Kaidah Fikih Cetak Hitam Putih
Kaidah Fikih Cetak Hitam Putih
1
.احلمد هلل وكفى والصالة والسالم على رسولو ادلصطفى وعلى آلو وصحبو اجملتىب أما بعد
Kaidah-kaidah fikih adalah salah satu ilmu alat yang digunakan oleh para ulama untuk berijtihad menyimpulkan hukum-hukum
dari masalah-masalah baru yang belum pernah terjadi sebelumnya & belum diketahui hukumnya, sehingga dengan kaidah-
kaidah fikihlah mereka bisa menyimpulkan hukum dengan benar dan tepat , tentunya tanpa mengabaikan Nash-nash syariat
yang menjadi sandaran utamanya ditambah dengan ilmu alat lainnya seperti maqosid syari’ah, Usul Fikih dll.
Bagi Orang Awam ilmu kaidah-kaidah fikih itu sangat bermanfaat sekali setidaknya dalam dua hal, yang pertama adalah
membantu kita untuk memahami proses dan cara para ulama menyimpulkan sebuah hukum pada masalah-masalah yang baru
muncul dan terjadi. Sehingga ibarat makanan kita memahami resep dan cara memasaknya. Dan yang kedua yang tidak kalah
pentingnya adalah ilmu kaidah-kaidah Fikih itu membantu kita dalam menentukan pilihan-pilihan yang tepat dalam kehidupan
sehari-hari sehingga kita bisa memilah & memilih hal-hal yang lebih banyak manfaat dan maslahatnya serta menjauhi dan
meninggalkan hal-hal yang lebih banyak mudorotnya. Selamat mempelajari dan Salam Sukses selalu, Semoga bermanfaat.
Alfaqir ilallah
SAIFULLAH ABU RIDWAN
Mudhorot (Keburukan/Bahaya)
4 KAIDAH KETIGA Ad-dhororu Yuzaalu 71
harus dihilangkan
1. PENGERTIAN KAIDAH
2. PENGERTIAN FIKIH
*. Lihat Kitab : Al-Asybah Wannazoir karya Imam Suyuthi J.1/18 & Kitab Taudihul Ahkam Syarah
Bulugul Marom Karya Syeikh Abdurrahman Albasam J.1/27
5
ِ ال َق
* قضية كلية من حيث اشتماذلا ابلقوة على أحكام جزئيات موضوعها:اع َدةُ اصطالحا
1. KAIDAH: Adalah Prinsip Universal yang mengandung Hukum dalam sebuah masalah
dan cabang-cabangnya (Kitab. Asybah Wannazoir j1/18)
ِ ال َق
** حكم أغليب ينطبق على معظم جزئياتو:اع َدةُ اصطالحا
2. KAIDAH : Adalah Hukum yang sifatnya Global dan dapat diterapkan pada cabang-
cabangnya (Kitab.Taudihul Ahkam j1/26)
6
* العلم ابألحكام الشرعية العملية ادلكتسبة من أدلتها التفصيلية: واصطالحا، الفهم: الفقو لغة
FIKIH secara Bahasa artinya: Kefahaman. Secara Istilah : FIKIH Adalah ilmu tentang hukum-hukum
syariat yang sifatnya amaliyah (Ibadah & Muamalah) yang diperoleh dari dalil-dalilnya yang rinci *
*. Lihat Kitab : Al Fiqh almuyassar fii dhoil Kitab wassunnah hal. 15 bab Tamhid Karya Tim Ulama Saudi.
7
حكم شرعي في قضيت أغلبيت ًُتعرف منها أحكام ما دخل جحتها: القاعدة الفقهيت
KAIDAH FIKIH adalah Hukum syari’at dalam masalah yg sifatnya global yang mana
dengan kaidah tersebut dapat diketahui pula hukum dari masalah lain yg sejenis *
حكم أغلبي ًنطبق على معظم جزئياجه لتعرف أحكامها منه: القاعدة الفقهيت
KAIDAH FIKIH adalah Hukum yg sifatnya global yang dapat diterapkan kedalam Sebagian
besar cabang-cabang dari hukum tersebut *
*. Lihat Kitab : Taudihul Ahkam syarah bulughul marom karya syeikh Abdurrahman albassam J1/27
9
NO CATATAN PENTING
Kaidah-Kaidah Fikih yang bersumber langsung dari dalil Syariat (Al-Qur’an & Sunnah)
1 Bisa dijadikan sbg sumber hukum/dalil atau alat utk menyimpulkan sebuah hukum
dalam suatu masalah karna ia serupa dengan dalil
Kaidah-kaidah fikih menjadi penguat (syahid) jika didalam sebuah masalah ada dalil
2
khususnya dari Nash-Nash syariat (Al-Qur’an & Sunnah)
Seyogyanya tidak menjadikan kaidah fikih menjadi satu-satunya sandaran (Dalil) dalam
3 menentukan hukum dari sebuah masalah baru yg belum ada nashnya terutama kaidah
fikih turunan yang tidak secara langsung berasal dari Nash Syariat.
10
NO CATATAN PENTING
Kaidah-kaidah Fikih tidak secara muthlak berlaku pada semua masalah-masalah yang
4 belum ada dalilnya karna kaidah-kaidah fikih memiliki pengecualian-pengecualian yg tidak
bisa diterapkan dalam masalah2 tertentu yang dikecualikan. *
Dalam Buku ini penulis berusaha semaksimal mungkin menyebutkan contoh2 penerapan
kaidah fikih didalam kehidupan (Ibadah & Muamalah) yg disebutkan oleh para ulama
5
(Pendapat, Fatwa & Ijtihad Para Ulama) di dalam Kitab-kitab yg muktabar (Diakui/ menjadi
rujukan) serta mengelompokkan fatwa2 tsb kedalam kaidah-kaidah fikihnya.
NO CATATAN PENTING
Penulis juga berusaha semaksimal mungkin memilihkan masalah-masalah fikih yang sering
1 muncul dan banyak dialami oleh kaum muslimin, yang mana masalahnya bisa terjadi
berulang-ulang sepanjang zaman, atau yang terjadi dimasa kini/kontemporer.
Harus diingat oleh kaum Muslimin bahwa masalah-masalah fikih baik ibadah maupun
muamalah adalah bidang yang diperbolehkan ijtihad didalamnya khususnya masalah-masalah
fikih yang dalilnya Dzonniyatudilalah (Intrepretatif/multitafsir) bukan Qothiyyatuddilalah
2
(Baku & Tetap) sehingga sangat dimungkinkan terjadi/ada fatwa atau pendapat yang berbeda
diantara para ulama mujtahid. Namun demikian penulis berusaha memilihkan masalah2 yg
lebih banyak disepakati dari pada masalah-masalah yang diperselisihkan (Kontroversi).
12
NO CATATAN PENTING
Dalam Bidang fikih berlaku kaidah “La inkaro fil umuri al ijtihadiyyah” tidak ada
pengingkaran dalam masalah-masalah ijtihadiyyah sehingga setiap muslim wajib
3
menghormati pendapat para ulama mujtahid. Dengan tetap terbuka memilih dan
memilah pendapat yg lebih rojih (Kuat) dengan cara yg ilmiyah dan beradab.
