Anda di halaman 1dari 125

SAIFULLAH ABU RIDWAN

1
 .‫احلمد هلل وكفى والصالة والسالم على رسولو ادلصطفى وعلى آلو وصحبو اجملتىب أما بعد‬
 Kaidah-kaidah fikih adalah salah satu ilmu alat yang digunakan oleh para ulama untuk berijtihad menyimpulkan hukum-hukum
dari masalah-masalah baru yang belum pernah terjadi sebelumnya & belum diketahui hukumnya, sehingga dengan kaidah-
kaidah fikihlah mereka bisa menyimpulkan hukum dengan benar dan tepat , tentunya tanpa mengabaikan Nash-nash syariat
yang menjadi sandaran utamanya ditambah dengan ilmu alat lainnya seperti maqosid syari’ah, Usul Fikih dll.

 Bagi Orang Awam ilmu kaidah-kaidah fikih itu sangat bermanfaat sekali setidaknya dalam dua hal, yang pertama adalah
membantu kita untuk memahami proses dan cara para ulama menyimpulkan sebuah hukum pada masalah-masalah yang baru
muncul dan terjadi. Sehingga ibarat makanan kita memahami resep dan cara memasaknya. Dan yang kedua yang tidak kalah
pentingnya adalah ilmu kaidah-kaidah Fikih itu membantu kita dalam menentukan pilihan-pilihan yang tepat dalam kehidupan
sehari-hari sehingga kita bisa memilah & memilih hal-hal yang lebih banyak manfaat dan maslahatnya serta menjauhi dan
meninggalkan hal-hal yang lebih banyak mudorotnya. Selamat mempelajari dan Salam Sukses selalu, Semoga bermanfaat.

 Alfaqir ilallah
 SAIFULLAH ABU RIDWAN

 Tangerang 12 Januari 2021


2

NO MATERI KAIDAH FIKIH MAKNA KAIDAH HAL

1 PENDAHULUAN Pengertian Kaidah Fikih 7


Semua perkara dinilai dari niat /
2 KAIDAH PERTAMA Al-umuru Bimaqosidiha 30
tujuannya

Al-Yaqinu la yazulu Bi Keyakinan tidak hilang dengan


3 KAIDAH KEDUA 58
Syakk munculnya keraguan

Mudhorot (Keburukan/Bahaya)
4 KAIDAH KETIGA Ad-dhororu Yuzaalu 71
harus dihilangkan

Al-Masyaqqoh Tajlibut Kesukaran melahirkan


5 KAIDAH KEEMPAT 93
Taisir kemudahan
Kebiasaan (Adat-istiadat) dapat
6 KAIDAH KELIMA Al-’Adatu Muhakkamah 105
menjadi hukum
3

 1. PENGERTIAN KAIDAH

 2. PENGERTIAN FIKIH

 3. PENGERTIAN KAIDAH FIKIH


 4. CATATAN PENTING
4

) ‫اس الْبِنَ ِاء‬‫س‬َ


‫أ‬ (
ُ َ ُ َ‫اس‬‫س‬َ
‫أل‬‫ا‬
َ : ‫ة‬
ً ‫غ‬ ‫ل‬ ‫ة‬ ‫د‬ ِ
‫اع‬
َ َ ‫ال َق‬
ُ ُ
Kaidah Secara Bahasa artinya : Asas/pondasi (Pondasi Bangunan)*

*. Lihat Kitab : Al-Asybah Wannazoir karya Imam Suyuthi J.1/18 & Kitab Taudihul Ahkam Syarah
Bulugul Marom Karya Syeikh Abdurrahman Albasam J.1/27
5

ِ ‫ال َق‬
* ‫ قضية كلية من حيث اشتماذلا ابلقوة على أحكام جزئيات موضوعها‬:‫اع َدةُ اصطالحا‬
1. KAIDAH: Adalah Prinsip Universal yang mengandung Hukum dalam sebuah masalah
dan cabang-cabangnya (Kitab. Asybah Wannazoir j1/18)

ِ ‫ال َق‬
**‫ حكم أغليب ينطبق على معظم جزئياتو‬:‫اع َدةُ اصطالحا‬
2. KAIDAH : Adalah Hukum yang sifatnya Global dan dapat diterapkan pada cabang-
cabangnya (Kitab.Taudihul Ahkam j1/26)
6

* ‫ العلم ابألحكام الشرعية العملية ادلكتسبة من أدلتها التفصيلية‬:‫ واصطالحا‬،‫ الفهم‬: ‫الفقو لغة‬

FIKIH secara Bahasa artinya: Kefahaman. Secara Istilah : FIKIH Adalah ilmu tentang hukum-hukum
syariat yang sifatnya amaliyah (Ibadah & Muamalah) yang diperoleh dari dalil-dalilnya yang rinci *

*. Lihat Kitab : Al Fiqh almuyassar fii dhoil Kitab wassunnah hal. 15 bab Tamhid Karya Tim Ulama Saudi.
7

‫ حكم شرعي في قضيت أغلبيت ًُتعرف منها أحكام ما دخل جحتها‬: ‫القاعدة الفقهيت‬

KAIDAH FIKIH adalah Hukum syari’at dalam masalah yg sifatnya global yang mana
dengan kaidah tersebut dapat diketahui pula hukum dari masalah lain yg sejenis *

*. Lihat Kitab : Al Asybah Wannazoir Karya Imam Suyuthi j.1 hal. 18


8

‫ حكم أغلبي ًنطبق على معظم جزئياجه لتعرف أحكامها منه‬: ‫القاعدة الفقهيت‬

KAIDAH FIKIH adalah Hukum yg sifatnya global yang dapat diterapkan kedalam Sebagian
besar cabang-cabang dari hukum tersebut *

*. Lihat Kitab : Taudihul Ahkam syarah bulughul marom karya syeikh Abdurrahman albassam J1/27
9

NO CATATAN PENTING

Kaidah-Kaidah Fikih yang bersumber langsung dari dalil Syariat (Al-Qur’an & Sunnah)
1 Bisa dijadikan sbg sumber hukum/dalil atau alat utk menyimpulkan sebuah hukum
dalam suatu masalah karna ia serupa dengan dalil

Kaidah-kaidah fikih menjadi penguat (syahid) jika didalam sebuah masalah ada dalil
2
khususnya dari Nash-Nash syariat (Al-Qur’an & Sunnah)

Seyogyanya tidak menjadikan kaidah fikih menjadi satu-satunya sandaran (Dalil) dalam
3 menentukan hukum dari sebuah masalah baru yg belum ada nashnya terutama kaidah
fikih turunan yang tidak secara langsung berasal dari Nash Syariat.
10

NO CATATAN PENTING
Kaidah-kaidah Fikih tidak secara muthlak berlaku pada semua masalah-masalah yang
4 belum ada dalilnya karna kaidah-kaidah fikih memiliki pengecualian-pengecualian yg tidak
bisa diterapkan dalam masalah2 tertentu yang dikecualikan. *

Dalam Buku ini penulis berusaha semaksimal mungkin menyebutkan contoh2 penerapan
kaidah fikih didalam kehidupan (Ibadah & Muamalah) yg disebutkan oleh para ulama
5
(Pendapat, Fatwa & Ijtihad Para Ulama) di dalam Kitab-kitab yg muktabar (Diakui/ menjadi
rujukan) serta mengelompokkan fatwa2 tsb kedalam kaidah-kaidah fikihnya.

6 * Point 1 sd 4 disarikan dari kitab al asybah wannazoir Imam suyuthi J1/29-30


11

NO CATATAN PENTING

Penulis juga berusaha semaksimal mungkin memilihkan masalah-masalah fikih yang sering
1 muncul dan banyak dialami oleh kaum muslimin, yang mana masalahnya bisa terjadi
berulang-ulang sepanjang zaman, atau yang terjadi dimasa kini/kontemporer.

Harus diingat oleh kaum Muslimin bahwa masalah-masalah fikih baik ibadah maupun
muamalah adalah bidang yang diperbolehkan ijtihad didalamnya khususnya masalah-masalah
fikih yang dalilnya Dzonniyatudilalah (Intrepretatif/multitafsir) bukan Qothiyyatuddilalah
2
(Baku & Tetap) sehingga sangat dimungkinkan terjadi/ada fatwa atau pendapat yang berbeda
diantara para ulama mujtahid. Namun demikian penulis berusaha memilihkan masalah2 yg
lebih banyak disepakati dari pada masalah-masalah yang diperselisihkan (Kontroversi).
12

NO CATATAN PENTING
Dalam Bidang fikih berlaku kaidah “La inkaro fil umuri al ijtihadiyyah” tidak ada
pengingkaran dalam masalah-masalah ijtihadiyyah sehingga setiap muslim wajib
3
menghormati pendapat para ulama mujtahid. Dengan tetap terbuka memilih dan
memilah pendapat yg lebih rojih (Kuat) dengan cara yg ilmiyah dan beradab.

Dalam Masalah fikih lebih pantas menyikapi perbedaan pendapat dikalangan para
ulama dengan pendekatan “ (Lemah Vs Kuat) atau (Kuat Vs Lebih Kuat) ” bukan
4 selalu “(Salah Vs Benar) atau (Bid’ah Vs Sesat) ” . Imam Syafi’I Rohimahullah berkata:
“Pendapatku benar akan tetapi bisa mengandung kesalahan, Pendapat selainku salah
akan tetapi bisa mengandung kebenaran”. Wallahu Alam Bissowab.
13

‫القواعد الفقهية الكربى ىي قواعد مخس يندرج حتت كل واحدة منها عدد من القواعد الفقهية‬

KAIDAH FIKIH KUBRO adalah Kaidah-kaidah fikih yang lima yang mana setiap kaidah
tersebut memiliki kaidah-kaidah fikih turunannya *

* Kitab Taudihul Ahkam J1/28. Selain kaidah kubro ada juga kaidah Fikih Juz’iyyah
14

NO KAIDAH KAIDAH MAKNA

1 ‫ألامىر بمقاصدها‬ Al-Umuru Bimaqosidiha


Segala sesuatu itu dinilai karna
niat dan tujuannya

2 ‫اليقين ال ًزول بالشك‬ Alyaqinu laa yazulu bissyak


Keyakinan itu tidak hilang dengan
munculnya keraguan

3 ‫ال ضرر وال ضرار‬ Laa Doror wa laa diror


Tdk blh ada mudorot tdk jg
membalas dg mudorot

4 ‫املشقت ججلب التيسير‬ Al-Masyaqqoh Tajlibut Taisir


Kesukaran itu melahirkan
kemudahan
ّ
5 ‫العادة ُمحكمت‬ Al’aadatu Muhakkamah
Kebiasaan (Adat-istiadat) dapat
menjadi hukum
15
KESIMPULAN MAKNA KAIDAH FIKIH
Prinsip Universal yang mengandung Hukum dalam sebuah masalah dan
MAKNA KAIDAH cabang-cabangnya

Secara Bahasa artinya: Faham, Istilah : Ilmu ttg hukum-hukum syari’at yg


MAKNA FIKIH sifatnya amaliyah (Ibadah & Muamalah) yg di dapat dari dalil2nya yg rinci

Hukum yg bersifat global yang dapat diterapkan kedalam Sebagian


MAKNA KAIDAH FIKIH besar cabang-cabang dari hukum tersebut

Kaidah Al umur bi maqosidiha : “Semua perkara itu dinilai dari niat &
maksudnya” dpt diterapkan kdlm sholat, sedekah, jaul beli dll. Contoh
CONTOH APLIKASI Sholat yg niatnya ikhlas diterima, yg riya tertolak berdasarkan kaidah ini,
begitu juga dlm ibadah & Muamalah yg lainnya.

CATATAN Kaidah Fikihpun dapat diterapkan dalam memilih pilihan-pilihan hidup


16
KAIDAH PERTAMA : “ Al umuuru Bi Maqosidiha “ 17

MAKNA BAHASA Semua perkara itu dinilai dari niat, maksud & tujuannya

Sesungguhnya Hukum dari Perkataan & Perbuatan Mukallaf (Muslim)


MAKNA ISTILAH mengikuti & dinilai sesuai dgn niat, maksud dan tujuannya

“Sesungguhnya Amal itu dihitung karena Niatnya dan setiap orang


DALIL KAIDAH akan mendapatkan apa yang ia niatkan”. (Muttafaqun Alaih)

Jika seseorang Berkata : “Ambillah uang ini” kpd orang lain, jika
CONTOH maksudnya memberi dengan sukarela maka menjadi Hibah, jika menitip
menjadi titipan, jika meminjamkan uang tsb menjadi hutang

CATATAN Imam Syafi’I Berkata: “Hadist ini mengandung 70 bab dari Masalah Fikih “
KAIDAH KEDUA : “ Al-Yaqiin La Yazulu Bisy syakk” “ 18

MAKNA BAHASA Keyakinan tidak hilang dengan munculnya keraguan

Sesuatu yang asalnya yakin tidak hilang dengan munculnya keraguan,


MAKNA ISTILAH yakin hanya dapat hilang dengan hal yg meyakinkan juga

Dari Abu Hurairoh berkata bahwa Rasulullah bersabda : “ Jika salah seorang diantara
kalian merasakan sesuatu didalam perutnya, dan ia ragu apakah keluar sesuatu (angin)
DALIL KAIDAH darinya atau tidak, maka janganlah ia keluar dari masjid (meninggalkan sholat) sampai
ia mendengar suara atau merasakan angin”.(HR MUSLIM, NO.36)

Seseorang sebelum Sholat maghrib sdh berwudhu, ketika masuk Isya ia ragu
CONTOH apakah sdh batal atau belum wudhu maghribnya , maka ia dihukumi msh punya
wudhu. Kecuali jk ia yakin sdh berhadast.

CATATAN Dengan Memahami Kaidah Ini seorang Muslim akan terbebas dari WAS-WAS
KAIDAH KETIGA : “ La Doror wala Diror “ 19

MAKNA BAHASA Tidak boleh ada mudorot tidak juga membalas mudorot dgn mudorot

Tidak Boleh menimbulkan mudorot bagi diri sendiri dan orang lain baik dengan
MAKNA ISTILAH sengaja ataupun tdk sengaja, serta tidak diperbolehkan juga membalas mudorot
dengan mudorot (Tanpa Hak)

Hadist : “ La Doror Wala Diror “ ( Riwayat Al-hakim )


DALIL KAIDAH Tidak boleh ada mudorot tidak juga membalas mudorot dgn mudorot

Dimasa COVID tdk dibenarkan berkerumun demi menghindari mudorot tertularnya virus.
CONTOH Bagi yg positif wajib hukumnya mengisolasi diri agar tdk memindahkan virus pd org
lain.

Kaidah La doror wala diror digunakan oleh para MUJTAHID utk menyimpulkan
CATATAN hukum-hukum baru dgn teori menimbang maslahat & Mudorot dg kaidah ini.
KAIDAH KEEMPAT : “ Al-masyaqqoh Tajlibut Taisir “ 20

MAKNA BAHASA Kesulitan itu melahirkan kemudahan

Hukum2 syari’at yg dlm pelaksanaannya menimbulkan kesulitan bagi


MAKNA ISTILAH mukallaf (Muslim) maka syari’at memberikan rukhsoh sehingga mukallaf
dpt menjalankan syariat dgn ringan

“ Allah meghendaki kemudahan bagi kalian dan Allah tdk


DALIL KAIDAH menghendaki kesulitan bagi kalian ( Qs Al-Baqoroh : 185 )

Musafir boleh menjamak & Mengqosor Sholat, boleh mengqodo puasa,


CONTOH Shaff sholat boleh berjauhan saat terjadi wabah Covid. dll

CATATAN Pada Masa COVID 19 Para Ulama banyak menggunakan kaidah ini dlm berfatwa
KAIDAH KELIMA : “ Al-adah Muhakkamah “ 21

MAKNA BAHASA Kebiasaan dapat menjadi hukum

Kebiasaan Manusia (Adat/Urf) yg tidak bertentangan dengan syari’at dapat


MAKNA ISTILAH menjadi Hujjah & Dalil yg bisa di amalkan, karena Adat menjadi hukum.

Ketika datang kemadinah Rasul membenarkan kebiasaan membeli barang dgn cara
dipesan (Inden yg mengandung unsur goror-ketidakpastian) sambil berpesan “Jika
DALIL KAIDAH kalian ingin memesan, pastikan Takarannya, timbangannya, dan waktunya”
(Muttafaq Alaih)

Contoh adat/urf yg boleh diamalkan dan menjadi hukum syari’at adalah : Jual beli
CONTOH Inden , Istisna (Inden Perkakas rumah / kantor), Penentuan waktu baligh,
maksimal haid dan nifas, besaran nafkah istri, mahar yg diabayar dua kali dll.

CATATAN ADAT / URF yang bertentangan dengan Nash & syari’at tdk boleh diamalkan
22
23

Semua urusan dinilai dari Niatnya /Tujuannya

DALIL PERTAMA KAIDAH INI

...‫ات َو إِ مَّنَا لِ ُك ِّل ْام ِرء َما نَ َوى‬


ِ ‫عمال ِابلنيم‬
ُ َ‫إِ مَّنَا األ‬
“ Sesungguhnya setiap amal itu dinilai karna niatnya, dan setiap orang akan
mendapatkan apa yang ia niatkan..”

Hadist Muttafaq Alaihi (HR. Imam Bukhori.No.1, HR. Muslim No.1907


MAKNA HADIST INI 24

“ Sesungguhnya setiap amal itu dinilai karna niatnya, dan setiap orang akan
mendapatkan apa yang ia niatkan..” (Muttafaqun Alaih)

Hadist tentang niat ini merupakan Timbangan BATHIN bagi sebuah amal, sedangkan hadist
Ummul mukminin Aisyah “Barangsiapa yg mengada-adakan suatu ajaran dalam agama ini yg
itu bukan darinya maka amalan itu tertolak” (Muttafaq alaih) hadist ini merupakan
timbangan ZOHIR dari sebuah Amal. Keduanya menjadi Syarat utk setiap perkataan &
Perbuatan baik yg zohir maupun Bathin, Barangsiapa yg niat amalnya Ikhlas karna Allah &
Mengikuti Rasulullah maka amalnya diterima, barangsiapa yg tdk memenuhi dua syarat tsb
atau salah satunya maka amalnya tertolak (Syeikh Sa’di Dalam Bahjah Qulubul Abror hal.6-7)
DALIL KEDUA KAIDAH INI 25

Nabi Shollallahu alaihi Wassallam Bersabda: “Sesungguhnya di madinah ada kaum


laki-laki, dimana saat kalian berjalan dalam peperangan begitu juga ketika kalian
melewati lembah dalam perjalanan kecuali mereka itu menyertai kalian
(Mendapatkan pahala seperti kalian) hanya saja mereka terhalang oleh sakit”.
(HR.Muslim No.1911)

Imam Nawawi menjelaskan: “Dalam hadist ini terdapat keutamaan Niat dalam
kebaikan. Sesungguhnya siapa saja yg berniat berjihad atau berniat melaksanakan
keta’atan2 yg lainnya, kemudian ia terhalang oleh udzur, maka ia tetap mendapatkan
pahala niatnya, semakin bertambah besar rasa penyesalannya karna terlewatkan
amalan tersebut serta sangat berharap bisa bersama para Mujahidin maka semakin
besar pula pahala mereka itu ”. ( Alminhaj Syarah sohih Muslim Imam Nawawi J.5
Hal.545)
26

NO KAIDAH MAKNA

Tidak ada Pahala (Balasan) dlm Amalan syariat kecuali


1 Laa Tsawaaba Illa Bin niyah
hanya dengan NIAT ( Ruh / Bathin Amal - Ibadah)

Segala sesuatu itu dinilai dari niat/maksud/tujuannya


2 Al-Umuru Bimaqosidiha
( Niat, Maksud & Tujuan Ibadah / Muamalah )

Al ibroh fil uqud lil maqosid Yang menjadi acuan dalam Akad-akad adalah HAKIKAT &
3 wal ma’ani la lil alfadz wal MAKNANYA bukan Lafazh & Bentuknya
ma’bani (Hakikat Akad Dalam Muamalah)

Sumber: Mausu’atul Fiqh Al islami Wal qodoya Almua’siroh - Wahbah Azzuhaili j1/138-141
TIDAK ADA BALASAN KECUALI HANYA DGN NIAT 27

PENJELASAN KAIDAH LAA TSAWABA ILLA BINNIYAH

‫ ال ثواب إال ابلنية يعين ال ثواب على مجيع األعمال الشرعية إال ابلنية‬: ‫معىن قاعدة‬

“Tidak ada Pahala (Balasan) atas seluruh Amal-amal syari’at kecuali harus disertai dengan niat”
( Mausuatul Fiqh Al islami wal qodoya mua’siroh j1 hal.138)
DALIL PERTAMA KAIDAH “ LAA TSAWABA ILLA BIN NIYYAH “ 28

DAPAT PAHALA SYAHID BAGI YG BERSABAR & BERHARAP PAHALA ALLAH

Dari Ummul Mukminin Aisyah Raodiyallahu ‘anha bahwa beliau bertanya kpd Rasulullah

Shollallahu alaihi wassalaam tentang tho’un/wabah penyakit menular maka NABI mengabarkan

bahwa wabah adalah adzab Allah yg Allah utus kpd siapa yg Allah kehendaki dan Allah

menjadikan wabah itu sbg Rahmat bagi orang2 beriman , maka tidaklah seorang hamba yg

mengalami wabah dan ia menetap di negeri/rumahnya dlm keadaan bersabar dan mengharap

pahala Allah dan ia menyadari bahwa wabah tsb tdk akan menimpanya kecuali ats ketetapan

Allah pdnya, maka ia akan di berikan Pahala Syahid (HR Bukhori no.3474 Fathul baari j6/718)
DALIL KEDUA “ Laa Tsawaba illa Binniyah “ Tidak ada balasan kcuali dg niat
29

(KUHL : KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM LANGIT) Rasulullah Shollallahu Alaihi Wassallam


meriwayatkan dari ROBB AZZA WAJALLA beliau bersabda: “ Sesungguhnya Allah telah
menetapkan hukum kebaikan dan keburukan , kemudian menjelaskannya. Barangsiapa yg
berniat melaksanakan kebaikan kmudian tidak jadi melaksanakannya maka Allah menetapkan
baginya satu kebaikan secara sempurna. Jika orang tersebut melaksanakan niat baiknya maka
Allah tetapkan baginya 10 kebaikan sampai 700X Lipat bahkan berlipat lebih banyak lagi.
Barangsiapa yg berniat melaksanakan keburukan dan ia tdk jd melakukannya maka Allah
tetapkan baginya satu kebaikan sempurna, jika ia melaksanakan keburukannya maka ditetapkan
baginya satu keburukan saja”. (HR.BUKHORI NO.6491) ”.
IBNU HAJAR menjelaskan: “Allah telah menetapkan hal ini dan telah diketahui oleh para
malaikat pencatat amal manusia maka mereka para malaikat tdk perlu lagi berkonsultasi kpd
Allah setiap saat ttg tata cara pencatatan amal karna hal itu sudah menjadi ketetapan dari-Nya ”.
(Kitab Fathul Baari Syarah Sohih Bukhori J11/ 453-454)
30
Segala sesuatu itu Dinilai karna Niat /Tujuannya

PENJELASAN KAIDAH “AL-UMURU BI MAQOSIDIHA”

ّ ُ َّ ْ َّ َ ُ َ ْ َ َ َ ُ َ َ ُ َ ْ َ َّ ْ ْ َ َّ ْ َ ‫ص ُّر َفاجه م ْن‬


ُ‫التي َج َت َرَّجب‬ َ َ َ َّ َ ُ َ َ ْ َ َّ َ
ِ ‫ِ ِ ِ قى ِلي ٍت أو ِفع ِلي ٍت جخت ِلف هت ِائجها و أحكامها الشر ِعيت‬ ‫ف وج‬ِ ‫أن أعمال املكل‬
َ ُّ َ َّ َ َ ْ َ َ ْ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َّ ُ ْ َ َ ْ َ ََ
.‫اث‬ ‫ر‬
ِ ‫ص و غاً ِت ِه و هد ِف ِه ِمن و ِاء ِجلك ألاعم ِال والتصرف‬ِ ‫ىد الشخ‬ِ ‫عليها ِباخ ِتال ِف مقص‬
Sesungguhnya Amal-amal Mukallaf (Muslim yg Baligh & Berakal) & tindakan-tindakannya baik
perkataan maupun perbuatannya akan berujung pd hasil yg berbeda dan dihukumi dengan hukum yang
berbeda pula sesuai dengan perbedaan Niat, maksud & tujuan amal dan Tindakannya.
(Kitab Alwajiz fi iidohi qowaid alfiqh alkuliyah Syekh Muhammad Alborno Hal.124)
CONTOH : APLIKASI “Al-umuru Bi maqosidiha “ 31

Jika seseorang berkata kepada orang lain : “ambillah uang ini “. Jika maksudnya memberi

adalah sedekah maka uang itu menjadi hibah / pemberian, Apabila maksudnya memberi hutang

maka uang itu adalah pinjaman yg wajib dikembalikan, apabila maksudnya menitipkan maka

menjadi titipan yg wajib dijaga, dijamin & dikembalikan, Bentuk “Memberikan uangnya adalah

satu” akan tetapi maksudnya berbeda-beda, maka hukumnya pun berbeda-beda mengikuti

maksud dan tujuannya. (Alwajiz fi iidohi qowaid al fiqh. Syekh Muhammad Alborno Hal.124)
32
KAIDAH : Acuan dalam Akad2 adalah Hakikat & Maknanya, Bukan Lafazh & Zohirnya

“AL IBROH FIL UQUD LILMAQOSID WAL MA’ANI LA LIL ALFAZH WAL MABANI

ُ
‫ أن ألفاظ العقىد جحىل العقد إلى عقد آخر إذا قصده العاقدان‬: ‫معناها‬
MAKNA KAIDAH INI adalah “ Lafazh-lafazh dalam akad-akad itu dapat merubah satu bentuk akad ke
bentuk lainnya jika kedua belah pihak yang berakad menghendakinya” (Mausu’atul Fiqh J1/141)

CONTOH : Aku berikan barang ini padamu, tapi dengan syarat engkau berikan padaku barang itu. Maka
Akad ini adalah JUAL BELI BUKAN HIBAH, karena mengandung makna tukar menukar (Jual beli)
PENERAPAN KAIDAH “LAA TSAWABA ILLA BIN NIYYAH “ 33

KORBAN KECELAKAAN PESAWAT, SYAHIDKAH ???


