Anda di halaman 1dari 10

Sekilas tentang AIHSP

Ringkasan

1 Program berdurasi 5 tahun – 2020-2025

Berdasarkan pengalaman program kemitraan kesehatan terdahulu, seperti:




Australia Indonesia Partnership for Emerging Infectious Diseases (AIPEID) 1 & 2
Australia Indonesia Partnership for Health System Strengthening (AIPHSS)
2

3
Mempromosikan pendekatan One Health
• Integrasi kesehatan hewan, masyarakat dan lingkungan
Hasil Akhir Program

Sistem Pemerintah
Indonesia lebih kuat untuk Sistem koordinasi nasional
mencegah, mendeteksi yang lebih kuat terhadap
dan merespon kesehatan acaman kesehatan
masyarakat serta darurat nasional, regional dan
kesehatan hewan global

AIHSP mendukung
• Rencana Aksi Nasional Ketahanan Kesehatan Nasional
• Instruksi Presiden No. 4 Tahun 2019 Ketahanan Kesehatan
Strategi

AIHSP dengan
pendekatan jangka AIHSP juga mendukung
panjang untuk kebutuhan saat ini
membangun Sistem terkait pandemi
Ketahanan Kesehatan COVID-19
3 komponen terkait dalam pendekatan One Health:
Cross-cutting Kesehatan Manusia Kesehatan Hewan
• Koordinasi antar • Subsidiary Arrangement • Subsidiary Arrangement
Kementerian/Lembaga ditandatangani antara ditandatangani antara
Pemerintah Kemenkes dan Kedubes Kementan dan Kedubes
Australian, Juli 2020 Australia, Februari 2020
• Komunikasi dan hubungan
masyarakat • Pengawasan oleh PSC • Pengawasan oleh PSC
Kesehatan Manusia Kesehatan Hewan
• Kesetaraan gender, disabilitas &
inklusi social (GEDSI) • Rencana Kerja Tahun 1 disetujui
oleh PSC pada 25 Juni 2020
• Monitoring, Evaluation,
Research, Learning and
Adaptation (MERLA)

• Pengawasan oleh Program


Coordinating Committee (PCC)
Komponen Kesehatan Manusia dan Kesehatan Hewan memiliki tujuan serupa
Kesehatan Hewan Kesehatan Manusia
1. Memperkuat sistem surveilans termasuk 1. Memperkuat sistem surveilans
meningkatkan manajemen informasi dan sistem 2. Meningkatkan interoperabilitas dan/atau integrasi
laboratorium dan kolaborasi lintas sektor sistem data dan informasi
2. Meningkatkan sistem kesiapsiagaan dan tanggap 3. Memperkuat kapasitas laboratorium
bencana termasuk kolaborasi dan koordinasi lintas
sektor 4. Memperkuat kesiapsiagaan dan tanggap
bencana
3. Memperkuat program One Health untuk pencegahan
dan pengendalian zoonosis prioritas 5. Membangun kapasitas SDM untuk ketahanan
kesehatan
4. Mengembangkan kapabilitas staf dalam kepemimpinan,
perencanaan strategis, ekonomi, komunikasi dan 6. Memperkuat keterlibatan masyarakat dan
advokasi, serta keterampilan teknis komunikasi risiko
5. Mengembangkan strategi pelibatan pihak swasta untuk
mengembangkan sinergi dan efisiensi meningkatkan
pelaksanaan program kesehatan hewan, produksi
ternak dan ketahanan pangan
Rencana dukungan melalui Vaccine & Health Security Initiative (VAHSI)
2021-2022
Meningkatkan cakupan vaksinasi Komunikasi risiko & komunikasi publik

• Dukungan kepada Kemenkes dan Dinas


• Melakukan suvei mengenai persepsi Kesehatan di 4 Provinsi dalam pelaksanaan
kelompok-kelompok masyarakat komunikasi risiko
sasaran, termasuk kelompok prioritas
(lansia dan disabilitas), mengenai • Dukungan materi komunikasi risiko
penerimaan, kekhawatiran dan akses
terhadap vaksinasi, 3T dan 5M di 4 • Secara khusus, mendukung pelaksanaan
Provinsi strategi penggunaan sosial media

• Dukungan sistem distribusi vaksin • Membangun jejaring dan keterlibatan dan


kepada lokasi yang sulit dijangkau dan kolaborasi antara media nasional dan lokal,
kelompok masyarakat rentan yang sulit organisasi masyarakat sipil, termasuk organisasi
orang dengan disabilitas, dan universitas
dijangkau
Tahun I Provinsi Prioritas AIHSP

Fase I
Masih dalam pembahasan

AIHSP telah di luncurkan oleh para Kepala Daerah di provinsi Jawa


Tengah, DIY, Bali dan Sulawesi Selatan
Kegiatan Fase Awal dan Tahun 1: Kegawat daruratan Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat

Mendukung Kemenkes dan provinsi terpilih untuk meninjau sistem EOC di tingkat nasional dan sub-
nasional (termasuk lintas sektoral) dengan penekanan pada relevansi prosedur dan rencana operasi saat
ini dan bagaimana pihak-pihak yang terlibat pada sistem berkomunikasi dan berkolaborasi.

Mendukung Kemenkes untuk mengembangkan satuan tugas untuk prosedur dan mekanisme
koordinasi sistem EOC di tingkat nasional dan sub-nasional.

Dukung Kemenkes untuk mengintegrasikan EOC, PHEOC dan PSC (119) baik untuk tanggap bencana
alam maupun non alam.
Dukung provinsi dan kabupaten terpilih untuk meninjau keterlibatan masyarakat saat ini dalam
manajemen kasus/kontak dan penyampaian pesan publik.
Mendukung Kemenkes dan provinsi terpilih dalam memperbarui sistem EOC dan komunikasi risiko,
termasuk prosedur operasi dan komunikasi.
Dukung provinsi terpilih dalam meninjau pengaturan yang ada di titik masuk internasional
dan mengidentifikasi area untuk dukungan/perbaikan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai