskan dengan gerakan mengguling ke depan dan sikap akhir
jongkok.
Cara melakukannya sebagai berikut:
a. Berdiri tegak, kedua lengan lurus di samping, pandangan lurus ke depan.
b. Dengan gerakan awalan jongkok melakukan gerakan meloncat ke depan atas dengan tolakan
dua kaki, saat melayang kedua lengan lurus ke depan.
c. Pada saat kedua tangan menyentuh, kepala menunduk ke dada antara kedua tangan, sehingga
bahu dan tengkuk menyentuh matras, lipat kedua kaki, selanjutnya mengguling ke depan
dengan tangan lurus.
d. Sikap akhir jongkok terus berdiri.
7. Meroda (Ratslag)
Meroda atau gerakan baling-baling dilakukan ke samping untuk empat hitungan, tangan
dan kaki berputar seperti baling-baling.
Meroda merupakan salah satu unsure gerakan senam lantai (floor exercise), dimana
terdiri dari mengguling, melompat, meloncat, berputar di udara, menumpu dengan tangan atau
kaki untuk mempertahankan sikap seimbang.
Cara melakukan latihan :
1) Lakukan latihan hand stand dengan baik dan sempurna.
2) Setelah Latihan hand stand, pindahkan berat badan ke kaki kanan bila meroda ke kanan atau
kaki kiri bila meroda ke kiri.
3) Berurutan kaki kiri atau kanan menumpu kembali gerakan hand stand dan seterusnya.
6
Dimulai dengan berdiri, kedua tangan direntangkan ke atas, telapak tangan menghadap ke
atas depan, kepala tegak, kedua kaki dirapatkan. Tendangkan kaki lurus ke samping dan
gerakanlah ke arah matras atau lantai, lengkungkan pinggul dan lutut kiri sambil letakkan tangan
kiri pada matras yang diikuti tangan kanan.Angkatlah kaki kanan ke atas dengan hentakkan kaki
kiri pada matras untuk bisa membuat sikap kangkang di atas kepala. Kembalikan dengan
mendaratkan kaki kanan, kemudian kaki kiri dan sebaliknya hentakkan tangan anda agar bisa
kembali tegak.
8. Lompat Kangkang
Lompat kangkang di atas peti lompat ada dua macam:
a. Lompatan dengan panggul ditekuk atau menyudut yaitu lompatan dengan membuat sikap
kangkang tanpa meluruskan badan terlebih dahulu.
7
Kesalahan yang sering terjadi pada lompat kangkang :
1. Panggul kurang diangkat tinggi, sehingga tidak berhasil membuat sikap kangkang di atas peti
lompat.
2. Lutut bengkok, kepala dan dada tidak terangkat pada saat tangan rnenyentuh peti.
3. Kedua lengan tidak lurus dan kepala terlalu ke depan, sehingga menyebabkan tangan tidak
lurus dengan badan.
8
ada 5 alat, tetapi yang dipertandingkan dalam kejuaraan besar hanya 4 alat. Biasanya, tiap tahun
alat yang dipertandingkan berubah-ubah). Peserta kompetisi III pada setiap alat adalah 8 orang
dengan ketentuan satu daerah/negara hanya boleh diwakili oleh paling banyak 2 orang pesenam
pada setiap alat.
Kompetisi IV (Kejuaraan Beregu)
Kompetisi ini diselenggarakan untuk mencari juara beregu. Cara menentukan juara beregu
adalah dengan menjumlahkan 5 nilai terbaik dari 6 orang pesenam dari setiap alat. Regu yang
mengumpulkan nilai tertinggi akan menjadi juara beregu. Nilai maksimal dari satu regu adalah :
Putra : 300 (5 nilai terbaik X 6 alat = nilai maksimal 10 X 5 X 6 alat) Putri : 200 (5 nilai terbaik
X 4 alat = nilai maksimal 10 X 5 X 4 alat)
2. Jumlah Medali
Jumlah medali dalam kejuaraan senam, biasanya ditentukan oleh jumlah alat yang
dipertandingkan. Jika suatu kejuaraan mempertandingkan alat yang lengkap, maka medali yang
disediakan, dengan melihat jenis kompetisi di atas, akan berjumlah :
- Atistik Putra :
Kejuaraan beregu : 1 medali
Kejuaraan serba bisa : 1 medali
Kejuaraan peralat : 6 medali (6 alat)
Jumlah : 8 medali
- Atistik Putri :
Kejuaraan beregu : 1 medali
Kejuaraan serba bisa : 1 medali
Kejuaraan peralat : 4 medali (4 alat)
Jumlah : 6 medali
Tingkat kesulitan
Tingkat kesulitan berhubungan dengan persyaratan gerakan sulit yang harus dipenuhi oleh
pesenam dalam satu rangkaiannya di satu alat. Tergantung dari tingkat kesulitan yang ditentukan
oleh disiplin senam yang bersangkutan, penilaian dalam faktor tingkat kesulitan ini disesuaikan
dengan beberapa gerakan yang berhasil dikumpulkan oleh pesenam.
Dalam senam artistik, gerakan sulit dikelompokkan menjadi beberapa elemen, yaitu elemen
gerakan A, elemen B, elemen C, elemen D dan elemen E. Elemen A adalah gerakan-gerakan
yang masuk kategori gerakan dasar dan mudah. Ke dalam kelompok ini masuk gerakan-gerakan
seperti guling depan-belakang, headspring, handspring, flic-flac, dan lain-lain. Elemen B adalah
gerakan-gerakan yang lebih sulit dari elemen A. Contohnya adalah salto belakang dan salto
depan termasuk ke dalam elemen B ini. Sedangkan elemen C diwakili oleh gerakan-gerakan
seperti double salto belakang, salto belakang dua twist, salto depan satu putaran, dsb. Dan
elemen D diwakili oleh gerakan seperti Double salto depan, double salto belakang lurus, dll.
Adapun nilai dari setiap elemen adalah sebagai berikut:
A = 0.10
B = 0.20
C = 0.40
D = 0.60
9
(elemen E tidak bernilai, karena hanya berguna untuk mendapat nilai bonus yang nilainya
adalah 0.20.)
Ambil contoh pada senam Artistik putra, tingkat kesulitannya adalah sbb :
4.A 3.B 2.C 1.D
Karena nilai A = 0.10, maka 4 A adalah 0.40; nilai B = 0.20, maka 3 B adalah 0.60; nilai C =
0.40, maka 2 C adalah 0.80; dan nilai D (1) adalah 0.60. Jika seorang pesenam dapat memenuhi
tingkat kesulitan yang ditetapkan di atas, maka ia dari segi tingkat kesulitannya mendapatkan
nilai 2.40. Tetapi jika seorang pesenam dalam tampilannya kekurangan 1 gerakan C, maka nilai
faktor kesulitannya hanya 2,0 .Yaitu dari hasil : 2,4 - 0,4 (1C) = 2.0. Demikian seterusnya jika
ada elemen lain yang kurang, maka nilai tingkat kesulitannya akan terus dikurangi, sesuai
dengan jumlah nilai elemen yang hilang.
Lalu bagaimana jika seorang pesenam mampu melakukan gerakan melebihi yang diminta?
Apakah nilai tingkat kesulitannya akan ditambah? Tidak. Nilainya akan tetap saja 2.40 karena
nilai sekian itu sudah maksimal.
Persyaratan Khusus (PK).
Persyaratan khusus menunjuk pada gerakan-gerakan yang memenuhi ciri-ciri yang
dipersyaratkan oleh alat senam yang bersangkutan. Pada setip alat, selalu ada 3 buah persyaratan
khusus, yang masing-masing bernilai 0,40. Sehingga jumlah maksimal dari faktor Persyaratan
Khusus adalah 1,20, yaitu sebagai hasil dari 3 persyaratan khusus X 0,40 = 1,20
Jika seorang pesenam dalam rangkaiannya kekurangan satu buah persyaratan khusus, maka
nilai faktor persyaratan khususnya adalah 0,80 : yaitu hasil dari : 1,20 - 0,40 (1PK) = 0,80. Bisa
saja seorang pesenam tidak mendapat nilai sama sekali dalam faktor Persyaratan Khususnya, jika
tidak ada satu pun gerakan yang dilakukannya termasuk yang dipersyaratkan. Oleh karena itu, ia
bisa saja mendapat nilai NOL dari faktor PK-nya.
Bonus
Nilai bonus dalam senam diperoleh jika pesenam menampilkan gerakan melebihi syarat
tingkat kesulitan yang bernilai D. Misalnya jika pesenam mampu menampilkan 3 buah gerakan
D dalam penampilannya, maka nilai bonusnya adalah 0,30: karena nilai bonus untuk gerakan D
adalah 0,10. Jika pesenam mampu menampilkan 3 gerakan E, maka bonusnya 0,60: karena
bonus untuk gerakan E = 0,20. Jadi tergantung dari nilai bonus yang berhasil dikumpulkan,
nilainya akan bertambah terus. Dengan ketentuan tidak melebihi nilai maksimal 1,40.
Pelaksanaan
Nilai maksimal dari pelaksanaan adalah 5,00. Cara penilaiannya sedikit berbeda dengan 3
faktor sebelumnya karena dari faktor pelaksanaan, apa yang harus dilihat wasit adalah kesalahan
yang dilakukan oleh pesenam. Jika pesenam melakukan kesalahan, wasit akan memotong atau
mengurangi nilainya dari 5,00. Tergantung dari kesalahannya, wasit akan memotong berdasarkan
ketentuan sbb:
Kesalahan kecil : 0,10 = Contohnya melangkah kecil, bengkok badan, atau tangan dan kaki.
Kesalahan medium : 0,20 = Contoh : 2 langkah pada pendaratan, bengkok yang lebih besar.
Kesalahan besar : 0,40 = Contoh : bertumpu dengan dua tangan ketika mendarat.
Jatuh : 0,50 = Jika pesenam jatuh duduk atau terlentang/telungkup.
Jadi jika pesenam melakukan satu atau beberapa kesalahan yang termasuk dalam kategori di
atas maka nilai pelaksanaannya akan dipotong secara proporsional.
Dengan demikian, jika dari contoh di atas, seorang pesenam mengumpulkan nilai dari setiap
faktornya seperti berikut :
- Tingkat kesulitan : 2,40
- Persyaratan khusus : 0,80 (kurang 1 PH)
- Bonus : 0,30 (3 D)
- Pelaksanaan : 3,80 (5.00 - 1,20)
Maka nilai akhir adalah : 7.30
10
Pertanyaannya, bagaimanakah wasit ini bekerja, dan bagaimanakah nilai dari 4 orang atau 6
orang wasit ini diolah? Tidak sulit. Untuk menentukan nilai akhir pesenam, peraturannya adalah,
nilai tertinggi dan terendah dicoret, lalu dua nilai tengahnya dirata-ratakan.
Misal:
Wasit 1: 6.80
Wasit 2: 6.90
Wasit 3: 6.70
Wasit 4: 6.90
Nilai akhir: 6.85
Salah satu dari 6.90 dicoret (sebagai nilai tertinggi) dan 6.70 juga dicoret (nilai terendah).
Berikutnya jumlahkan 6.80 dan 6.90, kemudian hasilnya dibagi dua, menjadi 6.85. Nilai inilah
yang dijadikan nilai akhir pesenam. Demikian juga jika wasitnya 6 orang. Tertinggi dan terendah
dicoret, 4 nilai tengah dirata-ratakan.
11
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Senam adalah aktivitas fisik yang dilakukan baik sebagai cabang olahraga tersendiri maupun
sebagai latihan untuk cabang olahraga lainnya. Berlainan dengan cabang olahraga lain umumnya
yang mengukur hasil aktivitasnya pada obyek tertentu, senam mengacu pada bentuk gerak yang
dikerjakan dengan kombinasi terpadu dan menjelma dari setiap bagian anggota tubuh dari
komponen-komponen kemampuan motorik seperti : kekuatan, kecepatan, keseimbangan,
kelentukan, agilitas dan ketepatan. Dengan koordinasi yang sesuai dan tata urutan gerak yang
selaras akan terbentuk rangkaian gerak artistik yang menarik. Menurut asal kata, senam
(gymnastics) berasal dari bahasa Yunani, yang artinya: "untuk menerangkan bermacam-macam
gerak yang dilakukan oleh atlet-atlet yang telanjang". Dalam abad Yunani kuno, senam
dilakukan untuk menjaga kesehatan dan membuat pertumbuhan badan yang harmonis, dan tidak
dipertandingkan. Baru pada akhir abad 19, peraturan-peraturan dalam senam mulai ditentukan
dan dibuat untuk dipertandingkan. Pada awal modern Olympic Games, senam dianggap sebagai
suatu demonstrasi seni daripada sebagai salah satu cabang olahraga yang teratur.
3.2 Saran
Senam merupakan salah satu olah raga yang membutuhkan kekuatan, kelentukan, kelenturan
dll. Jadi sebagai guru olahraga harus memperhatikan hal-hal diatas agar peserta didik tidak
cedera dan pembelajaran dapat berjalan. Disamping itu senam juga merupakan salah satu
olahraga yang dapat menjadikan sebagai olah raga prestasi.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://senam-lantai.blogspot.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/Senam_lantai
http://danang-setya-aji.blogspot.com/2011/06/10-macam-senam-lantai.html
http://ml.scribd.com/doc/94506950/10-macam-Senam-Lantai
http://blog.tp.ac.id/pdf/tag/penertian-dan-macam-macam-senam-lantai.pdf
http://fungsi.org/search/macam-macam-senam-lantai
13