Dalam Masalah fikih lebih pantas menyikapi perbedaan pendapat dikalangan para
ulama dengan pendekatan “ (Lemah Vs Kuat) atau (Kuat Vs Lebih Kuat) ” bukan
4 selalu “(Salah Vs Benar) atau (Bid’ah Vs Sesat) ” . Imam Syafi’I Rohimahullah berkata:
“Pendapatku benar akan tetapi bisa mengandung kesalahan, Pendapat selainku salah
akan tetapi bisa mengandung kebenaran”. Wallahu Alam Bissowab.
13
القواعد الفقهية الكربى ىي قواعد مخس يندرج حتت كل واحدة منها عدد من القواعد الفقهية
KAIDAH FIKIH KUBRO adalah Kaidah-kaidah fikih yang lima yang mana setiap kaidah
tersebut memiliki kaidah-kaidah fikih turunannya *
* Kitab Taudihul Ahkam J1/28. Selain kaidah kubro ada juga kaidah Fikih Juz’iyyah
14
Kaidah Al umur bi maqosidiha : “Semua perkara itu dinilai dari niat &
maksudnya” dpt diterapkan kdlm sholat, sedekah, jaul beli dll. Contoh
CONTOH APLIKASI Sholat yg niatnya ikhlas diterima, yg riya tertolak berdasarkan kaidah ini,
begitu juga dlm ibadah & Muamalah yg lainnya.
MAKNA BAHASA Semua perkara itu dinilai dari niat, maksud & tujuannya
Jika seseorang Berkata : “Ambillah uang ini” kpd orang lain, jika
CONTOH maksudnya memberi dengan sukarela maka menjadi Hibah, jika menitip
menjadi titipan, jika meminjamkan uang tsb menjadi hutang
CATATAN Imam Syafi’I Berkata: “Hadist ini mengandung 70 bab dari Masalah Fikih “
KAIDAH KEDUA : “ Al-Yaqiin La Yazulu Bisy syakk” “ 18
Dari Abu Hurairoh berkata bahwa Rasulullah bersabda : “ Jika salah seorang diantara
kalian merasakan sesuatu didalam perutnya, dan ia ragu apakah keluar sesuatu (angin)
DALIL KAIDAH darinya atau tidak, maka janganlah ia keluar dari masjid (meninggalkan sholat) sampai
ia mendengar suara atau merasakan angin”.(HR MUSLIM, NO.36)
Seseorang sebelum Sholat maghrib sdh berwudhu, ketika masuk Isya ia ragu
CONTOH apakah sdh batal atau belum wudhu maghribnya , maka ia dihukumi msh punya
wudhu. Kecuali jk ia yakin sdh berhadast.
CATATAN Dengan Memahami Kaidah Ini seorang Muslim akan terbebas dari WAS-WAS
KAIDAH KETIGA : “ La Doror wala Diror “ 19
MAKNA BAHASA Tidak boleh ada mudorot tidak juga membalas mudorot dgn mudorot
Tidak Boleh menimbulkan mudorot bagi diri sendiri dan orang lain baik dengan
MAKNA ISTILAH sengaja ataupun tdk sengaja, serta tidak diperbolehkan juga membalas mudorot
dengan mudorot (Tanpa Hak)
Dimasa COVID tdk dibenarkan berkerumun demi menghindari mudorot tertularnya virus.
CONTOH Bagi yg positif wajib hukumnya mengisolasi diri agar tdk memindahkan virus pd org
lain.
Kaidah La doror wala diror digunakan oleh para MUJTAHID utk menyimpulkan
CATATAN hukum-hukum baru dgn teori menimbang maslahat & Mudorot dg kaidah ini.
KAIDAH KEEMPAT : “ Al-masyaqqoh Tajlibut Taisir “ 20
CATATAN Pada Masa COVID 19 Para Ulama banyak menggunakan kaidah ini dlm berfatwa
KAIDAH KELIMA : “ Al-adah Muhakkamah “ 21
Ketika datang kemadinah Rasul membenarkan kebiasaan membeli barang dgn cara
dipesan (Inden yg mengandung unsur goror-ketidakpastian) sambil berpesan “Jika
DALIL KAIDAH kalian ingin memesan, pastikan Takarannya, timbangannya, dan waktunya”
(Muttafaq Alaih)
Contoh adat/urf yg boleh diamalkan dan menjadi hukum syari’at adalah : Jual beli
CONTOH Inden , Istisna (Inden Perkakas rumah / kantor), Penentuan waktu baligh,
maksimal haid dan nifas, besaran nafkah istri, mahar yg diabayar dua kali dll.
CATATAN ADAT / URF yang bertentangan dengan Nash & syari’at tdk boleh diamalkan
22
23
“ Sesungguhnya setiap amal itu dinilai karna niatnya, dan setiap orang akan
mendapatkan apa yang ia niatkan..” (Muttafaqun Alaih)
Hadist tentang niat ini merupakan Timbangan BATHIN bagi sebuah amal, sedangkan hadist
Ummul mukminin Aisyah “Barangsiapa yg mengada-adakan suatu ajaran dalam agama ini yg
itu bukan darinya maka amalan itu tertolak” (Muttafaq alaih) hadist ini merupakan
timbangan ZOHIR dari sebuah Amal. Keduanya menjadi Syarat utk setiap perkataan &
Perbuatan baik yg zohir maupun Bathin, Barangsiapa yg niat amalnya Ikhlas karna Allah &
Mengikuti Rasulullah maka amalnya diterima, barangsiapa yg tdk memenuhi dua syarat tsb
atau salah satunya maka amalnya tertolak (Syeikh Sa’di Dalam Bahjah Qulubul Abror hal.6-7)
DALIL KEDUA KAIDAH INI 25
Imam Nawawi menjelaskan: “Dalam hadist ini terdapat keutamaan Niat dalam
kebaikan. Sesungguhnya siapa saja yg berniat berjihad atau berniat melaksanakan
keta’atan2 yg lainnya, kemudian ia terhalang oleh udzur, maka ia tetap mendapatkan
pahala niatnya, semakin bertambah besar rasa penyesalannya karna terlewatkan
amalan tersebut serta sangat berharap bisa bersama para Mujahidin maka semakin
besar pula pahala mereka itu ”. ( Alminhaj Syarah sohih Muslim Imam Nawawi J.5
Hal.545)
26
NO KAIDAH MAKNA
Al ibroh fil uqud lil maqosid Yang menjadi acuan dalam Akad-akad adalah HAKIKAT &
3 wal ma’ani la lil alfadz wal MAKNANYA bukan Lafazh & Bentuknya
ma’bani (Hakikat Akad Dalam Muamalah)
Sumber: Mausu’atul Fiqh Al islami Wal qodoya Almua’siroh - Wahbah Azzuhaili j1/138-141
TIDAK ADA BALASAN KECUALI HANYA DGN NIAT 27
ال ثواب إال ابلنية يعين ال ثواب على مجيع األعمال الشرعية إال ابلنية: معىن قاعدة
“Tidak ada Pahala (Balasan) atas seluruh Amal-amal syari’at kecuali harus disertai dengan niat”
( Mausuatul Fiqh Al islami wal qodoya mua’siroh j1 hal.138)
DALIL PERTAMA KAIDAH “ LAA TSAWABA ILLA BIN NIYYAH “ 28
Dari Ummul Mukminin Aisyah Raodiyallahu ‘anha bahwa beliau bertanya kpd Rasulullah
Shollallahu alaihi wassalaam tentang tho’un/wabah penyakit menular maka NABI mengabarkan
bahwa wabah adalah adzab Allah yg Allah utus kpd siapa yg Allah kehendaki dan Allah
menjadikan wabah itu sbg Rahmat bagi orang2 beriman , maka tidaklah seorang hamba yg
mengalami wabah dan ia menetap di negeri/rumahnya dlm keadaan bersabar dan mengharap
pahala Allah dan ia menyadari bahwa wabah tsb tdk akan menimpanya kecuali ats ketetapan
Allah pdnya, maka ia akan di berikan Pahala Syahid (HR Bukhori no.3474 Fathul baari j6/718)
DALIL KEDUA “ Laa Tsawaba illa Binniyah “ Tidak ada balasan kcuali dg niat
29
Jika seseorang berkata kepada orang lain : “ambillah uang ini “. Jika maksudnya memberi
adalah sedekah maka uang itu menjadi hibah / pemberian, Apabila maksudnya memberi hutang
maka uang itu adalah pinjaman yg wajib dikembalikan, apabila maksudnya menitipkan maka
menjadi titipan yg wajib dijaga, dijamin & dikembalikan, Bentuk “Memberikan uangnya adalah
satu” akan tetapi maksudnya berbeda-beda, maka hukumnya pun berbeda-beda mengikuti
maksud dan tujuannya. (Alwajiz fi iidohi qowaid al fiqh. Syekh Muhammad Alborno Hal.124)
32
KAIDAH : Acuan dalam Akad2 adalah Hakikat & Maknanya, Bukan Lafazh & Zohirnya
“AL IBROH FIL UQUD LILMAQOSID WAL MA’ANI LA LIL ALFAZH WAL MABANI
ُ
أن ألفاظ العقىد جحىل العقد إلى عقد آخر إذا قصده العاقدان: معناها
MAKNA KAIDAH INI adalah “ Lafazh-lafazh dalam akad-akad itu dapat merubah satu bentuk akad ke
bentuk lainnya jika kedua belah pihak yang berakad menghendakinya” (Mausu’atul Fiqh J1/141)
CONTOH : Aku berikan barang ini padamu, tapi dengan syarat engkau berikan padaku barang itu. Maka
Akad ini adalah JUAL BELI BUKAN HIBAH, karena mengandung makna tukar menukar (Jual beli)
PENERAPAN KAIDAH “LAA TSAWABA ILLA BIN NIYYAH “ 33
Bagaimana dengan satu peristiwa kecelakaan pesawat yg jatuh kedalam laut, yg memiliki 3 sifat syahadah
sekaligus: Goriq (tenggelam), hariq (Terbakar karna ledakan pesawat), Hadam (benturan keras pesawat
dan air). Semoga Allah Ta’ala melipatgandakan Pahala kaum muslimin yg wafat dlm kecelakaan pesawat
dgn pahala syahid akhirat yg berlipat, berdasarkan kaidah fikih :’Al ajru biqodril masyaqqoh-Besarnya
Pahala itu bergantung pada tingkat kepayahannya (Rasa sakitnya). Wallahu Alam bissowab. PENULIS
34
JENIS SYAHID KRITERIA
Mujahid yg Gugur melawan kufar dimedan Jihad dgn
(1). Syahid Dunia & Akhirat
ikhlas demi meninggikan agama Allah.
(3). Syahid Dunia Yg wafat di medan jihad akan ttp niatnya bukan karna
(Tdk dpt pahala syahid di akhirat) Allah (Ghanimah, Asobiyyah, Gulul, Riya, sum’ah, dsb)
Sumber: https//almunajjid.com
“ LAA TSAWABA ILLA BIN NIYYAH “ Tidak ada pahala kecuali dengan Niat 35
(JIHAD) Barangsiapa yang memohon kpd Allah agar ia mendapatkan mati Syahid dengan jujur,
maka Allah akan menyampaikannya pada derajat para syuhada meskipun ia mati diatas ranjangnya
(HR.Muslim No.1909 Dalam Kitab Alminhaj Syarah sohih Muslim Imam Nawawi J.5 Hal.543)
(JIHAD) Barangsiapa yang mati dan ia belum pernah berperang (berjihad) dan tidak pernah berniat
berperang (Berjihad) maka ia mati dalam salah satu cabang kemunafikan (HR.Muslim No.1910) Imam
Nawawi berkata “ orang yg melakukan hal ini mirip dengan orang munafik yang melalaikan jihad
karna meninggalkan jihad merupakan salah satu cabang kemunafikan”. (Alminhaj j5/544)
(IBADAH UMUM) Barangsiapa yang telah berniat melakukan suatu ibadah lalu ia mati sebelum
melaksanakan ibadah tsb maka ia tidaklah tercela (Alminhaj j5/544) 36
PENERAPAN KAIDAH FIKIH “ Al-Umuuru Bi Maqosidiha “ 37
(JIHAD & IBADAH UMUM ) Barangsiapa yang berniat berperang atau berniat melakukan keta’atan-
keta’atan yang lainnya kemudian ia terhalang oleh udzur maka ia tetap mendapatkan pahala niatnya.
