KASUS 1
Seorang Ibu, Ny U, usia 45 tahun mendatangi Puskesmas di desanya dengan keluhan nyeri pada
sendi-sendinya terutama jari dan pergelangan tangan. Tiap pagi jari-jarinya terasa kaku dan
badanya selama 1 bulan terakhir terasa lemas. Dari hasil pemeriksaan di dapatkan sendi-sendi
pada jari mengalami deformitas, BB= 48 kg, N=100x/menit, TD= 110/60 mmHg, RR= 22x/menit .
Dari hasil pemeriksaan darah di dapatkan kadar Hb= 7,8 gr/dl. Diagnosa medis= RA
KASUS 2
Ny. D, usia 40 tahun dirawat di rumah sakit “Sehat Selalu” dengan diagnosa medis Ulkus Peptikum.
Saat anamnesa klien menceritakan sejak muda kira2 umur 15 tahun sering mengalama nyeri perut
bagian kiri atas yang disertai mual dan kadang-kadang muntah. Untuk mengatasi keluhan tersebut
klien meminum obat maag yg dijual di warung2 dan sama sekali tidak pernah memeriksakan
keluhannya ke dokter. Klien juga menceritakan bahwa semua ibu dan ketiga saudara
perempuannya juga memiliki keluhan yg sama. Klien memiliki pola makan yg tidak teratur, sehari
makan 2x, waktu tidak menentu dan menyukai makanan yg sangat pedas, biasanya setelah makan
makanan pedas BAB klien encer dan anus terasa panas. Lambat-laun keluhan pasien dirasa
semakin parah, 5 hari sebelum MRS klien mengalami keluhan nyeri perut kiri atas yang hebat,
disertai dengan mual muntah dan BAB nya berwarna hitam. Kemudian klien memeriksakan dirinya
ke Puskesmas “Raja Waras”, disana klien dirujuk ke RS “Sehat Selalu”, dirumah sakit dilakukan
pemeriksaan laboratorium yang hasilnya:
- Hasil pemeriksaan endoskopi: tampak adanya luka dan perdarahan pada mukosa lambung
- Hasil pemeriksaan darah: Leukosit = 17.000 /µl (N: 3500-10.000)
Hb = 8 gr/dl (N: 11-16,5)
Ht = 27,2 % (N:35-50)
Hasil Pemeriksaan Fisik:
BB =45 kg
TB = 165 cm
Ku= lemah
TTV = TD : 90/50
N : 120 x/mnt
S : 38oC
RR : 24 x/mnt
Konjungtiva anemis, mukosa bibir kering & tampak pucat, kuku pucat, CRT (Capillary Rate Time)>
2 detik, Turgor > 3 detik, LSC (Lemak Sub Cutan) tipis.