MAKALAH
Dipresentasikan dalam Seminar Mata Kuliah
Teori Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab
Semester II Tahun Akademik 2021/2022
Oleh :
Nur Azaliah Mar (80100321065)
Dosen Pemandu:
Prof. Dr. H. Sabaruddin Garancang, M.A.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Komponen yang sangat penting dalam pembelajaran salah satunya
adalah instrumen penilaian. Instrumen digunakan sebagai acuan untuk
mengukur kemampuan siswa atau hasil belajar siswa dan sekaligus sebagai salah
satu indikator untuk menentukan kualitas pendidikan. Dalam pembelajaran
disebutkan bahwa penyusunan instrumen tes mempunyai beberapa tujuan yaitu
untuk mengetahui pencapaian indikator yang telah ditetapkan, memperoleh
umpan balik bagi guru, untuk mengetahui hambatan yang terjadi dalam
pembelajaran maupun efektivitas pembelajaran, memperoleh gambaran yang
jelas tentang perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik,
sebagai acuan dalam menentukan tindak lanjut dalam bentuk remedial dan
pengayaan.
Untuk mengetahui hasil belajar siswa, penilaian yang sering dilakukan
adalah penilaian kognitif yang menekankan pada pemahaman siswa tentang
materi. Teknik yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar adalah berupa tes
yang diujikan dengan butir soal, namun masalah yang sering ditemukan adalah
sebagai pendidik atau guru sering kurang menyadari bahwa mengembangkan
butir soal sebagai alat ukur hasil belajar perlu memperhatikan langkah langkah
dalam menulis butir-butir soal, karena demikian seringnya pengajar menyusun
butir soal hasil belajar justru sering menimbulkan kecerobohan, karena
mengangap hal menyusun butir soal adalah hal yang sudah biasa dilakukan dan
kurang perlu mempersiapkannya secara cermat, tidak perlu memperhatikan
langkah-langkah dalam menyusun butir soal, terkadang dalam semester awal
guru tidak lagi membuat butir soal yang digunakan sebagai tes, tetapi guru
menggunakan butir soal yang ada dari semester sebelumnya. Soal digunakan
untuk melakukan tes terhadap siswa dan menentukan hasil belajar siswa. Untuk
mengurangi kesalahan dalam pengukuran hasil belajar, maka dalam membuat
butir soal harus memperhatikan karakteristik peserta didik, tes harus
direncanakan secara cermat dan menyusun butir soal perlu memperhatikan
langkah-langkah penyusunan butir soal.
2
Penilaian dapat digunakan sebagai alat ukur tidak hanya untuk siswa
melainkan juga untuk guru dalam kaitannya dengan analisis tingkat keberhasilan
proses pembelajaran. Peran penting penilaian untuk guru adalah penilaian dapat
dijadikan acuan dalam mencapai tujuan pembelajaran sekaligus dapat
memberikan masukan tentang kondisi siswa sedangkan untuk siswa penilaian
adalah untuk mengetahui sejauh mana kemampuannya dalam mengikuti
pelajaran. Oleh karena itu guru perlu menyusun suatu perangkat penilaian yang
dapat digunakan untuk mengukur ketuntasan hasil belajar siswa yang dilihat dari
pencapaian indikator hasil belajar dan tujuan pembelajaran khusus yang dicapai
siswa. Perangkat penilaian yang demikian pada akhirnya dapat dijadikan sebagai
acuan guru dalam pengambilan keputusan yang tepat terhadap siswa.
Tujuan dalam pendidikan dari Taksonomi Bloom telah menjadi salah
satu arah dalam pengembangan para guru dalam mencapai suatu proses dan hasil
belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa. Terdapat tiga tingkatan
Taksonomi Bloom yaitu kognitif, afektif, psikomotorik. Secara eksplisit ketiga
aspek tersebut dipisahkan satu sama lain. Apapun jenis mata pelajarannya selalu
mengandung tiga aspek tersebut namun memiliki penekanan yang berbeda.
Untuk aspek kognitif lebih menekankan pada teori, aspek psikomotorik
menekankan pada praktik dan kedua aspek tersebut selalu mengandung afektif.1
Ranah kognitif menjadi aspek yang mayoritas diharapkan dalam pembelajaran.
Oleh karenanya makalah ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman dan
praktis tentang bagaimana merancang dan mendesain instrumen penilaian
meliputi ranah kognitif,
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu instrumen ranah kognitif?
2. Bagaimana mendesain instrumen ranah kognitif dalam pembelajaran
Bahasa Arab?