Syuhada Ummatku Lima; yg gugur Fi sabilillah, Yg wafat karna wabah (Math’un), karna penyakit
diperutnya (Mabthun), tertimpa reruntuhan (Hadm), dan tenggelam (algoriq) (Muttafaq Alaih)
Dalam riwayat lain ada 7, ditambah dengan : al hariiq (yg terbakar), annifas (Wanita yg wafat karna
melahirkan/nifas)-(HR Abu Daud & Nasai)

Bagaimana dengan satu peristiwa kecelakaan pesawat yg jatuh kedalam laut, yg memiliki 3 sifat syahadah
sekaligus: Goriq (tenggelam), hariq (Terbakar karna ledakan pesawat), Hadam (benturan keras pesawat
dan air). Semoga Allah Ta’ala melipatgandakan Pahala kaum muslimin yg wafat dlm kecelakaan pesawat
dgn pahala syahid akhirat yg berlipat, berdasarkan kaidah fikih :’Al ajru biqodril masyaqqoh-Besarnya
Pahala itu bergantung pada tingkat kepayahannya (Rasa sakitnya). Wallahu Alam bissowab. PENULIS
34
JENIS SYAHID KRITERIA
Mujahid yg Gugur melawan kufar dimedan Jihad dgn
(1). Syahid Dunia & Akhirat
ikhlas demi meninggikan agama Allah.

(2). Syahid Akhirat Muslim yg Wafat dengan Sebab2 yg disebutkan Dalam


(Dapat Pahala Syahid diakhirat) Nash2 Hadist dengan sebutan syahid (Tauqifiyah)

(3). Syahid Dunia Yg wafat di medan jihad akan ttp niatnya bukan karna
(Tdk dpt pahala syahid di akhirat) Allah (Ghanimah, Asobiyyah, Gulul, Riya, sum’ah, dsb)

Sumber: https//almunajjid.com
“ LAA TSAWABA ILLA BIN NIYYAH “ Tidak ada pahala kecuali dengan Niat 35

NAKES YANG IKHLAS


Sang suami yg tanpa henti menyemangatinya sehingga sangat melegakan dirinya dalam menjalani
tugasnya, bahwa apa yg sedang dijalani bersama teman-teman para nakes merupakan ladang amal yg
sangat luas utk menolong pasien atau masyarakat semua, Dia berpesan kpd saya agar bekerja yang
ikhlas dan jangan lupa makan dan minum vitamin, sehingga perlahan rasa (takut) yg hinggap dlm
diripun bisa sedikit demi sedikit pergi dan tugasnya sebagai nakes utk menolong pasien covid-19 di RS
pasar minggu jak-sel pun mulai dinikmati dengan ikhlash. Cerita Sdri Firda Wulandari 26 tahun yg juga
rela tidak lagi menyusui putranya yg berusia 18 bulan karena merawat Vasien Covid 19.
(https://radarbekasi.id)
APLIKASI KAIDAH “ AL UMURU BI MAQOSIDIHA “ Sesuatu itu dinilai karena Niatnya

(JIHAD) Barangsiapa yang memohon kpd Allah agar ia mendapatkan mati Syahid dengan jujur,
maka Allah akan menyampaikannya pada derajat para syuhada meskipun ia mati diatas ranjangnya
(HR.Muslim No.1909 Dalam Kitab Alminhaj Syarah sohih Muslim Imam Nawawi J.5 Hal.543)

(JIHAD) Barangsiapa yang mati dan ia belum pernah berperang (berjihad) dan tidak pernah berniat
berperang (Berjihad) maka ia mati dalam salah satu cabang kemunafikan (HR.Muslim No.1910) Imam
Nawawi berkata “ orang yg melakukan hal ini mirip dengan orang munafik yang melalaikan jihad
karna meninggalkan jihad merupakan salah satu cabang kemunafikan”. (Alminhaj j5/544)

(IBADAH UMUM) Barangsiapa yang telah berniat melakukan suatu ibadah lalu ia mati sebelum
melaksanakan ibadah tsb maka ia tidaklah tercela (Alminhaj j5/544) 36
PENERAPAN KAIDAH FIKIH “ Al-Umuuru Bi Maqosidiha “ 37

(TAKFIR-MENGKAFIRKAN) Tidak boleh mengkafirkan suatu kelompok dari kaum muslimin,


karena menghukumi Murtad atau kafir harus dikembalikan kepada para ulama yang
berkompeten dan hendaklah berhati-hati terhadap bahaya mengkafirkan suatu kelompok
tertentu dari kaum muslimin serta menstigmatisasi mereka dengan kekafiran. Apalagi jika sampai
terjadi mengkafirkan Sahabat Nabi & Ummahatul Mukminin (Para Istri Nabi-Ridwanullah Alaihin)
atau meremehkan keutamaan mereka (FATWA ORGANISASI FIKIH ISLAM DI JEDDAH Jumadil Ula Tahun
1436 H. Dalam Kitab Usul Nawazil hal.419 Karya Syeikh M.Husein Al-Jizani)
APLIKASI KAIDAH “ AL UMURU BI MAQOSIDIHA “ 38

(JIHAD & IBADAH UMUM ) Barangsiapa yang berniat berperang atau berniat melakukan keta’atan-
keta’atan yang lainnya kemudian ia terhalang oleh udzur maka ia tetap mendapatkan pahala niatnya.
(Alminhaj Syarah sohih Muslim Imam Nawawi J.5 Hal.545 Syarah Hadist No.1911)

(IBADAH & KEBIASAAN) Amal-amal diluar Ibadah (Kebiasaan) tidak melahirkan pahala kecuali jika
pelakunya meniatkan kebiasaan tsb sebagai qurbah (amal soleh) seperti “makan” yang diniatkan
agar menjadi kuat dalam beribadah (Fathul Baari syarah sohih Bukhori J1 / 21 Ibnu Hajar)

(DZIKIR) Imam Ghozali berkata : “Lisan yang berdizikir tanpa penghayatan (karna lalai/Goflah) tetap
mendapat pahala karna dzikir tsb lebih baik daripada berghibah, dan lebih baik daripada diam secara
muthlak, hanya saja dzikir yg seperti itu kurang sempurna dari sisi amal hati “. (Fathul Baari j1/21)
APLIKASI KAIDAH : “AL UMURU BI MAQOSIDIHA “ 39

(IDDAH) jika ada seorang wanita yg mana suaminya wafat, dan berita ttg wafatnya baru sampai
pdnya setelah masa iddahnya selesai, maka masa iddah wanita tsb dianggap selesai karna tujuan
dari iddah adalah kejelasan kosongnya rahim (tdk hamil) jika itu telah terjadi maka wanita tsb
tdk perlu lagi meniatkan iddah pd masa yg tlh berlalu (Fathul Baari J1/21)

(MENINGGALKAN LARANGAN) Ibnu Hajar berkata: “meninggalkan larangan Agama secara


murni (Bukan karna takut kpd Allah) tidaklah mendapat pahala, karna pahala akan didapat jika
ada usaha menahan diri disertai rasa takut (Niat) karna Allah”. (Fathul Baari J1 / 22)

(BERNIAT MAKSIAT) Barangsiapa yg berniat/bertekad melakukan maksiat kemudian ia tidak jadi


melakukannya atau melafazhkannya maka ia tidak berdosa berdasarkan Sabda NABI
“Sesungguhnya Allah memaafkan Ummatku apa2 yg diniatkan oleh hati mereka selama tdk
diucapkan atau dilakukannya”. HR Bukhori No.5269 ( Asybah wan nazoir Imam suyuthi J1/119)
APLIKASI KAIDAH “ AL UMURU BI MAQOSIDIHA “ 40

(MEMBUNUH & TERBUNUH KARNA FANATISME) NABI Bersabda “Jika dua orang Muslim saling
berhadapan & Saling berbunuhan maka orang yang membunuh & orang yg terbunuh keduanya
masuk neraka. Para Sahabat bertanya, Wahai Rasulullah Kalau yg membunuh sdh jelas, bagaimana
org yg terbunuh bisa masuk neraka? Rasul Bersabda :”Karna ia juga bertekad membunuh
lawannya”. HR Bukhori.No.31, Muslim No.2888 (Kitab Asybah Wan Nazoir J1/121 Imam Suyuthi)

(SEDEKAH) Jika seseorang bersedekah (Membayar Zakat) kepada seseorang yang dikiranya
miskin ternyata orang tsb kaya maka sedekahnya (zakatnya) tetap dianggap sah karna ia telah
membayarkan kpd orang yang diyakini berhak menerimanya, dan kemiskinan adalah sesuatu yg
terkadang hakikatnya tersembunyi dan sulit dipastikan(Ibnu Rajab, Jami’ul Ulum wal hikam hal.24)
APLIKASI KAIDAH “ AL UMURU BI MAQOSIDIHA “ 41

(WUDHU) Barangsiapa yang menggabungkan niat berwudhu untuk menghilangkan hadast


kecil, sekaligus agar badannya terasa sejuk atau menghilangkan najis/kotoran, maka wudhunya
dianggap sah karna niat/tujuan tsb tidak dilarang & tdk makruh (jamiul ulum wal hikam hal.24)

(WUDHU & MENGAJARKANNYA) Barangsiapa yang berwudhu dengan niat


mengangkat/menghilangkan hadast kecil sekaligus untuk mengajarkan orang lain berwudhu
maka hal itu tdk merusak wudhunya (Boleh) karna Nabi terkadang sholat sambil bertujuan
mengajarkan sahabat sholat, begitu juga haji (Ibnu Rajab.Jamiul ulum wal hikam hal.24)

(SEDEKAH) Orang yang bersedekah tetap mendapatkan pahala Niat sedekahnya sekiranya
sedekahnya diberikan kpd Mustahik atau bukan mustahik tanpa diketahui /tanpa disengaja
(Fathul Baari Syarah sohih bukhori No.1422. J3 hal.421)
APLIKASI KAIDAH “ AL UMURU BI MAQOSIDIHA “ 42

(SHOLAT) Barangsiapa yg masuk masjid kemudian ia langsung sholat wajib atau sunnah rawatib
sebelum duduk dimasjid tsb maka ia tetap mendapat pahala Sholat tahiyatul masjid diniatkan atau
tdk diniatkan, karena tujuan dari tahiyatul masjid adalah menyibukkan/memanfaatkan masjid (dgn
amal) dan itu telah terjadi (Ibnu Hajar dalam Fathul Baari J1 hal.21)

(RIYA DALAM SHOLAT) orang yang memulai sholat dengan niat yg ikhlash, kemudian
dipertengahan muncul riya didalam hatinya. Dalam hal ini para ulama berbeda pendapat: Pendapat
pertama : Orang tsb tetap berada pada niat awalnya (Ikhlas) Pendapat kedua : bagian sholatnya yg
riya rusak & tdk mendapat pahala, bahkan mendapat dosa
(Al Wajiz fi Idohi qowaid fiqh alkuliyyah Hal.141)

(MEMPERBAGUS SHOLAT) Jika seseorang memperbagus sholatnya ketika sholat bersama manusia
dan tidak memperbagus sholatnya disaat sendirian maka orang itu hanya mendapat pahala sebesar
sholatnya yg asli (Ketika sendiri) dan sholat yg diperbagus tdk mendapat pahala (Alwajiz hal.141)
APLIKASI KAIDAH “ AL-UMURU BI MAQOSIDIHA “ 43

(UDHIYAH) Jika hewan kurban yg berasal dari 7 pekurban, dan semuanya meniatkan untuk
ibadah kurban maka dianggap sah meskipun ketujuh pekurban tsb berasal dari pihak yg
berbeda jenis ibadahnya : yaitu dari pihak2 yg melaksanakan : Haji Qiron, Tamatu, Ifrod, &
Pekurban (Alwajiz Hal.141)

(UDHIYAH) Jika Hewan kurban yg berasal dari 7 pekurban yang mana salah satu dari mereka
menginginkan (Meniatkan) hanya untuk dimakan untuk keluarganya (Bukan Kurban) atau salah
satunya beragama Nasrani maka Kurban itu tidak sah karena pemotongan kurban tersebut
tidak bisa dipisah-pisahkan (Kitab Alwajiz Fii idohi qowaidil fiqh alkulliyyah Hal.141)

(HAJI SAMBIL BERDAGANG) Tidak mengapa seorang mukmin berangkat haji dan
menunaikannya sambil berniaga berdasarkan rukhsoh yang Allah berikan dalam Al-Qur’an surat
Al-Baqoroh ayat 198 (tidak mengapa kalian mencari karunia Tuhan Kalian) asalkan tdk
melalaikannya dari manasik haji. Akan tetapi jika niatnya fokus untuk haji yg demikian lebih
sempurna (Binbaz.Org)
APLIKASI KAIDAH “ AL –UMURU BI MAQOSIDIHA” 44

(KEBIASAAN MENJADI IBADAH) Barang siapa yg meniatkan dlm pekerjaannya, dan seluruh
aktifitas duniawinya untuk memenuhi Hak-hak Allah dan utk menunjang mengerjakan amal-amal
soleh baik yg wajib maupun yg sunnah, serta dlm makan & minumnya, tidur dan rehatnya dan
mencari nafkahnya disertai dgn niat tsb, maka semua kebiasaan2 itu berubah menjadi IBADAH
(Syeikh Sa’di, Bahjah Qulubul Abror Hal.11)

(SAKIT & MUSAFIR) Apabila seorang hamba sakit atau bepergian maka ia tetap mendapatkan
pahala amal seperti saat Mukim dan Sehat (HR.Bukhori 2996) Ibnu Hajar Menjelaskan: “pahala tsb
adalah bagi orang yg beramal soleh kemudian ia terhalang (oleh Udzur) kalaulah bukan karna
penghalang itu maka ia akan melanggengkan amal tersebut (Fathul Bari J6/193)

(PAHALA SHOLAT DUDUK) Ibnu Almunir menjelaskan hadist Bukhori No.2996 diatas: “apabila
seseorang tdk mampu melakukan sholat wajib dlm kondisi sempurna maka ia tetap mendapatkan
pahala sholat dgn sempurna, seperti orang yg sakit sehingga sholatnya harus duduk, mk ia tetap
mendapatkan pahala seperti orang yg sholatnya berdiri “. (Fathul Bari J6/193)
APLIKASI KAIDAH “ AL-UMURU BI MAQOSIDIHA “ 45

(PAHALA SHOLAT BERJAMA’AH) “Imam As-subki Alkabir Menjelaskan HR.Bukhori No.2996:


“Barangsiapa yg kebiasaannya sholat berjama’ah kemudian ia beruzur sehingga ia sholat
sendirian, maka ia tetap mendapatkan pahala sholat berjama’ah’. (Fathul Baari J6 / 194)

(PAHALA NIAT SAJA) Barangsiapa yg sholat berjama’ah tdk menjadi kebiasaannya, apabila ia
berniat sholat berjama’ah lalu beruzur, maka ia hanya mendapatkan pahala niat saja bukan
pahala sholat berjama’ah. Sebagaimana riwayat hadist “Barangsiapa yg berniat melakukan
kebaikan maka baginya satu kebaikan”. (Fathul Bari J6/194)

(PAHALA SAKIT) “Jika Allah menguji seorang Muslim dgn ujian/penyakit dibadannya Allah
berfirman: “ tetapkan baginya pahala amal seperti pahala amal yg ia lakukan disaat sehat, jika
Allah menyembuhkannya maka Allah sucikan ia dgn sakit itu, jika Allah mewafatkannya maka
Allah mengampuni & Merahmatinya (HR Ahmad dalam Fathul Bari J6/193)
APLIKASI KAIDAH “ AL –UMURU BI MAQOSIDIHA “ 46

(MEMBERI MAKAN ISTRI BERPAHALA) NABI Bersabda:”Sesungguhnya tidaklah kamu


mengerjakan sebuah amal dengan niat mencari Ridho Allah maka pasti kamu akan diberikan pahala
dari amal tersebut, sampai makanan yang kamu suapi dimulut istri kamupun diberikan pahala”.
(HR.Bukhori 2742. Muslim 4296)

(HUBUNGAN BADAN BERPAHALA) NABI BERSABDA : “….Dan pada hubungan badan kalian ada
sedekah..Para Sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah : Apakah jk salah seorang diantara kami
melampiaskan syahwatnya mendapat pahala? NABI bersabda: “Bagaimana pendapat kalian jika
syahwatnya diletakkan ditempat yg haram apakah berdosa? Maka begitu juga jika diletakkan
ditempat yg halal maka mendapatkan pahala. (HR.Muslim.No.1006) Ibnu Daqiq Al-iid menjelaskan:
“Bahwa Jima’ (hubungan badan) menjadi ibadah apabila diniatkan memenuhi hak istri dan
bermuamalah dengannya secara baik, atau diniatkan utk memiliki anak yg soleh, diniatkan utk
menjaga dirinya dan istrinya, atau niat2 lain yang soleh.(Adduror Assalafiyah hal. 187)
APLIKASI KAIDAH “AL UMURU BI MAQOSIDIHA “ 47

(TINGKATAN PAHALA JIHAD) Barangsiapa yg niat jihadnya : utk meninggikan Agama Allah saja
maka sempurna pahalanya, Barangsiapa yg niatnya bercampur dengan niat mencari ghanimah
maka berkurang pahalanya, barangsiapa yg semata-mata hanya mencari ghanimah saja maka
tdk berdosa akn tetapi tdk diberikan pahala MUJAHID.(Taisirul Allam Hal.7 ,syeikh Albassam)

(ALLAQOTOH/BARANG TEMUAN) Barangsiapa yg menemukan barang temuan (Laqotoh) lalu


mengambilnya. Jika niat mengambilnya utk dikembalikan kpd pemiliknya maka orang tsb
amanah, & jika rusak ditangannya tanpa sengaja maka ia tdk wajib menggantinya. Jika niatnya
mengambil utk memilikinya maka orang tsb dianggap merampas (Ghosib) dan Jika barang tsb
rusak secara sengaja atau tdk sengaja ditangannya maka ia wajib menggantinya.
(Alwajiz fi syarhi qowaid fiqhiyyah hal.15 Abdul Karim Zaidan)
APLIKASI KAIDAH “ AL-UMURU BI MAQOSIDIHA “ 48

(NIKAH) Asalnya nikah itu hukumnya sunnah, jika seseorang menikahi wanita dengan maksud
mendatangkan mudorot bagi istrinya atau menzaliminya maka hukum nikahnya menjadi haram
(Al-wajiz fi syarhi Qowaid fiqhiyyah Abdul Karim zaidan Hal.16)

(RUJUK) Barangsiapa yg rujuk kepada istrinya pada masa iddahnya setelah ditalak dengan
maksud melanjutkan ikatan (Pernikahannya) dan memenuhi hak-hak istrinya maka niat tersebut
dicintai Allah daripada menceraikan istrinya, akan tetapi jika rujuknya diniatkan utk
mendatangkan mudorot pd istrinya karna bertambah masa iddahnya maka rujuknya itu haram
hukumnya berdasarkan firman Allah Ta’ala (maka kembalilah pd mereka dengan cara yg baik
atau ceraikanlah mereka dengan cara yg baik QS:2:231 (Al Wajiz hal. 17)

(TALAK) Barangsiapa yang berniat mentalak istrinya akan tetapi tidak diungkapkan (Lisan atau
tulisan) maka talaknya tidak jatuh (Alwajiz Hal 17)
APLIKASI KAIDAH “ AL – UMURU BI MAQOSIDIHA “ 49

(PAHALA NIAT TIDAK PAHALA AMAL) Barangsiapa yg sholat dengan niat sholat dimana ia
mengira dalam keadaan suci (Mutatohir) setelah sholat ternyata diketahui ia tidak dalam
keadaan suci. Maka ia dimendapatkan pahala niatnya tapi tidak mendapat pahala sholatnya
(Kitab Alwajiz Hal.18)

(TAK SENGAJA MEMBERI MAKANAN BERACUN) Barangsiapa yg memberikan makanan


kepada seseorang yg dikhawatirkan mati kelaparan dengan niat berbuat baik kepadanya dan
menyelamatkannya dari kematian, ternyata tanpa diketahui makanan yg diberikannya
mengandung racun sehingga orang yg memakannya mati, maka orang yg menyuguhkan
makanan tsb mendapat pahala niat baiknya akan tetapi tidak mendapat pahala dari
perbuatannya dan ia wajib membayar diat (Denda) kpd ahli warisnya karna dia dihukumi
sebagai orang yg membunuh dgn tdk sengaja (Al Wajiz hal. 18)
APLIKASI KAIDAH “AL-UMURU BI MAQOSIDIHA” 50

(PEMBUNUHAN) Orang yg Membunuh manusia dengan sengaja maka wajib ditegakkan hukum
qisos baginya, Apabila salah/tdk sengaja maka wajib baginya membayar diyat/denda
(Mausu’ah Alfiqh J.1/139)

(TALAK) Jika suami berkata kepada istrinya :”Pergilah kerumah orang tuamu” dengan maksud
/Niat Mentalak istrinya maka jatuh talaknya. Apabila ia tidak meniatkan mentalaknya maka
tidak jatuh talaknya. ( Mausu’ah alfiqh J1/139)

(HAJRUL MUSLIM) Seorang muslim yang menjauhi saudaranya lebih dari tiga hari tergantung
pada niatnya. Jika ia menjauhinya dengan niat sengaja menjauhinya (Karna dengki) Haram
hukumnya, jika tdk ada niat tersebut maka tidak haram ( Mausu’ah Alfiqh alislami J1/139)
APLIKASI KAIDAH “ AL – UMURU BI MAQOSIDIHA “ 51

(BATAL SHOLAT) Jika Orang yg sedang sholat, ada orang lain yg memberikan kabar
gembira kepadanya, kemudian orang yg sholat berkata : “Alhamdulillah” dengan niat
bersyukur atas kabar tsb maka batal sholatnya”. ( Mausu’atul Fiqh Alislami J1/10)

(MAKAN) Makan yang melebihi rasa kenyang hukumnya haram jika dimaksudkan utk
memenuhi syahwat makan, akan tetapi jk niatnya agar lebih kuat utk berpuasa atau
menjamu tamu maka disunnahkan (Mausu’atul Fiqh Alislami J1/140)
APLIKASI KAIDAH AL-UMURU BI MAQOSIDIHA 52

(MENGHADIAHKAN PAHALA TOWAF) Bolehkah aku bertawaf tujuh kali mengelilingi ka’bah
kemudian aku meniatkan pahalanya untuk saudariku (Kerabatku) yang telah meninggal?

Syeikh Usaimin Rohimahullah Menjawab : “Ya, boleh, anda bertawaf 7X lalu pahalanya
diniatkan utk siapa saja yg kamu inginkan dari kaum muslimin, sesungguhnya setiap qurbah
(Amal Soleh) yg diniatkan utk muslim yg hidup atau mati maka hal itu bermanfaat baginya spt
amalan ( Sholat, towaf, sedekah & kurban) akan tetapi afdholnya amal soleh itu dilakukan utk
diri sendiri dan mengkhususkan do’a utk siapa saja yg kamu inginkan dari kaum muslimin
karna inilah yg diperintahkan Nabi dlm sabdanya (jika anak adam meninggal dunia maka
terputuslah pahala amal solehnya kecuali tiga hal, sedekah jariyah, ilmu yg bermanfaat atau
anak soleh yg mendo’akannya (Fatawa mar’ah muslimah hal.574 No.Pertanyaan 1405)
APLIKASI KAIDAH “ AL – UMURU BI MAQOSIDIHA “ 53

(BUKU DIJADIKAN BANTAL) Apabila buku dijadikan bantal (Sandaran/tatakan kepala) jika
niatnya untuk menjaga buku tersebut agar tidak hilang maka hukumnya tidak makruh, jika
bukan karna niat menjaganya maka makruh (Mausu’atul Fiqh Al Islami J1/140)

(MENGHADIAHKAN PAHALA HAJI) Bolehkah aku pergi haji yang aku niatkan untuk ayahku
yang telah meninggal apakah pahalanya sampai kepadanya? Syeikh Binbaz Rohimahullah
Menjawab : “Disyari’atkan anda pergi haji untuknya dan bagimu pahala yang sangat besar,
semoga Allah menerima amalmu dan memudahkan Urusanmu (Fatawa Mar’ah Muslimah
Hal.574 dg judul pertanyaan ihdausawab wal amal assolihah lil ghoir No.1404)

(MAKAN) Makan yang melebihi rasa kenyang hukumnya haram jika dimaksudkan utk
memenuhi syahwat makan, akan tetapi jk niatnya agar lebih kuat utk berpuasa atau menjamu
tamu maka disunnahkan (Mausu’atul Fiqh Alislami J1/140)
APLIKASI KAIDAH “AL-UMURU BI MAQOSIDIHA “ 54

(BAYI WAFAT TERTINDIH IBUNYA) Ibuku bekerja diladang, pd suatu malam ia tertidur dalam
keadaan kelelahan sambil menyusui bayi perempuannya yg berusia 3 bulan, dipagi harinya bayi
tersebut meninggal dunia dalam posisi menyusui, aku tidak faham apakah bayi tersebut
tertindih oleh ibuku saat tertidur atau sebab lain, apakah kewajiban ibuku?

Syeikh BIN BAZ Rohimahullah menjawab : “untuk ihtiyath (memilih yg lebih aman) hendaklah ia berpuasa
dua bulan (60 hari) secara berturut-turut (sbg kafarot), karena dari zohirnya bayi tersebut wafat karna sebab
ibunya, jika memang tdk diketahui sebab lainnya, ada kaidah syari’at yg berbunyi “ al amal bil ihtiyath indal
isytibaah- melakukan amal yg lebih aman saat dalam keadaan rancu / ketidakjelasan”. Untuk menggugurkan
kewajiban diri terhadap Hak-hak Allah dan juga hak-hak Hamba-Nya. Smg Allah membantu wanita tersebut
utk menyempurnakan puasanya” (Fatawa Mar’ah Muslimah Hal.530 No pertanyaan 1314)
APLIKASI KAIDAH AL-UMURU BI MAQOSIDIHA 55

(IKHLAS DALAM MENUNTUT ILMU) seseorang yang menuntut ilmu (Syariat) dengan niat
mendapatkan ijasah dan dengan ijasah itu ia niatkan agar mendapatkan jabatan/kedudukan
tertentu maka ia tdk akan mencium bau syurga (HR.ahmad) akan tetapi jika niat penuntut ilmu
mendapatkan ijasah utk memberikan manfaat kpd manusia dengan ilmu dan pengajaran serta
kecakapannya dlm urusan, maka niat itu tidaklah mengapa, itu adalah niat yg benar, hendaklah
penuntut ilmu berniat menuntut ilmu karna ingin melaksanakan perintah Allah (Qs.Muhammad
19) maka jika anda menuntut ilmu sesungguhnya anda sedang mengerjakan PERINTAH ALLAH
(Kitabul Ilmi Hal. 28 Syeikh Usaimin Rohimahullah)

(UKURAN IKHLAS) Imam Ahmad Rohimahullah berkata: “Ilmu itu tidak ada duanya jika niatnya
benar”. Beliau ditanya apa ukuran niat yg benar wahai Abu abdillah ? Beliau menjawab: “Kamu
berniat menghilangkan kebodohan yg ada didalam dirimu dan orang lain”.
(Syarah Hilyah Tolibul ilmi Hal 7 Bakr Abu Zaid-Syarah Syeikh Usaimin Rohimahumallah)
APLIKASI KAIDAH “AL UMURU BI MAQOSIDIHA “ 56

(CARA IHLAS DALAM MENUNTUT ILMU) jika ada yang bertanya bagaimana caranya
ikhlas dalam menuntut ilmu? Setidaknya dengan 4 Cara. Pertama: Anda niatkan menuntut
ilmu itu karena perintah Allah (QS.Muhammad :19), Kedua: Anda Niatkan menuntut ilmu
itu untuk menjaga Syariat Allah, Ketiga: Anda Niatkan menuntut ilmu itu untuk membela
Syari’at Allah, Keempat: Anda Niatkan menuntut ilmu itu untuk Mengikuti (Ittiba’) Syari’at
Nabi Muhammad , karena anda tidak mungkin bisa ittiba’ jika anda tdk mengetahui
syari’at ini (Syeikh Usaimin dalam Syarah Hilyah Tolibil Ilmi Hal.8-9)
AL FAWAID-MUTIARA ILMU 57

( ENAM ADAB BATHIN MUZAKKI )


1. Adab pertama: Memahami tujuan zakat (1. Sbgai ujian bg siapa yg mengklaim mencintai
Allah, 2.Mensucikan diri dr sifat kikir yg membinasakan.3. Syukur ats nikmat harta)
2. Adab kedua: Merahasiakannya agar jauh dari riya & Sum’ah
3. Adab ketiga: Tidak merusaknya dgn Mengungkit-ungkit dan celaan
4. Adab Keempat: Menganggap kecil pemberiannya
5. Adab kelima: Memilih harta yg paling halal lagi baik
6. Adab Keenam: Memilih mustahik yang dengan zakat tsb bertambah soleh
( Ibnu Qudamah Almaqdisi dalam kitab Muktasor Minhajul Qosidin Hal.58-59)
58
MAKNA KAIDAH “ ALYAQIN LA YAZULU BISYAK” 59

ِ‫ول بِي ِقٌن ِم ْثلِو‬


ُ ‫ز‬ ‫ي‬ ‫ا‬َ ‫م‬
‫َّن‬ِ‫إ‬‫و‬ ِ‫ك الطما ِر ِئ َعلَيو‬
ِّ ‫ول ِابل مش‬
ُ ‫أَ من ال مش ْي َئ ادلُتَ يَ مق َن الَ يَ ُز‬
َ َُ َ
Sesungguhnya sesuatu yang asalnya yakin tidak hilang dengan munculnya keraguan,
yakin hanya dapat hilang dengan hal yg meyakinkan juga

( ALWAJIZ FI SYARHI QOWAID FIQHIYYAH ABDUL KARIM ZAIDAN HAL. 42)


DALIL KAIDAH INI 60

‫َوَما يَتمبِ ُع أَ ْكثَ ُر ُى ْم إِالم ظَنًّا إِ من الظم من الَ يُ ْغ ِين ِم َن احلَِّق َشْي ًئا‬

“ dan kebanyakan dari mereka itu hanya mengikuti prasangka semata, sesungguhnya
prasangka itu tidak memenuhi kebenaran sedikitpun..” (QS Yunus:36)
DALIL KEDUA KAIDAH INI 61

Hadist: “ Dikeluhkan kepada Nabi adanya seorang laki-laki yang sering ragu seolah
merasakan sesuatu yang keluar darinya (hadast) dalam sholat. Maka Nabi bersabda:
“Janganlah anda pergi sampai anda mendengar suara atau merasakan angin”.
(HR BUKHORI : 137, MUSLIM :NO 361)

Imam Nawawi Menjelaskan: “Hadist ini merupakan prinsip-prinsip ajaran Islam dan merupakan
kaidah fikih yang agung, bahwasannya sesuatu itu tetap berada pada asalnya sampai datang
keyakinan yang menyelisihinya, dan tidaklah rusak keyakinan yang ada dengan munculnya
keragu-raguan. (Alminhaj Syarah Sohih Muslim J2/171)
DALIL KETIGA KAIDAH INI 62

Dari Abu Hurairoh berkata bahwa Rasulullah bersabda : “ Jika salah seorang diantara
kalian merasakan sesuatu didalam perutnya, dan ia ragu apakah keluar sesuatu
(angin) darinya atau tidak, maka janganlah ia keluar dari masjid (meninggalkan
sholat) sampai ia mendengar suara atau merasakan angin”. (HR MUSLIM, NO.36)
PENERAPAN KAIDAH INI DALAM BIDANG IBADAH & MUAMALAH 63

(TETAP SUCI) Barangsiapa yg yakin dalam keadaan suci (Punya Wudhu) kemudian ia ragu
apakah sudah berhadast (Batal) atau belum. maka ia dihukumi berada dalam kondisi awalnya
yaitu suci (Punya Wudhu) tidak ada bedanya apakah keraguan itu muncul dalam sholat atau
diluar sholat (Imam Nawawi. Dalam Alminhaj Syarah Sohih Muslim J2/ 171)

(YAKIN BERHADAST) Adapun jika seseorang yakin (Telah) berhadast dan ragu dalam keadaan
suci maka ia wajib berwudhu berdasarkan ijma’ kesepakatan Ulama. (Al.minhaj j2 / 171)
PENERAPAN KAIDAH “ AL YAQIN LA YAZULU BISYAK” 64

(ACUANNYA YAKIN) Barangsiapa yg yakin dalam keadaan suci (Punya Wudhu) dan
meragukan hadast maka ia dihukumi suci (Punya wudhu) sebaliknya, siapa yang merasa
yakin telah berhadast dan meragukan suci (punya wudhu) maka ia dihukumi berhadast.
(Al-wajiz syarah qowaid fiqhiyyah Abdul Karim Zaidan hal.43)

(PILIH YG SEDIKIT) jika seseorang yakin melakukan sesuatu. Akan tetapi ia ragu dalam
melakukannya apakah dengan jumlah yang sedikit atau dengan jumlah yang banyak,
maka ia diarahkan untuk memilih yang sedikit karna yg sedikit itulah yang meyakinkan.
Berdasarkan dalil berikut. (Alwajiz Hal.43)
APLIKASI KAIDAH “AL-YAQIN LA YAZULU BISYAK” 65

(HADIST 3 ATAU 4 RAKAAT) Dari Abdurrahman Bin auf, aku mendengar Rasulullah
bersabda : “jika salah seorang diantara kalian lupa dalam sholatnya, apakah ia telah
sholat 1 atau 2 rokaat, maka tetapkan (Pilihlah) yang 1 rokaat. Apabila ia lupa apakah
telah sholat 3 atau 4 rokaat, maka tetapkan (Pilihlah) yang 3 rokaat, lalu bersujudlah dua
kali sebelum salam (Sujud sahwi)

(HR At tirmidzi 400 dalam Al-wajiz syarah qowaid fiqhiyyah Abdul Karim Zaidan hal.43)
APLIKASI KAIDAH “AL YAQIN LA YAZULU BISSYAK” 66

(MANASIK HAJI) Jika seseorang ragu dalam jumlah bilangan towaf, sa’i, atau melempar
jumroh dalam manasik hajinya . Maka pilihlah jumlah bilangan yang sedikit ( Syeikh Sa’di
dalam Manzumah Al Qowaid al fiqhiyyah Hal. 87)

(WUDHU) Seseorang berwudhu setelah selesai wudhunya muncul keraguan apakah ia


telah berkumur atau belum maka keraguan itu tidaklah merusak wudhunya. (Karna
keraguan yg muncul setelah amal dilaksanakan tidaklah dianggap)
(Syeikh Usaimin dalam Manzumah Al qowaid Al fiqhiyyah Hal. 88)
APLIKASI KAIDAH “ALYAQIN LA YAZULU BISYAK” 67

(YAKIN BERHUTANG) Barangsiapa yg yakin punya hutang pada seseorang, kemudian muncul
keraguan apakah hutangnya sudah dilunasi atau belum, maka ia dianggap masih berhutang.
(Al Wajiz Syekh Muhammad Alborno hal. 170)

(PERNIKAHAN) Siapa yang pernikahannya dg seorang wanita telah ditetapkan dengan akad
yang sah, jika dikemudian hari muncul keraguan dalam hal talak, maka ikatan pernikahannya
dianggap tetap ada ( Al Wajiz Syeikh Muhammad Al borno Hal. 170)
APLIKASI KAIDAH “ ALYAQIN LA YAZULU BISYAK” 68

(KEPEMILIKAN) Barangsiapa yg yakin memiliki sesuatu, maka kepemilikannya itu tidak bisa
hilang kecuali dengan sebab yang menghapus kepemilikan tersebut secara meyakinkan
(Al-wajiz syekh Abdul karim zaidan hal.43)

(SHOUM) Barangsiapa yang makan diakhir malam (waktu sahur) kemudian ia ragu apakah
telah terbit fajar atau belum (imsak) maka puasanya sah karna asalnya ia (Yakin) berada di
malam hari. (Alwajiz Abdul karim zaidan Hal.43)
APLIKASI KAIDAH “AL YAQIN LA YAZULU BISYAK” 69

(RAGU SETELAH SELESAI SHOLAT) Seseorang telah selesai sholat, kemudian muncul
keraguan apakah ia sholat tiga rakaat atau empat rokaat. Maka kita katakan padanya
jangan anda hiraukan keraguan itu karena ia muncul stelah Ibadah selesai dilaksanakan.
Syeikh usaimin berkata: keraguan yg muncul setelah amal selesai dilaksanakan tidak
berpengaruh/jangan dihiraukan.
(Syeikh Usaimin dalam Syarah manzumah qowaid fiqhiyyah hal.87-88)
APLIKASI KAIDAH : AL-YAQIN LA YAZULU BISYAK 70

(RAGU SUJUD SETELAH SHOLAT) Seseorang sholat, kemudian setelah salam ia ragu
apakah sujud 2 kali atau sujud sekali, maka sholatnya dianggap sah jangan hiraukan
keraguan itu, karna jika dihiraukan akan muncul keraguan-keraguan yg lain, sehingga
ia berkata: mungkin aku hanya sujud sekali dalam setiap rakaat. Sehingga ia
mengulang sholat dari awal. (Syeikh Usaimin Syarah Manzumah hal. 88)
71
PENJELASAN KAIDAH “ LA DOROR WALA DIROR” 72

‫ مقابلة الضرر ابلضرر‬:‫ والضرار‬. ‫ إحلاق مفسدة ابلغًن مطلقا‬:‫الضرر‬


‫أو ال يضر الرجل أخاه ابتداء وال جزاء‬
Tidak boleh membahayakan orang lain secara mutlak, tidak juga melawan mudorot
dengan Mudorot (Tanpa hak) . dengan kata lain Tidak boleh seseorang itu
membahayakan saudaranya baik memulai maupun membalasnya (Tanpa Hak)
( Al Wajiz Fi iidohi qowaid fiqhi alkuliyyah Muhammad Al Borno Hal. 251-252 )
KEDUDUKAN KAIDAH INI 73

‫(ىذه القاعدة) أهنا سند دلبدأ االستصالح يف جلب ادلصاحل و درء ادلفاسد وىي عدة‬
) 254‫الفقهاء و عمدهتم و ميزاهنم يف تقرير األحكام الشرعية للحوادث (الوجيز ص‬

Kaidah ini menjadi PRINSIP KEMASLAHATAN, yaitu Mengambil Maslahat serta menjauhi
mudorot (Kerusakan), Kaidah ini juga menjadi “BEKAL “ bagi para Ahli Fikih serta
sandaran & Timbangan mereka dalam menetapkan Hukum-Hukum Syari’at pada setiap
Peristiwa & Kejadian (KITAB AL- WAJIZ, MUHAMMAD AL BORNO Hal. 254)
DALIL KAIDAH INI 74

:‫عن أيب سعيد سعد بن مالك بن سنان اخلدري هنع هللا يضر أن رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص قال‬
ِ َ‫ضرر وال‬
‫ض َر َار‬ َ َ َ َ َ‫ال‬
Dari Abi Said Sa’d Bin Malik Bin Sinan alkhudri Bahawasannya Rasulullah Bersabda :
“Tidak boleh ada mudorot, tidak juga membalas mudorot dengan mudorot”.
( Hadist Sohih Riwayat Darul Quthni 3/77, Imam Baihaqi 6/69, Al Hakim 2/66 &
Ibnu Majah No.2340 Dalam Kitab Addurroh Assalafiyah syarah arbain nawawiyah Hal 224 )
PENJELASAN HADIST LA DORORO WALA DIRORO 75

DOROR : Adalah anda membahayakan orang lain yg tidak membahayakan anda, DIROR adalah
: Anda membalas orang yang membahayakan anda tapi dengan balasan yg tak sebanding
(Lebih besar) serta membela diri dengan cara yang bathil (Ibnu Daqiq Al-iid Dalam Kitab
Addurroh Assalafiyah Hal. 225)

DOROR Adalah membahayakan orang lain tanpa sengaja, DIROR adalah membahayakan
orang lain dengan sengaja . Yang mana keduanya dilarang oleh Nabi Muhammad Shollallahu
alaihi wasallam (Syeikh Usaimin Rohimahullah Dalam Kitab Adduroh Assalafiyah Hal.225)
APLIKASI KAIDAH - LA DOROR WALA DIROR 76

(MENYEBARKAN BERITA HOAX SAAT COVID) Wajib bagi seluruh kaum muslimin dan seluruh
insan media elektronik menghindari / menjauhi menyebarkan berita bohong yg menakut-
nakuti manusia, dan wajib bagi semua orang utk memerangi penyebaran hoax utk mghindari
dampak negatifnya (QS:Qof :18-Tidaklah ada satu kata yg diucapkan kecuali malaikat Roqib
dan atid mencatatnya). Jg menyerukan kpd mereka utk menggunakan sarana Komunikasi utk
menyebarkan informasi kedokteran dan hukum2 agama yg berkaitan dengannya dgn cara yg
benar jg hukum2 yg terkait dgn wabah COVID ini dgn benar. Serta menyebarkan optimisme
kpd masyarakat umum, mengintensifkan edukasi utk meningkatkan kekebalan tubuh dgn
dipimpin & diawasi oleh pihak yg berwenang disetiap Negara.
( FATWA ORGANISASI FIKIH INTERNASIOANAL POINT 16. www.oic.oci.org)
6 KAIDAH FIKIH TURUNAN DARI KAIDAH LAA DORORO WALA DIRORO
77

1 Ad-Dororu yudfa’u bi qodril imkan Mudorot itu dihilangkan sebatas Kemampuan


2 Ad-dororu Yuzaalu Mudhorot itu harus dihilangkan
Mudhorot tdk boleh dihilangkan dengan mudorot juga
3 Ad-Dororu Laa Yuzalu biddorori
(yg sebanding atau lebih Besar)
Memilih salah satu mudorot yg lebih ringan dari dua
4 Yukhtaru Akhoffu Dororoin
mudhorot (yang harus dilakukan)
Yatahammalu Addoror alkhos Menanggung mudorot yang khusus demi menghindari
5
lidaf’I addoror al aam mudorot yg umum
Dar’ul mafasid aula min jalbil Menolak Mudorot lebih diutamakan dari pada mengambil
6
masolih manfaat (jika keduanya berbenturan & sama besar)
SUMBER : KITAB AL-WAJIZ FI IIDOHI QOWAID AL FIQH AL- KULIYYAH HAL 256-266
1. ADDORU YUZALU “Mudorot itu Harus dihilangkan” 78

JAUHI BERKUMPUL & BERGEROMBOL SAAT COVID


Para dokter dan para pakar kesehatan menetapkan bahwa berkumpul/bergerombol dapat
menyebabkan teradinya penularan covid 19 maka dari itu harus melakukan sebab-sebab yg
mencegah terjadinya perkumpulan2 dgn segala bentuknya. Allah Ta’ala berfirman
‫آمنُوا ُخ ُذوا ِح ْذ َرُك ْم‬ ِ‫م‬
َ ‫ايَ أَيُّ َها الذ‬
َ ‫ين‬
“Wahai Orang2 beriman laksanakanlah kehati-hatian kalian (Qs. Annisa: 71)
Begitu juga boleh bagi pemerintah menutup masjid utk sholat jumat, jama’ah, taraweh, dan
sholat ied serta memberhentikan sementara haji dan umroh memberhentikan sementara
aktifitas, memberhentikan sementara sarana2 transportasi , melarang berkeliling/bepergian,
menutup sementara sekolah-sekolah dan universitas, serta menerapkan system belajar
online/jarak jauh serta menutup tempat2 berkumpul nya manusia yg lain.
( FATWA Organisasi Fikih Internasional. Point.Ke-7- www.oic.oci.org)
ADDORU YUZALU “Mudorot itu Harus dihilangkan” 79

MENGONTROL HARGA-HARGA SAAT PANDEMI COVID


Wajib bagi Negara-Negara mengontrol harga-harga utk mencegah terjadinya monopoli
serta menentukan harga yg sesuai karna mempermainkan harga didalam situasi spt ini
adalah haram menurut syari’at dan wajib merencanakan program ekonomi yg sesuai utk
menghadapi keadaan ini juga memastikan ketersediaan stok kebutuhan pokok, serta
melarang menyimpan bahan kebutuhan pokok secara berlebihan karna yg demikian dpt
menimbulkan kenaikan harga dan berlebihan /tabzir yg terlarang secara syariat

Rekomendasi Organisasi Fikih Internasional point ke-21. Tanggal 16/4/2020 www.oic.oci.org


1. ADDORU YUZALU “Mudorot itu Harus dihilangkan” 80

MENOLAK MAYAT COVID UTK DIMAKAMKAN BOLEHKAH.???


Kewajiban Kaum Muslimin ketika ada saudaranya yg meninggal dunia adalah menyegerakan
pemakamannya berdasarkan sabda NABI :”asriuu’ bil janazah…Segerakanlah pemakaman jenazah nya
”(Muttafaq alaih),ke-2 hak & Kewajiban sesama muslim diantaranya : “Jika ia meninggal dunia
mengantarkan jenazahnya kepemakaman-(HR.Muslim), ke-3 Para dokter dan pakar kesehatan telah
melakukan prosedur kesehatan yg ketat dgn membungkus mayat dg plastik & peti sehingga bisa
dipastikan virus tdk menyebar & Aman, sementara penolakkan dibangun atas prasangka dan rasa
takut yg berlebihan, tentunya ilmu lebih kuat daripada prasangka, yg ke-4, menolak pemakaman mayat
Covid berpotensi menimbulkan gejolak sosial baru & keresahan di tengah masyarakat. Sehingga
dengan demikian penolakkan mayat Covid utk dimakamkan bertentangan dengan syariat & wajib
dihindari serta tdk boleh terjadi. (PENULIS)
YUKHTARU AKHOFFU DOROIN “Memilih mudorot yg lebih ringan” 81

(MENJAGA SHOLAT BERJAMA’AH ATAU MENJAGA JIWA SAAT COVID 19 )


Menjaga : Agama, Jiwa, akal, diri/Kehormatan serta Harta merupakan maqosid syari’ah (tujuan
syariat) mana yg harus didahulukan ketika kepentingan menjaga agama, berbenturan dg menjaga
nyawa saat covid 19?. Para Ulama Ahli Ushul Fikih Spt: Imam Ibnu Taimiyah, Imam Zarkasy, Qorofi,
Arrozi, Baidhowi berpendapat bahwa apabila tujuan menjaga agama berbenturan dgn menjaga
nyawa, maka menjaga nyawa lebih diutamakan drpd menjaga agama dgn alasan; 1.Agama tdk
mungkin ditegakkan jika nyawa manusia hilang, 2. Allah mengizinkan mengucapkan kalimat kufur
saat nyawa terancam hilang (Sbgm Kisah Amar bin yasir) 3. Sholat Jum’at dapat diganti dgn
sholat dzuhur saat Udzur (Rukhsoh Ibdal) 4.Sholat berjama’ah adalah penyempurna agama
bukan pokok agama. sementara menghindari covid 19 disaat wabah merupakan hal yg pokok
demi menjaga keselamatan nyawa / Jiwa (DR.Kholid Hanafi . Website : Aljazeera.net. 20/3/2020)
YUKHTARU AKHOFFU DOROIN “Memilih mudorot yg lbh ringan” 82

(FATWA MUI TENTANG SHOLAT BERJAMA’AH SAAT COVID)


Disaat penyebaran Covid tak terkendali maka Ummat Islam tdk diperbolehkan sholat
berjama’ah dan Jum’at dimasjid dan menggantinya dgn sholat dirumah/ di tempat masing2,
dan jk kondisi penyebaran covid kembali terkendali maka wajib kembali melaksanakan
sholat jum’at & jama’ah dg tetap menjaga diri dari penularan (Menerapkan protokol
kesehatan) (fatwa point 4&5 diringkas).

(Fatwa MUI no.40 Tanggal 21 Rajab 1441 H / 16 maret Tahun 2020. www.mui.co.id)
“ADDORORU yuzalu biqodril imkan 83

“Mudorot dihilangkan dlm batas kesanggupan “

MAYAT KORBAN COVID DIBAKAR BOLEHKAH???


TIDAK BOLEH MEMBAKAR MAYAT KAUM MUSLIMIN dalam kondisi apapun , wajib
menyegerakan dlm menguburkannya karena terlambat menguburkannya adalah makruh
secara syari’ dari ibnu umar rodiyallahu anhu berkata aku mendengar Rasulullah
Shollallahu alaihi wassallam bersabda “jika salah seorang diantara kalian wafat maka
janganlah ditahan, segerakanlah ia kekuburnya (imam baihaqi)

( FATWA Organisasi Fikih Internasional Rekomendasi poin ke-13. www.oic.oci.org)


Jalbul Masolih wa dar’ul mafasid 84

“mengambil manfaat menjauhi mudorot”.

MEMBANTU OBAT & PERALATAN KESEHATAN


Kpd Negara dan pihak-pihak yg bergerak dlm bidang social utk memastikan tersedianya
peralatan kesehatan dan kodekteran maupun obat-obatan bisa dgn memproduksi sendiri
atau dgn cara lainnya begitu juga Negara bisa menghibahkan peralatan kesehatan dan obat-
obatan kpd Negara yg membutuhkan didunia internasional utk menanggulangi wabah ini yg
mengaancam kemanusiaan semuanya

(Rekomendasi Organisasi Fikih Internasional point ke-19. Tanggal 16/4/2020 www.oic.oci.org


Jalbul Masolih wa dar’ul mafasid 85

“mengambil manfaat menjauhi mudorot”.

MENYEDIAKAN PERALATAN KESEHATATAN SAAT WABAH


wajib bagi pemerintah menjamin/ menyediakan peralatan yg dibutuhkan spt alat pernafasan
yg dibutuhkan dlm proses pengobatan pasien serta kpd para dokter utk memperhatikan adab
dan kode etik kedokteraan/kesehatan dlm menggunakan alat alat tersebut spt mendahulukan
siapa yg paling berpotensi dapat disembuhkan saat terjadi sedikitnya peralatan dan banyaknya
jumlah pasien serta efektifitas pengaruh alat tersebut kpada pasien.
(Rekomendasi Organisasi Fikih Internasional point ke-18. Tanggal 16/4/2020 www.oic.oci.org)
Jalbul Masolih wa dar’ul mafasid-Mengambil Manfaat menolak mudorot 86

MENELITI OBAT & VAKSIN COVID 19


Dlm situasi dan kondisi yang mana belum ada obat dan vaksin covid maka disarankan kpd
para ahli medis dan pakar kesehatan utk mengadakan penelitian dan uji coba utk
menemukan obat dan vaksin covid sesuai dengan prosedur penelitian dibidang
kedokteran/kesehatan yg mengikuti persyaratan dan standard internasional.

(Rekomendasi Organisasi Fikih Internasional point ke-20. Tanggal 16/4/2020 www.oic.oci.org)


6. DAR’UL MAFASID AULA MIN JALBIL MASOLIH 87
(Menjauhi mudorot lbh utama drpd mengambil manfaat)
(KOMUNIKASI ISLAMI) yang dimaksud dengan komunikasi islami (khitob Islami) adalah cara
mengekspresikan dan gaya berkomunikasi untuk menjelaskan hakikat ajaran Islam dan
syari’at-syari’atnya. Tidak boleh usaha memperbaharui gaya mengkomunikasikan islam
dengan klaim menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman menyebabkan berubahnya tsawabit
(ajaran-ajaran Islam yang baku) atau berlepas diri dari prinsip-prinsip Islam atau Hukum-
Hukum syari’at yang baku.

( Organisasi Fikih Islam di jeddah, Muharrom 1425 H. kitab Usul Nawazil Hal. 416 )
ADDORORU YUZLU “Mudorot itu harus dihilangkan” 88

(KOMUNIKASI INTERNASIONAL) Wajib bagi kita ummat Islam merubah gaya/cara


mengkomunikasikan/Menyampaikan Islam dizaman modern ini sehingga bisa difahami
oleh pihak-pihak yg jauh dan menyelisihi islam dan ajaran-ajarannya baik akidah, akhlak
maupun syariat. Sehingga dgn demikian dpt menghilangkan banyak syubhat/kerancuan, jk
gaya komunikasinya provokatif maka menyebabkan mereka menindas kaum muslimin.
Sebaliknya jika cara mengkomunikasikan Islamnya dilakukan dengan cara yg baik niscaya
Islam sebagai agama yg lurus ini bisa tersampaikan kepada penduduk bumi semuanya.
( Majlis Fatwa Eropa, Jumadil Ula 1424 H. dalam kitab Usul Nawazil Hal. 416)
ADDOROR YUZALU –Mudorot harus dihilangkan 89

(PERTUKARAN PELAJAR & BAHAYANYA) Pertukaran pelajar/Mahasiswa kenegara-negara


Barat merupakan fenomena yang selain ada sisi positifnya ada juga dampak negatifnya
berupa kemunduran kaum muslimin dan majunya orang-orang kafir dalam bidang materi
dan ilmu-ilmu terapan, hal ini sengaja digalakkan oleh tangan-tangan yg berdosa karena
mereka memahami dampak yg cukup bahaya dan menghancurkan Ummat Islam dan
bangunannya. Maka diusulkan supaya tdk ada pertukaran pelajar kecuali saat darurat,
dengan membekali para mahasiswa ttg agama, senjata ilmu, serta pengetahuan islam ttg
makanan, minuman, yg diharamkan, serta membantu mereka memilihkan universitas yg
baik, dianjurkan supaya mereka jg sdh menikah & Bersama Istri
( MUKTAMAR INTERNASIONAL DI UI MADINAH SAFAR 1397 H. Usul Nawazil Hal. 417)
ADDOROR YUZALU-Mudorot itu harus dihilangkan 90

