Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL MINI

KESADARAN UMAT PAROKI SANTO PAULUS SABU RAIJUA TENTANG MAKNA

EKARISRI HARI MINGGU DALAM TERANG DEKALOG HUKUM III

Oleh

NAMA: DIONISIA DILA DIMU


NIM: 301118204165
KELAS: III B
HALAMAN JUDUL ....................................................................................................................................................................
LEMBARAN PERSETUJUAN.............................................………………………………………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR....................................................................................................................................................................
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………………………………..

iv
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................................................................
1.1 Latar Belakang 5
1.2 Perumusan Masalah 9
1.3 Tujuan Penlitian 10
1.4 Manfaat Penlitian 10
1.5 Ruang lingkup dan keterbatasan penulisan 11
1.6 Defenisi istilah 11
Bab II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS...................................................................................................................
2.1 Pegertian ..............................................................................................................................................................
2.1.1 Ekaristi..............................................................................................................................................................
2.1.2 Unsur-unsur Ekaristi........................................................................................................................................
2.1.2.1 ekaristi sebagai persembahan diri................................................................................................................
2.1.2.2 Ekaristi Sebagai Harapan akan keprihantinan pada universal.....................................................................
2.1.2.3 Ekaristi sbagai saranan untuk membaca Tanda-tanda Zaman................................................................

2.1.3. Makna perayaan Ekaristi bagi kehidupan Umat beriman..............................................................................

2.1.3.1. Sumber dan Puncak hidup Kristus...............................................................................................................

2.1.3.2 sumber dan puncak......................................................................................................................................


2.13.3 pusat jemaat beriman....................................................................................................................................
2.1.4 Perayaan Ekaristi Hari Minggu Dalam Terang Dekalog Hukum III...................................................................

2.1.4.1 Perayaan Ekaristi Hari Minggu......................................................................................................................


2.1.4.2 Partisipasi umat Dalam Perayaan Ekaristi Hari Minggu...............................................................................
2.1.5 Dekalog Hukum ke-III.................................................................................................................................................

2.1.5.1 Dekalog Dalam Tradisi Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru ......................................................................
2.2 Dasar Biblis,Teologi.............................................................................................................................................................
2.1.4 Dasar Biblis Tentang Ekaristi 24
2.2.1.1. Perjanjian lama 24
2.2.1.2 Perjanjian Baru 25
2.2.2 Dasar Teologi 25
2.2.2.1 Ekaristi Sebagai Kesatuan-kebersamaan Hidup Dengan Kristus ...............................................................................
2.2.2.2 Realisme Kehadiran Kristus dalam Ekaristi ..................................................................................................................
2.3 Kerangka Pikir Teoritis........................................................................................................................................................
2.4 Hipotesis.............................................................................................................................................................................
BAB 1
1.1 Latar Belakang

Keseluruhan hidup manusia berpegang pada keselamatan yang datang dari


Allah.Keselamatan yang datang dari Allah tidak terbatas oleh ruang dan waktu.Keselamatan
itu berpuncak pada Ekaristi yang di alami setiap umat.Perayaan Ekaristi adalah Tindakan
Kristus sendiri Bersama umat Allah yang tersusun secara hirarkis,baik bagi Gereja universal
dan Gereja particular maupun bagi setiap orang beriman.Ekariti merupakan pusat seluru
kehidupan Kristen(PUMR 16).Pada peristiwa keselamatan itu,Allah sendiri berkarya melalui
Yesus Kristus.Ekaristi tidak diperuntukan oleh orang-orang tertentu,melainkan untuk semua
orang yang sudah dibabtis yang datang untuk merayakan Ekaristi.Adapun Ekaristi itu
dirayakan setiap hari namun berpucak pada hari minggu.Mengapan dikatakan demikian?
Ekaristi yang dirayakan pada setiap hari minggu.mrupakan suatu pristiwa kenangan akan
Kristus yang bangkit.

Hari minggu berasal dari Bahasa portugis,Dominggo,yang berarti Tuhan.Orang Kristen


mengambil alih pekan tuju hari dari orang Yahudi,tetapi mereka tidak mengambil alih hari
sabat,khususnya karena hari sabat mejadi tanda keagamaan Yahudi(Komisi kateketi
KWI,1996:49). Orang Kristen berkumpulpada hari pertama setiap pekan untuk perayakan
Kebangkitan Kristus , yang dengan kbangkitan-nya telah diangkat menjadi”Tuhan dan
Kristus”(Kis 2:36).oleh karena itu , hari pertama itu dirayakan sebagai hari Tuhan. Tujuan
hari Minggu ialah berkumpul untuk berdoa bersama dan saling menegukan dalam Iman.
Hari minggu tidak termaksudkan untuk menggantikan hari sabat.Semula sebagai orang
Kristen masi tetap merayakan hari sabat juga,sedangkan kelompok yang lain membabtis diri
pada hari minggu.Pada mulanya hari Tuhan dirayakan pada Sabtu sore,Ketika hari sabat
berakhir.Karena dirayakan pada hari berikut,yakni hari pertama dalam Minggu.selanjutnya
hukum sabat diterampakan pada hari Minggu sejak pada awal abad ke empat dan hari
israhat umat bagi umat Kristen.K0nsili vatikan II dalam konstitusi tentang Liturgi Suci
mengatakan bahwa:
“berdasarkan tradisi para rasul yang berasal mulai pada hari
kebangkitan Kristus sendiri,Gereja merayakan Misteri paska sekali
semiggu,pada hari yang tepat sekali disebut hari Tuhan atau hari
Minggu.Pada hari itu Umat beriman wajib berkumput untuk
mendengarkan sabda Allah dan ikut serta dalam perayaan Ekaristi,dan
degan demikian mengenankan sengsaran,kebangkitan,dan kemuliaan
Tuhan Yesus”(SC.106).
Dalam kokumn tersebut ditegaskan bawah Hari Minggu adalah hari yang dikhusus
untuk Tuhan sebagai yang termaksud dalam dekalog hukum III (ketiga).Pada hari ini,Umat
datang berkumpul Bersama merayakan Ekaristi secara Bersama,sebagai tanda suatau
persekutuan umat Allah.Adapun perayaan ini bukan hanya sekedar pertemua bisa
antarasama yang memeliki tujuan spiritual yakni berdoa mengucap syukur kepada Allah dan
menyebut tubuh darah Kristus,selanjutnya konstitusi Sacrosantum Concilium menjelasakan
bahwa hari Minggu adalah hari Tuhan; Yakni hari yang khusus oleh Gereja agara umat
datang untuk mendengarkan sabda Allah dan Bersatu dalam Kristus dalam rupa Roti dan
Anggur dalam perayaan Ekaristi.Dalam arti ini umat yang mengikiti perayaan Ekaristi pada
hari minggu tidak hanya mendengarkan sabda Allah atau menyambut komuni suci tetapi
didalam ada actio parcipatio(mengambil bagian secara aktif)dalam keseluruha perayaan
tersebut.
Perayaan Ekaristi selalu dihubungakan dengan pertemuan jemaat Kritiani pada hari
Minggu. Penulis kisa para rasul mengisakan tentang pertemuan umat kristiani di
Troas.Dalam pertemuan jemaat itu,dirayakan prayaan pemecahan roti(Kis.20:7-12).Jemaat
Kristen perdana memang memeliki kebiasaan untuk berkumpul (bdk yoh.20.19.26; luk
241.33; 1kor.6:21).pertemuan pada perayaan ungkapkan pujian syukur atas karya
penyelamat Allah yang terlaksanakan melalui Yesus Kristus,sebagai mana berpucak pada
peristiwa wafat dan kebangkita Kristus.Degan puji syukur itu Gereja mengenangkan
sekaligus menghadirkan misteri penebusan Kristus itu sekarang ini dan disini
(Martasudjita,2005:29).
Ekaristi mmberi kekuata yang baru bagi setiap umat yang Bersatu denyan-Nya berupa
Roti dan Anggur.Namun pada kenyataannya sangat bertolak belakang degan realitas yang
terjadi pastor paroki St.Paulus sabu raijua.Hal yang terjadi adalah pada umumnya umat
blum memahami cara benar tentang makna dan nilai Ekaristi hari Minggu,ada Sebagian
umat saja yang hadir dalam misa.Sementara Sebagian umat lainnya lebih menibukan diri
dengan dagangan di sekitar Gereja.Hal demikian menjadi keprihatian pemimpi pastoral
maupun agen pastoral.
Aktifitas ini tentu sangat bertantangan denga napa yang sudah dijelaskan dalam
Dokumen
Sacrosantum Concelium (SC 106). Bahwa hari Minggu adalah hari Tuhan.Hari dimana umat
datang mendengarkan sabda Allah dan ikut dalam bagia Liturgi Ekaristi.seperti yang di
ketahui Ekaristi memeliki empat bagian besar yaitu Ritus membukaan,Liturgi Sabda,Liturgi
Ekaristi,dan ritus Penutup.Empat bagian itu tentu tidak dapat memisakan dari perayaan
Ekaristi.Umat yang dari ikt perayaan Ekaristi ini tidak hanya mengikuti Liturgi Ekaristi atau
Ritus Penutup tetapi mngikuti secara keseluruhan.
Merujuk pada pemahama demikian,maka peneliti memeliki tema bagaimana
mnyedarkan umat yang selama ini belum memahami tentang makna karisti pada hari
Minggu.Degan melihat dan menyaksikan situasi dan keadaan yang terjadi pada umat Paroki
St.Paulus Sabu Raijua,pneliti tertari untuk melakukan penelitian agar mengkajinya secara
mendalam guna mengetahui dan menganalisanya secara ilmiah.Oleh karena
itu,pertannyaan dasar yang muncul adalah sejauh mana tingkat kesadaran iman umat
paroki tersebut dalam memaknai hari Minggu sebagai hari Agung bagi Tuhan.Keprihatinan
religius ini dikemas dalam judul”Kesadaran Umat Paroki St.Paulus Sabu Raijua tentang
makna Ekaristi hari Minggu Dalam Terang Dekalog Hukum III”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas,maka permasalahan umum dapat dirumuskan dalam
bebrapa pertanyaan berikut:
1.Sejauh mana kesadaran umat di Paroki St.Paulus Sabu Raijua akan pentingnya Ekaristi
sebagaia Usapan syukur atas Karya penyelamatan Alllah pada hari Minggu?
2.Faktor-faktor apa yang mendukung dan menghambat perkmbangan iman umat akan
pentingnya perayaan Ekaristi atau pada hari Minggu?
3.Upaya-upaya apa yang perluh dilakukan mndorong pemahaman umat akan pentingnya
Ekaristi sebagai sumber keselamatan?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan gambaran umat diatas ,maka peneliti merumuskan tujuan penelitian sebagai
berikut:
1.Untuk mengetahui pemahaman dan kesadaran umat akan pentingnya Ekaristi/misa pada hari
Minggu sebagai ucapkan syukur atas karya penylamatan Allah.
2.Untuk mengetaui fakto apa saja yang mndukung dan menghambat kurangnya pemahan iman
umat akan pentingnya Ekaristi.
3.Untuk menyetahui upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk mendorong pemahama Umat
akan pentingnya Ekaristi sebagai sumber dan pucak keselamatan.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
 Bagi Civitas Akademika
- Memberikan sumbangan bagi ilmu pastoran untuk penetilian selanjutnya tentang pentingnya
Ekaristi sebagai karya penyelamatan Allah
- Menjadi bahan pengembagan studi penelitian lainnya di bidang pastoran mngenai pntingnya
Ekaristisebagai karya penyelamatan Allah.
 Bagi Umat di Paroki St.Paulus Sabu Raijua
- Memberikan sumbangan pikiran bagai umat untuk memahami dan menyadari Ekaristi
sebagai karya penyelamatan Allah.
- Sebagai bahan untuk Ekaristi Umat Paroki St.Paulus Sabu Raijua agar kedepannya

terlibat aktif dalam perayaan Ekaristi hari Minggu.


