Anda di halaman 1dari 10

PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN PERIKANAN

TEKNIK MENYUSUN PROGRAMA PENYULUHAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian ,


Perikanan dan Kehutanan ( SP3K ) pada Bab VII Pasal 23 menyebutkan bahwa Programa
penyuluhan dimaksudkan untuk memberikan arah, pedoman, dan alat pengendali
pencapaian tujuan penyelenggaraan penyuluhan.

Programa penyuluhan terdiri atas :


1) programa penyuluhan desa/kelurahan atau unit kerja lapangan,
2) programa penyuluhan kecamatan,
3) programa penyuluhan kabupaten/kota,
4) programa penyuluhan provinsi, dan
5) programa penyuluhan nasional,

Programa Penyuluhan disusun dengan memperhatikan keterpaduan, dan kesinergian


programa pada setiap tingkatan sebagaimana tersebut diatas. Keterpaduan dimaksudkan
bahwa programa penyuluhan pertanian disusun dengan memperhatikan programa penyuluhan
tingkat kecamatan, tingkat kabupaten/kota, tingkat provinsi dan tingkat nasional, sedangkan
Kesinergian dimaksudkan bahwa programa penyuluhan pertanian pada tiap tingkatan
mempunyai hubungan yang bersifat saling mendukung, sehingga semua programa
penyuluhan pertanian selaras dan tidak bertentangan antara programa penyuluhan pertanian
dalam berbagai tingkatan .

Programa penyuluhan disusun setiap tahun yang memuat rencana penyuluhan tahun
berikutnya dengan memperhatikan siklus anggaran masing-masing tingkatan yang mencakup
pengorganisasian dan pengelolaan sumber daya sebagai dasar pelaksanaan penyuluhan yang
dalam implementasinya harus terukur, realistis, bermanfaat, dan dapat dilaksanakan serta
dilakukan secara partisipatif, terpadu, transparan, demokratis dan bertanggunggugat.

Namun dalam implementasinya selama ini masih menghadapi berbagai permasalahan yang
berkaitan dengan programa penyuluhan pertanian, yang antara lain sebagai berikut:
1. belum tertibnya penyusunan programa penyuluhan pertanian di semua tingkatan;
2. naskah programa penyuluhan pertanian belum sepenuhnya dijadikan sebagai acuan dalam
penyelenggaraan penyuluhan pertanian;
3. programa penyuluhan pertanian kurang mendapat dukungan dari dinas/instansi terkait;
4. penyusunan programa penyuluhan pertanian masih didominasi oleh penyuluh/petugas
(kurang partisipatif)
5. penyusunan programa penyuluhan belum sepenuhnya mengacu pada Peraturan Menteri
Pertanian nomor :25/Permentan/OT.140/5/2009 tentang Pedoman Penyusunan Programa
Penyuluhan Pertanian.
Di lain pihak dengan berlakunya Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, maka melalui penyusunan programa
penyuluhan pertanian diharapkan dapat menghasilkan kegiatan penyuluhan pertanian
spesifik lokalita yang strategis dan mempunyai daya ungkit yang tinggi terhadap
peningkatan produktivitas komoditas unggulan daerah dan pendapatan petani sehingga
tercapai apa yang kita inginkan bersama yaitu meningkatnya kesejahteraan petani

MENYUSUN PROGRAMA PENYULUHAN

1. Merumuskan Keadaan

a. Menghimpun Data potensi wilayah

Sebelum melakukan kegiatan menghimpun data potensi wilayah, perlu dibahas dulu
pengetahuan tentang Identifikasi keadaan wilayah. Pengetahuan yang diperlukan dalam
menghimpun data potensi wilayah :

1) Identifikasi keadaan wilayah


Identifikasi keadaan wilayah adalah suatu proses penggalian dan analisis informasi
(masalah, potensi, dll) keadaan wilayah pertanian, baik berupa data sekunder maupun data
primer, yang dilakukan secara bersama oleh tim dengan menggunakan prinsip dan metode
partisipatif. Hasil yang diharapkan adalah tersedianya gambaran keadaan wilayah pertanian
secara menyeluruh di wilayah kerja penyuluh . Identifikasi keadaan wilayah di tingkat desa
digunakan bahan penyusunan programa penyuluhan tingkat desa, sedangkan rekapitulasi
data identifikasi dalam programa penyuluhan tingkat desa akan digunakan sebagai bahan
penyusunan programa tingkat kecamatan, selanjutnya hasil rekapitulasi identifikasi keadaan
di tingkat kecamatan akan digunakan sebagai bahan penyusunan programa penyuluhan
tingkat kabupaten dan seterusnya sampai ke tingkat propinsi.

