8. Seorang ahli farmasi mengerjakan sediaan obat berupa suspensi dengan bahan serbuk
obat yang ditambahkan ke dalam mucilago yang telah terbentuk yang selanjutnya baru
di encerkan sampai terbentuk corpus Suspensi. Metode apa yang dipakai dalam
pembuatan suspensi pada kasus tersebut ?
a. Presipitasi
b. Dispersi
c. Flokulasi
d. Deflokulasi
e. Sedimentasi
9. Seorang Apoteker di Industri Farmasi akan membuat suatu sediaan suspensi. Dibawah
ini, manakah yang tidak termasuk kerugian dari sediaan farmasi...
a. Memiliki kestabilan yang rendah
b. Tidak bisa untuk zat-zat mudah menguap sebab pori-pori cangkang tidak
menahan penguapan
c. Jika berbentuk caking maka akan sulit terdispersi kembali, sehingga homogenitasnya
menjadi buruk
d. Aliran yang terlalu kental menyebabkan sediaan sulit untuk dituang
e. Ketepatan dosis lebih rendah dibandingkan sediaan larutan
10. Seorang mahasiswa farmasi mencoba membuat sediaan suspensi. Pada prosesnya ia
menambahkan pelarut dan zat padat obat untuk disuspensikan, lalu diberikan
penambahan suspending agent untuk mengurangi tegangan antar muka antara pelarut
dan zat padat. Pengurangan tegangan antar muka mengakibatkan terjadinya flokulasi.
Apa yang akan terjadi jika partikel berflokulasi lemah?
a. Partikel akan berenergi tinggi dan cenderung mengelompok kembali
b. Partikel mengendap perlahan-lahan dan membentuk endapan atau lempengan
yang keras dan sulit disuspensikan kembali
c. Partikel mengendap dengan cepat, tidak membentuk lempengan, dan dapat
disuspensikan kembali
d. Meningkatnya luas permukaan total partikel dalam pelarut
e. Partikel akan mencapai keadaan stabil dan mengurangi energy bebas permukaan
11. Seorang farmasi di sebuah pabrik obat membuat sediaan eritromisin, Eritromisin
Merupakan golongan atibiotik makrolid dimana memiliki persamaan yaitu terdapatnya
lakton yang besar dalam rumus molekulnya Eritromisin dianggap paling penting dalam
golongan makrolid tersebut. Efek terbesar eritromisin terhadap kokus gram positif. Maka
bentuk sediaan yang tepat untuk eritromisin adalah.....
a. Gel
b. Emulsi
c. Larutan
d. Suspensi kering
e. Syrup
12. Seorang apoteker disuatu industri farmasi akan membuat suatu obat yang ditujukan
untuk mengobati sakit maag. Obat yang digunakan yaitu magnesium hidroksida,
apoteker tersebut melarutkan obat tersebut menggunakan pelarut air,setelah dilarutkan
ternyata obat tersebut praktis tidak larut dalam air, kemudian apoteker menambahkan
suspending agent untuk menstabilkan suspensi tersebut. Setelah beberapa hari diliat
bahwa suspensi tersebut mengalami caking. Maka cara yang paling tepat agar tidak
terjadi caking yaitu….
A. Menghilangkan hambatan
B. Menurunkan gaya gesek
C. Menaikan kecepatan gaya geser
D. Menaikan Ph
E. Meningkatkan gaya gesek
13. Pada suatu Industri Farmasi seorang Apoteker membuat obat bahan sulfametoksazol
dalam sediaan suspensi oral. Pada saat pembuatan sediaan dimasukkan dalam botol
sirup dengan penambahan zat dalam jumlah besar setelah dilakukan pengocokkan
bahan tersebut menyebabkan terbentuknya endapan sehingga pelarut terpisah. Dari
pernyataan tersebut apa faktor yang mempengaruhinya?
a. Ukuran partikel
b. Viskositas
c. Sifat zat
d. Jumlah partikel
e. Suhu
14. Seorang apoteker akan membuat suatu larutan suspensi. Ketika dilakukan pengamatan
suspensi tersebut mengalami peristiwa sistem deflokulasi. Yang termasuk sifat partikel
yang terbentuk dari sistem deflokulasi adalah…
a. Partikel suspensi dalam keadaan menyatu dengan yang lain
b. Sedimentasi yang terjadi lambat masing-masing partikel mengendap terpisah dan
ukuran partikel adalah minimal
c. Sediaan terbentuk cepat
d. Sedimen tidakmembentuk cake yang keras.
e. Diakhir sedimen akan membentuk cake yang tidak mudah terdispersi lagi
15. Suatu sistem terdispersi yang terdiri dari paling sedikit 2 fase cairan yang tidak saling
mencampur disebut...
