HASIL BELAJAR
dan TUJUAN
PEMBELAJARAN
A. PENDAHULUAN
Alasan mendasar mengapa pendidik harus merancang pem-
belajaran dengan baik adalah agar dapat mencapai tujuan pendidikan
yang diinginkan. Proses pendidikan dan pembelajaran adalah segala
bentuk kegiatan manusia yang berkontribusi pada bagaimana mem-
fungsikan komponen-komponen pendukung sistem pendidikan dengan
maksimal. Refleksi dari kebutuhan-kebutuhan sosial masyarakat yang
dirumuskan dalam wujud tujuan pendidikan diekspresikan dalam
bentuk pernyataan-pernyataan tentang pengetahuan, sikap, dan kete-
rampilan yang perlu dimiliki oleh peserta didik. Keseluruhan faktor
tersebut kemudian terintegrasi secara utuh dan berwujud sebagai
kemampuan seseorang yang dikenal sebagai kompetensi.
Kompetensi adalah karakteristik mendasar seseorang yang
berhubungan timbal balik dengan suatu kriteria efektif atau kecakapan
terbaik seseorang dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
terkait dengan pekerjaannya. Hall dan Jones (1976) sebagaimana
dikutip oleh Muslich (2007) menyatakan bahwa kompetensi adalah
pernyataan yang menggambarkan penampilan seseorang terkait dengan
kemampuan tertentu yang dikuasai secara utuh dan merupakan
perpaduan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku yang dapat diukur.
Sedangkan Pusat Kurikulum Depdiknas (2002) mengemukakan bahwa
kompetensi adalah kesatuan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai
Agak sedikit berbeda dengan klasifikasi yang dibuat oleh Robert Gagne,
Benyamin S. Bloom (1964) salah seorang ahli pendidikan yang
pahamnya banyak dipergunakan oleh kalangan pendidik, mengklasifi-
kasikan hasil belajar kedalam tiga ranah atau domain yaitu:
1. Kognitif,
2. Afektif,
3. Psikomotorik.
1. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan ada yang bersifat hafalan dan bersifat faktual.
Pengetahuan hafalan termasuk definisi, pasal dalam peraturan dan
undang-undang. Contoh pengetahuan faktual ialah rumus kimia, rumus
molekul, tanggal, kejadian, nama penemu, dan nama tempat. Aspek
pengetahuan termasuk hasil belajar kognitif yang paling rendah, tetapi
menjadi prasarat bagi pencapaian hasil belajar yang lebih tinggi. Hal ini
berlaku dalam semua bidang ilmu, misalnya kemampuan menghafal
suatu rumus matematika akan menentukan pemahaman dalam
menggunakan rumus tersebut dan kemampuan menghafal kata-kata
akan mempengaruhi kemampuan menyusun kalimat.
Tujuan pembelajaran pada kategori ini, biasanya dirumuskan
dengan menggunakan kata kerja operasional seperti: memilih, men-
definisikan, melengkapi, mengidentifikasi, menyeleksi, menyebutkan,
memberi nama, mendeskripsikan (beberapa kata kerja juga dapat
digunakan untuk merumuskan tujuan pembelajaran pada kategori
lainnya). Beberapa contoh rumusan tujuan pembelajaran terkait
pengetahuan ialah sebagai berikut.
- Siswa dapat mendefinisikan fotosintesis dengan kalimat sendiri
- Jika dihadapkan pada gambar kerangka, siswa dapat menuliskan
nama pada beberapa bagian yang ditentukan.
BAB 4: Hasil Belajar dan Tujuan Pembelajaran 67
Tabel 4.2. Kategori Hasil Belajar Kognitif menurut Bloom.
1. Pengetahuan (Knowledge)
1.1 Pengetahuan tentang sesuatu yang khusus
• Pengetahuan tentang istilah
• Pengetahuan tentang fakta yang khas
2. Pemahaman (Comprehension)
2.1 Terjemahan
2.2 Interpretasi
2.3 Ekstrapolasi
3. Penerapan (Application)
4. Analisis (Analysis)
4.1 Analisis unsur
4.2 Analisis hubungan
4.3 Analisis prinsip pengorganisasian
5. Synthesis
5.1 Menghasilkan pola komunikasi yang unik
5.2 Membuat rencana atau seperangkat operasi
5.3 Menderivasi seperangkat hubungan abstrak
6. Evaluasi (Evaluation)
6.1 Mengevaluasi bukti-bukti internal
6.2 Mengambil keputusan berdasarkan kriteria eksternal
3. Aplikasi (application)
Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan
atau abstraksi yang dimiliki pada situasi konkret atau situasi khusus.
Abstraksi dapat berupa ide, teori, metode, konsep, rumus, hukum,
prinsip, generalisasi, pedoman atau petunjuk teknis. Aplikasi yang
berulangkali dilakukan pada situasi lama akan beralih menjadi
pengetahuan hafalan atau keterampilan. Suatu situasi akan tetap dilihat
sebagai situasi baru bila terjadi proses penyelesaian masalah. Kata kerja
operasional yang digunakan untuk merumuskan tujuan pembelajaran
pada kategori ini antara lain: menerapkan, menghitung, memodifikasi,
melakukan, mendemonstrasikan, menyusun rencana, menunjukkan,
menggunakan. Contoh tujuan pembelajaran pada kategori ini ialah:
- Siswa dapat mendemonstrasikan cara mencari bayangan objek
pada mikroskop dengan berbagai tingkat perbesaran.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah usaha memilah suatu konsep atau struktur men-
jadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarki atau
susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks yang
memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe hasil belajar sebelumnya.
Dengan kemampuan menganalisis siswa akan mempunyai pemahaman
yang komprehensif tentang sesuatu dan dapat memilah atau meme-
cahnya menjadi bagian-bagian yang terpadu baik dalam hal prosesnya,
cara bekerjanya, maupun dalam hal sistematikanya. Bila kecakapan
analisis telah dikuasai siswa maka siswa akan dapat mengaplikasikan-
nya pada situasi baru secara kreatif. Kata kerja yang sesuai untuk
merumuskan tujuan pembelajaran kategori análisis antara lain:
menganalisis, menguraikan, membedakan, mengidentifikasi, meng-
ilustrasikan, membandingkan, membagi, mendebat, membuat diagram,
memilah, menghubungkan, membuat outline. Contoh rumusan tujuan
pembelajaran untuk kategori analisis adalah:
- Siswa mampu mengidentifikasi inkonsistensi iklan di televisi.
- Siswa mampu mengilustrasikan tiap-tiap tahapan proses mitosis.
- Siswa membedakan antara aksioma, ekuivalen, simetri.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah kemampuan menyatukan unsur-unsur atau
bagian-bagian kedalam satu kesatuan yang utuh. Berpikir berdasarkan
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, dan analisis dipandang sebagai
berpikir konvergen, sedangkan kemampuan mensintesis digunakan
sebagai salah satu aspek berpikir divergen. Dalam berpikir divergen
penyelesaian masalah atau jawaban terhadap masalah memang belum
dapat dipastikan. Mensintesis unit-unit yang terpisah berbeda dengan
mengumpulkannya kedalam satu kelompok besar melainkan menya-
tukan unsur-unsur menjadi suatu kesatuan yang utuh dan berarti.
Berpikir sintesis merupakan sarana untuk mengembangkan berpikir
kreatif. Seseorang yang kreatif sering menemukan atau menciptakan
sesuatu. Kreatifitas juga beroperasi dengan cara berpikir divergen.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi merupakan kategori hasil belajar kognitif yang tertinggi.
Evaluasi meliputi kemampuan memberi keputusan tentang nilai sesuatu
yang mungkin dilihat dari tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan,
metode, dan materi. Kemampuan mengevaluasi memerlukan pengeta-
huan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis. Artinya, untuk mampu
mengevaluasi seseorang harus menguasai hasil belajar pada tingkat
lebih rendah. Adapun kata kerja yang relevan untuk kategori ini antara
lain: mendeterminasi, mengasses, mendukung, membandingkan, menyim-
pulkan, merangking, menilai, membandingkan, mengkritik, mengevaluasi.
Contoh rumusan tujuan pembelajaran untuk kemampuan mengevaluasi
ialah:
- Siswa mampu mendetermisi gambar terbaik yang memenuhi
kriteria tertentu.
- Siswa mampu mengambil keputusan berdasarkan alasan-alasan
yang sesuai.
Secara umum, hasil belajar kognitif kategori pengetahuan, pemahaman,
dan penerapan dikategorikan sebagai kemampuan berpikir tingkat
rendah (lower order thinking), sedangkan analisis, sintesis, dan evaluasi
digolongkan sebagai kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order
thinking).
