Anda di halaman 1dari 39

i

MAKALAH

“PENGARUH SENAM TERHADAP DEYUT JANTUNG”


ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Sang Maha Pencipta dan
Pengatur Alam Semesta karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-
Nya lah Saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami harap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Otot Jantung. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa
yang saya harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa sarana yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Malang, 20 Maret 2014

Penyusun
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................2
2.1 Senam.............................................................................................................2
2.1.1 Pengertian Senam....................................................................................2
2.1.2 Macam-Macam Senam............................................................................3
2.2 Jantung..........................................................................................................12
2.2.1 Anatomi Jantung....................................................................................12
2.2.2 Fisiologi Jantung....................................................................................16
2.2.3 Sirkulasi Darah......................................................................................20
2.3 Denyut Jantung.............................................................................................20
2.3.1 Pengertian Denyut Jantung....................................................................20
2.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Denyut Jantung.............................21
2.3.1 Frekuensi Jantung..................................................................................21
2.3.1 Mekanisme Jantung Berdenyut..............................................................22
2.4 Kontraksi Otot Jantung.................................................................................23
2.4.1 Histologi Otot jantung...........................................................................23
2.4.2 Potensial Aksi........................................................................................24
2.4.3 Kontraksi Otot Jantung..........................................................................26
2.5 Kontraksi Otot rangka..................................................................................27
2.5.1 Histologi Otot Rangka...........................................................................27
2.5.2 Potensial Aksi........................................................................................29
2.5.3 Kontraksi Otot Rangka..........................................................................29
2.5.3 Sumber Energi dan Penggunaannya Dalam Kontraksi Otot..................30
BAB III PEMBAHASAN....................................................................................33
3.1 Mekanisme Peningkatan Denyut Jantung.....................................................33
iv

BAB VI PENUTUP..............................................................................................36
4.1 Kesimpulan...................................................................................................36
4.2 Saran.............................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................37
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setelah 30 menit melakukan senam tersebut, Tuan X merasakan


jantungnya berdenyut kencang.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana pengaruh senam terhadap peningkatan denyut jantung pada kasus
diatas?

1.3 Tujuan
Mengetahui dan memahami mekanisme peningkatan denyut jantung

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Senam
2.1.1 Pengertian Senam
Kata olahraga mengandung arti akan adanya sesuatu yang
berhubungan dengan peistiwa mengolah yaitu mengolah raga atau
jasmani. Selaras dengan hal itu Giriwijoyo (2005) mengatakan
bahwa olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan
terencana yang dilakukan seseorang dengan sadar untuk
meningkatkan kemampian fungsionalnya. Pengertian olahraga
menurut International Council of Sport and Education yang dikutip
oleh Lutan (1992) bahwa “olahraga adalah kegiatan fisik yang
mengandung sifat permainan dan berisi perjuangan dengan diri
sendiri atau perjuangan dengn orang lain”. Engkos Kosasih (1985)
menyatakan bahwa “olahraga adalah kegiatan untuk
memperkembangkan kekuatan fisik dan jasmani supaya badannya
cukup kuat dan tenaganya cukup terlatih, menjadi tangkas untuk
melakukan perjuangan hidupnya (Agus, 2007).
Senam merupakan suatu cabang olahraga yang melibatkan
performa gerakan yang membutuhkan kekuatan, kecepatan dan
keserasian gerakan fisik yang teratur. Bentuk modern dari senam
ialah : Palang tak seimbang, balok keseimbangan, senam lantai.
Bentuk-bentuk tersebut konon berkembang dari latihan yang
digunakan oleh bangsa Yunani kuno untuk menaiki dan menuruni
seekor kuda dan pertunjukan sirkus. Senam biasa digunakan orang
untuk rekreasi, relaksasi atau menenangkan pikiran, biasanya ada
yang melakukannya di rumah, di tempat fitness, di gymnasium
maupun di sekolah. Senam sangat penting untuk pembentukan
kelenturan tubuh, yang menjadi arti penting bagi kelangsungan
hidup manusia (Sarifudin, 1979).

2
3

Senam ada berbagai macam, diantaranya senam lantai,


senam hamil, senam aerobik, senam pramuka, Senam Kesegaran
Jasmani (SKJ), dan lainnya. Biasanya di sekolah dasar, guru-guru
mengajarkan senam-senam yang mudah dicerna oleh murid, seperti
SKJ dan senam pramuka. Namun ketika beranjak remaja, banyak
orang melakukan senam aerobik, ataupun senam lain termasuk
meditasi untuk menenangkan diri. Gerakan-gerakan senam sangat
sesuai untuk mengisi program pendidikan jasmani. Gerakannya
merangsang perkembangan komponen kebugaran jasmani seperti
kekuatan dan daya tahan otot dari seluruh bagian tubuh. Di
samping itu, senam juga berpotensi mengembangkan keterampilan
gerak dasar, sebagai landasan penting bagi penguasaan
keterampilan teknik suatu cabang olahraga (Sarifudin, 1979)

2.1.2 Macam-Macam Senam


2.1.2.1 Senam Pembentukan
Macam-macam senam pembentukan di antaranya
adalah pembentukan tubuh, kardio respirasi (paru-paru dan
jantung), flexibilitas (kelincahan), gerak reflek,
keseimbangan dan kelentukan (Sarifudin, 1979).
2.1.2.2 Senam Ritmik
Senam irama atau disebut juga senam ritmik adalah
senam yang dilakukan dengan iringan musik atau latihan
bebas yang dilakukan secara berirama. Senam irama dapat
dilakukan dengan atau tanpa menggunakan alat. Senam
irama merupakan pengembangan dari senam yang
mempunyai tugas menyalurkan hasrat bergerak, untuk
menyiapkan fisik agar menguasai latihan-latihan yang
diperlukan dalam seni gerak. Alat yang biasa digunakan
dalam senam irama antara lain bola, tali, tongkat,
simpe/hola hop, dan gada (Sarifudin, 1979).

2.1.2.3 Senam Artistik


Lahirnya senam artistik di Indonesia yaitu pada saat
menjelang pesta olahraga Ganefo I di Jakarta pada tahun
4

