Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

KB/KOTRASEPSI SUNTIK

A. Defenisi Tentang KB Suntik


Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak
yang diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa
cara atau alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Cara-cara
tersebut termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan
keluarga.
Kontrasepsi suntik adalah suatu cara kontrasepsi dengan jalan
penyuntikan sebagai usaha pencegahan kehamilan berupa hormon
progesterone dan estrogen pada wanita usia subur.

Kontrasepsi suntik merupakan suatu tindakan invasif karena


menembus pelindung kulit, penyuntikan harus dilakukan hati-hati dengan
teknik aseptik untuk mencegah infeksi (Sarwono, 2003). Salah satu tujuan
utama dari kontrasepsi ini adalah untuk mengembangkan suatu metode
kontrasepsi yang berdaya kerja panjang (lama, yang tidak membutuhkan
pemakaian setiap hari atau setiap akan bersenggama, tetapi tetap reversibel.

B. Tinjauan Tentang KB Suntik


a. Jenis
Kontrasepsi suntikan berdaya – kerja lama yang sekarang banyak
dipakai adalah:

1. Depo Medroxy Progesteron Acetat (DMPA) = Depo-Provera,

DMPA adalah suatu sintesa progestin yang mempunyai efek


progestin asli dari tubuh wanita dan merupakan suspensi steril
medroxy progesteron acetat dalam air, yang mengandung medroxy
progesteron acetat 150 mg (setiap 3 ml)).
DMPA ini telah dipakai lebih dari 90 negara, telah digunakan
selama kurang lebih 20 tahun dan sampai saat ini akseptornya
berjumlah kira-kira 5 juta wanita.

2. NET-EN (Norethindrone enanthate).

Diberikan dalam dosis 200 mg sekali setiap 2 bulan (8


minggu) dengan cara disuntikkan IM.

3. Suntik kombinasi

Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg depo


medroksiprogesterone asetat dan 5 mg ekstradiol yang diberikan
sipionat yang diberikan injeksi IM (intramuskuler) sebulan sekali
(Cyclovem) dan 50 mg Noretindron enantat dan 5 mg estradiol
valerat yangn diberikan injeksi IM sebulan sekali.

b. Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan (Hartanto H.2004)


a. Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi
pelepasan ovum untuk terjadinya ovulasi dengan jalan menekan
pembentukan releasing faktor dari hipotalamus.
b. Mengentalkan lender serviks sehingga sulit untuk ditembus oleh
spermatozoa.
c. Merubah suasana endometrium sehingga menjadi tidak sempurna
untuk implantasi dari hasil konsepsi.
c. Keuntungan dan Kerugian
- Keuntungan ( Hartanto.H,2004 )
1. Noristerat pemberiannya sederhana diberikan 200 mg sekali setiap
8 minggu untuk 6 bulan pertama 3 x suntikan pertama kemudian
selanjutnya sekali tiap 12 minggu.
2. DMPA pemberiannya diberikan sekali dalam 12 minggu dengan
dosis 150 mg.
3. Tingkat efektifitasnya tinggi
4. Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi.
5. Suntikan tidak ada hubungannya dengan saat bersenggama.
6. Tidak perlu menyimpan atau membeli persediaan.
7. Kontrasepsi suntikan dapat dihentikan setelah 3 bulan dengan cara
tidak disuntik ulang, sedangkan IUD dan implant yang non-
bioderdable harus dikeluarkan oleh orang lain.
8. Bila perlu, wanita dapat menggunakan kontrasepsi suntikan tanpa
perlu memberitahukan kepada siapapun termasuk suami atau
keluarga lain.
9. Tidak ditemukan efek samping minor seperti pada POK yang
disebabkan estrogen, antara lain mual atau efek samping yang lebih
serius seperti timbulnya bekuan darah disamping estrogen juga
dapat menekan produksi ASI.
- Kerugian ( Hartanto,2004).
1. Perdarahan yang tidak menentu.
2. Terjadinya amenorhoe yang berkepanjangan.
3. Berat badan yang bertambah.
4. Sakit kepala.
5. Kembalinya kesuburan agak terlambat beberapa bulan.
6. Jika terdapat atau mengalami side efek dari suntikan tidak dapat
ditarik lagi.
7. Masih mungkin terjadi kehamilan, karena mempunyai angka
kegagalan 0.7%.
8. Pemberiannya harus dilakukan oleh orang yang profesional.
9. Menimbulkan rasa sakit akibat suntikan.
10. Memerlukan biaya yang cukup tinggi.

