Anda di halaman 1dari 10

JPK 3 (2) (2017): 244-252

Jurnal Profesi Keguruan


https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpk

Pengembangan Laboratorium Media Pembelajaran Berbasis Kebutuhan


Sekolah
Isnarto1), Abdurrahman2), Sugianto3)
1)
Jurusan Matematika Universitas Negeri Semarang
2)
Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang
3)
Jurusan Fisika Universitas Negeri Semarang

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan ketersediaan, dan kebutuhan media pembelajaran di
sekolah dasar Kota Semarang. Hal yang diungkap meliputi (1) gambaran tentang ketersediaan
media pembelajaran di sekolah dasar, (2) gambaran tentang aktivitas guru dalam pengembangan
dan pemanfaatan media pembelajaran, dan (3) gambaran tentang media yang dibutuhkan oleh guru
untuk membantu pembelajaran yang dilakukan. Desain penelitian menggunakan deskriptif
kualitatif, diarahkan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan fakta-fakta yang terjadi di
sekolah dasar terkait dengan media pembelajaran. Penelitian dibatasi pada tiga mata pelajaran
yang diujikan dalam Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) yaitu Matematika, Ilmu
Pengetahuan Alam dan Bahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan
media pembelajaran di mayoritas sekolah belum mencukupi untuk membantu guru dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Faktor yang menjadi penyebab kurangnya ketersediaan media
pembelajaran antara lain (1) sedikitnya bantuan pemerintah (instansi terkait) berupa pengadaan
media pembelajaran, (2) rendahnya pengalokasian anggaran untuk pengembangan media
pembelajaran, (3) rendahnya kreativitas guru untuk memproduksi media pembelajaran, (4)
kurangnya ketersediaan waktu bagi guru untuk dapat mengembangkan media pembelajaran.
Sebagian besar, aktivitas guru terkait pemanfaatan dan pengembangan media masuk dalam
kategori rendah. Sebesar 79,63% guru, dalam satu semester kurang dari 10 kali memanfaatkan
media dalam pembelajaran yang dilakukan. Guru lebih membutuhkan peningkatan kompetensi
pengembangan media berbantuan komputer. Dari lima opsi yang ditawarkan, yakni (1) media
bentuk fisik, (2) media bentuk cetak, (3) media bentuk audio, (4) media audio visual, dan (5)
media berbantuan TIK, mayoritas guru (86%) memilih pendampingan pengembangan media
berbasis komputer. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai landasan
diperlukannya (1) pendampingan pengembangan media pembelajaran kepada guru, dan (2)
penelitian tentang pengembangan dan uji efektivitas media pembelajaran matematika di sekolah.

Kata Kunci: Media pembelajaran, ketersediaan, kebutuhan

PENDAHULUAN guru dan siswa. Agar proses komunikasi


Proses pembelajaran di sekolah pa- berjalan efektif, diperlukan media pembe-
da intinya adalah proses komunikasi yang lajaran yang tepat.
berkelanjutan. Hal yang utama dalam Kemampuan dalam pengembangan
proses komunikasi adalah penyampaian dan pemanfaatan media pembelajaran me-
pesan dari sumber pesan ke penerima pe- rupakan salah satu kompetensi penting
san melalui suatu media tertentu. Proses yang perlu dimiliki oleh guru. Kemampu-
komunikasi mencakup adanya pesan, sum- an tersebut perlu dipersiapkan sejak calon
ber pesan, penerima pesan, dan media. Da- guru menempuh pendidikan di bangku ku-
lam kegiatan pembelajaran, pesan yang di- liah. Lembaga Pendidikan Tenaga Kepen-
komunikasikan adalah materi yang terda- didikan (LPTK) perlu memberikan bekal
pat dalam kurikulum, sumber pesan adalah yang memadai, agar lulusan program studi

244
kependidikan yang dihasilkan, memiliki dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) Ba-
kompetensi unggul di bidang pengemba- gaimanakah gambaran ketersediaan media
ngan media pembelajaran. pembelajaran di Sekolah Dasar untuk tiga
Untuk memberikan bekal yang se- mata pelajaran kategori UASBN? (2)
suai dengan kebutuhan lapangan, diperlu- Bagaimanakah aktivitas guru dalam peng-
kan kajian terhadap ketersediaan dan kebu- embangan dan pemanfaatan media pembe-
tuhan media pembelajaran di sekolah. In- lajaran? (3) Media apa yang dibutuhkan
formasi tentang media pembelajaran di se- oleh guru untuk membantu pembelajaran
kolah, khususnya informasi yang disesuai- yang dilakukan?
kan dengan kebutuhan kekinian (up to da-
te), perlu diketahui oleh pengelola dan do- TINJAUAN PUSTAKA
sen pengampu perkuliahan media di pro- Metode dan media pembelajaran me-
gram studi kependidikan. Silabus, materi rupakan dua unsur penting dalam kegiatan
dan pelaksanaan perkuliahan media perlu pembelajaran. Kedua hal tersebut saling
terus diperbaharui untuk menyesuaikan de- berkaitan. Pemilihan salah satu metode
ngan perkembangan ilmu pengetahuan mengajar tertentu akan mempengaruhi je-
khususnya yang berhubungan dengan nis media pembelajaran yang sesuai. Me-
teknologi pengembangan media pembela- tode dan media pembelajaran juga perlu
jaran di sekolah. disesuaikan dengan tujuan pembelajaran,
Keberadaan Laboratorium Pengem- jenis tugas dan respon yang diharapkan
bangan Media Pendidikan di Laboratorium siswa dikuasai setelah pembelajaran ber-
Terpadu LPTK Universitas Negeri Sema- langsung, dan konteks pembelajaran ter-
rang, perlu untuk lebih diberdayakan da- masuk karakteristik siswa. Salah satu
lam melakukan kajian yang terkait dengan fungsi media pembelajaran adalah sebagai
pengembangan media pembelajaran. Data alat bantu mengajar yang turut mempenga-
atau informasi yang akurat terkait keter- ruhi kondisi, dan lingkungan belajar yang
sediaan dan kebutuhan media pembelaja- ditata dan dikelola oleh guru.
ran di sekolah, diharapkan memberikan Kata media berasal dari bahasa Latin
masukan yan baik bagi pengelola program medius yang secara harfiah berarti tengah,
studi untuk terus mengembangkan kom- perantara atau pengantar (Azhar, 2005).
petensi mahasiswa kependidikan khusus- Senada dengan hal tersebut, Prastati dan
nya pada bidang media pembelajaran. In- Irawan (2005) berpendapat bahwa media
formasi tersebut juga merupakan masukan ialah apa saja yang dapat menyalurkan
bagi Laboratorium Pengembangan Media informasi dari sumber informasi ke pene-
Pendidikan untuk mengambil kebijakan rima informasi. Menurut Sadiman (2005)
atau langkah yang perlu dalam menja- media adalah berbagai jenis komponen
lankan fungsi sebagai pengembang media dalam lingkungan siswa yang dapat me-
pendidikan di Universitas Negeri Sema- rangsang untuk belajar. Berdasarkan hal
rang. Berdasarkan hal tersebut, Laborato- tersebut, media pembelajaran adalah bahan
rium Pengembangan Media Pendidikan atau alat spesifik yang digunakan dalam
UNNES perlu untuk melakukan penelitian kegiatan belajar mengajar, dengan tujuan
tentang ketersediaan dan kebutuhan media agar proses interaksi komunikasi antara
pembelajaran di sekolah. guru dan siswa dapat berlangsung secara
Kajian dilakukan secara terbatas efektif dan optimal.
untuk ketersediaan dan kebutuhan media Menurut Azhar (2005) ciri-ciri
pembelajaran pada 3 mata pelajaran yang umum yang terkandung dalam media
masuk dalam Ujian Akhir Sekolah Ber- adalah (1) Media pendidikan memiliki pe-
standar Nasional (UASBN) yakni Matema- ngertian fisik yang dewasa ini dikenal se-
tika, Ilmu Pengetahuan Alam dan Bahasa bagai hardware (perangkat keras), yaitu
Indonesia. Permasalahan dalam penelitian suatu benda yang dapat dilihat, didengar,