1963, yang mana setiap artistik merupakan salah satu


cabang olahraga yang dipertandingkan, untuk ini perlu
dibentuk suatu organisasi yang berfungsi menyiapkan para
pesenamnya (Sarifudin, 1979).
2.1.2.4 Senam Aerobik
Senam aerobik merupakan gabungan gerakan-
gerakan yang energik dan kreatif, beriramakan cepat
dengan gerakan dasar kaki jalan-loncat sesuai dengan
fungsi senam aerobik itu sendiri. Manfaat senam aerobik
adalah meningkatkan kesehatan jantung dan stamina tubuh.
Tapi bila dilakukan secara tidak benar bisa menimbulkan
cedera (Sarifudin, 1979).
Senam aerobik adalah serangkaian gerak yang
dipadukan dengan irama music yang telah dipilih dengan
durasi tertentu. Aerobik sendiri mengandung pengertian
suatu system latihan fisik yang bertujuan untuk
meningkatkan pemasukan dan efesiensi pemasukan O2 di
dalam jaringan tubuh. Pemasukan O2 di dalam tubuh
pertama-tama ditentukan oleh kapasitas maksimum paru-
paru dalam menghirup udara. Apabila paru-paru mampu
menampung O2 dalam kapasitas maksimalnya hal itulah
yang disebut dalam kondisi aerobik. Bentuk latihan aerobik
antara lain, berjalan, berlari, bersepeda, berenangm, dan
senam aerobik lainnya yang menuntut pemasukan O2
melalui paru paru dan pemompaan darah oleh jantung.
Senam aerobik dapat memberi manfaat, antara lain:
1. Meningkatkan daya atahan tubuh
2. Memperbaiki performance atau penampilan
3. Menjadi program penurunan berat badan apabila
dilakukan dengan intenditas yang tinggi
4. Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit
(Agus, 2007).
Gerakan dalam senam aerobik ini ditujukan untuk
meningkatkan denyut jantung sedemikian rupa ke target
latihan yang disebut zona latihan. Selain itu, gerakan
5

aerobic juga harus memenuhi tuntunan teknik dan


ketentuan anatomi tertentu. Rangkaian gerakan dalam
senam aerobik terbagi atas 3 bagian, yaitu sebagai berikut:
a) Gerakan pemanasan
Pemanasan adalah persiapan emosional, psikologis,
dan fisik untuk melakukan latihan. Pemanasan mempunyai
fungsi sebagai berikut :
1. Menaikkan denyut jantung secara berangsur-angsur
2. Mempersiapkan otot-otot dan persendian
3. Meningkatkan suhu inti tubuh
4. Meningkatkan sirkulasi cairan tubuh
5. Mempersiapkan diri secara psikologis dan
emosional
b) Gerkan inti aerobik
Gerakan ini biasanya merupakan gerakan yang telah
aktif dengan mengikuti alur tertentu. Gerakan-gerakan inti
aerobic bertujuan antara lain untuk menguatkan otot-otot
tubuh, seperti tangan, tungkai, perut, pinggul dan juga
melatih koordinasi gerak antar anggota tubuh tersebut.
c) Gerakan pendinginan
Gerakan pendinginan bertujuan untuk menurunkan
frekuensi denyut nadi untuk kembali mendekati normal.
Pelaksanaan gerakan ini merupakan penurunan gerakan
secara bertahap dari intensitas tinggi ke intensitas rendah.
Dalam praktiknya senam aerobic dilakukan dengan gerakan
anggota badan, tangan, dan kaki tanpa henti, dan diiringi
music dalam durasi tertentu. Rangkaian gerakan senam
aerobic dapat berupa gerakan seperti senam kesegaran
jasmani, senam ayo bersatu, senam jantung sehat. Selain
itu, dapat pula berupa kombinasi gerakan lainnya, sepeti
salsa, funky, cha-cha, jazz, taebo, power yoga, rock and roll
dan disko (Agus, 2007).
Ciri khas dari senam aerobic yaitu terdapat irama
musik dari senam tersebut. Selain berfungsi sebagai
panduan gerak juga pemberi motivasi dan semangat peserta
senam untuk melakukan gerakan senam aerobic. Oleh
6

karena itu, irama music aerobic dipilih yang


menyenangkan, penuh energy, dan mempunyai warna yang
menggerakkan. Music yang dipilih biasanya memiliki
empat ketukan per irama denga irama yang tetap. Menurut
cara melakukan dan music yang mengiringnya senam
aerobic dapat dibagi sebagai berikut :
1. Low impact aerobic, yaitu senam aerobic gerakan
ringan
2. High impact aerobic, yaitu senam aerobic gerakan keras
3. Discorobbic, yaitu kombinasi antara gerakan ringan
dankeras
4. Rokreobic, yaitu kombinasi antara gerakan ringan dank
eras
5. Aerobic sport, yaitu kombinasi antara gerakan-gerakan
aerobic keras dan ringan (Agus, 2007).
2.1.2.5 Senam Sibuyung
Senam yang menggambarkan cerita dengan media
hewan maupun tumbuhan. Contohnya yaitu siswa
melakukan gerakan hewan seperti bebek atau siswa
menirukan gerakan pohon tertiup angina (Sarifudin, 1979).
7

2.1.2.6 Senam Lantai


2.1.2.6.1 Rol depan
Guling ke depan adalah berguling ke depan atas
bagian belakang badan (tengkuk,punggung,pinggang,dan
panggul bagian belakang). Latian guling ke depan dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu : guling ke depan dengan
sikap awal jongkok dan guling ke depan dengan sikap awal
berdiri. Cara melakukannya sebagai berikut:
a) Sikap permulaan jongkok, kedua tangan
menumpu pada matras selebar bahu.
b) Kedua kaki diluruskan, siku tangan ditekuk,
kepala dilipat sampai dagu menyentuh dada.
c) Mengguling ke depan dengan mendaratkan
tengkuk terlebih dahulu dan kedua kaki di
d) lipat rapat pada dada.
e) Kedua tangan melemaskan tumpuan dari matras,
pegang mata kaki dan berusaha bangun.
f) Kembali berusaha bangun.
2.1.2.6.2 Rol Belakang
Guling ke belakang adalah menggulingka badan ke
belakang, dimana posisi badan tetap harus membulat,yaitu
kaki dilipat, lutut tetap melekat di dada, kepala ditundukan
sampai dagu melekat di dada. Cara melakukan guling ke
belakang :
a) Sikap permulaan dalam posisi jongkok,kedua tangan
di depan dan kaki sedikit rapat
b) Kepala ditundukan kemudian kaki menolak ke
belakang
c) Pada saat panggul mengenai matras,kedua tangan
segera dilipat ke samping telinga dan telapak tangan
menghadap ke bagian atas untuk siap menolak
d) Kaki segera diayunkan ke belakang melewati
kepala,dengan dibantu oleh kedua tangan menolak
kuat dan kedua kaki dilipat sampai ujung kaki dapat
mendarat di atas matras, ke sikap jongkok.
2.1.2.6.3 Lompat Harimah
a) Sikap awal:
8

