Disusun oleh :
S19 C
Assalamualaikum wr.wb
menyadari bahwa banyak pihak yang terkait dan terlibat dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini, maka pada kesempatan ini, dengan segala kerendahandan
yang telah membantu dan memberikan dorongan yang tidak dapat penulis
mendapatkan ridho dan balasan dari ALLAH SWT dan semoga karya sederhana
Wassalamualaikum wr.wb
Surakarta,.........................................
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
sebagai berikut:
nutrisi tersebut pada saat proses eliminasi produk sisa, terutama pada saat
pembuangan.
komposisi darah dalam batas yang bias diterima. Setiap adanya gangguan dari
system perkemihan mempunyai dua ginjal, Organ ini memproduksi urine yang
miksi, terjadi ketika adanya kontraksi dari otot-otot kandung kemih menekan
urine untuk keluar melewati uretra dan keluar dari tubuh (Arif Muttaqin dan
merupakan sensasi yang rumit, unik, universal, dan bersifat individual. Klien
berteriak, meringis, dan lain lain. Oleh karena nyeri bersifat subjektif, maka
perawat mesti peka terhadap sensasi nyeri yang dialami klien. Penatalaksanaan
nyeri yang efektif tidak hanya mengurangi ketidaknyamanan fisik, tetapi juga
mengingkat mobilisasi lebih awal dan membatu klien kembali bekerja lebih dini,
dirasakan seorang pasien (Asmadi, 2008). Rasa nyaman berupa terbebas dari
rasa yang tidak menyenangkan adalah suatu kebutuhan individu. Nyeri
Kebutuhan terbatas dari rasa nyeri itu merupakan salah satu kebutuhan dasar
B. TUJUAN PENULISAN
C. RUMUSAN MASALAH
D. MAMFAAT PENULISAN
PEMBAHASAN
Sistem perkemihan terdiri atas ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Ginjal
kemih, kandung kemih bekerja sebagai penampung urine dari kandung kemih.
1. Ginjal
kiri dan kanan, tepat di bawah tulang rusuk. Masing masing memiliki ukuran
sebesar kepalan tangan. Fungsi utama ginjal adalah untuk mengatur jumlah
air dan garam dalam darah, menyaring zat limbah atu sisa metabolisme tubuh,
sekresi tubulus.
2. Ureter
dengan kandung kemih. Pada awalnya, ureter berjalan melalui fasia gerota
deverent. , dan memasuki basis vesika pada trigonum. Pasokan darah ureter
berasal dari pembuluh darah renalis, gonad, aorta, iliaka komunis, dan iliaka
interna. Susunan saraf otonom pada dinding ureter memberikan aktivitas
mengendalikan transpor halus dan efisien bagi urine dari pelvis renalis ke
kandung kemih.
3. Kandung Kemih
urine. Organ ini berbentuk seperti buah pir atau kendi. Kandung kemih
terletak di dalam panggul besar, di depan isi lainnya, dan di belakang simpisis
pubis. Pada bayi letaknya lebih tinggi. Bagian terbawah adalah basis
Dinding kandung kemih terdiri atas lapisan serus sebelah luar, lapisan
Tiga saluran bersambung dengan kandung kemih. Dua ureter bermuara secara
dalam ureter. Uretra keluar dari kandung kemih sebelah depan. Daerah
segitiga anatara dua lubang ureter dan uretra di sebut segitiga kandung kemih
simpisis pubis, utrus, dan vagina. Dari uterus, kandung kemih di pisahkan
4. Uretra
Uretra adalah sebuah saluran yang berjalan dari leher kandung kemih ke
sebabkan oleh penambahan tekanan dalam kandung kemih dan isi urin di
miksi yaitu 170-230 ml. Mikturisi merupakan gerakan yang dapat dikendalikan
dan ditahan oleh pusat pusat persarafan. Kandung kemih dikendalikan oleh saraf
Rata rata jumlah urine normal adalah 1-2 liter sehari, namun jumlah yang di
keluarkan berbeda setiap kalinya sesuai jumlah cairan yang masuk. Warna urine
yang normal adalah bening orange pucat tanpa endapan, berbau tajam, memiliki
reaksi sedikit asam dengan Ph rata rata 6, dan BJ berkisar antara 1010 – 1025.
Urine terutama terdiri atas air, urea, dan natrium klorida. Ureum merupakan
hasil akhir metabolisme protein dan berasal dari asam amino dalam hati yang
mencapai ginjal. Kandungan ureum normal dalam darah sekitar 30 – 100 cc,
namun tergantung dari jumlah protein yang di makan dan fungsi hati dalam
otot. Produk metabolisme mencangkup benda benda purin, oksalat, fosfat, dan
sulfat. Elektrolit atau garam seperti natrium dan kalium klorida di ekskresikan
AKUT)
Gagal ginjal akut atau di kenal dengan Acute Renal Failure (ARF)
Hilangnya fungsi ginjal secara mendadak dan hampir lengkap akibat kegagalan
anuria (urine kuring dari 50 ml/24 jam), oliguria (urine urang dari 400-500 ml/24
jam), peningkatan konsentrasi serum urea (azotermia) atau BUN, kreatin serum,
(sepsis atau anafilkis). Gangguan fungsi jantung (infark miokardium, CHF, atau
syok kardiogenik), dan terapi diuretik. Hal ini biasanya di tandai dengan
ginjal akibat trauma jaringan glomerulus atau tubulus ginjal. Keadaan yang
renal. NSAID menyebabkan iskemik ginjal. Cedera akibat terbakar dan benturan
nekronis tubulus akut ( ATN ). Selain itu, reaksi transfusi menyebabkan gagl
tandai dengan demam, kemerahan pada kulit, dan edema. Penyebab prostenal
terjadi akibat sumbatan atau gangguan aliran urine melalui saluran kemih
sumbatan ginjal atau saluran kemih akibat tumor, bekuan darah, atu batu ginjal,
1. Serangan mulai ketika ginjal mengalami trauma dalam waktu beberapa jam
2. Fase oliguri-anuri (volume urine kurang dari 400-500 ml/24 jam) di tandai
3. Fase diuretikdi mulai ketika dalam waktu 24 jam volume urine yang keluar
mencapai 500 ml dan berakhir ketika BUN serta serum kreatinin tidak
bertambah lagi.
