Anda di halaman 1dari 8

MATERI 3

Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran semester 2


HAKIKAT HASIL BELAJAR
Hakikat Hasil Belajar
- Pengertian Belajar
Menurut Morgan, belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai
hasil dari pengalaman. Sedangkan tujuan belajar adalah hasil yang menyertai tujuan
belajar instruksional lazim disebut nurturant effects. Bentuknya berupa kemampuan
berpikir kritis dan kreatif, sifat terbuka dan demokratis, menerima orang lain, dan
sebagainya.
- Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran, pengertian hasil
belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar
dalam pengertian yang lebih luas mencangkup bidang kognitif, afektif, dan
psikomotorik.1 Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.

Menurut Gagne (1992), Kapabilitas manusia dapat dikatagorikan menjadi lima, yaitu
1) Keterampilan Intelektual : berkaitan dengan kemampuan untuk menanggapi alam
sekitarnya, misalnya keterampilan membaca, menulis dan berhitung yang di
kembangkan di sekolah dasar.
2) Strategi Kognitif : adalah keterampilan intelektual khusus, yang disebut juga
proses terkendali, yaiti proses internal yang dipergunakan untuk memilih atau
mengubah cara berpikir, cara belajarm dan cara bertindak.
3) Informal verbal : adalah jenis pengetahuan yang dapat dinyatakan secara verbal,
misalnya berbagai informasi yang telah tersimpan dalam memori (ingatan)
pembelajar.
4) Keterampilan Motorik : Kemampuan yang direflesikan dalam bentuk kecepatan,
ketepatan dan tenaga, yang secara keseluruhan berupa gerak tubuh seseorang
dalam melakukan tugas-tugas tertentu yang memerlukan integrasi ketiga aspek
tersebut.
5) Sikap.
Kategori Hasil Belajar menurut Gagne dan contohnya dapat dilihat pada
tabel 4.1
Jenis Hasil Belajar Contoh Kemampuan Yang Dilakukan
Keterampilan Intelektual  Mengidetifikasi garis diagonal
suatu persegi Panjang.
Strategis Kognitif  Mengatur Kembali problem yang
dinyatakan secara verbal dengan
bekerja ulang.
 Menghitung jumlah dan jenis
serangga pada area tertentu di
padang rumput.
Informasi Verbal  Menyebutkan fase-fase
perkembangan kupu-kupu
Keterampilan Motorik  Menoperasikan mikroskop
 Mengemudikan Kendaraan
Bermotor.
Sikap  Memilih teman untuk belajar
kelompok.
 Memilih jurusan sesuai dengan
minat dan bakat.