(KEBEBASAN BERPENDAPAT) Kebebasan berpendapat & Berekspresi merupakan Hak


yang dilindungi di dalam Islam dalam kerangka Rambu-rambu syariat‫ و‬diantaranya adalah
Tidak memojokkan orang lain, tdk mengandung permusuhan terhadap agama atau syi’ar-
syi’arnya atau syari’at-syari’atnya atau simbol-simbol kesuciannya, jangan sampai
kebebasan itu melanggar Peraturan umum dan juga menimbulkan perpecahan kaum
Muslimin (ORGANISASI FIKIH ISLAM DI JEDDAH, JUMADIL ULA 1430.H Dalam Kitab Usul
Nawazil Hal.418. M.Husein Al Jizani)
Penerapan Kaidah : “ Jalbul Masolih wa dar’ul Mafasid “ 91

(REFORMASI SISTEM PENDIDIKAN ISLAM) ORGANISASI FIKIH ISLAM merekomendasikan

agar Negara-Negara Islam merevisi Sistem/Kurikulum pendidikan yang sedang berjalan

(diterapkan) di Dunia Islam serta mengembangkan dan memadukannya antara Asolah

Islamiyah (Orisinalitas Islam) dan Mu’asiroh (Kontemporer/Kekinian) secara mandiri tanpa

campur tangan asing (ORGANISASI FIKIH ISLAM DI JEDDAH, MUHAROM 1425.H)


ADDOROR YUZALU “Mudorot harus dihilangkan” 92

(RAMBU-RAMBU PERADABAN ISLAM) Jalan untuk mengobati ketertinggalan yang


dialami oleh Ummat Islam akan terlaksana dg sempurna dengan cara kembali kepada
Agama yg lurus dengan jujur dan komitmen menjalankan hukum-hukumnya serta
menerapkannya secara sempurna dan seimbang berdasarkan kebutuhan demi
suksesnya program “Kebangkitan Islam” . Begitu juga wajib melepaskan diri dari sifat-
sifat negatif yang dialami kaum muslimin seperti : Fanatisme Madzhab, Radikalisme
akhlak dan pemikiran, Atheisme (anti Tuhan), anti agama serta hegemoni (Dominasi)
ilmu pengetahuan
(FATWA ORGANISASI FIKIH ISLAM DI JEDDAH, JUMADIL AKHIR 1428.H )
93
MAKNA MASYAQQOH TAJLIBUT TAISIR 94

(Sumber : Kitab Alwajiz Karya Syekh M. Al borno Hal. 218)

‫ إن الصعىبت والعناء جصبح سببا للتسهيل‬:‫املعنى اللغىي‬

MAKNA BAHASA : AL-MASYAQQOH TAJLIBUT TAISIR


Sesungguhnya Kesulitan dan keberatan menjadi sebab diberikannya kemudahan
MAKNA MASYAQQOH TAJLIBUT TAISIR SECARA SYAR’I 95

(Sumber : Kitab Alwajiz Karya Syekh M. Al borno Hal. 218)

‫ أن األحكام اليت ينشأ عن تطبيقها حرج عن ادلكلف و مشقة يف نفسو‬:‫ادلعىن الشرعي‬


‫أو مالو فالشريعة ختففها مبا يقع حتت قدرة ادلكلف دون عسر أو إحراج‬
MAKNA SYARI’ : Sesungguhnya Hukum-hukum (syariat) yang dalam pengamalannya
menimbulkan kesulitan dari Mukallaf (Muslim) dan keberatan dlm dirinya atau hartanya,
Maka Syariat Meringankannya sehingga dpt diamalkan dlm batas kesanggupannya ,
dengan tanpa kesulitan dan keberatan
DALIL-DALIL KAIDAH INI DARI AL-QUR’AN 96

Allah menghendaki kemudahan bagi kalian &


ِ
1 َ ُ‫يُ ِري ُد ب ُك ُم الي‬
‫سرى وال يُريد بكم العُ ْس َر‬ Allah tdk menghendaki kesulitan bagi kalian
(Qs.2:185)

َ ‫فسا إِالم ُو‬


‫سع َها‬ ُ ِّ‫ال يُ َكل‬
ً َ‫ف هللاُ ن‬
Allah tdk membebani setiap jiwa kecuali dlm
2 batas kesanggupannya (QS. 2:286)

َ ‫يُ ِري ُد هللاُ أن ُُيَِّف‬


‫ف عنكم‬ Allah hendak memberikan keringanan kepada
3 kalian (QS.4:28)

4 ‫َوما َجعل عليكم يف الدي ِن من َحرج‬ Dan Allah tdk menjadikan kesulitan utk kalian
di dlm agama (QS.22:78)
DALIL-DALIL KAIDAH INI DARI HADIST 97

1 ‫ت ِاب ْحلَنِ ِيفيم ِة ال مس ْم َح ِة‬


ُ ‫بُع ْش‬
Aku diutus oleh Allah dengan Agama yg lurus
lagi mudah (HR.Ahmad)
Sesungguhnya kalian diutus utk memudahkan,
ِ
‫عسرين‬
2 ّ ‫إَّنا بُعثتم ميسرين ومل تُبعثوا ُم‬ & Kalian tdk diutus utk menyulitkan
(Muttafaq alaih)

ُ ‫ًن‬
‫رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص بٌن شيئٌن إال‬ َِّ‫َما ُخ‬
Tdklah Rasul diberikan pilihan dlm dua hal
3 maka beliau hanya memilih yg termudah
‫اختار أيسرمها ما مل يكن إمثا‬ selama bukan dosa (Muttafaq alaih)

‫إن هللا وضع عن أميت اخلطأ والنسيان‬ Sesungguhnya Allah mengangkat dr ummatku
4 salah, lupa & hal yg dipaksakan pd mereka
‫وما استكرىوا عليو‬ (HR Alhakim)
2 JENIS MASYAQQOH / KESULITAN /KEBERATAN DALAM SYARI’AT 98

1. Masyaqqoh Yg Menempel pd Beban Lapar ketika Puasa, Ngantuk saat subuh, Dingin saat
Wudhu, Sakit dlm rajam, Sakit saat potong tangan, Takut
Syari’at (Taklif) & Tidak menyebabkan saat Jihad , lelah saat berhaji, harta berkurang saat
Rukhsoh sdekah dll ( Tidak Menyebabkan adanya Ruksoh)

1) KESULITAN YG BERAT (Terancamnya Nyawa, Akal,


Harta dll ) Inilah yg menyebabkan Ruksoh
2. Masyaqqoh yg tdk menempel /
2) KESULITAN YG RINGAN (spt flu ringan) ini tdk
Diluar Taklif (ADA 3 TINGKATAN) menyebabkan Ruksoh
3) KESULITAN SEDANG: Jika cenderung kpd yg berat
(dpt Rukhsoh), Jk Cenderung kpd Ringan tdk
menyebabkan Rukhsoh
99

NO SEBAB RUKHSOH CONTOH JENIS RUKSOH

Sholat Jamak & Qoshor, Berbuka & Qodho Puasa,


1 SAFAR
blh tdk Jum’atan, dll
2 SAKIT Tayamum, duduk saat sholat, berbuka & Qodho Puasa, dll
Perkataan & Perbuatan orang yg dipaksa tdk dianggap oleh Syari’at
3 DIPAKSA
Spt Berkata –kata yg mgandung kekufuran, dll
4 LUPA Makan Minum karna lupa tdk membatalkan puasa

Tdk tahu syariat karna baru masuk islam, tinggal dipedalaman,


5 BODOH
maka pelanggarannya dimaafkan

6 UMUMUL BALWA Kesulitan(Musibah) yg tersebar/merata Seperti Wabah Covid


Orang Gila, Orang Buta, Autis, anak-anak, tdk dibebankan syari’at /
7 KEKURANGAN
dikurangi beban syari’atnya
100
NO NAMA RUKSOH MAKNANYA CONTOH
Gugurnya kewajiban Sholat Bagi Wanita
1 RUKSOH ISQOTH Digugurkan Karna Uzur
Haid & Nifas
2 RUKSOH TANQIS Dikurangi Karna Uzur Sholat Qosor bagi Musafir
Wudhu diganti Tayamum saat tdk ada
3 RUKSOH IBDAL Diganti Karna uzur
air/sakit
4 RUKSOH TAQDIM Diawalkan Karna udzur Sholat Jamak Taqdim bg Musafir
Mengakhirkan Soum Bg Wanita Haid &
5 RUKHSOH TAKHIR Diakhirkan Karna Udzur
Nifas, Sholat Jmk Ta’khir
Bangkai / Babi jadi halal bagi yg terancam
6 RUKHSOH IDTIROR Keadaan DARURAT
nyawanya saat darurat
7 RUKHSOH TAGYIR Dirubah Saat Udzur Puasa dirubah fidyah bagi tua jompo

Sumber : Kitab Alwajiz Fi idohi qowaid alfiqh alkuliyyah M.Alborno Hal. 229
APLIKASI KAIDAH “AL –MASYAQOH TAJLIBUT TAISIR” 101

BOLEH MENGGANTI JUM’AT DENGAN DZUHUR


Bagi Orang yg sehat / belum terpapar Covid 19 dalam hal ia berada disatu kawasan yg
potensi penularannya tinggi atau sangat tinggi berdasarkan ketetapan pihak yg berwenang
(gugus Tugas) maka ia boleh meninggalkan sholat jum’at dan menggantinya dengan sholat
dzuhur dirumah/ tempat kediamannya serta meninggalkan sholat berjama’ah lima waktu /
rawatib, Taraweh dan Ied dimasjid atau tempat umum lainnya ( diganti dgn sholat dirumah).
(Rukhsoh Ibdal-Mengganti)
(FATWA MUI POINT 3A NO.14 Tanggal 16 Maret 2020 www.mui.co.id)
PENERAPAN KAIDAH “ AL-MASYAQQOH TAJLIBUT TAISIR” 102

BOLEH MENJAMAK SHOLAT BAGI NAKES SAAT COVID


Boleh bagi para petugas kesehatan dan keamanan dan yg sejenisnya didalam wabah ini
mengambil rukhsoh menjamak sholat, baik takdim atau takhir, sbg kiyas dlm keadaan safar
dgn sbb adanya masyaqqoh (kesulitan/keberatan) serta kebutuhan. Atau melakukan
sholat jamak suwari (jamak sewaktu dibutuhkan/temporal) – (Rukhsoh Takdhim & Takhir )

(FATWA ORGANISASI FIKIH INTERNASIONAL POINT 10Tanggal 16


/4/2020.www.oic.oci.org)
PENERAPAN KAIDAH “ AL-MASYAQQOH TAJLIBUT TAISIR” 103

(MENGURUS JENAZAH COVID ) Wajib memandikan dan mengkafani mayit yg terkena covid
meskipun hanya di perciki, jk tdk bs ditayamumkan, jk juga tdk memungkinkan maka gugur
kewajiban memandikannya. Hendaklah yg mengurus mayit para nakes dan wajib menggunakan
apd serta usahakan sesedikit mgkn yg mengurusi pemandiannya utk meminimalisir penularan
virus, tdk blh mengkafani mayit & Menguburkannya kecuali dibawah pengawasan Nakes sbg
preventif terjadinya penularan disertai dgn protokol yg dibutuhkan spt seperti mebungkus
mayat dgn plastik, yg tertutup rapat kmudian disholatkan , boleh bagi kaum muslimin yg ingin
mensholatkannya secara goib meskipun sendiri-sendiri ditempat mana sj mereka
mensholatkannya, TIDAK BOLEH MEMBAKAR MAYAT KAUM MUSLIMIN dalam kondisi apapun.
(FATWA ORGANISASI FIKIH INTERNASIONAL POINT 13 Tanggal 16 /4/2020.www.oic.oci.org)
PENERAPAN KAIDAH “ AL-MASYAQQOH TAJLIBUT TAISIR” 104

SHOFF BERJAUHAN BOLEHKAH ? ?


