BAB I
PENDAHULUAN
1
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
fasilitasi pembahasan anggaran; serta pelatihan metodologi dan teknik prioritisasi alokasi
anggaran bagi fasilitator Musrenbang.
Oleh karena itu, kami mengangkat makalah kami ini dengan judul Otoritas Kelembagaan
dan Manajemen Pembangunan Wilayah dan Kota. Kelembagaan yang dimaksud dalam hal ini
meliputi 3 hal mendasar, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Suatu kelembagaan
yang solid dalam menangani 3 hal mendasar tersebut merupakan hal mutlak dimiliki dalam suatu
pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
2
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran untuk mencapai
tujuan tersebut, ruang lingkup penelitian, metode pengumpulan data, dan yang
terakhir adalah sistematika pembahasan laporan.
3
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
Bab ini membahas tentang organisasi lembaga yang berkembang, meliputi tingkat
nasional sampai ke tingkat desa dalam perencanaan ruang.
BAB 5 ANALISIS
Bab ini memuat analisis terhadap informasi yang dikumpulkan untuk mencapai tujuan
penelitian yang telah ditentukan
4
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
BAB II
DI INDONESIA
2.1 Kewenangan dan Tugas Kelembagaan Manajemen Pembangunan Wilayah dan Kota
Kata kelembagaan merujuk kepada sesuatu bersifat mantap yang hidup di dalam
masyarakat serta berfungsi untuk tujuan-tujuan tertentu 1. Kelembagaan merupakan kelompok-
kelompok sosial yang menjalankan masyarakat. Kelembagaan dapat diartikan pula sebagai
jejaring yang terbentuk dari sejumlah mungkin puluhan sampai ratusan interaksi2. Kelembagaan
terdiri dari berbagai unsur penting didalamnya yang saling terintegrasi. Hal ini dapat terlihat dari
gamabr berikut :
1
Koentjaraningrat. 1997. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. PT Gramedia Pustaka Utama:Jakarta
2
Syahyuti. Pedoman Pengembangan Kelembagaan
5
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
Gambar 2.1
Kelembagaan dalam manajemen pembangunan wilayah dan kota dapat dilihat pada
proses perencanaan tata ruang sesuai dengan Undang-undang No.26 Tahun 2007 yang meliputi
tahap perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian. Dalam hal ini, manajemen ruang merupakan
proses manajemen dari kondisi atau keadaan ruang saat ini menuju sistem yang dikehendaki
berdasarkan pada suatu kondisi yang ideal. Untuk melaksanakan manajemen pembangunan
wilayah dan kota dibutuhkan peran serta dari berbagai stake holder yaitu masyarakat, pemerintah
dan dunia usaha yang keikutsertaannya dapat dilembagakan secara formal. Partisipasi berbagai
stakeholder dalam pembangunan merupakan bentuk dari terwujudnya suatu Good Governance.
Kelembagaan pada setiap tahap proses perencanaan terdapat di berbagai tingkatan mulai
dari desa hingga pusat. Kewenangan dan tugas kelembagaan dalam manajemen pembangunan
wilayah dan kota dapat dilihat pada setiap tahap proses perencanaan tersebut, yaitu :
a. Perencanaan
Proses pada tahapan ini meliputi penyusunan dan penetapan rencana. Pada Undang-Undang No.
25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dijelaskan mengenai
tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam
jangka panjang, jangka menengah dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara
negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah. Tahap penyusunan rencana meliputi :
6
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 pun telah melembagakan Musrenbang di semua tingkat
pemerintahan dan perencanaan. Musrenbang adalah forum antarpelaku dalam rangka menyusun
rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah. Tujuannya menampung dan
menetapkan kegiatan prioritas serta menetapkan kegiatan yang dibiayai melalui APBD maupun
sumber pendanaan lainnya. Fungsi dari Musrenbang adalah menghasilkan kesepakatan-
kesepakatan antarpelaku pembangunan. Berdasarkan lingkup perencanaan dapat dilihat pada
gambar berikut :
Gambar 2.2
Setelah penyusunan rencana selesai dilaksanakan maka ditetapkanlah rencana tersebut yaitu :
- RPJP nasional ditetapkan dengan UU dan RJP daerah ditetapkan dengan peraturan daerah
- RPJM ditetapkan dengan peraturan presiden/kepala Daerah
- RKP/RKPD dengan peraturan presiden/kepala daerah
7
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
RPJP merupakan dokumen perencanaan untuk periode 20 (dua puluh) tahun. Proses penyusunan
dan penetapan RPJP Nasional dan Daerah adalah sebagai berikut :
Gambar 2.3
Gambar 2.4
8
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
RPJM merupakan dokumen perencanaan untuk periode 5 tahun. Proses penyusunan RPJM tidak
jauh berbeda dengan proses penyusunan RPJP. Rangkaian prosesnya dapat dilihat pada bagan
berikut :
Gambar 2.5
9
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
RKP merupakan dokumen perencanan tahunan dengan pelibatan masyarakat dalam forum
musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang). Musrenbang pada penyusunan RKP in
ini mulai dari tingkat terendah desa/kelurahan hingga nasional. Proses penyusunan dan
penetapan RKP dapat dilihat pada bagan berikut :
Gambar 2.6
10
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
Bappeda dan wakil kementrian. Peserta Musrenbang Nasional adalah seluruh menteri, gubernur,
kepala Bappeda Provinsi dan perwakilan dunia usaha.
Gambar 2.7
b. Pelaksanaan
Dalam tahapan pelaksanaan, maka hasil dari musrenbang yang telah ditetapkan
diilplementasikan dalam kebijakan-kebijakan. Kebijakan yang tertuang dalam program kerja
tersebut dapat dilaksanakan oleh pemerintah melalui departemen-departemen terkait, kerjasama
pemerintah dengan swasta maupun kerjasama pemerintah dengan masyarakat seperti dalam
bentuk BOT, BOO dan BOL berupa proyek-proyek. Pada pelaksanaan program-program
pembangunan, hubungan antara pusat-darah harus diikuti secara konsekuen.
Tahap ini, memiliki elemen pokok berupa koordinasi antar stakeholder agar terwujud Good
Governance yang efektif (dalam pencapaian tujuan) dan efisien (dalam pemanfaatan sumber
daya). Inti dari Good Governance adalah menciptakan Suistanable Development.
11
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
Gambar 2.8
Sumber : www.unescap.org
Pengendalian merupakan penggabungan dari pengawasan dan tindakan korektif. Tahapan ini
menciptakan standar atau kriteria, membandingkan hasil monitoring dengan standar atau kriteria,
membandingkan hasil monitoring dengan standar, melakukan perbaikan atas atas deviasi atau
penyimpangan, merevisi dan menyesuaikan metode pengendalian sebagai respon atas hasil
pengendalian perubahan kondisi serta mengkomunikasikan revisi dan penyesuaian tersebut ke
seluruh proses manajemen3. Pengawasan adalah segala yang berkaitan dengan proses penilikan,
penjagaan serta pengarahan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh agar obyek yang diawasi
berjalan menurut semestinya. Pengendalian adalah suatu rangkaian kegiatan yang mencakup
pengawasan atas kemajuan kegiatan serta pemanfaatan hasil pengawasan tersebut untuk
melaksanakan tindakan korektif dalam rangka mengarahkan pelaksanaan kegiatan agar sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
3
Penghantar Sistem Pengendalian Manajemen, BPKP
12
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
Pengawasan fungsional adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat yang tugas pokoknya
melakukan pengawasan seperti BPK, BPKP, Inspektorat Jendral Departemen, Inspektorat Utama
Lembaga Pemerintah non Departemen (LPND) dan Badan Pengawas Daerah (Bawasda).
Pengawasan fungsional dilakukan secara lebih terencana dan terarah.
Pengawasan legislatif adalah pengawasan yang dilakukan oleh Lembaga Perwakilan Rakyat di
tingkat pusat (DPR) maupun di tingkat daerah (DPRD). Bentuk pengawasan lebih didominasi
dari pandangan politik. DPR atau DPRD dalam pengawasan ini berhak menggunakan hak yang
dimilikinya seperti hak angket, hak budget dan hak bertanya dalam rangka pengawasan terhadap
jalannya kebijaksanaan pemerintah.
Pengawasan masyarakat adalah pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat melalui saluran
khusus yang disediakan atau pun media-media lainnya yang tersedia seperti melalui media
massa. Contoh dalam pengawasan ini yaitu apabila terdapat ketidakpuasan terhadap informasi
atau tanggapan yang disampaikan oleh pengguna barang/jasa dapat mengadukan
kepadaMenteri/Panglima TNI/Kapolri/Pemimpin lembaga/Gubernur/Bupati/Walikota/Dewan
Gubernur BI/Pemimpin BHMD/Direksi BUMN/BUMD (Keppres 80 Tahun 2003 Pasal 48 ayat
7).
