Kelompok 4
Nama Anggota :
Pajrianor (1801130426)
Rita Dian Pramadani (1801130415)
Tiya Andani (1801130399)
Tasta Witdiya (1801130410)
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan
pada kami selaku penulis untuk menyelesaikan makalah ini dalam waktu yang sesingkat-
singkatnya. Atas rahmad dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Mendekteksi Ketinggian Air Menggunakan Sensor Sederhana tepat waktu. Makalah
berjudul Mendeteksi Ketinggian Air Menggunakan Sensor Sederhana disusun guna
memenuhi tugas Dosen Pengampu Ibu Nadia Azizah, M. PFis. pada mata kuliah
Laboratorium Fisika II di Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya. Selain itu kami juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada ibu Nadia Azizah, M. PFis.
selaku dosen mata kuliah Laboratorium Fisika II. Tugas yang diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni oleh kami. Kami juga mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jau dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok IV
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR / TABEL / DIAGRAM / GRAFIK.................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................................................iv
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
KAJIAN TEORI..................................................................................................................................3
A. Pengertian Sensor....................................................................................................................3
B. Macam-macam Sensor............................................................................................................4
C. Komponen Penyusun Rangkaian...........................................................................................7
BAB III...............................................................................................................................................14
METODE...........................................................................................................................................14
A. Alat dan Bahan......................................................................................................................14
B. Prosedur Pembuatan Alat.....................................................................................................14
C. Prosedur Penggunaan Alat Sebagai demonstrasi................................................................16
BAB IV...............................................................................................................................................20
PEMBAHASAN.................................................................................................................................20
A. Analisi Data............................................................................................................................20
B. Kajian literasi Setelah Memperoleh Data............................................................................29
BAB V.................................................................................................................................................31
PENUTUP..........................................................................................................................................31
A. Kesimpulan............................................................................................................................31
B. Saran.......................................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................32
ii
DAFTAR GAMBAR / TABEL / DIAGRAM / GRAFIK
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu dan teknologi saat ini begitu berkembang dengan pesat. Menurut
penelitian yang dilakukan oleh (Handayani, Setiadi, & Iman, 2019) manusia akan terus
menerus mengembangkan teknologi untuk dapat mempermudah segala pekerjaan yang
biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu dengan adanya teknologi ini
membuat banyak orang termotivasi untuk menciptakan suatu hal yang baru (Bukhari,
Brilianti, & Sari, 2019). Salah satu bentuk perkembangan teknologi yaitu adanya sensor
dalam suatu alat. Tanpa disadari sensor sering diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
Sensor adalah suatu perangkat yang bisa menanggapi dan menerima masukan (input)
berupa sinyal (Sinaga, 2018). Penggunaan sensor dalam kehidupan sehari-hari salah
satunya adalah sensor sederhana pada pengukuran ketinggian air.
Penggunaan air menjadi suatu kebutuhan wajib dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
sejalan dengan penelitian terdahulu (Rahmah & Hendri, 2020) yang mengatakan bahwa
penggunaan air menjadi unsur terpenting dan sangat dibutuhkan oleh semua makhluk
hidup di bumi, baik manusia, hewan dan tumbuhan. Pendapat lain yang mengatakan
tentang pentingnya air dalam kehidupan makhluk hidup terdapat pada penelitian (Arifin,
2015); (Indarto, Sunamo, Fahrudin, & Rahmat, 2015) yang mengatakan bahwa peran air
sendiri tentunya sangat banyak seperti pada ekosistem lingkungan dan kehidupan rumah
tangga maupun industri. Akan tetapi, sering kali ditemukan kelalaian dalam penggunaan
air. Pemborosan sering terjadi pada saat menggunakan air dikehidupan sehari-hari,
seperti halnya kelalaian yang umumnya terjadi pada penggunaan pompa air (Khair S,
2020). Suatu wadah atau tangki penyimpanan air (tandon) terkadang tidak diketahui
seberapa banyak air yang tersimpan didalamnya (Handayani, Setiadi, & Iman, 2019).
Bahkan tidak jarang ketika proses pengisian tangki penyimpanan air terjadi kelalaian
dalam mematikan pompa air. Sehingga, air banyak terbuang secara sia-sia.
