Anda di halaman 1dari 5

NaskahUjian

UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA


x UTS ¨ UAS ¨ Susulan UTS/UAS¨ Semester Antara Ganjil / Genap TA. 2021/ 2022
Program StudiIlmu Komunikasi / Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

KMK - Mata Kuliah : IK123006 / Sosiologi Komunikasi NIM : 210900061

NamaDosen : Sandra Olifia, M.Si Triana Putri


NamaMahasiswa :
Kelas : Pagi B / 10.40 – 13.10 WIB

Hari /Tanggal : Selasa / 10 Mei 2022 Paraf Tanggal

WaktuUjian : 90 menit Validasi KaProdi/


Koord. OK
SifatUjian : BukaBuku
Matakuliah
LembarJawaban : Ya / Tidak* (MKU/MKB) :
*coret salah satu

PETUNJUK:
Jawaban dikirim ke email: sandraolifia@gmail.com dengan Format: Nama_UTS Mata Kuliah_Kls
10.40/13.30. Jawaban dikirim dalam waktu 1 x 24 jam.
SOAL:

1. Emile Durkheim dan Pitirim Sorokim merupakan tokoh-tokoh dalam kajian sosiologi
komunikasi. Uraikan tentang kedua tokoh tersebut dan apa yang menjadi pemikiran dari
masing-masing tokoh tentang kajian sosiologi komunikasi. (Bobot 20%)

2. Uraikan dan jelaskan secara terperinci mengenai Kelompok Sosial, Lembaga (Pranata) Sosial,
dan Stratifikasi Sosial sebagai bagian dari Struktur Masyarakat. (Bobot 30%)

3. Jelaskan keterkaitan antara Proses dan Interaksi Sosial. Berikan contohnya dalam bentuk studi
kasus. (Bobot 20%)

4. Uraikan Proses Assosiatif dalam proses-proses interaksi sosial. Berikan contohnya dalam
bentuk studi kasus. (20%)

5. Uraikan masalah sosial terkait pornografi dan berikan contoh kasusnya dalam bentuk studi
kasus yang aktual. (Bobot 10%)

Selamat Mengerjakan
JAWABAN

1. Emile Durkheim, mengkaji sosiologi menurt pandangannya yang dimana


berhubungan tentang faksta sosial dan agama. Fakta sosial sendiri merupakan suatu
dasar bagi sosiologi untuk mengkaji pandangan tentang apa sebenarnya fakta sosial
itu sendiri. Emile Durkheim menjelaskan, fakta sosial harus dipelajari melalui
kegiatan penelitian karena, sosiologi mempelajari masyarakat dan perilaku sosial
manusia dengan meneliti kelompok yang dibangun.

Pitirim Sorokin, (Soekanto, 2003: 19) dikemukakan sosiologi merupakan suatu


ilmu yang mempelajari:

i. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala


sosial (misalnya antara gejala ekonomi dengan agama; keluarga dengan
moral; hukum dengan ekonomi; gerak masyarakat dengan politik dan lain
sebagainya)
dapat dipahami bahwa dengan adanya hubungan timbal balik yang terjadi
secara nyata dan sosial yang dapat menghasilkan suatu pengaruh.
ii. Hubungan dengan pengaruh timbal nalik antara gejala sosial dengan non
sosial (misalnya gejala geografis, biologis dan sebagainya)
dapat dipahami bahwa sosiologi juga mempelajari adanya pengaruh timbal
balik antara gejala sosial dengan non sosial.
iii. Ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial.
Juga mempelajari sosiologi dapat menmpelajari banyaknya ciri-ciri umum
semua jenis-jenis gejala sosial yang adanya timbal balik antara sesame
maupun tidak.

2. Kelompok Sosial
Merupakan sebuah nalurimanusia sejak ia dilahirkan, naluri ini yang mendorongnya
untuk menyatukan hdiupnya dengan orang lain dalam berkelompok.

Ada empat kelompok sosial yang dibagi berdasarkan struktur masing-masing


kelompok.
A. Kelompok Formal Sekunder = Kelompok sosal yang umumnya bersifat sekunder,
bersifat formal, memiliki aturan dan struktur yang tegas.