A. Hasil Belajar Ranah Kognitif


Menurut Bloom (1956), Hasil belajar ranah kognitif meliputi penguasaan
konsep, ide, pengetahuan factual, dan keterampilan-keterampilan intelektual. Kategori
hasil belajar pada ranah kognitif menurut Bloom dpat dipaparkan sebagai berikut.
1. Pengetahuan (knowledge)
Jenjang pengetahuan mencakup kemampuan seseorang untuk mengingat
Kembali semua informasi yang pernah diterimanya. Pengetahuan tersebut
bersifat hafalan dan factual. Pengetahuan hafalan termasuk definisi, pasal dalam
undang-undang, rumus matematika, dan sebagainya. Contoh pengetahuan
factual berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan kapan, dimana, dan siapa.
Tujuan pembelajaran dalam -kategori pengetahuan biasanya dirumuskan dengan
menggunakan kata kerja operasional seperti : Memilih, mendefisinikan,
melengkapi, mengidentifikasi, menyelksi, menyebutkan, memberi nama, dan
mendeskripsikan.
- Contoh rumusan tujuan pembelajaran terkait pengetahuan adalah sebagai
berikut.
 Siswa dapat mendefinisikan logam.
 Jika dihadapkan pada peta buta, siswa dapat menuliskan nama kota yang
ditunjukkan.
2. Pemahaman (Comprehension)
Pemahaman diekspresikan dalam bentuk kemampuan memahami informasi,
memanfaatkan dan mengekstrapolasi pengetahuan dalam konteks baru,
menjelaskan makna, menginterpretasi fakta, dan memprediksi. Hasil belajar
berupa pemahaman dapat dibedakan menjadi tiga ketegori yaitu :
1) Pemahaman terjemahan (terjemahan Bahasa atau istilah)
2) Pemahaman penafsiran (menghubungan kejadian-kejadian dari suatu
kejadian, membedakan yang pokok dengan yang bukan pokok), dan
3) Pemahaman ekstrapolasi (Kemampuan melihat makna yang tersirat, dapat
membuat asumsi tentang konsekuensi dari suatu kejadian).
- Contoh Rumusan Tujuan Untuk mengukur pemahaman:
 Siswa mampu menjelaskan terjadinya gerhana bulan
 Siswa mampu mengubah bentuk penyajian data dari tabel menjadi diagram
batang.
 Siswa dapat mengelompokkan binatang berdasarkan jenis makanannya.
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan atau abstraksi
yang dimiliki pada situasi konkret atau situasi khusus. Abstraksi dapat berupa
ide, teori, metode, rumus, hukum, prinsip, generalisasi, pedoman atau petunjuk
teknis.
- Contoh kata kerja operasional yang biasa digunakan untuk merumuskan tujuan
pembelajaran pada jenjang aplikasi yaitu : Menerapkan, menghitung,
memodifikasi, melakukan, mendemonstrasikan, Menyusun rencana,
menunjukkan dan menggunakan.
- Contoh tujuan pembelajaran pada jenjang aplikasi :
 Siswa dapat menerapkan rumus bangun datar untuk mengukur luas sebidang
tanah.
 Jika diketahui massa satu butir kelapa dan ketinggian pohonnya, siswa mampu
meprediksi besarnya energi potensial buah kelapa tersebut.
4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk melihat bagian-bagian dari satu
kesatuan secara utuh. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks yang
memanfaatkan kecaakapan dari ketiga tipe hasil belajar sebelumnya.
- Contoh kata kerja Operasional yang sesuai untuk merumuskan tujuan
pembelajaran pada jenjang analis, antara lain : Menguraikan, membedakan,
mengidentifikasikan, mengilustrasikan, membandingkan, membagi, mendebat,
membuat diagram, memilih, menghubungkan, membuat outline, dan lain-lain.
- Contoh rumusan tujuan pembelajaran untuk mengukur kemampuan analisis :
 Siswa mampu mengidentifikasi keberadaan unsur karbon dalam suatu senyawa
berdasarkan hasil pembakarannya.
 Siswa dapat menguraikan sebuah kalimat majemuk menjadi unsur-unsur
penyusunannya.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah kemampuan menyatukan unsur-unsur atau bagian-bagiann ke
dalam satu kesatuan yang utuh. Kemampuan sintesis, memungkinkan seseorang
untuk menemukan hubungan kausal, urutan tertentu, dan abstraksi dari suatu
fenomena.
- Contoh kata kerja operasional yang relevan untuk mengembangkan kemampuan
mensintesis, antara lain : Megatur, mengategorisasikan, menrancang,
merumuskan, mnejelaskan, merekontruksi, merevisi, mengklarifikasi,
mengompilasi, memproduksi, menulis Kembali, merangkum, mensintesis,
menceritakan.
- Contoh rumusan tujuan pembelajaran untuk kategori sintesi:
 Jika diberikan beberapa kata-kata acak, siswa mampu merumuskan menjadi
sebuah kalimat.
 Siswa mampu menentukan rumus struktur sebuah senyawa jika diketahui
komposisi atom-atom dalam molekul dan sifat senyawanya.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi merupakan kemampuan untuk memberikan pertimbangan mengenai
nilai informasi dengan menggunakan berbagai kriteria, baik internal maupun
eksternal. Kriteria internal adalah kriteria yang dibangun sendiri, sedangkan
kriteria eksternal ditetapkan di luar dirinya. Kemampuan evaluasi memerlukan
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis. Artinya, untuk mampu
mengevaluasi seseorang harus menguasai hasil belajar pada tingkat lebih
rendah. Beberapa contoh kata kerja yang relevan untuk dikategori evaluasi
yaitu : Menafsirkan, membandingkan, mengakses, mendukung, menyimpulkan,
merangking, menilai, mengkritik, dan mengevaluasi.
- Contoh rumusan tujuan pembelajaran untuk mengukur kemampuan
mengevaluasi:
 Siswa mampu menafsirkan dampak pemanasan global teradap kehidupan di
muka bumi.
 Siswa mampu mengambil keputusan berdasarkan alas an-alasan yang sesuai.
Penjelasan masing-masing dari tingkatan kognitif pada taksonomi Bloom Revisi yaitu :
a. Mengingat (remembering)
Meningat merupakan upaya untuk mengenal dan memanggil kembali informasi
yang telah tersimpan dalam memeori jangka Panjang (long-term memory).
- Ada 2 macam kemampuan mengingat yaitu :
1) Recalling: kemampuan untuk memanggil pengetahuan yang relevan dari
memori jangka Panjang. Conoth soal untuk mengukur kemampuan ini
adalah:
Tuliskan 3 macam batuan berdasarkan cara pembentukannya!
2) Identifikasi : Kemampuan seseorang untuk melokalisasi pengetahuan yang
terdapat di memori jangka Panjang, yang konsisten dengan materi yang di
sajikan. Butir soal untuk mengukur kemampuan ini misalnya, diberikan
beberapa gambar hewan.
b. Memahami (understand)
Memahami merupakan upaya untuk membangun sebuah pengertian baru
berdasarkan informasi yang telah didapatkan sebelumnya. Ada 7 kategori
memahami, mulai dari yang paling rendah ke tinggi yaitu :
1) Interpretesi, yaitu kemampuan seseorang untuk mengubah suatu bentuk dari
representasi, misalnya numerik ke dalam bentuk verbal, dari bentuk verbal
ke bentuk grafik dan sebagainya.
2) Memberi contoh, yaitu kemampuan untuk menemukan contoh spesifik
terhadap suatu konsep atau prinsip.
3) Mengklarifikasikan, yaitu kemampuan untuk mengkelompokkan objek
sebagai anggota dari kelompok tertentu.
4) Membuat rangkuman atau abstrak membuat generalisasi, yaitu kemampuan
seseorang untuk membuat abstraksi dari suatu tempat umum.
5) Membuat inferensi, yaitu kemampuan untuk merumuskan simpulan logis
berdasarkan informasi yang disajikan. Contoh, cara menulis nama ilmiah
yang benar atau yang salah.
6) Membandingkan, yaitu kemampuan untuk melacak keterhubungan dua ide
atau konsep, menemukan perbedaan dan persamaan.
7) Menjelaskan, yaitu kemampuan seseorang untuk membangun sebab-akibat
terhadap suatu system tertentu.
c. Menerapkan (applying)
Menerapkan merupakan kegiatan utnuk memanfaatkan suatu prosedur atau
metode yang telah ada untuk melaksanakan suatu atau penyelesaian
permmasalahan. Ada 2 kategori kegiatan menerapkan yaitu :
1) Menjalankan prosedur, diartikan sebagai upaya untuk menyelesaikan suatu
permasalahan berdasarkan tahapan-tahapan menurut prosedur yang sudah
ada.
2) Mengimplementasikan, yaitu emampuan seseorang untuk menerapkan suatu
prosedur atau pengetahuannnya pada tugas-tugas yang baru dan tidak
familiar.
d. Menganalisis (analyzing)
Menganalisis adalah kemampuan untuk mengurai suatu materi menjadi bagian-
bagian penyusunnya, dan dapat menentukan bagaimana masing-masing bagian
tersebut berhubugan satu dengan lainnya untuk membangun suatu struktur
tertentu. Ada 3 kategori keterampilan menganalisis yaitu :
1) Membedakan, merupakan kemampuan untuk membedakan bagian yang
tidak relevan dan relevan dari suatu objek yang disajikan. Contoh, manakah
yang lebih pennting handphone atau computer bagi seorang mahasiswa.
2) Mengorganisasikan (organizing), merupakan kemampuan untuk membangun
hubungan yang sistematis dan koheren dari potongan-potongan informasi
yang diberikan sehingga dapat berfungsi secara Bersama-sama di dalam
suatu struktur. Contoh, bagaimana cara anda merangkai alat-alat yang
disediakan untuk menentukan daya hantar listrik suatu larutan.
3) Mendekonstruksi/mencirikan, merupaakan kemamuan untuk menentukan
sudut pandang, bias atau nilai suatu objek yang disajikan. Contoh, tentukan
panndangan arya weda karna tentang program KB di Bali berdasarkan
status-statusnya di media sosial.
e. Mengevaluasi (evaluating)
Mengevaluasi merupakan kemampuan untuk membuat keputusan berdasarkan
pada kriteria standar terntu. Mencakup 2 kategori yaitu :
1) Mengecek, yaitu kemampuan untuk melacak ketidak konsistenan yang
terdapat di dalam suatu proswss atau produk, dan melacak ketidakefektifan
kriteria internal.
2) Mengkritisi, pada dasarnya sama dengan mengecek namun
ketidakakonsistenannya dilacak dengan menggunakan kriteria eksternal.
f. Menciptakann (creating)
Menciptakan adalh kemampuan untuk menggabungkan unsur-unsur secara
Bersama-sama sehingga koheren atau dapat berfungsi. Ada 3 kategori
menciptakan yaitu :
1) Berhipotesis (generating)
2) Merencanakan (planning),
3) Memproduksi (producing),

