Anda di halaman 1dari 4

JURNAL ILMIAH SIMANTEK Vol. 4 No.

4
ISSN. 2550-0414 November 2020
POLA BAKTERI PADA ULKUS PENDERITA DIABETES MELITUS DAN UJI KEPEKAAN
TERHADAP ANTIBIOTIK CEFTRIAXONE DAN COTRIMOXAZOLE DI RUMAH SAKIT MURNI TEGUH MEDAN

1DWINDA RAHMATUN AZHARI PINEM, 2ANCE ROSLINA


1,2UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
1azhariwindarocketmail.com, 2anceroslina.umsu.ac.id

ABSTRACT

Ulcers are a chronic complication of diabetes mellitus with a risk of ulcers as much as 12-25%. Antibiotics are used to treat
existing ulcers, but already resistance to antibiotic broad spectrum of penicillin and cephalosporin. An antibiotic sensitivity
test is carried out to choose which one to use according to the causative bacteria, to cut down the cost of drugs,
hospitalization days, and the incidence of amputation. This study is an observasional descriptive study using a cross-
sectional design by taking ulcer swab in DM patients in Murni Teguh Hospital Medan. The results of the study were obtained
from 22 samples identified as gram-negative bacteria were 72,8% and gram-positive bacteria which was 27,2). The two
largest bacteria were Klebsiella sp (31,8%) and Staphylococcus aureus (27,2%). All samples were resistant to ceftriaxone
and cotrimoxazole antibiotics. The most identified bacteria in the ulcer of patients with DM are Gram-negative bacteria with
the type Klebsiella sp and have been resistant to ceftriaxone and cotrimoxazole antibiotics.

Keywords : DM, Ulcer, Bacteria, Antibiotics Sensitivity

PENDAHULUAN
Komplikasi serius DiabetesMelitus (DM)adalah ulkus diabetik. Penelitian menunjukkan bahwa pasien dengan diabetes
diyakini seumur hidupnya memiliki resiko 12-25% menjadi ulkus diabetik. Ulkus diabetiksering berkembang karena adanya
kombinasi antara faktor ekstrinsik seperti tingginya tekanan plantar atau trauma lokal, dengan faktor intrinsik seperti
neuropati perifer, penyakit mikrovaskular dan gangguan respon imun pejamu. Pola kuman penyebab infeksi pada pasien
ulkus diabetik berbeda untuk tiap Rumah Sakit. Peneltian oleh Aulia tahun 2008 di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan
menemukan pola kuman Enterobacter aerogenes sebagai kuman terbanyak pada ulkus diabetik. Sementara hasil penelitian
oleh Eva tahun 2013 di Rumah Sakit Umum DR Saiful Anwar Malang menemukan koloni kuman penyebab ulkus terbanyak
adalah Staphylococcus sp.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan studi observasional. Pengambilan sampel dilakukan di Rumah Sakit Murni
Teguh Medan berupa ulkus dari penderita DM menurut data rekam medik. Identifikasi bakteri di Laboratorium Mikrobiologi
FK UMSU. Populasi penelitian ini adalah penderita DM dengan ulkus di Rumah Sakit Murni Teguh Medan. Sampel
penelitian ini berupa ulkus penderita DM yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Langkah pertama adalah pengambilan
sampel berupa apusan ulkus secara aseptis menggunakan kapas lidi steril, kemudian memasukkan ke media cair nutrient
sebagai media transport. Selanjutnya sampel dibawa ke Laboratorium FK UMSU, lalu sampel disemai pada Mueller Hinton
Agar (MHA) dan Mac Conkey Agar (MCA) untuk dikultur. Dilakukan pewarnaan Gram untuk identifikasi bakteri, dilanjutkan
dengan uji biokimia berupa Triple Sugar Iron (TSI) dan Simmons Citrat Agar (SCA). Dan dilakukan uji kepekaan antibiotik
ceftriaxone dan cotrimoxazole dengan metode difusi.

