Anda di halaman 1dari 29

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM SATU DESA

SATU AMBULAN DI KABUPATEN JEMBER


(Studi di Kecamatan Silo, Kecamatan Balung dan Kecamatan Sumbersari)

Oleh : Sely Rahayu Oktavianti, NIM 1510511019


Dosen Dr. Ria Angin, M.Si
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Prodi Ilmu Pemerintahan
Universitas Muhammadiyah Jember
Jl. Karimata No.49 Jember 68121
Email : www.unmuhjember.ac.id

ABSTRAK
Penelitian Ini bertujuan untuk mendeskripsikan “Implementasi Kebijakan
Program Satu Desa Satu Ambulan Di Kabupaten Jember (Studi di Kecamatan
Silo, Kecamatan Balung dan Kecamatan Sumbersari)”. Dalam penelitian ini
menggunakan metode pendekatan kualitatif. Sumber data diperoleh dariDinas
Kesehatan Kabupaten Jember. Pengumpulan data melalui wawancara, observasi
serta dokumentasi.Analisis menggunakan analisis data model interaktif yang
meliputi, Pengumpulan data, Reduksi Data, Penyajian Data, dan Verifikasi Data
terkait dengan Kebijakan Program Satu Desa satu Ambulan, yang merupakan
salah satu program kerja dari Bupati terpilih periode 2016-2021 di Kabupaten
Jember yang terdapat pada 22 Janji Bupati. Kebijakan 1 (satu) desa 1 (satu)
ambulan merupakan salah satu kebijakan atau program layanan publik yang
terdapat di Kabupaten Jember, Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat juga
menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kebijakan yang telah dibuat tersebut
tidak dapat terimplementasi dengan baik. Faktor-faktor seperti ini kurang
diperhatikan oleh pemerintah yang hanya mewujudkan apa yang telah menjadi
program dari pemerintah.dan ditinjau teori Edward III tentang (1) komunikasi
yaitu pada kebijakan satu desa satu ambulan belum dapat di katakan baik,
Program satu desa satu ambulan, aspek (2) disposisi memiliki disposisi yang baik.
Komitmen dari implementor dalam hal ini yaitu Dinas Kesehatan mempunyai
komitmen , kejujuran dan sifat demokratis dimana pihak implementor sangat
menjunjung tinggi komitmen untuk tidak menerima pembayaran bagi masyarakat
yang ingin menggunakan program satu desa satu ambulan ini, dan (3) Struktur
Biroktrasi dalam kebijakan satu desa satu ambulan tersebut masih di katakan
kurang baik karena berkaitan dengan Standard Operating Procedures (SOP). SOP
menjadi pedoman bagi setiap implementor dalam bertindak, tetapi yang terjadi
pada kebijakan satu desa satu ambulan tersebut sedikit berbeda karena tidak
semua masyarakat mengetahui SOP dalam menggunakan ambulan desa.
Kata Kunci : Implementasi Kebijkan, 1 Desa 1 Ambulan,
BAB I fasilitas yang ada di provinsi yang
pastinya mengatur setiap daerah yang
PENDAHULUAN berada di ruang lingkupnya salah
satu nya yaitu provinsi Jawa Timur.
1.1 Latar Belakang
Dapat kita lihat di provinsi
Desa merupakan bagian
Jawa Timur misalnya yang
terkecil dari suatu Negara, jika kita
mempunyai berbagai kabupaten di
ingin membangun suatu Negara,
dalamnya, salah satunya kabupaten
tidak cukup jika hanya membangun
Jember. Kabupaten Jember
bagian perkotaannya saja. Desa
merupakan salah satu kabupaten
menjadi salah satu fakor penting dan
yang terletak pada ujung timur
harus mendapat perhatian lebih dari
provinsi pulau Jawa. Kabupaten
pemerintah, karena kemajuan suatu
Jember sendiri, merupakan salah satu
Negara tidak hanya dapat dilihat atau
kabupaten yang memiliki wilayah
diukur dari kemajuan yang terdapat
yang dapat dikatakan cukup luas. Di
di perkotaan besar seperti banyaknya
Kabupaten Jember sendiri terdapat
gedung yang menjulang tinggi, dan
226 Desa dan 22 Kelurahan yang
juga pusat perbelanjaan yang
tersebar di 31 kecamatan yang
merajalela tetapi yang terjadi
berada di Kabupaten Jember
kesenjangan antara masyarakat kota
tersebut. Dengan banyaknya Desa
dengan masyarakat kota sangat jelas
dan juga Kelurahan yang tersebar di
terlihat. Negara dapat dikatakan maju
Kabupaten Jember tersebut, ada
jika kesenjangan antara masyarakat
sebuah kebijakan yang menarik
desa dengan masyarakat kota tidak
perhatian. Kebijakan tersebut tidak
terlampau jauh.
hanya menarik perhatian masyarakat
Pemerintah pusat ataupun
di Kabupaten Jember saja, melainkan
pemerintah daerah sering kali
juga menarik perhatian baik dari
membuat suatu kebijakan yang
pemerintah maupun masyarakat luas,
bertujuan untuk mengurangi
karena kebijakan tersebut baru
kesenjangan yang terjadi pada
pertama kali di adakan di Indonesia
masyarakat. Kebijakan-kebijakan
khususnya. Dalam ke pemimpinan
tersebut diharapkan dapat sedikit
Bupati kabupaten Jember yang
mengurangi perbedaan yang terjadi
sekarang, Bupati terpilih memiliki
antara kota dengan desa. Salah satu
sebuah program yang awalnya
langkah atau tindakan yang
program tersebut hanya sebagai janji
diharapkan menjadi perhatian
politik semata, namun setelah
pemerintah yaitu tentang perbaikan
pelaksanaan kebijakan tersebut
sarana dan prasarana, karena sarana
menuai pro kontra dari masyarakat.
dan prasarana merupakan fasilitas
Kebijakan tersebut adalah kebijakan
yang di butuhkan oleh masyarakat.
1 (satu) desa 1 (satu) ambulan yang
Seperti yang telah kita ketahui jika
merupakan salah satu program kerja
fasilitas baik sarana maupun
dari Bupati terpilih periode 2015-
prasarana yang ada di desa tidak
2020 di Kabupaten Jember yang
sebaik dengan fasilitas yang ada di
terdapat pada 22 Janji Bupati.
kota, tidak perlu membandingkan
Kebijakan 1 (satu) desa 1 (satu)
fasilitas yang tersedia antara desa
ambulan merupakan salah satu
dengan fasilitas yang ada di pusat
kebijakan atau program layanan
atau ibu kota karena akan jelas sekali
terlihat perbedaannya. Kita lihat
publik yang terdapat di Kabupaten masyarakat. Program 1 (satu) desa 1
Jember. (satu) ambulan diwujudkan atau
Program 1 (satu) desa 1 (satu) direalisasikan dengan Anggaran
ambulan adalah sebuah program Dana yang sangat fantastik.
pemerintah Kabupaten Jember yang Kebijakan tersebut juga mendapat
terdapat pada 22 Janji Bupati terpilih sebuah apresiasi dari Kementerian
dan dirumuskan dalam RPJMD dan mendapat dukungan dari
Kabupaten Jember. Program 1 (satu) Pemerintah Pusat.
desa 1 (ambulan) menjadi salah satu Namun yang menjadi
kebijakan pemerintah Kabupaten permasalah adalah, apakah kebijakan
Jember yang menjadi prioritas utama tersebut dapat atau telah sesuai
untuk dilaksanakan. Dalam dengan keinginan dan tujuan awal
penelitian ini akan berfokus untuk pemerintah, apakah program tersebut
memberikan sebuah gambaran dari dapat berjalan secara maksimal dan
suatu kebijakan yaitu kebijakan kegunaannya dapat dirasakan secara
Pemerintah tentang pelaksanaan langsung oleh masyarakat.
program 1 (satu) Desa 1 (satu) Permasalahan lainnya adalah banyak
ambulan di Kabupaten Jember. sekali ambulan yang tidak memiliki
Pemerintah Kabupaten Jember tempat parkir sehingga ambulan
membuat berbagai kebijakan yang tidak terawat dengan benar.
diharapkan dapat mempermudah Kurangnya sosialisasi kepada
dalam melakukan pelayanan publik masyarakat juga menjadi salah satu
sehingga dapat membantu faktor yang menyebabkan kebijakan
masyarakat dan manfaatnya dapat yang telah dibuat tersebut tidak dapat
dirasakan secara langsung oleh terimplementasi dengan baik. Faktor-
masyarakat. Banyak sekali faktor seperti ini kurang diperhatikan
kebijakan-kebijakan Pemerintah oleh pemerintah yang hanya
Kabupaten Jember yang terdapat mewujudkan apa yang telah menjadi
pada 22 Janji Bupati dan Wakil program dari pemerintah. Selain
Bupati terpilih yang menarik kekurangan-kekurangan tersebut
perhatian masyarakat, salah satunya Pemerintah Kabupaten Jember
adalah mewujudkan Kabupaten mendapatkan penghargaan dan
Jember Sehat dengan membuat suatu apresiasi yang besar oleh Pemerintah
Program yaitu 1 (satu) desa 1 (satu) Pusat karena Program tersebut.
ambulan tersebut. Program tersebut Di samping alasan yang telah
menjadi fokus dan perhatian dikemukakan diatas, alasan lain yang
pemerintah Kabupaten Jember yang mendasari pemilihan topik ini karena
diharapkan dapat membantu belum ada yang mengangkat topik
masyarakat khususnya masyarakat ini. Sehingga penelitian ini nantinya
desa karena tidak semua wilayah di diharapkan bisa memberikan
desa dekat ataupun terdapat konstribusi baru bagi pengembangan
Puskesmas. Hal ini menjadi ilmu pengetahuan khususnya dalam
terobosan baru bagi pemerintah bidang ilmu sosial politik yang ingin
Kabupaten Jember untuk mencari referensi tentang masalah
menyalurkan keinginan masyarakat dari kebijakan tentang program 1
akan pelayanan publik yang (satu) desa 1 (satu) ambulan tersebut.
diberikan oleh pemerintah dan 1.2 Rumusan Masalah
tentunya sangat di apresiasi oleh
Berdasarkan latar belakang Dari segi teoritis, penelitian ini
sebagaimana diuraikan di atas, bermanfaat untuk memberikan
berikut ini merupakan rumusan kontribusi literasi Ilmu
masalah mengenai bagaimanakah Pemerintahan, bidang kajian
implementasi kebijakan program 1 implementasi kebijakan khususnya
(satu) desa 1 (satu) ambulan di bagaimana pelaksanaan kebijakan,
Kabupaten Jember? faktor pendukung dan penghambat
1.3 Tujuan Penelitian kebijakan serta strategi dalam
Secara umum penelitian ini pelaksanaan suatu kebijakan.
bertujuan untuk mendeskripsikan
implementasi kebijakan program 1 1.4.3 Manfaat Bagi Peneliti
(satu) desa 1 (satu) ambulan di Selanjutnya
Kabupaten Jember. Penelitian ini diharapkan
1.4 Manfaat Penelitian bermanfaat dan bisa membantu
Manfaat penelitian dalam menjadi refrensi atau acauan bagi
penelitian ini terdiri dari tiga hal, peneliti selanjutnya yang memiliki
yaitu manfaat peraktis, Manfaat vareabel penelitian sejenis.
teoritis, Bagi penelti selanjutnya, dan
Bagi Peneliti 1.4.4 Manfaat Bagi Peneliti
1.4.1 Manfaat Praktis Penelitian ini bermanfaat untuk
Secara umum, penelitian ini meningkatkan pengetahuan serta
bermanfaat untuk memberikan keterampilan saya dibidang
umpan balik kepada Pemerintah penelitian. dibawah bimbingan dosen
Kabupaten Jember khususnya Dinas yang berpengalaman, saya
Kesehatan mengenai implementasi mendapatkan pengalaman yang
kebijakan program satu desa satu sangat berharga mengenai penulisan
ambulan di Kabupaten Jember. skripsi dan bagaimana
1.4.2 Manfaat Teoritis mempertahankannya dihadapan tim
penguji

