Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : Sukardi Retob

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 041443938

Kode/Nama Mata Kuliah : ESPA4527/Ekonomi Perkotaan & Tranportasi

Kode/Nama UPBJJ : 89/Ternate

Masa Ujian : 2020/21.2 (2022.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
JAWABAN

NOMOR 1

Karakteristik Aglomerasi Murni Kompleks Industri Jaringan Sosial

Ukuran Terdapat beberapa


Atomistic (kecil) Berbagai ukuran
perusahaan perusahaan besar

Kepercayaan
Tidak teridentifikasi Loyalitas
Karakteristik Dapat diidentifikasi Lobbying
Hubungan Terpecah Stabil
Joint-Venture
Tidak stabil
Non oportunis

Semi-terbuka
Terbuka Tertutup
Pengalaman &
Sistem sewa Investasi internal
Akses keanggotaan Sejarah
Lokasi Lokasi
Lokasi tidak cukup

Kenaikan harga Kapitalisasi harga


Dampak spasial Tidak berefek
tanah tanah
Lokasi spasial Urban Lokal non-urban Lokal non-urban
Pabrik kimia atau Area industri baru,
Contoh klaster Perkotaan
baja Sillicon Valley

Pendekatan Teori produksi lokal Teori Jaringan


Aglomerasi murni Teori input-output
Analitis Sosial (Granovetter)

NOMOR 2

MENJELASKAN FAKTOR AMENITAS PADA KAWASAN PERKOTAAN ATAU


METROPOLITAN DI INDONESIA?
NOMOR 3

Von Thunen adalah seorang tuan tanah dari daerah Mecklenburg, Jerman.
Model Von Thunen awalnya digunakan untuk pemodelan pertanian pada suatu
daerah. Dalam membuat modelnya, Von Thunen memiliki beberapa asumsi
awal yaitu:

1. Kota terletak pada lokasi sentral dalam wilayah yang terisolasi


2. Wilayah tersebut dikelilingi oleh hutan belantara
3. Topografi lokasi datar, tanpa adanya gunung atau sungai
4. Iklim dan kualitas tanah yang sama dalam satu wilayah
5. Petani/peternak memindahkan barang tani mereka sendiri ke kota tanpa
adanya jalan
6. Petani bersifat rasional untuk memaksimalkan keuntungan

Dalam menghitung lokasi penggunaan lahan tani dan juga kemampuan


sewanya, Von Thunen menggunakan rumus:

R adalah sewa yang mampu dibayarkan

Y adalah produksi per unit lahan pertanian

p adalah harga pasar produk tersebut

c adalah biaya produksi produk tersebut

F adalah biaya transportasi per unit produk per satuan jarak

m adalah jarak dari lokasi pertanian menuju pasar


Ilustrasi Model
Von Thunen
Teorema Land Rent Von Thunen bergantung pada produktivitas dari produk
tersebut berbanding dengan harga pasar. Semakin rendah biaya produksi
dibandingkan dengan harga pasar, maka petani akan dapat membayar sewa
lebih banyak. Hal ini dilambangkan dengan garis produk yang terletak semakin
tinggi di sumbu Y, sedangkan jika harga selisih antara biaya produksi dengan
harga pasar rendah, maka garis produk akan berada lebih rendah pada sumbu
Y.

Jika biaya transportasi untuk suatu produk berkurang, maka grafik akan
cenderung melandai kearah kanan. Hal ini menunjukkan bahwa profit atau
rent yang sanggup dibayarkan oleh petani meluruh lebih lambat.

Produk yang memiliki volume yang besar dan berat serta produk
yang perishable umumnya memiliki grafik yang terjal. Hal ini dikarenakan
dengan semakin jauhnya jarak, mereka semakin kehilangan nilai, bisa jadi
karena produk tersebut berkurang utilitasnya seperti susu basi atau sayuran
tidak segar, atau bisa juga karena biaya transportasi yang diperlukan untuk
mengangkutnya melebihi harga pasar produk tersebut.

NOMOR 4
Rumah merupakan salah satu kebutuhan primer yang harus dipenuhi, apalahi bagi seseorang yang
sudah berkeluarga. Namun, harga rumah terus meningkat setiap tahun. Hal ini membuat generasi
muda menjadi kesulitan untuk bisa membeli rumah impian mereka. Untuk itu, pemerintah pun
menyediakan beragam program pembiayaan rumah yang ditujukan kepada masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR). Bantuan dari pemerintah inilah yang nantinya disebut dengan rumah
bersubsidi. Untuk Tahun Anggaran 2021, pemerintah telah menyediakan empat program bantuan
pembiayaan rumah. Keempatnya yakni Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang juga
diberikan Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM), Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan
(BP2BT) dan Tabungan Perumahan Rakyat.