138
JURNAL ILMIAH SIMANTEK Vol. 4 No. 4
ISSN. 2550-0414 November 2020
HASIL

Tabel 4.1. Hasil Identifikasi Pola Bakteri Gram-Positif Dan Gram Negatif
Gram Bakteri Jlh % Total

Positif Staphylococcus 6 100% 27,2%


aureus
Klebsiella sp 7 43,75%

Negatif Proteus sp 6 37,5% 72,8%


Pseudomonas 2 12,5%
Citrobacter 1 6,25%

Berdasarkan table 4.1 di dapatkan pola bakteri gram-positif dan bakteri gram-negatif. Kuman terbanyak adalah bakteri gram-
negatif sebanyak 72,8%. Sedangkan bakteri gram-positif hanya 27,2%. Bakteri yang paling banyak ditemukan dalam ulkus
diabetikum adalah Klebsiella sp, dan Staphylococcus aureusdan Proteus sp.

Uji Kepekaan Terhadap Antibiotik Ceftriaxone dan Cotrimoxazole

Tabel 4.2. Hasil Uji Kepekaan Antibiotik Ceftriaxone


Sensitifitas
Antibiotik Bakteri S I R Persentase
%
Staphylococcu - - 6
Ceftriaxone s aureus
Klebsiella sp - - 7
Proteus sp - - 6 100%
Pseudomonas - - 2
Citrobacter - - 1

Berdasarkan tabel 4.2 bakteri Klebsiella, Staphylococcus aureus, Proteus vulgaris, Proteus morgani, Pseudomonas, dan
Citrobacter yang teridentifikasi, semuanya resisten terhadap antibiotik ceftriaxone.

Uji Kepekaan Terhadap Antibiotik Cotrimoxazole

Sensitifitas
Antibiotik Bakteri S I R Persentase
%
Staphylococcu - - 6
Cotrimoxazole s aureus
Klebsiella sp - - 7
Proteus sp - - 6 100%
Pseudomonas - - 2
Citrobacter - - 1

Berdasarkan tabel 4.3 bakteri Klebsiella, Staphylococcus aureus, Proteus vulgaris, Proteus morgani, Pseudomonas, dan
Citrobacter yang teridentifikasi, semuanya resisten terhadap antibiotik ceftriaxone.

139
JURNAL ILMIAH SIMANTEK Vol. 4 No. 4
ISSN. 2550-0414 November 2020
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian pola bakteri pada ulkus penderita diabetes melitus di rumah sakit murni teguh medan, terdapat
perbedaan pola bakteri pada masing-masing sampel dari berbagai genus maupun gramnya.Hasil pewarnaan gram dari
masing-masing sampel terdapat bakteri yang bersifat gram-positif dan gram-negatif dengan bentuk bakteri kokus dan basil
yaitu Klebsiella, Staphylococcus aureus, Proteus vulgaris, Proteus morgani, Pseudomonas, dan Citrobacter dengan hasil
temuan terbanyak bakteri gram-negatif. Hal ini sejalan pada penelitian yang dilakukan oleh Setianingsih Yunita dkkdi RSUD
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda, Galuh dkk di RSUD Arifin Achmad, Decroli dkk dan Yohanna di RSUP Dr M . Djamil
Padang, menunjukkan hasil yang sama dimana bakteri yang paling banyak di temukan pada ulkus penderita DM adalah
bakteri Gram-negatif degan jenis bakteri yang berbeda-beda. Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Abidah
di RS Zainal Abidin dan Meuraxsa8dimana yang paling banyak dijumpai pada ulkus penderita DM adalah bakteri Gram-
positif genus Staphylococcus sp. Hal ini dikaitkan peneliti dengan infeksi yang sifatnya akut disebabkan oleh bakteri kokus
gram positif terutama Staphylococcus sp. Berdasarkan penelitian uji kepekaan terhadap antibiotik ceftriaxone dan
cotrimoxazole dengan bakteri yang sudah teridentifikasi, didapatkan seluruh sampel resisten terhadap antibiotik ceftriaxone
dan cotrimoxazole. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Decroli dkk di RSUD Arifin Achmad, Zubair dkk di
India, danGaluh dkk diRSUD Arifin Achmad dimana didapatkan antibiotik cotrimoxazole menghasilkan resistensi yang relatif
tinggi begitu juga dengan antibiotik sefalosporin generasi tiga dan empat seperti ceftriaxone. Gunawan dkk dalam buku
Farmakologi dan Terapi FK UI edisi 5 menyatakan bahwasanya bakteri menjadi resisten terhadap antibiotik dengan berbagai
mekanisme, antara lain dengan menghasilkan enzim yang dapat merusak antibiotik, merubah target intaselluler dari
antibiotik dan efflux pum. Kejadian resistensi terhadap banyak antibiotik menurut Radji (2014) merupakan hal yang sudah
biasa terjadi pada infeksi ulkus diabetikum.

KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil identifikasi, bakteri yang paling banyak terdapat pada ulkus penderita DM di RS Murni Teguh Medan
adalah bakteri Gram-negatif.
2. Jenis bakteri yang paling banyak teridentifikasi adalah Klebsiella sp.
3. Berdasarkan hasil uji kepekaan antibiotik menunjukkan seluruh bakteri resisten terhadap antibiotik ceftriaxone dan
cotrimoxazole.

SARAN
1. Dengan dijumpai adanya pola bakteri pada penelitian ini maka dapat menjadi wawasan untuk menambah pengetahuan
terhadap masyarakat maupun klinisi.
2. Hendaknya klinisi tidak memberikan antibiotik dengan bebas kepada masyarakat tetapi juga memperhatikan dampak
untuk kedepannya.
3. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut terkait pola bakteri apusan hidung dan uji kepekaan terhadap antibiotik
amoxicillin dengan menggunakan cakupan sampel yang lebih besar dan variabel yang dinilai beragam sehingga dapat
tercapai penjabaran hasil yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Jneid J, Lavigne JP, La Scola B, Cassir N. The diabetic foot microbiota: A review. Hum Microbiome J. 2017; 5-6
(September): 1-6. doi:10.1016/j.humic.2017.09.002

Aulia NF. Pola kuman aerob dan sensitifitas pada gangren diabetik. 2015:1-98.

Yunita E. Pola kuman penyebab ulkus kaki diabetik pada pasien diabetes mellitus. Umm. 2013.

Decroli E, Karimi J, Manaf A, Syahbuddin S. Profil Ulkus Diabetik pada Penderita Rawat Inap di Bagian Penyakit Dalam
RSUP Dr M . Djamil Padang. Maj Kedokt Indones. 2008;58:3-7.

Lumban Gaol YE, Erly, Sy E. Artikel Penelitian Pola Resistensi Bakteri Aerob pada ada Ulkus Diabetik Terhadap Beberapa
Antibiotika di Laboratorium Mikrobiologi RSUP Dr M Djamil Padang. 2017;6(1):164-170.
140
JURNAL ILMIAH SIMANTEK Vol. 4 No. 4
ISSN. 2550-0414 November 2020
Setianingsih Y, Fadraersada J, Ibrahim A, Ramadhan AM. Pola Resistensi Bakteri Terhadap Antibiotik pada Pasien Diabetic
Foot di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Periode Agustus-Oktober 2016. 2016:20-21.

Akbar GT, Karimi J, Dewi A. Pola Bakteri dan Resistensi Antibiotik pada Ulkus Diabetik Grade Dua di RSUD Arifin Achmad
Periode 2012. 2014;1(2).

Nur A, Marissa N. Gambaran Bakteri Ulkus Diabetikum di Rumah Sakit Zainal Abidin dan Meuraxa Tahun 2015. 2015: 1-10

Zubair M, Malik A, Ahmad J. Clinico-bacteriology and risk factors for the diabetic foot infection with multidrug resistant
microorganisms in north India. 2010;2(4):22-34.

S Gunawan, Setiabudy, Nafrialdi. Farmakologi Dan Terapi. 5th ed. Jakarta: Dapartemen Farmakologi dan Terapeutik FK UI;
2009.

Radji M, Fauziah S, Aribinuko N. Antibiotic sensitivity pattern of bacterial pathogens in the intensive care unit of Fatmawati
Hospital , Indonesia.2011;1(1):39-42. doi:10.1016/S2221-1691(11)60065-8

Radji M, Shirleyana C, Fauziyah S. Diabetes & Metabolic Syndrome : Clinical Research & Reviews Antibiotic therapy for
diabetic foot infections in a tertiary care hospital in Jakarta ,Indonesia. Diabetes Metab Syndr Clin Res Rev. 2014:7-10.
doi:10.1016/j.dsx.2014.09.006

141

Anda mungkin juga menyukai