Pengawasan melekat adalah serangkaian kegiatan yang bersifat sebagai pengendalian yang terus-
menerus dilakukan oleh atasan langsung terhadap bawahannya secara prefentif atau represif agar
pelaksanaan tugas bawahan berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana kegiatan
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Inpres No. 1 Tahun 1989). Pengawasan ini
diarahkan pada pembentukan suatu sistem yang mampu mengarahkan dan membimbing
bawahan dalam pelaksanaan tugasnya mencapai tujuan dan organisasi yang ditetapkan serta
mampu mencegah terjadinya penyimpangan, kebocoran dan pemborosan keuangan negara.
13
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
14
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
BAB III
ORGANISASI UNTUK PERENCANAAN PEMBANGUNAN
15
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
16
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
17
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
b. Deputi
Deputi adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Kementerian
Koordinator yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri
Koordinator. Deputi mempunyai tugas menyiapkan koordinasi perencanaan
dan penyusunan kebijakan, serta mensinkronkan pelaksanaan kebijakan di
bidangnya. Jumlah deputi disesuaikan dengan beban kerja dan kebutuhan.
Seorang deputi paling banyak dibantu oleh 5 asisten deputi. Dalam
melaksanakan tugasnya, secara administratif, deputi dikoordinasi oleh
sekretaris kementerian koordinator.
c. Staf Ahli
Menteri Koordinator dapat dibantu oleh paling banyak 7 (tujuh) staf ahli. Staf
Ahli berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Koordinator.
Staf Ahli mempunyai tugas memberikan telaahan kepada menteri koordiator
mengenai masalah tertentu sesuai bidang keahliannya, yang tidak menjadi
bidang tugas Sekretariat Kementerian Koordinator dan Deputi. Staf Ahli
dalam menjalankan tugasnya, secara administratif dikoordinasikan oleh
sekretaris kementerian koordinator.
b. Kementerian yeng berbentuk Departemen, yang selanjutnya disebut Departemen;
Departemen adalah unsur pelaksana pemerintah. Departemen dipimpin oleh menteri yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada presiden. Departemen mempunyai tugas membantu
Presiden dalam menyelenggarakan sebagian tugas pemerintah. Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, Departemen menyelenggarakan fungsi :
perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan, dan kebijakan teknis di
bidangnya;
pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan bidang tugasnya;
pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya;
pengawasan atas pelaksanaan tugasnya;
penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang tugas dan
fungsinya kepada Presiden.
Departemen terdiri dari :
1. Departemen Dalam Negeri
18
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
19
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
20
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
21
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
c. Kementerian Negara
Kementerian Negara mempunyai tugas membantu Presiden dalam merumuskan
kebijakan dan koordinasi di bidang tertentu dalam kegiatan pemeritahan negara. Kementerian
Negara menyelenggarakan fungsi :
22
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah mempunyai tugas
membantu Presiden dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang koperasi dan
usaha kecil dan menengah.
3. Kementerian Negara Lingkungan Hidup
Kementerian Negara Lingkungan Hidup mempunyai tugas membantu Presiden dalam
merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang lingkungan hidup dan pengendalian
dampak lingkungan.
4. Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan
Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan mempunyai tugas membantu Presiden
dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang Pemberdayaan Perempuan.
5. Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara mempunyai tugas membantu
Presiden dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang pendayagunan aparatur
negara dan pengawasan.
6. Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal mempunyai tugas membantu
Presiden dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang pembangunan daerah
tertinggal.
7. Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan
Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan mempunyai tugas membantu Presiden
dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang perencanaan pembangunan.
8. Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara
Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara mempunyai tugas membantu Presiden
dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang pembinaan badan usaha milik
negara.
9. Kementerian Negara Perumahan Rakyat
Kementerian Negara Perumahan Rakyat mempunyai tugas membantu Presiden dalam
merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang perumahan rakyat.
10. Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga
Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga mempunyai tugas membantu Presiden
dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang pemuda dan olah raga.
23
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
24
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
25
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah lembaga
perwakilan daerah sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pemerintah Daerah
adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan
DPRD menurut Asas Otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluasluasnya
dalam sistem dan prinsip Negara Kesaturan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pembinaan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah upaya yang dilakukan
oleh Pemerintah dan/atau Gubernur selaku Wakil Pemerintah di daerah untuk mewujudkan
tercapainya tujuan penyelenggaraan otonomi daerah. Pengawasan atas ponyelenggaraan
Pemerintahan Daerah adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar Pemerintahan
Daerah berjalan secara efisien dan efektif sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan
perundangundangan.