B. Hasil Belajar Ranah Afektif


Sikap merupakan keadaan yang ada di dalam diri seseorang yang memengaruhi
Tindakan yang dipilihnya. Tujuan utama hasil belajar afektif adalah internalisasi, yaitu
membawa dimensi eksternal ke dalam internal, atau dimensi onkret ke dimensi abstrak.
Hasil belajar pada ranah afektif akan tampak dalam bentuk perhatianya terhadap
pelajaran, disiplin, motivasi belajar, penghargaan terhadap guru dan teman sekelas,
kebiasaan belajar dan hubungan sosial.
Krathowl et al. (1964) mengelompokkan hasil belajar afektif ke dalam 5 aspek yaitu :
1. Menerima (Receiving)
Pada level ini pembelajar secara sadar menerima rangsangan (stimulus) dari luar
yang datang kepada dirinya dalam bentuk gagasan,masalah,sotuasi, materi
ataupun, dan kejadian-kejadia tertentu. Sikap menerima dibagi menjadi 3
kategori yaitu :
1) Kesadaran (awareness), yaitu menyadari perasaan orang lain.
2) Penanggapan (Willing to hear), yaitu dngan penuh perhatian mendengarkan
orang lain bicara.
3) Controlled or selected attention, yaitu memilih atau memberikan perhatian
terhadap rangsangan tertentu saja.
Kata kerja yang relevan untuk aspek ini dapat berupa : bertanya, memilih,
menyeleksi, menggunakan, melakukan.
2. Merespons (Responding)
Merespons adalah reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulus yang
datang dari luar.
- Contoh indicator merespons ialah : partisipasi dalam diskusi, menanyakan
konsep, prinsip yang penting, memahami dan menaati aturan.
Kata kerja yang dapat digunnakan unntuk rumusan tujuan pada aspek ini yaitu :
Menjawab, mengapresiasi, menulis, membantu, menujukkan, memainkan.
3. Menilai (Valuing)
Kemampuan menilai berkenaan dengan menilai atau kepercayaan terhadap
gejala atau stimulus yang diterima oleh peserta didik. Pada tingkat ini siswa
mengakui bahwa setiap gejala, benda, dan tingkah laku mempunyai nilai.
- Contoh indicator kemampuan menilai antara lain : mendemonstrasikan
kepercayaan pada proses demokrasi, menghargai perbedaan individu dan
budaya, menunjukkan kemampuan mengatasi masalah.
Kata kerja yang dapat dipakai dalam merumuskan tujuan pembelajaran ini
yaitu : mendemonstrasikan, mengenal, mengapresiasi.
4. Mengorganisasi (Organizing)
Kemampuan mengorganisasi yaitu kemampuan mengembangkan nilai-nilai ke
dalam suaty system termasuk hubungan suatu nilai dengan nilai yang lain, serta
penetapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Dalam pembelajaran, siswa
pada tahap ini diharapkan mengenal tanggung jawab, mengorganisasi tugas-
tugas, dan mengembangkan rencana pekerjaan.
- Contooh indicator mengoorganisasi adalah : penerimaan pada standar etika
profesional, merancang cita-cita sesuai dengan kemampuan, minat,
kepervayaannya, dan menghargai waktu.
Kata kerja yang dapat digunakan yaitu : mengatur, mempersiapkan,
memodifikasi, menghubungkan, mendiskusikan, menyeimbangkan.
5. Internalisasi Nilai (Characterzation bye Value)
Internalisasi nilai yaitu keterpaduan semua system nilai yang telah dimiliki oleh
seseorang yang mempengarui pola kepribadian dan tingkah lakunya. Pada tahao
ini anak mampu mengontrol diri, perilakunya yang konsisten dengan nilai-nilai
internal yang dimilikinya.
- Contoh indicator untuk aspek kemampuan menginternalisasi nilai yaitu :
menunjukkan kemandirian bila diberi tugas mandiri, berpatisipasi aktif
mengerjakan tugas kelompok, bersedia menerima pendapat orang lain, serta me
review dan mengubah keputusan/kesimpulan jika ada bukti yang kuat.
- Kata kerja yang dipakai untuk merumuskan tujuna pembelajaran yaitu :
bertindak, mendengar, merevisi, menyelesaikan, dan mepraktikkan.
- Contoh kalimat tujuan yang relevan :
 Siswa dapat bekerja sama dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas
kelompoknya.