(Alminhaj Syarah sohih Muslim Imam Nawawi J.5 Hal.545 Syarah Hadist No.1911)
(IBADAH & KEBIASAAN) Amal-amal diluar Ibadah (Kebiasaan) tidak melahirkan pahala kecuali jika
pelakunya meniatkan kebiasaan tsb sebagai qurbah (amal soleh) seperti “makan” yang diniatkan
agar menjadi kuat dalam beribadah (Fathul Baari syarah sohih Bukhori J1 / 21 Ibnu Hajar)
(DZIKIR) Imam Ghozali berkata : “Lisan yang berdizikir tanpa penghayatan (karna lalai/Goflah) tetap
mendapat pahala karna dzikir tsb lebih baik daripada berghibah, dan lebih baik daripada diam secara
muthlak, hanya saja dzikir yg seperti itu kurang sempurna dari sisi amal hati “. (Fathul Baari j1/21)
APLIKASI KAIDAH : “AL UMURU BI MAQOSIDIHA “ 39
(IDDAH) jika ada seorang wanita yg mana suaminya wafat, dan berita ttg wafatnya baru sampai
pdnya setelah masa iddahnya selesai, maka masa iddah wanita tsb dianggap selesai karna tujuan
dari iddah adalah kejelasan kosongnya rahim (tdk hamil) jika itu telah terjadi maka wanita tsb
tdk perlu lagi meniatkan iddah pd masa yg tlh berlalu (Fathul Baari J1/21)
(MEMBUNUH & TERBUNUH KARNA FANATISME) NABI Bersabda “Jika dua orang Muslim saling
berhadapan & Saling berbunuhan maka orang yang membunuh & orang yg terbunuh keduanya
masuk neraka. Para Sahabat bertanya, Wahai Rasulullah Kalau yg membunuh sdh jelas, bagaimana
org yg terbunuh bisa masuk neraka? Rasul Bersabda :”Karna ia juga bertekad membunuh
lawannya”. HR Bukhori.No.31, Muslim No.2888 (Kitab Asybah Wan Nazoir J1/121 Imam Suyuthi)
(SEDEKAH) Jika seseorang bersedekah (Membayar Zakat) kepada seseorang yang dikiranya
miskin ternyata orang tsb kaya maka sedekahnya (zakatnya) tetap dianggap sah karna ia telah
membayarkan kpd orang yang diyakini berhak menerimanya, dan kemiskinan adalah sesuatu yg
terkadang hakikatnya tersembunyi dan sulit dipastikan(Ibnu Rajab, Jami’ul Ulum wal hikam hal.24)
APLIKASI KAIDAH “ AL UMURU BI MAQOSIDIHA “ 41
(SEDEKAH) Orang yang bersedekah tetap mendapatkan pahala Niat sedekahnya sekiranya
sedekahnya diberikan kpd Mustahik atau bukan mustahik tanpa diketahui /tanpa disengaja
(Fathul Baari Syarah sohih bukhori No.1422. J3 hal.421)
APLIKASI KAIDAH “ AL UMURU BI MAQOSIDIHA “ 42
(SHOLAT) Barangsiapa yg masuk masjid kemudian ia langsung sholat wajib atau sunnah rawatib
sebelum duduk dimasjid tsb maka ia tetap mendapat pahala Sholat tahiyatul masjid diniatkan atau
tdk diniatkan, karena tujuan dari tahiyatul masjid adalah menyibukkan/memanfaatkan masjid (dgn
amal) dan itu telah terjadi (Ibnu Hajar dalam Fathul Baari J1 hal.21)
(RIYA DALAM SHOLAT) orang yang memulai sholat dengan niat yg ikhlash, kemudian
dipertengahan muncul riya didalam hatinya. Dalam hal ini para ulama berbeda pendapat: Pendapat
pertama : Orang tsb tetap berada pada niat awalnya (Ikhlas) Pendapat kedua : bagian sholatnya yg
riya rusak & tdk mendapat pahala, bahkan mendapat dosa
(Al Wajiz fi Idohi qowaid fiqh alkuliyyah Hal.141)
(MEMPERBAGUS SHOLAT) Jika seseorang memperbagus sholatnya ketika sholat bersama manusia
dan tidak memperbagus sholatnya disaat sendirian maka orang itu hanya mendapat pahala sebesar
sholatnya yg asli (Ketika sendiri) dan sholat yg diperbagus tdk mendapat pahala (Alwajiz hal.141)
APLIKASI KAIDAH “ AL-UMURU BI MAQOSIDIHA “ 43
(UDHIYAH) Jika hewan kurban yg berasal dari 7 pekurban, dan semuanya meniatkan untuk
ibadah kurban maka dianggap sah meskipun ketujuh pekurban tsb berasal dari pihak yg
berbeda jenis ibadahnya : yaitu dari pihak2 yg melaksanakan : Haji Qiron, Tamatu, Ifrod, &
Pekurban (Alwajiz Hal.141)
(UDHIYAH) Jika Hewan kurban yg berasal dari 7 pekurban yang mana salah satu dari mereka
menginginkan (Meniatkan) hanya untuk dimakan untuk keluarganya (Bukan Kurban) atau salah
satunya beragama Nasrani maka Kurban itu tidak sah karena pemotongan kurban tersebut
tidak bisa dipisah-pisahkan (Kitab Alwajiz Fii idohi qowaidil fiqh alkulliyyah Hal.141)
(HAJI SAMBIL BERDAGANG) Tidak mengapa seorang mukmin berangkat haji dan
menunaikannya sambil berniaga berdasarkan rukhsoh yang Allah berikan dalam Al-Qur’an surat
Al-Baqoroh ayat 198 (tidak mengapa kalian mencari karunia Tuhan Kalian) asalkan tdk
melalaikannya dari manasik haji. Akan tetapi jika niatnya fokus untuk haji yg demikian lebih
sempurna (Binbaz.Org)
APLIKASI KAIDAH “ AL –UMURU BI MAQOSIDIHA” 44
(KEBIASAAN MENJADI IBADAH) Barang siapa yg meniatkan dlm pekerjaannya, dan seluruh
aktifitas duniawinya untuk memenuhi Hak-hak Allah dan utk menunjang mengerjakan amal-amal
soleh baik yg wajib maupun yg sunnah, serta dlm makan & minumnya, tidur dan rehatnya dan
mencari nafkahnya disertai dgn niat tsb, maka semua kebiasaan2 itu berubah menjadi IBADAH
(Syeikh Sa’di, Bahjah Qulubul Abror Hal.11)
(SAKIT & MUSAFIR) Apabila seorang hamba sakit atau bepergian maka ia tetap mendapatkan
pahala amal seperti saat Mukim dan Sehat (HR.Bukhori 2996) Ibnu Hajar Menjelaskan: “pahala tsb
adalah bagi orang yg beramal soleh kemudian ia terhalang (oleh Udzur) kalaulah bukan karna
penghalang itu maka ia akan melanggengkan amal tersebut (Fathul Bari J6/193)
(PAHALA SHOLAT DUDUK) Ibnu Almunir menjelaskan hadist Bukhori No.2996 diatas: “apabila
seseorang tdk mampu melakukan sholat wajib dlm kondisi sempurna maka ia tetap mendapatkan
pahala sholat dgn sempurna, seperti orang yg sakit sehingga sholatnya harus duduk, mk ia tetap
mendapatkan pahala seperti orang yg sholatnya berdiri “. (Fathul Bari J6/193)
APLIKASI KAIDAH “ AL-UMURU BI MAQOSIDIHA “ 45
(PAHALA NIAT SAJA) Barangsiapa yg sholat berjama’ah tdk menjadi kebiasaannya, apabila ia
berniat sholat berjama’ah lalu beruzur, maka ia hanya mendapatkan pahala niat saja bukan
pahala sholat berjama’ah. Sebagaimana riwayat hadist “Barangsiapa yg berniat melakukan
kebaikan maka baginya satu kebaikan”. (Fathul Bari J6/194)
(PAHALA SAKIT) “Jika Allah menguji seorang Muslim dgn ujian/penyakit dibadannya Allah
berfirman: “ tetapkan baginya pahala amal seperti pahala amal yg ia lakukan disaat sehat, jika
Allah menyembuhkannya maka Allah sucikan ia dgn sakit itu, jika Allah mewafatkannya maka
Allah mengampuni & Merahmatinya (HR Ahmad dalam Fathul Bari J6/193)
APLIKASI KAIDAH “ AL –UMURU BI MAQOSIDIHA “ 46
(HUBUNGAN BADAN BERPAHALA) NABI BERSABDA : “….Dan pada hubungan badan kalian ada
sedekah..Para Sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah : Apakah jk salah seorang diantara kami
melampiaskan syahwatnya mendapat pahala? NABI bersabda: “Bagaimana pendapat kalian jika
syahwatnya diletakkan ditempat yg haram apakah berdosa? Maka begitu juga jika diletakkan
ditempat yg halal maka mendapatkan pahala. (HR.Muslim.No.1006) Ibnu Daqiq Al-iid menjelaskan:
“Bahwa Jima’ (hubungan badan) menjadi ibadah apabila diniatkan memenuhi hak istri dan
bermuamalah dengannya secara baik, atau diniatkan utk memiliki anak yg soleh, diniatkan utk
menjaga dirinya dan istrinya, atau niat2 lain yang soleh.(Adduror Assalafiyah hal. 187)
APLIKASI KAIDAH “AL UMURU BI MAQOSIDIHA “ 47
(TINGKATAN PAHALA JIHAD) Barangsiapa yg niat jihadnya : utk meninggikan Agama Allah saja
maka sempurna pahalanya, Barangsiapa yg niatnya bercampur dengan niat mencari ghanimah
maka berkurang pahalanya, barangsiapa yg semata-mata hanya mencari ghanimah saja maka
tdk berdosa akn tetapi tdk diberikan pahala MUJAHID.(Taisirul Allam Hal.7 ,syeikh Albassam)
(NIKAH) Asalnya nikah itu hukumnya sunnah, jika seseorang menikahi wanita dengan maksud
mendatangkan mudorot bagi istrinya atau menzaliminya maka hukum nikahnya menjadi haram
(Al-wajiz fi syarhi Qowaid fiqhiyyah Abdul Karim zaidan Hal.16)
(RUJUK) Barangsiapa yg rujuk kepada istrinya pada masa iddahnya setelah ditalak dengan
maksud melanjutkan ikatan (Pernikahannya) dan memenuhi hak-hak istrinya maka niat tersebut
dicintai Allah daripada menceraikan istrinya, akan tetapi jika rujuknya diniatkan utk
mendatangkan mudorot pd istrinya karna bertambah masa iddahnya maka rujuknya itu haram
hukumnya berdasarkan firman Allah Ta’ala (maka kembalilah pd mereka dengan cara yg baik
atau ceraikanlah mereka dengan cara yg baik QS:2:231 (Al Wajiz hal. 17)
(TALAK) Barangsiapa yang berniat mentalak istrinya akan tetapi tidak diungkapkan (Lisan atau
tulisan) maka talaknya tidak jatuh (Alwajiz Hal 17)
APLIKASI KAIDAH “ AL – UMURU BI MAQOSIDIHA “ 49
(PAHALA NIAT TIDAK PAHALA AMAL) Barangsiapa yg sholat dengan niat sholat dimana ia
mengira dalam keadaan suci (Mutatohir) setelah sholat ternyata diketahui ia tidak dalam
keadaan suci. Maka ia dimendapatkan pahala niatnya tapi tidak mendapat pahala sholatnya
(Kitab Alwajiz Hal.18)
(PEMBUNUHAN) Orang yg Membunuh manusia dengan sengaja maka wajib ditegakkan hukum
qisos baginya, Apabila salah/tdk sengaja maka wajib baginya membayar diyat/denda
(Mausu’ah Alfiqh J.1/139)
(TALAK) Jika suami berkata kepada istrinya :”Pergilah kerumah orang tuamu” dengan maksud
/Niat Mentalak istrinya maka jatuh talaknya. Apabila ia tidak meniatkan mentalaknya maka
tidak jatuh talaknya. ( Mausu’ah alfiqh J1/139)
(HAJRUL MUSLIM) Seorang muslim yang menjauhi saudaranya lebih dari tiga hari tergantung
pada niatnya. Jika ia menjauhinya dengan niat sengaja menjauhinya (Karna dengki) Haram
hukumnya, jika tdk ada niat tersebut maka tidak haram ( Mausu’ah Alfiqh alislami J1/139)
APLIKASI KAIDAH “ AL – UMURU BI MAQOSIDIHA “ 51
(BATAL SHOLAT) Jika Orang yg sedang sholat, ada orang lain yg memberikan kabar
gembira kepadanya, kemudian orang yg sholat berkata : “Alhamdulillah” dengan niat
bersyukur atas kabar tsb maka batal sholatnya”. ( Mausu’atul Fiqh Alislami J1/10)
(MAKAN) Makan yang melebihi rasa kenyang hukumnya haram jika dimaksudkan utk
memenuhi syahwat makan, akan tetapi jk niatnya agar lebih kuat utk berpuasa atau
menjamu tamu maka disunnahkan (Mausu’atul Fiqh Alislami J1/140)
APLIKASI KAIDAH AL-UMURU BI MAQOSIDIHA 52
(MENGHADIAHKAN PAHALA TOWAF) Bolehkah aku bertawaf tujuh kali mengelilingi ka’bah
kemudian aku meniatkan pahalanya untuk saudariku (Kerabatku) yang telah meninggal?
Syeikh Usaimin Rohimahullah Menjawab : “Ya, boleh, anda bertawaf 7X lalu pahalanya
diniatkan utk siapa saja yg kamu inginkan dari kaum muslimin, sesungguhnya setiap qurbah
(Amal Soleh) yg diniatkan utk muslim yg hidup atau mati maka hal itu bermanfaat baginya spt
amalan ( Sholat, towaf, sedekah & kurban) akan tetapi afdholnya amal soleh itu dilakukan utk
diri sendiri dan mengkhususkan do’a utk siapa saja yg kamu inginkan dari kaum muslimin
karna inilah yg diperintahkan Nabi dlm sabdanya (jika anak adam meninggal dunia maka
terputuslah pahala amal solehnya kecuali tiga hal, sedekah jariyah, ilmu yg bermanfaat atau
anak soleh yg mendo’akannya (Fatawa mar’ah muslimah hal.574 No.Pertanyaan 1405)
APLIKASI KAIDAH “ AL – UMURU BI MAQOSIDIHA “ 53
(BUKU DIJADIKAN BANTAL) Apabila buku dijadikan bantal (Sandaran/tatakan kepala) jika
niatnya untuk menjaga buku tersebut agar tidak hilang maka hukumnya tidak makruh, jika
bukan karna niat menjaganya maka makruh (Mausu’atul Fiqh Al Islami J1/140)
(MENGHADIAHKAN PAHALA HAJI) Bolehkah aku pergi haji yang aku niatkan untuk ayahku
yang telah meninggal apakah pahalanya sampai kepadanya? Syeikh Binbaz Rohimahullah
Menjawab : “Disyari’atkan anda pergi haji untuknya dan bagimu pahala yang sangat besar,
semoga Allah menerima amalmu dan memudahkan Urusanmu (Fatawa Mar’ah Muslimah
Hal.574 dg judul pertanyaan ihdausawab wal amal assolihah lil ghoir No.1404)
(MAKAN) Makan yang melebihi rasa kenyang hukumnya haram jika dimaksudkan utk
memenuhi syahwat makan, akan tetapi jk niatnya agar lebih kuat utk berpuasa atau menjamu
tamu maka disunnahkan (Mausu’atul Fiqh Alislami J1/140)
APLIKASI KAIDAH “AL-UMURU BI MAQOSIDIHA “ 54
(BAYI WAFAT TERTINDIH IBUNYA) Ibuku bekerja diladang, pd suatu malam ia tertidur dalam
keadaan kelelahan sambil menyusui bayi perempuannya yg berusia 3 bulan, dipagi harinya bayi
tersebut meninggal dunia dalam posisi menyusui, aku tidak faham apakah bayi tersebut
tertindih oleh ibuku saat tertidur atau sebab lain, apakah kewajiban ibuku?