 Bagi peneliti
- Sebagai aplikasi kongkrit ilmu yang telah di pelajari selama proses perkuliahan.
- Memberikan Latihan peneliti agar mampu membuka masalah dan mampu mencari solusi
atau jalan keluar.
1.5 Ruang Lingkup Dan Keterbatasan Penulisan
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah upaya menggali kesadaran umat akan pentingnya
Ekaristi sebagai karya penyelamatan Allah yang diproses melalui tekni pengumpulan dan
observasi,sampel.

1.6 Defenisi Istilah


Ada beberapa definisi istilah untuk membantu pembacaan dapat mengarti dan memahami
maksud dan arah penulis.Istilah-istilah tersebut dibatasi kata-kata kunci yang terungkap dalam judul
proposal,”meningkatkan kesadaran umat Umat Paroki St.Paulus Sabu Raijua tentang Ekaristi hari
minggu dalam bentuk hukum ke-III”.Dari judul proposal tersebut ada empat kata atau istilah
yang perlu di berikan pengertiannya.Kata-kata tersebut adalah:
1.Hukum
Peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat,dikukuhkan oleh penguasa atau
pemerinta.(kamus besar Bahasa Indonesia,Endisi keempat,Pustaka Bahasa,Depertemen
Pendidikan Nasional,Balai Pustaka,Jakarta 2008:500)
2 Dekalog
Sepulu printah yang merangkum tanggung jawab moral dan regilius kita. (kamus besar
Bahasa Indonesia,Endisi keempat,Pustaka Bahasa,Depertemen Pendidikan Nasional,Balai
Pustaka,Jakarta 2008:50)
3.Kesadaran
Suatau keadaan dimana manusian menjadi mengarti dan insyaf serta memperbaiki diri dari
keselahan dan kelalaian sebelumnya.(kamus besar Bahasa Indonesia,Endisi keempat,Pustaka

Bahasa,Depertemen Pendidikan Nasional,Balai Pustaka,Jakarta 2008:1198)


4.Berdagang
Kata dasar dari perdangang adalah”dagang”yang berarti berkerjaan berhubungan degan
mnjual dan membeli barang untuk memperoleh keuntungan;Jual-beli;niaga .(Pustaka
Bahasa,Depertemen Pendidikan Nasional,Balai Pustaka,Jakarta 2008:285).
BAB II
TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS
2.1 Pegertian
2.1.1 Ekaristi
Istilah”Ekaristi”berasal dari Bahasa Yuhani Eucharistia yang berarti puji syukur.Kata
eucharistia adalah sebuah kata kerja Bahasa Yunahi eucharistein yang berarti
memuji,mengucap syukur.Dalam tesk perjanjian baru,kata kerja eucharistein ini digunakan
bersa- sama degan kata kerja ulogin yang juga berarti memuji-bersyukur,untuk menerjemakan
kata kerja Bahasa ibrani barekh (memuji,memberkati).Kata kerja barekh menjadi berakhah
untuk kata bendanya.Dalam tradisi Yahudi,kara barekhah bisa digunakan dalam konteks doa
berkat perjamuan makan Yahudi,yakni doa berkat atas roti(sebelum perjamuan makan).dan
piala(sesudah perjamuan makan).Dengan demikian kata Ekaristi kita memiliki asal usulnya
pada doa berkat yang berlangsung dalam perjamuan makan Yahudi(Martasudjita 2005:28).
Kata”Misa”Dalam Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa latin missa.kata misa sambutan
yang amat popular bagi seluru perayaan Ekaristi di Gereja barat sejak abad V-VI hingga konsili
vatika II,bahkan sampai sekarang ini.Umumnya orang berpendapat bahwa asal usul kata missa
muncul dari rumus pembubaran”ite missa est”,yang secara harafial berarti:pergilah kalian,
(perayaan atau pertemuan)sudah selesai”Rumusan ite est adalah sebuah seruan yang bisa
digunakan dalam zaman Romawi kuno,yakni pada suatu pertemuan selesai dan
ditutup(martasudjita,2005:29).
2.1.2 Unsur-unsur Ekaristi

2.1.2.1. Ekaristi sebagai Persembahan Diri

Ekaristi pertama yang dipersembahan oleh Yesus Sendiri,dan seluru perayaan Ekaristi
yang mengikutinya,merupakan persembahan diri .Hal ini mengalir dari sumbernya,yaitu yesus
yang trus menumpakan kepnuhan hidup-nya melalui Roti kehidupan dan piala Anggur
keselamatan.Hasrat untuk berbagai Ekaristi menjadi sangat efektif dan akan membawa
rahmat.terutama bila kita mngikuti pengorbanan diri yesus dalam hidup kita sehari-hari serta
membawanya kedunia melalui Ekaristi Kelemahan yang menghambatmanusia menjadi efektif
mmbawa misi kedunia tiada lain adalah kesombongan dan kegoisme.ketika umat beriman
membawa keprihatinan keadilan social kedalam keprihatinan-keprihatinan tersebut menjadi
rahmat pengornbanaan diri(Soetomo,2002:50).

Dalam Ekaristi umat mempersembahkan seluru hidup,karya dan usaha dalam tanggan
kasi dan penyertaan Tuhan.komuni memperdalam persatuan umat beriman dengan yesus,hal
ini berdasarkan perkataan Yesus,”Barang siapa makan dagin-Ku dan minum Dara-Ku,ia tingal di
dalam aku dan aku di dalam dia.Sama seperti Bapa mengutus Aku dan Aku hidup oleh
Bapa,demikian juga barang siapa yang makan barang Aku,akan hidup oleh Aku”(yoh 6:56-57).
Dalam hal ini Ekaristi sebagai lambing dan Tanda kehadirat Kristus yang menjeima manusia
untuk mengangkat manusia dari lemba dosa.