BAB II pengamatan yamg dilakukan, apakah


fenomena tersebut sesuai dengan
TINJAUAN PUSTAKA realita atau fakta yang telah terjadi di
2.1 Landasan Teori lapangan.Berikut ini merupakan
Teori merupakan sebuah pendapat dari beberapa ahli tentamg
konsep atau pendapat yang di teori implementasi kebijakan.
dasarkan pada penelitian atau 2.2 Implementasi Kebijakan
argumen yang di telah di dukung Menurut Edward III
oleh sebuah informasi berupa data. Berdasarkan pengertian
Teori berguna sebagai bahan tolak implementasi kebijakan di atas, salah
ukur atau sebagai landasan berpikir satu model implementasi kebijakan
dalam memecahkan sebuah dikemukakan oleh Edward
permasalahan yang ada. Teori juga 1980:147mengemukakan beberapa
berfungsimenjadi suatu alat atau cara hal yang dapat mempengaruhi
yang di lakukan untuk menjelaskan keberhasilan dari suatu
atau memahami suatu fenomena dari implementasi, yaitu:
data yang telah di dapat dari hasil
1. Comunication (Komunikasi) terlaksanakanya keberhasilan
2. Resources (Sumber Daya) terhadap suatu implementasi,
3. Disposition (Disposisi) walaupun isi kebijakan sudah
4. Bureaucratic Structur (Struktur dikomunikasikan secara jelas dan
Birokrasi) konsisten, akan tetapi apabila
implementor kekurangan sumber
Pertama, Komunikasi
daya untuk melaksanakan kebijakan
implementasi mensyaratkan agar
maka tidak akan berjalan dengan
implementor mengetahui apa yang
efektif. Sumber daya yang dapat
harus dilakukan, komunikasi
mendukung pelaksanaan kebijakan
diartikan sebagai proses
dapat berwujud, seperti sumber daya
penyampaian informasi komunikator
manusia, dan sumber daya anggaran,
kepada komunikan. Selain itu juga
sumber daya peralatan, sumber daya
dalam berkomunikasi implementasi
informasi dan kewenangan. Sumber
kebijakan terdapat tujuan dan sasaran
daya manusia merupakan salah satu
kebijakan yang harus disampaikan
variabel yang mempengaruhi
kepada kelompok sasaran, hal
keberhasilan dan kegagalan
tersebut dilakukan agar mengurangi
implementasi. Implementasi sangat
kesalahan dalam pelaksanaan
tergantung kepada sumber daya
kebijakan. Komunikasi kebijakan
manusia (aparatur), dengan demikian
memiliki beberapa macam dimensi,
sumber daya manusia dalam
antara lain dimensi transformasi
implementasi kebijakan di samping
(transmission), kejelasan (clarity)
harus cukup juga harus memiliki
dan konsistensi (consistency).
keahlian dan kemampuan untuk
Dimensi transformasi menghendaki
melaksanakan tugas, anjuran,
agar kebijakan publik dapat
perintah dari atasan (pimpinan). Oleh
ditransformasikan kepada para
karena itu, sumber daya manusia
pelaksana, kelompok sasaran dan
harus ada ketepatan dan kelayakan
pihak lain yang terkait dengan
antara jumlah staf yang dibutuhkan
kebijakan. Dimensi kejelasan
dan keahlian yang dimiliki sesuai
menghendaki agar kebijakan yang
ditransmisikan kepada para dengan tugas pekerjaan yang di
tanganinya. Sumber daya anggaran
pelaksana, target group dan pihak
merupakan sumber daya yang
lain yang berkepentingan langsung
mempengaruhi implementasi setelah
maupun tidak langsung terhadap
adanya sumber daya menusia,
kebijakan dapat diterima dengan
terbatasnya anggaran yang tersedia
jelas sehingga dapat diketahui yang
menyebabkan kualitas pelayanan
menjadi maksud, tujuan dan sasaran.
terhadap publik yang harus diberikan
Dalam hal ini proses komunikasi
kepada masyarakat juga terbatas.
antara pemerintah dengan
Terbatasnya anggaran menyebabkan
masyarakat sebagai pengguna
disposisi para pelaku rendah bahkan
kebijakan tersebut harus lebih di
akan terjadi goal displacement yang
tingkatkan sehingga diharapkan
dilakukan oleh pelaku terhadap
kebijakan saru desa satu ambulan
pencapaian tujuan dan sasaran yang
tersebut dapat dilaksanakan sesuai
telah ditetapkan. Sumber daya
dengan tujuan yang ingin di capai.
peralatan juga merupakan sumber
Kedua, sumber daya
daya yang mempengaruhi terhadap
merupakan salah satu faktor yang
keberhasilan dan kegagalan suatu
mempengaruhi terhadap
implementasi, menurut Edward III disposisi itu seperti komitmen,
yaitu: kejujuran, dan sifat demokratik.
“Sumber daya peralatan Apabila pelaksana kebijakan
merupakan sarana yang digunakan mempunyai karakteristik atau watak
untuk operasionalisasi implementasi yang baik, maka dia akan
suatu kebijakan yang meliputi melaksanakan kebijakan dengan baik
gedung, tanah dan sarana yang sesuai dengan sasaran tujuan dan
semuanya akan memudahkan dalam keinginan pembuat kebijakan.
memberikan pelayanan dalam Menurut Van Meter dan Van Horn
implementasi kebijakan”. (Edward terdapat tiga macam elemen yang
III, 1980:102) Terbatasnya fasilitas dapat mempengaruhi disposisi,
peralatan yang diperlukan dalam antara lain: “Tiga elemen yang dapat
pelaksanaan kebijakan menyebabkan mempengaruhi disposisi, yaitu:
gagalnya pelaksanaan kebijakan, pengetahuan (cognition),
karena dengan terbatasnya fasilitas pemahaman dan pendalaman
sulit untuk mendapatkan informasi (comprehension and understanding)
yang akurat, tepat, andal, dan dapat terhadap kebijakan, arah respon
dipercaya akan sangat merugikan mereka apakah menerima, netral atau
pelaksanaan akuntabilitas. Sumber menolak (acceptance, neutrality, and
daya informasi dan kewenangan juga rejection), intensitas terhadap
menjadi faktor penting dalam kebijakan”. (Van Meter dan Van
implementasi, informasi yang Horn dalam Widodo,2007: 105)
relevan dan cukup tentang berkaitan Elemen yang dapat mempengaruhi
dengan bagaimana cara disposisi adalah pengetahuan,
mengimplementasikan suatu dimana pengetahuan merupakan
kebijakan. Informasi tentang elemen yang cukup penting karena
kerelaan atau kesanggupan dari dengan pengetahuan tinggi yang
berbagai pihak yang terlibat dalam dimiliki oleh aparatur dapat
implementasi kebijakan, membantu pelaksanaan implementasi
dimaksudkan agar para pelaksana tersebut. Pemahaman dan
tidak akan melakukan suatu pendalaman juga dapat membantu
kesalahan dalam menginterpretasikan terciptanya dan terlaksananya
atau dalam memberikan sebuah implementasi sesuai dengan tujuan
pandangan tentang bagaimana cara yang akan dicapai. Respon
mengimplementasikan. Kewenangan masyarakat juga dapat menentukan
juga merupakan sumber daya lain keberhasilan suatu implementasi,
yang mempengaruhi efektifitas karena dapat menentukan sikap
pelaksanaan kebijakan. Menurut apakah masyarakat menerima, netral
Edward III menegaskan bahwa atau menolak.
kewenangan (authority) yang cukup Keempat, struktur birokrasi
untuk membuat keputusan sendiri merupakan suatu badan yang paling
yang dimiliki oleh suatu lembaga sering terlibat dalam implementasi
akan mempengaruhi lembaga itu kebijakan secara keseluruhan.
dalam melaksanakan suatu Struktur Organisasi merupakan yang
kebijakan. (Edward III, 1980:103) bertugas melaksanakan kebijakan
Ketiga, disposisi adalah memiliki pengaruh besar terhadap
watak atau karakteristik yang pelaksanaan kebijakan. Didalam
dimiliki oleh pelaksana kebijakan, struktur birokrasi terdapat dua hal
penting yang mempengaruhinya
salah satunya yaitu aspek struktur
birokrasi yang penting dari setiap
organisasi adalah adanya prosedur
operasi yang standar (standard
operating procedures atau SOP).
SOP ini merupakan pedoman bagi
pelaksana kebijakan dalam bertindak
atau menjalankan tugasnya. Selain
SOP yang mempengaruhi struktur
birokrasi adalah fragmentasi yang
berasal dari luar organisasi.
2.3 Program Bantuan Alat banyak sekali masyarakat yang
Kesehatan mengalami kesulitan untuk
mengakses layanan kesehatan seperti
Program bantuan alat
halnya ambulan terutama bagi
kesehatan merupakan bantuan yang
masyarakat yang tinggal didaerah
diberikan oleh pemerintah untuk
desa yang terkadang dihambat oleh
meningkatkan fasilitas pelayanan
akses jalan yang kurang memadahi.
kesehatan di setiap daerah, kota
Karena terbatasnya jumlah ambulan
maupun desa. Program bantuan alat
yang ada, hal inilah yang menjadi
kesahatan diberikan untuk pengadaan
salah satu faktor untuk membuat
peralatan medis, peralatan untuk
suatu kebijakan ini. Kebijakan
perawatan kepentingan pasien dan
mengenai satu desa satu ambulan ini
juga alat transportasi. Pengadaan
diharapkan dapat mempermudah
bantuan alat kesehatan di harapkan
akses bagi masyarakat yang ingin
dapat memperbaiki sistem atau akses
menggunakan layanan kesehatan
kesehatan yang sebelumnya bukan
tersebut utamanya akses terhadap
menjadi prioritas utama pemerintah.
Bantuan alat kesehatan sangat di mode transportasi atau ambulan.
butuhkan oleh masyarakat, dimana 2.4 Program Satu Desa Satu
tidak semua masyarakat dapat Ambulan
mengakses atau memperoleh fasilitas
yang layak dengan mudah. Pemerintahan di setiap daerah
Kehadiran dan tindakan yang nyata tentunya mempunyai suatu kebijakan
dari pemerintah sangat di harapkan atau program yang telah di buat atau
oleh masyrakat. Bantuan alat di rencanakan oleh pemerintah
kesehatan yang telah di realisasikan dengan tujuan untuk memberikan
oleh pemerintah yaitu, bantuan untuk kemudahan dan kenyamanan bagi
penyandang disabilitas berupa alat masyarakatnya. Kebijakan tersebut
bantu dengar, kaki palsu dan operasi tidak hanya menguntungkan bagi
katarak. Salah satu program bantuan pemerintah tetapi juga
alat kesehatan yang telah di sediakan menguntungkan bagi masyrakat
oleh pemerintah yaitu berupa alat karena masyarakat dapat merasakan
transportasi yang mana bisa berupa secara langsung hasil dari kebijakan
sebuah ambulan. Ambulan tersebut tersebut. Kabupaten Jember
biasanya disediakan oleh pemerintah merupakan salah satu kabupaten
disetiap rumah sakit ataupun yang berada di Provinsi jawa timur.
puskesmas setempat. Karena Kabupaten Jember sendiri tentunya
terbatasnya mobil ambulan yang juga mempunyai kebijakan-kebijakan
terdapat dibeberapa daerah atau yang bertujuan untuk memperbaiki
wilayah, pemerintah kabupaten layanan publik, kabupaten Jember
Jember membuat suatu kebijakan juga mempunyai program unggulan
tentang program satu desa satu yang tentunya program tersebut
ambulan. Kebijakan mengenai mendapatkan apresiasi dari
program satu desa satu ambulan ini masyraakat. Salah satu program
nantinya diharapkan mampu unggulanyang ada di Kabupaten
mempermudah masyarakat dalam Jember yaitu tentang program satu
mendapatkan pelayanan kesehatan. desa satu ambulan. Program satu
Sebelum diresmikannya kebijakan desa satu ambulan ini merupakan
atau program ini oleh pemerintah, kebijakan pemerintah atau program

23
24

mengenai bantuan alat kesehatan keterbatasan masyarakat akan


yang diberikan oleh pemerintah fasilitas layanan kesehatan. Program
daerah atau kabupaten Jember. Satu Desa Satu Ambulan ini
Program satu desa satu ambulan bertujuan untuk menekan angka
tersebut merupakan salah satu kematian pada ibu dan bayi. Program
kebijakan dari 22 janji bupati dan satu desa satu ambulan ini
wakil bupati terpilih (dr. Hj. Faida, diharapkan nantinya akan membantu
MMR. dan Drs. KH. A. Muqit Arief) atau mempermudah masyarakat yang
yang tercantum dalam Rencana mengalami kesulitan dalam
Pembangunan Jangka Menengah mendapatkan akses layanan
Daerah kabupaten Jember tahun kesehatan, sehingga masalah yang
2016-2021. berkaitan dengan kesehatan dapat
Program satu desa satu segera ditangani oleh petugas
ambulan ini menjadi salah satu kesehatan terdekat.
fasilitas pelayanan publik yang
diharapkan mampu meningkatkan Kebijakan satu desa satu ambulan
angka kesehatan di Kabupaten jika di dikaitkan dengan asas-asas
Jember. Program satu desa satu pemerintahan termasuk dalam asas
ambulan merupakan program baru desentralisasi. Asas desentralisasi
bagi masyarakat di Kabupaten merupakan penyerahan kekuasaan
Jember karena baru dilaksanakan dari pemerintah pusat kepada
semenjak kepemimpinan ibu dr. Hj. pemerintah dimana dengan adanya
Faida, MMR. Program satu desa penyerahan kekuasaan tersebut
butuhkan bagi masyarakat, karena diharapkan dapat mempercepat
dengan adanya bantuan tersebut pembangunan. Asas desentralisasi
dapat mempermudah masyarakat jika dikaitkan dengan program satu
dalam mengakses mode transportasi desa satu ambulan, diharapkan
kesehatan secara gratis karena tidak dengan adanya penyerahaan atau
semua masyarakat mempunyai alat pengelolaan ambulan desa terhadap
transportasi. Program satu desa satu pemerintah desa hubungan antara
ambulan tersebut sangat membantu, pemerintah dengan pemerintah desa
karena terbatasnya ambulan yang dapat terjalin dengan baik. Sehingga,
tersedia di setiap puskesmas dan juga diharapkan kebijakan yang telah di
akses jalan yang di tempuh untuk hasilkan dapat dijalankan dengan
menuju puskesmas terdekat berbeda lebih baik dan sesuai dengan
di setiap desanya. Pelayanan yang kebutuhan masyarakat karena
diberikan oleh pemerintah ini pemerintah desa mempunyai
merupakan pelayanan yang informasi yang lebih akurat tentang
manfaatnya dapat di rasakan secara keadaan di setiap desa tersebut.
langsung oleh masyarakat,
khususnya masyarakat menengah ke BAB III METODE PENELITIAN
bawah yang selama ini masih
3.1 Jenis Penelitian
kesulitan untuk memperoleh akses
Penelitian ini menggunakan
layanan kesehatan yang baik dan
jenis penelitian deskriptif kualitatif,
layak. Program satu desa satu
yaitu penelitian yang bertujuan ingin
ambulan juga merupakan salah satu
menggambarkan fenomena sosial
cara atau langkah yang di buat oleh
tertentu. Sedangkan menurut
pemerintah untuk mengurangi
Moleong (2007:8) penelitian
25

kualitatif bermaksud untuk kecamatan yang berada di Kabupaten


memahami fenomena tentang apa Jember sebagai tempat atau lokasi di
yang di alami oleh subjek penelitian, lakukannya penelitian. Kecamatan
misalnya perilaku, persepsi, tersebut yaitu Kecamatan Silo,
motivasi, tindakan dan lain-lain. Kecamatan Balung dan yang terakhir
Secara holistik mendeskripsikan yaitu Kecamatan Sumbersari. Alasan
dengan bahasa dan kata-kata konteks peneliti memilih tiga kecamatan
khusus yang alamiah dengan tersebut karena tiga kecamatan
memanfaatkan berbagai metode tersebut memiliki perbedaan dari segi
ilmiah. Penelitian kualitatif juga pendidikan, ekonomi dan budaya
merupakan penelitian riset yang yang terjadi pada masyarakat.
bersifat deskriptif dan cenderung Kecamatan Silo yang merupakan
menggunakan analisis dengan kecamatan yang berada di perbatasan
pendekatan induktif. Proses dan Kabupaten Jember dengan tingkat
makna (perspektif subjek ) lebih di pendidikan dan ekonomi
tonjolkan dalam penelitian kualitatif. masyarakatnya yang dapat di
Dalam hal ini fenomena yang ingin katakana rendah dan mempunyai
digambarkan adalah hal yang terkait beberapa desa yang masih dapat di
mengenai pelaksanaan kebijakan katakana sebagai desa tertinggal.
program satu desa satu ambulan di Sedangkan kecamatan Sumbersari
Kabupaten Jember. Pendekatan yang berada pada jantung kabupaten
digunakan dalam menggambarkan Jember dengan segala fasilitas dan
fenomena tersebut adalah studi kasus sarana yang lengkap dan pendidikan
yang mana hanya berlaku untuk serta dengan eknominya yang maju
kasus tersebut, tidak berlaku untuk dan kehidupan masyarakatnya yang
kasus lainnya. telah modern. Berbeda dengan dua
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian lokasi Kecamatan lainnya,
Lokasi penelitian merupakan kecamatan Sumbersari mempunyai
tempat dimana peneliti melakukan kemudahan dalam mengakses segala
penelitian untuk memperoleh data- hal. Perbedaan-perbedaan di atas
data yang diperlukan untuk menjadi hal menarik bagi peneliti
menjawab permasalahan yang ada. untuk mengetahui bagaimana respon
Tempat penelitian dilakukan di Dinas masyarakat terhadap kebijakan baru
Kesehatan Kabupaten Jember yang pemerintah Kabupaten Jember yaitu
beralamat di Jl. Srikoyo 1 No. 3, program satu desa satu ambulan.
Patrang, Krajan, Bintoro Kabupaten Apakah sebuahb perbedaan yang
Jember. Alasan peneliti memilih terjadi pada tiga Kecamatan tersebut
penelitian di Dinas Kesehatan memberikan suatu pengaruh dan
Kabupaten Jember karena instansi manfaat terhadap terlaksananya
tersebut merupakan instansi kebijakan yang sedang di teliti.
pemerintahan yang memberikan 3.3 Sumber Data
pelayanan tentang program 1 (satu) Sumber data terdiri dari dua
Desa 1 (satu) Ambulan. Waktu yaitu sumber data primer dan sumber
penelitian dalam jangka waktu 1,5 data sekunder. Sumber data primer
bulan yaitu tanggal 03 Desember merupakan sumber data yang di
2018 sampai dengan tanggal 11 peroleh secara langsung dari sumber
Januari 2019. Selain Dinas asli atau pihak yang berkaitan
Kesehatan peneliti juga memilih tiga langsung dengan objek yang sedang
26

di teliti, contoh data primer adalah Penelitian yang sedang di


data yang di peroleh melalui lakukan mengenai Implementasi
wawancara peneliti dengan Kebijakan Program 1 (satu) Desa 1
narasumber. Data sekunder (satu) Ambulan di Kabupaten Jember
merupakan data tambahan yang di ini menggunakan instrumen berupa
peroleh dari berbagai sumber secara pedoman wawancara, dimana
tidak langsung yang terkait dengan wawancara yang digunakan adalah
penelitian. Contoh data sekunder model wawancara terbuka. Dengan
adalah data yang di peroleh dari wawancara terbuka tersebut
dokumen peraturan perundang- informan dapat dengan leluasa
undangan, jurnal dan arsip-arsip memberikan keterangan terkait
uang berhubungan erat dengan pertanyaan dari peneliti sehingga
permasalahan yang sedang di teliti. tidak membatasi jawaban dari
Subjek dari penelitian ini adalah sumber data itu sendiri.
Dinas Kesehatan di Kabupaten 3.5 Metode Pengumpulan Data
Jember dan masyarakat di tiga Metode pengumpulan data
Kecamatan yaitu Kecamatan Silo, merupakan sebuah teknik, alat atau
Kecamatan Balung dan Kecamatan cara yang di lakukan oleh peneliti
Sumbersari. Penelitian ini untuk memperoleh suatu informasi
menggunakan teknik purposive yang di butuhkan dalam rangka
sampling dengan alasan bahwa mencapai tujuan penelitian. Berikut
informan tersebut memahami adalah beberapa teknik pengumpulan
fenomena sosial yang sedang di teliti. data yang di gunakan dalam
Adapun sumber data yang di pilih penelituan ini yaitu:
adalah sebagai berikut: 1. Wawancara
3.3.1 Sumber Data Primer Penelitian ini menggunakan
Sumber data primer dipilih metode pengumpulan data berupa
secara purposive, dimana peneliti wawancara. Hal ini dilakukan untuk
telah menentukan sampel yang sesuai mendapatkan informasi dengan
dengan tujuan penelitian, sehingga di bertanya langsung kepada informan
harapkan akan memperoleh data terhadap permasalahan yang ingin
yang akurat. Berikut ini adalah diteliti. Didalam wawancara terdapat
sumber data tersebut: suatu proses interaksi dan
1. Kepala Seksi Pelayanan komunikasi. Teknik wawancara yang
Kesehatan di Dinas Kesehatan digunakan adalah wawancara terbuka
Kabupaten Jember (tidak terstruktur). Dalam wawancara
2. Bidang Jember Safety Center terbuka informan bisa secara bebas
(JSC) Kabupaten Jember menyampaikan pendapatnya tentang
3. Masyarakat suatu gejala sosial tertentu. Teknik
3.3.2 Sumber Data Sekunder ini bertujuan untuk memperoleh
Sumber data sekunder dalam informasi yang mendalam mengenai
penelitian ini terdiri dari data yang di persepsi, pendapat, kepercayaan, dan
peroleh melalui dokumen yaitu sikap dari para informan. Adapun
Rencana Strategis (Rentra) yang menjadi informan dalam
Kabupaten Jember tahun 2017 dan penelitian ini merupakan petugas dari
jurnal-jurnal penelitian. bidang Pelayanan Kesehatan terkait
3.4 Instrumen Penelitian dalam rangka pelaksanaan program
satu desa satu ambulan di Kabupaten
27

