Anda di halaman 1dari 58

FEB UNLA

MANAJEMEN KEUANGAN
LANJUTAN

07
Sumber :
Agus Harjito, Martono, Edisi 2, “Manajemen Keuangan”,
Ekonisia, Yogyakarta, Cetakan Kedelapan ,2012.

Tujuan :
Mahasiswa mampu memahami dan menghitung
Manajemen Risiko Investasi, mencakup :
1) Pengertian Risiko
2) Perhitungan Risiko Investasi, yang mencakup
Perhitungan Risiko Aliran Kas dan Perhitungan Risiko
Proyek.

2
MANAJEMEN RESIKO
INVESTASI

PENGERTIAN RISIKO

PERHITUNGAN RISIKO

3
PENGERTIAN RISIKO

• Salah satu sikap mental untuk menjadi pengusaha


adalah “berani mengambil rIsiko”.
• Risiko muncul akibat ketidaksesuaian antara rencana
yang telah ditetapkan dengan kenyataan yang
mungkin terjadi.
• Rencana dibuat mencakup target, strategi, kebijakan,
dll berdasarkan peramalan/forcasting atau
penaksiran terhadap masa datang, dengan tujuan
untuk mengantisipasi ketidakpastian di masa akan
datang. 4
PENGERTIAN RISIKO

• Dengan demikian, jika kita menganilisis risiko


investasi, artinya kita menganalisis kemungkinan
tidak tercapainya hasil yang diharapkan, akibat
terjadinya penyimpangan. Penyimpangan terjadi
karena adanya ketidakpastian di waktu yang akan
datang.
• Risiko dalam mengelola perusahaan tidak dapat
dihindari, namun kita dapat “mengelola” rIsiko agar
sekecil mungkin (minimize) pengaruhnya terhadap
perusahaan. Walaupun ada pula risiko yang tidak
dapat dikelola perusahaan karena berada di luar
kontrol atau kendali perusahaan. 5
PENGERTIAN RISIKO

Risiko perusahaan dapat diklasifikasikan ke dalam


3 (tiga) jenis risiko, sebagai berikut :

1. Risiko Individual : merupakan risiko yang berasal


dari proyek investasi secara individu tanpa
dipengaruhi proyek lain. Risiko ini terjadi apabila
perusahaan hanya melakukan investasi pada satu
investasi saja. Risiko ini diukur dari naik turunnya
tingkat hasil yang diharapkan atas investasi yang
bersangkutan.

6
PENGERTIAN RISIKO

2. Risiko Perusahaan : merupakan risiko yang diukur


tanpa mempertimbangkan keragaman
(diversifikasi) atau portofolio yang dilakukan
investor. Risiko ini diukur dengan melihat naik
turunnya hasil yang diperoleh dari investasi tertentu
yang dilakukan perusahaan.
3. Risiko Pasar atau Beta : merupakan risiko investasi
ditinjau dari investor yang menanamkan modalnya
pada investasi yang juga dilakukan perusahaan dan
perusahaan lain. Besarnya risiko pasar ini tidak
dapat dieliminasi dengan melakukan diversifikasi,
karena risiko ini tergantung pada pasar dan diukur
dengan “Beta”. 7
PENGERTIAN RISIKO

3. Lanjutan Risiko Pasar atau Beta

Besarnya risiko saham (beta) akan mempengaruhi


tingkat pengembalian saham. Sedangkan besarnya
tingkat pengembalian investasi saham tersebut
akan mempengaruhi harga saham. Semakin besar
tingkat pengembalian saham, semakin tinggi pula
harga sahamnya.

8
PERHITUNGAN RISIKO

• Untuk menganalisis layak atau tidaknya suatu


investasi, kita perlu mengkalkulasi besarnya risiko
investasi tersebut, dengan tujuan untuk
memperkirakan ketidakpastian aliran kas agar
pengambilan keputusan investasi bisa lebih baik dan
akurat.
• Tidak semua pendekatan untuk memasukan unsur
risiko dalam pengambilan investasi cocok untuk
perusahaan, karena hal ini disesuaikan dengan
spesifikasi atau core business masing-masing
perusahaan. 9
PERHITUNGAN RISIKO

Pendekatan untuk menghitung besarnya risiko investasi,


diantaranya adalah :

1) Perhitungan Risiko Aliran Kas.


2) Perhitungan Risiko Proyek.

10
PERHITUNGAN RISIKO

• Perhitungan ini mempertimbangkan adanya


ketidakpastian yang mungkin muncul atas aliran kas
suatu investasi.
• Semakin tinggi ketidakpastian aliran kas, maka
semakin besar tingkat risiko investasi, begitu pula
sebaliknya.
• Ketidak pastian aliran kas menyangkut jumlah aliran
kas pada setiap periode aliran kas, baik aliran kas
konstan maupun fluktuatif, dimana pola aliran kas ini
akan menentukan besarnya risiko investasi yang
bersangkutan. 11
PERHITUNGAN RISIKO

• Besarnya penyimpangan aliran kas dapat diukur


dengan menggunakan standar penyimpangan
(deviasi standar).
• Oleh karenanya, metode ini dinamakan pula sebagai
pendekatan deviasi standar.
• Nilai yang diharapkan (expected value) dapat
dihitung dari hasil kali antara aliran kas yang
diharapkan dengan kemungkinan (probabilities) yang
terjadi pada setiap aliran kas.