2) Dasar-dasar Statistik
Statistik adalah suatu pengetahuan tentang pengumpulan, penganalisaan, penyajian, dan
penginterpretasian data berbentuk angka atau grafik dilakukan secara logis dan sistematis.
a) Data
Data adalah pernyataan fakta yang merupakan hasil dari penelitian. Data yang sudah diolah
disebut informasi.
(1) Macam-macam Data, yaitu:
(a) data primer dan data sekunder
(b) data intern dan data ekstern
(c) data diskrit dan data kontinu
(d) data kuantitatif dan data kualitatif.
Data primer adalah data yang sudah tersedia atau sudah dimiliki, sedangkan data sekunder
adalah data tambahan.
Data intern adalah data yang diperoleh dari aktivitasnya sendiri, sedangkan data ekstern
adalah data yang diperoleh di luar aktivitasnya sendiri, misalnya dari Biro Statistik.
Data diskrit adalah data yang diperoleh dari hasil menghitung, misalnya jumlah penduduk
satu kecamatan, sedangkan data kontinu adalah data yang diperoleh dari hasil mengukur,
misalnya luas wilayah satu kecamatan.
Data kuantitatif adalah data dalam bentuk bilangan, sedangkan data kualitatif adalah data
non-bilangan yang mengandung karakteristik tertentu, misalnya bagus, jelek, dsb. Data
yang diperoleh dengan cara sensus disebut populasi. Sampling adalah data yang diperoleh
dari sebagian populasi sehingga data tersebut dapat dipakai untuk menyimpulkan suatu
populasi dan selanjutnya merupakan representatif dari populasi. Untuk jelasnya dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
3). Metoda Statistik
Ada empat metoda pokok statistik:
(1) Pengumpulan Data, a.l. melalui observasi, wawancara, kuesioner, media cetak, media
elektronik, data yang tersimpan sebelumnya;
(2) Analisis Data, yaitu menguraikan ke dalam bermacam-macam komponen,
penguraiannya harus logis dan bermanfaat;
(3) Penyajian Data, penyajian data dalam bentuk a.l. tabulasi, grafik, diagram batang, dan
pie sehingga mudah untuk diinterpretasikan.
(4) Interpretasi Data, yaitu memberikan dan mendapatkan arti data dalam hubungannya
antara satu dengan yang lainnya.

b. Data Keadaan
Keadaan menggambarkan fakta-fakta yang berupa data dan informasi mengenai potensi,
produktivitas dan lingkungan usaha pertanian, tingkat kemampuan petani dan kebutuhan
pelaku utama dan pelaku usaha di wilayah kerja penyuluh (desa/kelurahan, kecamatan,
kabupaten/kota, provinsi, nasional) pada saat akan disusunnya programa penyuluhan
pertanian. Adapun data keadaan yang digunakan dalam menyusun programa penyuluhan
pertanian adalah sebagai berikut:
1). Potensi usaha
Menggambarkan peluang usaha sesuai dengan peluang pasar, kondisi agroekosistem
setempat, sumberdaya dan teknologi yang tersedia guna meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan pelaku utama dan pelaku usaha
2). Produktivitas usaha
Menggambarkan perolehan hasil usaha per satuan unit usaha (faktual) maupun potensi
perolehan hasil usaha yang dapat dicapai guna meningkatkan pendapatan petani
3). Lingkungan Usaha
Menggambarkan kondisi ketersediaan sarana prasarana usaha yang meliputi:
- agroinput
- pasca panen
- pengolahan hasil
- distribusi
- pemasaran hasil
4). Perilaku
Merupakan kemampuan yang meliputi pengetahuan, ketrampilan dan sikap dari pelaku utama
dan pelaku usaha dalam menerapkan teknologi usaha dari hulu sampai hilir
5). Kebutuhan Pelaku utama dan pelaku usaha
Menggambarkan kebutuhan dari pelaku utama maupun pelaku usaha dalam memperoleh
perlindungan, kepastian , kepuasan dalam berusaha tani sehingga mampu meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraannya .

c. Penyajian Data
Data yang sudah diolah dan dianalisis akan dimengerti oleh orang lain kalau disajikan
dalam bentuk visual. Ada dua kelompok penyajian data:
(1) Kelompok tabel/daftar, yang dibagi menjadi tiga golongan, yaitu:
(a) Tabel baris-kolom, berupa baris horizontal dan vertikal
(b) Tabel kontingensi, untuk menyatakan kondisi manusia
(c) Tabel distribusi frekuensi, penyederhaaan tabel.
(2) Kelompok grafik/diagram, yang dibagi menjadi enam golongan, yaitu:
(a) Diagram batang
(b) Diagram garis
(c) Diagram lambang
(d) Diagram lingkaran/pastel
(e) Diagram peta/kartogram
(f) Diagram titik/pencar.

Komponen-komponen tabel, yaitu:


• Judul tabel
• Nama kolom
• Catatan kaki
• Indikasi sumber.
Keempat komponen tersebut dijelaskan dalam contoh tabel, Bentuk-bentuk tabel
sesuai dengan golongannya

2. Menetapkan Tujuan
Tujuan programa penyuluhan pertanian secara umum adalah untuk memfasilitasi
penyelenggaraan penyuluhan pertania sesuai dengan ketersediaan sumberdaya yang dimiliki
dan kebutuhan wilayahnya. Programa Penyuluhan Pertanian memuat pernyataan tentang
perubahan perilaku dan kondisi pelaku utama dan pelaku usaha yang diharapkan.

a. Merumuskan tujuan dengan prinsip SMART


Prinsip yang digunakan dalam merumuskan tujuan adalah:
S ( Spesific / khas)
M ( Measurable/dapat diukur)
A ( Actionary/dapat dikerjakan)
R ( Realistic/ realistis)
b. Penyusunan tujuan
Hal –hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun tujuan adalah harus
Memperhatikan:
A ( Audience/khalayak sasaran)
B ( Behaviour/perubahan perilaku)
C ( Condition/kondisi yang akan dicapai)
D ( Degree/derajat kondisi yang akan dicapai)

3. Menetapkan masalah
a. Identifikasi masalah
a. Faktor –faktor penyebab yang bersifat perilaku dan non perilaku
Faktor perilaku , yaitu factor yang berkaitan dengan tingkat adopsi pelaku utama dan
pelaku usaha terhadap penerapan suatu inovasi teknologi, misalnya belum yakin , belum
mau, atau belum mampu dalam menerapkan inovasi teknologi dalam usaha taninya.
Faktor non perilaku,yaitu factor yang berkaitan dengan ketersediaan dan kondisi sarana
prasarana pendukung usaha pelaku utama dan pelaku usaha ( misalnya ketersediaan pupuk,
benih/bibit atau modal usaha)
b. Penetapan prioritas masalah
Permasalahan-permasalahan yang sudah diidentifikasi dibuat pemeringkatan sesuai dengan
prioritas pembangunan pertanian di wilayah masing-masing dengan mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut:
1). Apakah masalah tersebut berkaitan dengan potensi usaha, produktivitas, lingkungan
usaha, perilaku, kebutuhan, efektivitas dan efisiensi usaha pelaku utama dan pelaku usaha
2). Apakah masalah tersebut menyangkut mayoritas pelaku utama dan pelaku usaha
3). Apakah tersedia kemudahan biaya , tenaga , teknologi/inovasi guna pemecahan masalah

4. Menetapkan Rencana Kegiatan

a. Menyusun rencana kegiatan dengan memperhatikan SIADIBIBA


Rencana kegiatan menggambarkan :
- Siapa yang melakukan dan siapa sasarannya
- Apa tujuan yang ingin dicapai
- Dimana kegiatan dilaksanakan
- Bilamana/ kapan kegiatan dilaksanakan
- Berapa hasil yang ingin dicapai (kuantitas dan kualitas)
- Berapa korbanan yang diperlukan(biaya, tenaga dll)
- Bagaimana melaksanakannya (melalui kegiatan apa)

b. Penyusunan rencana kegiatan dalam bentuk tabulasi


Rencana kegiatan yang disajikan dalam bentuk matriks yang berisi:
- masalah
- kegiatan
- metode
- keluaran
- sasaran
- volume/frekuensi
- lokasi
- waktu
- biaya
- sumber biaya
- penanggungjawab
- pelaksana
- pihak terkait
TEKNIK MENYUSUN EVALUASI KEGIATAN PENYULUHAN SECARA
SEDERHANA

Keberhasilan dalam pelaksanaan penyuluhan tidak terlepas dari apa yang namanya evaluasi.
Oleh karena itu setiap penyuluhan wajib melakukan kegiatan evaluasi manakala setiap
kegiatan penyluhan selesai dilaksanakan. Berikut ini adalah out line cara menyusun kegiatan
evaluasi kegiatan penyuluhan sederhana yang dapat diaplikasikan secara langsung oleh
penyuluh.

Kerangka Penulisan Dalam Menyusun Evaluasi Kegiatan Penyuluhan


1.       Pendahuluhan
a.       Latar belakang
Menjelaskan mengapa evaluasi penting untuk dilaksanakan. Terutama sekali dalam kaitannya
dengan jenis dan substansi kegiatan penyuluhan yang telah dilaksanakan.
Misalnya…..Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui sejauhamana pelaksanaan penyuluhan
tersebut dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan. Yaitu sejauhamana
proses penyuluhan dapat merubah pola pikir (Pengetahuan), pola sikap (Sikap)  dan pola
tindak (Keterampilan) petani dalam menggunakan seluruh kemampuan dan potensi yang
dimilikinya sehingga mampu menghidupi keluarganya secara mandiri……..
b.      Kegunaan Evaluasi
Menjelaskan  sejauhmana evaluasi ini berperan dalam peningkatan mutu dan kualitas
kegiatan penyuluhan. Misalnya ….. Peran dan kegunaan perangkat evaluasi dalam kegiatan
penyuluhan adalah sangat penting. Evaluasi dilaksanakan guna mengetahui sejauhamana
peserta belajar mampu mennguasai dan mencapai tujuan penyuluhan yang telah diberikan.
Tanpa evaluasi, penyuluh tidak akan pernah mengetahui apakah petani itu ,paham,
mengerti, atau bisa, terhadap suatu materi yang telah disuluhkan. Oleh karena itu sebagai
bagian dari proses pendidikan, penyuluhan memerlukan metode dan alat evaluasi yang baik
dalam melakukan identifikasi keberhasilan pelaksanaan penyulunan itu
sendiri…………………
c.       Tujuan Evaluasi  
Menjelaksan spesifikasi ranah kegiatan evaluasi yang akan kita laksanakan. Evaluasi
dilaksanakan untuk mengetahui tingkat ketercapaian atau keberhasilan suatu proses kegiatan
penyuluhan yang dilaksanakan oleh seorang penyuluh.  Evaluasi ditekankan kepada
sejauhmana tujuan pembelajaran yang ditentukan pada saat pelaksanaan penyuluhan. 
Sehingga evaluasi tidak akan mengukur komponen lain, selain tujuan pemberlajaran yang
ditentukan sebelumnya. Tujuan pembelajaran dalam penyuluhan terbagi kepada tiga domain :
a.        Domain Pengetahuan (konwledge)
b.      Domain Sikap  (Attitude)
c.       Domain Keterampilan  (Phsycomotor)
Masing-masing domain tujuan tersebut selanjutnya di evaluasi, apakah peserta /petani telah
mampu mencapai tujuan pembelajaran/penyuluhan yang telah ditentukan  sebelumnya. Atau
sebaliknya petani tidak mencapai apa – apa selama selama kegiatan penyuluhan yang
dilaksanakan.   Misalnya ….Berkaitan dengan laporan evaluasi ini, maka tujuan evaluasi
diarahkan kepada proses identfikasi keberhasilan proses penyuluhan pada domain
knowledge (pengetahuan) . secara spesifik Tujuan Instruksional Khususnya adalah ; petani
mampu menyebutkan kesebelas  komponen PTT padi sawah dengan benar….
2.       Pelaksanaan evaluasi
a.       Rancangan Evaluasi
Menjelaskan teknik analisa data yang akan digunakan. Salah satu rancangan atau model
evaluasi yang digunakan adalah dengan menggunakan model evaluasi  test  tulis. Instrumen
test yang digunakan adalah soal pilihan ganda dengan 3 opsi pilihan (a, b dan c ), dengan
jumlah butir soal sebanyak …. butir. Teknik penilaian (skoring) terhadap soal dilaksanakan
dengan konversi  menggunakan metode skala nilai (rating scale) dengan rentang nilai 3,2,1. 
Dimana telah ditentukan kunci jawaban sebelumnya, sehingga skoring dilakukan dengan cara
membuat urutan :
                       Untuk opsi jawaban        a             skor = 3
                       Untuk opsi jawaban        b             skor = 2
                       Untuk opsi jawaban        c              skor = 1
Untuk menentukan batas kriteria selanjutnya dilakukan teknik perhitungan sebagai berikut :
N     =   Skor Perolehan Total  x 100 %
                Skor maksimal   Total

