Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ETIKA BISNIS DAN PROFESI

GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)


Dosen : Julkifli, S.E., M.Ak., Ak., CA.

Alia Adelia
202141001
Fifi Ayudia
202141003

AKUNTANSI KEUANGAN PUBLIK


POLITEKNIK LP3I MAKASSAR
2022
DAFTAR ISI

BAB I 3

PENDAHULUAN 3

A. Latar Belakang 3

B. Rumusan Masalah 6

BAB II 6

PEMBAHASAN 6

A. Sejarah Good Corporate Governance (GCG) 6

B. Pengertian Good Corporate Governance (GCG) 8

C. Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (GCG) 10

BAB III 13

PENUTUP 13

DAFTAR PUSTAKA 14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sulit disangkat selama sepuluh tahun terakhir ini, istilah good corporate governance (GCG)
kian populer. Tidak hanya populer, istilah tersebut juga ditempatkan diposisi baik. Pertama,
GCG merupakan salah satu kunci sukses perusahaan untuk tumbuh dan menguntungkan
dalam jangka panjang, sekaligus memenangkan persaingan bisnis global. Kedua, krisis
ekonomi dikawasan asia dam amerika latin yang dijakini muncul karena kegagalan
penerapan GCG (Daniri,2005).

Pada tahun 1999, kita melihat negara-negara diasia timur yang sama-sama terkena krisis
mulai mengalami pemulihan, kecuali Indonesia. Harus dipahami bahwa kompetisi global
bukan kompetisi antar negara, melainkan antar porporat dinegara-negara tersebut. Jadi,
menang atau kalah, menang atau terpuruk, pulih atau terpuruknya perekonomian satu
negara bergantung pada porporat masing-masing (Moeljono,2005

Kelangsungan perusahaan sangat bergantung dengan hubungan stakeholders yang


umumnya memiliki kebutuhan satu sama lain. Good corporate Governance adalah teknik
pengolahan perusahaan untuk menyeimbangkan ragam kebutuhan pemanhgku kepentingan
tersebut.

Dilihat dari pengalaman Amerika Serikat ysng harus melakukan restrukturisasi corporate
governance sebagai akibat market crash pada tahun 1929. Corporate governance yang
buruk disinyalir sebagai salah satu sebab terjadinya krisis ekonomi politik Indonesia yang
dimulai tahun 1997 yang efeknya masih terasa hingga saat ini. Krisis keuangan yang terjadi
di Amerika saat ini juga ditengarai karena tidak diterapkannya prinsip-prinsip GCG,
beberapa kasus skadal keuangan seperti Enro Corp., Wordcom, Xerox dan lainnya
melibatkan top eksekutif perusahaan tersebut menggambarkan tidak diterapkannya prinsip-
prinsip GCG.
Kebutuhan good corporate governance timbul berkaitan dengan principal-agency theory,
yaitu untuk menghindari konflik antara principal dan agentnya. Konflik muncul karena
perbedaan kepentingan tersebut haruslah dikelola sehingga tidak menimbulkan kerugian
pada pihak. Korporasi yang dibentuk dan merupakan suatu entitas tersendiri yang terpisah
merupakan subjek hukum, sehingga keberadaan korporasi dan para pihak yang
berkepentingan (stakeholders) tersebut haruslah dilindungi melalui penerapan GCG. Selain
pendekatan model agency theory dan stakeholders theory tersebut, kajian permasalahan
GCG menurut para akademisi dan praktisi juga berdasarkan Stewardship Theory,
Management Theory, dan lainnya.

Surat Keputusan Mentri BUMN No. Kep-17/M-MBU/2002 tanggal 1 Agustus 2002


tentang penerapan praktek Good Corporate Governance pada BUMN, dan telah
disempurnakan dengan Peraturan Mentri Negara BUMN Nomor; Per-01/MBU/2021
tantang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada
Badan Usaha Milik Negara menekankan kewajiban bagi BUMN untuk menerapkan GCG
secara konsisten dan menjadikan prinsip-prinsip GCG sebagai landasan operasionalnya,
yang pada dasaranya bertujuan untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas
perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap
memperhatikan kepentingan skateholders lainnya, dan berlandaskan peraturan perundang-
undangan dan nilai-nilai etika.

