Anda di halaman 1dari 47

UNIT OPERASI MEKANIK

PERALATAN TRANSPORTASI BAHAN

Disusun Oleh :

Baihakim Mustopa
Sri Zakia
Sherlyana Azzahra

Kelas : 2 KB
Dosen Pembimbing : Meilianti S.T., M.T.

Politeknik Negeri Sriwijaya Tahun Ajaran 2021/2022


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
2

BAB I.......................................................................................................................................................................3

PENDAHULUAN...................................................................................................................................................3

1. Capaian pembelajaran...........................................................................................................................3

2. Pendahuluan...........................................................................................................................................3

BAB II......................................................................................................................................................................4

PENJELASAN........................................................................................................................................................4

1. TRANSPORTASI PADATAN..............................................................................................................4

2. TRANSPORTASI FLUIDA................................................................................................................26

3. POMPA DAN KOMPRESSOR..........................................................................................................31

BAB III..................................................................................................................................................................46

KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................................................................46

3.1 KESIMPULAN...................................................................................................................................46

3.2 SARAN………………………………………………………………………………………………46
BAB I

PENDAHULUAN
1. Capaian pembelajaran
Tujuan dari pembelajaran umum ini adalah agar mahasiswa mengerti dan memahami
pengetahuan tentang :
- Peralatan transportasi bahan padat
- Pralatan transportasi fluida
- Pompa dan kompresor
Capaian pembelajaran khusus
Tujuan dari pembelajaran khusus ini adalah agar mahasiswa dapat:
- Mampu menjelaskan prinsip proses transportasi material
- Menjelaskan perbedaan fungsi peralatan transportasi material
- Mampu melakukan pemilihan peralatan yang digunakan dalam transportasi
material.
-
2. Pendahuluan
Transportasi material adalah pemindahan material, baik material padat, cair, ataupun
gas dari suatu tempat ke tempat lain. Pemindahan material secara mekanik dapat
dibedakan menjadi dua bagian. Pertama adalah pemindahan material jarak dekat,
misalnya bongkar muat, pada kapal atau gerobak barang dari suatu instalasi ke instalasi
lainnya. Kedua adalah pemindahan material jarak jauh. Misalnya dengan kapal, kereta
atau motor penggerak lainnya, maupun piring system, pompa, kompresor, dan blower
untuk zat cair atau gas. Pemindahan solid (handling of solid) dengan jarak dekat dapat
dilakukan dengan bantuan tenaga manusia meliputi penyekopan, pusing, pemindahan, dan
pengangkatan, karena kemampuan manusia yang terbatas, maka diciptakan peralatan
untuk membantu dalam pemindahan material tersebut. Peralatan tersebut antara lain
Screw conveyor, belt conveyor, continuous flow conveyor dan pneumatic conveyor.

Untuk sarana transportasi fluida, dapat digunakan pipa dan tube, pompa, kompresor,
ataupun blower untuk pemindahan material berupa gas. Faktor yang perlu diperhatikan
dalam transportasi padatan maupun fluida adalah karakteristik operasi, kapasitas (aliran,
volumetric per satuan waktu), kebutuhan daya dan efisiensi mekanik, disamping juga
keandalan mutu dan kemudahan pemeliharaan. Untuk peralatan yang kecil,
kesederhanaan dan kemudahan operasi lebih diutamakan disamping efisiensi mekanik
yang tinggi.

3. Pokok-pokok isi
1. Transportasi Padatan
2. Transportasi Fluida
3. Pompa dan Kompresor
BAB II

PENJELASAN
1. TRANSPORTASI PADATAN
1.1. PERALATAN TRANSPORTASI BAHAN
Peralatan handling of solid dalam proses industri kimia sangat penting untuk membantu
melancarkan jalannya proses. Peralatan ini dapat berupa alat pemindahan padatan, baik
untuk jarak pendek maupun jarak jauh. Untuk jarak dekat digunakan konveyer atau
elevator.
Pemilihan konveyor yang cocok untuk sebagian besar bahan tertentu di dalam situasi yang
khusus dipengaruhi oleh faktor – faktor sebagai berikut :
a. Kapasitas alat pengangkut
Misalnya : pita transfer yang dapat dihasilkan dalam ukuran besar dan dioperasikan
dalam kecepatan tinggi, dapat memuat dalam ukuran ton secara ekonomis
b. Biaya awal dari sistem pengangkut. Hal ini berhubungan dengan kemungkinan lamanya
kerja alat tersebut sesuai dengan aliran yang dipilih. Biaya perbandingan dapat hanya
berdasarkan pengkajian dari masalah – masalah yang khusus. Untuk alat pengangkutan
yang menggerakan, biayanya dapat diperhitungkan 10% - 30% dari seluruh biaya total
sistem pengangkutan
c. Pengontrolan
Pengontrolan sangat ditekankan pada pengenalan proses komputer dengan programnya
dimana dapat dipergunakan untuk menjaga kapasitas penilaian sampai toleransi
terdekat.
Pembagian peralatan pada handlingof solids secara garis besar adalah sebagai berikut :
a) portable power driven machine, b) permanent installation

Pada permanent installation, mechanical conveyor dapat membawa material dengan 3 cara
yaitu dengan :
1. Aksi menggaruk (scrapping action)
2. Aksi memikul (carrying action)
3. Aksi pneumatik (pneumatik action)
 Scrapper
Scrapper merupakan tipe dari konveyor yang membawa dengan cara mnggaruk.
Beberapa peralatan yang termasuk tip ini adalah :
- Screw atau helical flight conveyor
- Flight conveyor
- Drag atau slat conveyor
- Redler conveyor
 Carriers
Carriers merupakan tipe dari conveyor yang membawa material dengan cara memikul
atau mengangkut. Beberapa peralatan yang termasuk tipe ini adalah :
- Belt conveyor
- Bucket conveyor
- Zipper conveyor
- Continuous flow conveyor
- Apron conveyor
- Bucket elevator
- Vibrating conveyor
 Pneumatic conveyor
Aksi pneumatic ini digunakan untuk membawa material padat dalam bentuk butiran
sangat halus (powder). Material dibawa sebagaimana layaknya menghandle fluid
seperti liquid, gas, yaitu dengan jalan mensuspensi partikel – partikel padat dalam gas
atau cairan. Hal ini disebut sistem fluidisasi.
Pemilihan peralatan transportasi padatan
Pemilihan conveyor yang cocok untuk sebagian besar bahan tertentu dalam situasi
yang khusus dipengaruhi faktor – faktor sebagai berikut : kapasitas alat pengangkut, biaya
awal dari sistem pengangkut dan pengontrolan.

1.2. KONVEYOR

Conveying adalah pemindahan material padatan dari suatu tempat ketempat lain, baik
untuk jarak pendek maupun jarak jauh. Handling of solid ini lebih sulit dibandingkan
dengan likuid dan gas. Hal ini disebabkan faktor – faktor antara lain : bentuk dari solid
(ada yang besar, bulat, lembaran panjang, bubuk, ataupun talc solid) maupun sifat – sifat
yang mempengaruhi : temperatur, aberasivrness (ketajaman akibat gesekan), fragile
(kerapuhan), explosiveness (sifat mudah meledak, plastis, ataupun sticky (lengket).

Faktor – faktor yang berpangaruh pada Handling of solid :

a) Bentuk dan sifat zat padat


Untuk partikel bentuknya beraturan, ukuran dan bentuknya dapat dinyatakan dengan
mudah. Tetapi untuk partikel yang tidak beraturan istilah “ukuran” dan “bentuk” tidak
begitu jelas didefinisikan.
1. Bentuk partikel
Bentuk setiap partikel dicirikan dengan sphericity (sperisitas) atau faktor kebolaan
(Φs) tidak tergantung pada ukuran partikel. Sperisitas adalah ratio luas benda terhadap
luas bola pada volume yang sama. Untuk partikel bulat, dimana diameternya Dp,qs = 1,
untuk partikel yang dibentuk bola, sperisitas didefinisikan oleh hubungan :
Φs = (6Vp)/(Dp.Sp)
Dimana :
Dp = diameter ekivalen/diameter nominal partikel
Sp = luas permukaan satu partikel
Vp = volume satu partikel
2. Ukuran partikel
Pada umumnya diameter dapat ditentukan untuk setiap partikel yang
ekuidimensional yang tidak ekidimensional yaitu yang lebih panjang pada satu arah
ketimbang pada arah yang lain, maka akan dikarakterisasi dengan dimensi yang kedua
terpanjang. Untuk partikel berbentuk jarum, umpamanya, hp, akan menunjukkan tebal
partikel dan bukan pada ujungnya.

1. Untuk konveyor tipe scrapper adalah :

HP= (
( koefisien ) kapasitas ,
lb
menit )
( panjang konfeyor , ft )

3300

Dimana koefisien = 4,0 untuk abu = 2,5 untuk batubara, =1,3 untuk butiran

2. Untuk flight conveyor


Merupakan salah satu tipe dari scrapper dimana material dibawa dengan kemiringan
15˚ - 30˚, maka tenaga yang diperlukan untuk keadaan itu adalah :
A (T ) ( L )+ b ( w ) ( L )( s )+10 ( L )
HP=
1000

Dimana :
T = material yang dibawa (ton/jam)
L = panjang konveyor, ft
W = total – total berat, (lb/in. Lebar – ft panjang)
Untuk ukuran :
4×10 hingga 16×18 = 0,5
8×18 hingga 10×24 = 1,0
S = kecepatan (fpm)
A = konstanta untuk material
B = konstanta untuk conveyor
Kapasitas yang dapat dibawa oleh flight conveyor dapat diperoleh dari rumus berikut :
BD Spb
T=
6000
Dimana :
T = jumlah material yang dibawa, ton/jam
B = dalam/tebal flight (in)
S = kecepatan dari konveyor (fpm)
Pb = bulk densitas dari material yang dibawa (lb/cuft)

3. Belt conveyor (tipe carriers)


1. Untuk konveyor ‘kosong’ (belum ada muatan) :
F ( L+ Lo )( 0,03WS )
HP =
990
2. Untuk material yang dibawa horizontal (tanpa belt) :
F ( L+ Lo ) T
HP =
990
3. Untuk material yang dibawa dengan kemiringan tertentu :
T .∆.Z
HP =
990
F ( L+ Lo )( T +0,03 WS )+ T ∆ Z
Total (a+b+c) : HP =
990
Dimana :
F = faktor friksi 0,05 untuk bearing licin dan 0,03 untuk bearing anti friksi
L = panjang konveyor antara terminal pully (ft)
Lo = 100 untuk bearing licin dan 150 untuk bearing anti friksi
S = kecepatan belt (ft)
T = jumlah material (ton/jam)
∆Z = beda tinggi vertikal (ft)
W = berat (lb) seluruh konveyor = 0,1 lb/in. Lebar-ft panjang

4. Untuk ‘Apron conveyor’


( Gross Turning Effect ) ( kecepatan, fpm )
HP =
33,0
Dimana gross turning effort (Rt) merupakan usaha untuk memutar pully, besarnya
adalah :
a. Untuk bucket elevator :
Rt = ML+ C
b. Untuk horizontal apron dan bucket elevator :
Rt = 2(M+W)(LRf)
c. Untuk apron dan bucket conveyor yang membawa material dengan kemiringan Rt
= L(M+W)[(Rf cos a )+ sin a]+ WL[(Rf cos a) - sin a]
Dimana :
M = berat (lb) material yang dibawa per ft conveyor (elevator)
W = berat rantai apron serta bucket per ft
L = panjang conveyor antara poros (ft)
Rf = rolling friction = x[(d/D)+(0,06/D)]
X = 0,33 untuk metal kemetal tanpa dilumasi dengan pelumas, x = 0,20 untuk metal
yang diminyaki
D = diameter chain roller
d = diameter pin dimana roller berputar
a = kemiringan (dalam derajat)
c = faktor

Screw conveyor
Pada alat ini digunakan tiang yang berbentuk spiral (helix) dan berputar tanpa terjadi
sentuhan dengan dinding. Batang screw digesekan oleh sebuah motor yang dilengkapi
roda gigi seperti pada gambar dibawah ini. Cara kerjanya mula – mula feed dimasukkan
kemudian ulir berputar pada suatu proses dalam trugh. Akibat putaran yang ditimbulkan
batang spiral, maka material (umpan) tadi mengalami dorongan dalam trugh dari ujung
satu ke ujung lain.

Gambar. Screw conveyor

Pada screw coveyor ini feed biasanya berada pada ujung yang lain sehingga
conveyying berlangsung searah. Tetapi juga ada yang mendistribusikan material dalam
dua arah dimana feed point berada ditengah dan setengah dari bagian ulir dikonstrusikan
dengan putaran searah jarum jam dan sebagian lain dengan arah yang berlawanan.
Sehingga dengan putaran tunggal konveyor dapat membawa material dalam dua arah dan
dua tempat pengeluaran yang terletak dikedua ujung saluran (trough).
Alat ini pada dasarnya terbuat dari pisau yang berpilin mengelilingi suatu sumbu
sehingga bentuknya mirip sekrup. Pisau berpilin ini disebut flight. Macam-macam flight
adalah Sectional flight, Helicoid flight, dan Special flight. Ketiga itu terbagi atas cast iron
flight, ribbon flight, dan cut flight. Konveyor berflight section dibuat dari pisau-pisau
pendek yang disatukan tiap pisau berpilin satu putaran penuh dengan cara disambung tepat
pada tiap ujung sebuah pisau dengan dilas sehingga akhirnya akan membentuk sebuah
pilinan yang panjang.
Sebuah helicoid flight, bentuknya seperti pita panjang yang berpilin mengelilingi
suatu poros. Untuk membentuk suatu konveyor, flight- flight itu disatukan dengan cara
dilas tepat pada poros yang bersesuaian dengan pilinan berikutnya. Flight khusus
digunakan dimana suhu dan tingkat kerusakan tinggi adalah flight cast iron. Flight-flight
ini disusun sehingga membentuk sebuah konveyor. Untuk bahan yang lengket, digunakan
ribbon flight. Untuk mengaduk digunakan cut flight. Flight pengaduk ini dibuat dari flight
biasa, yaitu dengan cara memotong-motong flight biasa lalu membelokkan potongannya
ke berbagai arah.
Keuntungan screw conveyor antara lain : dapat didesain dalam bentuk terbuka atau
tertutup, dan dapat dimasukkan beberapa zat untuk dicampur dan dikonvey, dapat
menangani yang bersifat korosif, abrasif, mudah dicuci sehingga dapat dipakai untuk zat
lain, discharge dapat disembarang tempat, sudut penggunaan miring 20˚.
Gambar. Bentuk-bentuk flight pada screw conveyor

Prinsip kerja
Screw conveyor ini terdiri dari baja yang memiliki bentuk spiral (pilinan seperti ulir)
yang tertancap pada shaft/poros dan berputar dalam suatu saluran berbentuk U (through)
tanpa menyentuhnya sehingga flight (daun screw) mendorong material ke dalam trough.
Shaft/poros digerakkan oleh motor gear. Saluran (through) berbentuk setengah lingkaran
dan disangga oleh kayu atau baja. Pada akhir ulir biasanya dibuat lubang untuk
penempatan as dan drive end yang kemudian dihubungkan dengan alat penggerak. Elemen
screw conveyor disebut flight (daun screw) . Bentuknya spiral (lilitan seperti ulir) atau
dengan modifikasi tertentu yang menempel pada poros.

Gambar. Proses kerja screw conveyor

Screw conveyor memerlukan sedikit ruangan dan tidak membutuhkan mekanik serta
membutuhkan biaya yang sedikit. Material bercampur saat melewati conveyor. Pada
umumnya screw conveyor dipakai untuk mengangkut bahan secara horizontal. Namun bila
diinginkan dengan elevasi tertentu bisa juga dipakai dengan mengalami penurunan
kapasitas 15-45% dari kapasitas horizontalnya.
Fungsi Dari Komponen
1.      Trough
Troughs (U) atau palung berfungsi sepenuhnya sebagai wadah/rumah yang
menyertakan bahan dan disampaikan dengan  bagian-bagian yang berputar (screw
conveyor).

Gambar. Trough

2.      Hanger
Hanger berfungsi memberikan dukungan, mempertahankan allignment dan
bertindak sebagai permukaan bantalan.

Gambar. Hanger screw


3.      Screw Conveyor
Screw Conveyor ini berputar dengan halus memutar materi kesamping
didalam palung atau troughs ( U ).

Gambar. Screw conveyor


4.      Kopling
Kopling dan Poros menghubungkan dan mengirimkan motion untuk screw
conveyors berikutnya.

Gambar. Kopling screw

Kelebihan Screw conveyor 


 
Adapun kelebihan dari screw conveyor adalah sebagai berikut:
a. Dapat digunakan sebagai pencampur bahan disamping fungsi utamanya sebagai
pemindah bahan.
b. Dapat mengeluarkan material pada beberapa titik yang dikehendaki. Hal ini penting
bagi material yang berdebu (dusty) dan material panas, material yang berbau.

Kekurangan Screw conveyor 


 
Adapun kekurangan screw conveyor adalah sebagai berikut:
a. Tidak dapat digunakan untuk pemindahan bahan bongkah besar (large-lumped ),
mudah hancur (easily-crushed ), abrasive, dan material mudah menempel (sticking
materials). Beban yang berlebihan akan mengakibatkan kemacetan, merusak poros, dan
screw berhenti.
b. Screw pada conveyor ini mengakibatkan adanya gesekan material terhadap screw dan
through yang berakibat pada konsumsi daya yang tinggi. Oleh karena itu screw conveyor 
digunakan untuk kapasitas rendah sampai sedang (sampai 100 m³/jam) dan panjang
biasanya 30 sampai 40 m.

Belt conveyor
Sabuk (Belt) digerakkan oleh dua pulley yaitu driven pulley dan undriven pulley.
Untuk membawa bban yang berat digunakan dual driven pulley. Bentuk dasar sabuk dapat
berupa datar (Flat idler) dan palung (troughed idler). Plat idler digunakan untuk
membawa kesatuan zat padat atau zat-zat yang sukar mengelinding (benda yang berat).
Troughed idler mempunyai sabuk lebih besar dari 14 inchi dan digunakan untuk
membawa material yang ringan. Fungsi belt conveyor adalah untuk mengangkut berupa
unit atau curah dengan kapasitas yang cukup besar, dan sesuai dengan namanya maka
media yang digunakan berupa ban konstruksi dari belt conveyor adalah :
1. Konstruksi arah pengangkutan horizontal
2. Konstruksi arah pengangkutan diagonal atau miring
3. Konstruksi arah pengangkutan horizontal dan diagonal
Kalau belt panjang, perlu dipakai training roller, kalau belt pendek tanpa training roller
tidak masalah. Pada training roller sering dipasang pemutar arus, untuk menjaga kalau belt
menerima beban maksimum, sehingga belt dapat menyentuh training akibatnya arusnya
terputus.
Keuntungan belt conveyor antara lain : hanya memerlukan tenaga yang kecil untuk
mengangkut material jarak yang cukup jauh, dapat berjalan dengan kecepatan 5,086 m/s
sampai 4539 metrik ton/hr (5000 ton/hr), bergerak translasi dengan lintasan tertentu, baik
mendatar, menanjak atau menurun tergantung dari keperluan atau perencanaan.

Gambar. Belt conveyor


 
A. Komponen-komponen utama alat
a. Belt : Fungsinya adalah untuk membawa material yang diangkut. 

Gambar. Belt

b. Idler : Gunanya untuk menahan atau menyangga belt.


Gambar. Idler

Menurut letak dan fungsinya maka idler dibagi menjadi : 


 Idler atas yang digunakan untuk menahan belt yang bermuatan.
 Idler penahan yaitu idler yang ditempatkan ditempat pemuatan.
 Idler penengah yaitu yang dipakai untuk menjajaki agar belt tidak bergeser dari jalur.
 Idler bawah Idler balik yaitu yang berguna untuk menahan belt kosong.

c. Centering device : untuk mencegah agar belt tidak meleset dari rollernya.

Gambar. Centering device

d. Unit penggerak (drive units) : pada Belt conveyor tenaga gerak dipindahkan ke belt
oleh adanya gesekan antara belt dengan “plulley” penggerak (drive pully), karena
belt melekat disekeliling pully yang diputar oleh motor.

Gambar. Drive units


 Bending the belt : Alat yang dipergunakan untuk melengkungkan belt adalah
- Pully terakhir atau pertengahan
- Susunan Roller-roller
- Beban dan adanya sifat kelenturan belt.
Gambar. Bending the belt

 Pengumpan (feeder) : alat untuk pemuatan material keatas belt dengan


kecepatan teratur.

Gambar. Pengumpan

 Trippers : Adalah alat untuk menumpahkan muatan disuatu tempat tertentu.