2.1.2.2 Ekaristi Sebagai Harapan akan keprihantinan pada universal

Allah mewahyukan Diri kepada dunia melalui perbuatan-Nya didalam sejarah.Allah


pencipta menyatakan diri dengan mencimpatan dunia dan umat manusia terus menerus.sebab
itu,tampak kepada kita waja dinia berkembang dari satu keadaan kepada kedaan yang berikut
didalam kekuataan pencipta Allah(Bakok,2004:38).

Dalam hal ini Alllah tidak pernah meninggalkan Umat-Nya sendiri dalam menghadapi
tantangan-tantangan masa kini.Umat dipanggil untuk hidup Bersama degan Allah yang mejadi
dasarkeyakinan iman Greja.Undangan Allah kepada manusia untuk masuk ke dalam
persekutuan dengan diri-Nya ini merupakan panggilan dasar manusia (Martasudjitan
2003:42).Allah memanggil manusia untuk mengambil bagian didalamnya,melalui Ekaristi
manusia memahami pristiwa keselamatan iti,Ekaristi mempunyai relevansidengan apa yang
sedang berlangsung didunia.Ekaristi tidak boleh mempuyai tujuan didalam dirinya
sendiri.Bahkan,yang diwartakan oleh Ekaristi tidak boleh secara egorstik ditunjukan bagi
mereka yang merayakan saja tetapi untuk smua orang.Pengorbanan diri Yesus untuk semua
orang dalam sejara menjadi sebuah tanda akan harapan demikian besar bagi orang beriman.
2.1.2.3 Ekaristi sbagai saranan untuk membaca Tanda-tanda Zaman

Perayaan Ekaristi yang menyimak sebuah gambaran akan Tubuh Kritus dalam arti lebih
luas mengandung sebuah kekuatan untuk transformasi masyarakat,Akan tetapi,realitis ini
menuntun suatu kepekaan untuk membaca tanda-tanda zaman.Umat beriman yang hadir di
dalam perayaan Ekaristi mengalami tranformasi kedalam tumbuh Kristusyang lebih luas
mngingat Krituslah Roti dan Anggur,yang mengambil kita untuk Bersatu,Dalam perayaan
Ekaristi kita mengalami suatu proses internalisasi yang bertahap,Pertama-tama ,brkumpulan
dalam Ekaristi tersebut,mendengarkan sabda Allah yang diwartakan.Selanjutnya,menerunkan
makna dan implikasi yang tersimpan dalam pesan dan hidup Yesus,dan akhirnya umat berusaha
agar pesan dan telandandari Yesus itu benar-benar terintegrasi dalam hidup.
(Soetomo,2002:57).

2.1.3. Makna perayaan Ekaristi bagi kehidupan Umat beriman

2.1.3.1. Sumber dan Puncak hidup Kristus

Ekaristi adalah sumber dan pucak hidup Kristus (LG 11).Sakrame-sakremen


lainnya,berhubungan erat dengan Ekaristi suci dan terara kepada-Nya.Sebab dalam Ekaristi Suci
tercangkuplah seluru kekayaan Rohani Gereja,yakni Kristus Sendiri ,paska kita dan Roti hidup
dan menjadi sumber kehidupan yang dianugerahkan Allah kepada Manusia.Ekaristi dalam arti
luas,dikaitkan degan kehidupan.Sumber adalah tempat awal keluar dan mengalirnya kekayaan
rohanidan Ekaristi adalah sumber yang darinya mengalir air hidup untuk menyira dan
menyuburkan hidup Kristus ;pucak adalah tempat tertinggi yang menjadi pokok pangka
sekaligus bagian terpenting dari kehidupan Kristiani itu sendiri.Hal yang di praktekan malam
terakhir yanki menyucap syukur atas roti dan anggur sebagai Tubuh dan Darah-Nya.Kemudia ia
memperintakan kepada para murit untuk melasanakannya sepanjang masa.Maksud dari yesus
untuk melaksanakan hal ini adalah sebagai kenangan akan Yesus sndiri(anamnesis).

Dalam melaksanakan hal ini,ditutunt keikutsertakan dan keaktifan dari semuan umat
menghadiri perayaan Ekaristi hanya sebagai symbol saja melaikan upacara dan doa-doa.umat
dapat memahami dan menyadari bawah perayaan Ekaristi merupakan puncak dan pusat hidup
umat beriman.selain itu,dalam melaksanaan perayaan Ekaristi,umat beriman menyantukan diri
degan liturgi surgawi dan menyam lebih dahulu kehidupan abadi di surga.

Umat beriman seharusnya menghayati Ekaristi sebagai sumber dan puncak


kehidupan.Karena Ekaristi,Kristus sendiri yang menyerakan Tubuh dan Darah-Nyauntuk
dinikmati.Yesus sendirilah yang berkata ;”Barang siapa yang makan dari Dagingku dan minum
Drahku,ia akan hidup selama-lamanya”(yoh 6:58).Ekaristi dikatakan sebagai sumber dan puncak
berarti Ekaristmerupakan salah satu bagian yang serta dalam kehidupan umat kristiani.karena
degan Ekaristi,manusia dapat Bersatu degan Allah lewat tubuh dan Darah-Nya,selai itu juga
menyarakan Ekaristi yang beriman telah mengambil bagian dalam perjamuan kudus Bersama
Allah di Surga.

2.1.3.2 Sumber dan Puncak Pewartaan Injil

Liturgi sabda Bersama degan liturgi Ekaristi merupakan bagian penting perayaan
Ekaristi.Liturgi sabda dalam Ekaristi kudus sebagai puncak dan pewartaan Injil.Liturgi sabda
memuat suatau dialog perjumpaan antara Allah yang bersabda dan umat menanggapi sabda
Allah itu(martasidjita,2005:133).Yesus hadis saat pewartaan Injil iman bertindak sbagai in
persona Chisti Menyampaikan ajaran dan kehendak Kristus kepada umat beriman yang harus
dihidupi dan dilaksanakan dalam Hidup.Yesus sendiri hadir dan bersabda kepada Gereja-
Nya(bdk SC7).

Pewartaan Injil menujuk realitas iman bahwa Yesus Kristus sendiri tetap hadir di tenga
Gereja bersabda kepada untuk menyampaikan sabda-Nya.Sabda Tuhan adalah salah satu
sumber utama yang membawa umat beriman untuk mengenal Tuhan lebih dekat,dan degan
sabda-Nya iman umat berimanterus mewartaan Injil-Nyakepada semua umat.Degan
mendegarkan Firman Tuhan untuk beriman semakin sadar akan penting nya sabda tuhan
bagikehidupan.Sabda yang memberi kekuatan bagi yang lemak dan penghiburan bagi yang
menderita.

2.1.3.3 Pusat Jemaat Beriman


Menunjukan titik ditengah-tengah yang menjadi perhatian utama dari anggota
jemaat. Hidip Jemaat Berdasar dan mengara pada Ekaristi.Ekaristi mempersatukan seluruh
umat dan kristus sebagai kepala-Nya.persatuan yang sangat istimewa ini terjadi dalam komoni
kudusdegan mengambil bagian dalam tubuh kristus yang di sambut.demikian pentingnya
perayaan Ekaristi untuk menggereja baik secara pribadi (persona)mampu secara Bersama-sama

Ekaristi mendorong kepada persatuan umat beriman,sebab Ekaristi,menurut


perkataan santo Agustinus adalah sakramen kasi sayang,tanda kesatuan dan ikatan cinta,’(KGK
1398)Yang seharusnya secara penu damai brsama oleh semuah orang yang beriman didalam
Kristus.perayaan Ekaristi hanya mempunyai arti kalua benar-benar meneguhkan dan
menguatkan iman,sedemikian rupa sehinga orang dapat menghayati imannya dalam hidup
sehari-hari,dalam perbuatan moral bertanggunjawab .Ekaristi buka nilai dalam diri
sendiri ,melainkan demi penghayatan iman,(banawiratma,1986:63).

2.1.4 Perayaan Ekaristi Hari Minggu Dalam Terang Dekalog Hukum III

2.1.4.1 Perayaan Ekaristi Hari Minggu


Pusat masa Liturgi ialah hari Minggu yang merupakan dasar dan inti seluru tahun
liturgi dan mencapai puncaknya pada perayaan tahunan paskah.pesta dari segala pesta(KGK
241).Degan kata lain Ekaristi dapat dilakukan kapan saja tetapi pusatnya ada pada hari
minggu.kewajibab menghormati hari minggu bukan soal hukum dan perinta Gereja saja tetapi
kesadaran akan arti hari minggu tidak datang dari “atas”,dari pimpina Gereja melainkan dari
umat sendiri yang mencari kesempatan merakayan dan mengamaikan iman.Dalam perayaan
pada hari Tuhan,umat bertindak sebagai Umat Tuhan:degan bersyukur dalam Ekaristi
khidamat.Dengan demikian hari minggu itu sunggu-sunggu menjadi hari tuhan yang mnebus
kita,pantas dan pntinglah orang mewujudkan hari minggu bagaikan perayaan karena demikian
hari Tuhan penebus menjadi hari pembebasan bagi manusia.
Dalam Misa atau”Perjamuan Hari Tuhan”,umat Allah dihimpun di bawah pimpinan
imam yang bertindak selalu pribadi Kristus.mereka dihimpun untuk megnal Tuhan atau
merakaya kurban Earisti (PUMR 27).Kesadaran imam alam perayaan Ekaristi setiap hari atau
setip Minggu tidak berhendi pada sebuah Tindakan ritual(Duka,2014:15).
Perayaan Ekaristi adalah perayaan Liturgi Gereja yang resmi,yang mempersatukan
umat degan kristus.Kristus senang tiasa hadir di dalam umat-Nya tetapi ia hadir secara istimewa
dalam perayaan Ekaristi.Dalam Ekaristi umat secara khusus mengambil bagian dalam perayaan
kristus kepada bapa,sekaligus persatukan satu sama lain oleh Kristus(Jacobs,1996:27).perayaan
Ekaristi juga merupakan Tindakan Kristus melalui petugas iman ,dan juga Tindakan umat.Kristus
mengudang umat secara aktif dalam perayaan tersebut
Dalam perayaan Kristus,umat diharapkan menghadiri prayaan bukan sebagai
penonton secara aktif sadar ikut serta memprsembakan selurubdiri dan hidupnya kepada
Allah.Ekaristi adalah puncak iman,pusat iman,dan sekaligus sumber iman bagai umat katolik
(Musakabe,2008:49).Degan mengadakan prayaan Ekaristi Gereja setempat menjadi tanda bagi
Gereja semesta.Umat”dipanggil berhinpun”untuk merayakan kenangan akan Tuhan ;dan seluru
Gereja dibawa pimpinan Imam yang bertindak dalam pribadi kristus merupakan perwujudan
nyata dari kebenaran ini,yaitu bawah “dimana dua,tiga orang berkumpul dalam nama-Ku,disitu
Aku ada di tengah-tengah mereka”(Mat 18:20).segalah perayaan ibada lainya,juga pekerjaan
sehari-hari dalam kehidupan umat berkaitan degan perayaan Ekaristi:bersumber dari pada -Nya
dantertuju kepada-Nya.
Dengan demikian perayaan Ekaristi adalah Tindakan Kristus sendiri Bersama umat
Allah yang bersusun secara hierakis.Ekaristi merupan pusat seluru kehidupan Umat,sebab
perayaan Ekaristi terletak puncak karya Allah mnguduskan dunia,dan puncak karya manusia
memuliakan bapa melai Kristus,Putra Allah dalam Roh Kudus.
2.1.4.2 Partisipasi umat Dalam Perayaan Ekaristi Hari Minggu