12
PERHITUNGAN RISIKO

• Dalam ini terdapat


3 (tiga) formula, yaitu :

1) Aliran Kas yang Diharapkan,


2) Besarnya Risiko (standar deviasi),
3) Koefisien Variasi.

13
PERHITUNGAN RISIKO

• Aliran kas yang Diharapkan (Expected Value) dapat


diformulasikan sbb : 𝑛

Ev = Vi . Pi
𝑡=0
dimana :
EV = Expected Value atau Nilai Aliran Kas yang diharapkan.
Vi = Aliran Kas pada tiap kemungkinan yang terjadi.
Pi = Probabilitas dari tiap aliran kas yang terjadi.
• EV kemungkinan akan berbeda dengan realisasi hasil
aliran kas yang terjadi. Perbedaan inilah yang
disebut sebagai resiko yang ditunjukan oleh
besarnya deviasi standar aliran kas investasi yang
bersangkutan. 14
PERHITUNGAN RISIKO

• Untuk menghitung besarnya resiko atau deviasi


standar aliran kas investasi yang bersangkutan,
dapat digunakan formulasi sbb :

𝛔 = √ 𝑛

𝑡=1
(Vi – EV)2 x Pi

dimana :
σ = Deviasi Standar dari Nilai Aliran Kas
(Vi – EV) = Besarnya penyimpangan tiap-tiap aliran kas yang
terjadi, yang dihitung dari selisih Nilai Aliran Kas
yang Terjadi dengan yang Diharapkan.
Pi = Probabilitas dari tiap aliran kas yang terjadi.
15
PERHITUNGAN RISIKO

• Selanjutnya, untuk menghitung besarnya Koefisien


Variasi atas hasil perhitungan aliran kas dan hasil
perhitungan standar deviasi, dapat dilakukan dengan
formulasi sbb :

Hasil Perhitungan Standar Deviasi


Koefisien Variasi =
Hasil Perhitungan Aliran Kas

16
PERHITUNGAN RISIKO

Contoh A :
Perusahaan saat ini menghadapi 2 proyek investasi,
dengan Probabilitas (Pi) dan Aliran Kas (Vi) sbb :
Proyek Investasi A Proyek Investasi B
Probabilitas Probabilitas
Aliran Kas (Vi) Aliran Kas (Vi)
(Pi) (Pi)
0.2 Rp 6,000 0.15 Rp 6,000
0.3 Rp 8,000 0.35 Rp 8,000
0.3 Rp 10,000 0.35 Rp 10,000
0.2 Rp 12,000 0.15 Rp 12,000

Dari kedua usulan proyek di atas, 1)hitung aliran kas yang


diharapkan (Ev), 2)standar deviasi (𝜎), 3)koefisien variasi
dan 4)buat kesimpulan proyek mana yang dipilih ! 17
PERHITUNGAN RISIKO

Untuk menyelesaikan contoh A, maka dapat dilakukan


langkah-langkah sbb :

1. Menghitung jumlah aliran kas yang diharapkan (Ev),


dengan cara meng-kalikan antara masing-masing
aliran kas dengan masing-masing probabilitasnya
dan mentotalkannya, sbb :
Sehingga Ev = TOTAL dari :
masing-masing aliran kas x masing-masing probabilitas
18
PERHITUNGAN RISIKO

MENGHITUNG ALIRAN KAS YG DIHARAPKAN

Usulan Proyek A = Rp 6,000 x 0.2 = Rp 1,200


Rp 8,000 x 0.3 = Rp 2,400
Rp 10,000 x 0.3 = Rp 3,000
Rp 12,000 x 0.2 = Rp 2,400
Ev = Rp 9,000

Usulan Proyek B = Rp 6,000 x 0.15 = Rp 900


Rp 8,000 x 0.35 = Rp 2,800
Rp 10,000 x 0.35 = Rp 3,500
Rp 12,000 x 0.15 = Rp 1,800
Ev = Rp 9,000
dari perhitungan tsb, maka dapat diketahui bahwa :
aliran kas proyek A Rp 9,000
19
aliran kas proyek B Rp 9,000
PERHITUNGAN RISIKO

MENGHITUNG ALIRAN KAS YG DIHARAPKAN

Usulan Proyek A = Rp 6,000 x 0.2 = Rp 1,200


Rp 8,000 x 0.3 = Rp 2,400
Rp 10,000 x 0.3 = Rp 3,000
Rp 12,000 x 0.2 = Rp 2,400
Ev = Rp 9,000

Usulan Proyek B = Rp 6,000 x 0.15 = Rp 900


Rp 8,000 x 0.35 = Rp 2,800
Rp 10,000 x 0.35 = Rp 3,500
Rp 12,000 x 0.15 = Rp 1,800
Ev = Rp 9,000
dari perhitungan tsb, maka dapat diketahui bahwa :
aliran kas proyek A Rp 9,000
20
aliran kas proyek B Rp 9,000
PERHITUNGAN RISIKO

Selanjutnya penyelesaian contoh A, dilakukan dengan


langkah sbb : --lanjutan--

2. Menghitung Standar Deviasi (𝛔)

Ingat Rumus  𝛔 = √ 𝑛

𝑡=1
(Vi – EV)2 x Pi

dimana :
σ = Deviasi Standar dari Nilai Aliran Kas
(Vi – EV) = Besarnya penyimpangan tiap-tiap aliran kas yang
terjadi, yang dihitung dari selisih Nilai Aliran Kas
yang Terjadi dengan yang Diharapkan.
Pi = Probabilitas dari tiap aliran kas yang terjadi.
21
PERHITUNGAN RISIKO

𝛔 =
MENGHITUNG DEVIASI STANDAR DARI ALIRAN KAS
√ 𝑛

𝑡=1
(Vi – EV)2 x Pi

Proyek A :

( Rp 6,000 - Rp 9,000 )^ 2 x 0.20 = Rp 1,800,000


( Rp 8,000 - Rp 9,000 )^ 2 x 0.30 = Rp 300,000
( Rp 10,000 - Rp 9,000 )^ 2 x 0.30 = Rp 300,000
( Rp 12,000 - Rp 9,000 )^ 2 x 0.20 = Rp 1,800,000

Jumlah = Rp 4,200,000
σ = Rp 2,049
Proyek B :

( Rp 6,000 - Rp 9,000 )^ 2 x 0.15 = Rp 1,350,000


( Rp 8,000 - Rp 9,000 )^ 2 x 0.35 = Rp 350,000
( Rp 10,000 - Rp 9,000 )^ 2 x 0.35 = Rp 350,000
( Rp 12,000 - Rp 9,000 )^ 2 x 0.15 = Rp 1,350,000
Jumlah = Rp 3,400,000

σ = Rp 1,844 22
PERHITUNGAN RISIKO

𝛔 =
MENGHITUNG DEVIASI STANDAR DARI ALIRAN KAS
√ 𝑛

𝑡=1
(Vi – EV)2 x Pi

Proyek A :

( Rp 6,000 - Rp 9,000 )^ 2 x 0.20 = Rp 1,800,000


( Rp 8,000 - Rp 9,000 )^ 2 x 0.30 = Rp 300,000
( Rp 10,000 - Rp 9,000 )^ 2 x 0.30 = Rp 300,000
( Rp 12,000 - Rp 9,000 )^ 2 x 0.20 = Rp 1,800,000

Jumlah = Rp 4,200,000
σ = Rp 2,049
Proyek B :

( Rp 6,000 - Rp 9,000 )^ 2 x 0.15 = Rp 1,350,000


( Rp 8,000 - Rp 9,000 )^ 2 x 0.35 = Rp 350,000
( Rp 10,000 - Rp 9,000 )^ 2 x 0.35 = Rp 350,000
( Rp 12,000 - Rp 9,000 )^ 2 x 0.15 = Rp 1,350,000
Jumlah = Rp 3,400,000

σ = Rp 1,844 23
PERHITUNGAN RISIKO

penyelesaian contoh A, selanjutnya dilakukan dengan


langkah sbb : --lanjutan--

3. Menghitung Koefisien Variasi

Ingat Rumus :

Hasil Perhitungan Standar Deviasi


Koefisien Variasi =
Hasil Perhitungan Aliran Kas

24
PERHITUNGAN RISIKO

Hasil Perhitungan Standar Deviasi


Koefisien Variasi =
Hasil Perhitungan Aliran Kas

MENGHITUNG KOEFISIEN VARIASI

Rp 2,049
Koefisien Proyek A = = 0.2277
Rp 9,000

Rp 1,844
Koefisien Proyek B = = 0.2049
Rp 9,000
25
PERHITUNGAN RISIKO

Hasil Perhitungan Standar Deviasi


Koefisien Variasi =
Hasil Perhitungan Aliran Kas

MENGHITUNG KOEFISIEN VARIASI

Rp 2,049
Koefisien Proyek A = = 0.2277
Rp 9,000

Rp 1,844
Koefisien Proyek B = = 0.2049
Rp 9,000
26
PERHITUNGAN RISIKO

Terakhir, penyelesaian contoh A, dapat disimpulkan sbb :


--lanjutan--

4. Kesimpulan
Keterangan Proyek A Proyek B Proyek yg Dipilih Alasan
karena sama, maka pilih
Aliran Kas Rp 9,000 Rp 9,000 B proyek yg risikonya lbh
Deviasi Standar Rp 2,049 Rp 1,844 B Tingkat Risikonya lebih
Koefisien Variasi 0.2277 0.2049 B kecil
Meskipun Aliran Kas Proyek A=B (sama-sama Rp.9000,-),
namun Deviasi Standar B < A dan Koefisien Variasi B < A 
artinya proyek B memiliki risiko aliran kas lebih kecil daripada
proyek A, atau Proyek A bersiko lebih besar daripada proyek B,
sehingga dalam konteks ini maka proyek B lebih layak/aman
untuk dipilih. 27
PERHITUNGAN RISIKO

Terakhir, penyelesaian contoh A, dapat disimpulkan sbb :


--lanjutan--

4. Kesimpulan
Keterangan Proyek A Proyek B Proyek yg Dipilih Alasan
karena sama, maka pilih
Aliran Kas Rp 9,000 Rp 9,000 B proyek yg risikonya lbh
Deviasi Standar Rp 2,049 Rp 1,844 B Tingkat Risikonya lebih
Koefisien Variasi 0.2277 0.2049 B kecil
Meskipun Aliran Kas Proyek A=B (sama-sama Rp.9000,-),
namun Deviasi Standar B < A dan Koefisien Variasi B < A 
artinya proyek B memiliki risiko aliran kas lebih kecil daripada
proyek A, atau Proyek A bersiko lebih besar daripada proyek B,
sehingga dalam konteks ini maka proyek B lebih layak/aman
untuk dipilih. 28
PERHITUNGAN RISIKO

Terakhir, penyelesaian contoh A, dapat disimpulkan sbb :


--lanjutan--

4. Kesimpulan
Keterangan Proyek A Proyek B Proyek yg Dipilih Alasan
karena sama, maka pilih
Aliran Kas Rp 9,000 Rp 9,000 B proyek yg risikonya lbh
Deviasi Standar Rp 2,049 Rp 1,844 B Tingkat Risikonya lebih
Koefisien Variasi 0.2277 0.2049 B kecil
Meskipun Aliran Kas Proyek A=B (sama-sama Rp.9000,-),
namun Deviasi Standar B < A dan Koefisien Variasi B < A 
artinya proyek B memiliki risiko aliran kas lebih kecil daripada
proyek A, atau Proyek A bersiko lebih besar daripada proyek B,
sehingga dalam konteks ini maka proyek B lebih layak/aman
untuk dipilih. 29
PERHITUNGAN RISIKO

Terakhir, penyelesaian contoh A, dapat disimpulkan sbb :


--lanjutan--

4. Kesimpulan
Keterangan Proyek A Proyek B Proyek yg Dipilih Alasan
karena sama, maka pilih
Aliran Kas Rp 9,000 Rp 9,000 ?B proyek yg risikonya lbh
Deviasi Standar Rp 2,049 Rp 1,844 B Tingkat Risikonya lebih
Koefisien Variasi 0.2277 0.2049 B kecil
Meskipun Aliran Kas Proyek A=B (sama-sama Rp.9000,-),
namun Deviasi Standar B < A dan Koefisien Variasi B < A 
artinya proyek B memiliki risiko aliran kas lebih kecil daripada
proyek A, atau Proyek A bersiko lebih besar daripada proyek B,
sehingga dalam konteks ini maka proyek B lebih layak/aman
untuk dipilih. 30
PERHITUNGAN RISIKO

Terakhir, penyelesaian contoh A, dapat disimpulkan sbb :


--lanjutan--

4. Kesimpulan
Keterangan Proyek A Proyek B Proyek yg Dipilih Alasan
karena sama, maka pilih
Aliran Kas Rp 9,000 Rp 9,000 B proyek yg risikonya lbh
Deviasi Standar Rp 2,049 Rp 1,844 B Tingkat Risikonya lebih
Koefisien Variasi 0.2277 0.2049 B kecil
Meskipun Aliran Kas Proyek A=B (sama-sama Rp.9000,-),
namun Deviasi Standar B < A dan Koefisien Variasi B < A 
artinya proyek B memiliki risiko aliran kas lebih kecil daripada
proyek A, atau Proyek A bersiko lebih besar daripada proyek B,
sehingga dalam konteks ini maka proyek B lebih layak/aman
untuk dipilih. 31
PERHITUNGAN RISIKO

Terakhir, penyelesaian contoh A, dapat disimpulkan sbb :


--lanjutan--

4. Kesimpulan
Keterangan Proyek A Proyek B Proyek yg Dipilih Alasan
karena sama, maka pilih
Aliran Kas Rp 9,000 Rp 9,000 B proyek yg risikonya lbh
Deviasi Standar Rp 2,049 Rp 1,844 B Tingkat Risikonya lebih
Koefisien Variasi 0.2277 0.2049 B kecil
Meskipun Aliran Kas Proyek A=B (sama-sama Rp.9000,-),
namun Deviasi Standar B < A dan Koefisien Variasi B < A 
artinya proyek B memiliki risiko aliran kas lebih kecil daripada
proyek A, atau Proyek A bersiko lebih besar daripada proyek B,
sehingga dalam konteks ini maka proyek B lebih layak/aman
untuk dipilih. 32
PERHITUNGAN RISIKO