Jember, Developer perumahan, adalah proses mengorganisasikan


masyarakat, serta Badan Perencanaan dan mengurutkan data kedalam pola,
Pembangunan Daerah. kategori, dan satuan uraian dasar
2. Observasi sehingga dapat ditemukan tema dan
Menurut Nawawi dan Martini tempat dirumuskan hipotesis kerja
(1992:74), “Observsi adalah seperti yang disarankan oleh data”.
pengamatan dan pencatatan secara 1. Pengumpulan data, yaitu
sistematik terhadap unsur-unsur yang mengumpulkan data di lokasi
tampak dalam suatu gejala atau penelitian dengan melakukan
gejala-gejala pada obyek penelitian”. observasi, wawancara, dan
Dengan kata lain merupakan dokumentasi dengan
kegiatan pengamatan dan pencatatan menentukan strategi
yang dilakukan oleh peneliti guna pengumpulan data yang
menyempurnakan penelitian agar dipandang tepat dan untuk
mencapai hasil yang maksimal. Jenis menentukan fokus serta
observasi yang digunakan adalah pendalaman data pada proses
observasi nonpartisipan, yaitu pengumpulan data berikutnya.
pengamatan yang dilakukan dengan 2. Reduksi data, yaitu sebagai
tidak melibatkan diri secara langsung proses seleksi, pemfokusan,
dalam proses kegiatan yang pengabstrakan, transformasi
dilakukan oleh informan. data kasar yang ada di
3. Dokumentasi lapangan langsung, dan
Menurut Hamidi (2004:72), diteruskan pada waktu
Metode dokumentasi adalah pengumpulan data, dengan
informasi yang berasal dari catatan demikian reduksi data dimulai
penting baik dari lembaga atau sejak peneliti memfokuskan
organisasi maupun dari perorangan. wilayah penelitian.
Dokumentasi penelitian ini 3. Penyajian data, yaitu rangkaian
merupakan pengambilan gambar organisasi informasi yang
oleh peneliti untuk memperkuat hasil memungkinkan penelitian
penelitian. Menurut Sugiyono dilakukan. Penyajian data
(2013:240), dokumentasi bisa diperoleh berbagai jenis,
berbentuk tulisan, gambar atau jaringan kerja, keterkaitan
karya-karya monumentel dari kegiatan atau tabel.
seseorang. Adapun dokumentasi 4. Penarikan kesimpulan, yaitu
dalam hal ini berupa rekomendasi dalam pengumpulan data,
dari Dinas Kesehatan terkait peneliti harus mengerti dan
pelaksanaan program satu desa satu tanggap terhadap sesuatu yang
ambulan di Kabupaten Jember. diteliti langsung di lapangan
3.6 Metode Analisis Data dengan menyusun pola-pola
Teknik analisis data yang pengarahan dan sebab akibat.
digunakan dalam penelitian ini 3.7 Keabsahan Data
adalah analisis interaktif. Model ini Uji keabsahan data dalam
ada 4 komponen analisis yaitu: penelitian sering hanya ditekankan
pengumpulan data, reduksi data, pada uji validitas dan reliabilitas.
penyajian data, dan penarikan Dalam penelitian kualitatif, temuan
kesimpulan. Menurut Moleong atau data dapat dinyatakan valid
(2004:280-281), “Analisis data apabila tidak ada perbedaan antara
28

yang dilaporkan peneliti dengan apa memeriksa konsistensi


yang sesungguhnya terjadi pada tindakan para informan.
obyek yang diteliti. Trianggulasi Adapun macam dari
adalah cara yang paling umum trianggulasi memiliki tiga macam
digunakan dalam penjaminan yang pertama, trianggulasi sumber
validitas data dalam penelitian data yang berupa informasi dari
kualitatif. Trianggulasi merupakan tempat, peristiwa dan dokumen serta
teknik pemeriksaan keabsahan data arsip yang memuat catatan berkaitan
dengan memanfaatkan sesuatu yang dengan data yang dimaksud. Kedua,
lain diluar data itu untuk keperluan trianggulasi teknik atau metode
pengecekan data atau sebagai pengumpulan data yang berasal dari
pembanding terhadap data itu. wawancara, observasi, dan dokumen.
Menurut Sugiyono (2006:267), Ketiga, trianggulasi waktu
Validitas merupakan “derajat pengumpulan data merupakan kapan
ketetapan antara data yang terjadi dilaksanakannya trianggulasi atau
pada objek penelitian dengan daya metode pengumpulan data.
yang dapat dilaporkan oleh peneliti”. Berdasarkan pemaparan di atas
Menurut Hamidi (2004:82-83), Ada penelitian ini menggunakan dua
beberapa teknik yang dapat macam trianggulasi, pertama
digunakan untuk mengetahui trianggulasi sumber data yang berupa
validitas data, yaitu: observasi serta wawancara dengan
1. Teknik trianggulasi antar narasumber secara langsung dan
sumber data, teknik dokumen yang berisi catatan terkait
pengumpulan data, dan dengan data yang ingin diperoleh
pengumpulan data yang dalam
peneliti.
hal terakhir ini peneliti akan
berupaya mendapatkan rekan BAB IV PENYAJIAN DAN
atau pembantu dalam ANALISIS DATA
penggalian data dari warga di
lokasi-lokasi yang mampu 4.1 Implementasi Program Satu
membantu setelah diberi Desa Satu Ambulan
penjelasan. Program satu desa satu
2. Pengecekan kebenaran ambulan merupakan sebuah
informasi kepada para sumber kebijakan atau program yang telah
data yang telah ditulis oleh direncanakan oleh pemerintah
peneliti dalam laporan Kabupaten Jember sejak tahun 2016
penelitian (member check). dan telah di laksanakan selama 1
3. Akan mendiskusikan dan tahun ini. Program satu desa satu
menyeminarkan dengan tema ambulan ini merupakan salah satu
sejawat di jurusan tempat program dari 22 janji Bupati yang di
penelitian belajar (peer muat dalam Rencana Pembangunan
debricfing), termasuk koreksi Jangka Menengah (RPJMD)
di bawah para pembimbing. Kabupaten Jember tahun 2016-2021.
4. Perpanjangan waktu penelitian. Kebijakan tentang satu desa satu
Cara ini akan ditempuh selain ambulan ini menjadi salah satu
untuk memperoleh bukti yang kebijakan atau program unggulan
lebih lengkap juga untuk dan dapat di katakan program yang
sangat membantu di bidang
29

kesehatan sehingga kebijakan baru mengantarkan masyarakat ke rumah


tersebut mendapatkan perhatian yang sakit setempat. Selain untuk
sangat besar. Kebijakan program satu memberikan sarana transportasi bagi
desa satu ambulan tersebut masyarakat, ambulan desa juga
mendapatkan penghargaan dan bertujuan untuk meningkatkan
sambutan dari berbagai masyarakat pelayanan secara prima khususnya
termasuk masyarakat Kabupaten bagi masyarakat pelosok desa di
Jember. Program ini juga telah kabupaten Jember.
mendapat penghargaan dari Pada tahun 2019 pemerintah
Kementerian Hukum dan HAM. Kabupaten Jember telah
Penghargaan tersebut di berikan membagikan 248 ambulan ke 248
kepada Pemerintah Daerah Jember desa yang ada di Kabupaten Jember.
sebagai bentuk apresisiasi karena Berikut ini tabel tentang ambulan
program satu desa satu ambulan ini desa.
dianggap sangat membantu bagi
masyarakat, terutama dalam bidang Tabel 4.1
layanan kesehatan. Selain itu, Jumlah Ambulan desa
program kebijakan satu desa satu Jumlah
ambulan merupakan kebijakan yang Ambul
Jumlah an
baru pertama kali di adakan di N Kecamata
Desa/Kelur Desa
Kabupaten Jember bahkan di o. n
ahan yang
Indonesia. Tereali
Program kebijakan satu desa sasi
satu ambulan ini memberikan atau 1. Ajung 7 7
menyediakan layanan transportasi 2. Ambulu 7 7
gratis bagi masyarakat khususnya 3. Arjasa 6 6
masyarakat desa. Program satu desa 4. Balung 8 8
satu ambulan ini diharapkan dapat 5. Bangsalsa 11 11
mempercepat layanan kesehatan ri
dalam sistetm rujukan dari desa ke 6. Gumukm 8 8
unit rujukan kesehatan seperti as
puskesmas dan rumah sakit. 7. Jelbuk 6 6
Penggunaan ambulan desa hanya 8. Jenggawa 8 8
h
untuk mengantarkan masyarakat
9. Jombang 5 5
sampai puskesmas terdekat saja,
10 Kalisat 12 12
selanjutnya apabila masyarakat .
membutuhkan perawatan lebih lanjut 11 Kaliwates 7 7
maka masyarakat menggunakan .
ambulan dari puskesmas tersebut 12 Kencong 5 5
karena tugas dari ambulan desa .
hanya sebagai rujukan ke setiap 13 Ledokom 10 10
puskesmas terdekat. Tetapi, jika . bo
ambulan puskesmas sedang 14 Mayang 7 7
digunakan, maka dalam beberapa .
kasus yang mengharuskan untuk 15 Mumbuls 7 7
menggunakan ambulan desa, maka . ari
dengan persetujuan dari pihak atasan 16 Pakusari 7 7
maka petugas ambulan desa boleh .
17 Panti 7 7
30

. bawah tanggung jawab pemerintah


18 Patrang 8 8 desa. Pemerintah kabupaten Jember
. juga memberikan kemudahan dalam
19 Puger 12 12 menggunakan ambulan desa dengan
. cara menghubungi langsung petugas
20 Rambipuj 8 8 ambulan dalam hal ini yaitu sopir
. i
ambulan desa. Prosedur ini sangat
21 Semboro 6 6
memudahkan masyarakat, tetapi
.
22 Silo 9 9 tidak semua masyarakat mengetahui
. cara menghubungi petugas ambulan
23 Sukoramb 5 5 desa karena beberapa hal salah
. i satunya yaitu masyarakat tidak
24 Sukowon 12 12 mengetahui kontak atau nomor dari
. o petugas ambulan desa.
25 Sumberba 10 10
. ru Tabel 4.2
26 Sumberja 9 9 Jumlah Ambulan
. mber Bany Ban
27 Sumbersa 7 7 Nam Juml Juml ak tuan
. ri N a ah ah Amb Am
28 Tanggul 8 8 o Keca Pen Pusk ulan bula
. . mata dud esma Pusk n
29 Tempurej 8 8 n uk s esma Des
. o s a
30 Umbulsar 10 10 Keca
. i 1 mata
- 2 2 9
31 Wuluhan 7 7 . n
. Silo
Total 248 248 Keca
Sumber: data sekunder yang di olah mata
2
n - 2 2 8
.
Berdasarkan tabel di atas, dapat Balu
kita ketahui jika pemerintah ng
Kabupaten Jember telah Keca
mata
merealisasikan ambulan desa sesuai
3 n
dengan jumlah desa yang ada di - 2 2 7
. Sum
Kabupaten Jember. Sasaran program bersa
satu desa satu ambulan ini adalah ri
masyarakat menengah ke bawah. Sumber: data sekunder yang di olah
Pelaksanan dari program satu desa
satu ambulan ini adalah Dinas 4.2 Jember Smart City
Kesehatan Kabupaten Jember.
Pemerintah memberikan bantuan Sejak bupati Faida menjabat
ambulan desa ini dengan sistem pada tanggal 17 Februari 2016,
pinjam pakai, artinya kepemilikan kabupaten Jember telah
ambulan desa ini tetap di miliki oleh mencanangkan program SSmart City.
pemerintah daerah Kabupaten Program tersebut terdiri dari 5
Jember hanya saja penggunaan dan program yaitu Smart Government,
pemeliharaan ambulan desa berada di Smart Branding, Smart Economy,
Smart Society dan program tentang
31

