Anda di halaman 1dari 57

PLENO PAKAR

PC2-GIS2
GRUP B10
GRUP B10
1. Nurul Hidayah lubis - 190100030
2. Tonggo Mario Saragih - 190100032
3. Annisa Yuli Syahfitri - 190100070
4. Juffry Prayoga - 190100103
5. Fitriza Widya Putri - 190100105
6. M.Fadhli Luthfirahman - 190100143
7. Debora Luana - 190100175
8. Azzahra Sekar Putri - 190100177
9. Atika Fahira - 190100212
10. Alul Azmi Bulqaini - 190100128
11. M.Farhan Hafizin - 190100247
Lembar 1 Lembar 2
Seorang laki-laki berusia 54 tahun datang berobat ke
Pasien memiliki pola makan rendah serat. Riwayat
Puskesmas dengan keluhan sulit buang air besar. Keluhan
keluarga mengalami kanker kolon dijumpai, riwayat
tersebut sudah dirasakan sejak 6 bulan ini. Selama 2 bulan ini,
pemakaian obat-obatan tidak ada.Pada pemeriksaan
pasien hanya buang air besar sebanyak 4 kali (1
fisik dijumpai TB: 165 cm dan BB: 48 kg
kali/minggu),dengan konsistensi keras seperti kotoran
kambing dan tidak tuntas. Pasien baru dapat buang air besar
Pada pemeriksaan abdomen, tampak perut tidak
dengan pemakaian pencahar. Pasien juga mengeluh BAB
distensi, nyeri tekan (+) perut kiri bawah, defence
pernah bercampur darah. Nyeri perut dijumpai di perut kiri muscular (-), tidak teraba massa, peristaltik
bawah. Berat badan pasien menurun 10 kg dalam 6 bulan ini. meningkat. Hasil pemeriksaan colok dubur dalam
batas normal
Lembar 3
1. Hasil pemeriksaan laboratorium:
Darah rutin: Hb : 10 g%; Ht : 30% Leukosit : 9.890/ mm3; Trombosit : 250.000/ mm3; LED 20
mm/ jam; Na/K/Cl: (normal)
2. Feses rutin: dijumpai darah mikroskopis, tidak dijumpai telur cacing, tidak dijumpai protozoa
3. Hasil pemeriksaan radiologi :
Foto polos abdomen : tampak feses prominen di proksimal sigmoid
4. Hasil pemeriksaan kolonoskopi: dijumpai lesi protruded, lesi polipoid, mudah berdarah, diameter
2 cm.
5. Dilakukanbiopsi pada lesi tersebut.
Hasil pemeriksaan patologi anatomi jaringan biopsi: low-grade adenocarcinoma sigmoid-colon,
well to moderately differentiated.
6. Hasil CT Scan: tampak massa dengan tepi tidak rata di lumen sigmoid, diameter 2cm, tidak
tampak infiltrasi massa di peri-sigmoid fat. Hati, limpa, pakreas normal. KGB tidak membesar.
Anatomi kolorektal dan fisiologi kolon serta
proses defekasi
01
Defenisi,etiologi Konstipasi
02
Patofisiologi Konstipasi
03
Penegakan diagnosis Konstipasi

04
Diagnosa Banding
Konstipasi
05
Defenisi,Faktor risiko,manifestasi klinik Kanker
kolorektal
06
Penegakan diagnosis KKR
07
Pemeriksaan pennjang&Histopatologi

08
Staging dan Pilihan terapi

09 berdasrakn staging

Tatalaksana Konstipasi & edukasi


pasien konstipasi
10
Pencegahan,indikasi rujuk konstipasi,dan
prognosis KKR
11
01
● Anatomi dan Fisiologi Kolon dan rektum
Fisiologi defekasi

Fitriza Widya Putri


Bagian-bagian dari usus Besar

1. Caecum
2. Appendix vermiformis
3. Colon ascendens
4. Colon transversum
5. Colon descendens
6. Colon sigmoideum
7. Rectum

Lapisan dinding usus besar


terdiri dari

1. Mukosa
2. Submukosa
3. Muskularis
a. Otot polos longitudinal
pada lapisan eksternal
b. Otot polos sirkular pada
lapisan internal
Fisiologi Usus Besar
● Fungsi usus besar untuk menyimpan feces sebelum
defekasi, produksi vitamin : K,B5,biotin/B7, Fermentasi
terhadap sisa bakteri karbohidrat oleh bakteri
anaerob.Terdapat beberapa proses yang terjadi di usus
besar
1. Motilitas→ Motilitas merupakan kontraksi dinding otot
saluran cerna yang mencampur dan mendorong.
B.Pergerakan usus/peristaltik usus

A.Kontraksi haustra 1.Peristaltikpropulsif:Kontraksi usus


yang lambat dan tidak teratur, berasal
1. Kontraksi ini menyebabkan kolon dari segmen proksimal dan bergerak ke
membentuk haustra distal, menyumbat beberapa haustra
2. Waktu di antara dua kontraksi
haustra 30 menit 2.Peristaltik mass:kontraksi yang melibatkan
3. Dikontrol oleh refleks local yang segmen kolon yaitu menggerakkan massa feses
ke bagian distal usus.terjadi 3-4 kali sehari
melibatkan pleksus intrinsic
setelah makan akibat refleks gastrokolon
SEKRESI

■ Tidak terjadi pencernaan karena usus besar tidak menghasilkan enzim pencernaan
namun bakteri kolon mencerna sebagian selulosa menjadi asam lemak rantai
pendek dan kemudian diserap secara difusi pasif.
■ Sekresi kolon berupa larutan mucus basa (NaHCO3) yang berfungsi melindungi mukosa dari
cedera mekanis dan kimiawi salah satunya dengan menetralkan asam iritan yang dihasilkan
dari fermentasi bakteri lokal.
■ Stimulasi mekanis dan kimiawi mukosa kolon Refleks pendek dan persarafan parasimpatis

ABSORBSI
■ Kolon melakukan penyerapan lebih rendah daripada usus halus .
■ Kolon dapat mengabsorpsi garam dan air, sejumlah elektrolit lain, vitamin b kompleks
dan vitamin k yang disintesis oleh bakteri kolon.
■ Sekitar 500-1500 ml kimus masuk ke dalam usus besar akan diabsorpsi hingga hanya
tersisa 150-200 ml cairan dan 1-5 mEq dari masing2 ion natrium dan klorida
diekskresikan dalam feces.
■ Taut erat antar epitel mencegah difusi kembali ion yang menyebabkan usus besar dapat
absorpsi ion natrium melawan gradien konsentrasi yang lebih tinggi.
–PROSES DEFEKASI
Defenisi&Etiologi konstipasi

02 Azzahra Sekar Putri


DEFENISI
Kesulitan buang air besar dengan konsistensi
feses yang padat dengan frekuensi buang air
besar lebih atau sama dengan 3 hari sekali.
FUNGSIONAL→ retensi tinja, depresi, latihan defekasi
01
yang salah, fobia toilet, enggan BAB di sekolah ETIOLOGI

Pola makan yang buruk→ Kurang


02 konsumsi serat,kurang minum,kurang
konsumsi sayur dan buah

03 Aktivitas fisik yang rendah


Gangguan anaorektal dan kolon → Fissura ani,Hemorrhoid,diverticulitis,post
04 operative,strictures,proctitis,colorectal carcinoma

05 Obat-obatan

06
Gangguan metabolik dan endokrin→
DM,hipotroid,hipokalemi,hiperkalsemia

07 Gangguan neuromuskular→ spinal cord lesion,Hirchprung


disease,stroke/cerebrovaskular disease
03
Patofisiologi
Konstipasi

Farhan Hafizin
PATOFISIOLOGI KONSTIPASI
Berhubungan dengan pengaruh dari sepertiga fungsi utama kolon yaitu:

1. transpor mukosa
2. aktivitas mioelektrik
3. atau proses defekasi

Dorongan defekasi secara normal dirangsang oleh distensi rektal melalui empat
tahap:

4. Rangsangan refleks penyekat rektoanal


5. Relaksasi otot sfingter internal
6. Relaksasi sfingter eksternal dan otot dalam region pelvik
7. Peningkatan tekanan intra-abdomen

