PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berikut:
sertamelepaskan renin.
nutrisi tersebut pada saat proses eliminasi produk sisa,terutama pada saat
pembuangan.
darah dalam batas yang bias diterima. Setiap adanyagangguan dari fisiologis
diatas akan memberikan dampak yangfatal.Sistem perkemihan terdiri atas ginjal,
keluarmelewati uretra dan keluar dari tubuh (Arif Muttaqin dan Kumala Sari,
2011)
berteriak, meringis, dan lain lain. Oleh karenanyeri bersifat subjektif, maka
mengingkat mobilisasilebih awal dan membatu klien kembali bekerja lebih dini,
dialami individu. Kebutuhan terbatas darirasa nyeri itu merupakan salah satu
B. Tujuan Penulisan
C. Rumusan Masalah
D. Manfaat Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem perkemihan terdiri atas ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Ginjal
kemih, kandung kemih bekerja sebagai penampung urine dari kandung kemih.
1. Ginjal
terletak dalam rongga abdomen, retroperitonial primer kiri dan kanan kolumna
(syaifuddin, 2010)
2. Ureter
Ureter terdiri dari dua buah saluran, masing masing bersambung dari
ginjal ke kandung kemih, panjangnya 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm,
menjadi kaku ketika melewati tepi pelvis dan ureter menembus kandung kemih.
Lapisan ureter terdiri dari dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa), lapisan
tengah (lapisan otot polos), lapisan sebelah dalam ( mukosa). (syaifuddin, 2010)
Vesika Urinaria terletak tepat di belakang os pubis. Bagian ini tempat menyimpan
urin, berdinding otot kuat, bentuknya bervariasi sesuai dengan jumlah urin yang di
belakang tepi atas simfisis pubis. Permukaan posterior vesika urinaria berbentuk
Lapisan otot vesika urinaria terdiri dari otot polos, tersusun dan saling berkaitan di
sebut M. Detrusor visika. Peredaran darah vesik urinaria berasal dari arteri
vesikalis superior dan inferior yang merupakan cabang dari arteri iliaka interna.
Pembuluh limfe vesika urinaria mengalirkan cairan limfe ke dalam nodi limfatik
4. Uretra
Uretra adalah sebuah saluran yang berjalan dari leher kandung kemih ke
lubang luar, di lapisi oleh membran mukosa yang bersambung dengan membran
yang melapisi kandung kemih. Meatus urinarius terdiri terdiri atas serabut otot
oleh penambahan tekanan dalam kandung kemih dan isi urin di dalamnya. Jumlah
urine yang di tampung kandung kemih dan menyebabkan miksi yaitu 170-230 ml.
Mikturisi merupakan gerakan yang dapat dikendalikan dan ditahan oleh pusat
pusat persarafan. Kandung kemih dikendalikan oleh saraf pelvis dan serabut saraf
Rata rata jumlah urine normal adalah 1-2 liter sehari, namun jumlah yang di
keluarkan berbeda setiap kalinya sesuai jumlah cairan yang masuk. Warna urine
yang normal adalah bening orange pucat tanpa endapan, berbau tajam, memiliki
reaksi sedikit asam dengan Ph rata rata 6, dan BJ berkisar antara 1010 – 1025.