Ciri-cirinya:
• Adanya kesadaran anggota bahwa ia adalah bagian dari kelompok yang
bersangkutan
• Setiap anggota memiliki hubungan timbal balik dengan anggota lainnya dan
bersedia melakukan hubungan fungsional diantara mereka.
• Setiap anggota kelompok menyadari memiliki faktor-faktor kebersaman diantara
mereka
• Kelompok sosial ini memiliki struktur yang jelas dan tegas termasuk juga prosedur
suksesi dan kaderisasi
• Memiliki aturan forma; yang mengikat setiap anggota kelompok
• Anggota dalam kelompok formal sekunder memiliki pola da pedoman prilaku
sebagai diatur oleh kelompok
• Kelompok sosial ini memiliki sistem kerja berpola
• Kelompok sosial formal sekunder memiliki kekuatan mempertahankan diri
• Kelompok sosial sekunder memiliki masa (umur)

B. Kelompok Formal Primer= kelompok yang umumnya bersifat formal namun


keberadaannya bersifat primer.
C. Kelompok Informal – Sekunder= Kelompok sosial yang umumnya informal
namun keberadaannya yang bersifat sekunder. Kelompok ini beesifat tidak
mengikat, tidak memiliki aturan dan struktur yang tegas.
D. Kelompok Informal – Primer = Kelompok sosial yang terjadi akibat meleburnya
sifat-sifat kelompok sosial formal primer atau yang disebabkan karena
pembentukan sifat-sifat diluar kelompok formal primer yang tidak dapat
ditampung oleh kelompok formal-primer.

Selain empat tipe kelompok sosial diatas, tipe lain dari kelompok sosial dapat pula
didasarkan atas:

a. Jumlah (besar kecilnya jumlah anggota)


b. Wilayah (desa, kota negara)
c. Kepentingan (tetap atau permanen, atau sementara)
d. Derajat Interakis ( erat dan kurang eratnya hubungan)
e. Kombinasi dari ukuran yang ada.

Lembaga (Pranata) Sosial


Lembaga (pranata) sosial adalah sekumpulan tata aturan yang mengatur
interaksi dan proses-proses sosial di dalam masyrakat. Lembaga sosial
memungkinkan setiap struktur dan fungsi serta harapan-harapan setiap anggota
dalam masyarakat dapat berjalan dan memenuhi harapan sebagaimana yang
disepakati bersama. Aturan, norma, adat istiadat dan semacamnya merupakan
suatu wujud konkret pranata sosial yang telah di internalisasi dalam kehidupan
manusia. Pranata sosial sendiri juga memiliki kata lain yaitu menjadi suatu
Lembaga di suatu masyarakat.

Stratifikasi Sosial (Social Stratification)


Stratifikasi atau strata sosial adalah struktur sosial yang berlapis di dalam
masyarakat memiiki strata, mulai dari yang terendah sampai yang paling
tinggi.
Menurut Ptirim Sorokim, Social Stratification adalag pembedaan penduduk
dan masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial secara bertingkat. Yaitu (Upper
Class) kelas atas yang mewakili kelompok elite di masyarakat, (Middle Class)
mewakili kelompok profesional, (Lower Class) mewakil kelompok buruh.

3. Keterkaitan antara Proses dan Interaksi Sosial


Dengan adanya hubungan antara individu dengan individu, maupun kelompok dengan
individu yang melakukan suatu kontak langsung seperti berjabat tangan, saling tegur
sapa dan sebagainya, itu merupakan suatu contoh proses sosial yang akan
menciptakan adanya suatu interaksi sosial antar individu maupun kelompok. Dengan
adanya interaksi sosial, individu lebih memerhatikan sekitar seperti terfokus akan
proses-proses sosial yang membuat banyak perubahan-perubahan sosial.

Contoh studi kasus:


Studi Kasus Masalah Perilaku Interaksi Sosial Seorang Anak yang Belum
Berkembang di Tk

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di kelas B1 TK yang terdapat 25 anak terdiri


dari 8 anak perempuan dan 17 anak laki-laki, yang memiliki interaksi sosial yang baik
namun ada satu anak yang interaksi sosialnya yang belum berkembang. Hal tersebut
terlihat pada kebiasaannya yang datang terlambat kesekolah kemudian masuk ke kelas
dan hanya duduk termenung ketika diberikan penjelasan oleh guru kelas yang
memberikan materi untuk hari itu. Bahkan setelah guru memberikan materi dan tugas
kemudian teman temannya mengambil majalh untuk dikerjakan, sedangkan ia masih
duduk termenung. Dia hanya akan beranjak ketika RR dipanggil oleh ibu guru untuk
mengerjakan di karpet. Bahwa perilaku interaksi sosial ia di Tk belum berkembang
dengan baik sesuai dengan indikator bentuk pola perilaku sosial dan kurikulum 2013
karena ia tidak mampu bekerjasama bahkan tidak mampu melakukan kontak sosial
serta komunikasi secara sederhana. Selain itu, faktor pemciu ia memiliki interaksi
sosial yang belumm berkembang karena ia termasuk anak yang terisolasi dan
ibundanya yang tidak memberikan kesempatan untuk bermain bahkan bebaur dengan
teman-temannya di sekolah atau di rumah.

4. Proses Asosiatif, merupakan suatu kegiatan yang terjadi dengan adanya kerja sama
juga timbal balik antar individu maupun kelompok satu dengan yang lainnya, dan
dengan kegiatan ini ada menghasilkan suatu pencapaian tuuan bersama.

Contoh Studi Kasus:


Interaksi Sosial Asosiatif Koalisi Pemilihan Umum Membentuk Partai Pendukung

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di tempat Dewan Pimpinan Daerah Partai


Perindo yang terletak di Jl. Kedoya. Dimana Partai Perindo membentuk partainya
pada tanggal 8 Oktober 2014 yang di dirikan oleh Hary Tanoesoedibjo. Yang
diketahui dari penelitian dimana beliau mendirikan partai guna untuk membantu
koalisi pemilihan umum dari tingkat Presiden dan wakil, juga gubernur dan masih
banyak lagi. Jiwa kepemimpinan juga merupakan intisari dari koalisi. Dengan
kepemimpinan yang baik, proses koalisi akanberjalan dengan lancar dan anggota-
anggota partai juga bergairah dalam melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik. Sifat
adil dan jujur juga menjadi sifat paling di junjung tinggi dalam koalisi partai Perindo
karena dengan turun membantu masyarakat menciptakan UMKM , membujuk para
masyakarat untuk berpihak akan keadilan juga butuh dipandangnya suatu sifat
kepemimpinan adil dan jujur.

5. Di era teknologi saat ini, pornografi sudah sangat mudah di akses melalui media dan
dapat dijangkau oleh remaja dan anak-anak.
Dampak pornografi memiliki efek negatif yang sangat besar jika dibandingkan
dengan narkoba dalam hal merusak otak. Pecandu pornografi juga lebih sulit di telaah.

Contoh Studi Kasus Aktual:


PENGARUH MEDIA PORNOGRAFI TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP
DAN PERILAKU SEKSUAL PADA SISWA SMA-SMK MANDIRI CIREBON

Di era teknologi seperti saat ini, poronografi sangat mudah diakses melalui media,
terutama media maya. Harga rental internet yang terjangkau oleh remaja dan anak-
anak hingga media telepon deluler yang mempunyai aplikasi internet, membuat
pornografi semakin mudah di akses melalui dunia maya. Dari hasil wawancara
terhadap 25 peserta didik di sekolah SMA-SMK Mandiri Cirebon diperoleh informasi
mereka sering melihat pornografi melalui media internet, tabloid, majalah dan komik.
Lima diantara 25 siswa juga menyimpan film porno dalam handphone mereka. Dari
25 siswa ini, 12 siswa pernah melakukan hal seksual dengan pacar mereka, 8 siswa
sudah pernah berpegangan tangan sedangan dari 5 siswi SMA-SMK mandiri Cirebon,
semuanya mengatakan tidak pernah mengkonsumsi pornografi melalui media apapun.
Semakin meningkatnya teknologi sering para remaja mencari informasi yang salah
seperti info film porno dan gambar porno.

&REFERENSI
Bungin, Burhan. 2021. Sosiologi Komunikasi Edisi Kedua. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group
Sholikhah, Siti Mar’Atus .(2018). Studi Kasus. Diakses pada 10 Mei 2022, dari
http://repository.unej.ac.id/
Hannah Yukhi Primita. (2018). Pengaruh Media Pornografi. Diakses pada 10 Mei 2022,
dari
https://syekhnurjati.ac.id/jurnal

Anda mungkin juga menyukai