Membran mukosa rektal dan muskulatur menjadi tidak peka terhadap adanya massa fekal
apabila dorongan untuk defekasi diabaikan. Hal ini mengakibatkan perlunya rangsangan yang
lebih kuat untuk menghasilkan dorongan peristaltik tertentu agar terjadi defekasi.
PatofisiologiKonstipasi

Ada tiga mekanisme yang berperan pada konstipasi idiopatik. Mekanisme itu terdiri dari:

■ peningkatan absorbsi cairan


■ melambatnya transit
■ gangguan defekasi

Aktivitas motorik yang meningkat, menurun, dan normal ditemukan pada konstipasi.
Gerakan maju mundur yang meningkatkan waktu kontak dari chyme atau isi lumen
dengan mukosa dapat terjadi.
Perpanjangan waktu kontak meningkatkan pengeringan feses, sehingga feses sulit
didorong.
04
Penegakan Diagnsis
Konstipasi
Juffry Prayoga
ANAMNESIS
1.Menanyakan gejala konstipasi,gejala konstipasi menurut
ROMA III
Memiliki 2 gejala atau lebih yang dialami selama 3 bulan
❏ BAB kurang dari 3x dalam seminggu
❏ Kotoran keras
❏ Mengejan
❏ Rasa tidak impas setelah buang air besar
❏ Memerlukan pengeluaran feses secara manual saat BAB

2. Kriteria tambahan selain di atas:


❏ Gejala tidak memenuhi kriteria IBS
❏ Konsistensi tinja jarang lunak kecuali menggunakan
laksatif
ANAMNESIS

● Menanyakan tanda bahaya, seperti penurunan berat badan, BAB


berdarah, anemia, dan pasien dengan riwayat keluarga menderita
keganasan kolon
● Menanyakan keadaan klinis berkaitan konstipasi, seperti diet
rendah serat, aktivitas fisik yang berkurang, dan penggunaan obat-
obatan; seperti obat mengatasi gangguan saraf; psikiatri; dan
metabolik
● Efek samping dari operasi ginekologi dan abdomen
PEMERIKSAAN FISIK
1.PEMERIKSAAN ABDOMEN 3.PEMERIKSAAN RECTAL TOUCHER
❏ Teraba massa di abdomen
❏ Peningkatan /penurunan bising usus ❏ Hipertonus sfingter
❏ Adanya nyeri tekan ❏ Massa anorektal
❏ Rectocele
2.PEMERIKSAAN ANOREKTAL ❏ Enterocele
Untuk mengetahui kelainan yang menimbulkan ❏ Fecal impaction
konstipasi sekunder, seperti

❏ Keganasan anorektal
❏ Prolapsus rektum
❏ Fisura anal
Pemeriksaan Penunjang

● Tes darah, untuk memeriksa kadar hormon dalam tubuh, serperti hormon tiroid.
● Kolonoskopi, untuk memeriksa kondisi usus dan rektum dengan alat kolonoskop,
seperti penyumbatan dalam usus.
● Manometri anorektal, untuk mengetahui koordinasi otot yang menggerakkan anus.
● Defacography atau foto Rontgen rektum dengan barium, untuk mengetahui
masalah pada fungsi dan koordinasi otot pada rektumPemeriksaan
● MRI defacography, sama dengan defacography namun menggunakan teknologi MRI.
● Tes pendorong balon, untuk mengukur lamanya balon berisi air, yang sebelumnya
dimasukkan melalui dubur, untuk dikeluarkan dari rektum, sehingga dapat diperkirakan
berapa lama seseorang buang air besar.
DIAGNOSA BANDING
KONSTIPASI

Alul Azmi Bulqaini


05
Abdominal Hernias 🡪 nyeri di area benjolan, rasa berat dan
tidak nyaman di perut, konstipasi, ukuran benjolan
membesar seiring waktu

Anxiety Disorders 🡪 gelisah, mual, jantung berdetak cepat,


tubuh terasa lemas, dll

Appendicitis 🡪 kehilangan nafsu makan, perut kembung,


tidak bisa buang gas, mual, konstipasi atau diare, demam

Chagas Disease 🡪 demam, lemas, tidak nafsu makan, mual,


muntah, diare

Colon Cancer 🡪 diare atau sembelit, perut kembung, kram


atau sakit perut, perubahan bentuk dan warna tinja, bab
berdarah
Obstruksi Usus 🡪 kram perut, perut kembung, sembelit
atau diare, perut bengkak, mual dan muntah,
kehilangan nafsu makan, sulit buang angin