Melihat permasalahan diatas, maka dapat diberikan sebuah solusi berupa alat
pendeteksi ketinggian suatu air. Alat ini tersusun dari rangkaian dan komponen
sederhana sehingga mudah untuk dirancang dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari. Rangkaian yang akan dibuat dirancang sesederhana mungkin agar mudah dipahami
banyak orang termasuk siswa yang nantinya dapat digunakan sebagai salah satu alat ukur
1
yang dapat dipraktekkan. Pada alat ini, siswa akan mempelajari rangkaian seri dan
paralel dalam penyusunan komponennya dan mengetahui hubungan ketinggian air
terhadap tegangan listrik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja komponen penyusun yang terdapat dalam rangkaian alat pendeteksi
ketinggian air dengan sensor sederhana?
2. Bagaimana prinsip kerja alat pendeteksi ketinggian air dengan sensor sederhana ?
3. Apakah manfaat dari alat pendeteksi ketinggian air dengan sensor sederhana ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa saja komponen penyusunan yang terdapat dalam rangkaian
alat pendeteksi ketinggian air dengan sensor sederhana ?
2. Untuk mengetahui prinsip kerja alat pendeteksi ketinggian air dengan sensor
sederhana ?
3. Untuk mengathui manfaat dari alat pendeteksi ketinggian air dengan sensor
sederhana ?
2
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Sensor
a. Sensor termal
Sensor termal adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi gejala
perubahan panas/temperature/suhu pada suatu dimensi benda atau dimensi
ruang tertentu . contohnya; bimetal, thermistor, termokopel, RTD, photo
transistor, photo diode, photo multiplier, photovaltaik, infrared pyrometer,
hygrometer.
3
b. Sensor mekanis
Sensor mekanis adalah sensor yang mendeteksi perubahan gerak
mekanis, seperti perpindahan atau pergeseran atau posisi, gerak lurus dan
melingkar, tekanan, aliran, level dsb. Contoh; strain gage, linear variable
deferential transformer (LVDT), proximity, potensiometer, load cell, bourdon
tube, dsb.
c. Sensor optic
Sensor optic atau cahaya adalah sensor yang mendeteksi perubahan
cahaya dari sumber cahaya, pantulan cahaya ataupun bias cahaya yang
mengenai benda atau ruangan. Contoh; photo cell, photo transistor, photo
diode, photo voltanik, photo multiplier, pyrometer optic, dsb. Beberapa jenis
sensor yang banyak digunakan dalam rangkaian elektronik antara lain sensor
cahaya, sensor suhu, dan sensor tekanan.
B. Macam-macam Sensor
a. Sensor Proximity
Proximity sensor merupakan perangkat yang mendeteksi keberadaan dan
kedekatan objek baik berupa logam maupun non logam. Proximity hanya
mendeteksi “keberadaan” dan tidak memberi “kuantitas” dari objek. Maksudnya,
jika mendneteksi logam maka keluaran dari detector hanya ada ata tidak ada
logam. Proximity tidak memberikan informasi tentang kuantitas logam seperti
jenis logam, ketebalan, jarak, suhu, dan lain-lain. Jadi hanya ada atau tidak ada
logam, juga sama untuk non logam, proximity untuk logam biasanya dengan
inductive proximity sedang untuk non logam dengan capacitive proximity.
Sensor proximity sudah merupakan sirkuit yang terdiri dari beberapa
komponen untuk dirangkai menjadi sebuah system yang bekerja sebagai
proximity sensor. Bandingkan dengan sensor cahaya, misalnya LDR yang benar-
benar stand alone/komponen bukan suatu rangkaian elektronik.
4
Gambar 1. 1 Sensor proximity untuk deteksi benda termal
b. Sensor Magnet
Sensor magnet berbasis kepada efek Hall. Efeknya didasarkan pada
interaksi antara pembawa listrik bergerak dan medan magnet eksternal. Dalam
logam, pembawa ini adalah electron. Ketika sebuah electron bergerak melalui
medan magnet, di atasnya ia bertindak dengan gaya menyamping.
c. Sensor Sinar
Sensor cahaya adalah sesuatu yang bisa digunakan robot untuk
rnendeteksi tingkat cahaya sekitar saat ini, yaitu seberapa terang atau gelapnya.
Ada beberapa jenis sensor cahaya, termasuk ‘Photoresistors’, ‘Photodiodes’,
‘Phototransistors’.
Sensor sinar terdiri dari 3 kategori. Fotovoltaic atau sel solar adaah alat sensor
sinar yang mengubah energi sinar langsung menjadi energi listri, dengan adanya
penyinaran cahaya akan menyebabkan pergerakan elektrondan menghasilkan
tegangan. Demikian pula dengan fotokonduktif (fotoresistif) yang akan
memberikan perubahan tahanan (resistansi) pada sel-selnya, semakin tinggi
intensitas cahaya yang diterima, maka akan semakin kecil pula nilai tahannya.