Keterangan :
N     = nilai persentase kemampuan menjawab soal

Dimana N (nilai persentase kemampuan menjawab soal) di definisikan sebagai kemampuan


kompetensi pengetahuan petani yang diukur.
b.      Pelaksanaan Evaluasi
Tahap pelaksanaan evaluasi terbagi kedalam tiga fase :
      Evaluasi awal (pre evaluation)
Evaluasi awal dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kemampuan awal yang dimiliki petani
sebelum proses penyuluhan diberikan. Artinya bahwa sebelum pelaksanaan penyuluhan,
penyuluh diharapkan mempunyai data awal tentang keadaan petani berkaitan dengan
penguasaan informasi yang mereka miliki. Evaluasi awal ini dilaksanakan dengan
menggunakan metode evaluasi test tulis dengan menggunakan instrumen test berupa
pertanyaan tertulis dengan tipe soal tertutup (pilihan ganda) dan opsi jawaban sebanyak 3
buah (a,b,c).
      Evaluasi antara (medium evaluation)
Evaluasi antara dilaksanakan pada saat penyuluhan berlangsung.  Kegiatan evaluasi ini
dilaksanakan dengan menggunakan metode :
1.       Pengamatan langsung
2.       Pertanyaan langsung (penguatan/penegasan materi)
3.       Tanya jawab dengan petani
Tujuan evaluasi ini dimaksudkan agar kondisi proses penyuluhan dapat terkontrol dengan
baik dan lancar. Agar tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik dan sesuai dengan
sasaran.
      Evaluasi akhir (post evaluation)
Setelah kegiatan penyuluhan selesai,selanjutnya dilaksanakan kegiatan evaluasi akhir dengan
cara dan metode yang sama dengan evaluasi awal. Yaitu berupa pemberian instrumen test
berupa pertanyaan tertulis dengan tipe soal tertutup (pilihan ganda) dan opsi jawaban
sebanyak 3 buah (a,b,c).
c.       Interpretasi data
Menjelaskan deskripsi hasil analisis data yang telah dilaksanakan misalnya …..Berdasarkan
hasil pelaksanaan evaluasi yang dilakukan, maka setelah diadakan penyuluhan maka
pengetahuan petani terhadap materi penyuluhan tentang 11 Komponen PTT Padi Sawah
mengalami peningkatan.  Berdasarkan nilai kemampuan menjawab soal pada test awal
58,22%, maka pada test akhir meningkat menjadi  82,67%.   Artinya dengan adanya
pelaksanaan penyuluhan pengetahuan petani tentang 11 komponen PTT padi sawah terjadi
peningkatan sebesar 31,78%. Dengan kata lain pelaksanaan penyuluhan yang
diselenggarakan hanya mampu meningkatkan kemampuan pengetahuan petani sebesar 
31,78%......
d.      Kriteria Keberhasilan  
Dari nilai N (nilai persentase kemampuan menjawab soal) ini kemudian ditentukan kriteria
keberhasilan pelaksanaan penyuluhan dengan tiga krietria yaitu :