Gambar. Trippers

 Pembersih Belt (belt-cleaner) : alat yang dipasang di bagian ujung bawah belt agar
material tidak melekat pada belt balik. 

Gambar. Pembersih belt


 Skirt : semacam sekat yang dipasang dikiri kanan belt pada tempat pemuatan (loading
point) yang terbuat dari logam atau kayu dan dapat dipasang tegak atau miring yang
gunanya untuk mencegah terjadinya ceceran.

Gambar. Skirt

 Holdback : suatu alat untuk mencegah agar Belt conveyor yang membawa muatan
keatas tidak berputar kembali kebawah jika tenaga gerak tiba-tiba rusak atau dihentikan.

Gambar. Holdback

 Kerangka (frame) : konstruksi baja yang menyangga seluruh susunan belt conveyor
dan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga jalannya belt yang berada diatasnya
tidak terganggu.

Gambar. kerangka

1. Motor Penggerak : Biasanya dipergunakan motor listrik untuk menggerakkan drive


pulley. Tenaga (HP) dari motor harus disesuaikan dengan keperluan, yaitu:
 Menggerakkan belt kosong dan mengatasi gesekan-gesekan anatara idler dengan
komponen lain.
 Menggerakkan muatan secara mendatar.
 Mengankut muatan secara tegak (vertical).
 Menggerakkan tripper dan perlengkapan lain. Memberikan percepatan pada belt
yang bermuatan bila sewaktu-waktu diperlukan.
Gambar. Motor penggerak

B. Karakteristik dan performance dari belt conveyor


 Dapat beroperasi secara mendatar maupun miring dengan sudut maksimum
 Sampai dengan 18’.
 Sabuk disanggah oleh plat roller untuk membawa bahan.
 Kapasitas tinggi
 Serba guna
 Dapat beroperasi secara continiue
 Kapasitas dapat diatur
 Kecepatannya sampai dengan 600 ft/m
 Dapat naik turun
 Perawatan mudah

C. Kelemahan - kelemahan dari belt conveyor


 Jaraknya telah tertentu
 Biaya relatif mahal
 Sudut inklinasi terbatas

D. Kegunaan Belt Conveyor


 Conveyor terdiri dari bagian-bagain standard dengan teknologi maju, sederhana dan
mudah dalam pemeliharaan. Mesin Vibration SBM dapat digunakan pada crushing
plant tetap maupun mobile crushing plant. Mesin ini secara luas digunakan dalam
industri pertambangan, metalurgi dan batu bara, mentransfer pasiran, material
besar, atau material dalam kemasan.
 Berdasarkan perbedaan barang yang akan ditransfer, sistem transfer dapat berdiri
sendiri ataupun multi conveyor atau digabungkan dengan alat transfer lainnya. Belt
conveyor dapat dipasang secara horisontal atau tertidur untuk memenuhi kebutuhan
transfer yang berbeda.

E. Prinsip Kerja Konveyor


Prinsip kerja belt conveyor adalah mentransport material yang ada di atas belt,
dimana umpan setelah sampai di head material ditumpahkan akibat belt berbalik arah.
Belt digerakkan oleh drive / head pulley dengan menggunakan motor penggerak.
Head pulley menarik belt dengan prinsip adanya gesekan antara permukaan drum
dengan belt, sehingga kapasitasnya tergantung gaya gesek tersebut.

Vibrating Conveyor
A. Pengertian vibrating conveyor
Vibrating conveyor merupakan conveyor yang digetarkan pada frekuensi yang
relative tinggi. Vibrating conveyor pada industri proses produk makanan, bahan kimia
dan obat-obatan menyediakan serangkaian fungsi pengangkutan (conveying),
pengayakan (screening), pengumpanan (feeding), penyebaran (spreading) dan
pendistribusian produk free flowing dan produk non free-flowing. Vibrating conveyor
sesuai untuk ditribusi bulk material pada pemenuhan tangki penyimpan, atau
distribusi produk pada operasi packing.

B. Prinsip Kerja Vibrating Conveyor


Kebanyakan Vibrating conveyor pada dasarnya merupakan unit pengangkutan
material yang terdiri dari sebuah pan horizontal yang disangga dengan pegas dan
digetarkan oleh lengan penyangga eksentrik, rotating eccentric weights, sebuah
elektromagnet atau sebuah silinder hidrolik/pneumatic yang terhubung secara
langsung. Pegas yang digunakan biasanya terbuat dari bahan fiber glass atau baja
campuran. Agar material dapat terangkut sempurna, material tersebut harus
mempunyai factor gesek pada baja (steel) dan factor gesek internal yang tinggi
sehingga pengangkutan dapat bereaksi pada seluruh kedalaman material.

Vibrating conveyor secara umum berfungsi mengalirkan material ke atas dan


maju sehingga material akan berjalan sepanjang conveyor path.

Gambar. Prinsip kerja vibrating conveyor

C. Fungsi Vibrating Conveyor


Vibrating conveyor mempunyai beberapa fungsi :
1. Sebagai Screening System, yang didesain untuk memisahkan produk atau
menghilangkan overzise dan atau fine.
2. Sebagai Spreading dan Feeding System, berfungsi untuk menyeragamkan distribusi
produk. Penyebaran material dapat tercapai sepanjang lebar conveyor.
3. Distribusi Produk, menggunakan gates atau modular conveyors.
D. Konfigurasi Vibrating Conveyor
1. Bahan Vibrating Conveyor
Permukaan pengangkutn dapat juga bak terbuka maupun tertutu) atau berupa pipa
yang tertutup total. Permukaan kontak produk dapat ditutup dengan berbagai
macam material yang dipilih untuk memenuhi spesifikasi produk yang diinginkan.
Untuk pemeliharaan sanitasi, ketahanan korosi, ketahanan terhadap kelembaman,
toleransi suhu (insulasi), atau bahan kimia pengotor maka digunakan bahan yang
terbuat dari plastic, logam anti karat dan material keramik. Rangka luar (penyangga
atau bingkai) biasanya terbuat dari baja ringan atau stenlis steel.

2. Kapasitas pengangkutan
Kapasitas pengangkutan Vibrating Conveyor ditentukan oleh : besarnya jalur
pengangkutan, frekuensi pengangkutan, sudut alir, kemiringan jalur, dan
kemampuan material untuk menerima dan mentransmisikan arah aliran melalui
massa material tersebut.kapasitas vibrating Conveyor bermacam-macam mulai dari
ribuan ton, gram sampai ons. Karena kemampuannya sangat bervariasi maka tidak
ada formula sederhana untuk menyatakan kapasitas dan tenaga (kerja) Vibrating
Conveyor.

E. Klasifikasi Vibrating Conveyor

Gambar. Klasifikasi vibrating conveyor


1. Mechanical Vibrating Conveyor
Vibrating conveyor jenis ini menggunakan tenaga inersia yang dibangkitkan oleh
gerakan rotasi untuk mendorong vibrasi dan menggunakan poros eksentrik untuk
mengendalikan vibrasi. Alat ini didesain untuk beroperasi pada frekuensi spesifik dan
tidak dapat bekerja dengan baik pada frekuensi lain tanpa perubahan desain yang hati-
hati. Jadi alat ini tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan frekuensi tanpa adanya
variasi dari pengumpanan. Mechanical vibrating conveyor kebanyakan dipakai untuk
system pengangkutan dan tidak selalu bekerja dengan baik sebagai pengumpan (feeder).

Gambar. Mechanical vibrating conveyor


2. Electrical Vibrating Conveyor
Vibrating conveyor jenis ini memiliki karakteristik khusus, yakni tidak adanya kontak
antara bagian penggerak dengan media. Pengoperasian alat ini menggunakan sistem pull-
push atau pull release dengan memanfaatkan arus searah atau arus bolak-balik yang
dikombinasikan dengan electromagnet. Selain digunakan sebagai sistem pengangkutan,
electrical vibrating conveyor juga dapat digunakan sebagai sistem pengumpan (feeder).

3. Pneumatic and Hydraulic Vibrating Conveyor


Vibrating conveyor jenis ini memiliki disain yang lebih sederhana dibanding jenis
yang lainnya. Pengoperasian alat ini dapat dilakukan dngan mudah karena dilengkapi
dengan control valve, sehingga kapasitas dan kecepatan operasi dapat divariasi sesuai
dengan keinginan.

Gambar. Pneumatic vibrating conveyor

F. Kelebihan Vibrating Conveyor


1. Mudah dibersihkan
2. Kecepatan produk dan kemampuan sanitasi yang tinggi
3. Dapat digunakan untuk berbagai macam material (kering, free-flowing, non
free-flowing material)
4. Ideal untuk menangani material yang dapat terakumulasi pada conveyor dan
yang dapat juga rusak karena internal moving part dalam conveyor.

1.3 ELEVATOR

A. Pengertian Elevator
Elevator/lift adalah angkutan transfortasi vertikal yang digunakan untuk
mengangkut orang atau barang. Lift umumnya digunakan di gedung-gedung bertingkat
tinggi; biasanya lebih dari tiga atau empat lantai. Gedung-gedung yang lebih rendah
biasanya hanya mempunyai tangga atau eskalator. Lift-lift pada zaman modern
mempunyai tombol-tombol yang dapat dipilih penumpangnya sesuai lantai tujuan
mereka, Terdapat tiga jenis mesin, yaitu Hidrauclic,Traction ataukatrol tetap,
dan Hoist atau katrol ganda, Jenis hoist dapat dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu hoist
dorong dan hoist tarik.
B. Jenis-Jenis Elevator dari segi fungsi
1. Elevator Penumpang
Elevator penumpang ini merupakan elevator yang sifatnya berfungsi dan sangat
khusus untuk manusia saja, elevator ini sangat dijaga kehandalannya dan juga sangat
dijaga keamanan dan keselamatan manusianya.
2. Elevator Barang atau Dumb Waiter
Elevator ini sangat khusus fungsinya untuk barang saja, elevator ini juga tak kalah
handalnya dengan elevator penumpang namun ada sedikit perbedaan dalam system
keamanannya.
3. Elevator Service
Elevator servise ini biasanya dipasang diperhotelan, yaitu fungsinya untuk pelayan-
pelayan hotel untuk mengantarkan barang ke kamar-kamar penghuni hotel. Namun
disini pula elevator ini tak kalah handalnya dengan elevator penumpang, perbedaan
dari elevator service dengan elevator penumpang ini sangat jelas dari sistrem
pengangkutannya, yaitu elevator penumpang hanya khusus untuk manusia saja tapi
elevator service ini juga berfungsi sebagai pengangkutan manusia dan barang.
4. Elevator Hidraulik
Elevator hidrolik ini sangat lain darpada yang lain, ini dilihat dari cara kerjanya dan
juga fisiknya. Elevator ini biasanya digunakan oleh pasukan pemadam kebakaran dan
kapasitas daya angkutnya pun sangat terbatas, elevator hidrolik ini sekarang tidak
hanya dipakai oleh pemadam kebakaran saja. Sekarang elevator hidrolik sering
dipakai oleh perusahaan telekomunikasi, bengkel-bengkel kendaraan bermotor, dan
lain-lain.

