Anda di halaman 1dari 5

MATERI SCREENING DIMENSI BAKAL CALON PESERTA

PENGADERAN TINGKAT CABANG GMKI CABANG MAKASSAR


MASA BAKTI 2021-2023

Kepemimpinan Organisasi Mahasiswa Kristen

a) Definisi Kepemimpinan
• Kepemimpinan berasal dari kata “Pemimpin” yang artinya orang yang
memimpin.
• Suradinata (1997:11) berpendapat bahwa pengertian pemimpin adalah orang
yang memimpin kelompok dua orang atau lebih, baik organisasi maupun
keluarga.
• Kata “Pemimpin”, dibangun dari kata dasar “Pimpin” yang berarti dibimbing;
dituntun.
• Kepemimpinan adalah segala hal yang bersinggungan dengan “pemimpin” atau
dengan kata lain tidak lepas dari “perihal pemimpin”
b) Tipe-tipe Kepemimpinan
• Kharismatik
Tipe kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan energi, daya tarik dan
pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia
mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang
bisa dipercaya.
• Demokratis
Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu, mau
mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian para
spesialis dengan bidangnya masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas
setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat.

• Birokratis
Perilaku memimpin yang ditandai dengan adanya keketatan pelaksanaan suatu
prosedur yang telah berlaku untuk pemimpin dan anak buahnya. Pemimpin yang
birokratis, secara umum akan membuat segala keputusan itu berdasarkan dari
aturan yang telah berlaku dan tidak ada lagi fleksibilitas.
• Otoriter
Gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil
dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab
dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan
hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.
• Paternalistik
Kepemimpinan paternalistik lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang
kebapakan. Mereka menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum
dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan, sehingga mereka bersikap
terlalu melindungi. Mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan
untuk mengambil keputusan sendiri dan hampir tidak pernah memberikan
kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif. Mereka memberikan atau
hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut atau bawahan untuk
mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri. Tipe
kepemimpinan paternalistik selalu bersikap maha tahu dan maha benar.

• Laissez Faire
Pada tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan
kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri. Pemimpin tidak
berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan
tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya sendiri. Pemimpin hanya
berfungsi sebagai simbol, tidak memiliki keterampilan teknis, tidak mempunyai
wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah, tidak mampu melaksanakan
koordinasi kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja yang kooperatif.
Kedudukan sebagai pemimpin biasanya diperoleh dengan cara penyogokan,
suapan atau karena sistem nepotisme. Oleh karena itu organisasi yang
dipimpinnya biasanya morat marit dan kacau balau.
• Dll. ( peserta boleh menambahkan tipe kepemimpinan lainnya yang dipahami)
c) Definisi Kepemimpinan Kristen
Kepemimpinan Kristen ialah kepemimpinan yang dimotivasi oleh kasih dan
disediakan khusus untuk melayani. Itu merupakan kepemimpinan yang telah
diserahkan kepada kekuasaan Kristus dan teladan-Nya ( Yakob Tomatala, 2002: 12 –
15).
d) Karakteristik Kepemimpinan Kristen
• Para pemimpin Kristen yang terbaik memerlihatkan sifat-sifat yang penuh
dengan:
 Dedikasi tanpa pamrih dimungkinkan karena orang Kristen tahu bahwa Allah
memunyai strategi besar di mana ia menjadi bagiannya.
 Keberanian diperbesar oleh kekuatan yang datang dari Roh yang berdiam di
dalam hati kita.
 Ketegasan datang karena mengetahui bahwa tanggung jawab akhir tidak
terletak pada dirinya.
 Kepandaian persuasif didasarkan pada kesetiaan kepada satu alasan yang
melampaui segala alasan lainnya.
 Kerendahan hati berasal dari kesadaran bahwa Allahlah yang melakukan
pekerjaan tersebut.

( Yakob Tomatala, 2002: 12 – 15).


e) Definisi management Organisasi
• Management berasal dari kata “to manage” (Bhs. Inggris) yang berarti
mengendalikan, mengurus, menjalankan, membina dan memimpin.
• Menurut Henry Fayol, manajemen diartikan sebagai suatu aktivitas yang
berfungsi untuk mencapai sesuatu dari padanya melalui kegiatan yang selalu di
kendalikan dan di awasi.
• Istilah organisasi berasal dari bahasa yunani yaitu "organon“. Dalam bahasa latin
yaitu "organum" yang berarti alat,bagian,anggota,atau badan, dan “isasi” yang
berarti proses, cara, perbuatan (KBBI)
• menurut KBBI,organisasi adalah kesatuan yang terdiri atas bagian bagian dalam
perkumpulan untuk mencapai tujuan bersama.
• Talcott Parsons, seorang ahli teori sistem sosial berpendapat bahwa organisasi
merupakan salah satu tipe dari sistem sosial yang dibentuk dengan orientasi
utama pencapaian tujuan. Tindakan sosial, dengan demikian diorientasikan pada
suatu tujuan tertentu dalam rangka menjamin berjalannya sistem sosial yang
lebih luas.
• Secara umum, Manajemen Organisasi adalah suatu proses perencanaan dan
pengorganisasian serta pengendalian terhadap sumber daya sebuah organisasi
dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

f) Tujuan Menagement Organisasi


• Tujuan Manajemen Organisasi bisa di tinjau dari 2 aspek yaitu dari aspek
keorganisasian maupun dari aspek manajemen.
• Dari aspek organisasi tujuan dari manajemen organisasi dapat mempermudah
cara kerja organisasi untuk mencapai tujuan bersama yang telah di tetapkan.
• Sedangkan dipandang dari aspek proses manajemen sendiri dapat di rinci
melalui tahapan yang dilakukan dalam manajemen.

