MANAJEMEN KEUANGAN
LANJUTAN
07
Sumber :
Agus Harjito, Martono, Edisi 2, “Manajemen Keuangan”,
Ekonisia, Yogyakarta, Cetakan Kedelapan ,2012.
Tujuan :
Mahasiswa mampu memahami dan menghitung
Manajemen Risiko Investasi, mencakup :
1) Pengertian Risiko
2) Perhitungan Risiko Investasi, yang mencakup
Perhitungan Risiko Aliran Kas dan Perhitungan Risiko
Proyek.
2
MANAJEMEN RESIKO
INVESTASI
PENGERTIAN RISIKO
PERHITUNGAN RISIKO
3
PENGERTIAN RISIKO
6
PENGERTIAN RISIKO
8
PERHITUNGAN RISIKO
10
PERHITUNGAN RISIKO
12
PERHITUNGAN RISIKO
13
PERHITUNGAN RISIKO
Ev = Vi . Pi
𝑡=0
dimana :
EV = Expected Value atau Nilai Aliran Kas yang diharapkan.
Vi = Aliran Kas pada tiap kemungkinan yang terjadi.
Pi = Probabilitas dari tiap aliran kas yang terjadi.
• EV kemungkinan akan berbeda dengan realisasi hasil
aliran kas yang terjadi. Perbedaan inilah yang
disebut sebagai resiko yang ditunjukan oleh
besarnya deviasi standar aliran kas investasi yang
bersangkutan. 14
PERHITUNGAN RISIKO
𝛔 = √ 𝑛
𝑡=1
(Vi – EV)2 x Pi
dimana :
σ = Deviasi Standar dari Nilai Aliran Kas
(Vi – EV) = Besarnya penyimpangan tiap-tiap aliran kas yang
terjadi, yang dihitung dari selisih Nilai Aliran Kas
yang Terjadi dengan yang Diharapkan.
Pi = Probabilitas dari tiap aliran kas yang terjadi.
15
PERHITUNGAN RISIKO
16
PERHITUNGAN RISIKO
Contoh A :
Perusahaan saat ini menghadapi 2 proyek investasi,
dengan Probabilitas (Pi) dan Aliran Kas (Vi) sbb :
Proyek Investasi A Proyek Investasi B
Probabilitas Probabilitas
Aliran Kas (Vi) Aliran Kas (Vi)
(Pi) (Pi)
0.2 Rp 6,000 0.15 Rp 6,000
0.3 Rp 8,000 0.35 Rp 8,000
0.3 Rp 10,000 0.35 Rp 10,000
0.2 Rp 12,000 0.15 Rp 12,000
Ingat Rumus 𝛔 = √ 𝑛
𝑡=1
(Vi – EV)2 x Pi
dimana :
σ = Deviasi Standar dari Nilai Aliran Kas
(Vi – EV) = Besarnya penyimpangan tiap-tiap aliran kas yang
terjadi, yang dihitung dari selisih Nilai Aliran Kas
yang Terjadi dengan yang Diharapkan.
Pi = Probabilitas dari tiap aliran kas yang terjadi.
21
PERHITUNGAN RISIKO
𝛔 =
MENGHITUNG DEVIASI STANDAR DARI ALIRAN KAS
√ 𝑛
𝑡=1
(Vi – EV)2 x Pi
Proyek A :
Jumlah = Rp 4,200,000
σ = Rp 2,049
Proyek B :
σ = Rp 1,844 22
PERHITUNGAN RISIKO
𝛔 =
MENGHITUNG DEVIASI STANDAR DARI ALIRAN KAS
√ 𝑛
𝑡=1
(Vi – EV)2 x Pi
Proyek A :
Jumlah = Rp 4,200,000
σ = Rp 2,049
Proyek B :
σ = Rp 1,844 23
PERHITUNGAN RISIKO
Ingat Rumus :
24
PERHITUNGAN RISIKO
Rp 2,049
Koefisien Proyek A = = 0.2277
Rp 9,000
Rp 1,844
Koefisien Proyek B = = 0.2049
Rp 9,000
25
PERHITUNGAN RISIKO
Rp 2,049
Koefisien Proyek A = = 0.2277
Rp 9,000
Rp 1,844
Koefisien Proyek B = = 0.2049
Rp 9,000
26
PERHITUNGAN RISIKO
4. Kesimpulan
Keterangan Proyek A Proyek B Proyek yg Dipilih Alasan
karena sama, maka pilih
Aliran Kas Rp 9,000 Rp 9,000 B proyek yg risikonya lbh
Deviasi Standar Rp 2,049 Rp 1,844 B Tingkat Risikonya lebih
Koefisien Variasi 0.2277 0.2049 B kecil
Meskipun Aliran Kas Proyek A=B (sama-sama Rp.9000,-),
namun Deviasi Standar B < A dan Koefisien Variasi B < A
artinya proyek B memiliki risiko aliran kas lebih kecil daripada
proyek A, atau Proyek A bersiko lebih besar daripada proyek B,
sehingga dalam konteks ini maka proyek B lebih layak/aman
untuk dipilih. 27
PERHITUNGAN RISIKO
4. Kesimpulan
Keterangan Proyek A Proyek B Proyek yg Dipilih Alasan
karena sama, maka pilih
Aliran Kas Rp 9,000 Rp 9,000 B proyek yg risikonya lbh
Deviasi Standar Rp 2,049 Rp 1,844 B Tingkat Risikonya lebih
Koefisien Variasi 0.2277 0.2049 B kecil
Meskipun Aliran Kas Proyek A=B (sama-sama Rp.9000,-),
namun Deviasi Standar B < A dan Koefisien Variasi B < A
artinya proyek B memiliki risiko aliran kas lebih kecil daripada
proyek A, atau Proyek A bersiko lebih besar daripada proyek B,
sehingga dalam konteks ini maka proyek B lebih layak/aman
untuk dipilih. 28
PERHITUNGAN RISIKO
4. Kesimpulan
Keterangan Proyek A Proyek B Proyek yg Dipilih Alasan
karena sama, maka pilih
Aliran Kas Rp 9,000 Rp 9,000 B proyek yg risikonya lbh
Deviasi Standar Rp 2,049 Rp 1,844 B Tingkat Risikonya lebih
Koefisien Variasi 0.2277 0.2049 B kecil
Meskipun Aliran Kas Proyek A=B (sama-sama Rp.9000,-),
namun Deviasi Standar B < A dan Koefisien Variasi B < A
artinya proyek B memiliki risiko aliran kas lebih kecil daripada
proyek A, atau Proyek A bersiko lebih besar daripada proyek B,
sehingga dalam konteks ini maka proyek B lebih layak/aman
untuk dipilih. 29
PERHITUNGAN RISIKO
4. Kesimpulan
Keterangan Proyek A Proyek B Proyek yg Dipilih Alasan
karena sama, maka pilih
Aliran Kas Rp 9,000 Rp 9,000 ?B proyek yg risikonya lbh
Deviasi Standar Rp 2,049 Rp 1,844 B Tingkat Risikonya lebih
Koefisien Variasi 0.2277 0.2049 B kecil
Meskipun Aliran Kas Proyek A=B (sama-sama Rp.9000,-),
namun Deviasi Standar B < A dan Koefisien Variasi B < A
artinya proyek B memiliki risiko aliran kas lebih kecil daripada
proyek A, atau Proyek A bersiko lebih besar daripada proyek B,
sehingga dalam konteks ini maka proyek B lebih layak/aman
untuk dipilih. 30
PERHITUNGAN RISIKO
4. Kesimpulan
Keterangan Proyek A Proyek B Proyek yg Dipilih Alasan
karena sama, maka pilih
Aliran Kas Rp 9,000 Rp 9,000 B proyek yg risikonya lbh
Deviasi Standar Rp 2,049 Rp 1,844 B Tingkat Risikonya lebih
Koefisien Variasi 0.2277 0.2049 B kecil
Meskipun Aliran Kas Proyek A=B (sama-sama Rp.9000,-),
namun Deviasi Standar B < A dan Koefisien Variasi B < A
artinya proyek B memiliki risiko aliran kas lebih kecil daripada
proyek A, atau Proyek A bersiko lebih besar daripada proyek B,
sehingga dalam konteks ini maka proyek B lebih layak/aman
untuk dipilih. 31
PERHITUNGAN RISIKO
4. Kesimpulan
Keterangan Proyek A Proyek B Proyek yg Dipilih Alasan
karena sama, maka pilih
Aliran Kas Rp 9,000 Rp 9,000 B proyek yg risikonya lbh
Deviasi Standar Rp 2,049 Rp 1,844 B Tingkat Risikonya lebih
Koefisien Variasi 0.2277 0.2049 B kecil
Meskipun Aliran Kas Proyek A=B (sama-sama Rp.9000,-),
namun Deviasi Standar B < A dan Koefisien Variasi B < A
artinya proyek B memiliki risiko aliran kas lebih kecil daripada
proyek A, atau Proyek A bersiko lebih besar daripada proyek B,
sehingga dalam konteks ini maka proyek B lebih layak/aman
untuk dipilih. 32
PERHITUNGAN RISIKO
(dependen).
34
PERHITUNGAN RISIKO
35
PERHITUNGAN RISIKO
36
PERHITUNGAN RISIKO
ENPV = . Ct .
𝑡=0 (1 + r)t
dimana :
Ct = aliran kas yang diharapkan pada waktu ke t (t = 0,1,2,3, … n)
untuk t = 0, maka Ct merupakan aliran kas keluar,
untuk t = 1,2,3 … n, maka Ct merupakan aliran kas masuk.
𝛔 𝐍𝐏𝐕 = √ 𝑛
𝑡=1
. 𝛔 t2
(1 + r)2t
.
dimana :
σ𝑁𝑃𝑉 = deviasi standar nilai sekarang dari aliran kas
σt2 = kuadrat deviasi standar nilai sekarang dari aliran kas
t = 1,2,3 … n, periode waktu aliran kas
38
PERHITUNGAN RISIKO
Contoh B :
Dari contoh A sebelumnya tentang “perhitungan risiko aliran kas”,
dimana : Proyek Investasi A Proyek Investasi B
Probabilitas Probabilitas
Aliran Kas (Vi) Aliran Kas (Vi)
(Pi) (Pi)
0.2 Rp 6,000 0.15 Rp 6,000
0.3 Rp 8,000 0.35 Rp 8,000
0.3 Rp 10,000 0.35 Rp 10,000
0.2 Rp 12,000 0.15 Rp 12,000
Jika dari soal A tersebut, ditambahkan data bahwa :
- investasi awal masing2 proyek = Rp 20,000
Rp 2,049 ^ 2 Rp 4,200,000
σ Proyek A = 2x 2
=
1.46
= 2,868,657
( 1 + 10% )^
Rp 2,049 ^ 2 Rp 4,200,000
= = 2,370,791
2x 3 1.77
( 1 + 10% )^
8,710,521
σ PROYEK A = 2,951.36
43
PERHITUNGAN RISIKO
Rp 1,844 ^ 2 Rp 3,400,000
= = 2,809,917
2x 1 1.21
( 1 + 10% )^
Rp 1,844 ^ 2 Rp 3,400,000
= = 2,322,246
σ Proyek B = ( 1 + 10% )^
2x 2 1.46
Rp 1,844 ^ 2 Rp 3,400,000
= = 1,919,211
2x 3 1.77
( 1 + 10% )^
7,051,374
σ PROYEK B = 2,655.44
44
PERHITUNGAN RISIKO
3. Kesimpulan :
Keterangan Proyek A Proyek B Proyek yg Dipilih Alasan
Selain NPV sama, Std Dev &
Jumlah PV dari Proceed Rp 22,382 Rp 22,382 B
Koef Var terkecil
Deviasi Standar NPV Rp 2,951 Rp 2,655 B
Tingkat Risikonya lebih kecil
Koefisien Variasi 0.13 0.12 B
45
PERHITUNGAN RISIKO
3. Kesimpulan :
Keterangan Proyek A Proyek B Proyek yg Dipilih Alasan
Selain NPV sama, Std Dev &
Jumlah PV dari Proceed Rp 22,382 Rp 22,382 B
Koef Var terkecil
Deviasi Standar NPV Rp 2,951 Rp 2,655 B
Tingkat Risikonya lebih kecil
Koefisien Variasi 0.13 0.12 B
PV dari proceed Proyek A & B sama-sama sebesar Rp. 22.382,-.
Standar Deviasi NPV Proyek A Rp. 2.951,- > Proyek B Rp. 2.655,-, artinya
proyek A lebih berisiko daripada B, sehingga Proyek B yang dipilih karena
lebih kecil risikonya.
Coefficient of Variace (CV) :
Proyek A = Rp. 2.951/Rp.22.382 = 0,13
Proyek B = Rp. 2.655/Rp. 22.382 = 0,12
Dimana CV A > B = Proyek A (0,13) lebih besar risikonya (lebih berisiko)
daripada Proyek B (0,12), sehingga Proyek B lebih aman untuk dipilih. 46
PERHITUNGAN RISIKO
Contoh C:
Proyek Investasi “ABC” berumur 2 tahun.
Dana yg diperlukan sebesar Rp 500 juta.
Dengan Aliran Kas Saling Berkorelasi antara Tahun ke-1 dan Tahun ke-2,
artinya Probability Aliran Kas Tahun ke-2 dipengaruhi Tahun ke-1.
Tingkat keuntungan bebas risiko per thn diharapkan sebesar 15%
Tabel mengenai Probabilitas dan Aliran Kas untuk Proyek tersebut
adalah sebagai berikut :
47
PERHITUNGAN RISIKO
Probabilitas dan Aliran Kas Untuk Proyek Berumur 2 Tahun
Keterangan :
Cara membaca Tabel Probabilitas dan Aliran Kas tersebut di
atas adalah sbb :
49
PERHITUNGAN RISIKO
51
PERHITUNGAN RISIKO
Ingat Rumus 𝛔 =
MENGHITUNG DEVIASI STANDAR DARI ALIRAN KAS
√ 𝑛
𝑡=1
(Vi – EV)2 x Pi
KESIMPULAN
1 Usulan Investasi Proyek "ABC" dgn tingkat bunga bebas risiko sebesar 15%
dapat menghasilkan NPV sebesar Rp 461.52 Juta.
2 Usulan Investasi Proyek "ABC" memiliki Deviasi Standar sebagai pengukur
risiko, yaitu sebesar Rp 435.73 Juta dari NPV Rp 461.52 Juta tersebut.
3 Keputusan Proyek "ABC"
adalah : LAYAK yaitu NPV, Rp 461.52 Juta > 0
walaupun memiliki tingkat fluktuasi yang besar pula yaitu
sebesar Rp 435.73 Juta.
57
okitomas70@gmail.com