244
atau diraba dengan panca indera, (2) Me- selalu menarik minat siswa untuk terus be-
dia pendidikan memiliki pengertian nonfi- lajar dan mengembangkan diri.
sik yang dikenal sebagai software (perang- Sebagai konsekuensi atas terbitnya
kat lunak) yaitu kandungan pesan yang ter- Undang-Undang Republik Indonesia No-
dapat dalam perangkat keras yang merupa- mor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendi-
kan isi yang ingin disampaikan kepada sis- dikan Nasional dan Peraturan Pemerintah
wa, (3) Penekanan media pendidikan ter- (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Stan-
dapat pada visual dan audio, (4) Media dar Nasional Pendidikan (SNP) Menteri
pendidikan memiliki pangertian alat bantu Pendidikan dan Kebudayaan, telah mener-
pada proses belajar baik di dalam maupun bitkan berbagai peraturan agar penyeleng-
di luar kelas, (5) Media pendidikan digu- garaan pendidikan di seluruh wilayah Ne-
nakan dalam rangka komunikasi dan inter- gara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
aksi guru dan siswa dalam proses pembe- minimal dapat memenuhi 8 standar ter-
lajaran, (6) Media pendidikan dapat digu- tentu. Standar tersebut adalah: (1) standar
nakan secara masal (misalnya radio, tele- isi, (2) standar kompetensi lulusan, (3)
visi), kelompok besar dan kelompok kecil standar proses, (4) standar pendidik dan
(misalnya film, slide, video), atau perora- tenaga kependidikan, (5) standar sarana
ngan (misalnya: modul, komputer, radio dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7)
tape/kaset, video recorder). standar pembiayaan, dan (8) standar pe-
Pendidikan merupakan usaha sadar nilaian pendidikan.
dan terencana untuk mewujudkan suasana Lampiran Permendiknas Nomor 16
belajar dan proses pembelajaran supaya Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
peserta didik secara aktif mengembangkan Akademik dan Kompetensi Guru, meng-
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan atur tentang berbagai kompetensi yang ha-
spiritual keagamaan, pengendalian diri, rus dimiliki oleh pendidik, baik yang ber-
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, sifat kompetensi inti maupun kompetensi
serta keterampilan yang diperlukan dirinya mata pelajaran. Guru dituntut untuk me-
dan masyarakat. Menurut Langeveld se- laksanakan pembelajaran yang berkulitas.
bagaimana dikutip oleh Hasbullah (2009) Peningkatan kualitas dalam proses pem-
pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, belajaran tidak terlepas dari penggunaan
perlindungan, dan bantuan yang diberikan bahan pelajaran, strategi, dan media pem-
kepada anak tertuju kepada pendewasaan belajaran.
anak itu, atau lebih tepat membantu anak Meningkatkan kualitas pembelajar-
supaya terampil melaksanakan tugas hi- an bergantung pada pemahaman guru ter-
dupnya sendiri. hadap tugasnya dan tidak terlepas dari ba-
Pendidikan merupakan proses bim- gaimana guru menggunakan media pembe-
bingan yang dilakukan secara sadar oleh lajaran. Media pembelajaran merupakan
pendidik terhadap proses perkembangan satu diantara kunci keberhasilan dalam
jasmani dan rohani peserta didik dengan proses pembelajaran di kelas. Aspek ter-
tujuan membentuk kepribadian unggul, ya- penting dalam proses pembelajaran adalah
itu kepribadian yang bukan hanya pintar pengalaman fisik, yaitu siswa terlibat
secara akademis tetapi juga secara karak- langsung atau mempunyai pengalaman ter-
ter. Guru berperan untuk memberikan il- hadap benda-benda dan stimulus-stimulus
munya sesuai dengan kemampuan yang di- dalam lingkungan tempat ia bereaksi ter-
miliki. Peran guru sebagai pendidik antara hadap benda-benda itu. Lingkungan kelas
lain adalah memberi bantuan dan tugas- dan ketersediaan media pembelajaran di
tugas yang berkaitan dengan upaya men- kelas merupakan hal yang berpengaruh
disiplinkan siswa. Guru juga harus beru- terhadap kemampuan siswa dalam mene-
paya agar pembelajaran yang dikelolanya rima materi pembelajaran. Melalui peman-
faatan media, siswa dapat didorong dengan