Secara umum, istilah Good corporate Governance merupakan sistem pengendalian dan
pengaturan perusahaan yang dapat dilihat dari mekanisme hubungan antara berbagai pihak
yang mengurus perusahaan (hard definition), maupun ditinjau dari “nilai-nilai” yang
terkandung dari mekanisme pengelolaan itu sendiri (soft definition),

Sebagai bagian dari peningkatan governance di lingkungan pemerintah indonesia serta


dorongan dari beberapa lembaga internasional seperti International Monetary Fund
(IMF), Bank dunia , Asian Development Bank (ABD), Overseas Economic Coordination
Fund (OECF), BPKP ikut mengerahkan sumber daya untuk mendorong penerapan good
corporate governance di lingkungan atau BUMN/D.Dilingkungan BUMN, upaya ini juga
dilakukan dalam rangka merespon surat Mentri Keuangan No.359/MK.05/2001 tanggal 21
juni 2001 seperti disebutkan diatas.
Selanjutnya, dengan dialihkannya kedudukan, Tugas dan kewenangan Mentri Keuangan
kepada Mentri BUMN tersebut, saat ini sedang dilakukan tindak lanjut kerjasama dengan
kantor kementrian BUMN.

Demikian pula halnya dengan Good Corporate Governance dibidang Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD), BPKP telah melakukan interaksi dengan Mentri dalan Negeri dam
otonomi daerah (Otda) cq.Dirjen Otda. Upaya yang dilakukan oleh Tim GCG BPKP brupa
menyusun kajian dan bahan untuk sosialisasi GCG di BUMN/D. Strategi yang dilakukan
adalah melaksanakan kerja sama dengan kantor kementrian BUMN untuk melakukan
sosialisasi, Lokakarya dan Asisten Implementasi GCG.

Dalam rangka mengukur tingkat penerapan GCG pada BUMN pertama kalinya, Mentri
BUMN meminta bantuan BPKP untuk melakukan pengukuran dan kajian penerapan GCG
(Assesment) pada 16 BUMN, pengujian dan pengukuran GCG di 16 BUMN yang telah
dilakukan oleh BPKP merupakan momentum yang sangat strategis dalam mengukur dab
menguji penerapan GCG pada BUMN dan mendorong penerapannya. Setelah pengujian 16
BUMN tersebut pengukuran dan pengujian penerapan GCG berlanjut pada BUMN-BUMN
lainnya, seperti BUMN sektor jasa keuangan, jasa konstruksi, perdagangan, sektor
perkebunan, perhubungan dan lain-lain.

B. Rumusan Masalah

Melihat semua hal yang telah diuraikan sebelumnya, maka kami menarik beberapa masalah
dengar berdasarkan kepada :

1. Bagaimana sejarah dari Good Corporate Governance (GCG) ?

2. Apa pengertian dari Good corporance Governance (GCG) ?

3. Apasaja yang menjadi prinsip dari Good Corporate Governance (GCG) ?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Good Corporate Governance (GCG)

Sejarah Good Corporate Governance mengikuti perkembangan manajemen. Konsep


Corporate Governance yang komprehensif mulai berkembang setelah kejadian The New
York Stock Exchange Crash pada tanggal 19 Oktober 1987 dimana cukup banyak
perusahaan multinasional tang tercatat di bursa efek New York mengalami kerugian
finansial yang cukup besar. Dikala itu, untuk mengantisipati permasalhan intern
perusahaan, banyak para eksekutif melakukan rekayasa keuangan yang intinya adalah
bagaimana menyembunyikan kerugian perusahaan atau memperindah penampilan kinerja
manajemen dan laporan keuangan.

Untuk menjamin dan mengamankan hak-hak para pemegang saham, muncul konsep
pemberdayaan komisaris sebagai salah satu wacana penegakan Good Corporate
Governance (GCG) komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak
memiliki hubungan dengan direksi, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham
pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat
mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata
demi kepentingan perusahaan .

Lazimnya pada situasi kondisi bisnis yang kondusif, penyimpangan kelakuan baik oleh
oknum maupun secara koleksif dalam perusahaan sangat kabur, namun pada saat kesulitan,
maka mulailah terbuka segala macam sumber-sumber penyimpangan (irregularities) dan
penyebab kerugian dan kejatuhan perusahaan, mulai dari kelakuan profiteering,
commercial crime, hingga economic crime. Dengan kesadaran tinggi untuk meningkatkan
daya saing bangsa oleh segenap negarawan, cendikiawan, dan usahawan, maka dimulailah
gerakn untuk meningkatkan praktik-praktik yang baik dalm dalam perusahaan.
Diindonesia, konsep GCG mulai dikenal sejak krisis ekonomi tahun 1997 krisis yang
berkepanjangan yang dinilai karena tidak dikelolanya perusahaan-perusahaan secara
bertanggung jawab, serta mengabaikan regulasi dan syarat dengan praktek
(korupsi,kolusi,nepotisme) KKN (budiati,2012). bermula dari usulan penyempurnaan
peraturan pencatatan pada bursa efek jakarta (sekarang bursa efek indonesia /BEI) yang
mengatur mengenai peraturan bagi emiten yang tercatat di BEI yang mewajibkan untuk
mengangkat komisaris independen dan membentuk komite audit pada tahun 1998, GCG
mulai dikenalkan pada seluruh perusahaan publik di Indonesia.

Setelah itu pemerintah indonesia menandatangani nota kesepakatan (Letter of intent)


dengan international monetary fund (IMF) yang mendorong terciptanya iklim yang lebih
kondusif bagi penerapan GCG. Pemerintah indonesia mendirikan lembaga khusus, yaitu
Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG) yang memiliki tugas pokok
dalam merumuskan dan menyusun rekomendasi kebijakan nasional mengenai GCG, serta
memprakarsai dan memantau perbaikan dibidang Corporate governance di Indonesia.

Sejauh ini penegakan aturan untuk penerapan Good Corporate Governance (GCG) belum
ada sanksi bagi perusahaan yang belum menerapkan maupun yang sudah menerapkan
tetapi tidak sesuai stantar pelaksanaan GCG. Namun pelakasanaan penerapan GCG
memberi nilai tambah bagi perusahaan. Perusahaan yang melakukan peningkatan pada
kualitas GCG menunjukkan peningkatan penilaian pasar, sedangkan perusahaan yang
mengalami penurunan GCG, cenderung menunjukkan penurunan pada penilaian pasar
(Cheung,2001).

B. Pengertian Good Corporate Governance (GCG)

Hubungan sehat antara perusahaan dan stakeholders adalah salah satu tanggung jawab yang
harus selalu dijaga dengan baik oleh pebisnis. Mengatasi hal tersebut, ada sebuah konsep
bisnis yang dinamakan Good Corporate Governance (GCG).

Konsep GCG adalah cara pebisnis untuk mengontrol dengan baik kebutuhan yang datang
dari jenis stakeholders yang beragam.
Good Corporate Governance atau sering disingkat GCG adalah suatu praktik pengolaan
perusahaan secara amanah dan prudensial dengan mempertimbangkan keseimbangan
pemenuhan kepentingan seluruh Stakeholers. Dengan implementasi GCG / penerapan
GCG, maka pengolaan sumber daya perusahaan diharapkan menjadi efisien, efektif,
ekonomis dan produktif dengan selalu berorientasi pada tujuan perusahaan dan
memperhatikan Stakeholders apporoach.

Kelangsungan perusahaan sangat bergantung pada hubungan stakeholders yang umumnya


memiliki kebutuhan satu sama lain. Good Corporate Governance adalah teknik pengelolaan
perusahaan untuk menyeimbangkan ragam kebutuhan pemangku kepentingan tersebut.

Perosesnya biasa diwarnai oleh penyelesaian konflik dari keberagaman stakeholders dan
pemberian kepastian bahwa implementsi prosedur yang benar selalu dilakukan perusahaan.
Bisa dikatakan GCG adalah cara perusahaan memberikan transparansi kepada pihak
pemangku kepentingan.

Tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance adalah prinsip-prinsip
yang mendasari suatu proses dan mekanisme pengelolaan untuk meningkatkan
keberhasilan usaha dan akuntabilitas guna mewujudkan nilai perusahaan dalam jangka
panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan skateholders perusahaan berlandaskan
peraturan perundang-undangan dan nilai etika usaha.

Berikut beberapa pengertian Good Corporate Governance menurut beberapa para ahli
khususnya dibidang ekonomi bisnis, antara lain sebagai berikut :

1. Cadbury Committee Of United Kingdom (1992)

GCG adalah sebuah sistem yang menjadi pengatur hubungan antara pihak yang memiliki
hak dan kewajiban atas perusahaan dan perusahaan itu sendiri, seperangkat peraturan
yang mengatur hubungan antara pemegang saham,prengurus (pengelola) perusahaan,
pihak kreditur, pemerintah, kariawan, serta para pemegang kepentingan internal dan
eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan
kata lain suatu sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan.
2. Agoes (20011)

Mendefinisikan tata kelola perusahaan sebagai sistem tata kelola yang bersifat transparan
dan mengatur peran direksi, pemegang saham, dan jenis stakeholders lainnya. Proses
tersebut dilakukan atas tindakan pencapaian tujuan perusahaan.

3. Stijn Claessens

Membagi pengertian pengelolaan perusahaan menjadi dua kategori yaitu serangkaian


pola tindak perusahaan yang punya tolak ukur dan tata kelola perusahaan sebagai
ketentuan hukum (Regulasi dan norma) yang mempengaruhi perilaku perusahaan.

4. Muh. Effendi (2009)

Dalam bukunya the power of Good Corporate Governance, pengertian GCG adalah
suatu sistem pengendalian internal perusahaan yang memiliki tujuan utama mengelola
risiko yang signifikan guna memenuhi tujuan bisnisnya melalui pengamanan aset
perusahaan dan meningkatkan nilai investasi pemegang saham dalam jangka panjang .

5. Soekrisno Agoes (2006)

Tata kelola yang baik adalah:sistem yang mengatur hubungan peran dewan
komisaris ,peran direksi,pemegang saham,dan pemangku kepentingan lainnya .disebut
juga sebagai suatu proses yang transparan atas tujuan perusahaan,pencapaiannya dan
penilaian kinerjanya. Wahyudi Prakarsa (dalam Sukrisno Agoes ,2006) menjelaskan tata
kelola perusahaan yang baik adalah “Mekanisme administratif yang mengatur hubungan-
hubungan antara menajemen perusahaan,komisaris, direksi, pemegang saham,dan
kelompok-kelompok kepentingan yang lain . dimana hubungan ini manitesfasikan dalam
bentuk aturan permainan dan sistem insentif sebagai kerangka kerja yang di perlukan
untuk mencapai tujuan perusahaan, cara pencapaian tujuan serta pemantauan kinerja
yang dihasilkan”.

Dari pendapat pakar diatas dapat di katakan bahwa good corporate governance (GCG) adalah
seperangkat peraturan yang mengatur, mengelola dan mengawasihubungan antara pengelola
perusahaan dengan stakeholders di suatu perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Perusahaan yang melakukan peningkatan pada kualitas GCG menunjukkan peningkatan
penilaian pasar, sedangkan perusahaan yang mengalami penurunan kualitas GCG, cenderung
menunjukkan prnurunan pada penilaian pasar (Cheung,2011).

Perkembangan usaha dewasa ini telah sampai pada tahap persaingan global dan terbuka
dengan dinamika perubahan yang demikian cepat. Dalam situasi kompetisi global seperti
ini, GCG merupakan suatu keharusan dalam rangka membangun kondisi perusahaan yang
tangguh dan sustainble.

C. Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (GCG)

Setiap perusahaan yang menerapkan praktik Good Corporate Governance harus


berpedoman pada prinsip dasarnya, yaitu sebagai berikut :

a. Transparansi

Transparansi adalah keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan


dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan secara akurat
dan tepat waktu. Hal-hal yang harus di perhatikan dalam melaksanakan prinsip transparansi
adalah pengungkapan informasi oleh perusahaan dilakukan dengan:

1. Mematuhi Anggaran Dasar, peraturan perundang-undangan yang berlaku, peraturan


perusahaan dan prinsip-prinsip GCG.

2. Menyediakan informasi baik informasi wajib, sukarela tetapi menjadi nilai tambah
bagi perusahaan dan tidak mengurangi kewajiban perusahaan untuk memenuhi ketentuan
kerahasiaan kepada pemegang saham dan stakeholders secara akurat dan tepat waktu,serta
mudah di akses sesuai dengan batasan yang di tetapkan perusahaan.

Perusahaan berkewajiban untuk menyediakan informasi yang relevan serta mudah diakses
dan dipahami oleh stakeholders, termasuk didalamnya adalah hal-hal penting untuk
mengambil keputusan oleh para pemegang saham,kreditur, dan pemangku kepentingan
lainnya.
b. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi,pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ


perseroan maupun pegawai sehingga pengelolaan perusahaan dapat dapat di laksanakan
secara efektif. Pada prinsipini, SUCOFINDO mengenal 3(tiga) jenis tingkatan akuntabilitas
dalam setiap aktivitas Perseroan,yang meliputi :

1. Akuntabilitas Individual

2. Akuntabilitas Unit kerja/ Tim

3. Akuntabilitas Korporasi

Perusahaan harus bisa mempertanggungjawabkan kinarja secara transparan dan wajar.


Perusahaan dikelola untuk diarahkan pada pencapaian tujuan organisasi dengan tetap
mempertimbangkan kepentingan pemegang saham dan stakeholders lainnya.

c. Pertanggungjawaban

Pertanggungjawaban adalah kesesuaian pengelolaan perusahaan terhadap peraturan


perundang-undangan yang berlaku termasuk peraturan dan kebijakan perusahaan, dan
prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Pertanggungjawaban juga diikuti dengan komitmen
untuk menjalankan aktivitas bisnis sesuai dengan standar etika (kode etik).

Perusahaan yang menerapkan prinsip ini harus mematuhi peraturan perundang-undangan


dan juga menjalankan tanggung jawab masyarakat serta lingkungan untuk mendukung
usaha jangka panjang dan penilaian baik dimata masyarakat.

d. Kemandirian

Kemandirian adalah suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa
benturan kepentingan dan atau pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai
dengan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip korporasi yang sehat.

Perusahaan harus dikelola secara independen sehingga tidak ada organ perusahaan yang
mendominasi. Hal ini juga untuk menghindari adanya intervensi dari pihak lain.
e. Kewajaran dan kesetaraan

Kewajaran adalah keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang
timbul berdasarkan perjanjian perundang-undangan,kebijakan perusahaan, peraturan-
peraturan perusahaan, dan ketentuan lainnya serta prinsip-prisip korporasi yang sehat.

Perusahaan harus mempertimbangkan kepentingan pemegang saham dan stakeholders lain


pada saat melaksanakan kegiatannya.

Adapun pedoman pokoknya adalah sebagai berikut ;

1. Pemberian kesempatan kepada stakeholders untuk memberikan masukan dan


menyampaikan pendapat serta membuka akses informasi secara transparan.

2. Perlakuan yang setara dan wajar sesuai dengan manfaat dan kontribusi yang diberikan
perusahaan.

3. Pemberian kesempatan yang sama dalam penerimaan karyawan, dalam melaksanakan


tugasnya secara profesional tanpa membedakan SARA, gender, dan kondisi fisik.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Diindonesia, konsep GCG mulai dikenal sejak krisis ekonomi tahun 1997 krisis yang
berkepanjangan yang dinilai karena tidak dikelolanya perusahaan-perusahaan secara
bertanggung jawab, serta mengabaikan regulasi dan syarat dengan praktek
(korupsi,kolusi,nepotisme) KKN .

Good Corporate Governance atau sering disingkat GCG adalah suatu praktik pengolaan
perusahaan secara amanah dan prudensial dengan mempertimbangkan keseimbangan
pemenuhan kepentingan seluruh Stakeholers. Dengan implementasi GCG / penerapan
GCG, maka pengolaan sumber daya perusahaan diharapkan menjadi efisien, efektif,
ekonomis dan produktif dengan selalu berorientasi pada tujuan perusahaan dan
memperhatikan Stakeholders apporoach.

Setiap perusahaan yang menerapkan praktik Good Corporate Governance harus


berpedoman pada prinsip dasarnya, yaitu sebagai berikut :

1. Transparan

2. Akuntabilitas

3. Pertanggungjawaban

4. Kemandirian

5. Kewajaran dan kesetaraan


DAFTAR PUSTAKA

https://www.bpkp.go.id/dan/konten/299/Good-Corporate.bpkp

https://www.psychologymania.com/2013/08/sejarah-good-corporate-governance.html?
m=1#:~:text=Di%20Indonesia%2C%20konsep%20Good%20Corporate,KKN%20(Budiati%2C%202012)

https://proxsisgroup.com/grc/good-corporate-governance-gcg-dan-penerapannya-di-indonesia-
part/

https://accounting.binus.ac.id/2017/06/20/good-corporate-governance-gcg/

https://pratamaindomitra.co.id/apa-itu-gcg-good-corporate-governance.html

https://www.info.populix.co/post/good-corporate-governance

http://www.pusri.id/ina/pedoman-tata-kelola-perusahaan-pengertian-amp-tujuan/

https://accounting.binus.ac.id/2017/06/20/good-corporate-governance-gcg/

https://www.sucofindo.co.id/id/prinsip-gcg-dan-tata-kelola-perusahaan

https://www.kitalulus.com/bisnis/good-corporate-governance

Anda mungkin juga menyukai