Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nur izzati rahma

Nim : 11910821381

Kelas : pgmi 6a

Uts Bahasa Indonesia

1.Jelaskan tujuan dan manfaat dri analisis kurikulum Bahasa Indonesia SD/MI!
2.Jelaskan teori pemerolehan Bahasa,strategi pemerolehan Bahasa anak!
3.Perbedaan pendekatan kontekstual dengan pendekatan tradisional!
4.Sebutkan 2 strategi pembelajaran Bahasa Indonesia dan jelaskan langkah-langkah
pembelajarannya!

1).Jawab: Menganalisis kurikulum dapat diartikan sebagai kegiatan mempelajari apa yang dimaksud
dengan kurikulum,apasaja isi dari kurikulum,untuk apa kurikulum tersebut disusun,apa saja yang
merupakan perangkat kurikulum,bagaimana cara melaksanakan kurikulum tersebut,dan bagaimana
mengevaluasi keberhasilannya. tujuan analisis kurikulum bahasa indonesia yaitu untuk mengungkapkan
data apasaja yang masih perludi cari,hipotesis apa yang perlu diuji,pertanyaan apa yang perlu
dijawab,metode apa yang harus digunakan untuk mendapatkan informasi baru dan kesalahan apa yang
harus segera diperbaiki juga mengevaluasi kurikulum tersebut terkhusus pada mata pelajaran bahasa
indonesia.Sedangkan fungsi darian alisis kurikulum bahasa indonesia yaitu memperbaiki kelemahan
yang ada, menciptakan metode baru,meningkatkan roduktifitas SDM dalam dunia pendidikan

2.Pemerolehan bahasa anak melibatkan dua keterampilan, yaitu kemampuan untuk menghasilkan
tuturan secara spontan dan kemampuan memahami tuturan orang lain. Jika dikaitkan dengan hal itu,
maka yang dimaksud dengan pemerolehan bahasa adalah proses pemilikan kemampuan berbahasa,
baik berupa pemahaman atau pun pengungkapan, secara alami, tanpa melalui kegiatan pembelajaran
formal (Tarigan dkk., 1998).Dengan demikian, proses pemerolehan bahasa adalah proses bawah sadar
yang digunakan anak-anak untuk mampu berbahasa baik berupa pemahaman atau pun pengungkapan,
yang berlangsung secara alami, dalam situasi formal, spontan, dan terjadi dalam konteks berbahasa
yang yang bermakna bagi anak.

3. Dalam pembelajaran kontekstual, siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran, sedangkan
dalam pembelajaran tradisional siswa adalah penerima informasi yang pasif.

Dalam pembelajaran kontekstual, siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi, saling
mengoreksi, sedangkan dalam pembelajaran tradisional siswa belajar secara individual.

Dalam pembelajaran kontekstual, pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata dan atau masalah
yang disimulasikan, sedangkan dalam pemebelajaran tradisional pembelajaran sangat abstrak.

Dalam pembelajaran kontekstual, perilaku dibangun atas kesadaran sendiri sedangkan dalam
pembelajaran tradisional perilaku dibangun atas kebiasaan.
Dalam pembelajaran kontekstual, keterampilan dibangun atas kesadaran diri,, sedangkan dalam
pembelajaran tradisional ketrampilan dikembangkan atas dasar latihan.

Dalam pembelajaran kontekstual, hadiah untuk perilaku baik adalah kepuasan diri, sedangkan dalam
pembelajaran tradisional hadiah untuk perilaku baik adalah pujian atau nilai (angka) rapor.

Dalam pembelajaran kontekstual, seseorang tidak melakukan yang jelek karena dia sadar hal itu keliru
dan merugikan., sedangkan dalam pembelajaran tradisional seseorang tidak melakukan yang jelek
karena dia takut hukuman.

Dalam pembelajaran kontekstual, bahasa diajarkan dengan pendekatan komunikatif, yakni siswa diajak
menggunakan bahasa dalam konteks nyata, sedangkan dalam pembelajaran tradisional, bahasa
diajarkan dengan pendekatan struktural: rumus diterapkan sampai paham, kemudian dilatihkan (drill).