Sedangkan fotolistrik adalah sensor yang berprinsip kerja berdasarkan pantulan
5
karena perubahan posisi atau jarak suatu sumber sinar (inframerah atau laser) atau
target pemantulnya, yang terdiri dari dari pasangan sumber cahaya dan penerima.
d. Sensor ultrasonic
Sensor ultrasonic bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara,
di mana sensor ini menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya
kembali dengan perbedaan waktu sebagai dasar penginderaannya. Perbedaan
waktu antara gelombang suara dipancarkan dengan ditangkapnya kembali
gelombang suara tersebut adalah berbanding lurus dengan jarak atau tinggi objek
yang memantulkannya. Jenis objek yang dapat diindera di antaranya adalah objek
padat, cair, butiran maupun tekstil.
e. Sensor tekanan
sensor tekanan adalah sensor yang memiliki transduser yang mengukur
ketegangan kawat, di mana mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik.
Dasar penginderanya pada perubahan tekanan pengantar (transduser) yang
berubah akibat perubahan panjang dan luas penampangnya.
Pengukur regangan mengambil keuntungan dari sifat fisik konduktansi
listrik dan ketergantungannya pada geometri konduktri. Bila konduktor listrik
diregangkan dalam batas elastisitasnya sehingga tidak pecah atau berubah bentuk
secara permanen, akan menjadi lebih sempit dan lebih lama, perubahan yang
meningkatkan daya tahan listrik dari ujung ke ujung. Sebaliknya, bila konduktor
dikompres sedemikian rupa sehingga tidak goyah, ia akan melebarkan dan
mempersingkat perubahan yang menurunkan daya tahan listriknya dari ujung ke
ujung.
f. Sensor Kecepatan
Proses penginderaan sensor kecepatan merupakan proses kebalikan dari
suatu motor, dimana suatu poros/objek yang berputar pada suatu generator akan
menghasilkan suatu tegangan yang sebanding dengan kecepatan putaran objek.
Kecepatan putar sering pula diukur dengan menggunakan sensor yang
mengindera pulsa magnetis (induksi) yang timbul saat medan magnetis terjadi.
g. Sensor Penyandi
Sensor penyandi (encoder) digunakan untuk mengubah Gerakan linear
atau putaran menjadi sinyal digital, dimana sensor putaran memonitor gerakan
putar dari suatu alat. Sensor ini biasanya terdiri dari 2 lapis jenis penyandi, yaitu:
6
pertama penyandi rotasi tambahan (yang mentransmisikan jumlah tertentu dari
pulsa untuk masing-masing putaran) yang akan membangkitkan gelombang kotak
pada objek yang diputar. Kedua, penyandi absolut (yang melengkapi kode binary
tertentu untuk masing-masing posisi sudut) mempunyai cara kerja yang sama
dengan lebih banyak atau lebih rapat pulsa gelombang kotak yang dihasilkan
sehingga membentuk suatu pengkodean dalam susunan tertentu (Samijayani,
Iftikar, Hariomurti, & Astrharini, 2013).
a) Resistor
Resistor merupakan salah satu komponen yang paling sering ditemukan dalam
rangkaian elektronika. Hampir setiap peralatan elektronika menggunakannya.
Pada dasarnya resistor adalah komponen elektronika pasif yang memiliki nilai
resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur
arus listrik dalam suatu rangkaian elektronika (Nawali, Sompie, & Tulung, 2015).
Gambar 1. 3 Resistor
b) LED
Lampu LED merupakan lampu yang berasal dari pancaran cahaya
monokromatik dari semikonduktor apabila dialiri oleh elektron atau arus listrik.
7
Pada saat ditemukannya, peneliti menyebut LED sebagai benda ajaib. Karena LED
mempunyai ketahanan yang kuat, tidak mahal, tidak menghasilkan energi panas,
ringan dan bisa menghasilkan banyak warna cahaya (David, 2002).
LED merupakan dioda yang memiliki sambungan pn. Jika semikonduktor tipe p
dan tipe n disambungkan maka diantaranya terdapat wilayah sambungan. Pada
wilayah ini terjadi perpindahan muatan elektron dari semikonduktor tipe n ke
semikonduktor tipe . Oleh karena itu, atom pada semikonduktor tipe n akan
kehilangan elektron dan daerah ini menjadi muatan positif, sedangkan pada
semikonduktor tipe p akan kelebihan elektron dan menjadi muatan negatif.
