Anda di halaman 1dari 17

Jawoto Sih Setyono

jawoto@pwk.undip.ac.id
kegiatan tersier dalam sistem ekonomi
masukan proses keluaran
modal pertanian ikan
tenaga kerja perikanan kayu
primer SDA kehutanan ternak
teknologi pertambangan mineral
modal
tenaga kerja barang jadi
sekunder pengolahan
SDA barang ½ jadi
teknologi
modal pemasaran
tersier tenaga kerja penyediaan jasa barang dan jasa
barang hiburan

modal makelaran modal investasi


kuarter tenaga kerja pengolahan dan penyebaran kredit
informasi informasi koordinasi kegiatan
mengapa kegiatan tersier-jasa

 selalu memberikan kontribusi terhadap perekonomian, tidak peduli


seperti apa struktur perekonomian yang ada
 mencerminkan kehidupan pokok manusia
 berkaitan dengan baik konsumsi maupun produksi
 contoh:
 kawasan Tembalang, dengan 10.000 mahasiswa
 berapa uang yang beredar hanya untuk belanja sabun setiap bulan? dengan
asumsi 1 bulan 1 sabun per mhs @ Rp 2.500, maka nilai transaksi sudah 10.000 x
Rp 2.500 = Rp 25.000.000,- per bulan atau sama dengan Rp 300.000.000 per
tahun
 bagaimana dengan kebutuhan lain? makan? cuci?
contoh konteks kegiatan jasa: retail

geografi produksi dan konsumsi


SISTEM DISTRIBUSI fasilitas transportasi
kredit/fasilitas keuangan
media
organisasi perusahaan

jenis/tipe usaha karakteristik


ukuran toko
FASILITAS KONSUMEN perilaku
pengelompokan toko ECERAN lokasi
lokasi

SISTEM sistem hukum


struktur pajak
SOSIAL larangan, subsidi
nilai, moral
zoning
sistem distribusi kegiatan tersier/jasa
PRODUSEN DISTRIBUTOR KONSUMEN

LUAR NEGERI IMPORTIR

RANTAI
ECERAN

PABRIK/ PEDAGANG
MANUFAKTUR GROSIR
PENGECER
INDEPENDEN

KOPERASI

PETANI
masalah lokasi retail
 wilayah seperti apa pasar retail yang  di mana melokasikan setiap outlet
ada (atau outlet mana yang harus
 ini terkait dengan seleksi pasar ditutup)
 pada skala internasional, ini adalah  pada wilayah pasar yang mana → areal
corporate strategy analysis
 pada skala nasional-regional, ini berkaitan  pada tapak yang mana → site evaluation
dengan masalah kesempatan dan logistik
 bagaimana campuran produk yang
 berapa banyak outlet yang diperlukan optimal di setiap outlet
untuk melayani pasar yang diinginkan  berkaitan dengan functional strategy →
 ekonomi skala vs perbedaan jarak strategi pemasaran
 cannibalization vs eliminating competition  segmentasi pasar
beberapa pertimbangan
 di mana sebenarnya posisi pasar sekarang atau pasar yang
diinginkan
 apakah pasar monopolistik atau tidak?
 bagaimana cara membagi pasar dengan outlet-outlet yang lain
 dengan asumsi pasar monopolistik atau oligopolistik?
 bagaimana seharusnya lokasi yang dipilih dan bagaimana distribusi
pasarnya?
 kalau dilihat dari kacamata sendiri atau kacamata pesaing?
solusi masalah lokasi retail #1

 proses non-sistematis
 gut feeling atau observasi lingkungan
 imitasi lokasi dari pesaing atau pesaing terdekat

 proses sistematis → asumsi ukuran wilayah pasar


 bagaimana mengasumsikan ukuran wilayah pasar → secara tradisional dan
survei kepada konsumen potensial (radius pelayanan)
 bagaimana melakukan proses identifikasi dan mengurutkan wilayah pasar yang
diinginkan sesuai dengan ukurannya
solusi masalah lokasi retail #2

 pemodelan wilayah pasar berdasarkan lokasi pesaing

 bagaimana posisi wilayah pasar dibandingkan dengan wilayah pasar


pesaing

 memperkirakan jumlah konsumen dari setiap lokasi yang


mungkin

 bagaimana karakteristik pelanggan (sosial, ekonomi, sebaran, dsb)


analisis wilayah pasar #1

 seperti apa atribut umum wilayah pasar

 pendapatan-pengeluaran rumah tangga

 pertumbuhan penduduk

 pertumbuhan bisnis di wilayah tertentu


analisis wilayah pasar #2

 teknis analogis
 mencoba membandingkan karakteristik konsumen kegiatan/toko lain
yang telah sukses, bisa dilakukan lewat

 memperkirakan → gambaran kasar tentang karakteristik yang


seharusnya dipertimbangkan

 analisis diskriminan → apa beda antara yang berhasil dan tidak

 regresi berganda → mengukur tingkat keuntungan dari berbagai


faktor
analisis wilayah pasar #3

 analisis wilayah pasar


 melihat bagaimana ukuran pasar yang potensial, melalui

 data geodemografik, data geo-lifestyle

 kebiasaan belanja masyarakat di sekitar lokasi potensial


tingkat persaingan wilayah pasar

 beberapa pertimbangan:

 wilayah pasar bukanlah batas yang bersifat “ya” dan “tidak” (pasti).
ada beberapa kecenderungan perluasan atau penyempitan karena
berbagai hal

 wilayah pasar tidak tergantung kepada kita saja tetapi juga pesaing
kita
mengukur persaingan

 mengukur persaingan → saturation index


Ri /( Pi Ei )
SI i =
max[ R /( PE )]

P = populasi; E = pengeluaran per kapita, R = retail space, di mana


max [R/(PE)] adalah nilai maksimum yang bisa didapat di sembarang wilayah pasar
 Nilai indeks adalah antara 0 dan 1
wilayah pasar berdasar lokasi pesaing
 hukum gravitasi retail Reilly

Aij = k Pij Dij -a

A = tingkat tarikan
k = bobot konstanta lokasi
P = nilai/kualitas tarikan/ukuran, biasanya dalam retail space
D = jarak
a = faktor penghambat
wilayah pasar berdasar lokasi pesaing

 titik henti (breaking point)

Ba = Dac / [1 +  (Sc/Sa)]

B = titik henti
D = jarak
S = potensi masing-masing lokasi yang bersaing
jumlah konsumen dari setiap lokasi
 pemetaan konsumen
 pemetaan asal konsumen
di mana
 analisis statistik Iij = interaksi
 model interaksi spasial Pi = jumlah permintaan di titik I
Iij = k Pi Pj dij-a Pj = jumlah tarikan di pusat retail j
D = adalah jarak (biaya untuk
k = 1/SjPjdij-a, sehingga melakukan perjalanan dari i ke j)
a = faktor penghambat (kemudahan,
Iij = Pi Pj dij-a/ SjPjdij-a aksesibilitas)

Anda mungkin juga menyukai