Jember Safety Center (JSC). Smart Jember, salah satunya dengan


City merupakan sebuah kota yang memanfaatkan media sosial yang
telah menggunakan teknologi sangat di gemari oleh masyarakat
informasi dan komunikasi (TIK) khususnya di kalangan remaja.
untuk meningkatkan efiseiensi 4.3.3 Smart Economy
operasional, berbagi informasi Smart economy juga
dengan warga dan meningkatkan merupakan salah satu dasar dalam
kualitas layanan pemerintah dan konsep smart city, dimana smart
kesejahteraan warganya. Smart city economy mempunyai lingkup
di harapkan dapat memeperbaiki ekonomi untuk menjawab tantangan
sistem yang ada di kabupaten Jember di suatu kota dapat berjalan secara
sehingga mengikuti perkembangan efektif dan efisien dan disinilah
zaman yang semakin modern. teknologi informasi untuk menjawab
4.3.1 Smart Government pertanyaan tersebut.
Smart Government merupakan 4.3.4 Smart Society
salah satu dasar yang harus di penuhi Smart society di ciptakan untuk
untuk mewujudkan smart City. Smart mendukung konsep dari smart city di
Government adalah istilah yang kabupaten Jember. Smart society di
merujuk pada pengimplementasian harapkan dapat memberikan
Information and Communication pelayanan yang ramah bagi difabel
Technologies (ICT) atau Teknologi dan kaum dhuafa di kabupaten
Informasi dan Komunikasi pada Jember.
layanan public di bidang 4.3.5 Jember Safety Center (JSC)
pemerintahan secara efektif, Smart Penelitian ini fokus pada
City mencakup administrasi kebijakan tentang program satu desa
pemerintahan,perizinan berbasis satu ambulan. Kebijakan satu desa
online dengan nama program “Siji satu ambulan di Kabupaten Jember
Wae”, menangani layanan kesehatan, merupakan salah satu program
transportasi, pendidikan dan layanan publik di bidang kesehatan
sebagainya. Smart Government di yang diharapkan dapat meningkatkan
harapkan dapat memberikan fasilitas layanan kesehatan yang
perbaikan pada sistem administrasi layak dan berkualitas. Upaya untuk
publik di Kabupaten Jember merealisasikan program satu desa
sehingga masyarakat akan di satu ambulan, pemerintah Kabupaten
permudah dengan adanya sistem Jember melalui Dinas Kesehatan
tersebut. melaksankan salah satu inovasi dari
4.3.2 Smart Branding Smart Jember City. Inovasi tersebut
Smart branding menjadi salah merupakan suatu layanan terpadu
satu perhatian pemerintah kabupaten untuk mendukung program satu desa
Jember, dimana pemerintah satu ambulan yaitu Jember Safety
melakukan inovasi dalam Center (JSC). Berikut ini pernyataan
mempromosikan potensi daerah yang dari Bupati Jember dr. Faida di
ada di Kabupaten Jember. Seiring Jember.
dengan tuntutan zaman era digital “Satu dari enam program yakni
seperti sekarang ini, pemerintah Jember Safety Center ini sudah
kabupaten perlu melakukan inovasi bisa di laksanakan tahun ini.
dalam memperkenalkan potensi Lima lainnya nanti menyusul
wisata yang ada di kabupaten di 2019”. (Hasil kutipan
32

wawancara pada tanggal 15 Kurangnya sosialisasi dari


Oktober 2018). pemerintah tentang Jember Safety
Pernyataan dari Bupati Jember Center ini menjadi salah satu faktor
di atas, menjelaskan jika program kurangnya pengetahuan masyarakat
yang telah terealisasi dan telah tentang JSC ini. Masyarakat dalam
berjalan hanya satu yaitu Jember penelitian terbukti tidak seluruhnya
Safety Center (JSC), sedangkan menggunakan mekanisme yang telah
kelima program lainnya akan di di atur oleh pemerintah daerah.
laksanakan pada tahun 2019 ini. Sebagian dari masyarakat ternyata
Jember Safety Center (JSC) adalah tidak menghubungi call center
sebuah lembaga khusus yang hanya Jember Safety Center melainkan
melayani mekaninesme penggunaan langsung menghubungi petugas
ambulan desa tersebut. Pemerintah ambulan di. Berikut ini salah satu
kabupaten Jember telah menetapkan pernyataan dari supir atau petugas
bahwa pengelolaan dan prosedur ambulan.
penggunaan ambulan desa terpusat di “Iya saya menjemput pasien
Jember Safety Center (JSC). Caranya jika di hubungi oleh pihak
dengan menghubungi call center Jember Safety Center (JSC).
Jember Safety Center (JSC) yang Karena kerja sebagai supir atau
tertera di setiap ambulan desa petugas ambulan desa cukup
tersebut. Selanjutnya petugas JSC fleksibel, tetapi kita harus
akan menghubungi atau selalu standby 24 jam dan
mengintruksikan petugas dari harus siap jika di hubungi. Tapi
ambulan desa untuk mendatangi ada juga masyarakat yang ingin
masyarakat yang ingin menggunakan menggunakan ambulan desa
ambulan desa. Berikut ini hasil langsung menghubungi saya,
wawancara peneliti dengan petugas karena tidak semua masyarakat
Jember Safety Center. disini mengerti tentang JSC”.
“Masyarakat yang ingin (Hasil wawancara pada tanggal
menggunakan ambulan desa 13 April 2019).
cukup menghubungi JSC nanti
kami yang akan menghubungi Dari pernyataan dari salah satu
atau mengkonfirmasi kepada narasumber diatas, informan
petugas setiap desa apakah menjelaskan jika ada juga
ambulan desa sedang masyarakat yang menghubungi
digunakan atau tidak. Petugas petugas ambulan desa secara
JSC juga standby 24 jam”. langsung dan tidak melalui JSC.
(Hasil wawancara tanggal 11 Petugas tersebut juga menyampaikan
Januari 2019). jika kerja sebagai petugas ambulan
Dari hasil wawancara di atas, mempunyai waktu yang cukup
informan menjelaskan jika Jember flexible. Tidak sedikit pula petugas
Safety Center melayani 24 Jam tanpa yang bekerja sebagai supir ambulan,
hari libur. Namun, Jember Safety mempunyai pekerjaan tetap. Hal ini
Center (JSC) ini masih kurang tidak menjadi masalah selama
popular di kalangan masyarakat. petugas tersebut tidak
Banyak sekali masyarakat yang menyampingkan tugas tersebut.
belum mengetahui fungsi dari Pernyataan tersebut tampak dalam
Jember Safety Center tersebut. wawancara yang telah di dilakukan
33

oleh peneliti dengan salah satu 4.4 Dinamika Pemanfaatan


informan sebagai berikut. Ambulan Desa di Kecamatan
“Ada sebagian dari petugas 4.3 Silo, Kecamatan Balung
supir ambulan yang dan Kecamatan Sumbersari
mempunyai pekerjaan lain, Program satu desa satu
misalnya kerja sebagai guru ambulan menjadi program yang di
honorer di salah satu sekolah harapkan dapat membawa perubahan
swasta ada juga yang bekerja bagi masyarakat Jember tentunya.
sebagai buruh tani, tetapi Hal ini merupakan salah satu langkah
mereka cukup yang di buat oleh pemerintah untuk
bertanggungjawab karena jika meningkatkan fasilitas publik yang
ada yang menghubungi mereka selama ini masih di rasa kurang baik.
langsung memberikan Pelaksanaan kebijakan ini telah
pelayanan”. (Hasil wawancara berjalan dari oktober 2017 sampai
pada tanggal 14 April 2019). dengan sekarang. Apakah kebijakan
tersebut dapat berjalan sesuai dengan
Berdasarkan penjelasan di atas, tujuan awal pemerintah, atau
tampaknya pelaksanaan program satu kebijakan tersebut kurang mendapat
desa satu ambulan berlangsung perhatian dari masyarakat. Penelitian
menyesuaikan keadaan dengan tentang program satu desa satu
kondisi tersebut karena ada sebagian ambulan ini di lakukan untuk
dari petugas supir ambulan mengetahui pelaksanaan kebijakan
mempunyai pekerjaan sebagai guru tersebut. Peneliti memilih untuk
di sekolah swasta, ada juga dari melakukan penelitian di Kecamatan
petugas yang bekerja sebagai buruh Silo, Kecamatan Balung dan
tani. Jember Safety Center (JSC) Kecamatan Sumbersari. Penentuan
tidak mempermasalahkan hal tempat penelitian tersebut berbeda,
tersebut, selama para petugas ada kecamatan yang letaknya berada
berusaha untuk tetap berkomitmen di ujung kabupaten Jember dengan
dalam memberikan pelayanan masyarakat yang memiliki tingkat
kepada masyarakat dan pendidikan dan ekonomi rendah, dan
mendahulukan kepentingan ada pula kecamatan dengan fasilitas
masyarakat dibandingkan dengan lengkap dengan kehidupan
urusan pribadi ketika mendapatkan masyarakatnya yang telah modern.
panggilan melalui call center atau di Dengan perbedaan tersebut, apakah
hubungi secara langsung oleh kebijakan tersebut memiliki
masyarakat. Masyarakat yang ingin kesamaan atau perbedaan dalam
menggunakan ambulan desa tidak penerapaan atau pelaksanaan
ditarik biaya administrasi apapun, kebijakan tersebut.
dan masyarakat juga tidak perlu Ketika peneliti mengadakan
memberikan upah kepada petugas wawancara dengan sejumlah
supir ambulan karena setiap petugas informan di 3 kecamatan yang
supir ambulan tidak di perbolehkan meliputi, Kecamatan Silo sebanyak
untuk menerima uang dalam bentuk 20 informan, Kecamatan Balung
apapun. sebanyak 20 informan dan
Kecamatan Sumbersari sebanyak 20
informan. Di kecamatan Silo 2 orang
informan mengetahui kebijakan
34