C. Jenis Elevator dari segi Jenis penggeraknya


Dari masa ke masa jenis penggerak pesawat lift telah berkembang dan
perkembangan seiring dengan perkembangan teknologi yang mendampinginya atau
dipergunakannya. Namun demikian pada umumnya jenis penggerak lift dapat
digolongkan menjadi dua kelompok yaitu :
1. Lift dengan sistem pengerak hidrolis (hydrolic elevator).
2. Lift dengan sistem penggerak dengan motor listrik (traction type elevator).
Meskipun kedua sistem tersebut juga mengalami perkembangan masing-
masing, sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan pemasangan dilapangan yang
dihadapinya. Akan tetapi ada perbedaan pokok dari kedua jenis lift tersebut yang
perlu diperhatikan yaitu :
No. Hal yang perlu Lift Motor Traksi Lift Hidrolik
diperhatikan
Jarak Pelayanan tidak terbatas Terbatas 20
1. meter

Frekuensi Pemakaian Lebih dari 80 start /stop Terbatas 80


2. perjam. Pada umumnya 180 start /stop perjam
start/stop per-jam.
Kecepatan Tidak terbatas (1000m/menit) Terbatas
3. (maksimal 90
m/menit)

a) Jenis Lift Dengan Motor Traksi


Konsep dasar dari lift yang mempergunakan motor traksi dapat dibedakan menjadi
2 yaitu :
1. Jenis Tarikan Langsung (Drum Type)
2. Jenis Tarikan Gesek (Traction Drive)

1. Drum Type Elevator


Cara operasi lift jenis ini seperti pesawat angkat yang dipakai pada crane- crane pada
proyek kontruksi bangunan, dengan menggulung tali baja pada tabung gulung.
Pemakaian jenis lift ini pada lift penumpang tidak terlalu populer seperti pada lift traksi
jenis motor pully, hal ini disebabkan adanya beberapa keterbatasan dalam pemakain.
Oleh karena itu lift jenis ini hanya dipergunakan untuk lift-lift dengan kapasitas kecil
seperti pada lift perumahan (residential elevator) dan (lift pelayan) dumb waiter.
Adapun kelemahan tersebut, antara lain :
a. Kecepatan yang dapat dicapai secara teknis terbatas ( +/- 15 m/menit)
b. Kapasitas angkut terbatas (maksimal 200 kg).
c. Penggunaan tenaga listrik lebih boros ( tanpa bobot imbang ).
Oleh karena biasanya lift jenis ini mempunyai kecepatan yang rendah ( kurang dari 30
m/menit ) maka jenis motor traksi yang dipakai kebanyakan jenis motor AC (single
speed).
2. Traction Type Elevator
Lift jenis ini dapat digolongkan menjadi 2 (dua ) penggolongan, yaitu :
1) Dilihat dari segi mesin penggerak langsung atau tidak langsung, dibagi
menjadi 2 (dua ) yaitu :
a) Geared Elevator
b) Gearless Elevator
Gambar. Geared Elevartor Gambar Gearless Elevator

Gambar. lift Gearless Elevator Gambar. lift Geared Elevator


b) Dilihat dari jenis motor traksi yang dipergunakan dapat menjadi dua (2) jenis, yaitu :
1. Lift traksi motor AC
2.Lift traksi motor DC
Geared elevator dengan penggerak motor AC geared biasanya dipergunakan
pada lift berkecepatan rendah dan sedang. Sebaliknya Gearless elevator dengan
penggerak motor DC ( AC VVVF ) dipergunakan pada lift kecepatan tinggi.
Kemampuan dari semua jenis tersebut diatas masing-masing mempunyai kelemahan
dan kelebihan masing-masing dalam penggunaannya. Namun demikian dengan
berkembangnya sistem control yang lebih modern (VVVF = Variabel Voltage
Variabel Frequensi yang dilengkapi IPM = Integrated Power Modele, dll). Maka
timbul kecendrungan yang kuat untuk menggeser atau mengurangi penggunaan
penggerak motor DC pada lift-lift keluaran terakhir dengan kemampuan yang lebih
baik dan lebih hemat biaya operasi.
Spesifik lift traksi system pengendali motor dan gear motor pada motor traksi antara lain :
a. Geared machine dengan motor AC single speed : 15-30 m/menit
b. Geared machine dengan motor AC double speed : 30-45 m/menit
c. Geared machine dengan motor AC VVVF : 45-210 m/menit
d. Gearless machine dengan motor DC atau AC VVVF : >150 m/menit
Pada umumnya lift jenis traksi meletakkan motor traksi dan panel control
diatas rung runcur (hoistway), namun demikian dalam beberapa kasus tertentu
penempatan motor traksi dan panel control ada yang diletakkan samping bawah atau
disamping atas ruang luncur. Untuk mengatasi masalah dimana ketinggian bangunan
yang terbatas, saat ini telah ada lift motor traksi yang tidak memerlukan ruang mesin
(machine roomless) yang disebut Spacell yang telah diproduksi oleh Toshiba Elevator
dan Kone Elevator.

D. KOMPONEN DAN CARA KERJA ELEVATOR


Apabila kita ingin mengetahui sistem kerja elevator, maka kita harus mengetahui
komnponen utama dalam elevator tersebut. Untuk mempermudah kita mengetahui cara
kerja elevator secara keseluruhan, disini penulis akan menggolongkan tata letak
komponen-komponen elevator dalam dua bagian ruangan, yaitu ruang mesin ( Machine
Room ) dan ruang luncur ( Hoistway ).
1. Ruang mesin ( Machine Room )
Ruang mesin adalah ruang terpenting, dimana ruang tersebut terjadinya semua proses
pengoperasian elevator berlangsung secara keseluruhan. Didalam ruang mesin terdapat
beberapa alat penggerak elevator, yaitu :
a. Motor penggerak
Motor penggerak elevator ini memiliki asupan daya tegangan bolak-balik (Ac) dari
PLN yang sangat berperan dalam pelaksanaan kerja elevator, motor penggerak ini
mempunyai kemampuan putar antara 50 putaran per menit sampai dengan 210 putaran per
menit. Dengan kapasitas tegangan motor 7.5 KW dan menggunakan arus maksimal 25
Ampere.
Motor penggerak ini dilengkapi dengan rem magnet ( magnetic brake ) yang berfungsi
menahan motor ketika kereta elevator telah sampai pada lantai yang dituju, pergerakan
cepat atau lambatnya elevator diatur oleh PLC (Programable Logic Control) .Motor
penggerak dalam menarik dan menurunkan elevator menggunakan tali baja ( rope ) yang
melingkar pada puli mesin ( sheave ), lebih jelas mengenai pembahasan motor listrik yang
dipakai oleh elevator akan di jelaskan pada bab IV. Dibawah ini adalah gambar motor
listrik yang digunakan pada elevator.

Gambar. mesin elevator

b. Governor
Governor adalah komponen penggerak utama dalam elevator, didalam governoor ini
terdapat saklar yang berfungsi untuk menonaktifkan semua rangkaian sehingga
otomatisasi elevator mati dan tidak berfungsi. Selain saklar juga terdapat pengait rem,
pengait rem ini berfungsi untuk menghentikan kawat selling dan kawat selling ini menarik
rem yang ada di kereta elevator.
Gambar. Governor rope monitor

c. Panel
Panel ini adalah tempat control elevator secara otomatis, panel ini terdapat inverter
motor dan program logic control yang berfungsi untuk mengatur geraknya elevator.

d. Ruang luncur
Ruang luncur ini adalah tempat dimana elevator beroperasi berbentuk lorong vertikal,
disinilah elevator menjangkau tiap-tiap lantainya.didalam ruang luncur ini terdapat
beberapa komponen utama yang tak kalah pentingnya dibandingkan dalam ruang mesin.

e. Kereta
Kereta elevator beroperasi pada ruang luncur dan menapak pada rail di kedua sisinya,
pada sisi kanan dan kiri terdapat pemandu rail ( sliding guide ) yang berfungsi memandu
atau menapaki rail.

Gambar Pemandu rel ( Slidding Guide )

E. CARA KERJA ELEVATOR


Kontruksinya berupa sangkar atau kereta yang dinaikturunkan oleh mesin traksi,
dengan mengunakan tali baja tarik, melalui ruang luncur (hoistway) didalam bangunan
yang dibuat khusus untuk lift. Agar kereta lift tidak bergoyang digunakan rel pemandu
setinggi ruang luncur (hoistway) yang diikat dengan tembok ruang luncur lift. Untuk
mengimbangi berat kereta dan bebannya digunakan bandul pengimabang (counterweight),
beratnya sama dengan berat kereta ditambah dengan setengah berat beban maksimum
yang diizinkan. Hal ini untuk memperingan kerja mesin traksi, karena pada saat kereta
dipenuhi dengan beban maksimum, mesin traksi hanya berupaya mengangkat atau
menaikkan setengah dari beban maksimumnya. Sebaliknya pada saat kereta kosong, mesin
traksi hanya perlu mengangkat atau menaikan setengah dari beban maksimum yang
berlebih pada counterweight.
Pada sistem geared atau gearless (yang masing-masing digunakan pada instalasi gedung
dengan ketinggian menengah dan tinggi), kereta lift tergantung di ruang luncur oleh
beberapa steel hoist ropes, biasanya dua puli katrol, dan sebuah bobot pengimbang
(counterweight). Bobot kereta dan counterweight menghasilkan traksi yang memadai
antara puli katrol dan hoist ropes sehingga puli katrol dapat menggegam hoist ropes dan
bergerak serta menahan kereta tanpa selip berlebihan.

Contoh soal
Antracite coal dipindahkan secara horizontal sejauh 450 ft dengan laju 100 ton/jam.
Hitung daya yang diperlukan untuk mengoperasikan antracite coal tersebut bila
digunakan:
a. Screw conveyor
b. Belt conveyor

Penyelesaian :
a) Screw conveyor : koefisien batu bara = 2,5
Panjang conveyor = 450 ft
Kapasitas = 100 ton/jam
( koefisien )( kapasitas ) ( panjang )
HP =
33000
2,5 (100 ton / jam ) ( 450 ft )
HP = = 3,14 Hp
33000
T =100 ton/jam L = 450 ft
W = 0,5 lb/ft S =200 fpm
A = 0,343 b =0,004

a ( T ) ( L ) +b ( W ) ( L )( S ) +10 ( L )
HP =
1000
0,343 (100 ton / jam ) ( 450 ft )+ 0,004 ( 0,5 lbft ) ( 450 ft )( 200 fpm )+10 (450 ft)
HP = = 20,115 Hp
1000

F ( L+ Lo ) T
- Belt conveyor : Hp =
990
- Untuk plain bearing :
0,05 ( 450+100 ) 100
Hp = = 2,778 Hp
990
- Untuk antiferction bearing :
0,03 ( 450+150 ) 100
Hp = = 1,82 Hp
990
2. TRANSPORTASI FLUIDA

Fluida adalah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk (distorsi) secara
permanen. Bila kita mencoba mengubah bentuk suatu massa fluida, maka di dalam fluida
tersebut akan terbentuk lapisan-lapisan dimana lapisan yang satu akan mengalir di atas
lapisan yang lain, sehingga tercapai bentuk baru. Selama perubahan bentuk tersebut,
terdapat tegangan geser (shear stress), yang besarnya bergantung pada viskositas fluida
dan laju alir fluida relatif terhadap arah tertentu.
Bila fluida telah mendapatkan bentuk akhirnya, semua tegangan geser tersebut akan
hilang sehingga fluida berada dalam keadaan seimbang. Pada temperatur dan tekanan
tertentu, setiap fluida mempunyai densitas tertentu. Jika densitas hanya sedikit terpengaruh
oleh perubahan yang suhu dan tekanan relatif besar, fluida tersebut bersifat
imcompressible. Tetapi jika densitasnya peka terhadap perubahan variabel temperatur dan
tekanan, fluida tersebut digolongkan compresible. Zat cair biasanya dianggap zat yang
incompressible, sedangkan gas umunya dikenal sebagai zat yang compresible. Dalam
industri kimia, transportasi merupakan proses pengangkutan bahan mentah dan energi
dalam jumlah besar ke pabrik dan ke dalam peralatan, atau pengangkutan produk-produk
dan limbah ke luar pabrik. Beberapa transportasi fluida sebagai berikut :

2.1 PIPA

Pada umumnya transportasi fluida lebih murah bila dibandingkan dengan zat padat.
Salah satu sarana transportasi fluida adalah pipa dan tube. Fluida adalah suatu zat yang
tidak dapat menahan distorsi terus menerus sehingga bentuknya selalu berubah.
Ada dua macam fluida :
1. Compressible fluid, yaitu fluida yang densitasnya dipengaruhi oleh perubahan suhu
dan tekanan. Misalnya : gas
2. Incomprssible fluid, yaitu fluida yang densitasnya tak dipengaruhi atau sedikit
dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. Misalnya : zat cair.
Dalam industri kimia, transportasi fluida dilakukan di dalam channel (saluran,
terusan) dengan fasilitas-fasilitas sebagai berikut :
a. Conduit (saluran) : pipa dan tube
b. Valve (kerangan) : gate valve, globe valve
c. Impeller (dorongan) : pompa, blower, fan

2.2 PIPA DAN TUBE (CONDUIT)

Dalam perencanaan conduit (piping system) harus diperhatikan faktor-faktor sebagai


berikut :

1. Diusahakan tekanan seminimum mungkin untuk mengurangi energi pengaliran


2. Jangan kotor dan jangan bocor
Perbedaan pipa dan tube adalah dalam hal :

a. Ukuran panjangnya
b. Ukuran tebal dindingnya
c. Bahan konstrusinya
Tabel 1. Perbedaan pipa dan tube

PIPA TUBE
 Paling panjang 20-40 ft  Bisa beratus ft
 Pada umumnya dindingnya tebal  Dindingnya tipis
 Pipa dapat dibuat ulir  Tak dapat dibuat ulir
 Dindingnya kasar  Dindingnya halus
 Disambung dengan screw, flange  Disambung dengan compression
dan las fitting, soldered, flare fitting
 Cara pembuatan : las, casting  Cara pembuatannya : extrussion
(peleburan) dan piercing (cara membuat mi) dan cold
(penembusan) drawn

Gambar. Pipa dan tube

Pipa dapat dialirkan dalam pipa atau tabung yang berpenampang bundar dan dijual
dipasaran dengan berbagai ukuran, tebal dinding, dan bahan konstruksi. Pada umumnya
pipa berdinding tebal,berdiameter relatif besar, dan bersedia dalam panjang antara 20-40
ft. Sedangkan tabung berdinding tipis dan biasa tersedia dalam bentuk gulungan yang
panjangnya sampai beberapa ratus kaki. Ujung pipa logam biasanya berulir. Dinding pipa
umumnya kesat, sedangkan dinding tabung licin. Potongan-potongan pipa disambung
dengan menggunakan ulir (screw), flens (flange), atau las (weld), sedangkan tabung
disambung dengan sambungan kompresi (compression fitting), flare fitting, atau
sambungan solder (soldered fitting). Tabung biasanya dibuat dengan teknik ekstruksi atau
cold drawn, sedangkan pipa logam biasanya dibuat dengan teknik las, cor (casting), dan
piercing
Bahan-bahan konstruksi pipa
Dalam pemilihan bahan harus diperhatikan hal-hal berikut : sifat ductilitynya (mudah
bengkok), brittleness (mudah rapuh), sifat plastis, sifat tahan korosinya, kekuatannya,
metode pembuatannya dan bagaimana cara penyambungannya. Bahan konstruksinya
terdiri dari 3 macam :
1. Ferous metal : umumnya bahan yang digunakan untuk pipa ferous metal adalah
baja (campuran besi dan karbon), besi lunak (besi tempa, kadar karbonnya
rendah), cast iron (mempunyai kadar karbon 2-2,5%), dan pig iron (besio dari
tanur tinggi). Sebagai contoh ferous metal adalah : baja, cast iron (besi ruang),
wrought iron (besi tempa), SS (stainless steel) dan beberapa alloy lainnya.
2. Non ferous metal :
Non ferous metal umumnya dipakai dalam bentuk campuran (alloy)
Campuran antara : - Ni & Cu namanya : monel
- Du & Al namanya : durion
- Zn & Cu namanya : hatelloy, stelite
- Su & Cu namanya : bronze
3. Non metal :
Kelemahan non metal tidak kuat dan biasanya dipakai sebagai pelapis (lining).
Contoh non metal : plastik, kaca, semen, karet, kayu dsb.
Cara pembuatan pipa :
Metode umum dipakai dalam pembuatan pipa yaitu :
1. Welding (las)
- Las
Biasanya digunakan untuk material yang bersifat plastik dan pipa yang
digunakan kebanyakan berukuran 2”. Metode las ada 2 macam, yaitu :
a. Butt welding
Dilakukan dengan memanaskan kepingan pipa (plate) yang tidak lebar,
yang disebut skelp, hingga suhu 2600˚F. Skelp ini dipanaskan pada suatu
welding belt yang dibengkokkan menjadi bentuk sirkulair dan
pinggirannya sekaligus dihias.
b. Lap welding
Sama seperti butt welding, pada lap welding kedua tapi yang akan dilas
dipotong miring. Cara ini akan memberikan sambungan yang lebih kuat.
- Soldering
Untuk pipa dan tube dengan permukaan yang sangat kecil biasanya
disambung dengan cara solder. Seperti halnya dengan cara welding,
maka sambungan ini tidak akan melemahkan dinding pipa. Sambungan
dengan menggunakan solder ini dapat dibuka kembali dengan melebur
bahan solder (remelting) tanpa merusak pipa. Biasanya solder yang
digunakan adalah timah.
- Brazing
Digunakan untuk melekatkan flange ke pipa induknya, begitu juga untuk
menyambung flange dengan induknya. Bahan brazing yang biasanya
digunakan adalah tembaga atau perak.
2. Piercing (penembusan)
Cara ini menghasilkan seamlesspipe. Biasanya untuk pipa yang berukuran
pendek. Seamless pipa adalah : pipa yang tak pakai garis las. Pipa ini lebih kuat
dibandingkan dengan pipa yang dibuat secara las di atas karena dindingnya
homogen dan dibuat dengan cara piercing.
Caranya :
- Suatu batang baja berbentuk sirkular, yang disebut billet, dimasukkan ke dalam
piercing mill pada suhu yang tinggi.
- Piercing mill terdiri dari 2 roll yang menekan billet secara radial yang dapat
membuat opening (lubang) ditengah-tengahnya pada suhu yang tinggi. Pada
suhu tinggi ini baja akan bersifat plastis. Ukuran pipa dan posisi lubang diatur
dengan menggunakan madrel yang terletak diantara kedua roll tersebut
kemudian diameter dan tebal dinding pipa dapat diatur dengan melakukan
seamless pipe diatas melalui dies.

Gambar. Pembuatan seamless pipe dengan piercing

- Untuk piap-pipa yang pendek seamless pipe dibentuk dengan cara forging atau
cupping. Bukan sentral dibentuk dengan pukulan terhadap billet sirkular yang
panas. Bejana tekanan tinggi yang berdinding tebal dibuat dengan cara yang
sama.

Gambar. Forging

3. Casting (cetak)
Casting dipakai untuk material yang rapuh karena material yang rapuh ini tidak
dapat diroll maupun di piercing. Satu-satunya cara logam harus dicairkan,
kemudian dicetak di dalam centrifugal casting. Dengan cara ini dihasilkan pipa
yang berdinding tebal, homogen dan tidak ada lubang-lubang di dalam
dindingnya.

Gambar. Proses casting


4. Ekstrussi
Untuk pipa yang terbuat dari Pb. Cairan pipa dari material yang bersifat sangat
elastis ini dilakukan melalui extruder sehingga dihasilkan seamless pipe. Selain
pipa, tube dari material ini sangat plastis dan dapat dibuat dengan cara ini.