Dalam pembelajaran kontekstual, pemahaman rumus dikembangkan atas dasar skemata yang sudah
ada dalam diri siswa, sedangkan dalam pembelajaran tradisional rumus itu ada di luar diri siswa, yang
harus dikembangkan, diterima dan dilafalkan, dan dilatihkan.

Dalam pembelajaran kontekstual, siswa menggunakan kemampuan berpikir kritis, terlibat penuh dalam
pengupayakan terjadinya proses pembelajaran yang efektif, ikut bertanggungjawab atas terjadinya
proses pembelajaran yang efektif, dan membawa skemata masing-masing ke dalam proses
pembelajaran sedangkan dalam pembelajaran tradisional siswa secara pasif menrima rumus atau kaidah
(membaca, mendengarkan, mencatat, menghapal), tampa memberikan kontribusi ide dalam proses
pembelajaran.

Dalam pembelajaran kontekstual, pengetahuan yang dimiliki oleh manusia dikembangkan oleh manusia
itu sendiri. Manusia menciptakan atau membangun pengetahuan dengan cara memberi arti dan
memahami pengalamannya sedangkan dalam pembelajaran tradisional pengetahuan adalah
penangkapan terhadap serangkaian fakta, konsep, atau hukum yang brada di luar diri manusia

4.Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) Sejak dulu cara belajar ini telah ada, yaitu bahwa dalam kelas mesti
terdapat kegiatan belajar yang mengaktifkan siswa. Hanya saja kadar (tingkat) keterlibatan siswa itu
yang berbeda. Jika dahulu guru lebih banyak menjejalkan fakta, informasi atau konsep kepada siswa,
akan tetapi saat inidikembangkan suatu keterampilan untuk memproses perolehan siswa. Kegiatan
pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru, melainkan berpusat pada siswa (student centered).Siswa
pada hakikatnya memiliki potensi atau kemampuan yang belum terbentuk secara jelas maka kewajiban
gurulah untuk memberi stimulus agar siswa mampu menampilkan potensi itu, betapa pun
sederhananya. Para guru dapat menumbuhkan keterampilan-keterampilan pada siswa sesuai dengan
taraf perkembangannya sehingga siswa memperoleh konsep. Dengan mengembangkan keterampilan-
keterampilan memproses perolehan, siswa akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri
fakta dan konsep, serta mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Proses pembelajaran seperti
inilah yang dapat menciptakan siswa belajar aktif.Hakikat dari CBSA adalah proses keterlibatan
intelektual-emosional siswa dalam kegiatan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya:
a. Proses asimilasi/pengalaman kognitif yang memungkinkan terbentuknya Pengetahuan.
b. Proses perbuatan/pengalaman langsung  yang memungkinkan terbentuknya Keterampilan.

c. Proses penghayatan dan internalisasi nilai  yang memungkinkan terbentuknya nilai dan sikap

b.StrategiKegiatanMenyimakSecaraLangsung(KML)

- Tahapan KML (atau DLA=Direct Listening Activities) adalah:

1)Guru mengemukakan tujuan pembelajaran, membacakan judul tekssi makan, bertanya jawab dengan
siswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan judul bahan simakan sebagaiupaya untuk pembangkitan
skemata siswa.Selanjutnya guru mengemukakan hal-hal pokok yang perludi pahami siswa dalam
menyimak.
2)Gurume minta siswa mendengarkan mater isi makan yang dibacakan oleh guru.
3)Guru melakukan tanya jawab tentang isisi makan. Pertanyaan tidak selalu harus diikat oleh pertanyaan
yang terdapat dalam buku.Guru hendaknya menambahkan pertanyaan yang dikaitkan dengan konteks
kehidupan siswa atau masalah lain yang aktual.
4)Guru memberikan latihan/tugas/kegiatan lain yang berfungsi untuk mengembangkan keterampilan
siswa dalam menyimak.

Anda mungkin juga menyukai