tahun). Kadang kadang terjadi jaringan parut, tetapi kehilangan fungsi tidak
Manifestasi klinis
1. Pasien tampak sangat menderita dan letargi di sertai mual persisten, muntah,
dan diare.
2. Kulit dan membran mukosa kering akibat dehidrasi, dan napas mungkin
3. Manifestasi sistem saraf (lemah, sakit kepala, kedutan otot, dan kejang).
5. Peningkatan BUN (tetap), kadar kreatinin, dan laju endap darah (LED)
metabolik).
Evaluasi Diagnosis :
akut.
sumbatan uropati.
Pengelolaan :
1. Pencegahan :
oprasi.
e. Cegah dan obati syok dengan transfusi serta penggantian cairan. Cegah
f. Monitor pengeluaran urine dan tekanan vena pusat perjam pada pasien
h. Berikan perhatian khusus selama proses irigasi luka, luka bakar, dan
2. Dialisis untuk mencegah komplikasi gagal ginjal akut yang serius seperti
segera).
serum (nilai kalium >5,5 mEq/L; SOI 5,5 mmol/L), perubahan EKG (tinggi
saluran pencernaan).
3. Pertahankan keseimbangan cairan yang di sesuaikan dengan berat badan
harian, pengukuran tekanan vena pusat, konsentrasi urine dan serum, cairan
yang hilang, tekanan darah, dan status klinis pasien. Asupan dan
dan respirasi di hitung dan di gunakan sebagai dasar terapi pengganti cairan.
temukan suara paru krekels basah) akibat edema paru karena pemberian
protein yang luas. Batasi makanan yang mengandung kalium dan fosfat
(pisang, jeruk, dan kopi). Pemberian kalium adalah sebanyak 2 g/hari, dan
5. Koreksi asidosis dan peningkatan kadar fosfat. Jika asidosis berat terjadi,
gas darah arteri harus dipantau, intervensi ventilasi harus di lakukan jika
6. Pantau selama fase pemulihan. Fase oliguri GGA berlangsung selama 10-20
hari dan di ikuti fase diuretik, di mana saluran urine meningkat (natrium dan
bagi pasien dengan azotinia progresif, dan komplikasi lain yang mengancam
kehidupan.
Pengkajian Keperawatan
derita sebelumnya.
cair lainnya).
3. Lakukan pemeriksaan fisik secara terus menerus seperti turgor kulit, pucat,
Diagnosis Keperawatan
spesifik, bunyi jantung S3, refleks hepatojugular (+), dan oerubahan status
mental.
a. DS : melaporkan demam.
abnormal.
di tandai dengan :
dengan :
berwarna hitam.
b. DO : melena (+), hematemesis (+), abnormal Hb, dan lemah.
a. DS : melaporkan lupa.
peristiwa baru, tidak mampu belajar atau menguasai ketrampilan, tidak mampu
melakukan kegiatan sesuai jadwal, tidak mampu mengenal intervensi yang akan
Intervens Keperawatan
1. Diagnosis Keperawatan 1
tidak adekuat.
pengeluaran urine, ukur, dan catat asupan serta pengeluaran urine, pengisapan
cairan lambung, feses, drainase luka, dan penguapan (melalui keringat, kulit, dan
pernapasam).
dehidrasi.
1. Pembatasan cairan tidak selalu merupakan indikasi sampai fungsi renal
sangat menurun.
j. Evaluasi tanda dan gejala hiperkapnia dan monitor nilai potasium (jika
nilai 5,5 mg/L, segera lapor dokter lalu amati perubahan ECG).
arteri (AGD).
bikarbonat).
2. Diagnosis Keperawatan 2
a. Monitor semua tanda infeksi. Perlu di catat bahwa pasien gagal ginjal
kerusakan ginjal.
3. Diagnosis Keperawatan 3
a. Bekerja sama dengan ahli gizi untuk mengatur asupan protein sesuai
biasanya berasal dari katabolisme, sehingga protein harus tinggi nilai biologi dan
kaya asam amino esensial (makanan kering, telur, daging ) agar pasien tidak
b. Diet rendah protein harus di gabungkan dengan asam amino esensial dan
transferin.
4. Diagnosis Keperawatan 4
(zantac), atau antasida seperti pencegahan ulcer stres lambung. Jika H 2 reseptor
5. Diagnosis Keperawatan 5
minimal.
di samping pasien.
f. Bantu pasien berbalik dan bergerak, karena letargi dan penurunan tingkat
Evaluasi
PENUTUP
A. KESIMPULAN
penurunan curah jantung dan CHF, sumbatan ginjal atu saluran kemih akibat
B. SARAN
Selalu jaga sistem perkemihan kita, karena siste, perkemihan tersebut sangatlah
penting untuk membuang zat limbah serta cairan berlebih melalui urin.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.aladokter.com
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA