mengidentifikasi Cerpen
“Lilin yang Tak Pernah Padam”
1. Tahapan Alur
Alur merupakan jalan cerita atau rangkaian peristiwa. Adapun rangkaian
peristiwa Cerpen ini memiliki tahapan sbb :
1. Pengenalan situasi cerita (eksposition)
: Memperkenalkan tokoh aku didalam cerpen ini. Ia masih menyisakan beberapa
gerat-gerat perasaan yang masih jelas dirasakannya.
Pengenalan tersebut ialah berada pada paragraf 1 dan 2 :
Ada Sebuah lilin di hidupku
Jauh di dasar hati, di antara reruntuhan puing-puing bangunan peristiwa masa
lalu, masih tersisa beberapa gerat-gerat perasaan yang masih jelas kurasakan.
Aku tak berani menyisir kembali reruntuhan kenangan itu, karena gerat-gerat itu
mampu menimbulkan getaran yang dahsyat di dasar hati.
Kehidupan adalah sebuah lilin besar. Sumbunya adalah waktu yang
menghubungkan masa lalu dengan hari ini. Parafin yang membungkus sumbu itu
adalah hidup kita. Semakin banyak waktu yang berlalu, maka semakin tipis api
waktu akan memakan hidup kita.
5. Penyelesaian (ending)
: Penyelasaian tentang nasib-nasib tokohnya mulai ditata. Adapun penyelasaian
ceritanya berada pada paragraf berikut :
“Ibu..”
Dialah anak pertamaku, Andris Setyawan. Sudah tiga tahun yang lalu aku
menikah dengan seorang laki-laki yang aku kenal di kampusku. Aku
mencintainya. Ia juga mencintaiku. Hingga cinta kami telah membuahkan Andris.
Suamiku sangat sayang kepada anakku. Mereka baru saja jalan-jalan di taman.
Berlari-lari mengejar Eno, nama kucing kami... tiba-tiba hp di meja berdering.
Sebuah nomor baru muncul.
“Masihkah lilin itu menyala di hatimu? (Andris Setyawan)”
Aku tertegun menatap layar hpku. Laki-laki yang pernah memberiku lilin mencoba
menyulut kembali lilin yang baginya sudah mati. Dengan segera aku menghapus
sms tersebut. Aku menghampiri suamiku dan anakku. Kami bercanda bersama-
sama di atas sofa.
Masih ada sebuah lilin yang menyala di hatiku.