By :
RINI HALILA NASUTION, ST, MT
Pengertian
Dalam membuat perencanaan bisnis (business plan) perlu
dilakukan studi kelayakan atas usaha/bisnis yang kita
usulkan.
Apakah bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan
menguntungkan atau tidak?
Bila menguntungkan, apakah keuntungan tersebut memadai
dan dapat diperoleh secara terus-menerus dalam waktu yang
lama?
Secara teknis,mungkin saja usaha tersebut layak dilakukan,
tetapi secara ekonomis dan sosial, kemungkinan kurang
memberikan manfaat.
Untuk itu, ada dua studi atau analisis yang dapat
digunakan untuk mengetahui layak atau tidaknya
suatu bisnis untuk dimulai dan dikembangkan, yaitu :
Studi kelayakan usaha
Analisis SWOT
Studi kelayakan usaha merupakan suatu kegiatan
yang mempelajari secara mendalam tentang suatu
usaha atau bisnis yang dijalankan dalam rangka layak
atau tidaknya usaha tersebut.
Siklus Usaha/Bisnis
Gagasan
(Idea)
Penilaian
(Appraisal)
Identifikasi ialah penentuan kegiatan proyek/usaha yang
potensial.
Setelah suatu proyek/usaha di identifikasi, maka proses
persiapan dan analisis dalam rangka perencaan
proyek/usaha sudah dapat dilakukan.
Langkah yang ditempuh dalam tahap ini adalah pelaksanaan
studi kelayakan.
Kegiatan ini akan memberi informasi untuk memutuskan
apakah kita dapat melangkah kepada perencanaan
pelaksanaan lebih lanjut.
Dengan demikian suatu studi kelayakan tidak selalu
memberikan keputusan go (dapat dilaksanakan) untuk
proyek/usaha yang dianalisis, melainkan bisa pula membawa
keputusan no go (tidak layak untuk dilaksanakan).
Aspek-aspek dalam Studi Kelayakan
y ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
y ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI
y ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN
y ASPEK FINANSIAL
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
• Apa produk yang ditawarkan?
• Apa karakteristik produk ini? Apa manfaat yang dapat diambil
konsumen dari produk ini?
• Apa yang membedakan produk ini dengan yang lain? Apa
keistimewaannya? Apa yang membuat produk ini unik?
• Hasil akhir yang akan dikemukakan dalam analisis pasar
adalah ukuran pasar dan pangsa pasar (market size and
market share).
• Tahap awal sebelum memasuki analisis pasar adalah kita
harus melakukan segmentasi dan target pasar.
Segmentasi dan Target Pasar
Melalui segmentasi pasar, perusahaan berusaha untuk
membagi pasar yang luas dan heterogen ke segmen yang
lebih kecil yang dapat dilayani lebih efisien dengan
produk/jasa yang pas dengan kebutuhan spesifik konsumen.
Dasar-dasar segmentasi :
Geografis : daerah sejuk, panas, pantai dll
Demografis : umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
kepadatan, penghasilan.
Sosiologis : kel. Budaya, klas sosial, dsb.
Psikografis : kepribadian, sikap, manfaat produk, dsb
Targeting : memilih sasaran yg lebih jelas dan
terarah. (terukur, dapat dicapai, realistik, dibatasi
waktu )
Positioning : posisi produk/jasa jika dikaitkan dengan
pasar
Segmentasi, Targeting and Position
Segmentasi Targeting Positioning
Identifikasi Segmen Kembangkan Ukuran Daya Kembangkan posisi setiap
Tarik Segmen segmen
Geografi Evaluasi
Tentukan Produk Unggul
Demografi Ukuran permintaan
Psikografi Karakteristik Pertumbuhan Segmen
Perilaku Distintive Intensitas Persaingan
Bauran Pemasaran
Measurable Sumber Daya
Accessible
Substantially -Undifferentiatd Market
Actionable -Differentiated Market
-Concentrated Market
Ukuran Pasar (Market Size)
• Ukuran pasar diukur dari total volume dan atau nilai
dari semua penjualan di dalam pasar.
• Mengetahui ukuran pasar adalah langkah pertama
dalam mengukur pangsa pasar dan
mengidentifikasi pesaing
Pangsa Pasar (Market Share)
Market share adalah prosentase (share) yang dapat
kita capai dari jumlah keseluruhan konsumen
(market) yang bisa memakai/atau membeli produk
kita pada suatu wilayah tertentu.
New Product
(produk baru)
ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI
(ASPEK PRODUKSI)
Adalah persyaratan teknis yang dibutuhkan untuk berproduksi yang meliputi hal
seperti diagram dibawah :
ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN
Thn Investasi Biaya Total Cost Benefit Net Benefit D.F. Present
Operasi 18% Value
0 20.000 - 20.000 - -20.000 1,0000 -20.000
1 15.000 - 15.000 - -15.000 0,8475 -12,713
2 - 5.000 5.000 10.000 5.000 0,7182 3,591
3 - 6.000 6.000 12.000 6.000 0,6086 3,652
4 - 6.000 6.000 14.000 8.000 0,5158 4,126
5 - 7.000 7.000 17.000 10.000 0,4371 4,371
6 - 7.000 7.000 21.000 14.000 0,3704 5,186
7 - 8.000 8.000 25.000 17.000 0,3139 5,336
8 - 9.000 9.000 30.000 21.000 0,2660 5,586
9 - 10.000 10.000 36.000 26.000 0,2255 5,863
i 1
Rumus :
PV kas masuk – PV kas keluar = 0
Perhitungan IRR dengan cara interpolasi. Jika
diperoleh NPV +, maka carilah NPV – dengan cara
meningkatkan discount factornya.
NPV 1
IRR i1 (i 2 i1)
NPV 1 NPV 2
Contoh :
Thn Net Benefit D.F. Present Value D.F. Present
18% 24% Value
0 -20.000 1,0000 -20.000 1,0000 -20.000
1 -15.000 0,8475 -12,713 0,8065 -12,713
2 5.000 0,7182 3,591 0,6504 3,591
3 6.000 0,6086 3,652 0,5245 3,652
4 8.000 0,5158 4,126 0,4230 4,126
5 10.000 0,4371 4,371 0,3411 4,371
6 14.000 0,3704 5,186 0,2751 5,186
7 17.000 0,3139 5,336 0,2218 5,336
8 21.000 0,2660 5,586 0,1789 5,586
9 26.000 0,2255 5,863 0,1443 5,863
10 32.000 0,1911 6,115 0,1164 6,115
NPV 11.115,73 -48,94
NPV1
IRR i1 i2 i1
( NPV1 NPV2 )
11 .114
IRR 0,18 (0,24 0,18)
(11 .114 48)
IRR 0,23974 23,97%