a. Larutan
b. Suspensi
c. Flokulasi
d. Emulsi
e. Deflokulasi
23. Yang manakah metode di bawah ini yang dapat digunakan untuk menilai efesiensi
emulgator…
a. Metode gom basah
b. Metode botol
c. Metode HLB
d. Metode gom kering
e. Metode disperse
24. Definisi emulsi berdasarkan FI IV adalah…
a. Sediaan berupa campuran terdiri dari dua fase cairan dalam sistem disperse
b. Sediaan yang mengandung dua zat yang tidak tercampur, biasanya air dan minyak,
dimana cairan yang satu terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang lain
c. Sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam
cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok
d. Sistem dua fase yang salah satu cairanya terdisfersi dalam cairan yang lain
dalam bentuk tetesan kecil
e. Sediaan yang mengandung minyak
25. Emulsi yang terdiri atas butiran air yang tersebar atau terdispersi ke dalam minyak, air
sebagai fase internal dan minyak sebagai fase eksternal adalah tipe emulsi…
a. O/W
b. O & W
c. W/ O
d. O/ O
e. W & O
26. Teori emulsi dimana emulgator akan diserap pada batas antara air dan minyak,
sehingga terbentuk lapisan film yang akan membungkus partikel fase dispers atau fase
internal dinamakan teori…
a. Teori tegangan permukaan (surface tension)
b. Teori orientasi bentuk baji (oriented wedge)
c. Teori film plastik (interfacial film)
d. Teori lapisan listrik rangkap (Electrik double layer)
e. Teori electric double layer
27. Emulgator seolah-olah menjadi tali pengikat antara air dan minyak dan akan membuat
suatu keseimbangan, teori tersebut merupakan teori terbentuknya emulsi yaitu..
a. Teori tegangan permukaan
b. Teori orientasi bentuk baji
c. Teori film plastik
d. Teori lapisan listrik rangkap
e. Teori Ionisasi
29. Metode pembuatan emulsi yang digunakan untuk emulsi dari bahan-bahan menguap
dan minyak-minyak dengan kekentalan yang rendah adalah…
a. Metode kontinental
b. Metode gom basah
c. Metode gom kering
d. Metode botol forbes
e. Metode disperse
30. Emulgator termasuk komponen dasar emulsi, berfungsi untuk menstabilkan emulsi. Di
bawah ini termasuk dalam emulgator buatan, kecuali…
a. Span 20, 40, 80.
b. Tween 20, 40, 60, 80.
c. Metil selulosa
d. Sabun
e. Tween 80
31. Emulsi menjadi tidak stabil jika mengalami hal di bawah ini, kecuali…
a. Creaming
b. Cracking-koalesen
c. Inversi
d. Irreversible
e. Diversifikasi
32. R/ Twen 80 70% (HLB = 15) Span 80 30% (HLB=4,5). Berapa HLB campuran dari
surfaktan tersebut adalah…..
a. 10,85
b. 11,85
c. 12,85
d. 3,85
e. 11,95
33. Dalam kestabilan emulsi terjadi peristiwa berubahnya tipe emulsi o/w menjadi w/o secara
tiba-tiba dan sebaliknya yang bersifat ireversibel disebut…
a. Creaming
b. Cracking
c. Koalesensi
d. Inversi fase
e. Cake
34. Basis suppositoria dari lemak merupakan basis yang paling banyak dipakai. Basis
tersebut adalah….
a. Oleum cacao
b. Propilenglikol
c. PEG
d. Gelatin
e. Tween dan span
35. Berikut yang bukan merupakan tujuan penggunaan supositoria adalah ….
a. Digunakan untuk penggunaan local
b. Secara rectal untuk tujuan sistemik karena di absorbs melalui membrane mukosa
c. Menghindari kerusakan obat saat distribusi
d. Aksi kerja awal diperoleh dengan cepat
e. Basis suppositoria cepat melebur pada suhu tubuh sehingga memberikan efek yang
cepat
ESSAY
1. Dalam pembuatan 100 ml emulsi tipe O/W dibutuhkan emulgator dengan harga HLB 10 dari
campuran tween 20 (HLB 16,7) & span 60 (HLB 4,7) sebanyak 10 gram. Berapa gram
masing-masing Berat tween & span ?
2. Sebutkan kelebihan sediaan suspensi !
3. Seorang Apoteker di Industri Farmasi akan membuat obat hydrocortison dengan bobot 15
gram, dengan menggunakan emulgator campuran 70% tween 60 (HLB 9 ) & span 60 (HLB
12 ). Berapakah HLB campurannya ?
4. Sebutkan kekurangan sediaan emulsi !
5. Sebutkan alasan yang tepat suatu sediaan oat dibuat dalam bentuk suppositoria !