Pembinaan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dilaksanakan oleh Pemerintah
yang meliputi:
a. koordinasi pemerintahan antar susunan Pemerintahan;
b. pemberian pedoman dan standar pelaksanaan urusan Pemerintahan;
c. pemberian bimbingan, supervisi dan konsultasi pelaksanaan urusan
pemerintahan;
d. pendidikan dan pelatihan; dan
e. perencanaan, penelitian, pengembangan, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan urusan Pemerintahan.
26
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
Pembinaan dilakukan terhadap kepala - daerah atau wakil kepala daerah, anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, perangkat daerah, pegawai negeri sipil daerah, dan kepala desa,
perangkat desa, dan anggota badan permusyawaratan desa. Koordinasi antar kabupaten/kota
dalam satu provinsi dilaksanakan oleh Gubernur. Pengawasan pelaksanaan urusan Pemerintahan
di daerah meliputi:
a. pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah provinsi;
b. pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah kabupaten/kota; dan
c. pelaksanaan urusan pemerintahan desa.
27
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
satuan kerja penyelenggara Pemerintahan Daerah provinsi, kabupaten/kota dan Desa wajib
melaksanakan tindak lanjut hasil pengawasan. Menteri, Menteri Negara, Pimpinan Lembaga
Pemerintah Non Departemen, Gubernur, Bupati/Walikota melakukan pemantauan atas
pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan. Wakil Gubernur, Wakil Bupati/Wakil Walikota
bertanggungjawab atas pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan.
Pengawasan pelaksanaan urusan Pemerintahan di daerah berpedoman pada norma:
a. obyektif, profesional, independen dan tidak mencari-cari kesalahan;
b. terus menerus untuk memperoleh hasil yang berkesinambungan;
c. efektif untuk menjamin adanya tindakan koreksi yang cepat dan tepat;
d. mendidik dan dinamis.
Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah disampaikan kepada Pemerintah paling
lama 7 (tujuh) hari sejak ditetapkan. Pemerintah melakukan pengawasan terhadap Peraturan
Daerah dan Peraturan Kepala Daerah. Pelaksanaan pengawasan dilakukan oleh Menteri. 4.
Peraturan Daerah yang bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi dapat dibatalkan dengan Peraturan Presiden berdasarkan usulan
Menteri.
Peraturan Kepala Daerah yang bertentangan dengan kepentingan umum, Peraturan
Daerah dan peraturan perundang-undangan yang lebih tiaggi dapat dibatalkan dengan Peraturan
Menteri. Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,
Peraturan, Kepala Daerah tentang penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, pajak
daerah, retribusi dan rencana tata ruang disampaikan paling lama 3 (tiga) hari setelah disetujui
bersama antara Kepala Daerah dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Menteri melakukan evaluasi rancangan peraturan daerah provinsi dan rancangan
peraturan Gubernur tentang anggaran pendapatan dan belanja daerah, pajak daerah, retribusi
daerah dan tata ruang daerah. Gubernur melakukan evaluasi rancangan peraturan daerah
kabupaten/kota dan rancangan peraturan. Bupati/Walikota tentang anggaran pendapatan dan
belanja daerah, pajak daerah, retribusi daerah dan tata ruang daerah.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sesuai dengan fungsinya dapat melakukan
pengawasan atas pelaksanaan urusan Pemerintahan Daerah di dalam wilayah kerjanya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Pemerintah memberikan penghargaan kepada
pemerintahan daerah, kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah, anggota Dewan Perwakilan
28
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
Rakyat Daerah, perangkat daerah, pegawai negeri sipil daerah, kepala desa, perangkat desa, dan
anggota badan permusyawaratan desa. Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk dan tata cara
pemberian penghargaan diatur dengan Peraturan Presiden.
1. Untuk mengoptimalkan fungsi pembinaan dan pengawasan, Pemerintah dapat menerapkan
sanksi kepada kepala daerah atau wakil kepala daerah, anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, perangkat daerah, pegawai negeri sipil daerah, kepala desa, perangkat desa, dan anggota
badan permusyawaratan desa apabila terdapat pelanggaran dan penyimpangan dalam
penyelenggaraan pemerintahan.
2. Sanksi pembinaan dan pengawasan dapat berupa:
a. penataan kembali suatu daerah otonom;
b. pembatalan pengangkatan pejabat;
c. penanggguhan dan pembatalan suatu kebijakan daerah;
d. administratif; dan/atau
e. finansial.