Berdiri Saat Sholat wajib merupakan Rukun Sholat, Ktika Udzur spt Sakit maka Boleh diganti dgn
duduk (Rukhsoh Ibdal), merapatkan shoff adalah Tahsin (penyempurna Bukan Rukun Sholat)
jika rukun yg merupakan syarat sahnya sholat (Berdiri) boleh diganti duduk maka merapatkan
shoff yg hanya merupakan tahsin Sholat lebih boleh lagi diganti dgn berjauhan karna udzur utk
menghindari kemungkinan terjadinya penularan Covid dan ada maslahat yg lebih besar.
Sholatnya tetap bernilai sempurna karena udzurlah yg mengharuskan sholat berjauhan,
sbagaimana musafir & Org sakit mendapatkan pahala penuh saat tdk bisa melaksanakan
sholat/ibadah dengan sempurna (HR.Bukhori No.2996) Wallahu Alam Bissowab . PENULIS
105
ADAT / URF /KEBIASAAN DAPAT MENJADI HUKUM 106

MAKNA KAIDAH “AL –ADAH MUHAKKAMAH SECARA SYAR’I


(Sumber : Kitab Alwajiz Karya Syekh M. Al borno Hal. 292)

‫إن عادة الناس إذا مل تكن خمالفة للشرع حجة و دليل جيب العمل مبوجبها آلن العادة حمكمة‬

Sesungguhnya Kebiasaan Manusia (Adat/Urf) jika tidak bertentangan dengan syari’at


menjadi Hujjah & Dalil yg wajib di amalkan, karena adat menjadi Hukum
NO PERSYARATAN ADAT / URF CONTOH 107

ADAT /URF Tidak Bertentangan Dengan Nash


1 Ba’I Salam (jual beli Secara Indent)
Syari’at
Kebiasaan memberikan komisi Kpd agent
2 Mendatangkan Maslahat
Property
Besaran Nafkah Istri berdasarkan Urf/
3 Mencegah Mudorot
Kebiasaan
Memberikan hadiah saat lamaran kpd
4 Tidak bertentangan dgn ajaran syari’at
calon istri
Komisi yg disepakati 5%, Kebiasaan
Tidak Bertentangan dengan syarat yg tlh disepakati
5 Komisi 2,5%, Maka yg di pakai komisi
oleh para pihak yg berakad
yg 5%
Jika Persayaratan ini dipenuhi maka berlakulah KAIDAH “ asabit bil urfi ka tsaabit binnas”
Ketetapan berdasarkan adat sama seperti ketentuan Nash”.
Sumber: Al Wajiz Fi Usul Fiqh : Wahbah Azzuhaili: Hal.97-100, Alwajiz Fi Usul Fiqh: Abdul Karim Zaidan: Hal.252-259,
Al-wajiz Fi idohi Qowaid Alfiqh Al Kuliyyah :M.Alborno Hal.270-285
108

1. ADAT / URF YG SOHIH 2. ADAT / URF YG FASID (RUSAK)


( Yg Tdk Bertentangan dgn Syari’at ) ( Yg Bertentangan dgn Syari’at )

1 Ba’I Salam (Jual Beli Indent) 1 Kebiasaan bermu’amalah dg riba

2 Ba’I Istisna’ ( Indent Perabotan) 2 Bermu’amalah dg bank ribawi

3 Penentuan Minimal Usia Baligh 3 Campur baur Pria wanita pd acara umum

4 Minimal/Maksimalnya haid & Nifas 4 Menyuguhkan Khomer dlm jamuan

5 Libur sehari dlm spekan 5 Berjoged pd momen gembira


1. ADAT / URF YG SOHIH 2. ADAT / URF YG FASID (RUSAK) 109
( Yg Tdk Bertentangan dgn Syari’at ) ( Yg Bertentangan dgn Syari’at )
6 Pakaian/Makanan daerah 6 Meninggalkan Sholat saat acara Umum

7 Pemberian mahar bertermin (2X) ( 1-6 Alwajiz Fi Usul Fiqh Wahbah hal.98 )

8 Biaya sewa dibayar dimuka 7 Bakar petasan saat umumkan hajatan

9 Penjual yg mengantar barang berat 8 Prosesi injak telur dlm pernikahan


10 Bayar & Lamanya masuk WC umum 9 Mengisi waktu luang dgn main gaple dll
No.1-10 : Dalam Al-wajiz M.Borno Hal.282 (No.7-9 : Pengamatan penulis)
URF/Adat yang sohih boleh diamalkan, adapun adat/urf yg FASID tidak boleh diamalkan /di pelihara bahkan harus
dibatalkan dan dibuang, Sebagaimana Nabi membatalkan muamalah Riba Jahiliyah, Mengubur anak perempuan hidup-
hidup, mengangkat anak (tabanni) serta tdk mewarisi anak wanita (ALWAJIZ FI USHUL FIKH A.KARIM ZAIDAN Hal.255)
110

ADAT & SYARI’AT HUKUMNYA CONTOHNYA

(1) ADAT / URF / Asalnya: Mubah/Boleh/Halal Makan-Minum-Mandi-Jual


KEBIASAAN MURNI (tdk Berpahala -Tdk Beli-Pakaian-Makanan-
( YG SYARI’AT TDK MELARANG/ Berdosa) Pernikahan, Perkakas & Smua
TDK JG MEMERINTAHKAN ) (Tdk ada Bid’ah di dlmnya) Mu’amalah

Mandi Biasa (Mubah)


(2) ADAT /URF/KEBIASAAN YG Asalnya Mubah=>Menjadi
Perintah Mandi Junub (Wajib)
MANA SYARI’AT Wajib/Sunah
Perintah Mandi Jm’at
MEMERINTAHKANNYA (Bisa tercampur bid’ah)
(Sunnah)
111

ADAT & SYARI’AT HUKUMNYA CONTOHNYA


Pakai Pakaian (Mubah)
dlarang Pakai Sutera/ Emas bg
Asalnya Mubah=>
Lk2(Haram) Dilarang Jual beli
(3) ADAT / URF / Menjadi
goror/riba (Haram) tdk menyamai
KEBIASAAN YG MANA Haram/Wajib/Sunnah/Ma
Kebiasaan Kafir (wajib) di larang
SYARI’AT MELARANGNYA kruh (Bisa tercampur
Mkn yg berbau pekat (Makruh)
bid’ah)
Larangan mkn sblm sholat iedul
adha (Sunnah)
(4) ADAT / URF / Asalnya Mubah =>
Makan/tdk makan (mubah) Puasa
KEBIASAAN MURNI YG Menjadi Haram (Bid’ah
Mutih agr punya ilmu kanuragan /
MUBAH TAPI PELAKUNYA Haqiqiyah Yaitu ibadah yg
Kesaktian
MENJADIKAN IBADAH diadakan tanpa landasan
(Haram-bid’ah haqiqiyah)
MAHDOH syari’at)
112

ADAT & SYARI’AT HUKUMNYA CONTOHNYA


(5) ADAT / URF /
Orang yg meninggalkan
KEBIASAAN MURNI Asalnya Mubah/Halal =>
menikah dengan niat fokus
YANG MUBAH/HALAL TAPI mengharamkan =>
ibadah (Spt Pendeta/Rahib)-
PELAKUNYA MENINGGALKAN HARAM
(HARAM)
& MENGHARAMKANNYA
KAIDAH ADAT
Asalnya adat/Urf/Kebiasaan Murni hukumnya Mubah (Boleh) sampai ada dalil yg
mengharamkannya atau memerintahkannya
(Manusia tdk boleh menjadikannya sebagai Ibadah yg seolah wajib / Sunnah)
KAIDAH IBADAH
Asalnya Ibadah itu haram, sampai ada dalil yang memerintahkannya atau melarangnya.
(Sumber : Kitab Mi’yarul Bid’ah Hal. 201-221 M Husein Al Jizani)
113
114

MASALAH URAIAN KEPUTUSAN KAIDAH FIKIH


Maslahatnya: Dapat Untung Tidak memilih bisnis Dar’ul mafasid aula
& Membantu Orang warnet jk ditempat yg min jalbil masolih
mendapatkan Informasi & ramai anak-anak,
Ilmu

BISNIS WARNET
Mudhorotnya: Banyak anak2 Carilah bisnis lain yg “Menghindari
DIPERUMAHAN
bermain diwarnet hingga tdk berdampak negatif. mudorot lebih
lupa waktu, meninggalkan utama daripada
sholat, bolos, bicara kotor dll. mengambil
(maslahat & Mudorot maslahat “
Berbenturan)
115

MASALAH URAIAN KEPUTUSAN KAIDAH FIKIH


Maslahat khusus : Tidak Tidak Yatahammal addoror
perlu sewa tempat menggunakan alkhos li daf’i doror aam
Mudorot khusus : Sewa jalan umum
tempat
HAJATAN
MENGAMBIL
JALAN UMUM Mudhorot Umumnya: Carilah tempat lain “Menanggung mudorot
Banyak pengguna jalan yg tidak khusus demi menghindari
terganggu & terjadi mengganggu mudorot umum “
Kemacetan umum Umum atau sewa
Tempat
116

MASALAH URAIAN KEPUTUSAN KAIDAH FIKIH


Mudorot kecil: Membayar pajak “ Yukhtaru akhoffu
membayar pajak kendaraan , dororoin “
BAYAR PAJAK
KENDARAAN
ATAU Mudhorot besar : demi menghindari “Memilih mudorot yg
KENDARAAN Kendaraan ditahan kendaraan ditahan lebih ringan dari dua
mudorot yg harus
DITAHAN dilakukan “
117
MASALAH URAIAN KEPUTUSAN KAIDAH FIKIH
Mudorot kecil/khusus: Tetap bersabar dan “ Yatahammalu addoror
menanggung setia kepada alkhos lidaf’I addoror
Minusnya pemimpin, pemimpin Muslim al’aam”
Manfaat Besarnya: meskipun ada sisi-sisi
Aman & Stabil, negatif & Positifnya
Bersabar Atau kehidupan ttp
memberontak Kpd berjalan meskipun “Menanggung mudorot yg
Pemimpin Muslim ada plus minusnya khusus utk menghindari
yg Ada Plus mudorot Umum “
Minusnya
Mudorot Umum demi menghindari
Memberontak Terjadi Ketidakpastian dan Atau “ Yukhtaru Akhoffu
Instabilitas politik & kekacauan sosial dororoin”. Memilih
keamanan, politik & Keamanan mudorot yg lebih ringan
kehidupan lebih sulit
118

(1) Al Umuru (2) Alyaqin La (3) La Doror (4)Almasyaqqoh (5) Al’aadah


URAIAN
Bimaqosidiha Yazulu Bisyak Wala Diror Tajlibut taisir Muhakkamah
Keyakinan tdk Tdk blh ada
Segala Urusan itu Kesulitan ADAT/Kebiasaan
MAKNA hilang dg mudorot & jgn
dinilai karna Melahirkan dapat menjadi
BAHASA munculnya membls dg
niat/tujuannya kemudahan HUKUM
keraguan mudorot
Hadist Muslim (Qs.2:185)yuridu
Hadist Niat Muttafaq Hdist La doror Pengakuan Nabi
804 (Ttg Sahabat bikumul yusro
Dalil alaih. Bukhori
yg ragu
wala diror
wala yuridu
ttg Kebiasaan
No1/Muslim 4927 (Alhakim 2345) Jual Beli Indent
berhadast) bikumul usro
Memberi uang Stlh berwudhu Wajib Isolasi Sholat Ba’I Salam
Contoh (bs Hibah-titipan) ragu hadast, mk bagi yg terkena Jamak/Qosor bg (Indent), Istisna,
trgantung maksud msh ada wudhu Covid Musafir, dll Usia Baligh,dll

SUMBER : Al Wajiz Fi syarhi Qowaid Fiqhiyyah: A.Karim Zaidan & Al Borno


119
NO JUDUL KITAB PENULIS PENERBIT TMPT & THN 120
1 Fathul Baari Syarah Bukhori Ibnu Hajar Maktabah Mesir Mesir Cet.1

2 Alminhaj Syarah Muslim Imam Nawawi Mak Bait Salam KSA Cet.1 2016

3 Alasybah Wannazoir Imam suyuthi Dar Salam Kairo Cet 6 2013

4 Mausu’atul Fiqh walqodoya Wahbah Zuhaili Dar Fikr Damaskus Cet3 2012

5 Alwajiz Fi Idhohi qowaid M. Alborno Muasasah Risala Beirut Cet 1 2002

6 Alwajiz fi Syarhi Qowaid A.Karim Zaidan Muasasah Risala Damaskus Cet.1 2019

7 Alwajiz fi ushulil fiqh Wahbah Azzuhaili Dar Fikr Damaskus Cet.1 2019

8 Fatawa Mar’ah Muslimah Ulama Haromain Dar Ibnu Jauzi Kairo Cet.1 2005

9 Jami’ul Ulum wal hikam Ibnu rajab Maktaba aliman Mansuroh Cet.1 1996

10 Bahjah qulubul Abror Syeikh Sa’di Dar Furqon Kairo Cet.1 2012

11 Adduror Assalafiyah Para Ulama Markaz Fajr Kairo 2003

12 Mi’yarul Bid’ah M Husein AlJizani Dar Ibnu Jauzi KSA Cet.3 1436 H

13 Alwajiz Fi Usul Fikih Abdul Karim Zaidan Muasasa Risalah Beirut Cet. 5 1999
NO JUDUL KITAB PENULIS PENERBIT TMPT & THN
14 Usul Nawazil M Husein Aljizani Dar Ibnu Jauzi KSA Cet.1 1439 H

15 Taudihul Ahkam Syeikh Albassam Dar Ibnu Jauzi Kairo Cet 1 2011

16 Syarah Manzumah Qowaid Fiqh Syeikh sa’di Dar Ibn Jauzi Kairo. Cet.1 2011

17 Qowaid wa fawaid Nazim.M sulthon Dar Hijrah KSA Cet7.1421 H

18 Syarah arbain Syeikh Usaimin Dar Nur Sunnah Beirut Cet 1 2015

19 Syarah Riyadussolihin Syeikh Usaimin Dar Ibnu Jauzi Kairo Cet.1 2006

20 Syarah Hilyah Tolibul Ilmi Syeikh Usaimin Dar ilam Sunnah Riyadh Cet.1 2009

21 Fikih Muyassar Ulama Haromain Dar Aqidah Kairo Cet.2 2005

22 Taisirul allam syarah umdah Syeikh Albassam Dar Ibnu Jauzi Kairo, Cet.1 2013

23 Mui.co.id _ _ _

24 www.oic.oci.org _ _ _
121
25 Binbaz.org. dll. _ _ _
122

1
123
NO MATERI KAIDAH FIKIH MAKNA KAIDAH

Semua perkara dinilai karna


1 KAIDAH PERTAMA Al-umuru Bimaqosidiha
niat / tujuannya
Keyakinan tidak hilang dengan
2 KAIDAH KEDUA Al-Yaqinu la yazulu Bi Syakk
munculnya keraguan
Mudhorot (Keburukan/Bahaya)
3 KAIDAH KETIGA Ad-dhororu Yuzaalu
harus dihilangkan
Kesukaran melahirkan
4 KAIDAH KEEMPAT Al-Masyaqqoh Tajlibut Taisir
kemudahan
Kebiasaan (Adat-istiadat)
5 KAIDAH KELIMA Al-’Adatu Muhakkamah
dapat menjadi hukum
AZAS RBY. AL-AZHAR ARABIC SCHOOL. TANGERANG-BANTEN 0877 2060 5120

Anda mungkin juga menyukai