Mengevaluasi
secara kritis
Menjawab
berdasarkan
masalah
pengetahuan
dengan unik
Menyelesai-
dan kreatif Evaluasi
kan masalah
Menyelesaikan
terbuka Sintesis menilai
masalah
Menjelaskan mengvaluasi
sederhana Analisis meencanakan
imformasi mengusulkan merangking
Menyatakan
penting Penerapan membedakan mendesain membandingkan
imformasi menganalisis memformulasikan
merevisi
penting Pemahaman menginterpretasikan membandingkan mengatur
menerapkan mengkalkulasi merakit mengestimasi
menterjemahkan mengunakan menguji mengumpulkan
Pengetahuan mendemonstrasikan mengkritisi mengkonstruksi
mendiskusikan
mempraktikkan membuat diagram mengorganisasikan
mendeskripsikan
mengillustrasikan menghubungkan mempersiapkan
mendefinisikan menjelaskan
mengoperasikan menyeelesaikan
menulis kembali
mengidentifikasi menjadwalkan mengklasifikasikan
membuat daftar
melaporkan membuat sketsa
menyatakan
menyeebutkan menceriterakan
menghubungkan
2. Merespons (Responding)
Merespons adalah reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap
stimulus yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketetapan reaksi,
kedalaman perasaan, kepuasan merespon, dan tanggung jawab dalam
memberikan respon terhadap stimulus dari luar yang datang pada
dirinya. Contoh indikator merespons ialah: partisipasi dalam diskusi,
menanyakan konsep, prinsip yang penting, memahami dan mentaati
aturan. Kata kerja yang dapat digunakan untuk rumusan tujuan pada
aspek ini antara lain: menjawab, mengapresiasi, menulis, membantu,
menunjukkan, memainkan. Contoh kalimat tujuan pembelajaran adalah:
- Siswa mampu mengembangkan perhatian setelah membaca
bacaan ekstra.
- Siswa mampu berpartisipasi secara antusias dalam kegiatan
diskusi.
- Siswa mampu menyeleksi jenis musik berdasarkan langgamnya.
5. Mengorganisasi (organizing)
Kemampuan mengorganisasi yakni kemampuan mengembangkan
nilai-nilai ke dalam suatu sistem termasuk hubungan suatu nilai dengan
nilai yang lain, serta pemantapan dan prioritas nilai yang telah
dimilikinya. Dalam kategori ini siswa mulai mengkonseptualisasi nilai
dan mengaturnya menjadi sistem nilai yang berperan dalam menen-
tukan prioritas dari berbagai nilai yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari. Contoh indikator mengorganisasi ialah: penerimaan pada
standar etika profesional, merancang cita-cita sesuai dengan kemam-
puan, minat, dan kepercayaannya, dan menghargai waktu. Kata kerja
yang dapat digunakan antara lain: mengatur, mempersiapkan, memo-
difikasi, menghubungkan, mendiskusikan, menyeimbangkan. Contoh
rumusan tujuan pembelajaran yang relevan antara lain:
- Siswa mampu memodifikasi perilaku standar untuk mengem-
bangkan perilakunya sendiri.
- Siswa mampu membentuk perilaku (tanggungjawab, jujur) yang
sesuai dengan norma-norma sekolah.
- Siswa memilih nilai yang tepat atau penting untuk dirinya.
F. RANGKUMAN
Menurut Robert Gagne, ada lima kategori kapabilitas manusia
yaitu 1) keterampilan intelektual (intelektual skill); 2) strategi kognitif
(cognitive strategy); 3) informasi verbal (verbal information); 4)
keterampilan motorik (motor skill); dan 5) sikap (attitude). Sedangkan
Benyamin S. Bloom (1964) adalah salah seorang ahli pendidikan yang
pahamnya banyak dipergunakan oleh kalangan pendidik secara luas.
Bloom mengelompokkan hasil belaja kedalam tiga ranah atau domain
yaitu: (1) kognitif, (2) afektif, dan (3) psikomotorik. Klasifikasi hasil
belajar menurut Bloom secara luas masih menjadi acuan utama para
pendidik dalam mengembangkan pembelajaran. Adapun tujuan
pembelajaran dan alat evaluasi hasil belajar pada semua jenjang
pendidikan selalu berorientasi pada pencapaian komponen-komponen
hasil belajar kognitif yakni pengetahuan, pemahaman, penerapan,
analisis, síntesis dan evaluasi. Selain itu, aspek afektif dan psikomotorik
yang berkembang pada diri siswa sebagai dampak dari proses
pembelajaran harus selalu diperhatikan oleh setiap pendidik atau guru
dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran pada tiap-tiap
bidang kajian.