Anggota :
Tujuan Pembelajaran :
Petunjuk :
Berdoalah sebelum mengerjakan. Bacalah semua instruksi dengan jelas. Kerjakan latihan berikut
pada lembar kerja yang tersedia
Skenario 1
Seorang pria berusia 55 tahun datang ke poliklinik urologi dengan keluhan nyeri pada pinggang kanan.
Nyeri pada pinggang kanan sudah dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Nyeri dirasakan terus menerus
disertai mual, muntah dan demam. Pasien mengaku kurang minum air putih dan lebih banyak
mengkonsumsi kopi dan teh. Dari pemeriksaan fisik di dapatkan benjolan pada pinggang kanan yang
terasa nyeri Ketika diketuk pada costovertebral angle. Pada pemeriksaan foto polos abdomen tidak
didapatkan bayangan radiooapak. Pemeriksaan dilanjutkan dengan yang dikombinasikan dengan
pemeriksaan BNO - IVP, didapatkan adanya batu ginjal yang teletak pada pyelum dan hidronefrosis
sedang pada ginjal kanan. Setelah dilakukan diskusi diputuskan untuk melakukan tindakan PCNL pada
ginjal kanan.
Pada saat pasien kontrol setelah operasi, pasien mengeluhkan adanya keluhan hesitansi pada saat
berkemih. Keluhan terminal dribbling, weak streaming dan nocturia juga menjadi keluhan pasien. Setelah
dilakukan penghitungan IPSS Score atas keluhan LUTS yang dirasakan pasien, didapatkan nilai 18
dimana pasien gejala sedang. Pasien juga mengeluhkan adanya ejakulasi dini. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan prostat kesan membesar, kenyal, tidak terdapat nodul. Dari pemeriksaan laboratorium
didapatkan nilai PSA 3 ng/mL yang dilakukan sebagai penapisan kanker prostat. Dari USG didapatkan
besar prostat 50 cc. untuk pengobatan diputuskan terapi dengan alpha blocker dan PDE5 inhibitor.
Pasien. Diminta untuk kontrol berkala.
Absensi
Klarifikasi istilah sesuai topik yang belum diketahui dalam skenario. Mencari istilah yang
belum diketahui dalam kamus terkait pembahasan.
Kata sulit : Klarifkasi :
1. Hesistansi 1. Memulai kencing lama dan sering kali
2. Alpa blocker disertai mengedan.
3. Dribbling 2. Obat yang digunakan untuk menangani
hipertensi/tekanan darah tinggi.
4. Costovertebral angle
3. Menetesnya urin pada akhir kencing.
5. Radioopak 4. Sudut 90 dari costa ke-12 dari vertebra
6. Hidronefrosis 5. Daerah yang tapak terang/putih pada
7. Nocturia phylu karena banyak penghambat jalanya
8. Weak streaming sinar.
9. PCNL 6. Pembengkakan pada ginjal disebabkan
10. IPSS score oleh penumpukan urin.
7. Sering buang air kecil di malam hari.
11. LUTS
8. Pancaran aliran urin yang lemah.
12. PDE5 Inhibitor 9. Nefrolitotomi perkutan yang merupakan
13. Pyelum prsedur standar untuk tatalaksana batu
ginjal yang berukuran besar.
10. Quisioner dengan 8 item terdiri dari 7
pertayaan symtoms dan 1 pertanyaan
kualitas hidup.
11. Gajala yang dapat disebabkan oleh dua
hal; masalah pada kandung kemih serta
sumbatan pada saluran kemih.
12. Jenis obat yang seringkali digunakan
untuk memicu ereksi pada penis sehingga
seringkali digukanan utuk menangani
disfungsi ereksi.
13. .
Referensi :
1. Keluhan LUTS pada pasien terjadi akibat adaya obstruksi karena pembengkakan pada saluran
kemih bagian bawah.
2. Fator yang memperberat; konsumsi kalsium, konsumsi purin yang berlebihan, kadar oksalat
yang tinggi. Faktor memperingan; sitrat
3. Benjolan yag timbul disebabka karena adanya pembentukan batu pada ginjal pasien.
4. Hesitansi terjadi karena otot destrusor buli-buli memerlukan waktu beberapa lama untuk
meningkatkan tekanan intra vesikal guna mengatasi adanya tekanan dalam uretra prostatika.
5. Gambaran radiopak mengartikan batu ginjal pada pasien tersebut diakibatka oleh batu non-
infeksi seperti kalsium oksalat dan kalsium fosfat.
6. Kopi dan teh mengandung kafein yag akan mengakibatkan tekanan darah meningkat yang akan
menyebabkan terjadinya hipertensi, kurangnya minum air putih dapat mengakibatkan dehidrasi
yang kondisinya darah dalam tubuh menjadi kental yang menyebabkan penumpukan dalam
ginjal.