Pada hari Minggu,menurut tradisi apostolik dirayaka misterin paska;maka harus dipertahankan
sebagai hari raya wajib yang primordia diseluru Gereja.Kitab hukum Katolik §1247 menegaskan bahwa:

“Pada hari minggu,dan pada hari-hari wajib lainya,orang-orang briman


berwajiban untuk ambil bagian dalam misa ;selain itu,hedaknya mereka
tidak melakukan pekerjaan dan urusan-urusan yang merintangi ibadat
yang harus dipersembakan kepada Allah atau merintangi kegebiraan
hari Tuhan atau Istirahat yang dibutukan bagi jiwa dan raga”(kan.
§1247)
Beranjak dari apa yang tertera dalam kono. § 1247 pada hari Minggu umat datang untuk
berkumpul dan merayakan Ekaristi dan meninggalkan segala kesibukan-kesimbukan yang dilakukan
pada saat hari Minggu.

Umat beriman diharapkan berpartisipasi secara aktif dan sadar dalam seluru perayaan
Ekaristi,sjak persiapan,saat pelaksanaan,dan juga saat pengamalan misteri iman itu dalam kehidupan
sehari-hari (bdk.SC 14 dan 48).Artinya melalui kehadiran dan keikutsetaanya dalam seluru bagian
perayaan Ekaristi,umat briman berpartisipasi aktif.Umat hendaknya ikut merayakan Ekaristi sejak
awal hinga akhir karena perayaan Ekaristi merupakan satu kesatuan Tindakan ibadat (SC.56).

Partisipasi sadar dan aktif umat beriman dalam liturgi tersebut dilaksanakan menurut
tingkata,tugas,serta keikutsertaan mereka (SC.56).Artinya dalam menjalankan partisipasi perayaan
Ekaristi itu,masing-masiang umat beriman menjalankan dan melakukan seutunya apa yang menjadi
perannya menurut hakikat perayaan serta kaida- kaidah liturgi(SC.56) Dengan kata lain,parsitipasi
sadar dan aktif seluru umat beriman harus dilaksanakan sesuai degan peran dan tugas masing-
masing.Dengan kata lain,partisipasi sadar dan akitif seluru umat beriman harus sesui dganperan dan
tugas masing-masing.