Berdiri tegak kemudian mengambil sikap siap berlari


dengan kecepatan tertentu. Jarak pengambilan awalan
bisa bervariasi beberapa langkah atau banyak langkah
tergantung ketinggian penanda yang ada.
b) Rangkaian loncat harimau dan berguling ke depan:
Mengambil posisi berdiri tegak kemudian berlari
cepat. Setelah mendekati penanda segera melakukan
tolakan dengan menumpu pada kedua kaki. Badan
terangkat keatas atau meloncat melewati penanda
yang ada, setelah melewati penanda tangan bersiap-
siap untuk menumpu pada matras diikuti tengkuk
kemudian punggung yang menyentuh matras
dilanjutkan dengan gerakan guling ke depan.
c) Sikap akhir
Melakukan guling depan sampai 2 atau 3
kali,kemudian kembali ke posisi jongkok. Kedua kaki
menapak sempurna, tangan lurus kedepan badan tidak
terjatuh ke samping kanan atau ke samping kiri,
kemudian berdiri tegak,kembali ke sikap.
2.1.2.6.4 Berdiri dengan Kepala (Headstand)
Headstand adalah posisi keseimbangan yang
memanfaatkan kekuatan kedua lengan dan kepala (otot
leher) sebagai titik tumpunya. Posisi ini diawali dari posisi
jongkok dan menempatkan ujung kepala dan kedua telapak
tangan di lantai. Ketika titik tumpu (kepala dan kedua
lengan) sudah siap, pelan-pelan titik berat badan
dipindahkan ke titik tumpu dan secara perlahan
mengangkat kedua kaki yang dibengkokkan ke atas,
sehingga panggul dan kedua kaki berada di atas kepala.
Kemudian, secara perlahan pula, luruskan kedua kaki
hingga terbentuk posisi badan dan kaki lurus membentuk
satu garis. Berdiri dengan kepala adalah sikap tegak dengan
bertumpu pada kepala dan ditopang oleh kedua tangan.
9

a) Sikap permulaan membungkuk bertumpu pada dahi


dan tangan. Dahi dan tangan membentuk segitiga
sama sisi.
b) Angkat tungkai ke atas satu per satu bersamaan.
Untuk menjaga agar badan tidak mengguling ke
depan, panggul ke depan, dan punggung membusur.
c) Berakhir pada sikap badan tegak, dan tungkai rapat
lurus ke atas.
2.1.2.6.5 Berdiri Atas Tangan (Handstand)
Hands stand adalah sikap tegak dengan bertumpu
pada kedua tangan ,kedua kaki rapat dan lurus ke atas
.suatu hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan hands
stand adalah harus di lakukan di atas landasan atau alas
yang keras (misal lantai).karena akan memudahkan dalam
bertumpu,jika dibandingkan melakukannya di atas alas
yang lunak (misal kasur). Cara melakukan gerakan
handstand yaitu:
a) Berdiri tegak kaki diceraikan ke muka dan
belakang.
b) Bungkukkan badan, tangan menumpu selebar bahu,
lengan lurus, pandangan agak ke depan, pantat
diangkat setinggi-tinginya, tungkai ke depan
bengkok, sedang tungkai belakang lurus.
c) Ayunkan tungkai belakang ke atas diikuti tungkai
yang lain.
d) Kedua tungkai rapat clan lurus, membentuk satu
garis dengan badan dan lengan.
e) Pertahankan keseimbangan.
2.1.2.6.6 Meroda
Sikap permulaan Bagi yang baru belajar, berdiri
menyampingi arah gerakan, kedua kaki dibuka lebar, kedua
lengan lurus ke atas di samping kepala serong ke samping
dan telapak tangan menghadap ke atas
Cara melakukan gerakan handstand yaitu:
a) Awali dengan sikap siap melakukan dengan
mengakat salah satu tangan
10

b) Bertumpu tangan, mencoba melewatkan kedua kaki


secara bergantian
c) Seperti di atas, benda yang dilewati harus lebih
tinggi.
d) kemudian turunkan kaki satu persatu dengan kaki
terbuka lebar
e) dan akhir dengan sikap sempuran dengan kedua
tanggan di angakat.
2.1.2.6.7 Round Off
Bagi yang baru belajar, berdiri tegak, kedua kaki
rapat, kedua lengan di samping badan. Cara melakukan
gerakan round off :
a) Ayunkan kedua lengan keatas sejajar bahu lurus
kedepan serong ke atas.
b) Sambil mengangkat dan melangkahkan kaki ke kiri
ke depan, badan putar kesamping kiri.
c) Bersamaan dengan meletakkan kedua telapak
tangan pada matras sejajar bahu, lemparkan kaki
kanan lurus ke atas, kemudian diikuti kaki kiri
hingga pada posisi handstand.
d) Lemparkan kedua kaki sejauh mungkin.
e) Mendarat pada kedua kaki dan badan menghadap ke
tempat semula.
2.1.2.6.8 Loncat Kangkang
Loncat kangkang adalah gerakan melompati suatu
alat dengan cara bertumpu pada alat tersebut. Dalam latihan
gerakan ini dapat dapat dilakukan pada peti lompat atau
pada teman yang membungkuk. Cara melakukan loncat
kangkang :
a) Awalan lari cepat badan condong ke depan.
b) Kedua kaki menolak pada papan tolak sekuat-
kuatnya disertai ayunan dari belakang bawah ke
depan. Badan lurus, tungkai dipisahkan.
c) Saat tangan menyentuh pada bagian pangkal kuda-
kuda segera menolak sekuat-kuatnya.
d) Badan melayang di atas kuda-kuda sikap lurus,
lengan direntangkan, tungkai lurus dipisahkan
(dibuka lebar) pandangan ke depan.
11

e) Mendarat dengan ujung kaki mengeper lengan


direntangkan ke atas.
2.1.2.6.9 Lompat Jongkok
Teknik gerakannya sama dengan lompat kangkang
menggunakan kuda-kuda, tetapi karena peti lompat lebih
panjang maka memerlukan awalan yang lebih panjang dan
tolakan yang lebih kuat lagi. Cara melakukan lompat
jongkok :
a) Awalan lari cepat badan condong ke depan.
b) Kedua kaki menolak pada papan tolak sekuat-
kuatnya, badan condong ke depan dan kedua tangan
diayun ke depan dengan sasaran tumpuan tangan
pada ujung akhir bagian peti lompat.
c) Saat melayang badan lurus kaki rapat, kemudian
dengan tangan lurus menumpu pada peti lompat.
d) Kedua tangan menolak kuat pada peti lompat dan
dibuka selebar bahu, kemudian kedua kaki ditekuk
di dekatkan pada dada dan masuk di antara kedua
lengan.
e) Luruskan badan dan kedua kaki rapat,sesaat
sebelum mendarat, pandangan tetap ke depan.
f) Mendarat lunak, pertahankan keseimbangan.
2.1.2.6.10 Kayang
Kayang adalah posisi kaki bertumpu dengan empat
titik dalam keadaan terbalik dengan meregang dan
mengangkat perut dan panggul. Nilai dari pada gerakan
kayang yaitu dengan menempatkan kaki lebih tinggi
memberikan tekanan pada bahu dan sedikit pada pinggang.
Manfaat dari gerakan kayang adalah untuk meningkatkan
kelentukan bahu,bukan kelentukan pinggang. Cara
melakukan gerakan kayang sebagai berikut :
a) Sikap permulaan berdiri, keduan tangan menumpu
pada pinggul.
b) Kedua kaki ditekuk, siku tangan ditekuk, kepala di
lipat ke belakang.
c) Kedua tangan diputar ke belakang sampai
menyentuh matras sebagai tumpuan.
12

d) Posisi badan melengkung bagai busur


(Memet, 2000)
2.2 Jantung
2.2.1 Anatomi Jantung
Jantung berbentuk seperti pir/kerucut seperti piramida
terbalik dengan apeks (superior-posterior:C-II) berada di bawah
dan basis ( anterior-inferior ICS –V) berada di atas. Pada basis
jantung terdapat aorta, batang nadi paru, pembuluh balik atas dan
bawah dan pembuluh balik. Jantung sebagai pusat sistem
kardiovaskuler terletak di sebelah rongga dada (cavum thoraks)
sebelah kiri yang terlindung oleh costae tepatnya pada
mediastinum. Untuk mengetahui denyutan jantung, kita dapat
memeriksa dibawah papilla mamae 2 jari setelahnya. Berat pada
orang dewasa sekitar 250-350 gram. Hubungan jantung dengan alat
sekitarnya yaitu:
a) Dinding depan berhubungan dengan sternum dan kartilago
kostalis setinggi kosta III-I.
b) Samping berhubungan dengan paru dan fasies mediastilais.
c) Atas setinggi torakal IV dan servikal II berhubungan dengan
aorta pulmonalis, brongkus dekstra dan bronkus sinistra.
d) Belakang alat-alat mediastinum posterior, esophagus, aorta
desendes, vena azigos, dan kolumna vetebrata torakalis.
e) Bagian bawah berhubungan dengan diafragma
Jantung difiksasi pada tempatnya agar tidak mudah
berpindah tempat. Penyokong jantung utama adalah paru yang
menekan jantung dari samping, diafragma menyokong dari bawah,
13

pembuluh darah yang keluar masuk dari jantung sehingga jantung


tidak mudah berpindah (Syaifuddin, 2006).

2.2.2.1 Lapisan Pembungkus Jantung


a) Luar/pericardium
Berfungsi sebagai pelindung jantung atau merupakan
kantong pembungkus jantung yang terletak di mediastinum
minus dan di belakang korpus sterni dan rawan iga II- IV
yang terdiri dari 2 lapisan fibrosa dan serosa yaitu lapisan
parietal dan viseral. Diantara dua lapisan jantung ini terdapat
lender sebagai pelican untuk menjaga agar gesekan
pericardium tidak mengganggu jantung.
b) Tengah/ miokardium
Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri
koronaria. Susunan miokardium yaitu:
i. Otot atria: Sangat tipis dan kurang teratur, disusun
oleh dua lapisan. Lapisan dalam mencakup serabut-
serabut berbentuk lingkaran dan lapisan luar
mencakup kedua atria.
ii. Otot ventrikuler: membentuk bilik jantung dimulai
dari cincin antrioventikuler sampai ke apeks
jantung.
iii. Otot atrioventrikuler: Dinding pemisah antara
serambi dan bilik( atrium dan ventrikel).
c) Dalam / Endokardium
Dinding dalam atrium yang diliputi oleh membrane
yang mengilat yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput
lender endokardium kecuali aurikula dan bagian depan sinus
vena kava (Syaifuddin, 2006).
2.2.2.2 Bagian-Bagian Dari Jantung
a) Basis kordis: bagian jantung sebelah atas yang
berhubungan dengan pembuluh darah besar dan dibentuk
oleh atrium sinistra dan sebagian oleh atrium dekstra.
b) Apeks kordis : bagian bawah jantung berbentuk puncak
kerucut tumpul (Syaifuddin, 2006).
2.2.2.3 Tepi Jantung (margo kordis)
14

a) Margo dekstra: bagian jantung tepi kanan membentang


mulai dari vena kava superior sampai ke apeks kordis
b) Margo sinistra: bagian ujung jantung sebelah tepi
membentang dari bawah muara vena pulmonalis sinistra
inferior sampai ke apeks kordis (Syaifuddin, 2006).
2.2.2.4 Alur Permukaan Jantung
a) Sulkus atrioventrikularis: Mengelilingi batas bawah
basis kordis
b) Sulkus langitudinalis anterior: dari celah arteri
pulmonalis dengan aurikula sinistra berjalan kebawah
menuju apeks kordis.
c) Sulkus langitudinals posterior: dari sulkus koronaria
sebelah kanan muara vena cava inferior menuju apeks
kordis (Syaifuddin, 2006).
2.2.2.5 Ruang-Ruang Jantung
Jantung terdiri dari empat ruang yaitu:
1. Atrium dekstra: Terdiri dari rongga utama dan aurikula di
luar, bagian dalamnya membentuk suatu rigi atau Krista
terminalis.
a. Muara atrium kanan terdiri dari:
a) Vena cava superior
b) Vena cava inferior
c) Sinus koronarius
d) Osteum atrioventrikuler dekstra
b. Sisa fetal atrium kanan: fossa ovalis dan annulus ovalis
2. Ventrikel dekstra: berhubungan dengan atrium kanan
melalui osteum atrioventrikel dekstrum dan dengan
traktus pulmonalis melalui osteum pulmonalis. Dinding
ventrikel kanan jauh lebih tebal dari atrium kanan terdiri
dari:
a. Valvula triskuspidal
b. Valvula pulmonalis
3. Atrium sinistra: Terdiri dari rongga utama dan aurikula
4. Ventrikel sinistra: Berhubungan dengan atrium sinistra
melalui osteum atrioventrikuler sinistra dan dengan aorta
melalui osteum aorta terdiri dari:
a. Valvula mitralis
b. Valvula semilunaris aorta (Syaifuddin, 2006).
15

(Van De Graaff, 2001)


2.2.2 Fisiologi Jantung
2.2.2.1 Metabolisme Otot Jantung
Seperti otot kerangka, otot jantung juga
menggunakan energy kimia untuk berkontraksi. Energy
terutama berasal dari metabolism asam lemak dalam
jumlah yang lebih kecil dari metabolisme zat gizi
terutama laktat dan glukosa. Proses metabolisme jantung
adalah aerobic yang membutuhkan oksigen (Ganong,
1999).
2.2.2.2 Pengaruh Ion Pada Jantung
a) Pengaruh ion kalium : kelebihan ion kalium pada
CES menyebabkan jantung dilatasi, lemah dan
frekuensi lambat.
b) Pengaruh ion kalsium: kelebihan ion kalsium
menyebabkan jantung berkontraksi spastis.
c) Pengaruh ion natrium: menekan fungsi jantung
(Ganong, 1999).
2.2.2.3 Elektrofisiologi Sel Otot Jantung
Aktifitas listrik jantung merupakan akibat
perubahan permeabilitas membrane sel. Seluruh proses
aktifitas listrik jantung dinamakan potensial aksi yang
disebabkan oleh rangsangan listrik, kimia, mekanika,
dan termis. Lima fase aksi potensial yaitu:
1. Fase istirahat: Bagian dalam bermuatan negative
(polarisasi) dan bagian luar bermuatan positif.
16

2. Fase depolarisasi (cepat): Disebabkan meningkatnya


permeabilitas membrane terhadap natrium sehingga
natrium mengalir dari luar ke dalam.
3. Fase polarisasi parsial: Setelah depolarisasi terdapat
sedikit perubahan akibat masuknya kalsium ke dalam
sel, sehingga muatan positih dalam sel menjadi
berkurang.
4. Fase plato (keadaan stabil): Fase depolarisasi diikiuti
keadaan stabil agak lama sesuai masa refraktor
absolute miokard.
5. Fase repolarisasi (cepat) : Kalsium dan natrium
berangsur-angsur tidak mengalir dan permeabilitas
terhadap kalium sangat meningkat (Ganong, 1999).
2.2.2.4 Sistem Konduksi Jantung
Sistem konduksi jantung meliputi:
1. SA node : Tumpukan jaringan neuromuscular yang
kecil berada di dalam dinding atrium kanan di ujung
Krista terminalis.
2. AV node : Susunannya sama dengan SA node berada
di dalam septum atrium dekat muara sinus koronari.
3. Bundle atrioventrikuler: dari bundle AV berjalan ke
arah depan pada tepi posterior dan tepi bawah pars
membranasea septum interventrikulare.
4. Serabut penghubung terminal (purkinje) : Anyaman
yang berada pada endokardium menyebar pada kedua
ventrikel (Ganong, 1999).
2.2.2.5 Siklus Jantung
Empat pompa yang terpisah yaitu: dua pompa
primer atrium dan dua pompa tenaga ventrikel. Periode
akhir kontraksi jantung sampai kontraksi berikutnya
disebut siklus jantung (Ganong, 1999).
2.2.2.6 Fungsi Jantung Sebagai Pompa
Lima fungsi jantung sebagai pompa yaitu:
a) Fungsi atrium sebagai pompa
b) Fungsi ventrikel sebagai pompa
c) Periode ejeksi
d) Diastole
e) Periode relaksasi isometric
Dua cara dasar pengaturan kerja pemompaan jantung :
17

1. Autoregulasi intrinsic pemompaan akibat


perubahan volume darah yang mengalir ke
jantung.
2. Reflex mengawasi kecepatan dan kekuatan
kontraksi jantung melalui saraf otonom (Ganong,
1999).
2.2.2.7 Curah jantung
Normal, jumlah darah yang dipompakan
ventrikel kiri dan kanan sama besarnya. Jumlah darah
yang dipompakan ventrikel selama satu menit disebut
curah jantung (cardiac output). Faktor-faktor utama yang
mempengaruhi otot jantung:
1. Beban awal
2. Kontraktilitas
3. Beban akhir
4. Frekuensi jantung
Periode pekerjaan jantung yaitu:
1. Periode systole
2. Periode diastole
3. Periode istirahat (Ganong, 1999).
2.2.2.8 Bunyi Jantung
Tahapan bunyi jantung:
1. Bunyi pertama: lup
2. Bunyi kedua : Dup
3. Bunyi ketiga: lemah dan rendah 1/3 jalan diastolic
individu muda
4. Bunyi keempat: kadang-kadang dapat didengar
segera sebelum bunyi pertama (Ganong, 1999).
2.2.2.9 Mekanisme Kerja Jantung

Darah dari vena masuk ke atrium


SA node
AV node
Bundle his
Katup atrioventrikulare membuka
Darah masuk ke ventrikel
Stelah volume masuk ventrikel maksimal
Katup atrioventrikulare tertutup
Serabut purkinje
Ventrikel kontraksi
Darah dipompa ke aorta
18

Darah dari vena masuk ke atrium kemudian arus


listrik dari SA node merambat ke AV node menyebabkan
atrium berkontraksi kemudian katup atrioventrikulare
terbuka dan darah dipompa masuk menuju ventrikel.
setelah itu volume ventrikel maksimal sehingga katup
atrioventrikulare menutup. Kemudian arus listrik AV
node merambat ke bundle His dan diteruskan ke serabut
purkinje sehingga mengakibatkan kontraksi ventrikel
dan darah dipompa menuju ke seluruh tubuh melalui
aorta (Sherwood, 2011).
2.2.3 Sirkulasi Darah
Vena kava superior dan vena kava inferior mengalirkan
darah ke atrium dekstra yang datang dari seluruh tubuh. Darah
dari atrium dextra masuk ke ventrikel dextra melalui katup
trikuspid. Arteri pulmonalis membawa darah dari ventrikel
dekstra masuk ke paru-paru (pulmo). Antara ventrikel dextra
dan arteri pulmonalis terdapat katup vlavula semilunaris arteri
pulmonalis. Vena pulmonalis membawa darah dari paru-paru
masuk ke atrium sinitra. Dari atrium sinistra darah masuk ke
ventrikel sinistra melalui katup bikuspid atau mitaral. Aorta
(pembuluh darah terbesar) membawa darah dari ventrikel
sinistra untuk dialirkan ke seluruh tubuh melewati katup
valvulasemilunaris aorta (Ethel, 2003).
2.3 Denyut Jantung
2.3.1 Pengertian Denyut Jantung
Jantung terdiri atas dua pompa yang terpisah, yaitu jantung
kanan yang memompakan darah ke paru-paru,dan jantung kiri
yang memompakan darah ke organ-organ perifer.selanjutnya,
setiap bagian jantung yang terpisah merupakan dua ruang pompa
yang dapat berdenyut yang terdiri atas atrium dan ventrikel.setiap
atrium adalah suatu pompa pendahulu yang lemah bagi ventrikel
yang membantu mengalirkan darah masuk ke dalam
ventrikel.ventrikel lalu menyediakan tenaga pemompa utama yang
mendorong darah ke sirkulasi pulmonal melalui ventrikel kanan
19

atau ke sirkulasi perifer melalui ventrikel kiri.di dalam jantung


terdapat suatu mekanisme khusus yang menyebabkan kontraksi
jantung secara terus menerus yang disebut irama
jantung,menjalarkan potensial aksi ke seluruh otot jantung untuk
menimbulkan denyut jantung yang berirama (Ethel, 2003).
2.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Denyut Jantung
a) Pengaruh gravitasi
b) Pengaruh olahraga
c) Pengaruh usia
d) Pengaruh jenis kelamin
e) Pengaruh aktivitas respirasi
f) Pengaruh akselerasi (Ethel, 2003).
2.3.3 Frekuensi Jantung
Frekuensi jantung normal berkisar Antara 60-100 denyut
per menit dengan rata-rata denyutan 75 kali per menit. Peningkatan
frekuensi jantung sampai lebih dari 100 denyut per menit
menunjukkan indikasi takikardia. Frekuensi denyut jantung yang
kurang dari 60 denyut per menit menunjukkan adanya indikasi
bradikardia (Ethel, 2003).
20