g) Tahapan Menagement Organisasi


 Planning
 Fungsi awal dari manajemen organisasi adalah Planning atau perencanaan.
Yaitu sebagai proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang
tindakan yang akan di lakukan pada waktu yang akan datang.
 Sedangkan Tujuan dari planning dalam manajemen keorganisasiaan adalah
sebagai berikut:
1. Menyusun serangkaian tindakan yang akan dilakukan dengan
mempertimbangkan sumber-sember daya yang tersedia
2. Untuk mengerahkan dan menggunakan sumber-sumber tersebut secara
efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
 Organizing
 Pengorganisasian merupakan kegiatan dasar manajemen. Secara umum
pengorganisasian menurut Paul Hersey dan Kenneth H. Blenchaeard
menyatakan, bahwa pengorganisasian sebagai kegiatan memadukan sumber-
sumber, yaitu manusia, modal, fasilitas serta menggunakan sumber-sumber
itu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
 Berdasarkan batasan ini, pengorganisasian berfungsi untuk
mengintegrasikan sumber-sumber yang tersedia ke dalam kegiatan
sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
 Sedangkan Tujuan pengorganisasian dapat tercapai, berupa pembentukan
organisasi yang diberi tugas untuk melaksanakan rencana yang telah di
tetapkan guna mencapai tujuan organisasi dan membantu orang-orang
untuk bekerjasama secara efektif dalam wadah organisasi
 Actuating
 Actuating (Penggerakkan) merupakan fungsi fundamental manajemen
ketiga. Setelah fungsi kegiatan yang mendasar berupa pengorganisasian,
actuating atau penggerakan adalah fungsi ketiga dari manajemen yang
merealisasikan aktivitas-aktvitas yang sudah terbagi menjadi tugas-tugas
dalam pengorganisasian.
 Actuating berfungsi untuk memberikan motivasi, komunikasi atau bahkan
berupa penghargaan dan kesempatan mengembangkan diri kepada para
anggota sehingga mereka berkeinginan atau bersemangat untuk
menjalankan tugas guna mencapai tujuan bersama.
 Sedangkan tujuan actuating sendiri adalah untuk menggerakkan anggota-
anggota kelompok sedemikian rupa dalam rangka merealisasikan aktivitas-
aktivitas yang telah di rencanakan guna mencapai tujuan bersama. Selain
itu, tujuan actuating juga dalam rangka mengarahkan anggota pada
pekerjaan yang perlu dilaksanakan di dalam tugas sebuah keorganisasian.

 Controlling
 Controlling atau pengawasan atau juga pengendalian adalah kegiatan
menajemen meliputi pemerikasaan apakah semua berjalan sesuai dengan
rencana yang dibuat, instruksi-instruksi yang dikeluarkan, dan prinsip-
prinsip yang telah ditetapkan. Ini di maksudkan untuk menemukan adanya
kelemahan dan kesalahan kemudian membenarkannya dan mencegah
perulangan.
 Controlling sendiri berfungsi untuk mengawasi dan mengendalikan
aktivitas-aktivitas kegiatan agar sesuai dengan apa yang telah di rencanakan,
sesuai dengan instruksi yang di keluarkan dan sesuai dengan prinsip-prinsip
yang telah di tetapkan.
 Tujuan controlling adalah untuk mengetahui hambatan atau kendala apa saja
yang di hadapi dalam organisasi dan seberapa jauh program tersebut
terlaksana dan yang belum di laksanakan.
 Evaluating
 Evaluasi adalah suatu proses yang teratur dan sistematis dalam
membandingkan hasil yang dicapai dengan tolak ukur atau kriteria yang
telah ditetapkan kemudian dibuat suatu kesimpulan dan penyusunan saran
pada setiap tahap dari pelaksanaan program (Azwar, 1996).
 Fungsi evaluasi adalah meningkatkan mutu program, memberikan
justifikasi atau penggunaan sumber-sumber yang ada dalam kegiatan,
memberikan kepuasan dalam pekerjaan dan menelaah setiap hasil yang telah
direncanakan.
 Suprihanto (1988), mengatakan bahwa tujuan evaluasi antara lain:
a) sebagai alat untuk memperbaiki dan perencanaan program yang akan
datang,
b) untuk memperbaiki alokasi sumber dana, daya dan manajemen saat ini
serta dimasa yang akan datang,
c) memperbaiki pelaksanaan dan dan faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan program perencanaan kembali suatu program melalui
kegiatan mengecek kembali relevansi dari program dalam hal
perubahan kecil yang terus-menerus dan mengukur kemajuan target
yang direncanakan.

Anda mungkin juga menyukai