245
kesadaran sendiri untuk belajar dengan hal tersebut, maka metode penelitian yang
baik. dipilih adalah penelitian deskriptif-kua-
Azhar (2005) mengemukakan bebera- litatif. Hal ini sesuai dengan pendapat Su-
pa manfaat praktis dari penggunaan media giyono (2011) yang menyatakan bahwa
pengajaran di dalam proses belajar meng- penelitian kualitatif adalah metode pene-
ajar sebagai berikut (1) Media pembelajar- litian yang berlandaskan pada filsafat post-
an dapat memperjelas penyajian pesan dan positivisme, digunakan untuk meneliti pa-
informasi sehingga dapat memperlancar da kondisi obyek yang alamiah, dimana
dan meningkatkan proses dan hasil belajar, peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
(2) Media pembelajaran dapat meningkat- pengambilan sumber data dilakukan secara
kan dan mengarahkan perhatian anak se- purposive sampling.
hingga dapat menimbulkan motivasi bela- Peneliti berupaya untuk menang-
jar, interaksi langsung antara siswa dan kap berbagai informasi kualitatif dengan
lingkungannya, dan kemungkinan siswa deskripsi yang teliti dan penuh makna.
untuk belajar mandiri sesuai dengan Fakta-fakta yang akan diungkap meliputi
kemampuan dan minatnya, (3) Media pem- ketersediaan media pembelajaran di seko-
belajaran dapat mengatasi keterbatasan in- lah dasar, mekanisme pengadaan, serta
dera, ruang dan waktu, (4) Media pem- pengembangan dan pemanfaatannya oleh
belajaran dapat memberikan kesamaan guru. Penelitian juga diarahkan untuk me-
pengalaman kepada siswa tentang peris- ngetahui aktivitas guru terkait media pem-
tiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta belajaran dan kebutuhan guru terhadap pe-
memungkinkan terjadinya interaksi lang- ngembangan kompetensi terkait media
sung dengan guru, masyarakat, dan ling- yang dibutuhkan di lapangan.
kungannya. Pengumpulan data dilakukan de-
Dari beberapa keterangan di atas ngan teknik triangulasi yakni penggabu-
maka dapat disimpulkan mengenai fungsi ngan antara penggunaan angket dan wa-
dan manfaat media dalam pembelajaran wancara dengan reponden. Analisis data
yaitu: (1) dapat memperjelas penyajian pe- bersifat induktif/kualitatif, ditujukan untuk
san dan informasi sehingga dapat mening- menekankan pada makna dari pada gene-
katkan proses dan hasil belajar, (2) dapat ralisasi.
meningkatkan dan mengarahkan perhatian Peneliti membatasi ruang lingkup
anak sehingga dapat menimbulkan motiva- penelitian pada ketersediaan dan kebutuh-
si belajar, (3) dapat mengatasi keterbatasan an media pembelajaran di sekolah dasar.
indera, ruang dan waktu, (4) dapat mem- Berdasarkan Teori Piaget (dalam Russefe-
berikan kesamaan pengalaman kepada sis- ndi, 2010), siswa sekolah dasar berada pa-
wa, (5) pembelajaran akan lebih menarik, da tahap operasi konkrit. Keberadaan sis-
(6) siswa lebih banyak melakukan kegiatan wa pada tahap operasi konkrit ini, berim-
belajar, sebab tidak hanya mendengarkan pilikasi pada pentingnya pemanfaatan me-
uraian guru, tetapi juga aktivitas lain dia pembelajaran sebagai alat bantu komu-
seperti mengamati, melakukan, mende- nikasi guru-siswa. Untuk memberikan
monstrasikan dan lain-lain dan (7) metode gambaran yang mendalam, peneliti mem-
mengajar akan lebih bervariasi, tidak se- batasi lingkup media pembelajaran yang
mata-mata komunikasi verbal melalui pe- dikaji meliputi tiga mata pelajaran kategori
nuturan kata-kata oleh guru, sehingga sis- UASBN yaitu Bahasa Indonesia, Mate-
wa tidak bosan. matika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Penelitian dilakukan di wilayah
METODE PENELITIAN Kota Semarang. Subjek penelitian adalah
Penelitian ini bertujuan untuk me- guru SD di wilayah Kota Semarang yang
mahami fenomena yang terjadi pada sub- tersebar di 16 kecamatan. Peneliti meng-
jek penelitian secara holistik. Berdasarkan ambil sampel di 18 sekolah yang tersebar

246
di 5 kecamatan, terdiri dari blok Semarang 35% dari tingkat kebutuhan)
Selatan, Semarang Timur, Semarang Utara  CK = Cukup (Ketersediaan antara 70% sam-
pai dengan 100% dari tingkat kebutu-
dan Semarang Barat. han)
 LC = Lebih dari Cukup (Ketersediaan cukup,
HASIL PENELITIAN DAN bahkan terdapat lebih dari satu jenis
PEMBAHASAN media untuk pembelajaran topik terten-
Untuk dapat menggambarkan ke- tu)
tersediaan dan kebutuhan media pembe-
lajaran di sekolah dasar, peneliti mengam-
bil 18 sekolah dasar di Kota Semarang Media Bentuk Fisik
dengan memperhatikan penyebaran wila- Media bentuk fisik merupakan benda-
yah. Lima sekolah dari Kecamatan Timur, benda manipulatif yang dapat dimanfaat-
4 sekolah dari Kecamatan Semarang Utara, kan sebagai media pembelajaran. Berda-
5 sekolah dari Kecamatan Gunungpati dan sarkan hasil angket, diperoleh fakta bahwa
4 sekolah dari Kecamatan Ngaliyan. mayoritas sekolah menyatakan ketersedia-
an media bentuk fisik sangatlah kurang.
Ketersediaan Media Pembelajaran Sebesar 18,67% sekolah tergolong dalam
Fakta yang diungkap meliputi ketersediaan kategori sangat kurang, dan 53,67% masuk
lima jenis media pembelajaran yakni (1) kategori kurang. Persentase masing-ma-
media bentuk fisik, (2) media bentuk ce- sing kategori disajikan pada Gambar 1.
tak, (3) media bentuk audio, (4) media
bentuk audio visual, dan (5) media ber-
3,67% SK
bantuan TIK. Ketersediaan lima bentuk 24% 18,67%
media tersebut diajikan pada Tabel 1. Data KR
di dalam tabel menunjukkan persentase 53,67% CK
reponden yang memilih salah satu option,
LC
dengan makna dari masing-masing pilihan
adalah:
 SK = Sangat Kurang (Ketersediaan kurang Gambar 1. Persentase Ketersediaan Media Bentuk
dari 35% dari tingkat kebutuhan) Fisik
 KR = Kurang (Ketersediaan kurang dari

Tabel 1
Ketersediaan Media Pembelajaran
MEDIA FISIK MEDIA BENTUK CETAK MEDIA AUDIO
MAPEL
SK KR CK LC SK KR CK LC SK KR CK LC
MAT 17 50 33 0 33 22 33 11 44 33 17 6
IPA 6 61 22 11 22 39 22 17 44 33 11 11
B-IND 33 50 17 0 33 44 11 11 50 33 11 6
RATA-
18,67 53,67 24,00 3,67 29,33 35,00 22,00 13,00 46,00 33,00 13,00 7,67
RATA

MEDIA AUDIO VISUAL MEDIA BERBANTUAN TIK


MAPEL
SK KR CK LC SK KR CK LC
MAT 50 33 11 6 61 22 11 6
IPA 44 39 6 11 61 28 6 6
B-IND 56 28 11 6 67 22 6 6
RATA-
50,00 33,33 9,33 7,67 63,00 24,00 7,67 6,00
RATA

