Anda di halaman 1dari 11

KONSEP PEMIKIRAN SYED AMEER ALI DALAM UPAYA

MELAKUKAN PEMBAHARUAN PEMIKIRAN DALAM ISLAM

Disusun oleh: Abdirazaq Wasya


NIM: 18105010016

JURUSAN AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN & PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Konsep Pemikiran Syed Ameer Ali Dalam Upaya
Membangun Kembali Peradaban Islam

Dalam kesempatan kali ini, penulis ingin membeberkan salah satu pemikiran dari tokoh
modern Islam, yaitu Syed Ameer Ali. Paper ini dibuat dalam rangka untuk memenuhi tugas
akhir dalam mata kuliah Filsafat Islam Modern. Sebelumnya penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada dosen pengampu Dr. H. Fahruddin Faiz, S.Ag., M.Ag. yang telah membimbing dan
mengajarkan penulis dalam mata kuliah ini. Adapun tujuan lain dari penulisan makalah ini
adalah untuk menambah wawasan pembaca dan juga saya sendiri sebagai penulis.
Penulis mengakui bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya karena terdapat banyak kekurangan dalam
penulisan ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat kedepannya.

Batam, 16 Juni 2021

Abdirazaq Wasya
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................4
C. Tujuan............................................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................................5
ISI............................................................................................................................................................... 5
A. Biografi Sayyid Ameer Ali............................................................................................................5
B. Karya-karya Sayyid Ameer Ali....................................................................................................6
1) A Short History of Saracens.........................................................................................................6
2) The Critical Examination of the Life and Teachings of Muhammad............................................6
3) The Spirit of Islam.......................................................................................................................7
4) Islamic History of Culture...........................................................................................................7
C. Upaya Pembaharuan Ameer Ali...................................................................................................7
1. Islam Agama Kemajuan...............................................................................................................8
2. Rasionalitas dan Filsafat Islam....................................................................................................8
3. Hari Akhirat.................................................................................................................................9
4. Kedudukan Wanita......................................................................................................................9
BAB III.....................................................................................................................................................10
PENUTUP................................................................................................................................................10
Kesimpulan..........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam sejarah Islam, nampaknya abad ke-19 dan abad ke-20 merupakan sebuah tantangan
besar yang dihadapi oleh umat Islam. Pasalnya, kolonialisme yang dilakukan oleh bangsa
Barat membuat kondisi umat Islam semakin mundur. Di sisi lain, para orientalis Barat juga
mulai bermunculan dan mengkritik agama Islam. Kondisi ini juga diperparah oleh
keberadaan tokoh-tokoh penting yang membawa agama sebagai senjata politiknya. Hal ini
tentu akan memperburuk citra Islam di kalangan dunia.
Merespon hal tersebut, banyak pemikir Islam modern yang bermunculan untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Kontak mereka dengan dunia Barat menyadarkan tokoh-
tokoh pemikir Islam akan ketertinggalan dunia Islam. Oleh karena itu, banyak pemikir Islam
modern berlomba untuk memberikan gagasannya untuk memformulasikan suatu
pembaharuan dengan maksud membangun kembali pola pikir umat Islam yang selaras
dengan perkembangan zaman. Pemikiran yang dihasilkan juga beragam, bergantung kepada
situasi dan kondisi masyarakatnya. Pada masyarakat maju, seringkali pemikiran tersebut
bermuara kepada pemikiran yang cenderung bersifat rasional, yang mengharuskan segala
sesuatu bersifat empiris dan logis. Salah satu pemikir Islam modern adalah Sayyid Ameer
Ali. Ia merupakan tokoh pembaharu dalam dunia Islam yang terkenal dengan pemikiran
rasionalnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah
bagaimana pemikiran Sayyid Ameer Ali sebagai salah satu tokoh pembaharu Islam modern?
C. Tujuan
Untuk mengetahui pemikiran-pemikiran Sayyid Ameer Ali sebagai salah satu tokoh
pembaharu dalam Islam modern.
BAB II

ISI
A. Biografi Sayyid Ameer Ali
Ameer Ali lahir di Cuttack, India, 6 April 1849 dan wafat di Sussex, Britania Raya, 3
Agustus 1928. Ia berdomisili di Khurasan, Persia dan kemudian hijrah ke Mohan, Oudh,
India pada pertengahan abad ke-XVIII.

Ameer Ali merupakan keturunan Arab Syi’ah yang memiliki pertalinan darah dengan Ali
ar-Ridha, imam kedelapan Syi’ah. Pada zaman Nadir Syah (1736-1747), keluarganya pindah
dari Khurasan ke India.1 Kakeknya Afzal Khan, adalah seorang prajurit angkatan bersenjata
Nadir Syah yang ikut dalam penyerangan ke Delhi, India, dan kemudian menetap di sana.
Ayahnya, Sa’adat Ali Khan, adalah seorang dokter yang bekerja di Istana Raja Mughal
kemudian di East India Company.

Sebagai anak keturunan pegawai istana kerajaan dan pemerintahan Inggris, Ameer Ali
tentu saja mempunyai pendidikan yang memadai, bahkan dapat dikatakan tinggi jika
dibandingkan dengan keadaan umat Islam saat itu. Ia mengawali pendidikannya dari
Muhsiniyyah College di Calcutta. Ia juga mempelajari dasar-dasar agama Islam, bahasa Arab,
sastra dan hukum Inggris. Pada tahun 1873, ia meraih gelar sarjananya. Di tahun yang sama,
ia menerbitkan karyanya yang berjudul “A Critical Examination of The Life and Teaching of
Mohammed”. Karya ini berisi interpretasi kaum modernis Muslim tentang Islam, sehingga
karyanya terkenal baik di Barat dan di Timur.

Setelah memperoleh kesarjanaannya, ia kembali ke India dan bekerja sebagai pegawai


pemerintah Inggris dan guru besar dalam hukum Islam. Pada tahun 1909, Ameer Ali menetap
di London karena diangkat menjadi anggota judicial Committee of Privacy Councial (Dewan
Kehormatan Komite Pengadilan). Ia menjadi orang India pertama yang dapat menduduki
posisi tersebut. Pada tahun 1906, terbentuklah Liga Muslim India. Kemudian, ia mendirikan
cabang organisasi tersebut di London. Namun, karena tuntutan mendirikan pemerintahan
sendiri untuk India, ia memutuskan untuk keluar dari organisasi tersebut.

1
Rahmawati. Sayyid Ameer Ali: Telaah terhadap Ide Pembaharuan Islam. Jurnal Adabiya. Vol. IX. No. 2. 2009. h.
162
Pada tahun 1877, ia mendirikan National Muhammaden Association yang bertujuan
menciptakan rasa persamaan dan persaudaraan sesama bangsa India, sekaligus merupakan
gerakan politik untuk melindungi kepentingan kaum Muslim India. Organisasi itu kemudian
menjadi besar dengan berdirinya 30 cabang yang tersebar di berbagai daerah India.
Organisasi ini merupakan organisasi yang mewakili umat Islam India dan keberadaannya
meningkatkan rasa percaya diri umat Islam India.

B. Karya-karya Sayyid Ameer Ali


Karya Sayyid Ameer Ali yang paling masyhur dan terkenal adalah The Spirit of Islam
dan A Short History of The Saracens. Kedua buku tersebut telah sering dicetak dan
diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Selain itu, ada juga karyanya yang dikerjakan
bersama ayahnya. Ketika ayahnya sudah terlebih dahulu wafat, Ameer Ali lalu melanjutkan
karya ayahnya tersebut. Karya tersebut berjudul The Critical Examination of the Life and
Teachings of Muhammad.2

1) A Short History of Saracens


Dalam karyanya tersebut, ia memuji kebesaran dua orang khalifah pertama dan
menunjukkan pemerintahan empat orang khalifah Islam pertama sebagai pemerintahan-
pemerintahan yang benar-benar mencerminkan tujuan Islam.3 Buku ini juga memuat
sejarah hidup Nabi Muhammad Saw., hijrahnya ke Madinah, Islam di masa khulafa ar-
rasyidin, masa pemerintahan Muawiyyah, serta meninjau masalah ekonomi, ekonomi,
sosial, intelektual bangsa Arab, dan tentang kedudukan wanita. Beberapa poin penting
dalam buku tersebut ialah Nabi Muhammad selalu dapat memberikan jaminan rasa aman
kepada orang-orang non-muslim lainnya dan bisa hidup berdampingan. Selain itu,
mendeklarasikan bahwa setiap kekerasan dan penyimpangan yang dilakukan harus
dipandang sebagai pelanggaran terhadap ajaran Tuhan.4
2) The Critical Examination of the Life and Teachings of Muhammad
Mengenai sejarah Nabi Muhammad sebagaimana yang ia tulis di dalam buku ini, ia
menjelaskan bahwa buku tersebut ditulis untuk mengemukakan sejarah perkembangan
Islam sebagai agama dunia dan menempatkannya secara tepat dalam sejarah agama-
2
Machnun Husein. Sayyid Amir Ali dan Pemikiran Teologiknya. Jurnal Al-Jamiah. No. 45. 1991. h. 25.
3
Ibid.
4
Siti Hardianti. Pembaharuan Pemikiran Islam Menurut Sayyid Amir Ali di India. Tesis Jurusan Pemikiran Islam
Program Pascasarjana UIN Sumatera Utara. 2016.
agama. Dengan kata lain, ia juga bermaksud untuk mengemukakan pemahamannya
terhadap Islam dan sejarahnya.5
3) The Spirit of Islam
Pertama kali terbit ketika Amir Ali berusia 24 tahun dengan judul A Critical Examination
of Life and teaching of Muhammad. Kemudian dalam tahun 1891, terbit pula dengan
judul The Life and Teaching of Muhammad or The Spirit of Islam A History of The
Revolution and Ideal of Islam With A Life of The Prophet. Pada tahun 1922, buku-buku
tersebut berkali-kali dicetak ulang, dan akhirnya terbit dengan judul The Spirit Of Islam,
seperti yang kita kenal kini.6 Dalam buku itu, ia kupas ajaran-ajaran agama Islam
mengenai tauhid, ibadah, hari kiamat, kedudukan wanita, perbudakan, sistem politik, dan
sebagainya. Di samping itu, dijelaskan pula tentang kemajuan ilmu pengetahuan dan
pemikiran rasional serta filosofis yang terdapat dalam sejarah.
4) Islamic History of Culture
Buku ini memuat tentang kedudukan wanita dalam Islam serta pengaruh dan peranan
wanita dalam Islam. Sistem kekhalifahan dan kemajuan Islam, serta negara dan persepsi
Islam, kedudukan kebudayaan Islam di India dan membahas tentang kebudayaan Islam,
di bawah kekuasaan bangsa Mongol.

Inti karya tulisnya menjelaskan Islam sebagai agama kemajuan berdasarkan bukti sejarah
dan tamddunnya di masa lampau. Kemunduran Islam menurutnya disebabkan oleh orinetasi
kepada pemikiran yang bersifat ibadah dan akhirat. Oleh karena itu, kunci kemajuan Islam
untuk kedepannya ialah membuka pintu ijtihad memaksimalkan peranan akal.

C. Upaya Pembaharuan Ameer Ali


Ameer Ali dinilai bersifat apologetic tentang Islam. Akan tetapi, dari gayanya tersebut justru
mampu menampilkan pembelaan terhadap Islam dan dapat menampilkan Islam yang
rasional. Ia telah mampu mengangkat citra Islam di India. Akan tetapi, dia tidak
mengorbankan kelompok agama lain. Hal ini didasari atas semangat nasionalismenya yang
berdasarkan solidaritas Islam. Maka dari itu dia memiliki citra sendiri baik di mata umat
Islam maupun di mata Barat.
1. Islam Agama Kemajuan
5
Machnun Husein. Sayyid Amir Ali dan Pemikiran Teologiknya. h. 26.
6
Muhammad Yasir. Syed Amir Ali: Rekonstruksi Islam. Jurnal Ushuluddin. Vol. 16. No. 2. 2010. h. 207.
Ameer Ali memandang bahwa Islam tidak membawa umatnya kepada kemunduran, akan
tetapi pemahaman yang salah dalam menjalankan Islam itu sendiri yang menjadi
penyebabnya. Dia membuktikan hal tersebut dengan kembali ke sejarah Islam klasik.
Pada masa itu, banyak pemikir-pemikir Islam lahir dan diperhitungkan pada bidang
pengetahuan dan ilmu teknologi. Periode Islam klasik telah membuktikan bahwasannya
Islam pernah jaya dan memegang tonggak peradaban. Akan tetapi, keadaan kini justru
sebaliknya. Ajaran Islam sering kali dipengaruhi oleh ajaran yang tidak rasional dan
menyebabkan penghargaan terhadap akal pikiran sangat rendah.
Ameer Ali berpandangan bahwa mundurnya umat Islam disebabkan oleh kejumulan
berpikir dan menutup rapat pintu untuk berijtihad. Mereka begitu tunduk kepada
pendapat ulama abad IX yang tidak relevan lagi dengan abad modern. Padahal, umat
Islam dianjurkan untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya dan itu sudah dibuktikan dari
era khulafa’ ar-rasyidin, kemudian dikembangkan oleh Abbasiyah, yang mana adanya
perintah untuk menerjemahkan buku-buku filsafat dan berbagai jenis ilmu pengetauan
yang mengantarkan umat Islam kepada kemajuan.
2. Rasionalitas dan Filsafat Islam
Sebelum Islam datang, bangsa Arab menggantungkan diri dan bersifat pasrah terhadap
nasib, kemudian Islam datang untuk mengubahnya. Menurut Ameer Ali, jiwa manusia
yang terkandung dalam Alquran adalah kebebasan untuk berbuat dan bertanggung jawab.
Di dalam paham ini, Ameer Ali berprinsip Qadariyah. Oleh sebab itu, paham-pahamnya
tentu saja bertumpu pada rasionalisme, yang menurutnya dapat menimbulkan terjadinya
peradaban Islam klasik.
Ameer Ali mengagumi paham Mu’tazilah. Aliran ini mampu memompa rasionalitas
ke seluruh dunia Islam. Sebab, di aliran inilah umat Islam mampu meraih sebuah prestasi
puncak di bidang pemikiran, filsafat, teologi, pengetahuan umum, dan sebagainya. Ajaran
itu pula yang mampu mengantarkan umat Islam melebarkan daerahnya hingga ke Barat.
Timbulnya rasionalisme Mu’tazilah yang berhasil mendekati penguasa merupakan
faktor utama pengantaran kemajuan peradaban Islam di masa lampau. Namun, semenjak
kekalahan Mu’tazilah sejak khalifah al-Mutawakkil yang membuka jalan Asy’ariyah
yang condong ke jabariyah. Hal ini sering pula dikaitkan dengan mundurnya umat Islam.
3. Hari Akhirat
Ameer Ali menjelaskan bahwa masalah kebangkitan hidup di akhirat bukanlah dalam
bentuk jasmani melainkan dalam bentuk spiritual. Kehidupan jasmani, secara umum
berarti kehidupan dunia, dipandang sebagai kehidupan pertama yang harusnya kita
sebagai manusia berbuat sebaik-baiknya sebagai bekal di akhirat, yaitu kehidupan kedua.
Dengan kehidupan yang lebih baik itu, kita sebagai manusia dapat mempertanggug
jawabkan sepenuhnya apa yang kita lakukan saat di dunia. Ia menyandarkan argumennya
kepada pemikiran filosof dan juga sufistik. Dasar yang digunakan oleh Ameer Ali
terdapat dalam QS Al-Fajr [89]: 27-28 yang artinya: “Hai jiwa yang tenang, kembalilah
kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.”
Menurutnya, maksud dari ayat di atas adalah bahwa yang dipanggil Tuhan adalah roh
(spiritual) bukan jasmani. Jadi, sungguhpun ada gambaran kebangkita dalam bentuk
jasmani, itu perlu dipahami bahwa Alquran diturunkan kepada manusia yang tingkat
pengetahunnya berbeda-beda. Pemahaman dalam bentuk jasmani ditujukan kepada orang
awam agar gambaran pemahaman tentang akhirat mudah diterima dan dapat dimengerti.
4. Kedudukan Wanita
Sejarah mencatat bahwa manusia memperlakukan kaum wanita dan kaum budak secara
semena-mena dan kejam. Hal ini dapat dilihat ketika zaman jahiliyah di mana kedudukan
wanita sangat rendah, anak perempuan dibunuh, wanita tidak berharga, dan lain
sebagainya. Namun, setelah kedatangan Islam, derajat wanita terangkat dengan beberapa
ketentuan baru. Sebagai contoh, Islam pada dasarnya lebih menganjurkan monogami
ketimbang poligami, sebab syarat adil tidak mungkin sanggup dilakukan oleh siapapun.
Poligami hanya bisa dilakukan pada saat tertentu saja, guna menyelamatkan wanita
(janda-janda) yang tua renta, dari kesengsaraan atau untuk menjalin perdamaian.

