Anda di halaman 1dari 2

Bricket Sampah Masker

Oleh : Edo Andreas Sitorus

Sampah adalah masalah yang selalu ada dikehidupan kita setiap harinya. Dimana-mana
banyak sekali sampah yang tertimbun dan tidak dapat didaur ulang secara maksimal khususnya
di Indonesia. Hal ini menimbulkan banyaknya sampah yang tertimbun disetiap daerah bahkan
sampai menggunung. Setiap harinya masyarakat kita memproduksi sampah. Menurut Program
Manager Systemiq, Lincoln Rajali Sihotang, “Berdasarkan riset kami, 829 ton sampah plastik
diproduksi di Bali setiap hari. Dari seluruh sampah plastik hanya 57 ton (7 persen) berhasil
didaur ulang, sementara 89 ton (11 persen) terbuang ke saluran air dan mencapai laut," ini
menunjukkan bahwa sampah yang di produksi setiap harinya kurang dari 10% yang baru di
daur ulang dan sisanya membahayakan lingkungan khususnya laut di Pulau Dewata Bali.

Selain itu sampah masker juga menjadi perhatian di masa pandemi Covid-19 ini. Setiap
hari kita beraktifitas wajib menggunakan masker dan setiap hari juga kita harus mengganti
masker. Bayangkan saja, di kota Denpasar jumlah penduduk yakni 900 ribu jiwa, katakanlah
seperempat penduduk beraktifitas keluar, setiap hari ganti masker. Dalam sehari dapat
diperkirakan jumlah limbah masker yang dihasilkan yakni 225 ribu lembar. Jika kita hitung
sebulan, Kota Denpasar dapat menghsilkan sekitar 6.750.000 lembar perbulan. Banyak sekali
sampah yang dihasilkan setiap bulannya. Bayangkan saja di Kota Denpasar saja dapat
menghasilkan jutaan sampah masker setiap bulannya, apalagi jika diakumulasikan semua
kota/kabupaten yang ada di Indonesia berapa banyak masker yang dihasilkan setiap bulan
bahkan setiap tahunnya ?

Disini saya mempunyai ide usaha untuk setiap TPA dimana sampah masker ini dapat
didaur ulang untuk dijadikan bahan bakar energi terbarukan yaitu bricket sampah masker.
Terinspirasi dari bricket sampah plastik yang sudah ada dan di produksi di Kabupaten
Klungkung setiap harinya. Bricket sampah masker banyak manfaatnya, yakni mengurangi
sampah masker, menjadi bahan bakar terbarukan, dapat meningkatkan ekonomi dengan cara
menjual ke pasaran lokal maupun internasional.

Jadi, pengolahan sampah yang ada di Indonesia masih sangat minim. Dengan
mengolah sampah masker menjadikan bahan bakar bricket untuk sekarang ini bias jadi pilihan
dalam mengurangi sampah yang ada terkhusus untuk sampah medis yang saat ini sangat
banyak di berbagai daerah dikarenakan adanya pandemi Covid-19 ini.
Daftar Pustaka

Lincoln Rajali Sihotang. 2021. Bali Produksi Sampah Plastik 829 Ton Per Hari, Hanya 7%
yang Didaur Ulang. https://news.detik.com/berita/d-5388324/bali-produksi-sampah-plastik-
829-ton-per-hari-hanya-7-yang-didaur-ulang/1. Diakses pada tanggal 29 September 2021
pukul 19.30.

I Dewa Gede Rai. 2020. Limbah Masker Mencapai 47 Juta Lebih di Denpasar.
https://www.denpasarkota.go.id/berita/baca/17573. Diakses pada tanggal 29 September 2021
pukul 19.35.

https://indonesiabaik.id/infografis/pengelolaan-limbah-infeksius-covid-19-jadi-persoalan-
penting
https://www.gyproc.co.id/id/blog/manfaat-gypsum-yang-belum-diketahui

Anda mungkin juga menyukai