2) Perhitungan Risiko Proyek


• Satu usulan proyek yang memiliki standar deviasi yang
lebih besar dari usulan proyek lain, belum tentu memiliki
koefisien variasi yang lebih besar.
• Hal tersebut di atas tergantung pada besarnya
perbandingan antara besarnya deviasi standar dengan
besarnya nilai aliran kas yang diharapkan.
• Karena proyek investasi memiliki umur ekonomis yang
cukup lama, dimana deviasi standar menjadi pengukur
risiko aliran kas proyek, maka deviasi standar tersebut
akan dihitung dalam waktu yang sesuai dengan umur
ekonomis proyek. Sehingga besarnya risiko harus
diperhitungkan selama umur ekonomis. 33
PERHITUNGAN RISIKO

• Untuk menghitung nilai aliran kas yang diharapkan


dan besarnya risiko proyek yang berumur lama
tersebut, kita perlu menghitung nilai sekarang bersih
dari aliran kas yang diharapkan (expected cashflow
of Net Presnt Value) dari proyek bersangkutan.
• Selama umur ekonomisnya, Proyek Investasi
memiliki 2 (dua) pola aliran kas, yaitu : 1)aliran kas
yang tidak saling bergantung (independen) dan
2)aliran kas yang saling bergantung/berkorelasi

(dependen).
34
PERHITUNGAN RISIKO

• 1)alirankas yang tidak saling bergantung


(independen) artinya bahwa aliran kas tahun tertentu
(tahun ke-n) tidak mempengaruhi aliran kas
berikutnya (n+1).
dan
• 2)aliran kas yang saling bergantung/berkorelasi
(dependen), artinya bahwa aliran kas tahun tertentu
(tahun ke-n) mempengaruhi aliran kas berikutnya
(n+1).

35
PERHITUNGAN RISIKO

1)aliran kas yang tidak saling bergantung (independen)

Untuk menghitung aliran kas independen, perlu


dihitung :
a. Besarnya Net Present Value (NPV) yang
diharapkan dari proyek.
b. Besarnya deviasi standar dari NPV tersebut.

36
PERHITUNGAN RISIKO

Besarnya Net Present Value (NPV) yang diharapkan


dari proyek, dapat dihitung dengan formula :

ENPV = . Ct .

𝑡=0 (1 + r)t

dimana :
Ct = aliran kas yang diharapkan pada waktu ke t (t = 0,1,2,3, … n)
untuk t = 0, maka Ct merupakan aliran kas keluar,
untuk t = 1,2,3 … n, maka Ct merupakan aliran kas masuk.

r = hasil (return) yang diharapkan, berupa tingkat bunga bebas risiko.


37
PERHITUNGAN RISIKO

Sedangkan untuk menghitung besarnya risiko NPV


atau standar deviasi (𝛔) NPV, dengan formula sbb :

𝛔 𝐍𝐏𝐕 = √ 𝑛

𝑡=1
. 𝛔 t2
(1 + r)2t
.

dimana :
σ𝑁𝑃𝑉 = deviasi standar nilai sekarang dari aliran kas
σt2 = kuadrat deviasi standar nilai sekarang dari aliran kas
t = 1,2,3 … n, periode waktu aliran kas
38
PERHITUNGAN RISIKO

Contoh B :
Dari contoh A sebelumnya tentang “perhitungan risiko aliran kas”,
dimana : Proyek Investasi A Proyek Investasi B
Probabilitas Probabilitas
Aliran Kas (Vi) Aliran Kas (Vi)
(Pi) (Pi)
0.2 Rp 6,000 0.15 Rp 6,000
0.3 Rp 8,000 0.35 Rp 8,000
0.3 Rp 10,000 0.35 Rp 10,000
0.2 Rp 12,000 0.15 Rp 12,000
Jika dari soal A tersebut, ditambahkan data bahwa :
- investasi awal masing2 proyek = Rp 20,000

- tk bunga diskonto bebas resiko ( r ) = 10%


- umur ekonomis (tahun) = 3 39
PERHITUNGAN RISIKO

Dimana dari hasil perhitungan sebelumnya untuk kedua proyek


sudah diperoleh hasil yaitu : Aliran Kas masing2 Proyek sama2
Rp. 9.000,- dengan Deviasi Standar Aliran Kas Proyek A Rp.
2.049,- dan Proyek B Rp. 1.844,-
Sehingga kita tinggal melanjutkan perhitungannya, dengan :
1. Menghitung PV & NPV Proyek A & B (gunakan Tabel PVIF)
2. Menghitung Deviasi Standar NPV yang diharapkan dari Proyek
A & B.
3. Membuat Kesimpulan tentang proyek mana yang dipilih.

Perhitungannya sebagaimana dalam slide berikut :


40
PERHITUNGAN RISIKO

1. Menghitung PV & NPV Aliran Kas untuk Proyek A


& B dengan Tabel PVIF)

NPV INVESTASI PROYEK A & B (Aliran Kas / Proceed sama2 Rp.


9000,-)

Investasi Awal ……………………………………………………………………….. Rp (20,000)


(PVIF 10%,n)
Proceed Th-1 Rp 9,000 x 0.9091 = Rp 8,182
Proceed Th-2 Rp 9,000 x 0.8264 = Rp 7,438
Proceed Th-3 Rp 9,000 x 0.7513 = Rp 6,762
PV dari Proceed = Rp 22,382
NPV = Rp 2,38241
PERHITUNGAN RISIKO

1. Menghitung PV & NPV Aliran Kas untuk Proyek A


& B dengan Tabel PVIF)

NPV INVESTASI PROYEK A & B (Aliran Kas / Proceed sama2 Rp.


9000,-)

Investasi Awal ……………………………………………………………………….. Rp (20,000)


(PVIF 10%,n)
Proceed Th-1 Rp 9,000 x 0.9091 = Rp 8,182
Proceed Th-2 Rp 9,000 x 0.8264 = Rp 7,438
Proceed Th-3 Rp 9,000 x 0.7513 = Rp 6,762
PV dari Proceed = Rp 22,382
NPV = Rp 2,38242
PERHITUNGAN RISIKO

2. Menghitung Standar Deviasi (𝛔) NPV Masing2 Proyek

Ingat Rumus  𝛔 = √ 𝑡=1


𝑛
. 𝛔t 2
(1 + r)2t
.

Rp 2,049 ^ 2 = Rp 4,200,000 = 3,471,074


2x 1 1.21
( 1 + 10% )^

Rp 2,049 ^ 2 Rp 4,200,000
σ Proyek A = 2x 2
=
1.46
= 2,868,657
( 1 + 10% )^

Rp 2,049 ^ 2 Rp 4,200,000
= = 2,370,791
2x 3 1.77
( 1 + 10% )^
8,710,521
σ PROYEK A = 2,951.36
43
PERHITUNGAN RISIKO

2. Menghitung Standar Deviasi (𝛔) NPV Masing2 Proyek

Ingat Rumus  𝛔 = √ 𝑡=1


𝑛
. 𝛔t 2
(1 + r)2t
.

Rp 1,844 ^ 2 Rp 3,400,000
= = 2,809,917
2x 1 1.21
( 1 + 10% )^

Rp 1,844 ^ 2 Rp 3,400,000
= = 2,322,246
σ Proyek B = ( 1 + 10% )^
2x 2 1.46

Rp 1,844 ^ 2 Rp 3,400,000
= = 1,919,211
2x 3 1.77
( 1 + 10% )^
7,051,374
σ PROYEK B = 2,655.44
44
PERHITUNGAN RISIKO

3. Kesimpulan :
Keterangan Proyek A Proyek B Proyek yg Dipilih Alasan
Selain NPV sama, Std Dev &
Jumlah PV dari Proceed Rp 22,382 Rp 22,382 B
Koef Var terkecil
Deviasi Standar NPV Rp 2,951 Rp 2,655 B
Tingkat Risikonya lebih kecil
Koefisien Variasi 0.13 0.12 B

45
PERHITUNGAN RISIKO

3. Kesimpulan :
Keterangan Proyek A Proyek B Proyek yg Dipilih Alasan
Selain NPV sama, Std Dev &
Jumlah PV dari Proceed Rp 22,382 Rp 22,382 B
Koef Var terkecil
Deviasi Standar NPV Rp 2,951 Rp 2,655 B
Tingkat Risikonya lebih kecil
Koefisien Variasi 0.13 0.12 B
 PV dari proceed Proyek A & B sama-sama sebesar Rp. 22.382,-.
 Standar Deviasi NPV Proyek A Rp. 2.951,- > Proyek B Rp. 2.655,-, artinya
proyek A lebih berisiko daripada B, sehingga Proyek B yang dipilih karena
lebih kecil risikonya.
 Coefficient of Variace (CV) :
Proyek A = Rp. 2.951/Rp.22.382 = 0,13
Proyek B = Rp. 2.655/Rp. 22.382 = 0,12
Dimana CV A > B = Proyek A (0,13) lebih besar risikonya (lebih berisiko)
daripada Proyek B (0,12), sehingga Proyek B lebih aman untuk dipilih. 46
PERHITUNGAN RISIKO

2)aliran kas yang saling bergantung (tidak independen)

Contoh C:
Proyek Investasi “ABC” berumur 2 tahun.
Dana yg diperlukan sebesar Rp 500 juta.
Dengan Aliran Kas Saling Berkorelasi antara Tahun ke-1 dan Tahun ke-2,
artinya Probability Aliran Kas Tahun ke-2 dipengaruhi Tahun ke-1.
Tingkat keuntungan bebas risiko per thn diharapkan sebesar 15%
Tabel mengenai Probabilitas dan Aliran Kas untuk Proyek tersebut
adalah sebagai berikut :
47
PERHITUNGAN RISIKO
Probabilitas dan Aliran Kas Untuk Proyek Berumur 2 Tahun

Tahun Pertama Tahun Kedua


Probablitas
Aliran
Probabilitas Probabilitas Aliran Kas Gabungan
Kas
Semula Kondisional Bersih
Bersih
P(1) (Rp. Juta) P(2/1) (Rp. Juta) P(1) x P(2/1)
0.4 Rp 720 0.12
0.3 Rp 240 0.4 Rp 240 0.12
0.2 Rp 120 0.06
0.3 Rp 240 0.12
0.4 Rp 480 0.4 Rp 480 0.16
0.4 Rp 720 0.16
0.3 Rp 550 0.09
0.3 Rp 960 0.4 Rp 960 0.12
0.4 Rp 1,000 0.12
dari Keterangan Soal dan Tabel di atas, maka :
1) Hitunglah PV dan NPV dari Aliran Kas yang diharapkan !
2) Susunlah Tabel Perhtungan NPV Tertimbang dari Aliran Kas !
3) Hitunglah Deviasi Standar dari Aliran Kas !
48
4) Berikan Kesimpulan !
PERHITUNGAN RISIKO