Syeikh BIN BAZ Rohimahullah menjawab : “untuk ihtiyath (memilih yg lebih aman) hendaklah ia berpuasa
dua bulan (60 hari) secara berturut-turut (sbg kafarot), karena dari zohirnya bayi tersebut wafat karna sebab
ibunya, jika memang tdk diketahui sebab lainnya, ada kaidah syari’at yg berbunyi “ al amal bil ihtiyath indal
isytibaah- melakukan amal yg lebih aman saat dalam keadaan rancu / ketidakjelasan”. Untuk menggugurkan
kewajiban diri terhadap Hak-hak Allah dan juga hak-hak Hamba-Nya. Smg Allah membantu wanita tersebut
utk menyempurnakan puasanya” (Fatawa Mar’ah Muslimah Hal.530 No pertanyaan 1314)
APLIKASI KAIDAH AL-UMURU BI MAQOSIDIHA 55
(IKHLAS DALAM MENUNTUT ILMU) seseorang yang menuntut ilmu (Syariat) dengan niat
mendapatkan ijasah dan dengan ijasah itu ia niatkan agar mendapatkan jabatan/kedudukan
tertentu maka ia tdk akan mencium bau syurga (HR.ahmad) akan tetapi jika niat penuntut ilmu
mendapatkan ijasah utk memberikan manfaat kpd manusia dengan ilmu dan pengajaran serta
kecakapannya dlm urusan, maka niat itu tidaklah mengapa, itu adalah niat yg benar, hendaklah
penuntut ilmu berniat menuntut ilmu karna ingin melaksanakan perintah Allah (Qs.Muhammad
19) maka jika anda menuntut ilmu sesungguhnya anda sedang mengerjakan PERINTAH ALLAH
(Kitabul Ilmi Hal. 28 Syeikh Usaimin Rohimahullah)
(UKURAN IKHLAS) Imam Ahmad Rohimahullah berkata: “Ilmu itu tidak ada duanya jika niatnya
benar”. Beliau ditanya apa ukuran niat yg benar wahai Abu abdillah ? Beliau menjawab: “Kamu
berniat menghilangkan kebodohan yg ada didalam dirimu dan orang lain”.
(Syarah Hilyah Tolibul ilmi Hal 7 Bakr Abu Zaid-Syarah Syeikh Usaimin Rohimahumallah)
APLIKASI KAIDAH “AL UMURU BI MAQOSIDIHA “ 56
(CARA IHLAS DALAM MENUNTUT ILMU) jika ada yang bertanya bagaimana caranya
ikhlas dalam menuntut ilmu? Setidaknya dengan 4 Cara. Pertama: Anda niatkan menuntut
ilmu itu karena perintah Allah (QS.Muhammad :19), Kedua: Anda Niatkan menuntut ilmu
itu untuk menjaga Syariat Allah, Ketiga: Anda Niatkan menuntut ilmu itu untuk membela
Syari’at Allah, Keempat: Anda Niatkan menuntut ilmu itu untuk Mengikuti (Ittiba’) Syari’at
Nabi Muhammad , karena anda tidak mungkin bisa ittiba’ jika anda tdk mengetahui
syari’at ini (Syeikh Usaimin dalam Syarah Hilyah Tolibil Ilmi Hal.8-9)
AL FAWAID-MUTIARA ILMU 57
َوَما يَتمبِ ُع أَ ْكثَ ُر ُى ْم إِالم ظَنًّا إِ من الظم من الَ يُ ْغ ِين ِم َن احلَِّق َشْي ًئا
“ dan kebanyakan dari mereka itu hanya mengikuti prasangka semata, sesungguhnya
prasangka itu tidak memenuhi kebenaran sedikitpun..” (QS Yunus:36)
DALIL KEDUA KAIDAH INI 61
Hadist: “ Dikeluhkan kepada Nabi adanya seorang laki-laki yang sering ragu seolah
merasakan sesuatu yang keluar darinya (hadast) dalam sholat. Maka Nabi bersabda:
“Janganlah anda pergi sampai anda mendengar suara atau merasakan angin”.
(HR BUKHORI : 137, MUSLIM :NO 361)
Imam Nawawi Menjelaskan: “Hadist ini merupakan prinsip-prinsip ajaran Islam dan merupakan
kaidah fikih yang agung, bahwasannya sesuatu itu tetap berada pada asalnya sampai datang
keyakinan yang menyelisihinya, dan tidaklah rusak keyakinan yang ada dengan munculnya
keragu-raguan. (Alminhaj Syarah Sohih Muslim J2/171)
DALIL KETIGA KAIDAH INI 62
Dari Abu Hurairoh berkata bahwa Rasulullah bersabda : “ Jika salah seorang diantara
kalian merasakan sesuatu didalam perutnya, dan ia ragu apakah keluar sesuatu
(angin) darinya atau tidak, maka janganlah ia keluar dari masjid (meninggalkan
sholat) sampai ia mendengar suara atau merasakan angin”. (HR MUSLIM, NO.36)
PENERAPAN KAIDAH INI DALAM BIDANG IBADAH & MUAMALAH 63
(TETAP SUCI) Barangsiapa yg yakin dalam keadaan suci (Punya Wudhu) kemudian ia ragu
apakah sudah berhadast (Batal) atau belum. maka ia dihukumi berada dalam kondisi awalnya
yaitu suci (Punya Wudhu) tidak ada bedanya apakah keraguan itu muncul dalam sholat atau
diluar sholat (Imam Nawawi. Dalam Alminhaj Syarah Sohih Muslim J2/ 171)
(YAKIN BERHADAST) Adapun jika seseorang yakin (Telah) berhadast dan ragu dalam keadaan
suci maka ia wajib berwudhu berdasarkan ijma’ kesepakatan Ulama. (Al.minhaj j2 / 171)
PENERAPAN KAIDAH “ AL YAQIN LA YAZULU BISYAK” 64
(ACUANNYA YAKIN) Barangsiapa yg yakin dalam keadaan suci (Punya Wudhu) dan
meragukan hadast maka ia dihukumi suci (Punya wudhu) sebaliknya, siapa yang merasa
yakin telah berhadast dan meragukan suci (punya wudhu) maka ia dihukumi berhadast.
