A. Latar Belakang
Programa penyuluhan disusun setiap tahun yang memuat rencana penyuluhan tahun
berikutnya dengan memperhatikan siklus anggaran masing-masing tingkatan yang mencakup
pengorganisasian dan pengelolaan sumber daya sebagai dasar pelaksanaan penyuluhan yang
dalam implementasinya harus terukur, realistis, bermanfaat, dan dapat dilaksanakan serta
dilakukan secara partisipatif, terpadu, transparan, demokratis dan bertanggunggugat.
Namun dalam implementasinya selama ini masih menghadapi berbagai permasalahan yang
berkaitan dengan programa penyuluhan pertanian, yang antara lain sebagai berikut:
1. belum tertibnya penyusunan programa penyuluhan pertanian di semua tingkatan;
2. naskah programa penyuluhan pertanian belum sepenuhnya dijadikan sebagai acuan dalam
penyelenggaraan penyuluhan pertanian;
3. programa penyuluhan pertanian kurang mendapat dukungan dari dinas/instansi terkait;
4. penyusunan programa penyuluhan pertanian masih didominasi oleh penyuluh/petugas
(kurang partisipatif)
5. penyusunan programa penyuluhan belum sepenuhnya mengacu pada Peraturan Menteri
Pertanian nomor :25/Permentan/OT.140/5/2009 tentang Pedoman Penyusunan Programa
Penyuluhan Pertanian.
Di lain pihak dengan berlakunya Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, maka melalui penyusunan programa
penyuluhan pertanian diharapkan dapat menghasilkan kegiatan penyuluhan pertanian
spesifik lokalita yang strategis dan mempunyai daya ungkit yang tinggi terhadap
peningkatan produktivitas komoditas unggulan daerah dan pendapatan petani sehingga
tercapai apa yang kita inginkan bersama yaitu meningkatnya kesejahteraan petani
1. Merumuskan Keadaan
Sebelum melakukan kegiatan menghimpun data potensi wilayah, perlu dibahas dulu
pengetahuan tentang Identifikasi keadaan wilayah. Pengetahuan yang diperlukan dalam
menghimpun data potensi wilayah :
2) Dasar-dasar Statistik
Statistik adalah suatu pengetahuan tentang pengumpulan, penganalisaan, penyajian, dan
penginterpretasian data berbentuk angka atau grafik dilakukan secara logis dan sistematis.
a) Data
Data adalah pernyataan fakta yang merupakan hasil dari penelitian. Data yang sudah diolah
disebut informasi.
(1) Macam-macam Data, yaitu:
(a) data primer dan data sekunder
(b) data intern dan data ekstern
(c) data diskrit dan data kontinu
(d) data kuantitatif dan data kualitatif.
Data primer adalah data yang sudah tersedia atau sudah dimiliki, sedangkan data sekunder
adalah data tambahan.
Data intern adalah data yang diperoleh dari aktivitasnya sendiri, sedangkan data ekstern
adalah data yang diperoleh di luar aktivitasnya sendiri, misalnya dari Biro Statistik.
Data diskrit adalah data yang diperoleh dari hasil menghitung, misalnya jumlah penduduk
satu kecamatan, sedangkan data kontinu adalah data yang diperoleh dari hasil mengukur,
misalnya luas wilayah satu kecamatan.
Data kuantitatif adalah data dalam bentuk bilangan, sedangkan data kualitatif adalah data
non-bilangan yang mengandung karakteristik tertentu, misalnya bagus, jelek, dsb. Data
yang diperoleh dengan cara sensus disebut populasi. Sampling adalah data yang diperoleh
dari sebagian populasi sehingga data tersebut dapat dipakai untuk menyimpulkan suatu
populasi dan selanjutnya merupakan representatif dari populasi. Untuk jelasnya dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
3). Metoda Statistik
Ada empat metoda pokok statistik:
(1) Pengumpulan Data, a.l. melalui observasi, wawancara, kuesioner, media cetak, media
elektronik, data yang tersimpan sebelumnya;
(2) Analisis Data, yaitu menguraikan ke dalam bermacam-macam komponen,
penguraiannya harus logis dan bermanfaat;
(3) Penyajian Data, penyajian data dalam bentuk a.l. tabulasi, grafik, diagram batang, dan
pie sehingga mudah untuk diinterpretasikan.
(4) Interpretasi Data, yaitu memberikan dan mendapatkan arti data dalam hubungannya
antara satu dengan yang lainnya.