Kriteria Keberhasilan Peningkatan Pengetahuan yang terjadi 


Baik > 60%
Cukup baik 31%  – 60 %
Kurang 0%  – 30 %

Misalnya ………….Berdasarkan hasil analisa dari dua pelaksanaan evaluasi yang


dilaksanakan yakni test awal dan test akhir. Peningkatan kemampuan pengetahuan yang
terjadi sebagai akibat dari pelaksanaan penyuluhan ini adalah sebesar 31,78% (dari 58,22%
pada test awal menjadi 90% pada test akhir ) . Artinya berada pada interval kriteria Cukup
Baik…………..
e.      Memberikan kesimpulan
Berikan sedikit komentar mengenai hasil evaluasi yang telah dilaksanakan.misalnya
….Berdasarkan hasil pengamatan dan analisa dari pengukuran yang dilaksanakan di atas.
Maka hasil kesimpulan yang dicapai dalam pelaksanaan penyuluhan dengan materi
Pengenalan 11 komponen PTT Padi Sawah yang dilaksanakan menunjukkan hasil pencapai
yang cukup baik. Artinya hasil dari penyuluhan yang diberikan mampu mencapai tujuan
pembelajaran meskipun hasil kriterianya cukup berhasil. Secara umum dapat dikatakan
pelaksanaan penyuluhan telah dilaksanakan dengan baik dan hasilnya cukup
berhasil……….
3.       Rencana Tindak Lanjut
Dari hasil pelaksanaan penyuluhan tersebut, selanjutnya RTL yang dapat dirumsukan
misalnya adalah sebagai berikut :
-            Petani merencanakan pada musim tanam yang akan datang akan mengusulkan kepada
PPL setempat untuk mencoba membuat petak percontohan PTT padi sawah dengan
menggunakan komponen PTT yang sesuai dengan lokasi setempat.
-            Selain dengan usulan kegiatan tersebut diatas, petani berkeinginan untuk mencoba
mengaplikasikan beberapa komponen yang dianggap dapat dilaksanakan meskipun belum
sepenuhnya 11 komponen dilaksanakan.
-            PPL wilayah binaan yang membawahi kelompok tani sasaran akan melakukan
intensifikasi pelaksanaan penyuluhan dan pembinaan yang berkaitan dengan pelaksanaan
PTT padi sawah. (cjr/8feb2011)
PENUTUP

A. Kesimpulan

Tolok ukur keberhasilan membangun perilaku profesional petani dalam


mengembangkan usaha agribisnis dapat diukur dari tingkat dinamika para pelakunya
ditinjau dari jenis, bentuk, kualitas serta derajat partisipasinya pada setiap aspek
kegiatan dalam sistem agribisnis.

Programa Penyuluhan Pertanian adalah rencana tertulis yang disusun secara sistematis
untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan
penyuluhan pertanian. Rencana tentang kegiatan penyuluhan pertanian yang
memadukan aspirasi petani dan masyarakat pertanian dengan potensi wilayah dan
program pembangunan pertanian, yang menggambarkan keadaan sekarang, tujuan
yang ingin dicapai, masalah dan alternatif pemecahannya serta cara mencapai tujuan
yang disusun secara partisipatif, sistematis dan tertulis setiap tahun.
Penyusunan programa Penyuluhan Pertanian didasarkan pada Undang-undang no 16
tahun 2006 yaitu bahwa programa penyuluhan terdiri atas programa penyuluhan
desa/kelurahan atau unit kerja lapangan, programa penyuluhan kecamatan, programa
penyuluhan kabupaten/kota, programa penyuluhan propinsi, dan programa
penyuluhan nasional.

B. Tindak Lanjut

Setelah menerapkan pengetahuan ini dalam kegiatan pembelajaran, pasti akan


menemui banyak kendala, dan permasalahan-permasalah baru di lapangan. Untuk itu
para penyuluh harus selalu mengembangkan diri, untuk selalu belajar, mengadakan
inovasi sehingga perencanaan dan pelaksanaan serta evaluasi penyuluhan pertanian
dapat berjalan dengan baik dan akhirnya didapatkan hasil yang optimal
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. 2009. Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian, Departemen
Pertanian
2. Anonim. 2000. Perumusan Programa Penyuluhan Pertanian, Departemen Pertanian.
3. Anonim. 2003. Proses Penyuluhan Kemitraan, Departemen Pertanian.
4. Anonim. 2006. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 tentang
Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. Departemen Pertanian

Anda mungkin juga menyukai