Urine terutama terdiri atas air, urea, dan natrium klorida. Ureum merupakan hasil
akhir metabolisme protein dan berasal dari asam amino dalam hati yang mencapai
ginjal. Kandungan ureum normal dalam darah sekitar 30 – 100 cc, namun
tergantung dari jumlah protein yang di makan dan fungsi hati dalam pembentukan
ureum. Kreatinin adalah hasil buangan metabolisme protein dalam otot. Produk
metabolisme mencangkup benda benda purin, oksalat, fosfat, dan sulfat. Elektrolit
atau garam seperti natrium dan kalium klorida di ekskresikan untuk mengimbangi
Gagal ginjal akut atau di kenal dengan Acute Renal Failure (ARF) adalah
Hilangnya fungsi ginjal secara mendadak dan hampir lengkap akibat kegagalan
anuria (urine kuring dari 50 ml/24 jam), oliguria (urine urang dari 400-500 ml/24
jam), peningkatan konsentrasi serum urea (azotermia) atau BUN, kreatin serum,
Gangguan fungsi jantung (infark miokardium, CHF, atau syok kardiogenik), dan
terapi diuretik. Hal ini biasanya di tandai dengan penurunan turgor kulit, mukosa
membran kering, penurunan berat badan, hipotensi, oliguri, atau anuria. Penyebab
intrasenal kerusakan aktual jaringan ginjal akibat trauma jaringan glomerulus atau
yang melindungi cairan darah renal. NSAID menyebabkan iskemik ginjal. Cedera
mioglobin (protein yang di lepaskan dari otot ketika cedera sehingga terjadi toksik
renal, iskemik atau keduanya). Cedera akibat benturan dan infeksi serta agen
tubulus ginjal. Hal ini biasanya di tandai dengan demam, kemerahan pada kulit,
dan edema. Penyebab prostenal terjadi akibat sumbatan atau gangguan aliran urine
aliran kemih.
Faktor penyebab oliguri dan gagal ginjal akut (patogenesis) biasanya kondisi
menyebabkan pengurangan aliran darah renal dan gangguan fungsi ginjal yaitu
hipovolemia, hipotensi, penurunan curah jantung dan CHF, sumbatan ginjal atau
saluran kemih akibat tumor, bekuan darah, atu batu ginjal, sumbatan vena atau
2. Fase oliguri-anuri (volume urine kurang dari 400-500 ml/24 jam) di tandai
kadang pasien mengeluarkan lebih dari 2-3 liter urine per hari dan di sebut
3. Fase diuretikdi mulai ketika dalam waktu 24 jam volume urine yang
keluar mencapai 500 ml dan berakhir ketika BUN serta serum kreatinin tidak
bertambah lagi.
tahun).Kadang kadang terjadi jaringan parut, tetapi kehilangan fungsi tidak selalu
2. Kulit dan membran mukosa kering akibat dehidrasi, dan napas mungkin
3. Manifestasi sistem saraf (lemah, sakit kepala, kedutan otot, dan kejang).
5. Peningkatan BUN (tetap), kadar kreatinin, dan laju endap darah (LED)
katabolisme jaringan normal, seperti asupan diet, darah di saluran pencernaan atau
transfusi darah dan sumber lain (infus intravena, penisislin, kalim, dan pertukaran
Evaluasi Diagnosis :
akut.
4. USG untuk memeperkirakan ukuran ginjal dan memungkinkan perbaikan
sumbatan uropati.
Pengelolaan :
1. Pencegahan :
e. Cegah dan obati syok dengan transfusi serta penggantian cairan. Cegah
f. Monitor pengeluaran urine dan tekanan vena pusat perjam pada pasien
istirahat, khususnya bagi merekan dengan tingkat usia tertentu yang mengalami
h. Berikan perhatian khusus selama proses irigasi luka, luka bakar, dan
menerima transfusi darah yang benar guna mencegah reaksi transfusi yang dapat
hiperkalemia, perikarditis, dan kejang. Dapat dilakukan pada pasien dengan kadar
mEq/L; SOI 5,5 mmol/L), perubahan EKG (tinggi puncak gelombang T rendah
dan sangat tinggi), dan perubahan klinis. Berikan ion pengganti resin (natrium
harian, pengukuran tekanan vena pusat, konsentrasi urine dan serum, cairan yang
hilang, tekanan darah, dan status klinis pasien. Asupan dan pengeluaran oral, urine
parenteral, drainase lambung, feses, drainasi luka, dan respirasi di hitung dan di
gunakan sebagai dasar terapi pengganti cairan. Untuk mendeteksi kelebihan cairan
pemeriksaan paru (auskultasi di temukan suara paru krekels basah) akibat edema
oliguri untuk menurunkan pecahan protein dan mencegah akumulasi produk akhir
toksik. Tinggi kalori karena karbohidrat memiliki efek terhadap protein yang luas.