2.3.4 Mekanisme Jantung Berdenyut

(Sherwood, 2011)
Denyut jantung terjadi karena adanya perpindahan ion,
sampai nodus SA mencapai ambang. Ketika nodus SA mencapai
ambang, potensial aksi dapat menyebar ke seluruh jantung
sehingga jantung berkontraksi dan berdenyut. Denyut jantung
dipengaruhi saraf vagus yaitu saraf simpatis dan parasimpatis.
Stimulasi saraf parasimpatis menyebabkan penurunan kecepatan
nodus SA sehingga meningkatkan permeabilitas nodus SA terhadap
K+ yang menyebabkan penutupan saluran K+ melambat sehingga
terjadi hiperpolarisasi membrane nodus SA. Bagian intrasel lebih
negative sehingga waktu untuk mencapai ambang lebih lama
21

menyebabkan penurunan depolarisasi spontan dan denyut jantung


mengalami penurunan frekuensi (Sherwood, 2011).
Stimulasi saraf simpatis nervus vagus terjadi pada saat
darurat atau olahraga sehingga terjadi percepatan depolarisasi pada
SA. Selain itu terjadi penurunan permeabilitas nodus SA terhadap
K+ yang mempercepat inaktivasi saluran K+ yang menyebabkan
jumlah K+ yang meninggalkan sel sedikit/berkurang. Hal ini
menyebabkan dalam sel kurang negative sehingga pergeseran ke
ambang lebih cepat dan lebih cepat pula depolarisasi sehingga
denyut jantung mengalami peningkatan frekuensi (Sherwood,
2011).
2.4 Otot Jantung
2.4.1 Histologi Otot Jantung
Otot jantung terdiri atas unit sel tersendiri dengan panjang
80µm dan diameter 15µm. miosit jantung ini dirangkai ujung
dengan ujung melalui laut khusus disebut discus intercalaris.
Meskipun untaian yang terbentuk terutama parallel, miosit itu
sendiri bercabang dan membentuk hubungan oblik dengan untaian
didekatnya, menghasilkan rangkaian 3 dimensi rumit yang cukup
berbeda dari susunan parallel, serat-serat silindris dari serat otot
rangka. Sebelum diketahui bahwa discus intercalaris adalah taut
intersel, unit structural otot jantung disebut serat pada otot rangka
(Bloom and Fawcett, 2002).
Jantung manusia berdenyut dengan kecepatan 60-100 kali
permenit seumur hidup. Kontraksinya bersifat miogenik, artinya
independen dari rangsangan saraf. Semua miosit jantung sanggup
mampu mengadakan depolarisasi ritmik spontan dan depolarisasi
membrannya. Tetapi sekelompok miosit dalam atrium membentuk
pacemaker dan eksitasi menyebar dari situ ke seluruh miokard
melalui taut rekah antar miosit. Jadi, meskipun terdiri atas unit sel
terpisah, otot njantung bertingkah pola sebagai sinsisium (Bloom
and Fawcett, 2002).
Dibawah mikroskop cahaya, otot jantung memiliki pola
bergaris melintang serupa dengan otot rangka namun serat-seratnya
22

bercabang dan saling berhubungan dengan serat didekatnya.


Sarkoplasmanya lebih banyak dan corak memanjang lebih jelas
karena berkas-berkas myofibril dipisahkan oleh deretan
mitokondria. Miofibril menghindari inti di pusat, memetahkan
daerah aksial fusiform yang kaya organel dan inklusi. Sebuah
kompleks golgi kecil terletak dekat satu kutub masing-masing inti
yang memanjang (Blomm and Fawcett, 2002)
Tetes lipid umumnya terdpat pada daerah ini, dan pada
binatang lebih tua, mungkin terdapat banyak deposit berglanul
pigmen lipokrom. Pada orang tua, pigmen ini dapt merupakan
sampai 20% dari berat kering miokard. Sifat unik sel jantung ialah
adanya discus interkalaris yang tersusun melintang pada interval
teratur sepanjang serat, relatif tidak mencolok pada sediaan rutin
namun terpulas kuat oleh hematoksilin besi. Sebuah discus dapat
melintang serat secara lurus. Namun lebih sering berupa
konfigurasi mirip tangga. Pada pola garis melintang, discus
interkalaris selalu terdapat pada pita I (Bloom and Fawcett, 2002)
2.4.2 Potensial Aksi
Kontraksi sel otot jantung berguna untuk menyalurkan
darah yang dipicu oleh potensial aksi. Terdapat dua jenis khusus sel
otot jantung yaitu sel kontraktil dan sel otorimik. Sel kontraktil
yang membentuk 99% dari sel-sel otot jantung, melakukan kerja
mekanis memompa darah. Sel-sel ini dalam keadaan normal tidak
membentuk sendiri potensial aksinya. Sebaliknya, sel-sel jantung
sisanya yang sedikit tetapi sangat penting, yaitu sel otoritlmik,
yang tidak berkontraksi tetapi khusus memulai dan
mengahantarkan potensial aksi yang menyebabkan kontraksi sel-
sel jantung kontraktil (Sherwood, 2011)
Sel otoritmik jantung tidak memiliki potensial istirahat. Sel-
sel ini malah memperlihatkan aktivitas pemacu yaitu, potensial
membrannya secara perlahan terdepolarisasi, antara potensial aksi
sampai ambang tercapai, saat membran mengalami potensial aksi.
Pergeseran lambat potensial membran sel otoritmik ke ambang
disebut potensial pemacu. Melalui siklus berulang, sel-sel
23

otoritmik tersebut memicu potensial aksi, yang kemudian


menyebar ke seluruh jantung untuk memicu denyut berirama tanpa
rangsangan saraf apapun (Sherwood, 2011).
Fase awal depolarisasi lambat ke ambang disebabkan oleh
penurunan siklis fluks K+ keluar disertai kebocoran Na+ ke dalam
yang berlangsung lambat dan konstan. Permeabilitas membran
terhadap K+ menurun diantara dua potensial aksi karena saluran
K+ perlahan menutup pada potensial aksi negatif. Penutupan
lambat ini mengurangi aliran keluar K+ yang diikuti dengan
penurunan gradien konsentrasinya. Terjadi influks pasif Na+
karena saluran Na+ bukan merupkan saluran bervoltase sehingga
selalu terbuka. Karena itu, bagian dalam akan menjadi lebih
negatif, dan secara perlahan bergeser menuju ambang. Sebelum
mencapai ambang, saluran Ca2+ transien (saluran Ca2+ tipe T)
membuka dan menyebabkan influks singkat Ca2+ yang semakin
mendepolarisasi membran menuju ke ambang (Sherwood, 2011).
Jika ambang terlah tercapai, terbentuk fase naik potensial
aksi sebagai respon terhadap pengaktifan saluran Ca2+ (tipe L).
Hal ini akan diikuti oleh influks Ca2+ dalam jumlah besar. Fase
turun disebab seperti biasanya, oleh efluks K+ yang terjadi ketika
permeabilitas K+ meningkat akibat pengaktifan saluran K+
berpintu voltase. Setelah potensial aksi selesai, terjadi depolarisasi
lambat berikutnya menuju ambang akibat penutupan saluran K+
secara perlahan (Sherwood, 2011).
24

2.4.3 Kontraksi Otot Jantung


(Sherwood, 2011)