2.1.5 Dekalog Hukum ke-III


Istilah dekalog secara harafiah berarti”sepulu firman”(Kel 34:28;UL 4:13;10:4).Sepulu firman ini
Allah wahyukan kepada umatnya digunung sinai(KGK, 2007:503).Dalam kitab suci menyatakab
bahwa Dekalog ini ”ditulis Tuhan pada dua loh batu”,dengan demikian perintah-perintah ini
betul mengungkapkan kehendak Allah.Dalan kitab suci Dekalog ditempatkan dalam kerangkan
perjanjian Israel dengan Tuhan.Dengan demikian jelas bahwa perintah-perintah ini bukanlah
sembarang peraturan,melainkan ungkapan moral Irael sebagai umat Allah (Komosi kateketik
KWI,1996:29).Peraturah ini terutama tentang jiwa dan arti dari printa itu:Memulakan
Allah,dalam suatu hubungan yang Bersama,dalam suatu bentuk yang bersama dari keluarga
Allah(Bakok,2004:371).perinta inipun bukan dilihat sebagai hukuman dari Allah melaikan sebuah
pesan dari ilahibagi moral manusia(kieser,1987:165).Yesus mengambil alih sepulu firman tetapi
ia juga mewahyukan kekuata Roh yang brkerja didalamnya(KGK 2017:503)
Semula kesepulu Firman diberikan sebagai nasihat-nasehat sebagai warga umat yang
berdaulat.Aturan igin menjamin kelangsungan umat dan kemerdekaan dan keamananpara
warga.Damai mengusahakan segalah sesuatu yang perlu demi kelansungan hidup umat,degan
melanjankan apa yang lazim dijalankan dan dengan menghindari apa yang jangan
dilakukan,oramg memperingati karya besar Allah(Kieser,1987:182).
2.1.5.1 Dekalog Dalam Tradisi Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
Dalam perjanjian baru kesepuluh firman tak pernah dikutip secara lengkap dan
Bersama-sama;hanya beberapa kali disebut beberapa ayat saja.Kesepulu firman diadikan,tidak
perna diandaikan,tidak perna diuraikan dan seringkali disempurnakan;umpamanya dalam
antitesi Khotbat dibukit.Perintah Allah tidak boleh dibatasi pada beberapa tuntunan pokohk dan
umum dari sepulu firman itu.dalam menjaga Yesusu,ksepulu firman tampil sebagai padangan
orang biasa namun pandangan Allah laih,Allah menutut seluru manusia.kalimat-kalimat biasanya
disebut kesepulu firman ditemukan dua kali dalam karangan-karangan dalam perjanjian lama
yaitu pada kel 20:1-17 dan UI 5:6-21(kieser,1987:166).
Dalam lingkungan prjanjian lama,kesepulu firma mliputi keseluruhan hidup dalam
keluarga besar.Kesepulu firman,yang dirumuskan berbentuk semacam nasehat leluhur,yang
tidak hanya menyebut hukuman atas perbuatan melainkan pembinan sikap moral orang
(kieser,1987:168)
Pemerinta ketiga ini Ibadat sebagai hari milik Allah sabat itu bukan sebagai hari ibadat
atau sebagai hari mikil Allah.sabat dikhususkan sebagai istirahat setelah enam hari kerja.Aturan
kerja manusia dikaitkan dengan irama kerja Allah dan dimasudkan terutama bagi”anakmu laki-
laki atau anakmu perempuan atau hambaMu laki-laki atau hambaMu perempuan atau
hewanmu atau orang asing yang ada di tempat kediamanmu”(Kel 20:17).Aturan sabat adalah
peraturan perlindungan sosial bagi mereka yang bekerja dalam ketergantungan.
Hormat akan nama Tuhan khususnya dalam keheningan dan semadi dengan
sendirinya membawa kepada firman yang Ketiga “ kuduskanlah hari Tuhan”semua manusia
percaya pada Tuhan umumnya menyiapkan saat-saat khusus untuk menghormati Tuhan dan
bagai orang Kristen hari Tuhan adalah hari Minggu bukan secara kebetulan saja atau hanya
pada kesempatan yang istimewa di khususkan kepada Tuhan sebaliknya secara berkala dalam
ada satu pekan ada hari dan saat yang di khususkan bagi Tuhan hari itu tidak dimanfaatkan
untuk kesibukan dan keuntungan sehari-hari hari itu adalah hari Tuhan yang pantas diperlihara
untuk menghormati Tuhan dan dijiwai dengan semangat iman akan Tuhan yang
mulai(Konferensi Indonesia,1996:44).
Secara lahiran petunjuk firman ketiga sudah cukup dilaksanakan. Semua golongan
apapun tidak melakukan aktivitas-aktivitas misalnya perdagangan pada saat perayaan ekaristi
hari Minggu. Kebanyakan orang mengalami suatu corak kehidupan yang hampa, seakan-akan
lupa akan arti kehidupan dalam (kiswara 1988:52). Tetapi sebetulnya melepaskan Lela adalah
untuk memasuki suasana ria Gembira” seperti pada waktu berangkat keluar dari tanah Mesir (Hos 2:4).
Dengan kata lain, pada saat kita tidak melakukan kesibukan lain tetapi menghabiskan waktu bersama
keluarga.
2.2 Dasar Biblis,Teologi
2.2.4 Dasar Biblis Tentang Ekaristi
2.2.1.1. Perjanjian lama
Ekaristi dalam perjanjian lama dikaitkan dengan imam agung melkisedek mempersembahkan
roti dan anggur (kej 14:18). Yang menggambarkan pertemuan Yesus pada perjamuan terakhir Tuhan
Yesus sendiri dikatakan sebagai imam besar menurut peraturan melkisedek (ibr 6:20) kurban Anak
domba paskah yang menyelamatkan umat Israel merupakan korban yang dimakan sebagai makanan
untuk menguatkan mereka menempuh perjalanan ke tanah terjanji(Kej.12:1-20) hari ini mengabarkan
ekaristi yang merupakan kurba anaka domba Allah, yaitu Yesus yang dimakan sebagai makanan untuk
menjadi bekal perjalanan kita ke tanah Terjanji, yaitu surga
Yesus sendiri mengatakan bahwa ia adalah manna yang turun dari surga (Yoh 6:32-51). Seperti
halnya bawah Manna menguatkan bangsa Israel sepanjang perjalanan di gurun dan berhenti di curahkan
setelah mereka sampai di tanah terjanji. Ekaristi juga memberikan untuk menguatkan kita di perjalanan
hidup di dunia, dan berhenti kita sampai di surga.Dua loh batu (Kel 25:16) Mengambarkan sabda
kehidupan yang terkandung dalam Ekaristi Manna(Kel16:34) menggambarkan Ekaristi sebagai Roti hidup
yang turun dari Surga (Yoh 6:51)
2.2.1.2 Perjanjian Baru
Kristus sungguh-sungguh hadir di dalam Ekaristi seperti yang dinyatakan pada perjamuan
terakhir Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk mengenangkan dia dengan merayakan
perjamuan tersebut. Yesus berkata”inilah tubuhku”(Mat 26:26-28) Yesus mengatakan sendiri bahwa ia
adalah " Roti hidup"yang turun dari surga. Jikalau seorang makanan dari roti ini, dia akan hidup selama-
lamanya dan roti yang diberikan ini ialah dagingku yang kuberikan untuk dunia hidup dunia (Yoh
5:35,51).Pengajaran ini diberikan setelah Yesus mengadakan mujizat pengadaan roti, yaitu mukjizat yang
ditulis di dalam keempat injil. 5 roti yang sama yang dibagikan oleh para rasul dapat memberi makan
5000 orang, dengan sisa 12 keranjang, dapat dibagi kepada semua orang tanpa dia sendiri menjadi
terbagi-bagi atau berkurang. Yesus berkata bahwa ia lebih tinggi nilainya daripada Manna yang diberi
kepada orang Israel di gurun. Yesus mengatakan bahwa mukjizat-nya Yesus lebih hebat daripada
mukjizat manna ini, ah roti dapat sungguh-sungguh diubah Yesus menjadi dirinya sendiri, seperti yang
dikatakan-Nya.
Rasul Paulus mengingatkan jemaat agar tidak menerima ekaristi secara tidak layak, supaya
tidak berdosa terhadap Tubuh dan darah Tuhan (1kor 11:27) Rasul Paulus juga menanbahkan, iya
mendapatkan hukuman atas dirinya sendiri (1kor 11:28-29) pelajaran ini tidak masuk akal, jika kehadiran
Yesus dalam ekaristi hanya simbol belakang. Dengan demikian Santo Paulus jelas mengajarkan bahwa
Yesus sungguh-sungguh hadir di dalam Ekaristi
2.2.2 Dasar Teologi
Dalam Injil Yohanes (Yoh 6:51-58) ditempatkan dalam keseluruhan kotbah Yesus mengenai
Roti hidup, terdapat beberapa poin teologis.
2.2.2.1 Ekaristi Sebagai Kesatuan-kebersamaan Hidup Dengan Kristus
Dalam Injil Yohanes 6:56 di kisahkan bahwa "barang siapa makan dagingku dan minum
darahku, ia tinggal tingal di dalam Aku dan Aku didalam dia"sabda Tuhan"makan dagingku dan minum
darahku"menunjukkan pada partisipasi umat beriman dalam perayaan ekaristi. Dengan merayakan
ekaristi, umat beriman memperoleh kesatuan kebersamaan dengan Yesus. Kebersamaan dengan Yesus
ini ditunjukkan dalam pernyataan"tinggal di dalam aku dan aku didalam dia"maka, melalui makan Kurnia
ekaristi Oma orang dimasukkan di dalam kebersamaan hidup dan kesatuan hubungan dengan Yesus
Kristus.
2.2.2.2 Realisme Kehadiran Kristus dalam Ekaristi
Dibandingkan dengan Injil sinoptik, Yohanes menggunakan istilah-istilah yang sangat tegas dan
tajam. Yohanes tidak menggunakan kata tubuh (bahasa Yunani: sama), tetapi menggunakan kata daging
(bahasa Yunani: sarx) (Yoh 6:5.1c 52-56) Dengan istilah"daging ", kiranya Yohanes menekankan realisme
yang tegas dan kehadiran Yesus Kristus dalam ekaristi Injil Yohanes ingin menyatakan secara tegas
bahwa roti ekaristi adalah benar-benar tubuh Kristus, dan bukan hanya simbol belaka. Dalam rupa Roti
dan anggur Ekaristi, Yesus sungguh-sungguh hadir karena roti dan anggur ekaristi itu benar-benar tubuh
dan darah Kristus
2.3 Kerangka Pikir Teoritis
Penulis proposal tentang kesadaran umat paroki Santo Paulus sabu raijua tentang perayaan
ekaristi pada hari Minggu dan terang calog hukum 3 dilakukan menurut kerangka pikiran yang dapat
digambarkan sebagai berikut

Gambaran
situasi
kesadaran Dalam penulisan
Upaya untuk proposal ini
Telaah Pustaka meningkatakan
umat Tentang tentang peneliti memakai kerangka pemikiran
kesadaran Umat
Ekaristi pada pnelitiannya sistematis Paroki
untukSt.Paulus
melihat pokok
saat perayaan Ekaristi hari sabu raijua
hari Minggu Minggu sebagai permasalahan yang terjadi dalam
tentang makna
masi sangat sumber Ekaristi hari St.Paulus Sabu
kehidupan umat paroki
minim,Umat Keselamatan Minggu.
kurang terlibat Raijua tentang kesadaran umat saat
aktif saat pada perayaan ekaristi pada hari minggu
perayaan
dalam terang dekalog hukum Ke
III.Setelah peneliti melihat dan mengetahui permasalahan yang terjadi pada umat di paroki St
Paulus Sabu Raijua berkata dengan partisipasi umat untuk mengikuti perayaan Ekaristi pada
hari Minggu,dan setelah masalah dirumuskan maka akan dikaji secara teoritis lewat suatu
telaah pustaka agar masalah kesadaran umat untuk pastisipasi dalam pelayanan Ekaristi.

Berdasarkan gambaran situasi dan dan telaah pustaka tersebut maka pada bagian akhir
penulisan ini akan dirumuskan jalan keluarnya berupa rekomendasi langkah-langkah Pastoran
apa saja yang perlu lu di ambil untuk menyadarkan umat paroki St.Paulus Sabu Raijua tentang
perayaan ekaristi pada hari Minggu dalam Serang dengan Dekalog hukum ke III.
2.4 Hipotensis

Perkembangan zaman yang semakin modem ini turut membawa pengaruh terhadap
penghayatan umat akan perayaan ekaristi sebagai sumber dan pucat hidup Kristiani. Hal ini
terjadi pada umat paroki Santo Paulus sabu raijua, yang belum memiliki kesadaran tentang
pentingnya perayaan ekaristi. Pada saat perayaan ekaristi hari Minggu umat lebih cenderung
melakukan aktivitas penjualan. Hal ini tanpak dalam sikap umat yang tidak berpartisipasi dalam
perayaan ekaristi, adapun umat yang mengikuti perayaan ekaristi hanya sebagian saja titik
kadang umat yang datang hanya untuk mengikuti liturgi ekaristi setelah itu umat pulang.

Penyebab dari ketidakaktifan umat ini yaitu sebagian besar umat Berdagang di
pasar. Faktor yang menyebabkan masalah ini kemungkinan besar adalah faktor kebutuhan akan
pemenuhan ekonomi dalam keluarga menjadi faktor dalam upaya; umat lebih memiliki ke pasar
untuk menjajakan jualan di pasar,ketimbangan pergi ke Gereja.
DAFTAR PUSTAKA
Kitab Suci dan Dokumen Gereja

Embuiru,Herman.(2007)katekismu Gereja Katolik,Ende:Nusa Indah

Hardawiryana,H (penterj).(2003) Dokumen konsili Vatikan II.jakarta:Obor

Kartosiswoyo,dkk(pentej)(2005) Kitab hukum kononik.jakarta:Konferensi

Waligereja Indonesis

Konferensi Waligereja Indonesis. (1996) Imam Katolik:buku informasi dan

Referensi.Yogyakara:kanisius

Lembaga Alkitab Indonesia. (2004) Alkitab Jakarta:LBI

Bku-Buku

Bakok, Lalong. (2004). Menuju Dunia Baru. Ende:Nusa Indah

Dister,Nico Syukur.(2004).Teologi Sistemstiks2. Yogyakara:kanisius.

Duka,Gerardus .(2015) Gereja Yang Mengajar.Kupang:Mangkay Publishing

Kirchaberger,Georg. (2007) Allah Menggingat.Maumere:ledalero

Komisi Liturgi KWI. (2009) Pedoman Umum Misale Romawi.Ende:Nusa Indah.

Martasudjita,E (2003) Sakramen-sakramen Gereja. . Yogyakara:kanisius.

Martasudjita,E (2005) Ekaristi: . Yogyakara:kanisius.

Poerwardarminta,WJS.(1998) Kamus umum Bahasa Indonesia.Jakarta:balai pustaka

Anda mungkin juga menyukai