7. Disebabkan oleh beberapa faktor; psikologis, fisik dan bisa terjadi karea bertambah usia.
8. Infeksi saluran kemih, batu saluran kemih, dll
9. Karena kedua golongan obat ini lebih efektif dalam mengurangi kemungkinan retensi urin dan
progresi ke arah kanker yang membutuhkan terapi bedah.
10. <30 cc
1. Bagaimana penyusunan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pada kasus?
2. Apa saja diagnosis banding yang dapat di peroleh dari kasus?
3. Bagaimana penegakkan diagnosis, dan SKDI pada kasus tersebut?
4. Apa definisi, etiologi dan faktor pencetus, epidemiologi serta faktor resiko pada kasus?
5. Bagaimana gejala klinis, patofisiologi dan komplikasi pada kasus tersebut?
6. Bagaimana tatalaksana, edukasi, prognosis pada kasus tersebut?
MAIND MAPPING :
Anamnesis, PEMFIS, & Pemeriksaan
Penunjang
Diagnosis Banding
Prognosis
5. STEP 5
Self study. mahasiswa belajar mandiri, mencari sumber berdasarkan tujuan belajar
yang sudah disepakati.
IDENTITAS PASIEN
Nama: Mr.X
Jenis kelamin: Pria
Usia: 55 Thn
Keluhan Utama
Nyeri pada pinggang kanan
Riwayat Sosio-ekonomi
Didapati pasien ↓ minum air putih dan sering
mengonsumsi teh dan kopi
2. Apa saja diagnosis banding yang dapat di peroleh dari kasus?
DIAGNOSIS KERJA
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN PROFESI DOKTER INDONESIA
Epidemiologi
Di Indonesia, penyakit ginjal yang paling sering ditemui adalah gagal ginjal dan
nefrolitiasis.
DI Yogyakarta (1,2%)
Aceh (0,9%)
Jawa Barat, Jawa Tengah , dan Sulawesi Tengah masing-masing (0,8%).
Factor resiko
Batu Ginjal
BSK di usia muda
Faktor keturunan
Batu asam urat
Batu akibat infeksi
Hiperparatiroidisme
Sindrom metabolik
Obat-obatan, dll
Patofisiologi
Komplikasi
Obstruksi
Infeksi saluran kemih
2. Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)
Gejala Klinis
Obstruksi :
Penurunan kekuatan dan besarnya aliran urin
Perasaan pengosongan urin dari kandung kemih yang tantas
Double voiding
Strining urinate
Post-vote dribling
Iritasi:
Peningkatan frekuensi berkemih dan nokturia
Patofisiologi
BPH terjadi pada zona transisi prostat, dimana sel stroma dan sel epitel berinteraksi.
Sel sel ini pertumbuhannya dipengaruhi oleh hormon seks dan respon sitokin.
Di dalam prostat, testosteron diubah menjadi dihidrotestosteron (DHT)
DHT merupakan androgen dianggap sebagai mediator utama munculnya BPH ini.
DHT↑↑
INFLAMASI
SITOKIN↑
PEMBESARAN
BPH
PROSTAT
HIPERAKTIF
PENYEMPITAN
KANDUNG
URETRA
KEMIH
HYPERPLASIA
OBSTRUKSI INFLAMASI
PANCARAN
MIKSI LEMAH
Komplikasi
Retensi urin
batu kandung kemih, Infeksi saluran kemih, kerusakan kandung kemih dan ginjal
Inkontinesia
Ejakulasi retrograde
Infeksi
Pneumonia
Terjadi bekuan darah
Pendarahan berlebihan
Impotensi
Edukasi
Faktor gaya hidup seperti penurunan berat badan atau peningkatan kontrol diabetes
harus dijelaskan kepada pasien agar faktor risiko yang dapat dimodifikasi dapat
ditangani.
Jangan banyak minum atau mengkonsumsi kopi atau alcohol setelah makan malam
Kurangi konsumsi makanan atau minuman yang menyebabkan iritasi pada kandung
kemih (kopi atau cokelat)
Batasi penggunaan obat-obat influenza yang mengandung fenilpropanolamin
Jangan menahan kencing terlalu lama
Penanganan konstipasi
Mereka yang dikelola dengan kateter jangka panjang atau kateterisasi mandiri
intermiten harus diajarkan pentingnya kebersihan dan perawatan kateter untuk
mencegah infeksi saluran kemih. Ini dapat dilakukan dengan bantuan perawat spesialis
yang berdedikasi. Ketentuan untuk pengelolaan kateter di masyarakat juga harus
dibuat.