Contoh : Pemkot Surabaya Segera Bangun 2 Rusunawa Untuk MBR, Biaya Sewa Hanya Rp100
Ribu Per Bulan

NOMOR 5

Tindakan kriminal sekarang telah merajalela di kalangan masyarakat Indonesia, terutama di kota
besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan. Banyak sekarang kita temui kasus tersebut dan
menjadi hal yang sudah biasa. Inilah yang menjadi perhatian besar bagi seorang ahli sosiologi
untuk studi kasus dalam masalah tersebut. Mereka dituntut untuk menyelesaikan itu dan
mengurangi dampaknya agar tidak mengarah kepada dampak yang lebih besar lagi.

Jika kita lihat sekarang Kota Jakarta. Apa yang biasa kita dengar dari kota itu? Pastinya sebagai
salah satu kota dengan tingkat kriminalitas yang tinggi di dunia. Ini merupakan suatu hal yang
membuat sebuah kota tersebut rawan akan halnya tindakan perampokan, pembunuhan, maupun
pencopetan. Dengan tingkat kriminalitas yang tinggi ini, membuktikan bahwa proses sosialisasi
di kota tersebut rendah dan menjadi suatu masalah yang dapat diperhitungkan.

Kalau kita tengok, sebuah maksud itu pasti punya tujuan. Lalu apa tujuan tindakan kriminalitas
itu? Jawabanya adalah faktor ekonomi. Yah, itu adalah hal dasar seseorang melakukan tindakan
kriminalitas tersebut. Di zaman sekarang ini, uang adalah segalanya. Semua orang berlomba-
lomba untuk mencari uang itu, baik dengan cara yang benar ataupun tidak. Hingga ada suatu
pepatah mengatakan “Money is Everythings”.

Dengan kata lain, tindakan kriminalitas tersebut ditujukan untuk mencari uang sebanyak-
banyaknya dalam hal memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini terjadi dikarenakan banyak
kebutuhan manusia sekarang ini yang tak terbatas dengan porsi kemampuan yang telah ia punya.
Inilah yang menjadi faktor utama seorang itu melakukan tindakan tersebut. Mereka sekarang ini
sudah tidak memikirkan lagi baik atau buruk suatu perbuatan itu. Yang mereka cari hanyalah
uang, uang, dan uang.

Jika begitu, mereka mengapa tidak bekerja saja untuk mencari uang sendiri dengan cara yang
benar? Kita tahu bahwa di kota besar banyak penduduk yang menyebabkan kepadatan populasi.
Ini membuat suatu lapangan pekerjaan di kota itu terbatas dan tidak seimbang dengan keadaan
populasi manusia saat itu. inilah yang menjadi pokok permasalahan besar di kota-kota besar,
terutama Indonesia.

Selain itu, sosialisasi yang buruk juga menyebabkan mereka terdidik melakukan hal tersebut.
Sebagai contoh anak seorang pencopet akan mencontoh perbuatan orang tuanya yang biasanya
melakukan tindakan penyimpangan itu. Mereka tersugesti untuk mencontoh tindakan orang tua
mereka dikarenakan dia menyimpulkan hal itu adalah hal yang baik. Karena, orang tua biasanya
memberi contoh yang baik dan harus ditaati oleh mereka. Inilah hal yang menjadikan sosialisasi
yang buruk di kalangan masyarakat, terutama menengah kebawah.

Lalu separah apa dampak kriminalitas itu sebenarnya? Kriminalitas itu jika dibiarkan akan
menjadi sebuah penyakit sosial yang mengarah kepada mundurnya suatu pembangunan.
Pembangunan yang dimaksud ini adalah pembangunan kepribadian dan pembangunan hubungan
masyarakat. Karenanya aktivitas pembangunan akan terhambat dengan adanya kriminalitas dan
akan memunculkan masalah baru, seperti tindakan anarkis, bentrok, dll.

Penyakit ini harus segera kita tuntaskan sejak dini. Kita bisa memulainya dengan cara yang
sederhana seperti hidup jujur dan hemat. Karena dua unsur ini berhubungan erat dengan
kriminalitas. Ketika kita sederhana dan tidak bermegah-megahan, maka kebutuhan kita merasa
cukup dan tidak perlu lagi mencari uang dengan cara yang tidak benar seperti diatas tadi. Intinya,
kita harus hemat dalam mengelola uang dan sabar dalam menghadapi kondisi hidup ini. Kita bisa
menggunakan cara yang benar dengan bekerja, tidak perlu melakukan tindakan kriminal seperti
perampasan hak orang lain itu.

Sosialisasi harus diperlukan dan ditingkatkan disini. Pemerintah dan juga masyarakat harus
seimbang serta bersama-sama dalam mematuhi peraturan yang telah dibuat. Selain itu, peran
pemerintah adalah menyadarkan kepada masyarakat luas bahwa tindakan kriminal adalah
perbuatan yang tidak sesuai dengan nilai dan norma. Negara kita adalah negara yang berbudaya
dan beradab. Sekiranya kita harus selalu menjunjung tinggi suatu peraturan itu agar dapat
mencapai suatu kestabilan dan keselarasan sosial.

Anda mungkin juga menyukai