Kemudian proses ini menjadi setimbang dan terbentuk daerah pergeseran
(depletion region) di daerah sambungan .
Ketika elektron menginjeksi daerah semikonduktor tipe p, elektron akan
bergabung dengan hole . Kombinasi hole ini akan menghasilkan emisi spontan
berupa foton (cahaya) yang dilepaskan keluar dari dioda. Proses ini disebut juga
dengan injeksi photoluminescence (Fajar, 1993).
Gambar 1. 4 LED
Gambar 2. LED
c) Sensor
Sensor dapat diartikan sebagai alat yang digunakan untuk mendeteksi dan
sering berfungsi untuk mengukur magnitude sesuatu. Sensor merupakan jenis
tranduser yang digunakan untuk mengubah variasi mekanis, magnetis, panas,
sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor memberikan ekivalen
8
mata, pendengaran, hidung, lidah untuk menjadi otak mikroprosesor dari sistem
otomatisasi industry (Petruzella, 2002).
Gambar 1. 5 Sensor
d) Transistor
Transistor merupakan komponen aktif yang merupakan komponen utama
dalam setiap rangkaian elektronika.Transistor adalah komponen elektronika
semikonduktor yang memiliki 3 kaki elektroda, yaitu basis (dasar), kolektor
(pengumpul), emitor (pemancar). Komponen ini berfungsi sebagai penguat,
pemutus, dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal, dan
masih banyak lagi fungsi lainnya.Selain itu, transistor juga dapat digunakan
sebagai kran listrik sehingga dapat mengalirkan listrik dengan sangat akurat dari
sumber listriknya. Transistor adalah salah satu komponen elektronika yang
mempunyai tipe yang bervariasi dengan karakteristik dan spesifikasi yang
berbeda, sehingga pengaplikasiannya disesuaikan dengan kebutuhan dalam
perancangan
Transistor berasal dari kata “transfer” yang berarti pemindahan dan “resistor”
yang berarti penghambat. Dari kedua kata tersebut dapat disimpulkan, pengertian
transistor adalah pemindahan atau pengalihan bahan setengah penghantar menjadi
suhu tertentu. Transistor pertama kali ditemukan pada tahun 1948 oleh William
Shockley, John Barden, dan W. H Brattain.Tetapi komponen ini mulai digunakan
pada tahun 1958. Jenis transistor terbagi menjadi 2, yaitu transistor tipe N-P-N
dan transistor P-N-P (Muda N, 2013).
Gambar 1. 6 Transistor
9
e) Papan PCB
Papan PCB adalah sebuah papan yang digunakan untuk mendukung semua
komponen-komponen elektronika yang berada diatasnya, papan PCB juga
memiliki jalu-jalur konduktor yang terbuat dari tembaga dan berfungsi untuk
menghubungkan antara satu komponen dengan komponen lainnya.
Bahan yang digunakan untuk membuat PCB adalah sejenis fiber sebagai
media isolasinya yang dilapisi cat warna hijau, sedangkan untuk jalur konduktor
menggunakan tembaga. Ada beberapa PCB menurut kegunaannya yaitu:
PCB 1 side yaitu bias digunakan pada rangkaian elektronika seperti radio,
TV, dan lain-lain.
PCB double side yaitu dapat digunakan kedua sisi PCB untuk
menghubungkan komponen.
PCB multi side yaitu pada bagian luar PCB maupun dalam PCB dapat
digunakan sebagai media penghantar, misalnya pada rangkaian-rangkaian
PC, sehingga tidak perlu melubangi PCB dan langsung menyoldernya saja
ketika ingin membuat rangkaian. (Tani, 2018)
10
f) Baterai
Baterai adalah alat elektro kimia yang dibuat untuk mensuplai listrik ke
sistem ke sistem stater mesin, sistem pengapaian, lampu-lampu dan komponen
kelistrikan lainnya. Alat ini menyimpan listrik dalam bentuk kimia, yang
dikeluarkan bila diperlukan dan mensuplainya ke masing-masing sistem
kelistrikan atau alat yang memerlukannya. Karena di dalam proses baterai
kehilangan energi kimia, maka alternator mensuplainya kembali ke dalam baterai
(yang disebut pengisian). Baterai menyimpan listrik dalam bentuk energi kimia.