Keterangan :
Cara membaca Tabel Probabilitas dan Aliran Kas tersebut di
atas adalah sbb :

A. Kolom Probabilitas Semula P(1) atau Tahun ke-1 ;


merupakan Kemungkinan2 Aliran kas yang dapat
diperoleh perusahaan pada Tahun-1.
Dimana :
1. Probabilitas aliran kas Rp. 240 juta adalah 0,3.
2. Probabilitas aliran kas Rp. 480 juta adalah 0,4.
3. Probabilitas aliran kas Rp. 960 juta adalah 0,3.

49
PERHITUNGAN RISIKO

B. Kolom Probabilitas Kondisional P(2/1), merupakan


Probabilitas Bersyarat Tahun ke-2 yang dipengaruhi oleh
Probabilitas Tahun ke-1.
Dimana :
1. NPV Seri ke-1 : pada Tahun-2 perusahaan akan memperoleh aliran
kas Rp. 720 juta dengan probabilitas 0,4. Probabilitas Tahun-2
sebesar 0,4 untuk memperoleh aliran kas Rp. 720 juta tersebut
akan terjadi jika pada Tahun-1 perusahaan memperoleh aliran kas
sebesar Rp. 240 juta dengan probabilitas 0,3.
2. NPV Seri ke-2 : pada Tahun-2 perusahaan akan memperoleh aliran
kas Rp. 240 juta dengan probabilitas 0,4. Probabilitas Tahun-2
sebesar 0,4 untuk memperoleh aliran kas Rp. 240 juta tersebut
akan terjadi jika pada Tahun-1 perusahaan memperoleh aliran kas
sebesar Rp. 240 juta dengan probabilitas 0,3.
50
PERHITUNGAN RISIKO

3. NPV Seri ke-3 : pada Tahun-2 perusahaan akan memperoleh aliran


kas Rp. 120 juta dengan probabilitas 0,2. Probabilitas Tahun-2
sebesar 0,2 untuk memperoleh aliran kas Rp. 120 juta tersebut
akan terjadi jika pada Tahun-1 perusahaan memperoleh aliran kas
sebesar Rp. 240 juta dengan probabilitas 0,3.
4. NPV Seri ke-4 : pada Tahun-2 perusahaan akan memperoleh aliran
kas Rp. 240 juta dengan probabilitas 0,3. Probabilitas Tahun-2
sebesar 0,3 untuk memperoleh aliran kas Rp. 240 juta tersebut
akan terjadi jika pada Tahun-1 perusahaan memperoleh aliran kas
sebesar Rp. 480 juta dengan probabilitas 0,4.
5. Dan seterusnya sampai NPV Seri ke-9.

51
PERHITUNGAN RISIKO

Selanjutnya kita dapat menghitung NPV Seri ke-1 s.d ke-9


sbb :
NPV Seri 1 (NPV1 ) dalam Rp. Juta
Investasi Awal ……………………………………………………………………….. Rp (500.00)
(PVIF 15%,n)
Proceed Th-1 Rp 240 x 0.8696 = Rp 208.70
Proceed Th-2 Rp 720 x 0.7561 = Rp 544.42
PV dari Proceed = Rp 753.12
NPV = Rp 253.12
NPV Seri 2 (NPV2 ) dalam Rp. Juta
Investasi Awal ……………………………………………………………………….. Rp (500.00)
(PVIF 15%,n)
Proceed Th-1 Rp 240 x 0.8696 = Rp 208.70
Proceed Th-2 Rp 240 x 0.7561 = Rp 181.47
PV dari Proceed = Rp 390.17
NPV = Rp (109.83)
NPV Seri 3 (NPV3 ) dalam Rp. Juta
Investasi Awal ……………………………………………………………………….. Rp (500.00)
(PVIF 15%,n)
Proceed Th-1 Rp 240 x 0.8696 = Rp 208.70
Proceed Th-2 Rp 120 x 0.7561 = Rp 90.74
PV dari Proceed = Rp 299.43
52
NPV = Rp (200.57)
PERHITUNGAN RISIKO