29
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
Pemerintahan Daerah pada hakekatnya merupakan sub sistem dari pemerintahan nasional
dan secara implisit pembinaan dan pengawasan terhadap Pemerintahan Daerah merupakan
bagian integral dari sistem penyelenggaraan pemerintahan. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
yang merupakan lembaga perwakilan rakyat sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah
berkedudukan setara dan bersifat kemitraan dengan pemerintah daerah. Pembinaan atas
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah upaya yang dilakukan. oleh pemerintah dan/atau
Gubernur selaku wakil pemerintah di daerah untuk mewujudkan tercapainya tujuan
penyelenggaraan otonomi daerah, meliputi koordinasi pemerintahan antar susunan pemerintahan,
pemberian pedoman dan standar pelaksanaan urusan pemerintahan, pemberian bimbingan,
supervisi dan konsultasi pelaksanaan urusan pemerintahan, pendidikan dan pelatihan bagi kepala
daerah/wakil kepala daerah, anggota Dewan, Perwakilan Rakyat Daerah, perangkat daerah,
pegawai negeri sipil daerah, kepala desa, anggota badan permusyawaratan desa, dan masyarakat.
Pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah oleh Pemerintah, Gubernur dan
Bupati/Walikota adalah proses kegiatan yang dituiukan untuk menjamin agar penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah dan pemerintahan desa berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Pengawasan ini dilakukan oleh aparat pengawas intern
pemerintah sesuai dengan bidang kewenangannya masing-masing. Fungsi pengawasan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah terhadap pemerintah daerah bersifat pengawasan kebijakan dan bukan
pengawasan teknis. Disamping pengawasan tersebut di atas pengawasan oleh masyarakat (sosial
kontrol) diperlukan dalam mewujudkan peran serta masyarakat guna menciptakan
penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, erisien, bersih dan bebas dari, korupsi, kolusi serta
nepotisme.
Dalam rangka mengoptimalkan fungsi pembinaan dan pengawasan, Pemerintah memberi
penghargaan kepada Pemerintahan Daerah, kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah, anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, perangkat daerah, pegawai negeri sipil daerah, kepala desa,
perangkat desa, dan anggota badan permusyawaratan desa berdasarkan hasil penilaian terhadap
pelaksanaan urusan Pemerintahan Daerah yang menunjukkan prestasi tertentu. Sebaliknya
Pemerintah memberikan sanksi kepada Pemerintahan Daerah, kepala daerah atau wakil kepala
daerah, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, perangkat daerah, pegawai negeri sipil
daerah, kepala desa, perangkat desa, dan anggota badan permusyawaratan desa apabila
ditemukan adanya penyimpangan dan pelanggaran.
30
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
31
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
membuatnya lebih “hati-hati” dan bertanggungjawab dalam mengelola kekuasaan dan kekayaan
desa. BPD selanjunya berubah kepanjangan menjadi Badan Permusyawaratan Desa.
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batasbatas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-
usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan desa. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan
pemerintah oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat
yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Badan Permusyawaratan Desa selanjutnya disingkat BPD, adalah lembaga yang
merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan desa. Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat
daerah kabupaten dalam wiayah kerja kecamatan. Dusun adalah bagian dari wilayah kepada desa
dan merupakan lembaga yang dibentuk melalui musyawarah masyarakat diwilayah kerjanya dan
ditetapkan oleh pemerintah desa. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama
lain, selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
Rukun Warga selanjutnya disingkat ( RW ) adalah lembaga yang dibentuk melalui
musyawarah pengurus RT di wilayah kerjanya yang ditetapkan oleh desa dan kelurahan. Rukun
Tetangga selanjutnya disingkat ( RT ) adalah lembaga yang dibentuk melalui musyawarah
masyarakat setempat dalam rangka pelayanan pemerintah dan kemasyarakatan yang ditetapkan
oleh desa dan kelurahan. Gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga selanjutnya
disingkat ( PKK ), adalah gerakan nasional dalam pembangunan masyarakat yang tumbuh dari
bawah yang pengelolaannya dari, oleh dan untuk masyarakat menuju terwujudnya keluarga yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat
sejahtera, maju dan mandiri, kesetaraan dan keadilan gender serta kesadaran hukum dan
lingkungan
Lembaga pemberdayaan masyarakat yang selanjutnya disingkat (LPM) adalah lembaga
atau wadah yang dibentuk atas prakarsa masyarakat sebagai mitra pemerintah Desa/kelurahan
dalam menampung dan mewujudkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat
32
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
dibidang pembangunan. Lembaga adat adalah organisasi kemasyarakatan, baik yang disengaja
dibentuk, maupun secara wajar telah tumbuh didalam sejarah kehidupan masyarakat atau dalam
suatu masyarakat hukum adat tertentu dengan wilayah hukum dan hak atas harta kekayaan
didalam hukum adat tersebut, serta berhak dan berwenang untuk mengatur, mengurus dan
menyelesaikan berbagai permasalahan kehidupan yang berkaitan dengan dan mengacu pada adat
istiadat dan hukum adat yang berlaku. Partisipatif adalah melibatkan pihak terkait dalam
penyusunan perencanaan pembangunan desa.