Pasien dengan BPH harus memahami risiko perkembangan penyakit sebelum
melakukan pilihan pengobatan dan harus diberi konseling tentang pilihan manajemen
alternatif seperti menunggu dengan waspada, terapi medis bersama dengan operasi lain
yang tersedia untuk membuat keputusan yang tepat.
Prognosis
Penurunan LUTS/gejala berkemih yang semakin bermasalah adalah indikator paling
umum dari perkembangan penyakit. Selain itu, pasien mungkin datang dengan
komplikasi, termasuk retensi akut, infeksi, atau hematuria.Studi observasional telah
menunjukkan bahwa ketika dibiarkan tanpa pengobatan, perkembangan klinis BPH
meningkat selama periode 48 bulan, dengan 31% dari kohort membutuhkan presentasi
pada 48 bulan dan 5% mengembangkan retensi akut dalam periode 48 bulan.Risiko
retensi urin akut juga meningkat seiring bertambahnya usia, dalam penelitian Olmsted
County, insiden retensi pada pria meningkat lebih dari sepuluh kali lipat, dari 3/1000
(40-49 tahun) menjadi 34,7/1000 (70-79 tahun).Oleh karena itu, jika tidak diobati,
BPH memiliki risiko perkembangan dan presentasi yang signifikan. Memang,
hingga 42% pria yang mengalami retensi dalam 1 penelitian, menjalani
operasi.Pria dengan pembesaran prostat yang signifikan (>30ml) juga telah
terbukti memiliki peningkatan risiko perkembangan penyakit.
2. Batu Ginjal/urothiliasis
Tatalaksana
Edukasi
Identifikasi dan Pencegahan Selanjutnya
Pencegahan batu ginjal yang efektif tergantung pada identifikasi batu. Menerapkan
strategi pencegahan yang mencakup terutama
• perubahan pola makan dan/atau perawatan farmakologis mungkin diperlukan.
• Selain itu, terlepas dari etiologi yang mendasarinya, peningkatan asupan air untuk
mempertahankan dua liter keluaran urin per hari, diet rendah garam, dan penurunan
jumlah konsumsi protein hewani harus menjadi praktik sehari-hari.
• Untuk hiperoksaluria absorptif, diet rendah oksalat dan peningkatan asupan kalsium
dianjurkan. Suplemen kalsium dapat mengurangi penyerapan oksalat, dan dapat
bersifat protektif.
• Untuk batu struvite, pasien harus menerima tindak lanjut yang cermat sampai infeksi
teratasi.
Prognosis
Batu ginjal yang tidak berlalu bisa menjadi obstruktif dan selanjutnya bisa
menyebabkan gagal ginjal akut, atau bisa juga menjadi nidus infeksi yang
akhirnya bisa mematikan. Jika pasien menjalani pemasangan tabung nefrostomi,
maka ada kemungkinan perdarahan, cedera sistem pengumpulan ginjal, cedera
organ visceral, komplikasi paru, komplikasi tromboemboli, dan migrasi batu
ekstrarenal
Referensi :
Bickley, Lynn S. 2009. Buku Ajar Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan Bates. Edisi 8.
Jakarta : EGC. P81-84 ,p93,p95.
Nur , Rasyid . 2018 . Buku panduan penataksanaan klinis batu saluran kemih. Edisi 1.
Jakarta . Ikatan ahli urologi Indonesia.
Tjahjodjati , 2017 . Buku panduan penatalaksanaan klinis pembesaran prostat jinak. Edisi
3 . Jakarta . Ikatan ahli urologi Indonesia .
Sudoyo , Aru , dkk . Buku ajar ilmu penyakit dalam . Edisi V. Jakarta : Interna pulishing
pusat penerbitan ilmu penyakit dalam
Best Practice BMJ. Nephrolithiasis: Differential Diagnosis. Last reviewed: 11 Apr 2022.
Last updated: 20 Jan 2021. Available from:
http://bestpractice.bmj.com/best-practice/monograph/225/diagnosis/differential.html
IAUI. (2018). Pedoman Penatalaksanaan Klinis Batu Saluran Kemih.
Smith, Donald R., Emil A. Tanagho, and Jack W. McAninch. 2020. Smith's general
urology.19th ed, New York, Conn: Appleton & Lange
Kumar Abbas Aster. (2013). Robbins Basic Pathology 9th Kumar Abbas Aster. (2013).
Robbins Basic Pathology 9th Edition. Elsevier.
Prayoga triyanti kurnia putra 2017 Analisis perbedaan derajat kerarahan dan kualitas hidup
pasien Benigh prostate hyperplasia diabetes dengan beningh prostal hyperplasia.fakultas
kedokteran universitas jember.
7. STEP 7
ditangani dengan obat-obatan berupa (alpha blocker dan PDE5 inhibitor), perubahan
gaya hidup, dan terapi untuk menahan berkemih.