2.5 Kontraksi Otot rangka


2.5.1 Histologi Otot Rangka
25

Sarkolema merupakan membran sel otot. Retikulum


endoplasma pada sel otot disebut retikulum sarkoplasmik.
Sitoplasma nya disebut sarkoplasma. Otot rangka terdiri dari
serabut-serabut yang tersusun dalam berkas yang disebut fesikel.
Semakin besar otot, semakin banyak jumlah serabutnya. Lapisan
jaringan ikat fibrous pada otot ada tiga, yaitu Epimisium,
perimisium, dan endomisium. Epimisium adalah jaringan ikat rapat
yang melapisi keseluruhan otot dan terus berlanjut ke dalam fascia
dalam. Perimisium mengacu pada ekstensi epimisium yang
menembus kedalam otot untuk melapisi berkas fesikel.
Endomisisum adalah jaringan ikat halus yang melapisi setiap
serabut otot individual (Ethel, 2003).
26

Miofibril adalah unit kontraktif yang mengalami


spesialisasi, volumenya mencapai 80% volume serabut. Setiap
miofibril silindris terdiri dari miofilamen tebal dan miofilamen
tipis. Miofilamen tebal terdiri dari miosin. Miofilamen tipis adalah
aktin, miosin, troponin dan tropomiosin. Pita A yang lebih gelap
(anisotropik) terdiri dari dari susunan vertikal miofilamen tebal.
Pita I yang lebih terang (Isotropik) terbentuk dari aktin miofilamen
tipis. Garis Z terbentuk dari protein penunjang yang menahan
miofilamen tipis tetap menyatu di sepanjang miofibril. Zona H
adalah area yang lebih terang dari pita A miofilamen miosin yang
tidak tertembus filamen tipis. Sarkomere adalah jarak antara garis
Z ke garus Z lainya (Ethel, 2003).

2.5.2 Potensial Aksi


27

Potensial membran istirahat : -90 mV (polarisasi). Jika


diberikan rangsangan pada membran sel, maka akan terjadi
potensial aksi. Mula-mula kondisi polarisasi . Stimulus mencapai
nilai ambang datang (mekanik, kimia, listrik, panas dll.). Terjadi
depolarisasi: Permeabilitas membran sel akan meningkat, difusi
Na+ ke dalam sel , di dalam sel lebih positif (potensial membran
+40 mV) . Terjadi repolarisasi: Na+ dipompa keluar , di dalam sel
lebih negatif (potensial membran –90 mV) (Guyton and Hall,
2007)

2.5.3 Kontraksi Otot Rangka


Timbul dan berakhirnya kontraksi otot terjadi dalam urutan
tahap-tahap berikut :
1. Suatu potensial aksi berjalan di sepanjang sebuah saraf motorik
sampai ke ujungnya pada serabut otot.
2. Disetiap ujung,saraf menyekresi substansi neurotransmiter, yaitu
asetilkolin, dalam jumlah sedikit.
3. Asetilkolin bekerja pada area setempat pada membran serabut
otot untuk membuka banyak kanal “bergerbang asetilkolin”
melalui molekul-molekul protein yang terapung pada membran.
4. Terbukanya kanal bergerbang asetilkolin memungkinkan
sejumlah besar ion natrium untuk berdifusi ke bagian dalam
membran serabut otot. Peristiwa ini akan menimbulkan suatu
potensial aksi pada membran.
5. Potensial aksi akan berjalan di sepanjang membran serabut otot
dengan cara yang sama seperti potensial aksi berjalan di
sepanjang membran serabut saraf.
6. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran otot,
dan banyak aliran listrik potensial aksi mengalir melalui pusat
serabut otot. Disini, potensial aksi menyebabkan retikulum
sarkoplasma melepaskan sejumlah besar ion kalsium, yang telah
tersimpan di dalam retikulum ini.
7. Ion-ion kalsium berikatan dengan troponin C, menimbulkan
pembukaan aktif side, sehingga terjadi tarikan antara filamen
aktin dan miosin (power stroke), yang menyebabkan kedua
28

filamen tersebut bergeser satu sama lain, dan menghasilkan


proses kontraksi.
8. Setelah kurang dari satu detik, ion kalsium dipompa kembali ke
dalam retikulum sarkoplasma oleh pompa membran kalsium,
dan ion-ion ini tetap disimpan dalam retikulum sampai potensial
aksi otot yang baru datang lagi; pengeluaran ion kalsium dari
miofibril akan menyebabkan kontraksi otot terhenti (Guyton and
Hall, 2007).

2.5.4 Sumber Energi dan Penggunaannya Dalam Kontraksi Otot


Kreatin fosfat (CP), senyawa berenergi tinggi lainya,
merupakan sumber energi yang langsung tersedia untuk
memperbarui ATP dari ADP (CP + ADP---- ATP + kreatin).
Kreatinin fosfat memungkinkan kontraksi otot tetap berlangsung
saat ATP tambahan dibentuk melalui metabolisme glukosa secara
anaerob dan aerob. Kreatinin fosfat menyediakan energi untuk
sekitar 100 kontraksi dan harus disintesis ulang dengan cara
memproduksi lebih banyak ATP . ATP tambahan terbentuk dari
29

metabolisme glukosa menjadi dua molekul asam piruvat (Ethel,


2003)
Otot dapat berkontraksi secara singkat tanpa memakai
oksigen dengan mengguanakan ATP yang dihasilkan melalui
glikolisis anaerob, langkah pertama dalam respirasi selular.
Glikolisis anaerob berlangsung dalam sarkoplasma, tidak
memerlukan oksigen dan melibatkan pengubahans atu molekul
glukosa menjadi dua molekul asam piruvat. Glikolisis anaerob
berlangsung cepat tetapi tidak efisien karena hanya menghasilkan
dua molekul ATP per molekul glukosa. Glikolisis anaerob dapat
memenuhi kebutuhan ATP untuk kontraksi otot dalam waktu
singkat jika persediaan oksigen tidak mencukupi. Tanpa oksigen,
asam piruvat diubah menjadi asam laktat. Jika aktivitas yang
dilakukan sedang dan singkat, persediaan oksigen yang adekuat
akan mengalami akumulasi asam laktat. Asam laktat berdifusi
keluar dari otot dan dibawa ke hati untuk disintesis ulang menjadi
glukosa. Jika saat proses glikolisis berlangsung ada oksigen,
glukosa terurai sempurna menjadi karbomdioksida, air dan energi
(Ethel, 2003).
Saat terjadi aktivitas berat yang singkat , penguraian ATP
berlangsung dengan cepat sehingga simpanan energi anaerob
menjadi cepat habis. Sistem respiratorik pada pembuluh darah
tidak dapat menghantar cukup oksigen ke otot untuk memebentuk
ATP melalui reaksi aerob. Asam laktat berakumulasi , mengubah
pH , dan menyebabkan keletihan serta nyeri otot. Oksigen ekstra
yang harus dihirup setelah aktivitas berat disebut oxygen debt.
Volume oksigen yang dihirup tetap berada di atas volume
normalsampai semua asam laktat dikeluarkan, baik dioksidasi
ulang menjadi asam piruvat dalam otot atau disintesis ulang
menjadi glukosa dalam hati.Penggunaan energi atau ATP saat
kontraksi otot yaitu ketika terjadi power stroke. Penggunaan energi
saat relaksasi yaitu ketika kembalinya ion kalsium ke dalam
sarkoplasmik retikulum (Ethel, 2003).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Mekanisme Peningkatan Denyut Jantung