Batasi makanan yang mengandung kalium dan fosfat (pisang, jeruk, dan kopi).
5. Koreksi asidosis dan peningkatan kadar fosfat. Jika asidosis berat terjadi,
gas darah arteri harus dipantau, intervensi ventilasi harus di lakukan jika terjadi
masalah pernapasan, dan pasien perlu di terapi dengan natrium bikarbonat atau
dialisis.
6. Pantau selama fase pemulihan. Fase oliguri GGA berlangsung selama 10-
20 hari dan di ikuti fase diuretik, di mana saluran urine meningkat (natrium dan
bagi pasien dengan azotinia progresif, dan komplikasi lain yang mengancam
kehidupan.
Pengkajian Keperawatan :
derita sebelumnya.
2. Kaji adanya paparan dengan obat yang berpotensi meracuni ginjal
(antibiotik, nonsteroidal, anti inflamasi, NSAID’s, zat kontras, dan benda cair
lainnya).
3. Lakukan pemeriksaan fisik secara terus menerus seperti turgor kulit, pucat,
Diagnosis Keperawatan :
a. DS : penambahan berat badan dalam waktu yang singkat dan asupan lebih
pusat, edema anasarka, distensi vena jugular, perubahan pola napas, dispnoe,
a. DS : melaporkan demam.
abnormal.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
tandai dengan :
dengan :
hitam.
a. DS : melaporkan lupa.
peristiwa baru, tidak mampu belajar atau menguasai ketrampilan, tidak mampu
melakukan kegiatan sesuai jadwal, tidak mampu mengenal intervensi yang akan di
Intervens Keperawatan :
1. Diagnosis Keperawatan 1
tidak adekuat.
b. Monitor mengeluarkan dan BJ urine, ukur, dan catat asupan serta
pengeluaran urine, ukur, dan catat asupan serta pengeluaran urine, pengisapan
cairan lambung, feses, drainase luka, dan penguapan (melalui keringat, kulit, dan
pernapasam).
dehidrasi.
sangat menurun.
j. Evaluasi tanda dan gejala hiperkapnia dan monitor nilai potasium (jika
nilai 5,5 mg/L, segera lapor dokter lalu amati perubahan ECG).
p. Monitor normalitas keseimbangan asam basa dan monitor gas darah arteri
(AGD).
bikarbonat).
2. Diagnosis Keperawatan 2
a. Monitor semua tanda infeksi. Perlu di catat bahwa pasien gagal ginjal
kerusakan ginjal.
3. Diagnosis Keperawatan 3
Tujuan : tercukupinya kebutuhan nutrisi.
a. Bekerja sama dengan ahli gizi untuk mengatur asupan protein sesuai
biasanya berasal dari katabolisme, sehingga protein harus tinggi nilai biologi dan
kaya asam amino esensial (makanan kering, telur, daging ) agar pasien tidak
b. Diet rendah protein harus di gabungkan dengan asam amino esensial dan
transferin.
4. Diagnosis Keperawatan 4
(zantac), atau antasida seperti pencegahan ulcer stres lambung. Jika H2 reseptor
antagonisdi gunakan, perawatan harus dilakukan untuk menilai dosis bagi derajat
kerusakan gijal.
5. Diagnosis Keperawatan 5
b. Atur hal yang dapat di prediksi secara teratur dan jaga perubahan secara
minimal.
secara mendadak.
di samping pasien.
f. Bantu pasien berbalik dan bergerak, karena letargi dan penurunan tingkat
Evaluasi
1. Tekanan darah stabil, tidak edema, dan pernapasan normal.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
penurunan curah jantung dan CHF, sumbatan ginjal atu saluran kemih akibat
Selalu jaga sistem perkemihan kita, karena siste, perkemihan tersebut sangatlah
penting untuk membuang zat limbah serta cairan berlebih melalui urin.
DAFTAR PUSTAKA