NPV Seri 4 (NPV4 ) dalam Rp. Juta


Investasi Awal ……………………………………………………………………….. Rp (500.00)
(PVIF 15%,n)
Proceed Th-1 Rp 480 x 0.8696 = Rp 417.39
Proceed Th-2 Rp 240 x 0.7561 = Rp 181.47
PV dari Proceed = Rp 598.87
NPV = Rp 98.87
NPV Seri 5 (NPV5 ) dalam Rp. Juta
Investasi Awal ……………………………………………………………………….. Rp (500.00)
(PVIF 15%,n)
Proceed Th-1 Rp 480 x 0.8696 = Rp 417.39
Proceed Th-2 Rp 480 x 0.7561 = Rp 362.95
PV dari Proceed = Rp 780.34
NPV = Rp 280.34
NPV Seri 6 (NPV6 ) dalam Rp. Juta
Investasi Awal ……………………………………………………………………….. Rp (500.00)
(PVIF 15%,n)
Proceed Th-1 Rp 480 x 0.8696 = Rp 417.39
Proceed Th-2 Rp 720 x 0.7561 = Rp 544.42
PV dari Proceed = Rp 961.81
NPV = Rp 461.81 53
PERHITUNGAN RISIKO

NPV Seri 7 (NPV7 ) dalam Rp. Juta


Investasi Awal ……………………………………………………………………….. Rp (500.00)
(PVIF 15%,n)
Proceed Th-1 Rp 960 x 0.8696 = Rp 834.78
Proceed Th-2 Rp 550 x 0.7561 = Rp 415.88
PV dari Proceed = Rp 1,250.66
NPV = Rp 750.66
NPV Seri 8 (NPV8 ) dalam Rp. Juta
Investasi Awal ……………………………………………………………………….. Rp (500.00)
(PVIF 15%,n)
Proceed Th-1 Rp 960 x 0.8696 = Rp 834.78
Proceed Th-2 Rp 960 x 0.7561 = Rp 725.90
PV dari Proceed = Rp 1,560.68
NPV = Rp 1,060.68
NPV Seri 9 (NPV9 ) dalam Rp. Juta
Investasi Awal ……………………………………………………………………….. Rp (500.00)
(PVIF 15%,n)
Proceed Th-1 Rp 960 x 0.8696 = Rp 834.78
Proceed Th-2 Rp 1,000 x 0.7561 = Rp 756.14
PV dari Proceed = Rp 1,590.93
NPV = Rp 1,090.93
54
PERHITUNGAN RISIKO

TABEL PERHITUNGAN NPV TERTIMBANG DARI ALIRAN KAS


(dalam Rp. Juta)
Besarnya NPV Probabllitas Gabungan Nilai Rata-Rata NPV
Seri Ke
(dari perhitungan) (dari soal) (NPV x Prob.Gab)
1 Rp 253.12 0.12 Rp 30.37
2 Rp (109.83) 0.12 Rp (13.18)
3 Rp (200.57) 0.06 Rp (12.03)
4 Rp 98.87 0.12 Rp 11.86
5 Rp 280.34 0.16 Rp 44.85
6 Rp 461.81 0.16 Rp 73.89
7 Rp 750.66 0.09 Rp 67.56
8 Rp 1,060.68 0.12 Rp 127.28
9 Rp 1,090.93 0.12 Rp 130.91
Jumlah Rata-Rata NPV Tertimbang Rp 461.52
55
PERHITUNGAN RISIKO

Ingat Rumus  𝛔 =
MENGHITUNG DEVIASI STANDAR DARI ALIRAN KAS
√ 𝑛

𝑡=1
(Vi – EV)2 x Pi

(dalam Rp. Juta)

( Rp 253.12 - Rp 461.52 )^ 2 x 0.12 = Rp 5,211.80


( -Rp 109.83 - Rp 461.52 )^ 2 x 0.12 = Rp 39,173.12
( -Rp 200.57 - Rp 461.52 )^ 2 x 0.06 = Rp 26,301.70
( Rp 98.87 - Rp 461.52 )^ 2 x 0.12 = Rp 15,782.32
( Rp 280.34 - Rp 461.52 )^ 2 x 0.16 = Rp 5,252.28
( Rp 461.81 - Rp 461.52 )^ 2 x 0.16 = Rp 0.01
( Rp 750.66 - Rp 461.52 )^ 2 x 0.09 = Rp 7,524.17
( Rp 1,060.68 - Rp 461.52 )^ 2 x 0.12 = Rp 43,078.95
( Rp 1,090.93 - Rp 461.52 )^ 2 x 0.12 = Rp 47,538.01
Jumlah = Rp 189,862.36
NPV
(dari perhitungan Nilai rata-rata NPV σ= Rp 435.73
Tabel NPV (dari perhitungan Tabel
tertimbang) NPV tertimbang) 56
prob. gabungan (dari soal)
PERHITUNGAN RISIKO

KESIMPULAN
1 Usulan Investasi Proyek "ABC" dgn tingkat bunga bebas risiko sebesar 15%
dapat menghasilkan NPV sebesar Rp 461.52 Juta.
2 Usulan Investasi Proyek "ABC" memiliki Deviasi Standar sebagai pengukur
risiko, yaitu sebesar Rp 435.73 Juta dari NPV Rp 461.52 Juta tersebut.
3 Keputusan Proyek "ABC"
adalah : LAYAK yaitu NPV, Rp 461.52 Juta > 0
walaupun memiliki tingkat fluktuasi yang besar pula yaitu
sebesar Rp 435.73 Juta.
57
okitomas70@gmail.com

segala puji hanya milik Tuhan


58

Anda mungkin juga menyukai