Musyawarah perencanaan pembangunan desa dan musyawarah perencanaan
pembangunan kelurahan dalah suatu forum pertemuan masyarakat desa / kelurahan yang
bertujuan untuk membahasa seluruh usulan kegiatan yang merupakan hasil dari proses
penggalian gagasan ditingkat dusun atau rukun warga. Pengelolaan / manajemen adalah cara atau
teknik untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan secara oftimal dengan menggunakan
sumber daya yang dimiliki baik dalam perencanaan, pendanaan, pelaksanaan evaluasi dan tindak
lanjut serta pengendalian maupun dalam pelestarian pembangunan. Menyusun rencana
pembangunan secara partisipatif adalah proses perencanaan pembangunan yang melibatkan
berbagai unsur masyarakat terutama kelompok masyarakat miskin dan perempuan.
Dana Perimbangan adalah pengertian sebagaimana dimaksud Undang – Undang Nomor
33 Tahun 2004, tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah. Alokasi Dana Desa adalah dana yang dialokasikan oleh pemerintah Kabupaten / Kota
untuk Desa yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang
diterima oleh Kabupaten / Kota. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa selanjutnya disingkat
APB Desa adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Desa yang dibahas dan disetujui
bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD yang ditetapkan dengan Peraturan Desa. Di desa dan
kelurahan dapat dibentuk lembaga kemasyarakatan sesuai dengan kebutuhan desa/kelurahan
masing-masing. Pembentukan lembaga kemasyarakatan di desa ditetapkan dengan peraturan.
Meskipun UU No. 25 Tahun 2000 telah diganti dengan UU No. 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, substansi dan esensi UU No. 25 Tahun 2004 masih
sama dengan UU No. 25 Tahun 2000. Berdasarkan UU No. 25 Tahun 2004, proses perencanaan
pembangunan tetap dimulai dari tingkat desa melalui kegiatan Musyawarah Perencanaan
Pembangunan Tingkat Desa/Kelurahan (Musrenbang Desa/Kelurahan) yang bersifat partisipatif
dan melibatkan segenap elemen masyarakat desa/kelurahan. Selanjutnya, hasil Musrenbang
33
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
34
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
semacam ini menjadi menarik untuk dikaji. Kedua, kegiatan PPK dapat dinyatakan sebagai
kegiatan proyek, sementara kegiatan Musrenbang Desa/Kelurahan merupakan kegiatan
perencanaan rutin (non proyek). Perbedaan kedua jenis kegiatan dari sisi administratif
keproyekan menjadi menarik apabila dikaitkan dengan upaya mensinergikan hasil perencanaan
pembangunan pedesaan dan sustainabilitas partisipasi masyarakat.
Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah Kabupaten dan daerah
Kota. Koordinasi antar desa/kelurahan lebih dari satu kecamatan dilaksanakan oleh
Bupati/Walikota.
35
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
BAB 4
PEMIKIRAN DAN TUNTUTAN BARU TENTANG KEWENANGAN DAN TUGAS
KELEMBAGAAN MANAJEMEN PEMBANGUNAN
Studi kasus yang diangkat dalam reinventing government ini banyak mengangkat kasus-
kasus sistem negara-negara bagian di Amerika. Namun demikian reinventing government ini
adalah suatu pandangan baru mengenai birokrasi pemerintahan, baik tidaknya sistem ini untuk
diterapkan dalam suatu negara tergantung dari berbagai macam hal seperti sumber daya yang
dimiliki, sistem ekonomi yang dianut dan lainnya. Reinventing government ini berbicara berawal
dari perestroika Amerika yaitu kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan telah menurun
karena pelayanan pemerintah kepada masyarakat di segala aspek telah menurun. Beberapa cara
pandang baru yang dikemukakan oleh David Osborne dan Ted Gaebler mengenai Reinventing
Government ini adalah sebagai berikut.