b. Data Keadaan
Keadaan menggambarkan fakta-fakta yang berupa data dan informasi mengenai potensi,
produktivitas dan lingkungan usaha pertanian, tingkat kemampuan petani dan kebutuhan
pelaku utama dan pelaku usaha di wilayah kerja penyuluh (desa/kelurahan, kecamatan,
kabupaten/kota, provinsi, nasional) pada saat akan disusunnya programa penyuluhan
pertanian. Adapun data keadaan yang digunakan dalam menyusun programa penyuluhan
pertanian adalah sebagai berikut:
1). Potensi usaha
Menggambarkan peluang usaha sesuai dengan peluang pasar, kondisi agroekosistem
setempat, sumberdaya dan teknologi yang tersedia guna meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan pelaku utama dan pelaku usaha
2). Produktivitas usaha
Menggambarkan perolehan hasil usaha per satuan unit usaha (faktual) maupun potensi
perolehan hasil usaha yang dapat dicapai guna meningkatkan pendapatan petani
3). Lingkungan Usaha
Menggambarkan kondisi ketersediaan sarana prasarana usaha yang meliputi:
- agroinput
- pasca panen
- pengolahan hasil
- distribusi
- pemasaran hasil
4). Perilaku
Merupakan kemampuan yang meliputi pengetahuan, ketrampilan dan sikap dari pelaku utama
dan pelaku usaha dalam menerapkan teknologi usaha dari hulu sampai hilir
5). Kebutuhan Pelaku utama dan pelaku usaha
Menggambarkan kebutuhan dari pelaku utama maupun pelaku usaha dalam memperoleh
perlindungan, kepastian , kepuasan dalam berusaha tani sehingga mampu meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraannya .
c. Penyajian Data
Data yang sudah diolah dan dianalisis akan dimengerti oleh orang lain kalau disajikan
dalam bentuk visual. Ada dua kelompok penyajian data:
(1) Kelompok tabel/daftar, yang dibagi menjadi tiga golongan, yaitu:
(a) Tabel baris-kolom, berupa baris horizontal dan vertikal
(b) Tabel kontingensi, untuk menyatakan kondisi manusia
(c) Tabel distribusi frekuensi, penyederhaaan tabel.
(2) Kelompok grafik/diagram, yang dibagi menjadi enam golongan, yaitu:
(a) Diagram batang
(b) Diagram garis
(c) Diagram lambang
(d) Diagram lingkaran/pastel
(e) Diagram peta/kartogram
(f) Diagram titik/pencar.
2. Menetapkan Tujuan
Tujuan programa penyuluhan pertanian secara umum adalah untuk memfasilitasi
penyelenggaraan penyuluhan pertania sesuai dengan ketersediaan sumberdaya yang dimiliki
dan kebutuhan wilayahnya. Programa Penyuluhan Pertanian memuat pernyataan tentang
perubahan perilaku dan kondisi pelaku utama dan pelaku usaha yang diharapkan.
3. Menetapkan masalah
a. Identifikasi masalah
a. Faktor –faktor penyebab yang bersifat perilaku dan non perilaku
Faktor perilaku , yaitu factor yang berkaitan dengan tingkat adopsi pelaku utama dan
pelaku usaha terhadap penerapan suatu inovasi teknologi, misalnya belum yakin , belum
mau, atau belum mampu dalam menerapkan inovasi teknologi dalam usaha taninya.
Faktor non perilaku,yaitu factor yang berkaitan dengan ketersediaan dan kondisi sarana
prasarana pendukung usaha pelaku utama dan pelaku usaha ( misalnya ketersediaan pupuk,
benih/bibit atau modal usaha)
b. Penetapan prioritas masalah
Permasalahan-permasalahan yang sudah diidentifikasi dibuat pemeringkatan sesuai dengan
prioritas pembangunan pertanian di wilayah masing-masing dengan mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut:
1). Apakah masalah tersebut berkaitan dengan potensi usaha, produktivitas, lingkungan
usaha, perilaku, kebutuhan, efektivitas dan efisiensi usaha pelaku utama dan pelaku usaha
2). Apakah masalah tersebut menyangkut mayoritas pelaku utama dan pelaku usaha
3). Apakah tersedia kemudahan biaya , tenaga , teknologi/inovasi guna pemecahan masalah
Keberhasilan dalam pelaksanaan penyuluhan tidak terlepas dari apa yang namanya evaluasi.
Oleh karena itu setiap penyuluhan wajib melakukan kegiatan evaluasi manakala setiap
kegiatan penyluhan selesai dilaksanakan. Berikut ini adalah out line cara menyusun kegiatan
evaluasi kegiatan penyuluhan sederhana yang dapat diaplikasikan secara langsung oleh
penyuluh.
Keterangan :
N = nilai persentase kemampuan menjawab soal
A. Kesimpulan
Programa Penyuluhan Pertanian adalah rencana tertulis yang disusun secara sistematis
untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan
penyuluhan pertanian. Rencana tentang kegiatan penyuluhan pertanian yang
memadukan aspirasi petani dan masyarakat pertanian dengan potensi wilayah dan
program pembangunan pertanian, yang menggambarkan keadaan sekarang, tujuan
yang ingin dicapai, masalah dan alternatif pemecahannya serta cara mencapai tujuan
yang disusun secara partisipatif, sistematis dan tertulis setiap tahun.
Penyusunan programa Penyuluhan Pertanian didasarkan pada Undang-undang no 16
tahun 2006 yaitu bahwa programa penyuluhan terdiri atas programa penyuluhan
desa/kelurahan atau unit kerja lapangan, programa penyuluhan kecamatan, programa
penyuluhan kabupaten/kota, programa penyuluhan propinsi, dan programa
penyuluhan nasional.
B. Tindak Lanjut