d. Saat Pemberian Yang Tepat ( Wiknjosastro,2001)


a. Pasca persalinan
1. Segera diberika ketika masih di Rumah Sakit atau setelah 6 minggu
post partum dan sebelum berkumpul dengan suami.
2. Tepat pada jadwal suntikan berikutnya.
b. Pasca Abortus
1. Segera setelah perawatan atau sebelum 14 hari.
2. Jadwal waktu suntikan yang diperhitungkan.
c. Interval.
1. Hari kelima menstruasi
2. Jadwal waktu suntikan diperhitungkan.

e. Cara Pemberian
a. Waktu Pemberian

- Setelah melahirkan : hari ke 3 – 5 pasca salin dan setelah ASI


berproduksi.

- Setelah keguguran : segera setelah dilakukan kuretase atau 30 hari


setelah keguguran (asal ibu belum hamil lagi).

- Dalam masa haid : Hari pertama sampai hari ke-5 masa haid

b. Lokasi Penyuntikan

- Daerah bokong/pantat.

- Daerah otot lengan atas

f. Indikasi
KB Suntik diberikan kepada wanita yang menginginkan
kontrasepsi jangka panjang/wanita yang telah mempunyai cukup anak tapi
enggan/tidak bisa melakukan sterilisasi. Ini juga diberikan kepada wanita
yang mempunyai kontra indikasi estrogen/menunjukkan efek samping
dengan pemakaian estrogen/enggan minum pil tiap hari. KB suntik yang
diberikan kepada ibu menyusui dan pada wanita yang mendekati
menopause.
g. Kontra Indikasi ( Saifuddin,A.B,2003)

Ada 2 macam, yaitu:

1. Kontra indikasi secara mutlak

- Terdapatnya tromboflebitis/riwayat tromboflebitis

- Kelainan serebro vaskular

- Fungsi hati tidak / kurang baik

- Adanya keganasan pada kelenjar payudara dan alat


reproduksi

- Varices berat

- Adanya kehamilan

2. Kontra Indikasi secara relatif

- Hipertensi

- Diabetes

- Perdarahan abnormal pervaginam

- Fibromioma uterus

- Penyakit jantung dan ginjal

h. Cara Penggunaan ( Saifuddin AB,2003).


Depo provera atau Depo progestin disuntikan secara intra muscular
tiap 12 minggu dengan kelonggaran batas waktu suntik, biasa diberikan
kurang satu minggu.
i. Efek Samping dan Penanggulangannya ( Hartanto,H.2004)
a. Efek samping ( Hartanto,H.2004)
1. Gangguan Haid :
a) Amenorhoe yaitu tidak datang haid setiap bulan selama
menggunakan kontrasepsi suntikan kecuali pada pemakaian
cyclofem.
b) Spoting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi
selama menggunakan kontrasepsi suntikan.
c) Metrorhagia yaitu perdarahan yang berlebihan jumlahnya
2. Keputihan
Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari jalan
lahir dan terasa mengganggu ( jarang terjadi)
3. Perubahan berat badan
Berat badan bertambah beberapa kilogram dalam beberapa
bulan setelah menggunakan kontrasepsi suntikan
4. Pusing dan sakit kepala
Rasa berputar /sakit kepala, yang dapat terjadi pada satu
sisi, kedua sisi atau keseluruhan dari bagian kepala . Ini biasanya
bersifat sementara.
5. Hematoma
Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat
perdarahan di bawah kulit.
b. Penanggulangannya ( Saifuddin,A.B,2003)
i. Gangguan haid
a) Konseling
Memberikan penjelasan kepada calon akseptor bahwa pada
pemakaian kontrasepsi suntikan dapat menyebabkan gejala-
gejala tersebut adalah akibat pengaruh hormonal suntikan dan
biasanya gejala-gejala perdarahan tidak berlangsung lama
b) Pengobatan
Apabila pasien ingin mendapat haid, dapat diberikan
pemberian Pil KB hari I sampai ke II masing masing 3 tablet,
selanjutnya hari ke IV diberikan 1 x 1 selama 3 – 5 hari. Bila
terjadi perdarahan, dapat pula diberikan preparat estrogen
misalnya : Lymoral 2 x 1 sehari sampai perdarahan berhenti.
Setelah perdarahan berhenti, dapat dilaksanakan “tepering off”
( 1 x 1 tablet ).
ii. Keputihan
a) Konseling
Menjelaskan kepada akseptor bahwa kontrasepsi suntikan
jarang terjadi keputihan. Bila hal ini terjadi juga, harus dicari
penyebabnya dan segera di berikan pengobatan.
b) Pengobatan :
Pengobatan medis biasanya tidak diperlukan. Pada kasus
dimana cairan berlebihan dapat diberikan preparat Anti
Cholinergis seperti extrabelladona 10 mg dosis 2 x 1 tablet
untuk mengurangi cairan yang berlebihan. Perubahan warna
dan bau biasanya disebabkan oleh adanya infeksi.
iii. Perubahan Berat Badan
a) Konseling :
Menjelaskan kepada akseptor bahwa kenaikan berat badan
adalah salah satu efek samping kontrasepsi suntikan. Kenaikan
berat badan dapat juga disebabkan hal-hal lain. Hipotesa para
ahli : DMPA merangsang pusat pengendalian nafsu makan di
hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak
dari biasanya. Disamping itu dapat pula terjadi penurunan
berat badan.
b) Pengobatan
Pengobatan diet merupakan pilihan utama. Dianjurkan
untuk melaksanakan diet rendah kalori serta olahraga yang
teratur. Bila terlalu kurus, dianjurkan untuk diet tinggi kalori,
bila tidak berhasil dianjurkan untuk ganti cara kontrasepsi non
hormonal.
iv. Pusing dan Sakit Kepala
a) KonselingMenjelaskan kepada akseptor bahwa efek samping
tersebut mungkin ada tetapi jarang terjadi dan biasanya
bersifat sementara.
b) Pengobatan
Pemberian anti prostaglandin untuk mengurangi keluhan
acetosal 500mg, 3 x 1 tablet/hari
v. Hematoma
a) Konseling
Menjelaskan kepada calon akseptor mengenai kemungkinan
efek samping
b) Pengobatan
Kompres dingin pada daerah yang membiru selama 2 hari.
Setelah itu diubah menjadi kompres hangat sehingga warna
biru/kuning menjadi hilang.
j. Komplikasi dan Penanggulangannya ( Saifuddin A.B,2003)
a. Komplikasi.
Abses
Rasa sakit dan panas didaerah suntikan. Bila terdapat abses teraba
adanya benjolan yang nyeri di daerah suntikan. Biasanya diakibatkan
karena pemakaian jarum suntik yang berulang dan tidak suci hama.
b. Penanggulangan
Pemberian antibiotic dosis tinggi ( Ampicilin 500 mg, 3 x 1 tablet /
hari ). Bila abses : Berikan kompres untuk mendinginkan infeksi /
mematangkan abses misalnya kompres permanganas atau rivanol. Bila
ada fluktuasi pada abses, dapat dilakukan insisi abses, setelah itu
diberikan tampon dan drain jangan lupa berikan antibiotic sperti
penatalaksanaan pada infeksi.
k. Tempat Pelayanan ( Wijono Wibisono, 2001)
 Rumah Sakit / Rumah Sakit Bersalin / Rumah Bersalin
 Puskesmas / Balai kesehatan Masyarakat / Poliklinik Swasta /
Poliklinik Pemerintah.
 Poliklinik Keliling
 Dokter / Bidan Praktek Swasta

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Subyektif

a. Identitas

Yang dikaji meliputi biodata dan suami mulai dari nama,


umur, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, alamat, no.
telp.

11. Keluhan Utama

Dikaji keluhan klien yang berhubungan dengan penggunaan


KB suntik kombinasi tersebut antara lain amenorea/ perdarahan tidak
terjadi, perdarahan bercak, meningkatnya/ menurunnya BB.

12. Riwayat KB

Dikaji apakah klien pernah menjadi akseptor KB lain sebelum


menggunakan KB kombinasi dan sudah berapa lama menjadi akseptor
KB tersebut.

13. Riwayat Obstetri Lalu

Dikaji riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.


14. Riwayat Menstruasi Lalu

Dikaji menarche pada umur berapa, siklus haid, lamanya haid,


sifat darah haid, dysmenorhea atau tidak, flour albus atau tidak.

15. Riwayat Kesehatan dan Riwayat Klien

Dikaji apakah klien menderita penyakit jantung, hipertensi,


kanker payudara, DM, dan TBC.

16. Riwayat Kesehatan dan Penyakit Keluarga

Dikaji apakah keluarga klien ada yang menderita penyakit


jantung, DM, TBC, hipertensi dan kanker payudara.

17. Pola Kehidupan

Dikaji meliputi pola nutrisi, pola eliminasi, pola istirahat, pola


aktivitas, pola aktivitas seksual, pola personal hygiene, dan kebiasaan
sehari-hari.

2. Obyektif

a. Pemeriksaan Umum

Meliputi pemeriksaan pada tekanan darah, nadi, pernafasan, BB,


TB, suhu badan, kesadaran.

b. Pemeriksaan Khusus

1) Wajah : dilihat adanya bercak hitam (chloasma) adanya


oedem, conjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterus.

2) Leher : diraba adanya pembesaran kelenjar tyroid dan


kelenjar limfe, adanya bendungan vena jugularis.

3) Dada : dilihat bentuk mammae, diraba adanya massa pada


payudara.
4) Genetalia : dilihat dari condiloma aquminata, dilihat dan
diraba adanya infeksi kelenjar bartholini dan kelenjar skene.

5) Ekstrimitas : dilihat adanya eodem pada ekstrimitas bawah


dan ekstrimitas atas, adanya varices pada ekstrimitas bawah.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri b.d bekas luka suntik.

2. Cemas b.d kurang pengetahuan tentang kontrasepsi metode suntikan

C. RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN

Dx.1 Nyeri b.d Bekas luka suntik

Tujuan: Nyeri berkurang

Kriteria hasil:

Intensitas nyeri berkurang

Tampak rileks

Intervensi;

a.Kaji tingkat nyeri

R/ Dapat dilakukan penanganan secara cepat dan tepat.

b.Berikan instruksi dalam tehnik pernafasan sederhana

R/ Mendorong relaksasi dan memberikan klien cara mengatasi dan mengontrol


tingkat ketidaknyamanan.

c.Anjurkan klien menggunakan tehnik relaksasi.Berikan instruksi bila perlu

R/ Relaksasi dapat membantu menurunkan tegangan dan rasa takut,yang


memperberat nyeri dan menghambat kemajuan persalinan
d.Berikan tindakan kenyamanan (mis. Masage,gosokan punggung, sandaran
bantal, pemberian kompres sejuk, pemberian es batu)

R/ Meningkatkan relaksasi,menurunkan tegangan dan ansietas dan meningkatkan


koping dan kontrol klien

e.Berikan tindakan kenyamanan (mis. Masage, pemberian kompres sejuk,


pemberian es batu)

R/ Meningkatkan relaksasi,menurunkan tegangan dan ansietas dan meningkatkan


koping dan kontrol klien

Dx.2 Cemas b.d kurang pengetahuan tentang kontrasepsi metode suntikan

Tujuan: Klien tidak mengalami kecemasan

Kriteria hasil:

Kecemasan klien berkurang

Intervensi:

a.Kaji tingkat kecemasan klien

R/ Dapat dilakukan penanganan secara cepat dan tepat.

b.Berikan kenyaman dan ketentraman hati

R/ Meyakinkan klien bahwa ia benar mendapat pertolongan.

c.Diskusi tentang kecemasan yang dialami klien

R/ Mengurangi kecemasan yang dialami klien

d.Jelaskan kepada klien tentang kontrasepsi metode suntikan

R/ Menambah pengetahuan klien untuk mengurangi kecemasan


e.Jelaskan kepada klien keuntungan dan kerugian kontrasepsi metode suntikan

R/ Membantu klien mengambil keputusan untuk pemelihan kontrasepsi metode


suntik

f.Kolaborasi pelaksanaan suntik KB

R/ Salah satu bentuk kolaborasi dengan tim lain

DAFTAR PUSTAKA

Adul. 2010. Keluarga Berencana, diakses pada tanggal 9 Mei 2013


<adulgopar.files.wordpress.com/2009/12/keluarga-berencana-kb.pdf>

Harnawati, 2010. Kontasepsi Hormonal, diakses pada tanggal 9 Mei 2013


(online), <http://harnawatiaj.wordpress.com/ 2008/06/23/kontrasepsi-
hormonal/>

Kersip. 2011. Keluarga Berencana dan Kesehatan, diakses pada tanggal 9 Mei
2013 < http://www.belukab.go.id - Situs Kabupaten Belu>

Sudayasa,Putu. 2010. Keluarga Berencana, diakses pada tanggal 9 Mei 2013


<http://www.puskel.com/3-manfaat-utama-program-keluarga-berencana/>

Anda mungkin juga menyukai