36
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
banyak mengatur ketimbang merekrut lebih banyak pegawai negeri. Upaya mengarahkan
membutuhkan orang yang mampu melihat seluruh visi dan kemungkinan serta mampu
menyeimbangkan berbagai tuntutan yang saling bersaing untuk mendapatkan sumber daya.
Upaya mengayuh membutuhkan orang yang secara sungguh-sungguh memfokuskan pada suatu
misi dan melakukannya dengan baik. Metode terbaik perlu dicari dalamupaya mengarahkan
organisasi mencapai sasarannya. Sedangkan upaya mengayuh organisasi bagaimanapun juga
akan cenderung mempertahankan metode “organisasi tersebut”. Pemerintah entrepreneurial
semakin menjauhkan upaya mengayuh dari upay mengarahkan. Cara ini membiarkan pemerintah
beroperasi sebagai seorang pembeli yangterampil, mendongkrak berbagai produsen dengan cara
yang dapat mencapai sasaran kebijakannya.
Menciptakan organisasi pengarah untuk menetapkan kebijakan, memberikan dana kepada badan-
badan operasional (pemerintah dan swasta) dan menilai kinerja.
37
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
38
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
Organisasi yang digerakkan oleh misi lebih effisien ketimbang organisasi yang
digerakkan oleh peraturan.
Organisasi yang digerakkan oleh misi juga lebih efektif ketimbang organisasi yang
digerakkan oleh peraturan: mereka mendatangkan hasil yang lebih baik.
Organisasi yang digerakkan oleh misi lebih innovatif ketimbang yang digerakkan oleh
peraturan.
Organisasi yang digerakkan oleh misi lebih fleksibel ketimbang yang digerakkan oleh
peraturan.
Organisasi yang digerakkan oleh misi mempunyai semangat lebih tinggi ketimbang yang
digerakkan oleh peraturan
Menciptakan sistem anggaran yang digerakkan oleh misi memiliki kekuatan sebagai berikut.
Anggaran yang digerakkan oleh misi memberikan dorongan kepada setiap pekerja untuk
menghemat uang.
Anggaran yang digerakkan oleh misi membebaskan sumber-sumber daya untuk menguji
berbagai gagasan.
Anggaran yang digerakkan oleh misi memberikan otonomi kepada para manajer yang
diperlukan untuk merespon setiap kondisi lingkungan yang berubah.
Anggaran yang diberikan oleh misi menciptakan lingkungan yang dapat diramalkan.
Anggaran yang digerakkan oleh misi sangat menyederhanakan proses anggaran
Anggaran yang digerakkan oleh misi menghemat jutaan dolar untuk auditor dan pegawai
anggaran.
Akhirnya, anggaran yang digerakkan oleh misi membebaskan para anggota legislatif
untuk memfokuskan pada isu-isu penting.
Membangun organisasi yang digerakkan oleh misi sangat penting bagi sebuah organisasi
pemerintah. Lembaga pemerintah semakin mencari kejelasan dengan membuat berbagai
pernyataan misi. Mengorganisir berdasarkan misi ketimbang berdasarkan daerah yang di klaim,
misi tidak mengikuti daerah yang diklaim. Untuk menanamkan misi sebuah organisasi pada para
anggotanya, pemimpin membangun suatu kultur berdasarkan misi tersebut.
39
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
Pemerintah wirausaha berusaha mengubah bentuk penghargaan dan insentif. Para wirausahawan
pemerintah tahu bahwa bila lembaga-lembaga dibiayai berdasarkan masukan, maka sedikit
alasan untuk berusaha keras mendapatkan kinerja yang lebih baik. Akan tetapi jika dibiayai
berdasarkan keluaran mereka akan menjadi obsesif dengan prestasi. Karena tidak mengukur hasil
pemerintahan-pemerintahan yang birokratis jarang sekali mencapai keberhasilan.
Anggaran untuk misi, menentukan dan Sistem anggaran menentukan misi dan
mengukur output output yang diinginkan, mengukur
output yang diinginkan, mengukur
output tersebut, tetapi tidak
mengaitkan jumlah uang yang
dikeluarkan dengan volume output
Anggaran untuk misi, menentukan dan Sistem anggaran menentukan misi dan
mengukur outcome outcome yang diinginkan, tetapi tidak
40
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
41
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
Sistem berorientasi pada pelanggan memberi kesempatan kepada orang memilih diantara
berbagai macam pelayanan.
Sistem berorientasi pada pelanggan pemborosan lebih sedikit karena pasokan disesuaikan
dengan permintaan.