Crohn Disease 🡪 sakit perut, diare, mual dan muntah,


tidak nafsu makan, tinja bercampur lendir dan darah

Depression

Diverticulitis 🡪 demam, nyeri perut yang semakin


parah dan berkelanjutan, mual dan muntah, tinja
mengandung darah dan lendir

Hypothyroidism 🡪 sembelit, nyeri otot


Intestinal Motility Disorders 🡪 mual dan muntah,
mudah kenyang saat makan, sakit perut, perut
kembung, sembelit

Irritable Bowel Syndrome (IBS) 🡪 nyeri dan kram perut,


perut kembung, diare atau konstipasi, lendir dalam
tinja, sering buang angin

Peritonitis 🡪 nyeri perut, perut kembung, mual dan


muntah, demam, lemas, nafsu makan menurun,
sembelit

Toxic Megacolon 🡪 sakit perut, perut kembung, nyeri


perut, demam, diare, nyeri saat bab, perut mengeras
06
Defenisi,Faktor risiko,dan
manifestasi klinik KKR

Nurul Hidayah Lubis


DEFENISI DAN FAKTOR RISIKO
DEFENISI FAKTOR
RISIKO

● Kanker kolorektal adalah keganasan


● Faktor Resiko yang Tidak Dapat Dimodifikasi
yang berasal dari jaringan usus besar, 1. Usia
terdiri dari kolon (bagian terpanjang 2. Faktor Herediter
dari usus besar) dan/atau rektum 3. Faktor Lingkugan
● Faktor Resiko yang Dapat Dimodifikasi
(bagian kecil terakhir dari usus besar
1. Pola Diet dan Nutrisi
sebelum anus). 2. Aktivitas Fisik dan Obesitas
3. Merokok dan Konsumsi Alkohol
4. Suplemetasi Kalsium dan Vitamin D
of chance you will get candy!
Manifestasi Klinik
● Diare atau sembelit
● Perut terasa penuh
● Ditemukannya darah (baik merah terang atau sangat gelap) di feses.
● Feses yang dikeluarkan lebih sedikit dari biasanya.
● Sering mengalami sakit perut, kram perut, atau perasaan penuh atau
kembung.
● Kehilangan berat badan tanpa alasan yang diketahui.
● Merasa sangat lelah sepanjang waktu.
● Mual atau muntah.
07.Penegakan
Diagnosis KKR

Atika Fahira M
ANAMNESIS

1. Keluhan perubahan kebiasaan defekasi


2. Perdarahan per anum disertai peningkatan
frequenti defekasi dan/diare selama minimal 6
minggu(semua umur)
3. Perdarahan per anum tanpa gejala anal(diatas
60 thn)
4. Peningkatan frekuensi defekasi atau diare
selama minimal 6 minggu(diatas 60 thn)
5. BB menurun
PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Colok Dubur

Untuk menetapkan ukuran dan derajat fiksasi tumor


1. Massa terapit pada fossa ilíaca
pada rektum 1/3 tengah dan distal, yang harus dinilai:
dekstra(semua umur)
2. Massa intraluminal didalam rektum 1. Keadaan tumor
2. Mobilizes tumor
3. Ekstensi dan ukuran tumor
0101
KELUHAN UTAMA
Sulit BAB selama 6 bulan,(+)riwayat Anamnesi
BAB bercampur darah
s
02 FREKUENSI Selama 2 bulan BAB hanya
4x(1x/minggu)

03 KONSISTENSI konsistensi keras seperti kotoran


kambing dan tidak tuntas.