1
Haryati, Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan (Jakarta: Gaung
Persada Press, 2008). 59
3
BAB II
PEMBAHASAN
2
Majid, A. 2017. Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset. H. 44-45
3
Sunarti & Rahmawati, S. 2014. Penilaian dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: C.V Andi
Offset. H. 15
4
Nurgiyantoro, B. 2016. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta. H. 62
5
Rifa’i, A. & Anni, C.T. 2016. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES Press. H. 161
4
6
Ariyana, Y., Pudjiastuti, A., Bestary, R., & Zamroni. 2018. Buku Pegangan Pembelajaran
Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Program Peningkatan Kompetensi
Pembelajaran Berbasis Zonasi Jakarta: Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. H.6-10
5
menyusun kisi-kisi, (4) memilih bentuk tes, (5) menentukan panjang tes, (6)
menulis soal coba tes, (7) menelaah soal tes, (8) melakukan uji coba tes, (9)
menganalisis butir soal, (10) memperbaiki tes dan (11) merakit tes. Yang akan
dikaji satu persatu sebagai berikut:
1. Menentukan tujuan dan kawasan tes. Perumusan tujuan tes dapat mengacu
kepada fungsi tes yang disusun yaitu apakah fungsi formatif, fungsi sumatif
atau fungsi diagnostik. Masing-masing tujuan evaluasi menghendaki adanya
penyesuaian dalam tes yang direncanakan. Fungsi formatif adalah untuk
mengukur tingkat penguasaan siswa. Sedangkan fungsi sumatif adalah untuk
penentuan nilai akhir dalam suatu program, penentuan taraf penguasaan,
penentuan kelulusan. Dan fungsi diagnostik adalah untuk mengetahui
kesulitan-kesulitan belajar yang dihadapi siswa atau mendeteksi kesukaran
belajar dan sebab-sebabnya.7
2. Menguraikan materi tes dan kompetensi. Menguraikan materi atau isi
pelajaran yang akan diujikan berpedoman pada prinsip “memasukkan sesuatu
yang masuk dan mengeluarkan sesuatu yang harusnya keluar”. Maksudnya,
bahwa penguraian isi tes bukan saja berarti mengusahakan agar tes yang akan
ditulis itu tidak keluar dari lingkup materi yang telah ditentukan oleh batasan
kawasan ukur akan tetapi berarti pula mengusahakan agar jangan sampai ada
bagian isi yang penting yang terlewatkan dan tidak tertuang dalam tes.8
3. Menyusun kisi-kisi tes. Kisi-kisi tes atau blue print (Cetak biru) adalah
deskripsi mengenai ruang lingkup materi dan aspek kompetensi yang akan
diujikan yang umumnya dituangkan dalam sebuah matriks. Ada dua bentuk
kisi-kisi yang perlu dibuat oleh penyusun tes, yaitu: a) kisi-kisi untuk
menentukan proporsial materi dan kompetensi yang diujikan dan b) kisi-kisi
untuk menentukan bentuk soal yang sesuai dengan muatan materi. Dan
langkah-langkah penyusunan kisi-kisi untuk menetukan proporsi materi dan
kompetensi adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi pokok-pokok materi yang akan diujikan dengan
memberikan imbangan bobot untuk masing-masing bahasan,
7
Sukiman, Pengembangan Sistem Evaluasi, (Yogyakarta: Insan Madani, 2011), h. 80
8
Wayan Nukancana & Sumartana, Evaluasi Pendidikan Cet III, (Surabaya: Usaha
Nasional, 1983), h.130
7
9
Sukiman, Pengembangan Sistem Evaluasi, (Yogyakarta: Insan Madani, 2011), h. 82-83
10
Muri Yusuf, Asesmen dan Evaluasi Pendidikan Pilar Penyedia Informasi dan Kegiatan
Pengendalian Mutu Pendidikan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), h. 181.
11
Sukiman, Pengembangan Sistem Evaluasi, (Yogyakarta: Insan Madani, 2011), h. 86
12
Wayan Nukancana & Sumartana, Evaluasi Pendidikan Cet III, (Surabaya: Usaha
Nasional, 1983), h.54
8
Ada dua teknik penilaian ranah kognitif, yaitu teknik tes dan non tes. Tes
untuk evaluasi hasil belajar kognitif, dari segi caranya dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu tes lisan dan tes tertulis. Sedangkan dari segi bentuknya, tes
dibedakan menjadi dua macam pula yaitu tes objektif dan tes subjektif (uraian).
Tes objektif terdiri dari beberapa bentuk, yaitu tes model pilihan ganda, tes isian
singkat, tes menjodohkan, tes benar-salah. Tes subjektif (uraian) ada dua bentuk,
yaitu tes uraian terbatas dan tes uraian bebas.