Siklus pengisian dan pengeluaran ini terjadi berulang secara terus-menerus.
(Utomo, 2020)
Penggunaan baterai dalam kehidupan sehari-hari sangat berarti misalnya
alat komunikasi seperti smartphone, laptop, dan juga dapat digunakan sebagai
alat-alat bantu seperti rangkaian dalam elektronika. Baterai berperan penting
dalam perangkat elektronik. Aplikasi industri pun digunakan untuk
uninterruptible power supply (UPS) alat ini menjamin semua perangkat kendali,
server, jaringan, dan lain-lain. (Iskandar, 2020)
Pada umumnya, baterai terdiri dari dua jenis yaitu baterai yang hanya sekali
pakai (primer) dan baterai yang dapat diisi ulang (sekunder). Batrai Primer
merupakan batrai yang memiliki tegangan sebesar 1,5 volt dan terdiri dari bergaia
jenis ukuran. Sedangkan baterai sekunder merupakan batrai yang memiliki cara
kerja yaitu reaksi kimia yang terjadi dapat berbalik (reversible). (Kho, Pengertian
Baterai dan Jenis-jenisnya, 2021)
Gambar 1. 10 Baterai
Primer Gambar 1. 11 Baterai Sekunder
11
jenis ini biasanya digunakan pada aplikasi atau rangkaian elektronik yang
memerlukan banyak kawat konduktor sebagai penghubung titik kawat B atau
ribbon yang memiliki fleksibilitas tinggi ini umumnya digunakan pada rangkaian
yang memerlukan tegangan rendah terutama pada rangkaian sistem digital. (Kho,
Pengertian Kabel Listrik dan Jenis-jenisnya, 2020)
Gambar 1. 13 Selang
Bening
i) Buzzer
Merupakan sebuah komponen elektronika yang berfungsi mengubah getaran
listrik menjadi getaran suara. Buzzer bisa digunakan sebagai suatu indikator suatu
proses sudah selesai terlaksana atau sesuatu akan terjadi. Komponen pada buzzer
terdiri dari kumparan yang terpasang di diagrfagma lalu dialiri dengan arus
sehingga menjadi elektromagnetik. Kumparan tersebut akan tertarik kedalam atau
keluar tergantung dari arah mana arus dan polaritasnya magnet tersebut berasal.
Karena posisi kumparan ini diletakkan pada diafragma maka akan secara bolak-
balik akan membuat udara bergetar sehingga akan menghasilkan suara.
12
j) Gelas Ukur
Gelas ukur merupakan salah satu peralatan gelas di laboratorium kimia.
Gelas ukur ini berfungsi untuk mengukur volume larutan yang akan digunakan.
Gelas ukur ini termasuk ke dalam alat ukur, sehingga tidak boleh dipanaskan
karena dapat mengakibatkan ketelitian dari alat menurun dalam penggunaannya.
Hal ini disebabkan alat ini telah diatur sedemikian rupa, sehingga apabila
dipanaskan menyebabkan gelas ukur ini ketelitiannya berkurang.
13
BAB III
METODE
6. Menghubungkan buzzer dengan transistor BC547 dan juga batrai seperti gambar
berikut :
8. Menghubungkan kabel dengan sensor air 100 %, 75%, 50%, dan 20%
15
Gambar 2. 5 Rangkaian Sensor Sederhana
16
2. Menggunakan air biasa
a. Menambahkan air pada wadah yang sudah di siapkan sedikit sedikit.
b. Memasukkan air pada wadah yang disiapkan hingga mencapai ketinggian 3
cm.
c. Menghubungkan kabel merah (+) pada mustitaster ke kabel merah atau
jingga dari buzzer.
d. Menghubungkan kabel hitam (-) pada multitaster ke kable kuning untuk
menghidupkan indikator lampu kuning
e. Mencatat hasil tegangan yang ditampilkan oleh multitaster
f. Menambahkan air pada wadah yang sudah di siapkan sedikit sedikit.
g. Memasukkan air pada wadah yang disiapkan hingga mencapai ketinggian 6
cm.
h. Menghubungkan kabel hitam negatif (-) pada multitaster ke kabel hijau untuk
menghidupkan indikator lampu hijau (untuk kabel merah positif tidak usah di
ubah posisinya).
i. Mencatat hasil tegangan yang ditampilkan pada multitaster
j. Menambahkan air pada wadah yang sudah di siapkan sedikit sedikit.