Sistem berorientasi pada pelanggan mendorong pelanggan untuk membuat pilihan dan
mendorong untuk menjadi pelanggan yang berkomitmen.
Sistem berorientasi pada pelanggan menciptakan peluang lebih besar bagi keadilan.
42
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
Lima Strategi
43
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
Strategi Inti
Bagian kritis pertama adalah bagian yang menentukan tujuan sistem dan organisasi pemerintah.
Jika organisasi tidak jelas tujuannya atau punya tujuan ganda dan saling bertentangan organisasi
itu tidak bisa mencapai kinerja yang tinggi.
Strategi Konsekuensi
Bagian penting kedua adalah menentukan sistem insentif pemerintah. Birokratis memberi
insentif yang kuat kepada pegawai untuk taat aturan dan tunduk.
Strategi pelanggan
Hal penting lainnya adalah memusatkan pada akuntanbilitas, pertanggungjawaban: kepada siapa
seharusnya organisasi bertanggungjawab. Tepatnya kelima strategi menyentuh persoalan
tanggungjawab. Strategi inti mendefinisikan apa yang harus dipertanggungjawabkan organisasi;
strategi konsekuensi menentukan bagaimana organisasi dijaga agar bertanggungjawab, strategi
44
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
pengendalian mempengaruhi siapa yang akan bertanggungjawab; dan strategi budaya membantu
pegawai menginternalisasikan pertanggungjawaban mereka
Strategi Kontrol
Strategi kontrol ini menentukan letak kekuasaan pengambilan keputusan. Dalam sistem
birokrasi, sebagian besar kekuasaan tetap ada di dekat puncak hierarki.
Strategi Budaya
Strategi budaya menentukan budaya organisasi pemerintah: nilai-nilai, norma, sikapdan harapan
pegawai. Budaya sangat dipengaruhi oleh tujuan organisasi, sistem insentif, sistem
pertanggungjawabannya, dan struktur kekuasaannya.
45
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
46
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
BAB 5
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Ciri-ciri utama administrasi pembangunan yang utama adalah adanya suatu orientasi
administrasi untuk mendukung pembangunan administrasi bagi perubahan-perubahan
kearah yang lebih baik. Administrasi pembangunan lebih berorientasi pada peranan serta
fungsi pemerintah negara-negara baru berkembang dalam pembangunan nasional secara
berencana. Administrasi pembangunan masih mendasarkan diri pada prinsip-prinsip
administrasi negara dan peralatan analisa administrasi pembangunan masih memakai
peralatan analisa administrasi negara. Namun demikian, administrasi pembangunan
memiliki ciri-ciri yang lebih maju daripada administrasi negara.
Pada pokoknya pendekatan administrasi pembangunan diartikan sebagai proses
pengendalian usaha (administrasi) oleh negara/pemerintah untuk merealisir pertumbuhan
yang direncanakan ke arah suatu keadaan yang dianggap lebih baik dan kemajuan di
dalam berbagai aspek kehidupan bangsa (dalam perumusan yang terdahulu disebutkan:
administrasi (pengendalian usaha) untuk mendorong atau mendukung perubahan-
perubahan suatu masyarakat ke arah keadaan yang lebih baik di kemudian hari).
Ruang lingkup administrasi pembangunan mempunyai 2 fungsi, yaitu :
1. Penyusunan kebijaksanaan penyempurnaan administrasi negara.
Dalam hal ini usaha penyempurnaan organisasi, pembinaan lembaga yang diperlukan,
kepegawaian, tata kerja dan pengurusan sarana-sarana administrasi lainnya. Ini disebut
sebagai the development of administration.
2. Merumuskan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan program-program pembangunan (di
berbagai bidang) serta pelaksanaannya secara efektif.
Salah satu kualitas sumberdaya birokrasi yang dituntut oleh good governance adalah
kualitas entrepreneurial yang dapat menjembatani antara state dan market. Good
governance terbentuk jika terjadi keseimbangan kelembagaan antara state-civil society-
market.
47
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PL 3201
DAFTAR PUSTAKA
Blau, Peter dan Marshall W. Meyer. 2000. Birokrasi dalam Masyarakat Modern. Jakarta:
Prestasi Pustaka Karya.
Osborne, David dan Ted Gaebler. 1992. Mewirausahakan Birokrasi. Jakarta : Pustaka Binaman
Pressindo.
Osborne, David dan Peter Plastrik. 2001. Memangkas Birokrasi. Jakarta: Teruna Grafika.
48