Teknik Tes
1) Pilihan ganda (multiple choice item)
Tes pilihan ganda adalah bentuk tes objektif yang terdiri atas
pertanyaan atau pernyataan (stem) dan diikuti sejumlah alternatif jawaban
(option), tugas testee (sasaran pengujian) memilih alternatif jawaban yang
paling tepat. Kemungkinan jawaban tersebut dapat berupa kata, frasa, nama
tempat, nama tokoh, lambang atau kalimat yang sudah pasti. Dilihat dari
segi rumusan kalimatnya, soal pilihan ganda dapat berupa kalimat tanya
atau kalimat pertanyaan yang tidak lengkap. Alternatif jawaban terdiri atas
jawaban benar yang merupakan kunci jawaban serta kemungkinan jawaban-
jawaban salah yang disebut pengecoh (distraktor). Alternatif jawaban ini
beragam, ada yang menggunakan tiga alternatif yang biasanya digunakan
disekolah tingkat dasar (SD/MI) 1-3, ada yang menggunakan 1-4 alternatif
ditingkat SMP/MTs, dan ada yang menggunakan 1-5 alternatif pada tingkat
SLTA dan perguruan tinggi.
Ada beberapa model soal pilihan ganda yang dapat digunakan dalam
evaluasi hasil belajar, yaitu:
a) Model pilihan ganda biasa
b) Model assosiasi
c) Model melengkapi berganda
d) Model hubungan antar hal
e) Model analisis kasus
f) Model pemakaian diagram, grafik, peta atau gambar.
2) Tes bentuk jawaban singkat atau isian singkat
9
13
Sukiman, Pengembangan Sistem Evaluasi, (Yogyakarta: Insan Madani, 2011), h.99
10
14
Sudaryono, Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h.
108-109
15
A. Muri Yusuf, Asesmen dan Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2015), h. 207.
11
16
Sukiman. Pengembangan Sistem Evaluasi. Yogyakarta: Insan Madani, 2011. H.116
13
2) Penilaian Proyek
Penilaian proyek adalah penilaian pada kemampuan melakukan”
Scientific Inquiry” yang dapat memberikan informasi tentang
kemampuan siswa mengaplikasikan pengetahuan dalam merencanakan,
mengorganisasi penyelidikan, bekerjasama, mengidentifikasi,
mengumpulkan informasi, menganalisis dan menginterpretasikan serta
mengomunikasikan temuannya dalam bentuk laporan tulisan
3) Penilaian Produk
Penilaian terhadap hasil artikel atau benda yang dihasilkan siswa dalam
periode tertentu.
Teknik penskoran Hasil Belajar Kognitif
1) Tes Bentuk Pilihan Ganda
Cara menskor tes bentuk pilihan ganda ada dua. Pertama tanpa
menerapkan sistem denda terhadap jawaban tebakan. Kedua, dengan
menerapkan sistem denda terhadap jawaban tebakan.
a) Penskoran tanpa menerapkan system denda terhadap jawaban
tebakan. Cara pemberian skor adalah dengan dua kemungkinan, yakni
dengan mempertimbangkan bobot skor setiap soal dan tanpa
mempertimbangkan bobot skor (Zainal Arifin, 1991). Cara pertama
adalah menghitung jawaban benar setiap testee dan kemudian
dikalikan bobot skor setiap soal. Cara ini dapat diformulasikan
sebagai berikut: S = ƩR x Wt
Di mana:
S : Score (skor yang sedang dicari)
ƩR: Right (jumlah jawaban betul)
Wt: Weigt (bobot skor setiap soal)
Cara kedua adalah menghitung jumlah jawaban benar dan setiap butir
yang dijawab benar diberi skor satu, sehingga jumlah skor yang
diperoleh siswa adalah bayaknya butir yang dijawab benar. Cara ini
dapat diformulasikan sebagai berikut: S = ƩR
14
17
Sukiman. Pengembangan Sistem Evaluasi. Yogyakarta: Insan Madani, 2011. H.245
15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Dalam
ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari
terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi.
Daftar Pustaka
A. Muri Yusuf, Asesmen dan Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2015)
Ariyana, Y., Pudjiastuti, A., Bestary, R., & Zamroni. Buku Pegangan Pembelajaran
Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Program
Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi Jakarta: Direktorat
Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. 2018
Haryati, Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan (Jakarta:
Gaung Persada Press, 2008)
Muri Yusuf, Asesmen dan Evaluasi Pendidikan Pilar Penyedia Informasi dan
Kegiatan Pengendalian Mutu Pendidikan, (Jakarta: Prenadamedia Group,
2015)
Rifa’i, A. & Anni, C.T. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES Press. 2016
Sunarti & Rahmawati, S. Penilaian dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: C.V Andi
Offset. 2014.
Wayan Nukancana & Sumartana, Evaluasi Pendidikan Cet III, (Surabaya: Usaha
Nasional, 1983)