(Al-wajiz syarah qowaid fiqhiyyah Abdul Karim Zaidan hal.43)
(PILIH YG SEDIKIT) jika seseorang yakin melakukan sesuatu. Akan tetapi ia ragu dalam
melakukannya apakah dengan jumlah yang sedikit atau dengan jumlah yang banyak,
maka ia diarahkan untuk memilih yang sedikit karna yg sedikit itulah yang meyakinkan.
Berdasarkan dalil berikut. (Alwajiz Hal.43)
APLIKASI KAIDAH “AL-YAQIN LA YAZULU BISYAK” 65
(HADIST 3 ATAU 4 RAKAAT) Dari Abdurrahman Bin auf, aku mendengar Rasulullah
bersabda : “jika salah seorang diantara kalian lupa dalam sholatnya, apakah ia telah
sholat 1 atau 2 rokaat, maka tetapkan (Pilihlah) yang 1 rokaat. Apabila ia lupa apakah
telah sholat 3 atau 4 rokaat, maka tetapkan (Pilihlah) yang 3 rokaat, lalu bersujudlah dua
kali sebelum salam (Sujud sahwi)
(HR At tirmidzi 400 dalam Al-wajiz syarah qowaid fiqhiyyah Abdul Karim Zaidan hal.43)
APLIKASI KAIDAH “AL YAQIN LA YAZULU BISSYAK” 66
(MANASIK HAJI) Jika seseorang ragu dalam jumlah bilangan towaf, sa’i, atau melempar
jumroh dalam manasik hajinya . Maka pilihlah jumlah bilangan yang sedikit ( Syeikh Sa’di
dalam Manzumah Al Qowaid al fiqhiyyah Hal. 87)
(YAKIN BERHUTANG) Barangsiapa yg yakin punya hutang pada seseorang, kemudian muncul
keraguan apakah hutangnya sudah dilunasi atau belum, maka ia dianggap masih berhutang.
(Al Wajiz Syekh Muhammad Alborno hal. 170)
(PERNIKAHAN) Siapa yang pernikahannya dg seorang wanita telah ditetapkan dengan akad
yang sah, jika dikemudian hari muncul keraguan dalam hal talak, maka ikatan pernikahannya
dianggap tetap ada ( Al Wajiz Syeikh Muhammad Al borno Hal. 170)
APLIKASI KAIDAH “ ALYAQIN LA YAZULU BISYAK” 68
(KEPEMILIKAN) Barangsiapa yg yakin memiliki sesuatu, maka kepemilikannya itu tidak bisa
hilang kecuali dengan sebab yang menghapus kepemilikan tersebut secara meyakinkan
(Al-wajiz syekh Abdul karim zaidan hal.43)
(SHOUM) Barangsiapa yang makan diakhir malam (waktu sahur) kemudian ia ragu apakah
telah terbit fajar atau belum (imsak) maka puasanya sah karna asalnya ia (Yakin) berada di
malam hari. (Alwajiz Abdul karim zaidan Hal.43)
APLIKASI KAIDAH “AL YAQIN LA YAZULU BISYAK” 69
(RAGU SETELAH SELESAI SHOLAT) Seseorang telah selesai sholat, kemudian muncul
keraguan apakah ia sholat tiga rakaat atau empat rokaat. Maka kita katakan padanya
jangan anda hiraukan keraguan itu karena ia muncul stelah Ibadah selesai dilaksanakan.
Syeikh usaimin berkata: keraguan yg muncul setelah amal selesai dilaksanakan tidak
berpengaruh/jangan dihiraukan.
(Syeikh Usaimin dalam Syarah manzumah qowaid fiqhiyyah hal.87-88)
APLIKASI KAIDAH : AL-YAQIN LA YAZULU BISYAK 70
(RAGU SUJUD SETELAH SHOLAT) Seseorang sholat, kemudian setelah salam ia ragu
apakah sujud 2 kali atau sujud sekali, maka sholatnya dianggap sah jangan hiraukan
keraguan itu, karna jika dihiraukan akan muncul keraguan-keraguan yg lain, sehingga
ia berkata: mungkin aku hanya sujud sekali dalam setiap rakaat. Sehingga ia
mengulang sholat dari awal. (Syeikh Usaimin Syarah Manzumah hal. 88)
71
PENJELASAN KAIDAH “ LA DOROR WALA DIROR” 72
(ىذه القاعدة) أهنا سند دلبدأ االستصالح يف جلب ادلصاحل و درء ادلفاسد وىي عدة
) 254الفقهاء و عمدهتم و ميزاهنم يف تقرير األحكام الشرعية للحوادث (الوجيز ص
Kaidah ini menjadi PRINSIP KEMASLAHATAN, yaitu Mengambil Maslahat serta menjauhi
mudorot (Kerusakan), Kaidah ini juga menjadi “BEKAL “ bagi para Ahli Fikih serta
sandaran & Timbangan mereka dalam menetapkan Hukum-Hukum Syari’at pada setiap
Peristiwa & Kejadian (KITAB AL- WAJIZ, MUHAMMAD AL BORNO Hal. 254)
DALIL KAIDAH INI 74
:عن أيب سعيد سعد بن مالك بن سنان اخلدري هنع هللا يضر أن رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص قال
ِ َضرر وال
ض َر َار َ َ َ َ َال
Dari Abi Said Sa’d Bin Malik Bin Sinan alkhudri Bahawasannya Rasulullah Bersabda :
“Tidak boleh ada mudorot, tidak juga membalas mudorot dengan mudorot”.
( Hadist Sohih Riwayat Darul Quthni 3/77, Imam Baihaqi 6/69, Al Hakim 2/66 &
Ibnu Majah No.2340 Dalam Kitab Addurroh Assalafiyah syarah arbain nawawiyah Hal 224 )
PENJELASAN HADIST LA DORORO WALA DIRORO 75
DOROR : Adalah anda membahayakan orang lain yg tidak membahayakan anda, DIROR adalah
: Anda membalas orang yang membahayakan anda tapi dengan balasan yg tak sebanding
(Lebih besar) serta membela diri dengan cara yang bathil (Ibnu Daqiq Al-iid Dalam Kitab
Addurroh Assalafiyah Hal. 225)
DOROR Adalah membahayakan orang lain tanpa sengaja, DIROR adalah membahayakan
orang lain dengan sengaja . Yang mana keduanya dilarang oleh Nabi Muhammad Shollallahu
alaihi wasallam (Syeikh Usaimin Rohimahullah Dalam Kitab Adduroh Assalafiyah Hal.225)
APLIKASI KAIDAH - LA DOROR WALA DIROR 76
(MENYEBARKAN BERITA HOAX SAAT COVID) Wajib bagi seluruh kaum muslimin dan seluruh
insan media elektronik menghindari / menjauhi menyebarkan berita bohong yg menakut-
nakuti manusia, dan wajib bagi semua orang utk memerangi penyebaran hoax utk mghindari
dampak negatifnya (QS:Qof :18-Tidaklah ada satu kata yg diucapkan kecuali malaikat Roqib
dan atid mencatatnya). Jg menyerukan kpd mereka utk menggunakan sarana Komunikasi utk
menyebarkan informasi kedokteran dan hukum2 agama yg berkaitan dengannya dgn cara yg
benar jg hukum2 yg terkait dgn wabah COVID ini dgn benar. Serta menyebarkan optimisme
kpd masyarakat umum, mengintensifkan edukasi utk meningkatkan kekebalan tubuh dgn
dipimpin & diawasi oleh pihak yg berwenang disetiap Negara.