04 KELUHAN TAMBAHAN ● BB turun 10 kg dalam 6 bulan


● Nyeri perut kiri bawah

1.(+) keluarga kanker kolorektal


05 RIWAYAT
2.(-)pemakaian obat-obatan
Pemeriksaan Fisik
01 PENGUKURAN TB:165cm:BB:48kg

● Perut tidak distensi


02 PEMERIKSAAN ● Nyeri tekan(+) perut
ABDOMEN kiri bawah
● Defence muscular(-)
● (-)massa
● Peristaltik meningkat

02 PEMERIKSAAN COLOK
DUBUR NORMAL
08.Pemeriksaan Penunjang&Histopatologi
KKR

Anisa Yuli Syahfitri


Hasil Pemeriksaan Darah Rutin
Data Pasien
Jenis kelamin : Pria
Usia : 55 tahun

Hasil Rujukan Interpretasi

Hemoglobin(Hb) 10 gr/dl 13.5-18.0 gr/dL Rendah


(Dewasa pria)

Hematokrit(Ht) 30 % 40-54% Rendah

Leukosit 9.890/ mm 3
4500-10000/mm 3
Normal

Trombosit 250.000/ mm 3 150.000-400.000/ mm 3


Normal

Laju Endap Darah(LED) 20mm/jam <15 mm/jam Meningkat

Na/K/Cl Normal Normal Normal


HASIL PEMERIKAAN FESES RUTIN DAN RADIOLOGI

Feses rutin:
❏ Dijumpai darah mikroskopis
❏ Tidak dijumpai telur cacing
❏ Tidak dijumpai protozoa
❏ Radiologi:
Dari foto polos abdomen(X-ray):
❏ Tampak feses prominen di proksimal
sigmoid
Kolonoskopi:
Dijumpai lesi protruded, lesi Patologi anatomi jaringan biopsi:
polipoid, mudah berdarah, diameter low-grade adenocarcinoma
2 cm. sigmoid-colon, well to moderately
differentiated

Hasil Pemeriksaan Kolonoskopi &


Patologi Anatomi
HASIL PEMERIKSAAN CT SCAN
❏ Tampak massa dengan tepi tidak rata di lumen
sigmoid, diameter 2cm, tidak tampak infiltrasi
massa di peri-sigmoid fat.
❏ Hati, limpa, pakreas normal.
❏ KGB tidak membesar.
09.STAGING KKR&TERAPI
BERDASARKAN STAGING
Debora Luana

CREDITS: This presentation template was


created by Slidesgo, including icons by Flaticon,
and infographics & images by Freepik
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by Flaticon,
and infographics & images by Freepik
10
Tatalaksana Konstipasi dan edukasi
pasien konstipasi

Tonggo Mario Saragih


11
Pencegahan,indikasi rujuk konstipasi dan prognosis
KKR

M.Fadhli Luthfirahman
Eat a well-balanced diet Exercise regularly.
with plenty of fiber. Drink eight 8-ounce glasses
of water a day.

PENCEGAHAN KONSTIPASI

Move your bowels when you feel the


urge.
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN PROFESI DOKTER INDONESIA
(SNPPDI) 2019
REFERENSI
Did you like the resources of this template? Get them for free at our other websites!

Photos:
● Skulls and books illuminated by purple light
● Spooky skull with fancy eyeballs illuminated by purple light

Vectors:
● Realistic halloween candy collection (I)
● Realistic halloween candy collection (II)
● Realistic halloween candy collection (III)
● Realistic halloween horizontal sale banners set
● Realistic halloween party poster template (I)
● Realistic halloween party poster template (II)
● Realistic halloween party flyer template
● Realistic cartoon halloween witch
● Gradient halloween house illustration
KESIMPULAN

● Seorang laki-laki berusia 54 tahun dengan keluhan sulit BAB,


konsistensi keras dan tidak tuntas,berat badan menurun,dengan
riwayat pola makan rendah serat dan riwayat keluarga pernah
mengalami kanker kolon. Berdasarkan anamnesis,pemeriksaan
fisik,dan pemeriksaan penunjang,pasien didiagnosis dengan
konstipasi et causa kanker kolorektal.Sesuai dengan SNPPDI,kanker
kolon merupakan kompetensi 2,maka lulusan dokter mampu
membuat diagnosa klinik dan menentukan rujukan yang paling tepat
untuk penanganan pasien selanjutnya,Selanjutnya untuk
penanganan penyebab konstipasi pada kasus dilakukan rujukan ke
dokter spesialis bedah konsultan digestif.

Anda mungkin juga menyukai