Usaha untuk menghindari kebocoran pada bagian yang berputar

Dalam beberapa peralatan proses, ada bagian-bagian yang bergerak disambung dengan bagian
lain, misalnya pada as pompa. Pada bagian ini kebocorannya harus dikurangi seminimal mungkin.
Beberapa usaha untuk mengurangi kebocoran dapat dilakukan dengan menggunakan :

1. Stuffing box : a. Tanpa lantern gland, b, Dengan lantern gland


2. Mechanical seal, atau pun dengan labyrinth

Cara-cara pemasangan pipa yang baik


Untuk pemasangan pipa yang baik, harus diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut yaitu :faktor
ruang, faktor pemindahan pipa tersebut, dan faktor pemeliharaannya. Untuk keperluan tersebut
peraturan yang umum :
1. Pemasangan pipa harus paralel
2. Setiap belokan harus diusahakan menggunakan fitting dan tidak dibuat bengkok-bengkok.
Untuk ini digunakan elbow dan cross
3. Untuk suatu fluida yang mengalir secara gravitasi, pipa-pipa sedapat mungkin :
-mempunyai penampang sebesar mungkin
-jangan berliku-liku (agar tahanannya kecil)

2.3 VALVE

Sistem instalansi pipa biasanya terdiri dari banyak sekali valve dengan ukuran dan bentuk
yang beragam. Beberapa jenis valve sangat cocok untuk membuka dan menutup penuh aliran, ada
valve yang cocok untuk mengurangi tekanan dan laju aliran fluida, ada pula valve yang paling
dikenal adalah gate valve dan globe valve.
Pada gate valve, bukaan tempat fluida hampir sama besar dengan pipa sehingga aliran fluida
tidak berubah. Akibatnya, gate valve yang terbuka penuh hanya menyebabkan penurunan tekanan
sedikit. Dalam gate valve terdapat piringan tipis yang berada pada dudukan yang tipis pula. Bila
gate valve dibuka, piring naik ke selongsong atas, sehinngga seluuruhnya berada di luar lintasan
fluida. Valve ini tidak cocok digunakan sebagai pengendali aliran, dan biasanya dipakai dalam
keadaan terbuka atau tertutup penuh. Sebaliknya, globe valve banyak digunakan sebagai
pengendali aliran. Bukaannya bertambah secara hampir linear menurut posisi batang valve,
sehingga keausan di sekeliling piringan terdistribusi secara seragam. Fluida mengalir melalui
bukaan yang terbatas dan berubah arah beberapa kali. Akibatnya, penurunan tekanan pada globe
valve cukup besar

3. POMPA DAN KOMPRESOR


3.1 Pompa

Pompa (pump) menurut definisi rekayasa mekanika adalah sebuah alat mekanika yang
digunakan untuk mengalirkan cairan. Hal ini dilakukan dengan cara menaikkan tekanan
sehingga sistem fluida cair itu mempunyai tekanan yang tinggi di sisi hisap pompa, dan
tekanan yang rendah di sisi keluar pompa. Hal ini terjadi karena fluida mengalir dari
tekanan tinggi ke tekanan rendah.

Pompa digunakan untuk mengalirkan fluida dalam bentuk cairan, tidak untuk gas.
Meskipun gas juga merupakan fluida, namun fluida gas dan fluida cairan mempunyai dua
karakter yang berbeda. Salah satunya adalah reaksi mereka terhadap tekanan. Cairan
adalah fluida inkompresibel (tidak dapat ditekan/ tidak berubah volumenya jika mendapat
tekanan) sementara gas adalah fluida kompresibel (dapat di tekan). Pada penjelasan di
atas, pompa digunakan hanya untuk fluida cair karena sifat dari fluida cair tersebut
sehingga pompa tidak digunakan untuk mengalirkan fluida kompresibel.

Pompa memiliki dua kegunaan utama:


1. Memindahkan cairan dari satu tempat ke tempat lainnya (misalnya air dari aquifer
bawah tanah ke tangki penyimpan air)
2. Mensirkulasikan cairan sekitar sistim (misalnya air pendingin atau pelumas yang
melewati mesin-mesin dan peralatan)

Setiap pompa memiliki karakteristik yang berbeda-beda tergantung pabrik yang


membuatnya. Pompa dapat digolongkan menjadi 2 golongan, yaitu:
- Positive Displacement Pump (PDP)
- Reciprocating
- Rotary
- Variable Head Capacity Pump (VHCP)
- Pompa sentrifungal
- Pompa turbin
Perbedaan kedua golongan pompa itu antara lain:
 Pada VHCP, kapasitas dan head terbentuk karena adanya putaran kipas
 Pada PDP, kapasitas dan head terbentuk karena adanya gerakan perpindahan
 pada PDP, tidak memerlukan priming, sedangkan pada VHCP sangat diperlukan
primin
Priming
Priming atau pemula(pemancing) adalah cara yang dilakukan pada pompa
VHCP agar dapat terjadi aliran. Cara-cara priming:
Dengan jalan pengisian: secara langsung atau tidak langsung
Dengan cara vakum: pengaliran berlangsung karena adanya vakum. Keadaan vakum
ini diciptakan dengan melakukan penyedotan atau menggunakan jet ejector

Head
Head merupakan besaran energi yang didapat terdalam persamaan neraca
energy dari system aliran fluida, yaitu persamaan Bernouli. Satuan dari setiap head
adalah energy per satuan berat fluida, misalnya ft-lb/lb atau cm-gr/gr. Secara umum
satuan yang biasa dipakai adalah satuan panjang dari kolom fluida, ft atau cm.
Didalam system aliran fluida terdapat dua macam head, yaitu:
Static head: Energi yang diakibatkan adanya perbedaan tinggi antara permukaan
liquid dengan pusat pompa (∆Z). Berdasarkan perbedaan dengan posisi pompa, maka
staic head dibedakaan atas: static head dan static discharge head
Dynamic head; terdiri dari:
- Tekanan pada discharge yang diinginkan
- Velocty discharge yang diinginkan
- Hf pada system (friksi)
Dynamic head adalah energi yangdiakibatkan oleh adanya sifat fluida,
seperti velocity head,pressure head,dan friction head(energi yang
diakibatkan oleh adanya kecepatan air fluida atau tekanan fluida atau
energi yang hilang karena adanya friksi dan fluida.

Kavitasi
Kavitasi adalah kondisi dari pompa dimana terjadi local preasuredrop
sehingga ruangan pompa menjadi terisi oleh uap air. Kavitasi ini terjadi karena Harga
NPSH = 0. Hal ini terjadi karena:
state suction lift bertambah(Zb>>)
Fraksi antara permukaan fluida yang akan dipompaka dengan pompa inlet (Hfs>>)
Menurunnya tekanan atau karena ketinggian (Pa>>)
Naiknya temperature dari pompa liquid (Pv>>)
Terjadinya penurunn tekanan absolut dari system fluida itu sendiri, misalnya
pemompaan dari vesel yang vakum
Net Possitive Suction Head (NPSH)
Adalah selisih tekanan pada pompa inlet dengan tekanan uap liquid, yang
dinyatakan dalam ft dari liquid. ada dua harga NPSH yang dikenal yaitu: NPSH
avaible(NPSHav) yaitu NPSH yang dibentuk karena system pengaliran fluida, dan
NPSH required(NPSHreq) yaitu NPSH yang ditentukan oleh pabrik pembuatannya

a. Positive Displacement Pump (PDP)

Reciprocariting Pump (pompa desak gerak bolak-balik)

Pada pompa desak gerak bolak-balik, gerak putar dari mesin penggerak diubah
menjadi gerak bolak-balik dari torak (piston), atau plunyer (plunger), atau membran
yang terdapat dalam rumah pompa. Pompa desak gerak bolak-balik dapat
digolongkan dalam tiga jenis yaitu: pompa torak, pompa plunger, dan pompa
membran.
Pompa Torak

Pompa torak adalah sebuah pompa dimana energi mekanis penggerak pompa
dirubah menjadi energi aliran fluida yang dipindahkan dengan menggunakan elemen
yang bergerak bolak balik di dalam sebuah silinder. Fluida masuk melalui katup isap
dan keluar melalui katup buang dengan tekanan yang tinggi. Pompa ini mengeluarkan
cairan dalam jumlah yang terbatas dengan debit yang dihasilkan tergantung pada
putaran dan panjang langkah torak. Volume cairan yang dipindahkan selama satu
langkah piston atau plunyer akan sama dengan perkalian luas piston dengan panjang
langkah. Pompa torak adalah salah satu dari jenis positive diplacement pump dengan
menggunakan aksi diplacement. Pompa torak digunakan untuk :
· Kapasitas fluida yang rendah
· Viskositas liquid (liquid yang kental) dan slurrie (lumpur)
· Liquid yang mudah menguap (high volatile liquid)
· Proses yang memerlukan head tinggi
· Beroperasi pada tekanan tinggi (outlet)
Bagian-bagian dari pompa torak
1. Silinder
Pompa torak mempunyai dua macam silinder :
- Liquid silinder yang berisi cairan yang akan dipompa liquid silinder untuk tekanan <
250 psig : menggunakan Cast iron silinder untuk tekanan > 250 psig : menggunakan
forge steel

- Steam silinder yang berisi steam untuk penggerak pompa untuk menangani liquid yang
korosif digunakan silinder yang dilapisi dengan pelapis seperti Ni, Cr, steel alloy
tergantung dengan liquid dan kondisi pemompaan. Pada steam silinder yang dipakai
adalah slide valve.
2. Air Chamber
Berisi suatu medium yang elastis yang dipakai yang dipasang pada pompa torak
untuk menghasilkan aliran yang konstan sehingga akan mengeliminer aliran yang
sebentar ada sebentar hilang ( intermittent low) pada delivering valve. Selama pumping
stroke udara masuk pada air chamber dan mengkompres udara dan mengadakan
ekspansi bila piston bergerak ke arah sebaliknya sehingga aliran dapat konstan.
3. Motor pada driven reciprocating pump
Pada steam driven reciprocating pump, liquid silinder dan stem silinder
terletak pada posisi yang berlawanan dengan suatu piston rod yang sama. Piston
digerakkan oleh tenaga dari crank shaft yang berotasi, biasanya flywheel digerakkan
oleh motor. Sehingga didapat discharge yang seragam dan bebas dari pulsasi
(getaran).

Pompa torak merupakan pompa yang banyak digunakan dalam kelompok


pompa desak gerak bolak-balik. Menurut cara kerjanya pompa torak dapat
dikelompokkan dalam kerja tunggal dan kerja ganda. Sedangkan menurut jumlah
silinder yang digunakan, dapat dikelompokkan dalam pompa torak sinder tunggal dan
pompa torak silinder banyak.
Cara kerja
Untuk pompa torak kerja tunggal dan silinder tunggal, aliran cairan terjadi
sebagai berikut. Bila batang torak dan torak bergerak ke atas, zat cair akan terisap
oleh katup isap di sebelah bawah dan pada saat yang sama cairan yang ada disebelah
atas torak akan terkempakan ke luar. Jika torak bergerak ke bawah katup isap akan
tertutup dan katup kempa terbuka sehingga cairan tertekan ke atas torak melalui katup
kempa. Dengan gerakan ini maka akan terjadi kerja isap dan kerja kempa secara
bergantian. Aliran cairan yang dihasilkan terputus-putus.
Cara kerja pompa torak kerja ganda pada prinsipnya sama dengan cara kerja
pompa torak kerja tunggal, tetapi pada pompa torak kerja ganda terdapat dua katup
isap dan dua katup kempa yang masing-masing bekerja secara bergantian. Sehingga
pada saat yang sama terjadi kerja isap dan kerja kempa. Karena itu aliran zat cair
menjadi relatif lebih teratur.
Untuk memperoleh kecepatan aliran zat cair yang lebih konstan dapat
digunakan pompa torak kerja ganda dengan silinder banyak.
Kegunaan
Pompa torak cocok digunakan untuk pekerjaan pemompaan dengan daya isap
(suction head) yang tinggi disamping itu pompa torak dapat digunakan untuk
memompa udara dalam kapasitas yang besar.

Plunger Pump
Plunger pump merupakan suatu silinder baja yang panjang packingnya terletak
konstan (stationary) pada bagian dalam dari silinder atau cincin yang terbuat dari
karet. Fungsi dari packing ini untuk mencegah kebocoran fluida di dalam silinder.
Perbedaannya dengan torak yaitu bentuknya lebih panjang dan pakingnya menempel
pada silinder. Sedangkan pada torak, pakingnya menempel pada torak itu sendiri.

Cara kerja pompa plunger

Bila pulnger A bergerak ke kiri, klep isap C membuka klep tekan, D1 menutup.
Cairan masuk dari ruang isap S melalui katup C1 ke silinder. Bersamaan dengan itu
plunger B bergerak ke kiri katup tekan, D2 terbuka, katup isap C2 menutup dan cairan
mengalir dari silinder ke ruang tekan T terus ke saluran pengeluaran P. Plunger A dan
B di hubungkan oleh batang M sehingga bergerak serempak dan di hubungkan oleh N
sumber tenaga uap atau lainMembrane Pump
Gambar 1. Pompa plunger (plunger pump)

Membran Pump
Berbeda dengan torak dan plunger, pompa ini merupakan liquid end dari
bahan yang fleksibel yang dilengkapi dengan discharge valve pada pusat dari suction
valve. Bagian yang bergerak dari pompa adalah diafragma dan kerangkanya. Dengan
gerakan yang eksentrik, maka diafragma digerakkan sehingga dapat terjadi aliran.
Pompa sekat baik digunakan untuk cairan-cairan yang mengandung partikel-partikel
padat pada pompa ini sedikit sekali bagian-bagian yang bergerak, dan sederhana serta
mudah direparasi.

Cara kerja Membran Pump :

Pompa membran terdiri dari dua ruangan yang di batasi oleh sekat A yang
dapat bergerak turun naik. Bila sekat bergerak naik, katup isap C membuka dan cairan
masuk ke ruangan bagian bawah. Pada bagian yang sama katup tekan B tertutup dan
cairan dari ruang atas di tekan ke saluran pengeluaran. Pada gerakan berikutnya sekat
bergerak ke bawah, katup isap tertutup dan katup isap terbuka. Cairan pindah dari
ruang bawah ke atas, demikian seterusnya dengan gerakan bolak balik dari sekat
tersebut seolah-olah cairan di alirkan dari saluran masuk ke saluran pengeluaran.
Sekat dihubungkan melalui eksentrik ke tenaga penggerak. Jarak geraknya dapat
disetel dalam batas-batas tertentu untuk mengatur alirannya.

Rotary Pump
Komponen pompa ini secara garis besar terdiri sebuah rumah pompa dengan
sambungan saluran isap (suction) dan sambungan saluran kempa (discharge) dan
didalam rumah pompa tersebut terdapat komponen yang berputar, yang dapat berupa
roda gigi (gear pumps), atau silinder dengan sudu-sudu (sliding-vane pumps), atau
ulir (screw pumps).

Prinsip kerja rotary pumps adalah sebagai berikut. Berputarnya elemen dalam
rumah pompa menyebabkan penurunan tekanan pada saluran isap, sehingga terjadi
aliran cairan dari sumber masuk ke rumah pompa. Cairan tersebut akan mengisi ruang
kosong yang ditimbulkan oleh elemen-elemen yang berputar dalam rumah pompa
tersebut, cairan terperangkap dan ikut berputar. Pada saluran kempat terjadi
pengecilan rongga, sehingga cairan terkempakan ke luar.

Ciri-ciri dari pompa jenis ini:

- Tidak mempunyai chek valve


- Tidak terjadi kebocoran atau aliran balik
- cocok untik fluida kental (minyak pelumas atau lilin)
- Tekanan dischargenya sampai 3000 psia atau lebih

Macam-macam tipe dari rotary pump :

Pompa Lobe (Lobe Pump)


Cara kerja
Cara kerja pompa lobe pada prinsipnya sama dengan cara kerja pompa roda
gigi dengan penggigian luar. Pompa jenis ini ada yang mempunyai dua rotor lobe atau
tiga rotor lobe.
Kegunaan
Pompa lobe dapat digunakan untuk memompa cairan kental (viskositasnya
tinggi) dan mengandung padatan. Pemilihan dua rotor lobe atau tiga rotor lobe
didasarkan atas ukuran padatan yang terkandung dalam cairan, kekentalan cairan, dan
kontinyuitas aliran.
Dua rotor lobe cocok digunakan untuk cairan kental, ukuran padatan yang
relatif kasar dengan kontinyuitas kecepatan aliran yang tidak halus.
Gambar 1. Cara kerja pompa lobe

Pompa Roda Gigi (Gear Pump)

Cara kerja

Ketika roda gigi berputar, terjadi penurunan tekanan pada rumah pompa
sehingga cairan mengalir dan mengisi rongga gigi. Cairan yang terperangkap dalam
rongga gigi terbawa berputar kemudian dikempakan dalam saluran pengeluaran,
karena pada bagian ini terjadi pengecilan rongga gigi

Gambar 1. Skema prinsip kerja pompa roda gigi dengan penggigian luar

Kegunaan

Saran umum untuk penggunaan gear pumps yaitu: Untuk mencegah terjadinya
kemacetan dan aus saat pompa digunakan maka zat cair yang dipompa tidak boleh
mengandung padatan dan tidak bersifat korosif.

Pompa dengan penggigian luar banyak digunakan untuk memompa minyak


pelumas atau cairan lain yang mempunyai sifat pelumasan yang baik

Pompa dengan penggigian dalam dapat digunakan untuk memompa zat cair
yang mempunyai kekentalan (viskositas) tinggi, seperti tetes, sirop, dan cat.
Gambar 2. Potongan pompa roda gigi dengan penggigian luar

Gambar 3. Skema prinsip kerja pompa roda gigi dengan penggigian dalam
Pompa Ulir (Screw Pump)

Cara kerja
Oleh gerak putar poros ulir zat cair mengalir dalam arah aksial. Pompa jenis
ini hanya dapat digunakan untuk tekanan pada saluran kempa lebih rendah dari
tekanan pada saluran isap dan bila zat cair yang dipompa mempunyai kekentalan
tinggi. Pada keadaan kering pompa ini tidak dapat mengisap sendiri, sehingga
sebelum digunakan pompa ini harus terisi cairan yang akan dipompa (dipancing).

Kegunaan

Sama halnya dengan pompa roda gigi, pompa ulir ini cocok untuk memompa
zat cair yang bersih dan mempunyai sifat pelumasan yang baik.
Secara umum pompa rotary mempunyai kecepatan aliran volum yang konstan
asal kecepatan putarannya dapat dipertahankan tetap. Selain itu alirannya lebih teratur
(tidak terlalu pulsatif). Hal ini sangat berbeda dengan pompa reprocating
(bandingkanlah setelah pembahasan pompa reprocating). Pompa rotary cocok untuk
operasi pada kisaran tekanan sedang dan untuk kisaran kapasitas dari kecil sampai
sedang (lihat gambar pemilihan jenis pompa berdasarkan karanteristiknya)

Gambar 1. Skema prinsip kerja pompa ulir berporos tunggal


Gambar 2. Skema prinsip kerja pompa ulir berporos ganda (double screw pump)

Gambar 3. Potongan pompa ulir berporos ganda

Gambar 4. Potongan ‘traveling cavity pump’ salah satu jenis pompa ulir

Pompa Dinding (Sliding-Vane Pump)

Cara kerja

Pompa berporos tunggal yang di dalam rumah pompa berisi sebuah rotor
berbentuk silinder yang mempunyai alur-alur lurus pada kelilingnya. ke dalam alur-
alur ini dimasukkan sudu-sudu lurus yang menempel pada dinding dalam rumah
pompa dan dapat berputar secara radial dengan mudah. Rotor ini dipasang asimetri
dalam rumah pompa. Ketika rotor berputar tekanan dalam rumah pompa turun
sehingga terjadi kerja isap dan pada saluran pemasukkan terjadi pembesaran ruang
kosong, sehingga cairan dapat mengalir dari sumber dan mengisi rongga kosong
dalam rumah pompa. Pada tempat pengeluaran terjadi pengecilan ruang kosong
sehingga pada tempat ini terjadi kerja kempa. Dengan cara ini secara berturut-turut
terjadi kerja isap dan kerja kempa.

Kegunaan
Pompa dinding vane dapat digunakan sebagai pompa vakum.

Gambar 5. Skema prinsip kerja pompa sliding vane

b. Variable Head Capacity Pump (VHCP)

Centrifugal Pump
Pompa sentrifugal adalah suatu mesin kinetis yang mengubah energi mekanik
kedalam energi hidrolik melalui aktivitas sentrifugal, yaitu tekanan fluida yang
sedang dipompa. Pompa sentrifugal merupakan salah satu alat industri yang simple,
tapi sangat diperlukan. Secara umum pompa sentrifugal digunakan untuk kepentingan
pemindahan fluida dari satu tempat ke tempat lainnya. Berikut ini beberapa contoh
lain pemanfaatan pompa sentrifugal, diantaranya Pada industri minyak bumi, sebagian
besar pompa yang digunakan dalam fasilitas gathering station, suatu unit pengumpul
fluida dari sumur produksi sebelum diolah dan dipasarkan, adalah pompa bertipe
sentrifugal, Pada industri perkapalan pompa sentrifugal banyak digunakan untuk
memperlancar proses kerja di kapal, Pada bidang pertanian, digunakan untuk
pengairan sawah yaitu dengan memompa air dari sumur atau sungai kemudian
dialirkan ke sawah-sawah.
Secara umum bagian-bagian utama pompa sentrifugal dapat dilihat sepert gambar
berikut :

Stuffing BoxL

Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros
pompa menembus casing

Packin
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing
pompa melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon.