D.
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan
Syed Amir Ali adalah seorang pembaharu muslim India yang telah membawa obor dan
membangunkan umat muslim dari ketidurannya. Kesadaran tentang apa yang menjadi masalah
merupakan suatu hal yang amat penting. Sikap apologis tersebut tersebar baik di India, Pakistan,
negara-negara Arab, Afrika maupun Asia. Sikap apologis yang dikumandangkan para pemikir
muslim guna mengajak umat Islam meninjau sejarah masa silam. Untuk membuktikan bahwa
agama yang mereka anut bukanlah agama yang menyebabkan kemunduran tetapi agama yang
membawa kepada kemajuan.

Sepak terjang yang dimainkan Syed Amir Ali di pentas peradaban dunia khususnya di
anak benua India sangat mengagumkan dan sebagai pengabdiannya yang terakhir ia mendirikan
suatu balai pengobatan orang muslim.Usahanya ini berlanjut terus untuk membantu korban
bencana perang dan bukan hanya di India saja bahkan sampai ke kawasan Balkhan.

Syed Amir Ali menegaskan bahwa semangat Islam dapat diturunkan menjadi ide-ide
yang sebenarnya.seperti Muhammad Abduh, Rasyid Ridha dan tokoh pembaharu intelektual
muslim lainya. Liberalisme romantis Amir Ali merupakan salah satu ungkapan paling dini dari
semangat pembelaan umum yang merasuki lingkungan intelektual dalam Islam masa kini, Ia
lebih fasih dan ilmiah daripada banyak teman sezamannya atau penerus yang menekankan
kelangsungan nilai-nilai spiritual dan etik yang membuat Islam menjadi suatu agama.
DAFTAR PUSTAKA
Machnun Husein. Sayyid Amir Ali dan Pemikiran Teologiknya. Jurnal Al-Jamiah. No. 45. 1991

Muhammad Yasir. Syed Amir Ali: Rekonstruksi Islam. Jurnal Ushuluddin. Vol. 16. No. 2. 2010.
Rahmawati. Sayyid Ameer Ali: Telaah terhadap Ide Pembaharuan Islam. Jurnal Adabiya. Vol.
IX. No. 2. 2009.

Siti Hardianti. Pembaharuan Pemikiran Islam Menurut Sayyid Amir Ali di India. Tesis Jurusan
Pemikiran Islam Program Pascasarjana UIN Sumatera Utara. 2016.

Anda mungkin juga menyukai