k. Memasukkan air pada wadah yang disiapkan hingga mencapai ketinggian 9
cm.
l. Menghubungkan kabel hitam negatif (-) pada multitaster ke kabel biru untuk
menghidupkan indikator lampu biru (untuk kabel merah positif tidak usah di
ubah posisinya).
m. Mencatat hasil tegangan yang ditampilkan pada multitaster.
n. Memasukkan air pada wadah yang disiapkan hingga mencapai ketinggian 12
cm.
o. Menghubungkan kabel hitam negatif (-) pada multitaster ke kabel ungu untuk
menghidupkan indikator buzzer (untuk kabel merah positif tidak usah di ubah
posisinya).
p. Mencatat hasil tegangan yang ditampilkan pada multitaster.
3. Menggunakan air sabun
a. Menambahkan air sabun pada wadah yang sudah di siapkan sedikit sedikit.
b. Memasukkan air sabun pada wadah yang disiapkan hingga mencapai
ketinggian 3 cm.
17
c. Menghubungkan kabel merah (+) pada mustitaster ke kabel merah atau
jingga dari buzzer.
d. Menghubungkan kabel hitam (-) pada multitaster ke kable kuning untuk
menghidupkan indikator lampu kuning
e. Mencatat hasil tegangan yang ditampilkan oleh multitaster
f. Menambahkan air pada wadah yang sudah di siapkan sedikit sedikit.
g. Memasukkan air pada wadah yang disiapkan hingga mencapai ketinggian 6
cm.
h. Menghubungkan kabel hitam negatif (-) pada multitaster ke kabel hijau untuk
menghidupkan indikator lampu hijau (untuk kabel merah positif tidak usah di
ubah posisinya).
i. Mencatat hasil tegangan yang ditampilkan pada multitaster
j. Menambahkan air pada wadah yang sudah di siapkan sedikit sedikit.
k. Memasukkan air pada wadah yang disiapkan hingga mencapai ketinggian 9
cm.
l. Menghubungkan kabel hitam negatif (-) pada multitaster ke kabel biru untuk
menghidupkan indikator lampu biru (untuk kabel merah positif tidak usah di
ubah posisinya).
m. Mencatat hasil tegangan yang ditampilkan pada multitaster.
n. Memasukkan air pada wadah yang disiapkan hingga mencapai ketinggian 12
cm.
o. Menghubungkan kabel hitam negatif (-) pada multitaster ke kabel ungu untuk
menghidupkan indikator buzzer (untuk kabel merah positif tidak usah di ubah
posisinya).
p. Mencatat hasil tegangan yang ditampilkan pada multitaster.
4. Menggunakan air garam
a. Menambahkan air garam pada wadah yang sudah di siapkan sedikit sedikit.
b. Memasukkan air garam pada wadah yang disiapkan hingga mencapai
ketinggian 3 cm.
c. Menghubungkan kabel merah (+) pada mustitaster ke kabel merah atau
jingga dari buzzer.
d. Menghubungkan kabel hitam (-) pada multitaster ke kable kuning untuk
menghidupkan indikator lampu kuning
e. Mencatat hasil tegangan yang ditampilkan oleh multitaster
18
f. Menambahkan air pada wadah yang sudah di siapkan sedikit sedikit.
g. Memasukkan air pada wadah yang disiapkan hingga mencapai ketinggian 6
cm.
h. Menghubungkan kabel hitam negatif (-) pada multitaster ke kabel hijau untuk
menghidupkan indikator lampu hijau (untuk kabel merah positif tidak usah di
ubah posisinya).
i. Mencatat hasil tegangan yang ditampilkan pada multitaster
j. Menambahkan air pada wadah yang sudah di siapkan sedikit sedikit.
k. Memasukkan air pada wadah yang disiapkan hingga mencapai ketinggian 9
cm.
l. Menghubungkan kabel hitam negatif (-) pada multitaster ke kabel biru untuk
menghidupkan indikator lampu biru (untuk kabel merah positif tidak usah di
ubah posisinya).
m. Mencatat hasil tegangan yang ditampilkan pada multitaster.
n. Memasukkan air pada wadah yang disiapkan hingga mencapai ketinggian 12
cm.
o. Menghubungkan kabel hitam negatif (-) pada multitaster ke kabel ungu untuk
menghidupkan indikator buzzer (untuk kabel merah positif tidak usah di ubah
posisinya).
p. Mencatat hasil tegangan yang ditampilkan pada multitaster.
19
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Analisi Data
1. Analisis Data Hasil Percobaan
Pada percobaan pertama yaitu tanpa menggunakan air dengan sumber
tegangan sebesar 9 Volt, percobaan kedua adalah menggunakan tiga jenis air
(air biasa, air sabun, dan air garam) yang juga diberikan tegangan sebesar 9
Volt. Pada percobaan ini, yang diukur adalah besar tegangan output dari 3
lampu LED dan satu Buzzer dengan menggunakan tiga jenis air yang berbeda.
Adapun percobaan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Percobaan Tanpa Menggunakan Air
Percobaan dilakukan tanpa menggunakan air dan diberi tegangan
sebesar 9 Volt.
1) Lampu LED kuning menyala dengan nilai tegangan sebesar 8,11 Volt
20
2) Lampu LED biru menyala dengan nilai tegangan sebesar 8,11 Volt
3) Lampu LED hijau menyala dengan nilai tegangan sebesar 8,11 Volt
21
b. Percobaan Menggunakan Air Biasa
Percobaan dilakukan dengan menggunakan air biasa dan diberi tegangan
sebesar 9 Volt.
1) Lampu LED kuning menyala dengan nilai tegangan sebesar 7,69 Volt
22
4) Buzzer menyala dengan nilai tegangan sebesar 7,33
23
2) Lampu LED biru menyala dengan nilai tegangan sebesar 6,58 Volt
3) Lampu LED hijau menyala dengan nilai tegangan sebesar 6,21 Volt
24
2) Lampu LED biru menyala dengan nilai tegangan sebesar 6,54 Volt
3) Lampu LED hujau menyala dengan nilai tegangan sebesar 6,16 Volt
25
Adapun data yang diperoleh dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :
Tabel 1 Perobaan tanpa menggunakan air
Adapun grafik yang diperoleh pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
a. Pada percobaan tanpa menggunakan air
26
Percobaan ini tidak memiliki grafik karena hanya mengukur tegangan yang
dihasilkan dari setiap indikatornya saja. Adapun hasilnya termuat pada table 1.
b. Pada percobaan menggunakan air biasa
8
6
4
2
0
7.69 7.53 7.37 7.33
Tegangan (Volt)
Keterangan :
Pada sumbu x terdapat nilai V (tegangan) dengan satuan Volt
Pada sumbu y terdapat nilai ketinggian dengan satuan cm
c. Pada percobaan menggunakan air sabun
10
Ketinggian (cm)
0
7,12 6,58 6,21 6,58
Tegangan (Volt)
Keterangan :
Pada sumbu x terdapat nilai V (tegangan) dengan satuan Volt
Pada sumbu y terdapat nilai ketinggian dengan satuan
d. Pada percobaan menggunakan air garam
27
Grafik Hubungan Ketinggian Air Garam Terhadap
Tegangan yang dihasilkan
14
12
10
Ketinggian (cm)
0
6,87 6,54 6,16 6,12
Tegangan (V)
Keterangan :
Pada sumbu x terdapat nilai V (tegangan) dengan satuan Volt
Pada sumbu y terdapat nilai ketinggian dengan satuan cm
Dari grafik percobaan yang dilakukan pada alat pendeteksi ketinggian air
menggunakan sesor sederhana maka diperoleh bahwa persamaan yang
digunakan yaitu y = ax + b, yang mana pada sumbu x merupakan nilai tegangan
yang diperoleh dari indikator dan beberapa variasi air. Sedangkan sumbu y
merupakan nilai ketinggian air yang dimasukkan pada wadah tersebut sehingga
indikator LED nya dapat menyala. Sehingga persamaan matematis yang dapat
dijabarkan dari data yang diperoleh adalah sebagai berikut :
y = ax+ b
7,69 = a(3) + b
7,69 = 3a + b ………………………(1)
28
7,53 = 6a +b
7,69 = 3a +b _
-0,16 = 3 a
a = -0,053
substitusikan nilai a ke persamaan (1) untuk mengetahui nilai b. Sehingga
menjadi :
7,69 = 3a + b
7,69 = 3(-0,053) + b
7,69 = -0,16 + b
7,69 + 0,16= b
7,85 = b
b = 7,85
pembuktian, subtisusikan nilai a dan b ke persamaan (2)
7,53 = 6a + b
7,53 = 6(-0,053) + 7,85
7,53 = -0,318 + 7.85
7,53 = 7,53 (terbukt).
29
Namun pada percobaan ini alat tersebut diracang hanya secara sederhana saja
dengan menggunakan rangkaian dan sensor yang sederhana.
3. Dalam percobaan yang dilakukan terdapat perbedaan tegangan pada variasi
air. Berbeda dengan percobaan tanpa menggunakan air tegangan yang
dihasilkan adalah tetap (konstan). Hal ini dikarenakan tidak ada unsur lain
yang dikenai oleh sensor yang berada pada alat tersebut sehingga tegangan
yang dihasilkannya bersifat tetap. Ketika percobaan menggunakan air biasa
didapatkan tegangan yang semakin kecil pada ketinggian yang semakin besar
dan buzzer berbunyi. Pada percobaan menggunakan air garam didapatkan
tegangan yang juga semakin kecil pada ketinggian yang semakin besar dan
bunyi buzzer lebih nyaring dibandingkan dengan percobaan pada air biasa.
Dan percobaan terakhir yang dilakukan yaitu menggunakan air sabun
diperoleh data tegangan yang juga semakin kecil pada ketinggian yang
semakin besar dan buzzer berbunyi lebih nyaring dibandingkan dengan air
biasa dan air garam. Tegangan yang dihasilkan dari setiap percobaan memiliki
variasi dimana tegangan yang paling besar adalah pada percobaan tanpa
menggunakan air dan tegangan yang paling kecil adalah pada percobaan
menggunakan sabun. Begitu pula dengan bunyi buzzer dimana bunyi yang
paling nyaring terjadi pada percobaan menggunakan air sabun.
30
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Komponen penyusun dari alat pendeteksi ketinggian dengan sensor sederhana
terdiri dari : Baterai 9 volt, buzzer sebagai penanda ketinggian suatu air, kabel,
lampu LED ( kuning, biru dan hijau), papan VCB, resistor 220 Ω, dan transistor
BC547.
2. Prinsip kerja pada alat ini adalah akan mendeteksi ketinggian air dalam wadah.
Dimana ketika air berada pada suatu ketinggian teretentu maka akan digambarkan
dengan indikator lampu LED yang menyala. Ketika air pada wadah tersebut
hampir mencapai batas maksimal maka otomatis buzzer yang digunakan sebagai
pengingat tersebut akan hidup dan berbunyi.
3. Penggunaan pendeteksi ketinggian air menggunakan sensor sederhana dapat
digunakan dalam praktikum untuk membuktikan adanya sensor dan mengathui
rangkaian yang tersusun pada alat tersebut. Dalam skala besar penggunaan
pendeteksi ketinggian air dapat digunakan sebagai pengingat adanya ketinggian
air pada bendungan atau pinggir sungai sehingga dapat meminimalisir adanya
bencana banjir yang tiba tiba datang secara mendadak karena sudah diberikan
pengingat berupa alarm oleh alat tersbut.
B. Saran
Diharapkan pada pembuatan alat pendeteksi ketinggian air dengan sensor
sederhana selanjutnya dapat lebih baik lagi dalam hal penyusunan komponen. Alat ini
dapat digunakan sebagai praktikum sederhana siswa sekaligus memperkenalkan
komponen penyusun dalam rangkaiannya dan mengukur tegangan yang dihasilkan
31
DAFTAR PUSTAKA
32
Samijayani, O. N., Iftikar, F., Hariomurti, M., & Astrharini, D. (2013). Implementasi Sistem
Sensor Sederhana Untuk Peringatan Banjir Melalui SMS. Jurnal Al-Azhar Indonesia
Seri Sains Dan Teknologi, 2(1), 22-27.
Sinaga, C. (2018). Alat Ukur Volume Air Menggunakan Sensor. Skripsi.
Tani, P. (2018). Arduino Uno Alat Penetas Telur: Alat Penetas Telur Berbasiskan Arduino
Uno. Jakarta: Putra Tani.
Utomo, M. (2020). Bahan Ajar Kelistrikan Otomotif. Malang.
Zain, R. H. (2013). Sistem Keamanan Ruangan Menggunakan Sensor Passive Infra Red (Pir)
Dilengkapi Kontrol Penerangan Pada Ruangan Berbasis Mikrokontroler Atmega8535
Dan Real Time Clock Ds1307. Jurnal Teknologi Informasi & Pendidikan, 6(1), 146-
162.
33
Lampiran
A. Alat dan Bahan
Baterai 9 Volt
Resistor
Kabel
34
B. Gambar pada saat Praktikum
35
36
37