247
Media Bentuk Cetak bahwa ketersediaan media tersebut sangat-
Media pembelajaran bentuk cetak meru- lah kurang. Sebesar 50% sekolah tergolong
pakan media yang diperoleh melalui pro- dalam kategori sangat kurang, dan 33,33%
ses grafis atau printing. Berdasarkan hasil masuk kategori kurang
angket, diperoleh fakta bahwa mayoritas
sekolah menyatakan ketersediaan media
tersebut sangatlah kurang. Sebesar 29,33% 7,67% SK
9,33%
sekolah tergolong dalam kategori sangat
50% KR
kurang, dan 35,67% masuk kategori ku- 33%
rang. Sebaran jawaban responden disajikan CK
pada Gambar 2 LC

13% SK
29,33%
22% KR
Gambar 4. Persentase Ketersediaan Media Bentuk
35,67% CK Audio Visual
LC
Media Berbasis TIK
Gambar 2. Persentase Ketersediaan Media Bentuk Media pembelajaran berbasis TIK merupa-
Cetak kan produk yang pembuatannya menggu-
nakan bantuan komputer. Berdasarkan ha-
Media Bentuk Audio sil angket, diperoleh fakta bahwa keterse-
Media pembelajaran bentuk audio meru- diaan media bentuk audio visual sangat
pakan rekaman yang dapat dipergunakan kurang. Mayoritas sekolah menyatakan
sebagai alat bantu dalam kegiatan pem- bahwa ketersediaan media tersebut sangat-
belajaran. Berdasarkan hasil angket, diper- lah kurang. Sebesar 63% sekolah tergolong
oleh fakta bahwa mayoritas sekolah me- dalam kategori sangat kurang, dan 24%
nyatakan ketersediaan media tersebut sa- masuk kategori kurang.
ngatlah kurang. Sebesar 46% sekolah ter-
golong dalam kategori sangat kurang, dan
33% masuk kategori kurang.

8% 6% SK
8% 24% KR
13% SK 63%
46% CK
KR
33% LC
CK
LC

Gambar 3. Persentase Ketersediaan Media Bentuk Gambar 5. Persentase Ketersediaan Media


Audio Berbantuan TIK

Media Audio Visual Pembahasan


Media pembelajaran bentuk audio visual Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
merupakan produk pandang-dengar yang Ketersediaan Media Pembelajaran
dapat dipergunakan sebagai alat bantu Ketersediaan media pembelajaran dipenga-
dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan ruhi oleh beberapa faktor antara lain ada-
hasil angket, diperoleh fakta bahwa keter- lah bantuan instansi/pemerintah, alokasi
sediaan media bentuk audio visual sangat anggaran dari sekolah dan kreativitas/ pro-
kurang. Mayoritas sekolah menyatakan duktivitas guru dalam mengembangkan

248
media. Berkenaan dengan hal tersebut, media pembelajaran yang pengadaannya
diperoleh fakta sebagai berikut: menggunakan dana belanja sekolah antara
lain berupa produk media bentuk cetak se-
Bantuan dari pemerintah bagaimana Gambar 7 dan Gambar 8
Sebesar 50% dari responden yang menjadi berikut.
sampel dalam penelitian ini mengungkap-
kan bahwa sekolah tempat ia mengajar,
pernah menerima bantuan media pembela-
jaran dari pemerintah. Bantuan ini menam-
bah ketersediaan media pembelajaran dan
mempermudah guru dalam melaksanakan
pembelajaran. Namun demikian, kondisi
media pembelajaran telah banyak yang ru- Gambar 7. Media Gambar Wayang
sak. Gambar 1 berikut ini adalah kondisi
media pembelajaran bantuan pemerintah di
salah satu SD wilayah Kecamatan Gu-
nungpati.