 Siswa dapat menyelesaikan pekerjaannya secara mandiri.
C. Hasil Belajar dan Ranah Psikomotrik
Ranah psikomotrik berkenaan dengan hasil belajar yang diekspresikan dalam
bentuk keterampilan menyelesaikan tugas-tugas manual dan Gerakan fisik atau
kemampuan melakukan sesuatu yang dikendalikan oleh kematangan psikologis, bukan
kematangan biologis. Hasil belajar dalam ranah psikomotrik juga mencakup aspek
sosial, sperti keterampilan berkomunikasi dan kemampuan mengoperasikan alat-alat
tertentu.
Menurut Heinich et al. dalam Morisson et al (1994) mengelompokkan keterampilan
dalam ranah psikomotor menjadi 5 kategori yaitu :
1. Imitasi (Mengamati dan meniru perilaku seseorang yang menjadi model)
Contoh kegiatan belajar yang mengembangkan kemampuan imitasi adalah
meniru hasil karya seni, dan mempraktikkan keterampilan sambal mengamati
model.
Kata-kata operasional yang berkaitan dengan kemampuan mengimitasi yaitu :
mengkopi/meniru, mengikuti, mencontoh, mengulangi, mereplikasi, dan
mereproduksi.
- Contoh rumusan tujuan pembelajarannya yaitu :
 Siswa dapat mendemontrasikan keterampilan loncat tali dengan tanpa kesalahan.
 Dengan diberikan contoh, siswa dapat membuat sayatan preparate yang tipis dan
dapat diamati dengan mikroskop.
2. Manipulasi (Manipulating a finer coordination)
Kemampuan untuk melakukan Tindakan/kegiatan tertentu dengan mengingat
atau mengikuti intruksi. Kata kerja operasional yang relevan antara lain :
merakit, membuat, mengkalibrasi, menghubungkan, mengeksekusi.
- Contoh rumusan tujuan pembelajarannya yaitu :
 Siswa dapat memebuat model sel sesuai dengan aslinya.
 Siswa dapat memainkan alat music tradisional Bali.
3. Ketepatan (precision)
Kemampuan untuk melakukan sesuatu keterampilan dengan tingkat kebenaran
yang tinggi.
- Contoh : melakukan keterampilan atau tugas tanpa bantuan orang lain,
mendemonstrasikan tugas kepada orang lain yang masih belum mampu.
- Contoh rumusan tujuan pembelajaran pada tngkat ketepatan adalah:
 Siswa mampu mendemontrasikan keterampilan mendengar aktif.
 Siswa mampu mendeskrisipkan perasaan mengani sesuatu masalah.
4. Artikulasi (Articulation)
Artikulasi dimaknai sebagai kemampuan untuk mengoordinasi dan
mengadaptasi rangkaian kegiatan utnuk mencapai harmonisasi dan konsistensi
internal.
- Contoh rumusan tujuan pembelajaran pada level artikulasi yaitu :
 Siswa mampu menuliskan dan membuat komposisi music.
 Siswa mampu merancang eksperimen untuk menguji hipotesis tertentu.
 Siswa mampu mendesain alat bantu pembelajaran.
5. Naturalisasi (Naturalization)
Pada tingkat naturalisasi seseorang mampu memperhatikan kinerja tingkat tinggi
sampai menjadi alami (natural), dengan tanpa perlu memikirkannya. Kata kerja
operasional yang berasosiasi dengan kemampuan menaturalisasi, antara lain:
mendesain, mengatur, dan mengembangkan. Contoh rumusan tujuan
pembelajaran untuk kategori ini yaitu :
 Siswa mampu mengetik di computer dengan cepat dan akurat.
 Siswa mampu memainkan nada lagu di piano dengan lacar.
 Siswa mampu menyetek tumbuhan dengan benar.

Kesimpulan :
Hasil belajar adalah kompetensi yang dimiliki peserta didik setelah melakukan proses
pembelajaran. Hasil belajar mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotrik. Hasil
belajar ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir yang meliputi
kemampuan mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan
menciptakan. Hasil belajar ranah afektif berhubungan dengan sikap, yang meliputi
penerimaan, penanggapan, penilaian, pengorganisasian, dan penjatidirian. Hasil belajar
psikomotrik beerhubungan dengan keterampilan menyelesaikan tugas-tugas manual dan
Gerakan fisik, meliputi keterampilan imitasi, manipulasi, ketepatan, artikulasi, dan
naturalisasi.

Anda mungkin juga menyukai