Senam 30
menit
Aktivitas otot rangka
meningkat
Kontraksi
meningkat

Kebutuhan energi
meningkat
Suhu tubuh
Nutrisi Metabolisme meningkat PH darah
meningkat menurun
CO2
O2
meningkat Dideteksi
kemoreseptor
Peningkatan
(arteri karotis
neuron inspirasi
didan aorta)
paru-paru

Otak
Peningkatan
pertukaran O2 dan
CO2 di paru-paru

Frekuensi
pernafasan
meningkat

Jantung berdenyut
kencang
Bagan Mekanisme Peningkatan Denyut Jantung Saat Senam

Peningkatan aliran
darah ke atrium dan
ventrikel kanan

Peningkatan pompa darah


dari ventrikel kanan ke
seluruh tubuh melalui aorta

30
31

Keterangan :

Saat senam, terjadi peningkatan aktivitas otot sehingga kontraksi otot juga
meningkat. Peningkatan kontraksi otot menyebabkan kebutuhan energi
meningkat. Energi didapatkan dari metabolisme otot. Dalam proses metabolisme,
dibutuhkan nutrisi yang didapat dari makanan yang kita makan berupa
karbohidarat, lemak dan protein. Selain nutrisi, dalam proses metabolisme juga
membutuhkan oksigen. Metabolisme menghasilkan energi dan hasil sampingan
berupa panas dan karbondioksida. Jadi, saat kebutuhan energi meningkat maka
metabolisme juga akan meningkat. Dengan kata lain, saat metabolisme
meningkat, maka kebutuhan nutrisi dan oksigen juga meningkat, serta panas dan
karbondioksida juga meningkat.

Dengan meningkatnya karbondioksida menyebabkan kadar pH darah


semakin menurun, keadaan ini di deteksi oleh kemoreseptor pada aorta dan arteri
karotis. Kemoreseptor mengirimkan sinyal ke otak untuk meningkatkan pelepasan
neuron inspirasi. Meningkatnya neuron inspirasi menyebabkan peningkatan
ventilasi di alveolus sehingga pernafasan meningkat. Dengan meningkatnya
frekuensi pernafasan, menyebabkan banyak terjadi pertukaran antara oksigen dan
karbondioksida. Pertukaran ini terjadi di alveolus, sehingga darah dari paru-paru
yang menuju ke atrium kanan memiliki kandungan oksigen dan volume yang
lebih banyak. Selanjutnya atrium kanan berkontraksi, sementara ventrikel kanan
relaksasi untuk mempersiapkan menerima darah dari atrium kanan. Volume darah
yang tinggi membuat ventrikel kanan harus memompa darah ke seluruh tubuh
melalui aorta dengan kontraksi yang lebih besar dan cepat dari biasanya.

Kontraksi jantung saat memompa darah yang besar dan cepat ini mebuat
jantung berdegup kencang. Selain itu pembuluh darah mengalami vasodilatasi.
Selanjutnya darah dari aorta akan disebarkan ke seluruh tubuh melalui cabang-
cabang dari arteri. Darah yang kaya oksigen akan memvaskularisasi ke sel-sel
tubuh terutama yang membutuhkan oksigen untuk metabolisme. Sehingga terjadi
pertukaran oksigen dan karbondioksida dari darah ke sel tubuh. Di dalam sel
terutama di sel otot, oksigen akan digunakan untuk metabolisme sehingga akan
menghasilkan energy berupa ATP. ATP inilah yang digunakan untuk kontraksi
32

otot. Ketika gerakan senam tentu kontraksi otot akan meningkat oleh karena itu
butuh oksigen yang lebih banyak untuk menghasilkan ATP yang lebih banyak juga
guna untuk kontraksi otot ketika senam. Mekanisme fisiologis di dalam tubuh kita
seperti yang di terangkan di atas akan membuat jantung berdegup lebih kencang
akibat dari meningkatnya kontraksi jantung untuk memompa darah ke seluruh
tubuh. Oleh karena itu setelah senam tubuh akan merasa panas akibat dari hasil
metabolisme dan jantung akan berdegup kencang.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Saat senam, terjadi peningkatan aktivitas otot sehingga kontraksi otot
juga meningkat. Peningkatan kontraksi otot menyebabkan kebutuhan energi
meningkat. Energi didapatkan dari metabolisme otot. Metabolisme
menghasilkan energi dan hasil sampingan berupa panas dan karbondioksida.
Dengan meningkatnya karbondioksida menyebabkan kadar pH darah semakin
menurun sehingga terjadi peningkatan frekuensi pernafasan yang
menyebabkan banyak terjadi pertukaran antara oksigen dan karbondioksida.
Pertukaran ini terjadi di alveolus, sehingga darah dari paru-paru yang menuju
ke atrium kanan memiliki kandungan oksigen dan volume yang lebih banyak.
Volume darah yang tinggi membuat ventrikel kanan harus memompa
darah ke seluruh tubuh melalui aorta dengan kontraksi yang lebih besar dan
cepat dari biasanya.Kontraksi jantung saat memompa darah yang besar dan
cepat ini mebuat jantung berdegup kencang. Ketika gerakan senam tentu
kontraksi otot akan meningkat oleh karena itu butuh oksigen yang lebih
banyak untuk menghasilkan ATP yang lebih banyak juga guna untuk kontraksi
otot ketika senam. Oleh karena itu setelah senam tubuh akan merasa panas
akibat dari hasil metabolisme dan jantung akan berdegup kencang.

4.2 Saran
Pada saat senam kita akan merasakan jantung berdenyut kencang. Hal
itu disebabkan karena bertambahnya kebutuhan oksigen pada otot yang
bekerja saat senam. Saat orang melakukan senam atau latihan maka suhu
tubuh akan meningkat. Dimana ini akan berpengaruh pada frekuensi denyut
jantung yang meningkat kira-kira 10 denyut per menit untuk setiap kenaikan
suhu tubuh sebesar satu derajat Fahrenheit. Oleh karena itu, penting bagi kita
untuk mengetahui mekanisme yang terjadi di dalam tubuh kita sendiri
sehingga dengan begitu kita dapat memahami mengapa jantung bisa berdegup
dengan sangat kencang.

33
34
DAFTAR PUSTAKA

Aip, Sarifudin. 1979. Olahraga untuk SGPLB. Jakarta: Departemen Pendidikan


dan Kebudayaan

Ganong, W. 2009. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC

Guyton, Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC

Mukholid, Agus. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta:


Yudhistira

Obih, Memet. 1990. Sehat Dan Segar Dengan Senam Aerobik. Bandung:
Makalah pada Penataran SKJ

Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC

Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC

Syaifuddin. 2006. Anatomi fisiologis mahasiswa keperawatan. Jakarta: Penerbit


Buku Kedokteran EGC

Van De Graaff, Kent. 2001. Human Anatomy. 6th ed. United States of America:
McGraw-Hill

Anda mungkin juga menyukai