Gambar 6. Media Bentuk Fisik Bantuan


Pemerintah Gambar 8. Media Bentuk Cetak (Peta dalam
Kondisi Tidak Dipasang)
Alokasi Anggaran
Sebesar 33,33% dari 18 sekolah yang Produksi Media Pembelajaran oleh Guru
menjadi sampel penelitian menyatakan Mayoritas guru sangat jarang mempro-
bahwa sekolah mengalokasikan anggaran duksi media pembelajaran. Berdasarkan
yang secara khusus dimanfaatkan untuk hasil angket, hanya 5,56% guru yang pro-
pengembangan media pembelajaran. Sisa- duktif menghasilkan media media pembe-
nya, yakni sebesar 66,67% menyatakan lajaran Matematika, dan tidak ada satupun
bahwa biaya pengembangan media di se- guru yang produktif mengembangkan me-
kolahnya tidak dianggarkan secara khusus dia pembelajaran Bahasa Indonesia dan
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja IPA. Produktivitas guru dalam pengemba-
Sekolah (APBS), tetapi apabila ada dana ngan media untuk satu semester disajikan
yang memungkinkan, sekolah/guru dapat pada Gambar 9 berikut.
memanfaatkan untuk penyediaan atau pe-
ngadaan media pembelajaran. Beberapa

249
90.00 83.33

80.00
66.6766.67
70.00

60.00

50.00 MAT
40.00 IPA
27.78 B-IND
30.00 22.22

20.00
11.11
10.00 5.56 5.56 5.56 5.56
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00
0-5 6-10 11-15 16-20 >20

Gambar 9. Produktivitas Guru dalam Pengembangan Media


Tampak pada grafik tersebut, mayoritas Ketiga faktor tersebut mempunyai
guru (66,7% untuk mapel matematika, peran yang besar dalam pengembangan
66,7% untuk mapel IPA dan 83,55% untuk media pembelajaran. Dari ketiga hal
mapel Bahasa Indonesia) memiliki tingkat tersebut, faktor yang dapat ditindaklanjuti
produktivitas yang sangat rendah dalam oleh LPTK adalah faktor kemampuan yang
pengembangan media pembelajaran. rendah dalam pengembangan media oleh
guru. Melalui angket, peneliti mencoba
Kebutuhan Guru Terhadap Media menjaring informasi mengenai kebutuhan
Pembelajaran guru terhadap peningkatan kemampuan pe-
Berdasarkan hasil angket, 94,4% guru me- ngembangan media pembelajaran. Peneliti
nganggap bahwa ketersediaan media pem- menawarkan 5 opsi yakni (1) pengemba-
belajaran sangat penting, sisanya (5,6%) ngan media bentuk fisik, (2) pengemba-
memasukkan dalam kategori penting. Hal ngan media bentuk cetak, (3) pengemba-
ini menunjukkan bahwa guru berpendapat ngan media bentuk audio, (4) pengemba-
media pembelajaran sangat diperlukan ngan media bentuk audio visual, dan (5)
dalam mendukung kualitas pembelajaran. pengembangan media pembelajaran ber-
Namun fakta yang terungkap menunjukkan bantuan TIK (Teknologi Informasi dan
bahwa produktivitas guru dalam pengem- Komunikasi). Berdasarkan hasil angket
bangan media pembelajaran sangat rendah. diperoleh fakta bahwa peminatan respon-
Dalam penelitian terungkap bahwa rendah- den tersebar ke 3 jenis media yaitu media
nya produktivitas guru dalam pengemba- bentuk fisik (22%), media bentuk audio
ngan media pembelajaran diakibatkan an- visual (11%) dan media berbantuan TIK
tara lain (1) kurangnya kemampuan guru (67%), (Gambar 10).
dalam pengembangan media pembelajaran,
(2) ketersediaan waktu guru yang kurang,
dan (3) rendahnya anggaran yang disedia-
kan untuk pengembangan media pembela-
jaran.

250
22% kurang. Kondisi ini terjadi pada 77,41%
dari sekolah yang diteliti; (2) Pemanfaatan
FISIK
media oleh guru sangat rendah. Sebesar
67% AV 79,63% guru memanfaatkan media kurang
11%
TIK dari 10 kali pembelajaran dalam 1 semes-
ter; (3) Produktivitas guru dalam mengem-
bangkan media pembelajaran sangat ku-
Gambar 10. Persentase Kebutuhan Guru terhadap rang. Sebesar 92,59% guru memproduksi
Peningkatan Kompetensi kurang dari 10 media pembelajaran per-
semester; (4) Peningkatan kompetensi guru
Data tersebut menununjukkan bahwa ani- dalam pengembangan media pembelajaran
mo terbesar dari guru adalah mendapatkan perlu ditingkatkan. Sebesar 67% guru me-
pendampingan pengembangan media pem- milih peningkatan kemampuan pengem-
belajaran berbantuan komputer. Hal ini di- bangan media pembelajaran berbantuan
dukung oleh kepemilikan laptop oleh para Teknologi Komunikasi dan Komputer
guru. Hasil angket menunjukkan bahwa (TIK) sebagai prioritas, disamping peng-
kepemilikan laptop oleh guru cukup besar embangan media bentuk fisik (22%), dan
(Gambar 11). media audio visual (11%).

6% 17% Saran
0-25 Berdasarkan hasil penelitian, peneliti me-
26-50 nyampaikan saran-saran berikut: (1) Diper-
50% 28% lukan pendampingan pengembangan med-
51-75
ia pembelajaran untuk guru, khususnya pe-
76-100 ngembangan media pembelajaran berbasis
TIK. Hal ini didukung oleh fakta tentang
Gambar 11. Persentase Kepemilikan Laptop oleh tingginya kepemilikan laptop oleh guru
Guru (78% sekolah mengungkapkan bahwa gu-
ru yang mempunyai laptop sekolahnya me-
Tampak pada Gambar 11 bahwa 83% res- lebihi 50%), tetapi optimalisasi pemanfa-
ponden menyatakan bahwa kepemilikan atan laptop sebagai pendukung pembela-
laptop oleh guru di sekolahnya telah mele- jaran belum dilakukan oleh sebagian besar
bihi 25%. Agar kepemilikan laptop menja- guru; (2) Hasil penelitian ini diharapkan
di lebih berdaya guna dalam mendukung menjadi landasan diperlukannya penelitian
kualitas pembelajaran, guru perlu men- terkait pengembangan media pembelajar-
dapatkan tambahan pengetahuan tentang an, dan uji efektivitas media hasil pengem-
pengembangan dan pemanfaatan media bangan untuk meningkatkan hasil be-lajar
pembelajaran berbatuan TIK. siswa.

PENUTUP DAFTAR PUSTAKA


Simpulan Azhar, A. (2005). Media Pembelajaran,
Penelitian ini membatasi pengkajian untuk Jakarta: Raja Grafindo Persada
tiga mata pelajaran yang diujikan melalui Hamalik, O. (1994). Media Pendidikan,
Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional cetakan ke-7. Bandung: Penerbit
(UASBN) Sekolah Dasar yakni Matema- PT. Citra Aditya Bakti
tika, Ilmu Pengetahuan Alam dan Bahasa Hasbullah. (2009). Dasar-Dasar Ilmu
Indonesia di Wilayah Kota Semarang. Pendidikan. Jakarta: PT Raja
Simpulan yang dapat dirumuskan adalah: Grafindo
(1) Ketersediaan media pembelajaran ma- Prastiti, T. & Irawan, P. (2005). Media
suk dalam kategori kurang dan sangat Sederhana. Ditjen Dikti. Depdiknas

251
Russefendi, E.T. (2010). Dasar-dasar Sudjana & Rivai (2005). Media
Penelitian Pendidikan dan Bidang Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Non-Eksakta Lainnya. Bandung: Algesindo
Tarsito Sugiyono.(2011).
Sadiman, A.S. (2005). Media Pendidikan, Metode Penelitian Pendidikan.Ban
Pengertian, Pengembangan, dan dung:Alfabeta.
Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Tejo, N. (2011). Membuat Media
Press Pembelajaran yang Menarik.
Jurnal Ekonomi & Pendidikan.
8(1).

252

Anda mungkin juga menyukai