Shaft (poros)

Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama


beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar lainnya.

Shaft sleeve

Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan
pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage joint, internal
bearing dan interstage atau distance sleever.

Vane
Sudut dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.

Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung
elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozel
serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi
kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single stage).

Eye of Impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.

Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi
energi kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga cairan pada
sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan
dari cairan yang masuk sebelumnya.

Wearing Ring

Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati


bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara memperkecil
celah antara casing dengan impeller.

Bearing
Beraing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari poros
agar dapat berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial. Bearing juga
memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan lancar dan tetap pada tempatnya,
sehingga kerugian gesek menjadi kecil.

Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung
elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozel
serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi
kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single stage).
Kelebihan pompa sentrifugal

Pada beberapa kasus pemanfaatan pompa sentrifugal, pompa ini memberikan


efisiensi yang lebih baik dibandingkan pompa jenis displacement. Hal ini dikarenakan
pompa ini memiliki keunggulan dari pompa lainnya. Keunggulan-keunggulan tersebut
diantaranya :

 Prinsip kerjanya sederhana.


 Mempunyai banyak jenis.
 Konstruksinya kuat.
 Tersedia berbagai jenis pilihan kapasitas output debit air.
 Poros motor penggerak dapat langsung disambungkan ke pompa.
 Pada umumnya untuk volume yang sama dengan pompa displacement, harga
pembelian pompa sentrifugal lebih rendah.
 Tidak banyak bagian-bagian yang bergerak (tidak ada katup dan sebagainya),
sehingga pemeliharaannya mudah.
 Lebih sedikit memerlukan tempat.
 Jumlah putaran tinggi, sehingga memberi kemungkinan untuk pergerakan
langsung oleh sebuah elektromotor atau turbin.
 Jalannya tenang dan stabil, sehingga pondasi dapat dibuat ringan.
 Bila konstruksinya disesuaikan, memberi kemungkinan untuk mengerjakan zat
cair yang mengandung kotoran.
 Aliran zat cair tidak terputus-putus.

Kelemahan pompa sentrifugal :

 Dalam keadaan normal pompa sentrifugal tidak dapat menghisap sendiri (tidak
dapat memompakan udara).
 Kurang cocok untuk mengerjakan zat cair kental, terutama pada aliran volume
yang kecil.

Turbine Pump
Turbine pump adaalah salah satu jenis dari VHCP dengan menggunakan aksi
sentrifugal. Pompa jenis ini digunakan untuk keperluan yang tidak terus menerus dan
untuk flushing (penyemprotan), misalnya pada pemadam kebakaran.
Kelebihan pompa turbin adalah baik digunakan untuk flushing dengan
kapasitas operasi sekitar 1-20 gpm. Sedangkan kekurangannya adalah tidak cocok
untuk operasi yang terus menerus (kontinu), cairan yang dipompakab harus jernih,
karena cairan yang tidak dijernihkan akan merusak blade, cairan yang digunakan tidak
korosif , dan temperatur cairan tidak lebih dari 350°F.

Cara kerja Turbine Pump :


Liquid masuk pada bagian pinggir dari impeller, diterima oleh vane. Casing
mempunyai alur sekitar impeller. Bila liquid mengalir pada pompa, maka ia akan
terlempar berulang-ulang pada groove (lekukan) untuk kemudian masuk pada vane
yang berikutnya. Hal ini berjalan terus menerus sampai pada discharge. Dengan
adanya pelemparan yang berulang-ulang ini, maka pada turbine pump akan dihasilkan
suatu impeller(dorongan) yang berulang-ulang.

Pengaplikasian biasnnya terjadi pada:


 Digunakan dalam berbagaai aplikasi industri seperti pendingin circulators air
untuk laser dan mesin lain dimana kepala tinggi diperlukan
 Memompa air untuk irigasi
 Pemadam kebakaran
 Pembangkit listrik tenaga air
 Pengolahan air limbah

Gambar 1. Pompa turbin

3.2 Kompresor dan Blower


Kompresor

Kompresor adalah alat mekanik yang berfungsi untuk meningkatkan tekanan


fluida mampu mampat, yaitu gas atau udara, tujuan meningkatkan tekanan dapat
untuk mengalirkan atau kebutuhan proses dalam suatu sistem fisika maupun kimia
contohnya pada pabrik-pabrik kimia untuk kebutuhan reaksi. Secara umum kompresor
dibagi menjadi dua jenis yaitu dinamik dan perpindahan positif. Kompresor
digunakan untuk mengalirkan gas dan tekanan tertentu.Pada umumnya kompresor
digunakan untuk :

Processing,dimana didalam processing itu sendiri, kompresor berfungsi sebagai :


 Ikut langsung dalam proses itu sendiri, misalnya reaksi pembuatan NH3 yang
berasal dari H2 dan N2. Untuk terjadinya reaksi itu diperlukan suatu tekanan
tertentu, dan untuk memperoleh tekanan dari kedua gas tersebut digunakan
kompresor.
 Hanya diperlukan pada proses fisik saja, misalnya pada proses pengeringan
dan pada proses fluida sasi (menyalurkan zat padat seperti mengalirkan zat
cair).
 Tenaga penggerak: dalam hal ini udara yang bertekanan dari kompresor
digunakansebagai sumber penggerak, misalnya untuk menggerakkab alat
pemecah batu, untuk sensing element (elemen perasa) dari automatic controll
dan sebagainya

Untuk melakukan hal-hal tersebut digunakan beberapa peralatan seperti:

 Fan, untuk tekanan <1psig


 Blower digunakan untuk menarik udara dari ruangan kesuatu saluran (pipa)
pada tekanan <40 psig
 Exhauster digunakan untuk menarik udara dari ruangan ke suatu saluran (pipa)
dan mengeluarkannya keudara sekitar
 Compressor digunakan untuk tekanan >40 psig

Dalam hal ini, terminologi fan dan blower maupun sebagai exhauster, akan
tetapi blower tidak ekivalen dengan exhauster

Macan-macam kehilangan energu pada kompresor

Pada tipe reciprocating


Kehilangan energi “termodinamik” : pada saat membuka suction velve, pada waktu
membuka discharge valve, turbulensi dari gas yang dikompresi
Kehilangan energu “mekanik”: gesekan piston ring, gesekan piston dengan packing,
gesekan pada bearing.
Pada tipe sentrifugal
Kehilangan energi akibat gesekan dari fluida, bocoran yang terjadi pada shaft
(pors), dan antar stage, gesekan disk, dan kehilangan mekanis pada bearing dan
packing

Blower Dan Tipe-Tipe Blower

"Turbo Blower" yang dapat mencapai tekanan hingga 6,5 psi, dengan
kecepatan 3000-3600 rpm.

Untuk tekanan rendah digunakan "single stage blower" dengan kapasitas


2300cfm (pada 1 psi), 8600cfm pada 2 psi dan 1800 cfm pada 3,75 psi.

Sebagai penggerak pada single stage blower digunakan motor. Untuk


menghasilkan tekanan discharge 10-30 psi digunakan unit multi stage, yang disebut
"Turbo kompresor" sebagai contoh : pada blast furnace, digunakan turbo blower
dengan kapasitas 40000 cfm yang menghasilkan tekanan hingga 30 psi. Sebagai
penggerak digunakan turbin uap dengan tenaga sebesar 4600 HP.
Salah satu tipe blower adalah "Turbo Blower" yang dapat mencapai tekanan
hingga 6,5 psi, dengan kecepatan 3000-3600 rpm. Untuk tekanan rendah digunakan
`single stage blower` dengan kapasitas 2300 cfm (pada 1 psi), 8600 cfm pada 2 psi
dan 1800 cfm pada 3,75 psi. Sebagai penggerak pada single stage blower digunakan
motor. Untuk menghasilkan tekanan discharge 10-30 psi digunakan unit multi stage,
yang disebut "Turbo Kompresor" sebagai contoh : pada blast furnace, digunakan
turbo blower dengan kapasitas 40.000 cfm yang menghasilkan tekanan hingga 30 psi.
Sebagai penggerak digunakan turbin uap dengan tenaga sebesar 4.600 HP.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESIMPULAN
 Alat transportasi zat padat yaitu terdiri dari konveyor dan elevator
 Pada permanent installation, mechanical conveyor dapat membawa material dengan 3
cara yaitu dengan:
1. Aksi menggaruk (scrapping action)
2. Aksi memikul (carrying action)
3. Aksi pneumatic (pneumatic action)
 Fluida digolongkan menjadi dua, yaitu:
1. Compressible fluid, yaitu fluida yang densitasnya dipengaruhi oleh perubahan
suhu dan tekanan. Misalnya: gas
2. Incrompessible fluid, yaitu fluida yang densitisnya tak dipengaruhi atau
sedikit dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. Misalnya: zat cair
 Alat transportasi untuk compressible fluid yaitu terdiri dari compressor dan blower
 Alat transportasi untuk incompressible fluid yaitu terdiri dari pipa, tube, dan pompa
 Setiap pompa mempunyai karakteristik yang berbeda-beda tergantung pada pabrik
yang membuatnya. Pompa dapat digolongkan menjaid 2 golongan, yaitu:
1. Positive Displacement Test (PDP)
a) Reciprocating pump
b) Rotary pump
2. Variable Head Capacity Pump (VHCP)
a) Pompa sentrifugal
b) Pompa turbin

3.2 SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber
yang lebih banyak y ang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

3.3 DAFTAR PUSTAKA

G. Brown. 1978. Unit Operation. Modern Asia Edition. Jhon Willey & Son Inc. New
York.(chapter11 12)

Novhan-natanegara.blogspot.com

https:/www.academia.edu

https://fdokumen.com/document/transportasi-bahan-gas.html

Buku-operasi teknik kimia/kegiatan pembelajaran 1

Perry’s chemical enginer’,platinum

Anda mungkin juga menyukai