tersebut dan juga mengetahui cara i


memanfaatkan atau menggunakan Silo 2 6 12 20
fasilitas ambulan desa tersebut, 6 Balu
orang informan hanya mengetahui 4 6 9 20
ng
adanya kebijakan tapi tidak Sum
mengetahui cara menggunakan bersa 4 6 10 20
ambulan tersebut, dan 12 orang ri
informan lainnya tidak mengetahui Juml
tentang kebijakan program satu desa 11 18 31 60
ah
satu ambulan ini. Penelitian yang di Sumber: data primer yang di olah
lakukan di Kecamatan Balung juga
mendapatkan data jika yang Sedikitnya masyarakat yang
mengetahui kebijakan program satu mengetahui tentang program satu
desa satu ambulan dan juga desa satu ambulan ini
mengetahui cara menggunakan mengindikasikan kurangnya strategi
fasilitas layanan tersebut hanya yang di lakukan oleh pemerintah
sebanyak 5 orang informan, dalam mensosialisasikan kebijakan
sedangkan informan yang hanya ini. Data yang didapat dari penelitian
mengetahui kebijakan tersebut dan yang dilakukan di 3 kecamatan
tidak mengetahui cara menggunakan meliputi Kecamatan Silo, Kecamatan
fasilitas program satu desa saru Balung dan Kecamatan Sumbersari
ambulan sebanyak 6 orang informan, ini sebagian besar masyarakat
dan 9 informan lainnya tidak menyatakan belum mengetahui
mengetahui tentang kebijakan tentang kebijakan program satu desa
program satu desa satu ambulan ini. satu ambulan ini, tidak sedikit pula
Penelitian yang dilakukan di masyarakat yang bahkan baru
Kecamatan Sumbersari menunjukkan mengetahui jika di kabupaten Jember
jika 4 orang informan mengetahui sendiri mempunyai program satu
kebijakan baru tersebut dan juga desa satu ambulan yang sangat
mengatahui cara penggunaan dari dinantikan oleh masyarakat tersebut.
ambulan desa tersebut, 6 orang Masyarakat juga menyatakan jika
informan lainnya hanya mengetahui tidak adanya sosialisasi yang
adanya kebijakan satu desa satu dilakukan oleh pemerintah kepada
ambulan tetapi tidak mengetahui cara masyarakat. Sosialisasi tersebut
menggunakan kebijakan tersebut. dapat melalui pemerintah desa yang
berikut ini adalah tabel hasil dibantu oleh RT atau RW atau
wawancara yang di lakukan peneliti perangkat desa setempat, tetapi
di 3 Kecamatan yaitu Kecamatan dalam pelaksanaannya tidak ada satu
Silo, Kecamatan Balung dan pun pemerintah desa ataupun
Kecamatan Sumbersari. perangkat desa yang
mensosialisasikan kebijakan tersebut.
Tabel 4.3
Masyarakat yang mengetahui
Hasil Wawancara kebijakan ini pun, tidak semua
mengetahui syarat ataupun prosedur
Sang Tidak untuk menggunakan ambulan desa
Keca Meng Ju
at Meng tersebut. Sebagian besar masyarakat
mata etahu ml
Meng etahu juga menyatakan jika masyarakat
n i ah
etahu i tidak mengetahui kontak ataupun
35

petugas yang harus dihubungi jika sebagai bahan tindak lanjut untuk
ingin menggunakan ambulan desa. mengevaluasi kebijakan tersebut,
Dari hasil wawancara yang di karena dari sebagian besar
lakukan dengan salah satu informan masyarakat menyatakan jika
tentang kebijakan satu desa satu masyarakat belum mengetahui
ambulan tersebut, informan kebijakan program satu desa satu
menjelasakan jika kebijakan baru ini ambulan tersebut. Penelitian yang di
sangat membantu masyarakat. lakukan ini, menjadi salah satu bukti
Dengan adanya kebijakan satu desa jika kebijakan baru tersebut kurang
satu ambulan ini masyarakat mendapatkan respon dari
mendapatkan fasilitas layanan baru masyarakat. Kebijakan yang
yang selalu siap siaga 24 jam. Tetapi, seharusnya dapat dirasakan
ada juga masyarakat yang belum dampaknya secara langsung oleh
mengetahui tentang program satu masyarakat menjadi kurang
desa satu ambulan ini. Dari bermanfaat jika masyarakat sendiri
penjelasan yang diberikan oleh tidak ikut serta untuk mendukung
masyarakat menyatakan jika atau berpartisipasi dalam kebijakan
masyarakat tersebut kurang yang telah dibuat oleh pemerintah
mengetahui kebijakan program satu tersebut.
desa satu ambulan karena kurangnya
pemberitahuan atau sosialisasi yang 4.4.1 Dinamika Pemanfaatan
dilakukan oleh pemerintah. Ambulan Desa di Kecamatan
Masyarakat mengatakan jika mereka Silo
tidak menggunakan ambulan desa Kecamatan Silo merupakan
dan lebih memilih untuk salah satu kecamatan yang berada di
menggunakan ambulan yang telah Kabupaten Jember. Kecamatan Silo
disediakan oleh puskesmas setempat, berada di ujung timur Kabupaten
karena lebih mudah dan layanan Jember dan berbatasan langsung
ambulan yang di sediakan puskesmas dengan Kabupaten Banyuwangi.
lebih cepat tanggap. Karena menurut Kecamatan Silo terdiri dari 9 desa
masyarakat pemerintah baik yaitu desa Sempolan, desa
pemerintah Kabupaten Jember Sumberjati, desa Silo, desa Garahan,
ataupun Pemerintah desa atau desa Karangharjo, desa Harjomulyo,
kelurahan setempat tidak pernah desa Pace, desa Sidomulyo, desa
memberikan sosialisasi tentang Sumberjati. Jumlah ambulan desa
adanya kebijakan baru tersebut. yang telah di bagikan atau di
Indikasi bahwa masyarakat serahkan oleh pemerintah kabupaten
memahami program satu desa satu Jember kepada kecamatan Silo
ambulan dalam konteks merielle S. sebanyak 9 buah ambulan, hal ini
Grindle menunjukkan bahwa sesuai dengan jumlah desa yang
lingkungan kurang memberikan terdapat di kecamatan Silo ini.
dukungan bagi implementasi Keberadaan program satu desa satu
program satu desa satu ambulan ambulan sangat di butuhkan di
tersebut. kecamatan Silo. Karena tidak semua
Pemerintah Kabupaten masyarakat mempunyai alat
Jember seharusnya lebih trasportasi pribadi, tentunya layanan
memperhatikan kebijakan yang telah transportasi kesehatan yang di
di buat dan telah dilaksanakan sediakan pemerintah ini sangat
36

berguna karena akses jalan dan jarak salah satu yang menjadi kurang
yang harus di tempuh dari beberapa efektifnya layanan transportasi
desa ke puskesmas terdekat cukup kesehatan tersebut karena minimnya
jauh. Kecamatan Silo sendiri sosialisasi yang di lakukan oleh
mempunyai 2 puskesmas yang pemerintah. Ada beberapa
berada di desa Sumberjati dan desa masyarakat yang bahkan tidak
Silo. Pemanfaatan ambulan desa di mengetahui sama sekali program satu
kecamatan Silo ini tidak semua desa satu ambulan ini. Rendahnya
berjalan efektif, hanya ada beberapa tingkat pendidikan di kecamatan Silo
ambulan desa yang terlihat sering di menjadi salah satu faktor kurangnya
gunakan seperti yang terjadi pada respon atau ketertarikan masyarakat
desa Karangharjo. Dari hasil untuk menggunakan fasilitas yang
penelitian yang di lakukan oleh telah di sediakan oleh pemerintah
peneliti di kecamatan Silo ini, di tersebut. Meskipun banyak
dapatkan data dari 20 informan jika masyarakat yang belum mengetahui
yang mengetahui dan mengetahui kebijakan baru ini, tetapi ada juga
cara menggunakan ambulan desa masyarakat yang merespon dengan
sebanyak 2 informan, sedangkan baik kebijakan tersebut dan dapat
masyarakat yang hanya mengetahui memanfaatkan kebijakan tersebut
sebanyak 6 informan, dan yang dengan baik. Seperti pernyataan
belum mengetahui kebijakan tersebut salah satu informan yang telah
sebanyak 12 informan. Dari data menggunakan ambulan desa tersebut.
tersebut data menunjukkan jika “Saya mengetahui kebijakan
masyarakat di kecamatan Silo ini ini dan saya rasa kebijakan ini
masih banyak sekali yang belum membantu karena ada keluarga
mengetahui tentang kebijakan baru atau kerabat saya yang pernah
tersebut, ada juga masyarakat yang menggunakan ambulan desa ini
masih merasa kesulitan untuk saya rasa ini sangat
menggunakan ambulan desa. Berikut membantu”. (Hasil wawancara
ini hasil wawancara peneliti dengan pada tanggal 8 Februari 2019).
salah satu informan.
“Tidak saya tidak mengetahui Pernyataan informan di atas,
program desa ambulan, tapi menjelaskan jika adanya program
saya pernah melihat di satu desa satu ambulan ini dirasa
puskesmas. Tapi untuk sangat membantu dan bermanfaat
ambulan desa saya tidak tau bagi masyarakat. Karena masyarakat
untuk desa Silo ini ada dimana. dapat merasakan secara langsung
Kalau memang ingin dampak dari kebijakan tersebut.
menggunakan, saya tidak tau 4.4.2 Dinamika Pemanfaatan
harus menghubungi siapa. Ambulan Desa di Kecamatan
Karena memang tidak ada Balung
pemberitahuan atau sosialisasi Kecamatan Balung berada di
dari desa tentang program selatan Kabupaten Jember dan
tersebut”. (Hasil wawancara 20 merupakan jalur perlintasan menuju
Maret 2019). Kabupaten Lumajang. Kecamatan
Balung terdiri dari 8 desa yaitu desa
Pernyataan dari salah satu Balung Lor, desa Tutul, desa
informan di atas menjelaskan jika, Karangduren, desa Karang
37

Semanding, desa Balung Kulon, desa yang terjadi pada Kecamatan Silo, di
Balung Kidul, desa Gumelar dan Kecamatan Balung ini juga
desa Curah Lele. Ambulan yang menyatakan jika kurangnya
telah di bagikan oleh pemerintah sosialisasi yang dilakukan oleh
kabupaten Jember kepada desa pemerintah. masyarakat juga
Balung sebanyak 8 buah ambulan menyarankan jika pemerintah
desa sesuai dengan jumlah desa yang seharusnya lebih meningkatkan lagi
terdapat di kecamatan Balung. sosialisasi tentang program satu desa
Penelitian yang di lakukan di satu ambulan, supaya kebijakan atau
kecamatan Balung ini menunjukkan program ini menjadi salah satu
jika dari 20 informan, masyarakat pilihan bagi masyarakat yang ingin
yang sangat mengetahui kebijakan menggunakan ambulan desa. Sepeti
program satu desa satu ambulan ini salah satu pernyataan informan
sebanyak 4 informan, sedangkan berikut ini.
informan yang hanya mengetahui “Seharusnya ada sosialisasi
kebijakan ini sebanyak 6 informan pemerintah ya mbak, kalo
dan yang belum mengetahui sosialisasi hanya dilakukan
kebijakan ini sebanyak 9 informan. lewat media sosial tidak semua
Dari data tersebut menunjukkan jika masyarakat menggunakan
masyarakat yang belum mengetahui sosial media atau pemberitaan
kebijakan tersebut masih lebih online lainnya. Sosialisasi bisa
banyak dari pada masyarakat yang melalui perangkat desa atau RT
telah mengetahui kebijakan tersebut. dan RW setempat, jadi
Berikut ini hasil wawancara peneliti masyarakat tidak akan bingung
dengan salah satu informan. lagi jika ingin menggunakan
“Kurang tau ya mbak karna ambulan desa”. (Hasil
saya tidak pernah wawancara pada tanggal 20
menggunakan ambulan desa, Maret 2019).
jika mbak ingin mengetahui
coba saya bertanya langsung Pernyataan dari salah satu
kepada RT dan RW. Saya narasumber tersebut seharusnya
hanya tau ada ambulan desa, menjadi salah satu faktor pemerintah
tapi untuk tempat ambulan untuk mengevaluasi kebijakan
desa dan nomor yang harus di tersebut. Karena tidak semua
hubungi saya tidak tau”. (Hasil masyarakat menggunakan media
wawancara pada tanggal 20 sosial, dan tidak semua masyarakat
Maret 2019). juga mengakses media online atau
cetak untuk mengetahui sebuah
Penjelasan dari salah satu informasi. Penggunakan ambulan
informan di atas jika masyarakat desa juga tidak selalu berjalan sesuai
hanya mengetahui dan belum dengan SOP, karena rendahnya
mengetahui cara untuk menggunakan pengetahuan masyarakat tentang
ambulan desa tersebut. Kebanyakan kebijakan ini menyebabkan
dari pernyataan masyarakat jika kebijakan ini tidak berjalan sesuai
mereka mengetahui tentang ambulan dengan ketentuan. Tugas dari
desa ini karena melihat ambulan desa ambulan desa hanya sebagai alat
di puskesmas ataupun rumah sakit. rujukan dari desa ke tempat layanan
Tidak berbeda dengan penelitian kesehatan terdekat seperti ambulan.
38