( FATWA ORGANISASI FIKIH INTERNASIOANAL POINT 16. www.oic.oci.org)
6 KAIDAH FIKIH TURUNAN DARI KAIDAH LAA DORORO WALA DIRORO
77
(Fatwa MUI no.40 Tanggal 21 Rajab 1441 H / 16 maret Tahun 2020. www.mui.co.id)
“ADDORORU yuzalu biqodril imkan 83
( Organisasi Fikih Islam di jeddah, Muharrom 1425 H. kitab Usul Nawazil Hal. 416 )
ADDORORU YUZLU “Mudorot itu harus dihilangkan” 88
4 َوما َجعل عليكم يف الدي ِن من َحرج Dan Allah tdk menjadikan kesulitan utk kalian
di dlm agama (QS.22:78)
DALIL-DALIL KAIDAH INI DARI HADIST 97
ُ ًن
رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص بٌن شيئٌن إال ََِّما ُخ
Tdklah Rasul diberikan pilihan dlm dua hal
3 maka beliau hanya memilih yg termudah
اختار أيسرمها ما مل يكن إمثا selama bukan dosa (Muttafaq alaih)
إن هللا وضع عن أميت اخلطأ والنسيان Sesungguhnya Allah mengangkat dr ummatku
4 salah, lupa & hal yg dipaksakan pd mereka
وما استكرىوا عليو (HR Alhakim)
2 JENIS MASYAQQOH / KESULITAN /KEBERATAN DALAM SYARI’AT 98
1. Masyaqqoh Yg Menempel pd Beban Lapar ketika Puasa, Ngantuk saat subuh, Dingin saat
Wudhu, Sakit dlm rajam, Sakit saat potong tangan, Takut
Syari’at (Taklif) & Tidak menyebabkan saat Jihad , lelah saat berhaji, harta berkurang saat
Rukhsoh sdekah dll ( Tidak Menyebabkan adanya Ruksoh)
Sumber : Kitab Alwajiz Fi idohi qowaid alfiqh alkuliyyah M.Alborno Hal. 229
APLIKASI KAIDAH “AL –MASYAQOH TAJLIBUT TAISIR” 101
(MENGURUS JENAZAH COVID ) Wajib memandikan dan mengkafani mayit yg terkena covid
meskipun hanya di perciki, jk tdk bs ditayamumkan, jk juga tdk memungkinkan maka gugur
kewajiban memandikannya. Hendaklah yg mengurus mayit para nakes dan wajib menggunakan
apd serta usahakan sesedikit mgkn yg mengurusi pemandiannya utk meminimalisir penularan
virus, tdk blh mengkafani mayit & Menguburkannya kecuali dibawah pengawasan Nakes sbg
preventif terjadinya penularan disertai dgn protokol yg dibutuhkan spt seperti mebungkus
mayat dgn plastik, yg tertutup rapat kmudian disholatkan , boleh bagi kaum muslimin yg ingin
mensholatkannya secara goib meskipun sendiri-sendiri ditempat mana sj mereka
mensholatkannya, TIDAK BOLEH MEMBAKAR MAYAT KAUM MUSLIMIN dalam kondisi apapun.
(FATWA ORGANISASI FIKIH INTERNASIONAL POINT 13 Tanggal 16 /4/2020.www.oic.oci.org)
PENERAPAN KAIDAH “ AL-MASYAQQOH TAJLIBUT TAISIR” 104
إن عادة الناس إذا مل تكن خمالفة للشرع حجة و دليل جيب العمل مبوجبها آلن العادة حمكمة
3 Penentuan Minimal Usia Baligh 3 Campur baur Pria wanita pd acara umum
7 Pemberian mahar bertermin (2X) ( 1-6 Alwajiz Fi Usul Fiqh Wahbah hal.98 )
BISNIS WARNET
Mudhorotnya: Banyak anak2 Carilah bisnis lain yg “Menghindari
DIPERUMAHAN
bermain diwarnet hingga tdk berdampak negatif. mudorot lebih
lupa waktu, meninggalkan utama daripada
sholat, bolos, bicara kotor dll. mengambil
(maslahat & Mudorot maslahat “
Berbenturan)
115
2 Alminhaj Syarah Muslim Imam Nawawi Mak Bait Salam KSA Cet.1 2016
4 Mausu’atul Fiqh walqodoya Wahbah Zuhaili Dar Fikr Damaskus Cet3 2012
6 Alwajiz fi Syarhi Qowaid A.Karim Zaidan Muasasah Risala Damaskus Cet.1 2019
7 Alwajiz fi ushulil fiqh Wahbah Azzuhaili Dar Fikr Damaskus Cet.1 2019
8 Fatawa Mar’ah Muslimah Ulama Haromain Dar Ibnu Jauzi Kairo Cet.1 2005
9 Jami’ul Ulum wal hikam Ibnu rajab Maktaba aliman Mansuroh Cet.1 1996
10 Bahjah qulubul Abror Syeikh Sa’di Dar Furqon Kairo Cet.1 2012
12 Mi’yarul Bid’ah M Husein AlJizani Dar Ibnu Jauzi KSA Cet.3 1436 H
13 Alwajiz Fi Usul Fikih Abdul Karim Zaidan Muasasa Risalah Beirut Cet. 5 1999
NO JUDUL KITAB PENULIS PENERBIT TMPT & THN
14 Usul Nawazil M Husein Aljizani Dar Ibnu Jauzi KSA Cet.1 1439 H
15 Taudihul Ahkam Syeikh Albassam Dar Ibnu Jauzi Kairo Cet 1 2011
16 Syarah Manzumah Qowaid Fiqh Syeikh sa’di Dar Ibn Jauzi Kairo. Cet.1 2011
18 Syarah arbain Syeikh Usaimin Dar Nur Sunnah Beirut Cet 1 2015
19 Syarah Riyadussolihin Syeikh Usaimin Dar Ibnu Jauzi Kairo Cet.1 2006
20 Syarah Hilyah Tolibul Ilmi Syeikh Usaimin Dar ilam Sunnah Riyadh Cet.1 2009
22 Taisirul allam syarah umdah Syeikh Albassam Dar Ibnu Jauzi Kairo, Cet.1 2013
23 Mui.co.id _ _ _
24 www.oic.oci.org _ _ _
121
25 Binbaz.org. dll. _ _ _
122
1
123
NO MATERI KAIDAH FIKIH MAKNA KAIDAH