CAPD Kelompok On Progress
CAPD Kelompok On Progress
TINJAUAN PUSTAKA
penyakit GG
kerusakan ginjal.
pe dengan
sebesar 60%, pasien masih belum merasakan keluhan, tapi sudah mengalami
peningkatan kadar urea dan kreatinin serum. GFR sebesar 30%, mulai terjadi
keluhan seperti, penurunan berat badan. Sampai GFR dibawah 30%, pasien
5
6
kalsium, mual, muntah, dan lain sebagainya. Pasien juga mudah terkena
infeksi seperti, infeksi salruan kemih sampai infeksi saluran napas. Terjadi
juga gangguan keseimbangan air dan elektrolit. Pada GFR di bawah dan
2.2 Con
2.2.1
merupakan stadium akhir GGK saat pasien sudah tidak dapat lagi
memerlukan terapi pengganti ginjal. Saat ini CAPD dianggap sebagai dialisat
pilihan bagi pasien yang amat mudah, usia lanjut, dan penyandang diabetes
keadaan klinis yang baik merupakan daya tarik CAPD bagi dokt oblem
modinami idak
an ali untuk
m cairan
dengan 2 kali per-gantian dengan cairan dialisat 4,25%. Bila ultrafiltrasi kita
lakukan terlalu cepat dapat terjadi kram, mual, muntah, dan hipotensi
Cairan dialisat yang ada pada saati ini di Indonesia terdiri dari 3
macam ciaran yaitu dengan kadar dekstrose 1,5%, 2,5, dan 4,25% dalam
elektrolit plasma darah normal tanpa kalium dengan osmolita lebih tinggi
hipo rat. Hepar n perlu ambahkan bi onitis atau dial sat men
n terlalu tuk
Gambar 2.1).
1. Kateter
ditanam secara permanen. Bahan yang sering digunakan adalah silikon dan
poli uretan yang relatif biocompatible dan inert. Kateter yan um peritoneal
ya adalah ecil,
seh darah
3. Membran Peritoneum
epigastrical
pe
2.2.4 M
perpindahan; semakin kecil berat molekul dan ukuran molekul maka sem
permiabel
melalui membrane B ag
alisat da luas
pe e 0-1),
spesifik, dilakukan 4 kali 2.0 sampai 3.0 liter dwell tiap hari, dengan lama
kantong cairan dialisat yang berisi 2-3 liter, menggunakan gaya gravitasi
untuk m kan
irens (
2.3 Adekuasi
pencapaian klirens dan juga sebagai cerminan kualitas dari peresepan dialisis.
Secara luas tidak ada kriteria objektif untuk menentukan adekuasi dialisis.
dialisis pasien CAPD dilihat dari kondisi fisik yang baik, nafsu makan
meningkat, status nutrisi baik, tidak ada tanda-tanda gejala uremia, dan
dialisis yaitu, residual renal function (RRF), status tipe transpor membran pe
Ing, 2007).
a. enal Function
efi unjukan
b. Ukuran Tubuh
bisa dinormalisaikan oleh body surface area (BSA) atau total body water
dengan pengukuran ukuran tubuh secara aktual. Ukuran tubuh yang besar
dekuasi peritoneal
per elektrolit
dan kesei .
a. Total Kt/V urea tidak boleh kurang dari 1,7. Pada studi Intervensional telah
ate urea
a )x 7
Pria : V TB + x
BB
klirens kreatinin.
d
ance(l) total drain volume x
p
si ginjal
ginjal sisa harus dimonitor secara teratur dan pada frekuensi yang tepat
resep PD dapat disesuaikan secara tepat waktu. Jika ada penurunan volum
penurunan dalam fungsi ginjal sisa, itu harus diukur cepat (Daugirdas, Blake,
terhadap Adekuasi
a. Lama T
ka di pa iran
n 50%
empengar uasi
perit arav
p peritonit s (Kerschbaum, K¨
itus
katakan
bentuk diabetes
mek an pe