Tapi dalam pelaksanaannya ada juga dapat dengan mudah mendapatkan


masyarakat yang tidak mengikuti alat transportasi. Program satu desa
SOP di atas. Salah satu masyarakat satu ambulan tidak jauh berbeda
ingin menggunakan ambulan desa dengan kecamatan dan desa lain, di
untuk melakukan check up ke rumah kecamatan sumbersari masih ada
sakit, jika di lihat dari kebutuhan juga masyarakat yang belum
masyarakat tersebut seharusnya mengetahui tentang kebijakan ini.
ambulan desa tidak berkewajiban Dari penelitian dengan 20 informan
untuk mengantarkan pasien rawat yang di lakukan di kecamatan
jalan tersebut. Tetapi karena tidak Sumbersari ini, informan yang
adanya regulasi yang kuat untuk mengetahui dan mengetahui cara
menjadi pedoman pelaksanaan atau prosedur penggunaan ambulan
kebijakan tersebut, maka petugas desa sebanyak 4 orang, yang hanya
ambulan desa juga tidak berani untuk mengetahui kebijakan tersebut
menolak untuk mengantarkan pasien sebanyak 6 orang dan informan yang
tersebut. belum mengetahui kebijakan tersebut
4.4.3 Dinamika Pemanfaatan sebanyak 10 orang. Dari data di atas
Ambulan Desa di Kecamatan menunjukkan jika tidak ada
Sumbersari perbedaan yang signifikan antara
Kecamatan Sumbersari berada kecamatan Sumbersari dengan 2
di Jantung kota Kabupaten Jember. kecamatan lainnya di atas.
Kecamatan Sumbersari memiliki 7 Masyarakat yang belum mengetahui
kelurahan yaitu kelurahan Wirolegi, kebijakan tersebut masih dapat
kelurahan Karangrejo, kelurahan dikatakan tinggi. Sumbersari sebagai
Kranjingan, kelurahan Kebonsari, kecamatan dengan gaya hidup
kelurahan Tegalgede, kelurahan masyarakatnya yang lebih baik dari
Sumbersari dan kelurahan Antirogo. kecamatan di atas, tidak menjadi
Jumlah ambulan desa yang sudah faktor penentu kebijakan tersebut
terealisasi dan telah di bagikan ke akan berjalan baik. Hasil wawancara
setiap kelurahan di kecamatan peneliti dengan salah satu informan
Sumbersari sebanyak 7 buah sebagai berikut.
ambulan. Meskipun di kecamatan “Iya saya mengetahui
Sumbersari hanya terdapat 2 kebijakan tersebut, tapi tidak
puskesmas, tetapi akses untuk menggunakan karena jika ada
mendapatkan fasilitas layanan keluarga yang membutuhkan
kesehatan di kecamatan Sumbersari tenaga medis kita langsung
sangat mudah. Banyak sekali rumah membawa ke rumah sakit.
sakit dan klinik dengan peralatan Rumah sakit juga deket jadi
lengkap di sekitar kecamatan ini. tidak perlu menggunakan
Tidak seperti di beberapa kecamatan ambulan desa. saya juga tidak
dan desa lain, masalah transportasi tau letak ambulan desa
dan jarak yang di tempuh untuk mungkin ada di kecamatan atau
mendapatkan layanan kesehatan di kelurahan”. (Hasil
bukan menjadi permasalahan utama. wawancara pada tanggal 20
Karena letak kecamatan Sumbersari Maret 2019).
yang berada di pusat kabupaten
Jember, dengan gaya hidup Penjelasan salah satu informan
masyarakatnya yang telah modern di atas menginformasikan jika
39

masyarakat lebih memilih rumah Sumbersari menunjukkan berbagai


sakit untuk mendapatkan tenaga tanggapan masyarakat terkait dengan
bantuan medis. Informan di atas kebijakan satu desa satu ambulan.
menjadi salah satu masyarakat yang Dari penelitian yang di lakukan di
menyatakan jika masih ada tiga kecamatan tersebut memiliki
masyarakat tidak mengetahui letak respon yang berbeda. Masyarakat di
dan keberadaan ambulan desa. kecamatan yang berpendidikan
Keberadaan ambulan desa di rendah, tidak memberikan respon
Kecamatan Sumbersari menjadi atau tanggapan dari kebijakan
kurang efektif jika semua masyarakat tersebut. Masyarakat bersikap untuk
lebih memilih untuk langsung tidak peduli dan tidak mau untuk
menuju rumah sakit terdekat. Berikut mencari tahu tentang kebijakan satu
ini salah satu pernyataan informan desa satu ambulan. Pernyataan dari
tentang ambulan desa. sebagian masyarakat yang hanya
“ Iya saya mengetahui adanya mengetahui kebijakan tersebut
ambulan desa dari anak saya, mengatakan jika mereka mengetahui
tapi saya tidak tau harus kebijakan karena melihat ambulan
menghubungi siapa. Saya lebih desa ketika berada di puskesmas,
memilih untuk menggunakan tetapi mereka tidak mengetahui
ambulan yang telah di sediakan fungsi dari ambulan desa tersebut.
oleh puskesmas karena respon Ketika peneliti bertanya dimana
dari puskesmas cepat. Kita keberadaan ambulan di setiap desa,
menghubungi langsung di kebanyakan dari masyarakat tidak
jempt. Kalau ambulan desa mengetahui letak dari ambulan desa.
saya kurang mengetahui”. Masyarakat lebih memilih untuk
(Hasil wawancara pada tangga langsung menuju ke puskesmas
20 Maret 2019). terdekat apabila ada keluarga atau
kerabat yang sakit dan tidak
Paparan dari informan di atas, memikirkan ambulan desa sebagai
menyatakan bahwa sebagian opsi pilihan untuk melakukan
masyarakat lebih memilih untuk pertolongan pertama. Masyarakat
menggunakan ambulan yang telah di juga tidak mengetahui jika ambulan
sediakan oleh puskesmas karena desa telah di lengkapi dengan
respon yang di berikan oleh peralatan medis. Sebagaian dari
puskesma cepat tanggap dan lebih masyarakat juga menyayangkan
mudah untuk di hubungi. Program tindakan yang di lakukan oleh
ambulan desa tidak memberikan pemerintah karena tidak adanya
perubahan atau dampak yang berarti sosialisasi yang dilakukan kepada
di kecamatan Sumbersari ini. Jika masyarakat desa. Berbeda dengan
masyarakat tidak dapat merespon data yang di dapatkan di kecamatan
dengan baik adanya kebijakan dengan tungkat masyarakat yang
tersebut, fasilitas transportasi berpendidikan tinggi dan modern,
kesehatan tersebut menjadi sia-sia masyarakat memang memberikan
dan menjadi pengeluaran yang respon tetapi kebanyakan dari
merugikan bagi pemerintah. masyarakat tidak menggunakan
Dinamika tentang ambulan ambulan desa tersebut. Rata-rata dari
desa yang terjadi di kecamatan Silo, masyarakat juga tidak mengetahui
Kecamatan Balung dan Kecamatan dimana letak ambulan desa.
40

Masyarakat juga berpendapat jika mempunyai akses lebih mudah untuk


mereka lebih memilih untuk mendapatkan bantuan medis.
langsung ke rumah sakit jika Pemerintah Kabupaten Jember
membutuhkan bantuan medis. seharusnya bekerja sama dengan
Pernyataan tersebut tidak jauh pemerintahan desa untuk
berbeda dengan data yang telah di mensosialisasikan kebijakan program
dapatkan di kecamatan yang satu desa satu ambulan ini kepada
berpendidikan rendah, karena mereka masyarakat melalui RT dan RW
juga tidak menjadikan opsi ambulan setempat. Pemerintah desa juga dapat
desa sebagai alat transportasi menginformasikan dimana letak
kesehatan pilihan. ambulan desa, nama petugas
Masyarakat membutuhkan ambulan desa dan juga nomor call
sebuah informasi tentang ambulan center yang harus di hubungi jika
desa, karena dari pengakuan dari ingin menggunakan ambulan desa.
sebagian masyarakat menyatakan Sehingga masyarakat mengetahui
jika tidak ada sosialisasi yang di fungsi dan kegunaan dari ambulan
lakukan oleh pemerintah Kabupaten desa, dan ambulan desa tersebut
Jember. Hal ini mungkin terjadi dapat di manfaatkan secara langsung
karena, sosialisasi yang di lakukan oleh masyarakat. Selain
oleh pemerintah di lakukan melalui meningkatkan sosialisasi, pemerintah
media baik melalui cetak maupun kabupaten Jember juga di harapkan
media elektronik atau online. dapat mempermudah masyarakat
Tindakan tersebut terbukti kurang dalam prosedur penggunaan ambulan
efektif, mengingat rendahnya angka desa. Karena tidak semua masyarakat
membaca yang terjadi di Kabapaten mempunyai sarana untuk
Jember. Sebagian masyarakat juga menghubungi petugas ambulan desa
tidak tertarik untuk membaca melalui call center.
informasi melalui online, terutama Uraian tentang pemanfaatan
masyarakat yang berada di pelosok ambulan oleh masyarakat di atas jika
desa akan kesulitan untuk menerima di tinjau menggunakan teori dari
informasi tersebut. Jika pemerintah Edward III tentang komunikasi,
tidak melakukan evaluasi dari maka yang terjadi pada kebijakan
program satu desa satu ambulan satu desa satu ambulan belum dapat
bukan tidak mungkin kebijakan di katakan baik karena komunikasi
tersebut akan menjadi kurang yang di lakukan oleh pemerintah
bermanfaat karena masyarakat tidak Kabupaten Jember belum terjalin
mau untuk menggunakan atau dengan baik. . Komunikasi ini
memanfaatkan alat transportasi berkaitan dengan sosialisasi yang
tersebut. Tindakan nyata dari dilakukan oleh pemerintah kabupaten
pemerintah sangat di butuhkan oleh Jember tentang kebijakan satu desa
masyarakat, sebagai contoh tindakan satu ambulan masih dapat di
tersebut pemerintah seharusnya lebih katakana kurang di terima oleh
meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat. Sosialisasi menjadi salah
masyarakat khususnya masyarakat satu faktor pendukung dari suksesnya
yang berada di pelosok desa. Karena pelaksanaan dari suatu kebijakan.
masyarakat di pelosok desa lebih Komunikasi yang terjadi
membutuhkan program tersebut di menunjukkan bahwa ada
bandingkan dengan masyarakat yang kesenjangan antara pemerintah
41

dengan masyarakat, pemerintah desa satu ambulan tersebut di


khususnya dalam penelitian ini sediakan gratis tanpa ada biaya
membuktikan bahwa pemerintah administrasi.
sudah memberikan informasi tentang Struktur Birokrasi dalam
kebijakan satu desa satu ambulan kebijakan satu desa satu ambulan
tetapi informasi tersebut sebagian tersebut masih di katakan kurang
besar di sampaikan secara online baik karena berkaitan dengan
padahal mayoritas masyarakat yang Standard Operating Procedures
di teliti di tiga kecamatan yaitu (SOP). SOP menjadi pedoman bagi
Kecamatan Silo, Kecamatan Balung setiap implementor dalam bertindak,
dan Kecamatan Sumbersari yang tetapi yang terjadi pada kebijakan
sebagian besar masyarakatnya belum satu desa satu ambulan tersebut
melek teknologi informatika secara sedikit berbeda karena tidak semua
online. Akibatnya, masyarakat masyarakat mengetahui SOP dalam
kurang memahami atau ada dari menggunakan ambulan desa. Hal ini
sebagian masyarakat yang bahkan juga berkaitan dengan sosialisasi
tidak mengetahui program tersebut. yang di lakukan oleh pemerintah,
Oleh karena itu, fakta ini jika pemerintah memberikan
membuktikan bahwa dalam sosialisasi tentang kebijakan tersebut
perspektif teori Edward III dalam dan juga informasi cara penggunaan
aspek komunikasi masih lemah, atau SOP dalam menggunakan
sehingga berdampak pada kurang ambulan desa tentunya kebijakan
baiknya implementasi. Kebijakan tersebut akanvberjalan baik dan
satu desa satu mabulan tersebut, dari efektif. Pelaksanaan kebijakan satu
sekian teori maka fenomena yang desa satu ambulan jika sesuai dengan
sedang di teliti oleh penelitian ii SOP, masyarakat yang ingin
sangat tepat jika di telaah menggunakan ambulan desa
menggunakan teori Edward III. menghubungi call center JSC, tetapi
Program satu desa satu tidak semua masyarakt menghubungi
ambulan di lihat dari aspek disposisi call center JSC untuk menggunakan
menggunakan teori Edward III ambulan desa. Sebagian masyarakat
memiliki disposisi yang baik. bisa langsung menghubungi petugas
Komitmen dari implementor dalam dari ambulan desa setempat.
hal ini yaitu Dinas Kesehatan Selanjutnya pihak atau petugas JSC
mempunyai komitmen , kejujuran akan melakukan konfirmasi dengan
dan sifat demokratis dimana pihak petugas ambulan untuk mengetahui
implementor sangat menjunjung apakah ambulan desa tersebut sedang
tinggi komitmen untuk tidak di gunakan atau tidak. Jika sedang
menerima pembayaran bagi tidak beroperasi pihak JSC akan
masyarakat yang ingin menggunakan mengkonfirmasi kepada pengguna
program satu desa satu ambulan ini. ambulan desa dan menyatakan
Komitmen yang di bangun oleh ambulan siap di gunakan.
implementor kebijakan sangat Ambulan desa sebenarnya
membantu masyrakat, karena dengan hanya di gunakan untuk
kebijakan tersebut masyarakat yang menghantarkan pasien atau
ingin menggunakan alat transportasi masyarakat ke puskesmas terdekat.
kesehatan tidak memikirkan beban Namun, ada kalanya ambulan desa di
biaya karena kebijakan program satu gunakan untuk menghantarkan
42

pasien sampai ke rumah sakit. pemerintah dan mendapatakan


Praktik seperti ini tidak sesuai apresiasi dari masyarakat. Kebijakan
dengan SOP yang telah di buat oleh tersebut mencuri perhatian
pemerintah dalam hal ini yaitu Dina masyarakat tidak hanya masyarakat
Kesehatan. Pemerintah seharusnya atau warga Jember saja, tetapi
lebih menegaskan aturan dalam kebijakan tersebut juga mencuri
menggunakan ambulan desa perhatian masyarakat luas. Kebijakan
terutama agar sasaran yang ingin di tersebut dapat dikatakan program
capai sesuai dengan tujuan unggulan dari kabupaten Jember
pemerintah. Evaluasi pelaksaan karena baru pertama kali di adakan di
kebijakan satu desa satu ambulan Indonesia khususnya. Kebijakan
juga sangat di butuhkan, untuk program 1 (satu) desa 1 (satu)
mengetahui apakah kebijakan ambulan ini mendapat perhatian dari
tersebut telah berjalan efektif atau menteri HAM yang ikut terjun
masih ada kendala sehingga langsung dalam peluncuran mobil
pemerintah dapat menentukan ambulan desa tersebut, Program satu
tindakan yang harus di lakukan untuk desa satu ambulan ini juga
memperbaiki pelaksanaan kebijakan mendapatkan apresiasi atau
satu sau ambulan tersebut. penghargaan dari menteri HAM yang
Pemerintah seharusnya dapat ikut melihat langsung pelaksaan
meningkatkan kerja sama dengan kebijakan tersebut.
masyarakat untuk mensukseskan Pemerintah kabupaten Jember
kebijakan tersebut, karena dengan juga berupaya untuk terus
bantuan masyarakat juga kebijakan meningkatkan atau memberikan
tersebut dapat berjalan dengan baik pelayanan publik yang berkualitas
dan efektif. Selain meningkatkan bagi masyarakat, salah satunya yaitu
kerjasama dengan masyarakat, dalam bidang layanan kesehatan.
pemerintah seharusnya juga Untuk mendukung kebijakan tersebut
meningkatkan kerjasama dengan pemerintah kabupaten Jember
pemerintah desa, untuk melalui Dinas Kesehatan selaku
mensosialisasikan kebijakan baru pelaksana kebijakan satu desa satu
tersebut. Sehingga kebijakan satu ambulan membentuk suatu layanan
desa satu ambulan dapat di gunakan terpadu yang secara khusus melayani
oleh masyarakat secara maksimal pengaduan tentang program ambulan
dan tidak menyalahi aturan atau SOP desa, layanan tersebut di namakan
yang telah di buat oleh pemerintah. Jember Safety center (JSC).
BAB V PENUTUP Pelaksanaan atau Implementasi dari
kebijakan satu desa satu ambulan
5.1 Kesimpulan tersebut belum dapat dikatan baik,
karena tidak semua masyarakat dapat
Kebijakan tentang program 1 merasakan secara langsung manfaat
(satu) desa 1 (satu) ambulan di atau dampak dari kebijakan satu desa
kabupaten Jember merupakan satu ambulan ini. Hanya saja
kebijakan atau program dari salah komunikasi tentang kebijakan ini
satu janji dari 22 janji bupati terpilih. yaitu dengan melakukan sosialisasi
Program 1 (desa) 1 (satu) ambulan yang dilakukan oleh pemerintah
menjadi salah satu dari 22 program Kabupaten Jember perlu ditingkatkan
yang telah direalisasikan oleh lagi, karena tidak semua lapisan
43

masyarakat mengetahui tentang ambulan desa tersebut khususnya


kebijakan atau program tersebut. masyarakat desa, karena tidak semua
Banyak masyarakat yang belum atau masyarakat desa mengetahui
bahkan tidak mengetahui cara untuk kebijakan-kebijakan yang ada di
menggunakan ambulan tersebut, Kabupaten Jember ini. Salah satu
karena beberapa hal, salah satunya yang menjadi perhatian juga,
masyarakat tidak mengetahui nomor pemerintah seharusnya membuat
petugas yang harus di hubungi jika suatu regulasi yang tetap untuk
ingin menggunakan ambulan desa mengatur kebijakan tentang program
meskipun pemerintah telah satu desa satu ambulan ini, karena
mempermudah masyarakat dengan regulasi tersebut akan menjadi suatu
cara menghubungi call center JSC pedoman bagi para pelaksana
tetapi dalam pelaksanaannya masih kebijakan dan akan mempermudah
banyak masyarakat yang tidak pemerintah jika terjadi suatu
mengetahui JSC. Masyarakat yang pelanggaran pada program satu desa
ingin menggunakan program satu ambulan tersebut.
ambulan desa ini tidak sedikit pula 5.2 Saran
yang masih kebingungan atau belum Berdasarkan hasil penelitian tersebut,
mengetahui dimana letak ambulan peneliti memberikan saran sebagai
desa tersebut berada. Sosialisasi yang
berikut:
di lakukan oleh pemerintah melalui
media baik media online ataupun 1. Saran dari peneliti yaitu
media cetak kurang mendapat pemerintah kabupaten Jember
perhatian dari masyarakat, karena harus memberikan sosialisasi
tidak semua masyarakat tentang penggunaan atau SOP dari
menggunakan atau mengerti program 1 (satu) desa 1 (satu)
teknologi modern dan tidak semua ambulan di Kabupaten Jember.
masyarakat menggunakan media 2. Selain itu, pemerintah kabupaten
online untuk memperoleh informasi, Jember harus lebih meningkatkan
dan tidak semua masyarakat juga lagi sosialisasi tentang kebijakan
membaca media cetak. Sasaran dari 1 (satu) desa 1 (ambulan) di
kebijakan satu desa satu ambulan kabupaten Jember tersebut kepada
tersebut yaitu masyarakat menengah masyarakat.
ke bawah, maka sosialisasi secara 3. Pemerintah Kabupaten Jember
media online atau media cetak harus bekerja sama dengan
berupa koran kurang tepat jika di pemerintah desa untuk
gunakan untuk memberikan suatu mensosialisasikan tentang
informasi bagi masyarakat kebijakan program 1 (satu) desa 1
khususnya masyarakat pelosok yang (satu) ambulan di kabupaten
sebagian masyarakatnya belum Jember. Pelaksanaan atau
mengerti teknologi informasi terkini. Implementasi dari kebijakan satu
Pemerintah diharapkan dapat bekerja desa satu ambulan tersebut belum
sama baik dengan pemerintah desa dapat dikatan baik, karena tidak
untuk mensosialisasikan kebijakan semua masyarakat merasakan
tersebut supaya semua masyarakat manfaat atau dampak dari
dapat mengerti dan memahami apa kebijakan satu desa satu ambulan
kegunaan ambulan desa dan apa saja ini.
persyaratan untuk menggunakan
44

DAFTAR PUSTAKA Suharmiati, dkk 2016.


Pengorganisasian Desa siaga
Di Kabupaten Timur Tengah
Utara Dalam upaya
Dunn. N William, Edisi Kedua 2003.
Peningkatan Kesehatan
Analisis Kebijakan Publik.
Ibu(Studi Di Desa
Universitas Gadjah Mada
Taubatan,Desa Noeltoko dan
Haerah, Kahar, 2016. Metodologi Desa Noelpesu). Jurnal
Penelitian Sosial. Fisipol Kesehatan
Universitas Muhammadiyah
Weni, Rosdiana. 2017. Evaluasi
Jember.
Kebijakan Pondok Kesehatan
Ignatius, Luti dkk. 2012. Kebijakan Desa(PONK ESDES) Di
Pemerintahan Daerah Dalam Desa Kedung Peluk
Meningkatkan Sistem kecamatanCandi Kabupaten
Rujukan Kesehatan Daerah Sidoaro. Jurnal Sospol
Kepulauan Di Kabupaten
Lingga Provinsi Riau. Jurnal Dokumen lain :
Kesehatan RENSTRA Dinas Kesehatan
Kabupaten Jember
Nurning, Septyasa, Laksana. 2013.
Bentuk-bentuk Partisipasi RENJA
Masyarakat desa Dalam DinasKesehatanKabupatenJember
program Desa Siaga Di Desa
Bandung Kecamatan RPJMD Kabupaten Jember
Pelayanan Kabupaten
Gunung kidul Provinsi Sumber internet :
Daerah Istimewa Yogyakarta.
TimesIndonesia.co.id
Jurnal Sospol
Wikipedia.com
Purwanto, Agus Erwan dan
Suliyastuti Ratih Dyah, 2015 Website Resmi Dinas Kabupaten
Implementasi Kebijakan Jember
Publik. Universitas Gadjah
Mada Jember.co.id

Subarsono, AG, 2005. Analisis ZonaJatim.id


kebijakan Publik. Pustaka
Pelajar

Anda mungkin juga menyukai